Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH GIZI KULINER KELOMPOK 1

“Rendang Khas Sumatera Barat”

OLEH:

Isnah Q1A119042

Elsa Astia Iq Rada Q1A119035

Dilla Praticia Q1A118100

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keanekaragaman masyarakat Indonesia, selain ditandai oleh beragamnya bahasa daerah
dan adat-istiadat, juga beragamnya masakan tradisional khas masing-masing daerah. Hampir
setiap daerah di Indonesia memiliki makanan dengan ciri khas dan keunikan tersendiri, terutama
dalam hal bahan baku, cara pengolahan, penyimpanan, dan penyajiannya.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di Indonesia. Sumatera
Barat memiliki kekayaan alam dan budaya yang sungguh luar biasa, hal ini menjadikan
Sumatera Barat juga memiliki keanekaragaman kuliner kaya akan cita rasa dan varian. Salah
satu keberagaman kuliner yang dimiliki Sumatera Barat adalah makanan tradisional rendang
yang memiliki cita rasa yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Makanan
khas rendang Sumatera Barat mendapatkan pengakuan CNN Internasional sebagai hidangan
terlezat di dunia. Rendang berasal dari kata “merandang” yang artinya memasak dengan
memanaskan santan yang diberi bumbu dengan bahan tertentu dan diaduk tanpa henti (Murdijati,
et.,al 2019). Makanan lezat seperti kadar protein, kadar lemak, karbohidrat, kadar serat, kadar
abu dan juga kadar air.
Hidangan khas Sumatera Barat ini tersedia di seluruh pelosok nusantara. Variasi bahan
baku untuk masakan asal Sumatera Barat ini sungguh banyak. Cita rasa yang utama di temui
pada masakan khas Minang adalah gurih dan pedas. Rasa gurih dan pedas tersebut diperoleh dari
santan dan cabai merah yang memang banyak di konsumsi orang Minang.
Makanan tradisional rendang ini memiliki warna cokelat kehitaman yang dihasilkan dari
santan dan bumbu-bumbu yang diaduk secara terus menerus hingga kering. Proses pembuatan
rendang, terutama rendang daging membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada zaman
dahulu masyarakat Minangkabau menggunakan tungku yang berbahan bakar kayu.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan rendang?
2. Bagaimana sejarah dari rendang makanan khas Sumatera Barat?
3. Bagaimana filosofi dari rendang makanan khas Sumatera Barat?
4. Apa bahan yang digunakan untuk membuat rendang makanan khas Sumatera Barat?
5. Bagaimana cara atau proses pembuatan rendang makanan khas Sumatera Barat?

1.3. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk dapat mengetahui pengertian rendang
2. Untuk dapat mengetahui sejarah dari rendang makanan khas Sumatera Barat
3. Untuk dapat mengetahui filosofi dari rendang makanan khas Sumatera Barat
4. Untuk dapat mengetahui bahan yang digunakan untuk membuat rendang makanan khas
Sumatera Barat
5. Untuk dapat mengetahui cara atau proses pembuatan rendang makanan khas Sumatera Barat
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Definisi Rendang

Rendang adalah masakan tradisional berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat, yang
terbuat dari daging sapi, santan, cabai dan bumbu rempah-rempah lainnya. Makanan rendang
khas dari Sumatera Barat mendapatkan pengakuan CNN Internasional sebagai hidangan terlezat
di dunia. Makanan lezat seperti kadar protein, kadar lemak, karbohidrat, kadar serat, kadar abu
dan juga kadar air. Istilah rendang atau dalam pelafalan orang Minang yakni randang, berasal
dari kata merandang yang bermakna "secara lambat". Proses memasaknya memakan waktu yang
cukup lama yaitu sekitar empat jam hingga menjadi benar-benar kering dan menghitam serta
ketelatenan. Oleh sebab itu, proses ini mengajarkan nilai kesabaran bagi pembuatnya. Rendang
dapat dijumpai diseluruh rumah makan Padang yang ada di luar Minangkabau. Ciri khas rasa
rendang adalah daging yang empuk dengan rasa rempah-rempah yang sangat menyatu.

2.2. Sejarah Rendang

Sejarah rendang tidak lepas dari kedatangan orang-orang India ke kawasan pantai barat
Sumatera. Hal ini diperkuat pada abad ke-14, sudah banyak orang-orang India yang tinggal di
daerah Minangkabau dan mereka memperkenalkan bumbu serta rempah-rempah ke masyarakat
setempat. Hingga pada abad ke-15 India memperkenalkan masakan kari lalu diolah menjadi
masakan rendang oleh masyarakat setempat pada saat itu. Ahli waris dari kerajaan Pagaruyuang
juga memperkuat fakta ini bahwa “rendang merupakan kari yang diproses lebih lanjut.
Yang membuatnya berbeda adalah rendang memiliki sifat yang lebih kering, sehingga rendang
bisa lebih awet lama dibandingkan dengan masakan kari”.
Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi
masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang
dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi,
rendang telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni
memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya yaitu mulai dari
Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni
perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan
Semenanjung Malaya.

Seorang Sejarawan Universitas Andalas bernama Prof. Gusti Asnan menyatakan bahwa
rendang sudah ada sejak abad ke-16 masehi. Perjalanan melewati sungai dan memakan waktu
lama, rendang menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal. Karena memakan waktu yang lama
mereka membawah makanan yang tahan lama yaitu rendang. Hal ini karena rendang kering
sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala
merantau atau dalam perjalanan niaga. Rendang dipercayai sudah ada sejak perayaan adat
pertama diselenggarakan di Minangkabau. Di daerah asalnya Minangkabau, rendang biasanya
disajikan dalam berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa seperti upacara batagak
panghulu, upacara perkawinan (baralek), upacara sunat rasul dan upacara turun mandi.
Persebaran rendang di Indonesia tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat
Minangkabau, yaitu merantau. Tekstur rendang asli yang kering dan bisa bertahan hingga
berbulan-bulan, membuat rendang menjadi bekal yang biasa dibawa oleh orang Minangkabau
saat melakukan perjalanan berbulan-bulan menggunakan kapal laut sejak zaman dulu.

2.3. Filosofi Rendang

Rendang adalah salah satu hidangan hantaran dalam upacara adat Minang Rendang
memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi
tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat baik dalam
penyelesaian dalam suatu masalah ataupun pengambilan kebijakan. Bahan-bahan pembuat
rendang melambangkan 4 unsur keutuhan masyarakat Minangkabau:
1. Daging sapi melambangkan para pemimpin suku adat atau yang dalam bahasa Minangkabau
disebut niniak mamak.
2. Buah kelapa yang menghasilkan santan melambangkan kaum intelektual atau yang dalam
bahasa Minangkabau disebut cadiak pandai.
3. Cabai atau lado melambangkan tokoh agama atau alim ulama yang tegas dalam mengajarkan
syariat islam.
4. Bumbu rempah yang melambangkan keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap
perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu
kehormatan. Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya.
Rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun,
pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.

2.4. Bahan-Bahan Dalam Proses Pembuatan Rendang

 Bahan yang digunakan dalam pembuatan rendang yaitu:


1. Daging sapi 1kg
2. Santan kental 1000 ml
3. Santan cair 1000 ml (santan kental dan cair dari 3 butir kelapa)
4. Kelapa sangrai
5. Serai 2 batang, memarkan
6. Daun jeruk purut 5 lembar
7. Daun salam 1 lembar
8. Asam kandis 2 buah
 Bumbu yang dihaluskan:
1. Cabe merah 250 gram
2. Bawang putih 4 siung
3. Bawang merah 10 butir
4. Jahe
5. Kunyit
6. Lengkuas
7. Garam secukupnya atau penyedap rasa

2.5. Proses pembuatan rendang

Cara membuat rendang daging yaitu:


1. Menumis semua bumbu halus, serai, daun jeruk, dan daun salam.
2. Kemudian memasukan santan cair aduk hingga mendidih
3. Memasukkan daging yang sudah dipotong-potong, kemudian masak lagi hingga
santannya kental.
4. Memasukkan santan kental dan kepala sangrai masak mulai mengering
5. Mengkecilkan api lalu aduk aduk terus hingga daging empuk dan berwarna kecoklatan
serta berminyak.
6. Rendang siap disajikan.
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Rendang adalah masakan tradisional berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat, yang
terbuat dari daging sapi, santan, cabai dan bumbu rempah-rempah lainnya. Makanan rendang
khas dari Sumatera Barat mendapatkan pengakuan CNN Internasional sebagai hidangan terlezat
di dunia. Makanan lezat seperti kadar protein, kadar lemak, karbohidrat, kadar serat, kadar abu
dan juga kadar air. Istilah rendang atau dalam pelafalan orang Minang yakni randang, berasal
dari kata merandang yang bermakna "secara lambat".

Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi


masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang
dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi,
rendang telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya.

Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang


memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan
mufakat baik dalam penyelesaian dalam suatu masalah ataupun pengambilan kebijakan. Bahan-
bahan pembuat rendang melambangkan 4 unsur keutuhan masyarakat Minangkabau yaitu daging
sapi melambangkan para pemimpin suku adat, buah kelapa yang menghasilkan santan
melambangkan kaum intelektual, cabai atau lado melambangkan tokoh agama atau alim ulama
yang tegas dalam mengajarkan syariat islam, bumbu rempah yang melambangkan keseluruhan
masyarakat Minangkabau.

3.2. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
atau kekeliruan. Karena itu, penulis sangat mengharapkan bimbingan dan masukan dari pembaca
dalam menyempurnakan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, S. N. 2015. Perilaku Konsumen Rumah Tangga Dalam Memilih Daging Sapi di Kota
Padang (The Behavior of Household Consumers in Choosing The Beef in Padang). Jurnal
Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 15(2).
Arlinda, Y. A., Devi, M., & Hidayati, L. 2021. Analisis Perbedaan Hidangan Rendang Khas Nasi
Padang Dan Rendang Khas Nasi Kandar Terhadap Kadar Proksimat. Prosiding Pendidikan
Teknik Boga Busana, 16(1).
Walia, B., & Gusnita, W. 2020. Quality Of Meat Rendang With Different Heating Tools. Jurnal
Pendidikan Tata Boga dan Teknologi, 1(3):136-141.

Fitri, Y. Y., & Gusnita, W. 2019. Standarisasi Resep Rendang Daging Di Kabupaten
Solok. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 2(9):18-36.

Anda mungkin juga menyukai