Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat danKarunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan baik dan benar, serta
tepat pada waktunya.
Dalam laporan ini kami akan membahas mengenai sejarah rending belut dari wilayah Lima
Kaum. Laporan ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak dan sumber
internet untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Batusangkar, 4 Oktober 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rendang merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat.
Biasanya rendang disajikan dalam rangka acaraacara adat seperti acara pernikahan, ‘makan bajamba’ dan
acara-acara penting lainnya. Pada saat ini rendang sudah bisa dijumpai dimana-mana bahkan sampai ke
mancanegara, karena rasanya yang enak sehingga rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat
pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Food (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh
CNN Internasional, pada tahun 2017.
Belut di Indonesia tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara
Barat. Belut memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik lokal maupun internasional. Permintaan belut baik
di pasar domestik maupun mancanegara cenderung meningkat (Kuncoro, 2010; Muktiani, 2011). Kota
Padang merupakan salah satu daerah penghasil belut di Sumatra Barat. Belut dikenal sebagai salah satu
bahan makanan yang mengandung banyak unsur gizi, tingginya gizi yang terkandung pada belut,
menjadikan belut banyak diminati oleh masyarakat bahkan sampai ke luar negeri. Disamping itu,
kandungan fosfor, vitamin A dan C belut lebih tinggi bila dibandingkan dengan daging sapi dan telur
(Ruslan, 2007). Pengolahan 2 belut, seperti halnya pengolahan daging lain bertujuan untuk
memperpanjang masa simpan, memperbaiki sifat organoleptik, menambah variasi bentuk olahan dan
memungkinkan tersedia-nya produk olahan daging setiap saat. (Failisnur, 2012).
Rendang belut mempunyai rasa yang enak dan khas, dimasak dalam waktu yang lama yaitu sekitar 5-
6 jam pada suhu 80-93oC, dapat dijadikan oleh-oleh untuk lauk pauk pendamping nasi atau sebagai bekal
dalam perjalanan jauh dan memakan waktu cukup lama. Selama proses pemasakan tersebut komponen
gizi yang berasal dari bahan baku rendang belut akan mengalami perubahan disebabkan terjadinya reaksi-
reaksi kimia seperti oksidasi, hidrolisis, reaksi pencoklatan non enzimatis (maillard), denaturasi protein
dan reaksi kimia lainnya, sehingga perlu diketahui karakteristik rendang belut setelah di produksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu rendang belut?
2. Apa saja bahan pembuatan rendang belut ?
3. kandungan dan kegunaah bahan pembuatan rendang belut ?
4. bagaimana cara pembuatan rendang belut ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan peniliti membuat laporan ini adalah untuk menambah wawasan pembaca tentang
pembuatan rendang belut di Lima Kaum, bahan-bahan pembuatan rendang belut, dan
mengetahui informasi tentang manfaat bahan-bahan pembuatan rendang belut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Rendang Belut
Dalam pelafalan orang Minangkabau, randang berasal dari kata”marandang” yang
bermakna “secara lambat”. Dalam bahasa Minangkabau marandang artinya memasak sesuatu
berbahan santan dengan proses yang lambat (api kecil) hingga mengering. Bagi masyarakat
minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan
dalam acara adat dan hidangan keseharian.
Rendang belut adalah variasi rendang yang berbahan utama belut. Masakan ini
merupakan masakan tradisional khas Minangkabau terutama di wilayah Lima Kaum,
Batusangakar, Sumatera Barat. Sama halnya dengan rendang lainnya, rendang belut ini
dihidangkan dalam acara adat seperti acara perhelatan, turun mandi, khitanan, batagak penghulu,
dsb.
Rendang belut bagi orang minang tidak hanya sebagai suatu masakan melainkan juga erat
kaitannya dengan kebudayaan minang. Dilihat dari sejarah nya keberadaan rendang berkaitan
dengn tradisi merantau dan budaya pandai besi di minang kabau.
Orang minang terkenal dengan budaya merantau yaitu, meninggalkan kampung halaman
di Sumatera Barat, dan berjuang di kampung halaman orang. Sejak dulu orang Minangkabau
yang merantau akan dibekali rendang belut karena bisa awet dan tahan lama.
Perjalanan merantau pada saat itu belum menggunakan transpotasi pada saat ini. Jadi,
dahulu orang minang menumpangi kapal atau bus yang membutuhkan waktu cukup lama untuk
sampai ketanah rantau. Sehingga dibekali rendang belut agara dapat dijadikan bekal perjalanan.
Rendang belut ini telah menjadi makanan khas minang dan di warisi secara turun temurun
diwilayah Lima Kaum.

2.2 Bahan Pembuatan Rendang Belut


1 Adapun bahan utamanya yaitu :
1. Belut
2. Santan
2 .Bumbu yang dihaluskan yaitu :
1. Jahe
2. Kunyit
3. Lengkuas
4. Bawang merah
5. Bawang putih
6. Serai
7. Ketumbar
8. Kemiri
9. Buah pala
10. Kayu manis
11. Kapu laga
12. Pekak
13. Cabe merah
3. Dedaunan yang diperlukan :
1. Daun kunyit
2. Daun salam
3. Daun jeruk purut
4. Daun suren
5. Daun tapak leman
6. Daun sirih
7. Daun kesembutan
8. Daun pudding merah
9. Daun pudding hitam
10. Daun jambu biji
11. Daun mali-mali
12. Daun pudding panjang
13. Asam kesembi
14. Asam batang
15. Asam beriang
4. Cara pembuatan rendang belut :
1.Membersihkan belut
2.Setelah belut dibersihkan belut di goreng di minyak panas di atas kompor
3.Selanjutnya haluskan bumbu
4.Selanjutnya tumis bumbu yang telah di haluskan
5.Setelah di tumis tiriskan bumbunya
6.Masukan santan ke kuali dan masukan bumbu yang di tumis tadi
7.Jika santan sudah tanak dan keluar minyak masukan belut
8.Masak sampai warnanya kecoklatan dengan api sedang sambil di aduk sekali sekali
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rending belut berasal dari bahasa minang randang baluik. Randang baluik adalah variasi
rendang berabahan belut. Masakan ini merupakan masakan tradisional khas minang yang
terutama terdapat di kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Rendang belut dhidangkan
bersamasama dengan masakan lain dalam perhelatan adat Minang Kabau. Seperti upacara
pernikahan,batagak penghulu, turun mandi, khitanan, dan sebagainya. Rendang belut juga
berkaitan dengan kebudayaan minang yaitu tradisi meratntau. Bahan yang digunakan untuk
pembuatan rendang belut bervariasi daun dan memiliki kegunaan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai