Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan sedikitpun.
Tujuan saya membuat makalah ini sebagai tambahan referensi bagi para siswa-siswa
yang membutuhkan ilmu atau pengetahuan tambahan tentang "Rendang". Mengetahui
filosofi makanan khas daerah Sumatra Barat ini.
Saya menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna
maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari guru dan pembaca makalah ini.
Harapan saya makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman
pembaca
Semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses pembelajaran terima kasih.
2
A. Sejarah Rendang
Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat
Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang
dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang
diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini
berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya yaitu mulai dari Mandailing, Riau, Jambi,
hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena
Sejarawan Universitas Andalas Prof. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang
tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal
abad ke-16. "Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi
pilihan tepat saat itu sebagai bekal." Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga
berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga. Rendang
juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa
rendang sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).
B. Filosofi Rendang
Rendang adalah salah satu hidangan hantaran dalam upacara adat Minang Rendang
Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu
musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan
2
1. Dagiang (daging sapi)
2. Karambia (kelapa)
3. Lado (cabai)
merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
4. Pemasak (bumbu)
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap
menyambut tamu kehormatan. Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau
Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri
khitanan. ulang tahun, pernikahan. barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri
2
2. santan kental 1000 ml
3. santan cair 1000 ml (santan kental dan cair dari 3 butir kelapa)
4. kelapa sangrai
2
1. Tumis semua bumbu halus, serai, daun jeruk, dan daun salam.
2. Kemudian masukan santan cair aduk hingga mendidih.
3. Masukkan daging yang sudah dipotong-potong kemudia masak lagi hingga santannya
kental.
4. Masukkan santan kental dan kepala sangrai masak mulai mengering.
5. Kecilkan api lalu aduk aduk terus hingga daging empuk dan berwarna kecoklatan serta
berminyak.
6. Rendang siap disajikan.