Anda di halaman 1dari 7

Nama : Zahratul Aini Bediona

NIM : 2101113495

Kelas : UPW – A

Dosen : Diah Anugrah Dipuja, M.Pd

Mata Kuliah : Budaya Melayu

Makanan Khas Riau

1. Lempok Durian
a. Sejarah

Awalnya Lempok Durian (di bengkalis lebih dikenal dengan sebutan lempuk durian) mulai
dibuat dan dikomersilkan sejak tahun 1991 oleh seorang warga Kota Bengkalis bernama Selamat
alias Ahok. Musim durian terjadi dua tahun sekali dan diluar musim stok durian selalu tersedia di
Kota Bengkalis. Ketersedian pasokan durian yang
melimpah menjadikan harganya sangat murah.
Sehingga muncul ide untuk meningkatkan nilai
ekonomis nya dalam bentuk olahan pangan yang mirip
dodol, yaitu lempok durian. Produksi dan pemasaran
lempok durian hanya berada diseputaran kota
Bengkalis dan sekitarnya. Lempok durian dijual ke
toko-toko makanan. Kemudian toko-toko tersebut
mengemas dan memberikan merk mereka masing-masing lalu memasarkannya kembali. Kini
lempok durian tidak hanya dikenal oleh masyarakat Kota Bengkalis, namun tersebar hingga ke
kota-kota lain seperti Pekanbaru dan daerah lainnya. Lempok durian dapat ditemui diberbagai
toko makanan selama berada di Provinsi Riau, hal ini menjadikan nya makanan khas asal Riau,
sehingga wisatawan yang berkunjung menjadikannya oleh-oleh khas.

b. Bahan dan Cara Pembuatan

Pembuatan lempok durian sangat mudah dan bisa dilakukan dalam skala rumahan. Bahan-
bahan yang dibutuhkan juga tidak banyak, durian, gula, dan garam secukupnya. Gula yang
digunakan adalah gula merah (gula aren atau gula kelapa) atau gula pasir, gula disini berfungsi
sebagai pengawet alami. Cara membuatnya yaitu :

 Buah durian diambil dagingnya saja.


 Penggunaan gula dan garam dilakukan sesuai kebutuhan, karena kadang lempok
hanya didominasi oleh bahan daging durian.
 Selanjutnya bahan tersebut dicampur menjadi adonan
 Lalu dimasukkan ke dalam kuali di atas api sedang.
 Adonan diaduk hingga menjadi empuk mengental.
 Untuk menghasilkan Lempok Durian yang lezat dibutuhkan waktu sekitar 3-4 jam.
 Ketika sudah masak, selain kenyal tanda lain nya adalah adonan tidak lengket di
tangan, adonan lempok durian didinginkan dengan mematikan api.
 Kemudian dilanjutkan dengan proses pengemasan menggunakan kemasan plastik
dengan berbagai bentuk dan ukuran
2. Ikan Salai
a. Sejarah

Ikan salai dikenal dengan sebutan ikan asap. Ikan segar diambil, dibersihkan jeroannya,
kemudian disalai atau diasapi. Jadilah, ikan asap yang memiliki cita rasa enak dan awet. Nama
ikan salai sendiri berasal dari proses masaknya yang disalai atau diasap.

Ikan Salai dikatakan muncul secara tidak sengaja. Konon, masyarakat melakukan proses
penjemuran daging ikan dengan terik matahari. Namun, terik matahari tidak selalu ada. Sehingga
cara yang ditempuh adalah memanaskannya
dengan api melalui asapnya. Proses ini
membuat warna ikan menjadi kecoklatan
dengan aroma yang khas. Yang menarik, cita
rasanya menjadi lebih enak lantaran diasapi.
Alhasil, metode pengasapan ini terus
dikembangkan sampai hari ini.

Pengasapan ini menjadi solusi utama dikala


banyaknya ikan tangkapan di kawasan tersebut. Bila ikan tidak bisa didistribusikan semuanya,
dan dikhawatirkan ikan akan membusuk, makanya, ikan-ikan ini kemudian diasapi.

b. Bahan dan Cara Pembuatannya


1) Prinsip Pengasapan

Proses pengasapan ikan merupakan gabungan aktifitas penggaraman, penggeringan dan


pengasapan. Adapun tujuan utama proses penggaraman dan penggeringan adalah membunuh
bakteri dan membantu mempermudah melekatnya partikel-partikel asap waktu proses
pengasapan berlangsung.

Dalam proses pengasapan,unsur yang paling berperan adalah asap yang dihasilkan dari
pembakaran kayu. Pada pengasapan menghasilkan efek pengawetan yang berasal dari beberapa
senyawa kimia yang terkandung di dalamnya, khususnya senyawa-senyawa :

 Aldehide ( formaldehide dan acetaldehyde), dan


 Asam-asam organic (asam semut dan asam cuka)
2) Bahan Baku
 Ikan

Ikan yang akan diolah harus dalam keadaan segar dan tidak mengalami cacat fisik. Berbagai
jenis ikan diolah menjadi produk asap misalnya tongkol, cucut, tenggiri, belanak, bandeng, cumi-
cumi, dll

 Bahan Bakar / Kayu

Untuk menghasilkan ikan asap yang bermutu tinggi sebaiknya digunakan jenis kayu yang
mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsure phenol dan asam organik tinggi, karena
kedua unsur lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan dapat menghasilkan rasa, aroma maupun
warna dagingikan asap yang khas. Sebaiknya digunakan jenis kayu yang keras atau tempurung
kelapa sebagai bahan bakar.

3) Metode Pengasapan

Pengasapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengasapan dingin dan pengasapan panas :

 Pengasapan dingin (cold smoking) adalah proses pengasapan dengan cara meletakkan ikan
yang akan diasap agak jauh dari sumber asap (tempat pembakaran kayu), dengan suhu sekitar
40 – 500C dengan lama proses pengasapan beberapa hari sampai dua minggu
 Pengasapan panas ( hot smoking )
Pengasapan panas (hot smoking) adalah proses pengasapan ikan dimana akan diasapi
diletakkan cukup dekat dengan sumber asap.Suhu sekitar 70 – 1000C, lamanya pengasapan 2
– 4 jam
4) Cara Membuat Ikan Asap
 Buang insang dan isi perut melalui tutup insang / rongga mulut dengan menggunakan pinset
atau kawat lengkung
 Cuci bersih dan tiriskan
 Buat larutan garam 20 – 25% ( untuk 8 kg ikan siapkan 5 liter air dan tambahkan 1 – 1 ¼ kg
gram )
 Rendam ikan dalam larutan garam tersebut selama 30 – 60 menit dan beri pemberat di
atasnya agar ikan tidak terapung
 Cuci ikan , kemudian tiriskan sambil diangin-anginkan sampai permukaan ikan kelihatan
kering. Penirisan ikan dengan cara mengantung ikan pada kawat (mengait bagian anus
dengan posisi mulut di bawah)
 Nyalakan kayu bakar dalam rumah asap, sampai didapat asap dengan temperature ruang 60 –
700C
 Atur ikan di atas rak pengasapan kemudian lakukan proses pengasapan sampai ikan matang
dan berwarna kuning kecoklatan mengkilap
 Keluarkan rak ikan dari rumah asap dan biarkan hingga dingin.
3. Nasi Lemak
a. Sejarah

Berdasarkan penelitian, nasi lemak ternyata berasal dari Malaysia. Cerita bermula dari
sepasang ibu dan anak bernama Mak Kuntun dan Seri. Suatu hari, Mak kuntum terpaksa pergi
dan menyerahkan putrinya untuk urusan memasak.

Namun, putrinya tidak sengaja menumpahkan santan ke dalam panci nasi saat memasak.
Setelah masakannya matang, ibunya mencicipi masakan
tersebut dan berkata "Apa kau memasak ni, Seri? (Apa
yang kamu masak, Seri?)." Anaknya pun menjawab,
"Nasi le, Mak! (Nasi, Ibu).".Hingga kini, masakan nasi
dengan santan dinamakan nasi lemak.

Ariffin juga menjelaskan bahwa berdasarkan


penelitiannya, nasi lemak berasal dari kawasan pantai
barat Malaysia. Skelchy juga setuju bahwa asal-usulnya
makanan ini berasal dari Bahasa Melayu.

b. Bahan dan Cara Pembuatan

Bahan untuk pembuatan nasi lemak termasuk mudah ditemukan dan dan ramah di kantong.
Terbagi atas tiga bagian, yaitu :

1) Bahan untuk membuat nasi lemak :


 2 mangkuk beras
 3 biji bawang merah yang telah diiris halus
 2 potong jahe
 1 mangkuk santan
 Sehelai daun pandan
 Garam
 Air
2) Keperluan saus
 3 biji bawang putih dan bawang merah
 4 sdm saus cabai (dapat berupa saus botolan atau cabai yang telah dihaluskan
sebelumnya)
 2 potong jahe
 Garam
 Gula
 2 sdm asam jawa
 Minyak sayur
3) Lauk yang diperlukan
 Ikan teri secukupnya
 1 mangkuk kecil kacang
 3 butir telur

Cara mengolah yang hanya membutuhkan waktu 20 menit saja. Caranya adalah sebagai berikut :

 Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasak nasi dengan memasukkan beras
bersama bawang, jahe, daun pandan, garam, tambahkan santan dan sedikit air. Tunggu
nasi hingga pulen.
 Sembari menunggu nasi lemaknya, siapkan saus dengan menghaluskan bawang merah,
bawang putih, jahe dan sedikit air. Setelah cukup halus, tumis dengan minyak sayur, lalu
masukkan cabai. Tambahkan asam jawa, garam, dan gula sesuai selera.
 Selain itu, siapkan lauk. Goreng ikan teri dan kacang.
 Rebus tiga telur yang telah disiapkan sebelumnya. Perihal lauk, kamu bisa menambahkan
ayam atau daging.

4. Kue Asidah

a. Sejarah

Kue asidah khas Riau merupakan adaptasi dari camilan


manis Arab bernama asida. Namun, dalam rasanya memang
sudah disesuaikan dengan lidah masyarakat setempat. Nah,
jika di Timur Tengah makanan ini dijadikan sebagai sarapan
maka berbeda dengan kue asidah. Kue ini hanya untuk acara
tertentu saja, misalnya kenduri, hari raya keagamaan,
syukuran, atau sebagai hantaran pernikahan.

Kue asidah ternyata sudah ada sejak zaman dahulu. Kue kenyal ini ternyata menjadi makanan
para raja-raja di Indragiri Riau. Kue asidah salah satu hidangan yang hanya dibuat untuk acara-
acara penting disana. Oleh karena itu untuk mendapatkan kue ini memang agak sulit.

b. Bahan dan Cara Pembuatannya

Bahan-bahan :

 2 gelas tepung terigu


 1 btr telur
 3 gelas air
 1 gelas gula pasir
 2 bj cengkeh & 1 cm kayu manis, tumbuk halus
 100 gr margarin, cairkan
 1/2 sdt garam
 1 lbr daun pandan, tumbuk
 100 gr bawang merah, iris tipis
 6 sdm minyak goreng utk menggoreng bawang merah

Cara membuat :

1) Goreng bawang merah yg sdh diiris tipis dgn 6 sdm minyak sampai kuning, tiriskan.
2) Campur minyak sisa menggoreng bawang dgn margarin yg telah dicairkan, aduk rata.
Digunakan utk bahan olesan.
3) Ayak tepung terigu lalu masukkan gula pasir, telur yg telah dikocok lepas, garam &
tumbukan cengkeh, kayu manis, & daun pandan. Aduk hingga tercampur rata.
4) Lalu saring adonan ke dalam wajan tambahkan 5 sdm campuran utk bahan olesan td.
Nyalakan api gunakan api sedang lalu aduk2 terus hingga mengental & tidak lengket
ditangan.
5) Bentuk sesuai selera, beri olesan margarin yg telah dicampur tadi lalu taburi bawang
merah goreng.

5. Lopek Bugi
a. Sejarah

Konon ceritanya kue ini berasal dari tanah Bugis,


Makassar. Seorang pelayar Bugis memperkenalkan kue
ini pada masyarakat Minang. Hingga kini kue ini masih
jadi kue tradisional yang cukup populer. Dan
popularitasnya semakin meningkat saat memasuki
bulan Ramadan.

Usaha lopek bugi pertama kali dikembangkan oleh Eri dan Emi pada tahun 2003. Awalnya,
lopek bugi ini hanya dijual di rumah makan milik orang tua Emi yang disajikan di meja makan.
Ternyata, banyak pengunjung rumah makan yang suka dengan lopek ini hingga permintaan pun
bertambah setiap hari. Sejak itulah, Eri dan Emi mulai membuka kios lopek bugi di tepi jalan
lintas Pekanbaru-Bangkinang. Kini, lopek bugi banyak ditemukan di Desa Bingkuang yang
berjarak 34 km dari pusat Kota Pekanbaru dengan harga Rp. 12.000/kotak.

Lopek bugi berasal dari kata lepat dan bugi. Lepat adalah sebutan untuk panganan yang
berasal dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang, sedangkan bugi adalah sebutan orang
Kampar untuk beras ketan yang di tumbuk halus menggunakan lesung. Jadi, kata bugi pada
lopek bugi Kampar bukan berasal dari kata “Bugis”.

b. Bahan dan Cara Pembuatan

Bahan yang harus dipersiapkan, yaitu :


 Tepung ketan hitam/putih (tergantung sukanya apa).
 Gula pasir.
 Kelapa parut.
 Garam secukupnya.
 Daun pandan.
 Air.
 Minyak goreng.

Sedangkan untuk peralatannya, yaitu :

 Daun pisang.
 Kukusan atau dandang.
 Kuali.
 Sendok
 Mangkok agak besar untuk wadah mengaduk tepung

Cara membuat intinya atau isian kelapa :

 Siapkan kelapa yang sudah diparut namun hanya menggunakan sisi yang putihnya saja.
 Panaskan air agak satu gelas kecil di dalam kuali. Kemudian setelah air mendidih,
masukkan gula putih ditambah sedikit garam supaya rasanya gurih.
 Setelah gula dan garam larut, masukkan parutan kelapanya.
 Lalu aduk sampai merata hingga air yang ada dalam kuali mengering, kemudian sisihkan.

Cara membuat adonannya :

 Tepung ketan yang ada ditambah sedikit gula, ditambahkan garam ¼ sendok makan.
 Kemudian aduk rata, dalam adonan harus terasa gula dan garamnya. Hal ini supaya
adonannya tidak terasa hambar.
 Tuangkan air putih sedikit demi sedikit kedalam adonan hingga adonan tercampur rata
dan bisa menggunakan sendok makan (catatan: tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras
agar tekstur lapeknya lembut dan kenyal).
 Setelah adonan jadi, tambahkan satu sendok minyak makan ke dalam adonan supaya
lapeknya tidak lengket di daun pisang.
 Setelah semua bahan telah siap, panaskan daun pisang sehingga bisa dilipat membentuk
seperti bungkus lapek bugih.
 Setelah itu, lumuri daun pisang dengan menggunakan minyak goreng sebelum diisi
adonan lapek dan intinya.
 Kukus lopek tersebut selama lebih kurang 20 menit supaya rasanya lebih enak dan
matang dengan sempurna.
 Lalu sajikan diatas piring.

Anda mungkin juga menyukai