Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM PEMBUATAN ROTI ”
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
pengaruh waktu pengembangan adonan terhadap kualitas dari roti yang dihasilkan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
biokimia, genetika, dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi secara klasik atau konvensional
adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan
barang dan jasa dalam skala industry untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika
ditinjau secara modern, bioteknologi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang
sudah direkayasa secara untuk menghasilkan barang dan jasa pada skala industri. Bioteknologi
mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri dan kapang. Selain itu bioteknologi
juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang dibiarkan sebagai bahan dasar sebagai
proses industri. Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi selat aubiomassa
dan perubahan atau transformasi kimia yang diinginkan. Misalnya saja pada pembuatan roti
Salah satu bahan baku roti yang paling penting dalam proses pembuatan soft bread adalah
ragi atau yeast. Ragi adalah mikroorganisme hidup yang berkembangbiak dengan cara memakan
gula. Fungsi utama ragi adalah mengembangkan adonan. Pengembangan adonan terjadi karena
ragi menghasilkan gas karbondioksida (CO2) selama fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap
dalam jaringan gluten yang menyebabkan roti bias mengembang. Komponen lain yang terbentuk
selama proses fermentasi adalah asam dan alkohol yang berkontribusi terhadap rasa dan aroma
akibat bertambahnya gas-gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dan protein larut, lemak
dan karbohidrat yang juga mengembang. Dalam proses ini terlihat dua kelompok daya yaitu daya
poduksi gas dan daya penahan gas. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi daya produksi gas
adalah konsentasi ragi roti, gula, malt, makanan ragi dan susu selama berlangsungnya fermentasi.
1.2. RumusanMasalah
1. Apakah perbedaan waktu pengembangan adonan roti dengan ragi akan mempengaruhi
kualitasnya ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui peran ragi dalam pembuatan roti
2. Membuktikan konsep bioteknologi
3. Untuk mengetahui cara pembuatan roti dengan bantuan ragi
1.5. Hipotesis
Roti yang didiamkan selama satu jam lebih mengembang dan lebih bagus dari pada roti
yang didiamkan selama satu hari maupun yang tidak didiamkan sama sekali.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. MetodePenelitian
a. Alat dan bahan
Alat:
1. Pisau
2. Baskom/wadah
3. Oven
4. Loyang
5. Pengaduk
6. Kain
7. Parutan
8. Mangkok
9. Sendok
Bahan:
1. 400 gr tepung terigu
2. 1sdt ragi
3. 5 sdm gula
4. 1/2 sdt garam
5. 200 ml susu uht
6. 1 butir telur
7. 2 sdm mentega
8. Keju
9. Madu
b. Cara Kerja
c. Hasil Pengamatan
Percobaan dilakukan 2 kali karena roti hasil percobaan pertama kurang memuaskan.
Percobaan kedua dilakukan dengan setengah bahan dari percobaan pertama. Pada percobaan
kedua, tepung yang digunakan dikurangi sedikit dan air yang diberikan pada adonan lebih
banyak dibandingkan dengan percobaan pertama. Selain itu suhu oven diturunkan menjadi
±160°C.
d. Analisis Data
Berikut perbandingan antara roti percobaan pertama dengan roti percobaan kedua :
– Pada proses pengulenan, adonan roti – Pada proses pengulenan, adonan roti
cepat kalis karena tidak terlalu lembek awalnya lembek dan sangat menempel pada
setelah diberi air. wadah serta tangan sehingga membutuhkan
– Setelah proses pengulenan, adonan waktu lebih lama untuk diuleni hingga kalis.
roti yang dihasilkan sedikit keras – Setelah proses pengulenan, adonan roti yang
sehingga sulit dibentuk. dihasilkan lebih lembut dan mudah dibentuk
Adonan roti
– Bagian luar roti keras dan tampak – Bagian luar roti tampak sedikit keras namun
seperti pia. tidak sekeras roti pada percobaan pertama.
– Bagian dalam roti sedikit keras dan – Bagian dalam roti padat namun tidak
kurang matang sekeras roti pertama.
Tekstur
Rasa
Dari kedua percobaan yang dilakukan, ditemukan pula beberapa hal :
Setelah proses fermentasi pertama, tercium bau alkohol pada adonan roti ketika diuleni
lagi.
Pada percobaan kedua, pemanggangan dilakukan dua kali. Pada roti yang dipanggang
pertama tidak diberikan perlakuan fermentasi kedua dan langsung dimasukkan ke oven
setelah diberi isi dan dibentuk. Sedangkan roti yang dipanggang kedua diberikan waktu
fermentasi kedua selama kurang lebih 1 jam. Pengamatan menunjukkan roti yang
dipanggang kedua berukuran lebih besar.
Pada beberapa menit pertama dalam oven, roti mengembang cepat.
BAB III
3.1. Kesimpulan
3.2 Dokumentasi
Kesa berada
dibelakang layar.
Daftar pustaka
1. https://www.academia.edu/5291140/LAPORAN_PRAKTIKUM_PEMBUATAN_ROTI_
DENGAN_FERMENTASI
2. http://www.bakerymagazine.com/2012/02/15/ragi-bahan-utama-pengembangan-adonan-
roti/
3. http://adiparmanlaode.blogspot.co.id/2012/11/laporan-praktikum-biologi-
terapan_202.html
4. http://sains.me/1392/mengenal-ragi-bahan-pengembang-roti.html/
5. http://www.resepmakananmu.com/resep-roti-manis-keju-empuk-lembut-ala-farah-quinn/
6. http://catatandapurdini.blogspot.co.id/2011/09/yang-perlu-anda-tahu-seputar-roti.html?
m=1
7. http://www.thekitchn.com/word-of-mouth-oven-spring-47327