Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 4

Tugas Sejarah
(Rendang)
F a s e X E - 2
NAMA ANGGOTA:
1.FATWA KHUMAYRA
2.M.EVAN TRI FEBRYAN
3.MUHAMMAD RASYA
4.NANDA ANUGRAH
5.RADHITYA PRATAMA
6.REYVAN MAHENDRA
Berita-Berita
Tentang Rendang
Rendang merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang telah
terkenal di seluruh dunia. Makanan ini dianggap sebagai agen
budaya Indonesia yang dapat memperkenalkan kekayaan kuliner
Indonesia kepada dunia internasional.
Survei dari CNN Internasional menyebutkan rendang menduduki
peringkat pertama dalam World's 50 Delicious Food pada 2011.
Rendang, yang diakui oleh UNESCO sebagai kuliner Indonesia sejak
2013.
Pada tahun 2016, situs berita CNN mengumumkan rendang khas
Sumatera Barat sebagai makanan nomor satu terenak di dunia. Lalu
pada tahun 2017, CNN kembali merilis daftar 50 makanan terenak di
dunia lewat 35.000 voting di media sosial Facebook. Hasilnya, rendang
khas Sumatera Barat kembali menduduki peringkat pertama.
Rendang adalah kuliner asli asal Minangkabau, Sumatra Barat. Orang
Minang menyebut kuliner ini dengan nama "randang". Asal katanya dari
marandang, yang berarti memasak santan hingga kering secara perlahan.
namun seringkali rendang diklaim oleh negara tetangga yaitu malaysia.
Melansir dari berbagai sumber, Rendang menjadi salah satu kekayaan
kuliner nusantara yang diklaim Malaysia. Klaim atas makanan yang
disebut sebagai masakan terenak di dunia versi CNN itu lantaran banyak
orang Sumatera Barat yang tinggal di Malaysia dan memasak Rendang.
Dalam seporsi Rendang ada rasa manis, asin, rasa berbagai rempah, dan
pedas. Kekayaan rasa dalam rendang membuatnya berkesan bagi orang
yang baru pertama kali mencicipinya. Itulah yang membuat Rendang jadi
makanan terenak di dunia bersanding dengan masala dosa dari India.
Asal Usul Rendang
Asal usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatra, khususnya Minangkabau.
Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah
menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan
hidangan keseharian.
Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang
menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke
kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing, Riau,
Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni
perantau asal Minangkabau.
Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatra dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga, rendang telah
menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan
berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16.
“Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu
lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai
bekal.”
Hal ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan
hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan bekal kala
merantau atau dalam perjalanan niaga.
Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik seperti
Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah
dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan
abad ke-16).
Kelahiran rendang tak luput dari pengaruh beberapa negara,
misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para
pedagang Gujarat, India. Karena diaduk terus-menerus,
rendang identik dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah.
Pertama Kali Rendang Di Temukan
Salah satu literatur yang membahas
tentang rendang sebagai masakan
tradisional dari Minangkabau ditemukan
pada awal abad ke-19. Namun, menurut
Gusti Anan, seorang sejarawan dari
Universitas Andalas, rendang sudah
muncul sejak abad ke-16.
Filosofi Rendang
Rendang, memiliki posisi istimewa dalam budaya masyarakat Minang. Rendang memiliki
filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat, yaitu musyawarah dan
mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan
masyarakat Minang.
Secara simbolik, dagiang (daging sapi) melambangkan "niniak mamak" (para pemimpin
suku adat), karambia (kelapa) melambangkan "cadiak pandai" (kaum Intelektual), lado
(cabai) melambangkan "alim ilama" yang tegas untuk mengajarkan syariat agama, dan
pemasak (bumbu) melambangkan keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap
perayaan adat, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut
tamu kehormatan.
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Bengkulu, Palembang, Lampung, Medan atau
Semenanjung Malaya, rendang menjadi hidangan istimewa yang dihidangkan dalam
kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan,
seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.
Bahan Dan Cara Membuat Rendang
Bahan:
- 500 gr daging
- 1 batang serai geprek
- 3 lembar daun jeruk Cara membuat:
- 2 lembar daun salam 1. Cuci bersih daging, potong sesuai selera, beri perasan jeruk
- 1 ruas lengkuas geprek nipis, lalu cuci lagi
- 2 cm kayu manis 2. Haluskan bumbu, lalu tumis bumbu halus dengan serai, daun
- 1 sdt gula merah
jeruk, daun salam, kayu manis dan lengkuas sampai matang
- 1 sdt kaldu sapi dan garam
- 1/2 sdt jintan bubuk 3. Masukkan daging, aduk rata, lalu masukkan santan. Masak
- 1/2 sdt merica bubuk dengan api kecil sambil sesekali diaduk.
- Jeruk nipis 4. Kemudian masukkan garam, kaldu, jintan, merica dan gula
- 500 ml santan dari 1/2 kelapa
Bumbu halus:
merah, diamkan hingga bumbu meresap dan airnya menyusut.
- 4 siung bawang putih 5. Koreksi rasa, angkat dan hidangkan.
- 6 butir bawang merah
- 2 butir kemiri
- 1/2 sdt ketumbar
- 3 cabai merah besar (buang bijinya)
- 2 cm kunyit
- 3 cm jahe
Rendang
Pertanyaan
1. Apa Filosofi Rendang?
2. Siapa Yang Mengklaim Rendang Dari Indonesia?
3. Kapan Rendang Pertama Kali Ditemukan?
4. Dimana Rendang Pertama Kali Dibuat?
5. Mengapa Rendang Dinobatkan Sebagai Makanan
Terenak Didunia?
6. Bagaimana Cara Membuat Rendang?
Terimakasih Telah
Memperhatikan
Presentasi Dari Kami

Anda mungkin juga menyukai