Selain untuk mempertahankan tradisi, Makan Bajamba juga pernah meraih penghargaan MURI.
Pada tanggal 1 Desember 2006, tradisi Makan Bajamba dilakukan di kota Sawahlunto tercatat dalam
Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai acara makan bersama terbanyak dan terpanjang dengan
peserta 16.322 orang.
Begitu banyak adat dan budaya yang ada di tanah Minangkabau, mulai dari kuliner, bangunan
adat, hingga tradisi yang masih kental. Hal tersebut membuat tanah Minangkabau menjadi salah
SD MUHAMMADIYAH 6 SURABAYA – QUR’ANIC AND INTERNATIONAL INSIGHT
satu warisan Indonesia dan banyak menarik perhatian masyarakat dari daerah lain, bahkan dari
negara lain. Akan tetapi, kita juga turut serta menjaga warisan budaya yang ada di tanah
Minangkabau dengan cara mengetahui dan mempelajarinya serta menyebarluaskan kebudayaan
tersebut.
Masyarakat Minangkabau membawa dan menyiapkan makanan untuk melakukan tradisi Makan
Bajamba
Ngaben merupakan salah satu upacara yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Upacara
Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah. Upacara Ngaben dipercaya sebagai simbol untuk
menyucikan roh orang yang telah meninggal.
Nina bersekolah di SD Nusantara. Teman-teman Nina berasal dari berbagai macam suku
bangsa. Ada yang dari suku Jawa, Betawi, Sunda, Dayak, dan lain sebagainya. Meskipun mereka
berbeda suku, tetapi mereka saling menghargai dan menghormati. Hal itu ditunjukkan dengan tidak
memilih dalam berteman. Semuanya berteman dengan baik.
Pada suatu hari, Bu Guru memberikan tugas menceritakan kebaragaman yang ada di
Indonesia. Bu Guru meminta masing-masing siswa menceritakan kekhasan yang ada di daerah
masing-masing.
Nina mendapat kesempatan pertama. Nina menceritakan makanan khas yang ada di Jakarta,
yaitu kerak telor. Toni berasal dari Ambon. Ia menceritakan tarian bambu gila atau buluh gila. Tarian
tersebut menggunakan bambu sebagai medianya. Dalam tarian tersebut dipercaya bahwa roh para
leluhur datang dan menggerakkan bambu tersebut sehingga gerakan bambu tidak terkendali.
Keadaan itulah yang membuat tarian tersebut dinamakan tarian bambu gila.
Selain Nina dan Toni, Deli, Joni, dan Made juga menceritakan kekhasan yang ada di daerah
asal mereka. Deli dari Padang menceritakan keunikan pakaian tradisionalnya. Pakaian adat untuk
perempuan di Padang menggunakan aksesoris berupa hiasan kepala yang disebut Suntiang. Hiasan
tersebut memiliki berat 5-6 kg. Joni dari Batak menceritakan kain tradisional berupa ulos. Made dari
Bali juga menceritakan makanan khas daerahnya, yaitu ayam betutu. Ayam betutu dimasak
menggunakan berbagai rempah-rempah asli Indonesia.
Saat salah satu siswa bercerita tentang kekhasan daerah mereka, siswa yang lainnya boleh
bertanya, menanggapi, ataupun memberikan informasi tambahan. Dari kegiatan tersebut, Nina dan
teman-teman menjadi tahu tentang keberagaman kebudayaan yang ada di Indonesia. Mereka pun
semakin kagum dengan banyaknya keunikan yang ada di setiap daerah.
Setelah membaca cerita di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Dari suku mana saja teman-teman Nina berasal?
2. Kegiatan apa yang dilakukan di kelas Nina?
3. Apa tujuan dilakukan kegiatan tersebut?
4. Apa makanan khas dari Bali?
5. Apa keunikan dari tarian bambu gila?
6. Apa yang mereka peroleh setelah melakukan kegiatan tersebut?
Ada perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Sebaliknya,
ada pula perilaku yang tidak mencerminkan persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Coba
diskusikan secara kelompok bersama tiga orang temanmu perilaku tersebut. Kemudian, tuliskan
contoh-contoh dari kedua perilaku tersebut dalam tabel berikut.
Dari segi geografis, Negara Indonesia membentang antara 6ºLU-110LS dan 95ºBT dan 141ºBT, yaitu
dari Sabang sampai Marauke. Oleh karena itu, perlu adanya rasa persatuan dan kesatuan. Apakah
kamu mengetahui makna persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia? Bacalah tulisan berikut
Makna penting di dalam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi antara satu
dengan yang lain.
2. Menjalin rasa kemanusian dan sikap saling toleransi serta rasa harmonis untuk hidup
berdampingan secara rukun dan damai.
3. Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap tolong-menolong antarsesama, serta
sikap nasionalisme.