Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“KEARIFAN BUDAYA LOKAL MAKAN BAJAMBA”

Disusun Oleh :

Jessie Andresa (2110742029)

Dosen Pengampu

Dr. Yulmira Yanti, S.Si.MP

SASTRA MINANGKABAU

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ANDALAS 2021-2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELKANG

Kearifan lokal adalah cerminan cara hidup suatu masyarakat. Kearifan lokal merupakan
bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu
sendiri. Hal ini merupakan warisan dari orang terdahulu. Kearifan lokal atau local wisdom ini
biasanya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke
mulut. Kearifan lokal bisanya terdapat pada cerita rakyat, peribasahasa, lagu, hingga permainan
rakyat. Kearifan lokal adalah suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu
melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba. Hal ini selanjutnya diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat. Kearifan lokal adalah salah satu
aspek yang sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Kearifan lokal adalah cara hidup suatu
masyarakat dan berhubungan secara spesifik dengan budaya tertentu. Setiap suku bangsa
memiliki kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai sosial budaya yang harus dijaga. Hal ini
termasuk pendidikan, kesehatan, serta nasehat-nasehat leluhur untuk selalu berbuat baik kepada
sesama manusia, bahkan alam tempat tinggalnya. Kearifan lokal biasanya tercermin dalam nilai-
nilai kelompok masyarakat tersebut, seperti pada nyanyian, pepatah, tarian, atau bahkan
semboyan. Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam kelompok masyarakat, akan
menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan. Kamu bisa melihatnya melalui perilaku
sehari-sehari masyarakat tersebut. Kearifan lokal itu sendiri adalah adat serta kebiasan yang
sudah menjadi tradisi dipraktekkan oleh sekelompok warga secara turun - temurun yang sampai
saat ini dan masih dipertahankan keberadaannya oleh warga masyarakat melalui hukum adat
dalam sesuatu daerah. Berkembangnya kearifan lokal tersebut tidak terlepas dari pengaruh
berbagai macam aspek yang sangat dipengaruhi oleh sikap manusia terhadap lingkungannya.
Wilayah negara Indonesia bagaikan sesuatu ekosistem yang terdiri atas berbagai macam
subsistem, yang memiliki aspek sosial, budaya, ekonomi, serta geografi dengan warna yang
berbeda - beda yang memunculkan energi pendukung untuk melestarikan alamdan
lingkungannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Asal-usul makan bajamba


B. Pengertian makan bajamba
C. Tujuan makan bajamba
D. Cara melakukan makan bajamba
1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kearifan local yang ada di kota
Padang salah satunya yaitu makan makan bajamba.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal-Usul Makan Bajamba

Berdasarkan dari beberapa informasi yang saya dapatkan, Tradisi Makan Bersama ini
telah ada sejak abad ke-7 Masehi, dan pertama kali dilakukan di daerah Koto Gadang, di
Luhak nan tangah, yang sekarang kita kenal dengan Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Budaya ini mengikuti sunnah Rasulullah Saw yang ketika makan selalu bersama-sama. Jika
dilihat dari sejarah, upacara adat Makan Bajamba ini sesuai dengan Teori Makkah yang
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7, melalui perantara pedagang-
pedagang Arab di semenanjung Sumatera. Tradisi ini akan dilakukan setelah acara-acara adat
selesai diselenggarakan, seperti ketika pesta perkawinan, pengangkatan penghulu, acara-
acara besar agama Islam dan lain sebagainya. Tradisi Makan Bersama berbentuk melingkar
yang terdiri dari 3-7 orang, kemudian nasi dan lauk pauk diletakkan di tengah.

2.2 Pengertian Makan Bajamba

Makan bajamba atau adalah tradisi makan yang dilakukan oleh masyarakat
Minangkabau. Masyarakat berkumpul dengan duduk bersama di suatu ruangan. Biasanya
kegiatan makan bersama ini dilakukan untuk memperingati hari-hari besar agama Islam.
Bahamba juga jadi ajang kegiatan sosialisasi dengan tanpa melihat perbedaan status sosial.
Makanan yang jadi menu utama cukup beragam mulai dari nasi dan berbagai lauk pauk.
Bajamba juga diselingi dengan berbagai kegiatan kesenian minang. Budaya makan bersama
Bajamba ini biasanya dilakukan pada acara-acara besar seperti pernikahan, perayaan panen raya
dll sebagai simbol kebersamaan. Uniknya pada tradisi makann Bajamba ini didahului dengan
balas pantun yang dikenal dengan nama "Pantun Pasambahan" sebagai penghormatan bagi
siapapun yang hadir di sana. Kegiatan balas pantun ini dilakukan oleh pemangku adat dan ninik
mamak masing-masing kaum. Menu makanan yang biasa disajikan berupa masakan yang biasa
dihidangkan oleh keluarga-keluarga Minangkabau. Ciri Khas dari makan Bajamba ini adalah
makan bersama dalam satu lingkaran yang beranggotakan beberapa orang. Ini melambangkan
persatuan dan kesatuan yang terjalin. selain itu juga untuk meningkatkan semangat kebersamaan
masyarakat.
2.3 Tujuan Makan Bajamba

Menghormati Yang Lebih Tua

Orang Minang sangat menjunjung tinggi rasa penghormatan kepada mereka yang lebih tua.
Dalam tradisi ini, yang didahulukan untuk mengambil makanan di dalam Dulang adalah orang
yang lebih tua dari segi umur. Setelah itu, bergiliran hingga ke yang paling muda.

Melatih Diri Untuk Bersyukur

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, kita tidak boleh mengambil makanan yang tidak berada
di lingkaran kita. Untuk itu, hal ini akan melatih diri agar senantiasa bersyukur atas apa yang
diberikan kepada kita, tidak mengutamakan nafsu dan kerakusan semata.

Bagus Untuk Kesehatan

Seperti yang kita tahu, Makan Bajamba ini tidak pakai sendok ataupun garpu, semuanya
memakai tangan kanan. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa makan pakai tangan
kosong lebih dianjurkan dibanding memakai alat bantu. Selain itu, juga menghindari cedera pada
mulut karena terkena sendok ataupun garpu tersebut.

Sesuai Sunnah Nabi

Tradisi ini merupakan salah satu bentuk penerapan dari simbol hidup orang Minang, yakni
“Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” dimana adat minang bersumber dari agama
islam, terutama Sunnah Nabi. Karena seperti yang kita tahu, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak
pernah makan sendiri.

Melestarikan Budaya

Tradisi Makan Bajamba telah ada sejak abad ke-7 Masehi, artinya sudah berusia sangat tua. Jika
tidak diselenggarakan terus-menerus, kemungkinan besar budaya ini akan hilang ditelan waktu.
Untuk itu, pengadaan kegiatan ini secara bertahap akan selalu menghidupkannya sampai
kapanpun.

2.4 Cara Melakukan Makan Bajamba

Siapa saja yang boleh ikut makan

Makan bajamba biasanya hanya diikuti oleh orang-orang dewasa dan atau sudah menikah.
Makan bersama-sama ini adalah pelengkap dalam setiap prosesi adat di Minangkabau, sehingga
wajar saja anak-anak biasanya tidak dilibatkan dalam urursan tersebut. Satu kelompok makan
biasanya terdiri dari 5 hingga 7 orang. Semuanya makan dari 1 pinggan loyang berukuran besar
yang berisi nasi dan lengkap dengan lauk pauknya.
Satu orang dari pihak tuan rumah biasanya bertugas sebagai janang, tugasnya adalah untuk
mengisi atau menambah nasi ataupun lauk dari pinggan berukuran besar tersebut.

Lauk Pauk yang dihidangkan

Satu jamba berisi nasi dengan porsi besar lengkap dengan lauk pauknya. Diantara lauk yang
biasa dihidangkan saat makan bajamba adalah Rendang, Ayam Gulai, Telur Dadar, Gulai
Cancang, Terong Goreng Balado, dll.

Adab Makan Bajamba

Makan bajamba adalah makan secara adat, sehingga siapaun yang tidak paham adat tidak akan
diperbolehkan ikut. Itulah kenapa anak-anak biasanya tidak diperbolehkan ikut. Ditakutkan
nantinya mereka malah akan merusak suasana dalam tradisi makan bersama tersebut. Sebelum
makan, biasanya orang yang lebih muda menawarkan /basa-basi terlebih dahulu dengan orang
yang lebih tua atau dituakan. Begitu juga saat selesai makan, orang yang lebih muda dianjurkan
untuk tidak mendahului orang yang lebih tua untuk mencuci tangan. Ataupun jika memang ingin
duluan, haruslah berbasa-basi terlebih dahulu jika harus lebih dahulu mengakhiri makan. Saat
makan haruslah menggunakan tangan kanan dan menampung dengan tangan kiri dibawahnya
untuk berjaga-jaga jika ada nasi (remah) yang jatuh. Selain itu saat makan tidak boleh
menjangkau terlalu jauh. makanlah apa yang ada di depan kita sendiri.

Itulah beberapa cara dan ketentuan khusu makan bajamba, selebihnya sama dengan adab makan
biasanya. Seperti makan tidak boleh mubazir, makan dengan tenang tidak terburu-buru, saat akan
duduk dengan tertib, dll. Adanya makan bajamba ini selain melestarikan budaya juga untuk
memupuk tali silaturahim. Untuk mempererat hubungan sosial antar golongan masyarakat.

2.5 Gambar Observasi


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tradisi makan bajamba dilatar belakangi oleh adat istiadat yang mengikat
masyarakat sejak zahulunya. Makan bajamba tetap bertahan daneksis dikalangan
masyarakat meskipun telah bermunculan jenis hidanganyang lebih praktis dan modern,
namun masyarakat Kurai tetapmenggunakan tata cara makan bajamba dan tidak
meninggalkannya. Hal ini membuktikan bahwa tradisi makan bajamba masih memiliki
fungsi dan nilai penting bagi masyarakat Kurai. Dari hasil penelitian ditemukan faktor
yang menyebabkan bertahannya tradisi makan bajamba pada masyarakat Kurai karena
adanya kemauan masyarakat untuk melestarikan tradisi makan bajamba membuat tradisi
tersebut masih bertahan hingga saat inidan terdapat fungsi serta nilai yang terkandung
dalamnya. Terdapat nilai kebersamaan dan dapat menajarkan nilai kesopanan disetiap
pelaksanaan makan bajamba, karena pada saat makan bajamba semua orang yang terlibat
akan sama rata tidak dibeda-bedakankan berdasarkan status sosialnya, dan dapat
mengetahui bagaimana tata caramakan beretika yang terdapat dalampelaksanaan makan
bajamba. Dengan demikian adanya fungsi dan nilai yang terdapat dalam pelaksanaan
makan bajamba, menyebabkan keberadaaan tradisi makan bajamba masih bertahan
hingga saat ini. Karena suatu kebudayaan akan tetap bertahan apabila masih memiliki
fungsi di dalam masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.wonderfulminangkabau.com/makan-bajamba/

https://phinemo.com/makan-bajamba-tradisi-minangkabau/

Anda mungkin juga menyukai