PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku dan
kebudayaan,beragam kebudayaan yang ada di indonesia terbentang dari
sabang sampai merauke,memiliki ciri khas dan bentuknya masingmasing.Contohnya saja kesenian tari yang di hasilkan ratusan suku di
indonesia menurut kebudayaannya masing-masing tidak ada yang sama.Hal
ini adalah hal yang sebaiknya kita ketahui sebagai generasi muda.Karena di
era globalisasi ini sudah banyak kebudayaan kita yang hampir punah termakan
zaman.Bahkan sekarang ini marak terjadi pengklaiman budaya yang di
lakukan oleh negara tetangga kita.Kita sebaiknya mempelajari dan mengetahui
asal usul kebdayaan kita sendiri.Karena beragam kebudayaan yang kita miliki
adalah harta karun yang kita miliki yang harus kita lestarikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi budaya ?
2. Apa pengertian kebudayaan ?
3. Mengapa makan sirih dapat dikatakan sebagai suatu budaya ?
4. Bagaimana budaya makan sirih dalam masyarakat melayu ?
5. Mengapa budaya makan sirih masih ada dalam masyarakat melayu ?
6. Apa penyebab budaya makan sirih sudah relatif hilang dalam generasi
saat ini ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi budaya.
2. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
3. Untuk mengetahui makan sirih dapat di katakan sebagai suatu budaya.
4. Untuk mengetahui bagaimana budaya makan sirih dalam masyarakat
melayu.
5. Untuk mengetahui bagaimana budaya makan sirih masih ada dalam
masyarakat melayu.
6. Untuk mengetahui penyebab yang membuat budaya makan sirih
menghilang dalam generasi saat ini.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pembaca
1
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
Berbeda dengan kondisi masyarkat di Jawa misalnya, yang tidak memilki doktrin
adat khusus untuk mengunyah sirih setiap saat.
2.6 Penyebab Pudarnya Budaya Makan Sirih dalam Generasi Saat Ini
Budaya makan sirih biasa dikunyah setiap saat, terdiri dari beberapa
lembar daun sirih, buah pinang, dan kapur. Komposisi berapa lembar daun, pinang
dan kapur tersebut, tergantung kepada selera masing-masing. Konon, menurut
pengalaman para penggemar sirih, komposisi yang kurang pas dari ketiga bahan
tersebut bisa membuat si pengunyah mabuk, semacam ekstase hingga muntahmuntah atau pening tujuh keliling. Tapi bagi yang sudah terbiasa, mereka sudah
paham takaran yang pas buat dirinya sendiri. Ketika dikunyah, maka otomatis
sirih ini seperti diperas, sehingga mengeluarkan air yang bercampur dengan air
liur si pengunyah. Sensasi untuk meludah lahir dari proses ini, maka jangan heran
ketika mengunyah sirih pinang ini maka kita akan selalu ingin meludah dan
meludah. Hal ini tentu wajar, bahkan cawan tempat untuk meludah pun sudah
disediakan tersendiri.
Jorok, mungkin itu alasan kenapa menyirih menjadi tidak begitu populer
bagi generasi saat ini. Apalagi bagi golongan generasi muda. Padahal, memakai
kawat gigi sebenarnya juga tidak terlalu keren jika dibandingkan dengan
memiliki gigi merah kekuningan akibat mengunyah sirih. Namun, generasi
sekarang sepertinya memiliki pandangan seni yang lain soal ini. Mungkin, bentuk
yang paling dekat dengan aktivitas menyirih adalah mengunyah permen atau
permen karet. Tidak jorok, tidak membuat kita meludah setiap saat, dan yang
pasti, tampak lebih gaya. Padahal kata orang, permen bukannya melindungi, tapi
malah cenderung merusak gigi kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya adalah suatu cara hidup masyarakat yang berkembang dari generasi
ke generasi selanjutnya yangbersifat luas, absrak. Sedangkan kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan seharihari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Tradisi makan sirih dapat dikatakan suatu budaya karena merupakan tradisi
turun-temurun yang telah ada sejak 3000 tahun yang lalu dan masih bisa kita
jumpai di desa-desa terutama di daerah masyarakat melayu pada zaman sekarang.
Budaya menyirih dalam masyarakat melayu merupakan suatu tradisi yang
tidak bisa dipisahkan, karena sampai saat ini kebudayaan itu masih banyak
DAFTAR PUSTAKA
1. Widagdho, Djoko. 1988. Ilmu Budaya Dasar: Jakarta: Bina Aksara.
2. Sumber Internet
a. Almudra, Mahyudin. 2006. Tepak Sirih. Yogyakarta: BKPBM.
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1703 (diakses 20
januari 2007).
b. HS, Soeman.
Asal
Usul
Makan
Sirih.
http://www.fib-
unilak.ac.id/artikel/berita/254-asal-usul-makan-sirih.html
(diakses 28 oktober 2012).