IPS
TIM PENGUSUL:
KHAIRA APRILIANI
AKLUL MUHARI
A. Latar belakang
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa
dan berada di antara samudra Pasifik dan samudra Hindia. Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia. Nama lain yang dipakai adalah Nusantara. Dari Sabang
( ujung barat Indonesia) sampai Merauke ( ujung timur Indonesia), Indonesia terdiri
dari berbagai suku, bangsa, bahasa, agama, ras dan budaya. Sebagai negara yang
kaya akan budaya, tentunya Indonesia memiliki makanan makanan lezat khas
daerah yang dapat dijumpai di belahan bumi Indonesia. Karena setiap daerah
memiliki makanan khasnya dengan beragam cita rasa dan keunikannya tersendiri.
Masakan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di
Indonesia. Kekayaan jenis makanannya merupakan cerminan dari keberagaman
budaya dan tradisi Nusantara. Hampir seluruh masakan di Indonesia kaya akan
bumbu rempah rempah-rempah khas Nusantara seperti kemiri, cabai, lengkuas,
jahe, kencur, kunyit, kelapa, dan gula aren. Sebagai contoh, di Sumatra Barat
terdapat masakan daerah berbahan dasar daging yang diolah dengan rempah-
rempah khas daerah tersebut yaitu rendang. Lain halnya dengan Indonesia bagian
timur yang kebanyakan makanannya berbahan dasar sagu seperti papeda khas
Maluku dan Papua.
Begitu juga di daerah Aceh yang memiliki makanan khas daerah yang
berbeda dengan makanan khas daerah lain di Indonesia. Seperti timphan, kuah
pliek, kuah beulangong dan masih banyak jenis lainnya. Kuah beulangong
merupakan kuliner turun temurun dari Aceh yang belum banyak diketahui oleh
masyarakat luar. Kuah beulangong adalah makanan berkuah sejenis kari dengan
bahan utama berupa daging sapi atau kambing yang dicampur dengan rempah-
rempah khas Aceh yang biasanya ditambahkan dengan pisang atau nangka muda
yang menambah keunikan cita rasa khas Aceh.
Masakan ini disebut kuah beulangong karena proses memasaknya berdurasi
lama dalam wajan besar yang warga Aceh sebut “beulangong ( belanga)” sehingga
mampu menyajikan 200 porsi untuk setiap belanganya. Biasanya dibutuhkan waktu
kurang lebih sekitar 120 menit atau 2 jam, sehingga kuah yang berisikan daging
sapi atau kambing tersebut benar-benar empuk dan gurih. Dengan wajan yang amat
besar, kuah beulangong tentu tidak dapat diracik oleh satu orang saja, dibutuhkan
beberapa pekerja sehingga segala aspek dan prosedur racikan dapat terealisasi
dengan baik. Uniknya, jenis kuliner unik ini berdasarkan adat setempat hanya boleh
dimasak oleh kaum lelaki.
Hal tersebut tak terlepas dari tradisi yang sudah turun-temurun dari masa
kesultanan hingga sekarang. Selain itu, sudah menjadi rahasia umum kalau
memasak kari di Aceh baik kambing, lembu, ayam maupun itik kerap ditambah ganja
sebagai bagian bumbu untuk penyedap rasa. Bagi sebagian warga, rasa kari tak
lengkap tanpa tambahan ganja. Itu diyakini dapat mempercepat empuk daging dan
menambah lezat. Pemakaian ganja hampir merata di semua daerah.Tak hanya
lezat, Kuah Beulangong dipercaya memiliki pesan moral yang kuat, yaitu
menggambarkan kebersamaan dan silaturahmi antar keluarga dan warga.
Hal tersebut terlihat saat memasak yang dilakukan secara gotong ro oleh
nyong untuk kemudian disantap bersama warga setempat. Kuah beulangong bagi
warga Banda Aceh dan Aceh Besar tidak bisa dipisahkan dalam kehidupannya.
Kuah beulangong adalah kuliner tradisional yang sudah melegendaris dan telah
menarik wisatawan datang ke Aceh untuk mencicipinya. Masakan ini sudah ratusan
tahun diolah menjadi masakan khas yang selalu ada saat perayaan hari-hari besar
keagamaan atau upacara adat, seperti acara maulid nabi Muhammad Saw, resepsi
pernikahan, tahun baru Islam, dan saat ramadhan.
B. Rumusan masalah
Untuk mempermudah dan penyelesaian penulisan penelitian ini maka
diperlukan perumusan masalah sebagai awal langkah dari penelitian rumusan-
rumusan dan pokok pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses memasak kuah beulangong sebagai pembentukan
karakter masyarakat?
2. Apa saja nilai-nilai sosial yang terkandung dalam tradisi kuah beulangong?
C. Tujuan penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses memasak kuah beulangong sebagai pembentukan
karakter masyarakat.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai sosial yang terkandung dalam tradisi kuah
beulangong di aceh.
D. Manfaat penelitian
Dalam setiap penelitian yang sudah diteliti oleh setiap manusia, pasti ada sisi
baiknya dan manfaat yang baik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai-
nilai yang positif dan manfaat bagi semua orang, baik secara akademik maupun
praktik.
1. Manfaat akademik (teoritik)
Penelitian ini diharapkan bisa menambah dan memperluas pengetahuan
mengenai tradisi kuah beulangong.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pembentukan karakter dan nilai-nilai sosial yang terdapat dalam
tradisi kuah beulangong.
Juga menambah wawasan mengenai tradisi tradisi lokal Aceh.
2. Manfaat praktik
Kegunaan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan sosial
dan budaya lokal di Aceh, hasilnya juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah
setempat untuk menarik wisatawan dengan memperkenalkan salah satu tradisi
lokal yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat hingga saat ini.
BAB II
A. Kajian pustaka
1. Pengertian tradisi
Menurut khazanah bahasa Indonesia, tradisi berarti segala sesuatu seperti
adat, kebiasaan, ajaran, dan sebagainnya, yang turun temurun dari nenek
moyang.Ada pula yang menginformasikan, bahwa tradisi berasal dari kata traditium,
yaitu segala sesuatu yang ditransmisikan, diwariskan oleh masa lalu ke masa
sekarang. Berdasarkan dua sumber tersebut jelaslah bahwa tradisi, intinya adalah
warisan masa lalu yang dilestarikan, dijalankan dan dipercaya hingga saat ini.
Tradisi atau adat tersebut dapat berupa nilai, norma sosial, pola kelakuan dan adat
kebiasaan lain yang merupakan wujud dari berbagai aspek kehidupan (Ensiklopedia,
1999).
Tradisi berarti segala sesuatu yang disalurkan atau diwariskan dari masa lalu
ke masa kini (Shils, buku Piotr Sztompka). Menurut arti yang lebih sempit dari tradisi
sendiri adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang berasal dari masa lalu
namun benar-benar tersisa dari masa lalu. Kebudayaan adalah semua hasil cipta,
karsa rasa, dan karya manusia dalam masyarakat, maka kebudayaan dapat
diartikan sebagai hal yang bersangkutan dengan budi atau akal (Purwanto S.U)
2. Fungsi tradisi
Fungsi tradisi yaitu sebagai berikut :
a. Tradisi berfungsi sebagai penyedia fragmen warisan historis yang kita
pandang bermanfaat. Tradisi yang seperti onggokan gagasan dan material
yang dapat digunakan orang dalam tindakan kini dan untuk membangun
masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu. Contoh : peran yang harus
diteladani (misalnya, tradisi kepahlawanan, kepemimpinan karismatis, orang
suci atau nabi).
b. Fungsi tradisi yaitu untuk memberikan legitimasi terhadap pandangan hidup,
keyakinan, pranata dan aturan yang sudah ada. Semuanya ini memerlukan
pembenaran agar dapat mengikat anggotanya. Contoh : wewenang seorang
raja yang disahkan oleh tradisi dari seluruh dinasti terdahulu.
c. Tradisi berfungsi menyediakan simbol identitas kolektif yang meyakinkan,
memperkuat loyalitas primordial terhadap bangsa, komunitas dan kelompok.
Contoh Tradisi nasional : dengan lagu, bendera, emblem, mitologi dan ritual
umum.
d. Fungsi Tradisi ialah untuk membantu menyediakan tempat pelarian dari
keluhan, ketidakpuasan dan kekecewaan kehidupan modern. Tradisi yang
mengesankan masa lalu yang lebih bahagia menyediakan sumber pengganti
kebanggalan bila masyarakat berada dalam kritis. Tradisi kedaulatan dan
kemerdekaan di masa lalu membantu suatu bangsa untuk bertahan hidup
ketika berada dalam penjajahan. Tradisi kehilangan kemerdekaan, cepat
atau lambat akan merusak sistem tirani atau kediktatoran yang tidak
berkurang di masa kini.
3. Kebudayaan Aceh
Manusia dimanpun ia berada sangat berkaitan erat dengan adat dan
budayanya. Manusia menciptakan budaya dan budaya juga membentuk karakter
manusiawi itu sendiri. Kebudayaan menempati posisi sentral dalam seluruh
tatanan hidup manusia. Seluruh bangunan hidup manusia dan masyarakat.
Gambaran nilai budaya Aceh memang sangat menarik. Budaya Aceh tidak
terbatas pada hal-hal yang bersifat substansial, tetap juga menyangkut esensi dari
nilai budaya itu sendiri. Di Aceh, nilai-nilai budaya setempat telah bercampur baur
dengan nilai-nilai budaya asing, terutama budaya Islam yang masuk ke daerah
Aceh.
Diantara keduanya tidak ada lagi jurang pemisah, melainkan telah menyatu.
Di sisi lain, ternyata tradisi dan budaya Aceh tidak hanya memberikan warna dalam
persatuan kenegaraan, tetapi juga berpengaruh dalam keyakinan dan praktek-
praktek keagamaan. Masyarakat Aceh memiliki tradisi dan budaya yang banyak
dipengaruhi ajaran dan kepercayaan Hindu-Buddha, terus bertahan hingga
sekarang, meskipun mereka sudah memiliki keyakinan dan kebudayaan yang
berbeda.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi adalah strategi, rencana, proses, atau rancangan yang berada di
balik pilihan dan penggunaan metode tertentu dan menghubugkan pilihan dan
penggunaan metode untuk mencapai hasil penelitian yang diinginkan.1Oleh karena
itu penulis menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metodelogi yang digunakan
dilapangan atau didalam masyarakat yang sebenarnya. Untuk menentukan realitas
apa yang tengah terjadi mengenai masalah tertentu2.
Sifat Penelitian
` Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif.Penelitian deskriptif menurut Jalaludin Rahmat adalah penelitian yang
hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi aktual secara terperinci, mengidentifikasi masalah,
membuat perbandingan dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam
menghadapi masalah3.
Dalam penelitian ini, penulis menggunkan pendekatan kualitatif. Pendekatan
Kualitatif adalah penelitian dengan menganalisis data yang tidak
berbentuk angka,tetapi berbentuk pemaparan dengan menggambarkan suatu hal
dengan tidak menggunakan angka. Pengumpulan data penelitian kualitatif dilakukan
dengan cara observasi, dokumentasi,dan wawancara mendalam Fokus Group
Discussion atau observasi4.Penelitian ini mencoba memahami
fenomena dan berusaha tidak memanipulasi fenomena yang diamati.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berada di wilayah Aceh utara. Terdapat beberapa wilayah di
Aceh utara yang dalam interaksi sosialnya didominasi oleh pola perilaku adat
istiadat masyarakat Aceh, seperti di desa cempedak, kecamatan Tanah Jambo Aye,
kebupaten Aceh Utara, provinsi Aceh. Pemilihan desa cempedak sebagai wilayah
penelitian sebab di daerah ini merupakan salah satu wilayah yang banyak menjual
atau mengolah kuah beulangong di Aceh utara. Ditempat ini meskipun bukan tempat
asal kuah beulangong tetapi sebagian besar masyarakatnya masih
mempertahankan kehidupan tradisional, misalnya gotong-royong pelaksanaan
upacara adat daur hidup, peringatan hari besar agama islam dan bentuk-bentuk
tradisi lainnnya . Dari penelitian pada objek ini,juga dapat diketahui tata cara masak
kuah beulangong dan simbol-silmbol yang terdapat dalam memasak kuah
beulangong.
E. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat yang terlibat dalam proses
pelaksanaan tradisi kuah beulangong. Terutama yang menjadi penjaga resep kuah
beulangong. Informan lain adalah masyarakat desa Cempedak, Kecamatan
Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. Penentuan informan itu menggunakan
sistem snowball yang berarti informan dimulai dengan jumlah kecil (satu orang)
kemudian atas rekomendasi orang tersebut, informan berkembang menjadi banyak
hingga jumlah tertentu sampai data jenuh. Faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam penentuan informan penelitian ini adalah
1) Orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi tentang masalah
yang diteliti, Usia telah dewasa,
2) Sehat jasmani dan rohani,
3) Bersikap netral, tidak memiliki kepentingan pribadi, dan
4) Berpengetahuan luas (Endraswara, 2006:57).
H. Paradigma Penelitian
Tradisi merupakan manifestasi budaya masyarakat pendukungnya.
Untuk menganalisisnya diperlukan teori dan pendekatan penelitian yang sesuai
agar nilai-nilai sebagai representasi angan-angan, ide-ide, gagasan, estetika dan
cita-cita kelompok masyarakatnya dapat diungkapkan dengan sebaik-baiknya.
Tradisi kuah beulangong pada masyarakat Acehakan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan struktural, khususnya pada komponen teks ungkapan
tradisi kuah beulangong.
Daftar pustaka
Samiaji Sarosa. Penelitian kualitatif dasar dasar edisi 2 ( Jakarta : PT. Indeks 2003)
hal 6
Marzuki, metodologi riset ( Yogyakarta: ekonisia kampus fakultas ekonomi UUI,
2005) hal 14
Masri Singarimbun, metode penelitian survey ( Jakarta: Nawawi, Hardadi, 1985) hal
9
Jalaluddin Rahmad, metode penelitian komunikasi ( Bandung; Rosda karya, 2004)
hal 24-35.
Rahmi Harun dan Tjut Rahma M.A.Gani, departemen pendidikan dan kebudayaan,
Jakarta,1985, hal 66-68
Adat Aceh, hal 85