Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadiran Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah Keperawatan Transkultural ini dengan tepat
waktu. Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Keperawatan Transkultural. Selain itu, bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai apa itu
transcultural nursing.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam peyusunan makalah ini mendapat dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rahmita Nuril Amalia, S.Kep.,Ns.M.Kep. Selaku Dosen Mata Kuliah keperawatan
transcultural
2. Dewi, MPP,M.Kep.,Ns, Sp.KMB
3. Orang tua dan teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan agar membuat makalah ini
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Amin
Wassalamualaikum wr.wb

Yogyakarta, September 2018

Penulis

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................................... 2
1. Mengapa suku Mentawai melakukan kikir gigi? ..................................................................... 2
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kikir gigi? .......................................................... 2
3. Apa budaya kikir gigi harus dipertahankan, dinegosiasi, atau dihilangkan? ....................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
A. Alasan suku Mentawai melakukan kikir gigi ............................................................................... 3
B. Dampak dari Kikir Gigi ................................................................................................................. 4
C. Keputusan ........................................................................................................................................ 5
BAB III......................................................................................................................................................... 6
PENUTUP.................................................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 6
B. Lampiran ......................................................................................................................................... 6
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia memang pantas dikenal sebagai Negara yang memiliki


keanekaragaman suku dan budayanya yang terkenal hingga mendunia. Ditambah lagi
dengan kearifan lokal masyarakatnya dan keramah tamahan yang dimiliki. Dengan
keberagaman suku dan budayanya di Indonesia, tak salah jika banyak tercipta tradisi-tradisi
unik yang tidak kita temukan dibelahan bumi manapun. Bahkan siapapun yang melihatnya
akan dibuat kagum dan akan berkata Indonesia adalah negara yang kaya.

Banyak masyarakat kita yang masih melestarikan tradisi yang sudah ada sejak
nenek moyang dan mempertahankannya hingga sekarang. Bahkan beberapa ritual unik
yang ada di negara kita ini menjadi salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO. dari
berbagai tradisi dan ritual-ritual unik masyarakat Indonesia, salah satunya adalah tradisi
kikir gigi yang dimiliki Suku Mentawai di Sumatera Barat.

Menurut sejarah, Suku Mentawai ditemukan di tahun 1621 oleh warga Belanda
yang datang ke Indonesia. Awalnya, masyarakat ini adalah penduduk Nias. Mereka
bermigrasi menuju Pulau ini dan akhirnya tinggal disana. Dari waktu ke waktu, kehidupan
mereka terisolasi dari peradaban luar hingga berabad-abad lamanya. Karena terisolasi dari
peradaban, masyarakat ini masih menanamkan tradisi turun-temurun dari leluhur mereka.
Dengan bahasa, budaya, dan adat istiadat tersendiri dan berpaham animisme. Pakaian
mereka sendiri masih berbahan alami yakni dari kulit pohon sukun untuk laki-laki dan rok
dari daun pisang untuk wanita. Ciri khas suku ini yakni dengan tato di sekujur tubuh serta
kikir gigi untuk perempuan.

Orang Mentawai sudah menato badan sejak kedatangan mereka ke pantai barat
Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan Asia (Indocina), pada Zaman
Logam, 1500 SM-500 SM. Dalam catatan Ady Rosa, 48 tahun, dosen Seni Rupa,
Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, orang Mentawai sudah menato badan sejak

1
kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Bangsa Proto Melayu ini datang dari daratan
Asia (Indocina), pada Zaman Logam, 1500 SM-500 SM. Menato tubuh ini digunakan oleh
laki-laki sedangkan perempuan meruncingkan gigi. Kedua tradisi tersebut berjalan
bersama karena kedua hal tersebut merupakan budaya sepaket.

Mendengar kata Kikir Gigi saja sudah membuat kita merinding mendengarnya,
namun inilah yang dilakukan oleh wanita-wanita di Suku Mentawai. Mereka wajib
melakukan tradisi yang sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka sebagai simbol
mencapai kedewasaan seorang wanita. Jika dilihat dari namanya sebenarnya tradisi ini
hampir mirip dengan tradisi potong gigi yang dimilki masyarakat Bali.
Adapun makna tradisi ini adalah untuk mengendalikan diri dari 6 sifat buruk
manusia yang sudah tertanam sejak dulu atau lebih dikenal dengan Sad Ripu yakni hawa
nafsu (Kama), tamak (Lobha), marah (Krodha), mabuk (Mada), iri hati (Matsarya) dan
bingung (Moha) Penduduk suku mentawai percaya bahwa wanita bergigi runcing seperti
hiu memiliki nilai yang lebih daripada yang tidak. Hal ini yang mendasari keinginan wanita
suku mentawai untuk melakukan tradisi ini meski harus menahan sakit dan ngilu yang luar
biasa ketika proses peruncingan gigi.

Karena menurut kepercayaan mereka bila wanita yang beranjak dewasa akan lebih
terlihat cantik jika memilki bentuk gigi yang runcing. Selain bertujuan agar terlihat cantik
tradisi ini juga bertujuan untuk memberi kedamaian jiwa si wanita. Masyarakat suku
mentawai percaya jika mereka sudah melaksanakan ritual ini jiwa mereka akan dipenuhi
kebahagiaan dan kedamaian jiwa. Masyarakat Mentawai percaya bahwa untuk
mendapatkan kebahagiaan keinginan jiwa harus sejalan dengan bentuk tubuh. Keyakinan
ini diwujudkan laki-laki Suku Mentawai lewat tato tradisional, dan bagi wanitanya melalui
tradisi kerik gigi.

B. Rumusan masalah
1. Mengapa suku Mentawai melakukan kikir gigi?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kikir gigi?
3. Apa budaya kikir gigi harus dipertahankan, dinegosiasi, atau dihilangkan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan suku Mentawai melakukan kikir gigi


Definisi cantik bisa berbeda-beda. Gigi runcing menjadi symbol kecantikan di
beberapa suku di Indonesia. Indonesia memiliki sejuta budaya. Dibalik keberagaman
budaya, terdapat tradisi nusantara yang mengekspresikan diri dalam symbol kecantikan.
Suku Mentawai salah satunya. Terletak di pedalaman pulau Sumatra, Gadis Mentawai
membingkai pola kebiasaan dalam tradisi kecantikan yang sangat unik. Tradisi ini bernama
Kikir Gigi atau seringkali disebut praktik meruncingkan gigi bagi gadis suku Mentawai.
Kikir gigi adalah keinginan alami setiap wanita untuk tampil cantik. Untuk
mencapai kadar kecantikan yang diinginkan, biasanya banyak cara yang akan
dilakukan,mulai dari memakai produk-produk kecantikan, perawatan dengan dokter kulit
hinga melakukan operasi plastik. Ada hal yang berbeda yang dilakukan oleh wanita Suku
Mentawai yaitu sebuah tradisi turun temurun yang telah dijaga Suku Mentawai hingga
kini, meski dunia mengalami perubahan zaman. Tradisi Kikir Gigi merupakan cara wanita
mentawai untuk tampil cantik dan juga sebagai penanda kedewasaan wanita.
Suku pedalaman ini menghuni empat pulau besar di Sumatera, yakni Siberut, Pagai
Utara, Pagai Selatan, dan Sipora. Selain seni merajah tubuh (biasa disebut titi), suku
Mentawai gemar melakukan praktik meruncingkan gigi (kikir gigi) untuk memperindah
penampilan. Inilah yang dilakukan oleh wanita-wanita di suku Mentaawai. Mereka wajib
melakukan tradisi yang sudah ada sejak jaman nenek moyang mereka sebagai symbol
mencapai kedewasaan seoramg wanita
Untuk melakukan tradisi ini, wanita Suku Mentawai harus bisa menahan sakit yang
tidak sebentar ketika gigi mereka dikikir atau diruncingkan. Waktu mengeriknya sendiri
relatif cukup lama karena bukan cuma satu gigi yang dikikir melainkan ke 23 gigi wanita
yang harus dikikir. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya. Dalam prosesnya, wanita-
wanita Suku Mentawai tidak diberikan bius seperti yang biasa dilakukan oleh dokter gigi
sewaktu akan melakukan pencabutan gigi. Sedangkan alat yang digunakan untuk membuat
gigi menjadi runcing ini terbuat dari besi dan kayu yang sudah diasah hingga tajam.

3
Tradisi Kikir Gigi dilakukan gadis mentawai sebagai bagian mempercantik diri
hingga menjadi simbol kedewasaan seorang gadis. Memiliki kepercayaan unik bahwa
wanita yang beranjak dewasa akan lebih terlihat cantik jika memiliki bentuk gigi yang
runcing. Gadis dengan gigi runcing akan lebih digilai pria-pria di sekitarnya. Membawa
pada keindahan hakiki dimata lawan jenisnya.
Tidak hanya kecantikan, tradisi Kikir Gigi diyakini sebagai pengantar jiwa Gadis
Mentawai menuju Kedamaian. Mengantarkanya pada dunia yang berbeda dengan tafsir
kehidupan abadi hingga melekatkanya nilai luhur nenek moyang yang terus terjaga. Pesona
kecantikan Gadis Mentawai muncul dari keyakinan bahwa untuk mendapatkan
kebahagiaan, keinginan jiwa harus sejalan dengan bentuk tubuh. Setiap langkah akan
menghadirkan pesona bagi lelaki yang memandangnya.
Inilah sepenggal tradisi dibalik hakikat Gadis Mentawai guna mencapai
Kecantikan. Kecantikan adalah anugerah. Namun, cantik yang paling hakiki adalah
kecantikan yang bukan hanya memancarkan keindahan melainkan kecantikan menjadikan
wanita berdamai dengan dunia sekitarnya. Jadi apa lagi yang perlu dipertanyakan dari
kecantikan. Setiap wanita mungkin bisa bangga dengan fisik sempurnanya, Namun
sepenggal tradisi dari pedalaman Sumatera mengajarkan kita bahwa kecantikan memiliki
definisi yang berbeda-beda dan sangat relatif. Cantik wajah memang indah dilihat, tetapi
cantik hati akan jauh lebih terpancar. Berpenampilan sederhana, bersikap lemah lembut,
sopan santun, hingga menjadi wanita mandiri akan memancarkan kecantikan.

B. Dampak dari Kikir Gigi

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengikir gigi adalah ketebalan dari email gigi. Email
gigi yang berkurang akan membuat gigi lebih cepat rusak. Email merupakan lapisan terluar
dari gigi dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut dengan ameloblast. Fungsi email gigi
mencegah gigi agar tidak berlubang.
Jika setelah dikikir lapisan gigi yang tersisa masih jauh dari pulpa,yaitu bagian tengah
gigi yang terdiri dari saraf dan pembuluh darah, maka hal ini tak masalah untuk dilakukan.
Tapi berbeda halnya jika ketebalan email dari gigi tersebut sudah tipis. Kalau setelah
dikikir hasilnya dekat dengan bagian pulpa gigi maka bisa berbahaya. Karena jaringan

4
tersebut terbuka akan membuat gigi lebih sensitif, mudah bolong serta sangat rentan
terkena infeksi yang nantinya bisa berakibat pada kerusakan gigi itu sendiri.
Fungsi gigi menjadi terganggu, misalnya gigi seri yang harusnya berfungsi untuk
menggigit makanan malah berfungsi seperti gigi taring, dan gigi geraham yang harusnya
berfungsi untuk menghaluskan makanan malah berfungsi seperti gigi taring (merobek
makanan).
Untuk alasan itulah kikir gigi harus dilakukan oleh dokter atau orang yang ahli. Jika
ketebalan dari email ini tidak memungkinkan untuk dikikir, maka sebaiknya kikir gigi
tidak dilakukan. Karena tidak ada manfaat yang bisa diambil dari hal ini, tapi justru bisa
merusak gigi orang tersebut.

C. Keputusan
Dari data diatas kami mengambil kesimpulan bahwa tradisi kikir gigi
direstrukturisasi. Menurut penelitian populasi suku Mentawai yang melakukan kikir gigi
sudah berkurang, dan tinggal beberapa orang saja. Seiring dengan perkembangan jaman
tradisi kikir gigi akan hilang dengan sendirinya dimakan jaman. Dan menurut pendapat
kami tradisi tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan. Karena dampak dari kikir gigi
tersebut sangat beresiko untuk kesehatan. Dari segi medis kami menganggap kikir gigi
tidak ada manfaatnya, tapi justru dapat merusak gigi.

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Tradisi Kikir Gigi dilakukan gadis mentawai sebagai bagian mempercantik diri
hingga menjadi simbol kedewasaan seorang gadis. Memiliki kepercayaan unik bahwa
wanita yang beranjak dewasa akan lebih terlihat cantik jika memiliki bentuk gigi yang
runcing. Gadis dengan gigi runcing akan lebih disukai pria-pria di sekitarnya. Membawa
pada keindahan hakiki dimata lawan jenisnya
Namun dampak yang ditimbulkan dari mengikir gigi sangatlah merugikan.
Mengikir gigi dapat mengakibatkan email gigi berkurang. Email gigi adalah lapisan terluar
gigi yang berfungsi mencegah gigi agar tidak berlubang. Email gigi yang berkurang dapat
menyebabkan gigi lebih sensitif dan cepat rusak serta rentan terkena infeksi.
Dari data diatas kami mengambil kesimpulan bahwa tradisi kikir gigi
direstrukturisasi. Menurut penelitian populasi suku Mentawai yang melakukan kikir gigi
sudah berkurang, dan tinggal beberapa orang saja. Dari segi medis kami menganggap kikir
gigi tidak ada manfaatnya, tapi justru dapat merusak gigi.

6
B. Lampiran

7
Daftar Pustaka
http://bangka.tribunnews.com/2018/06/09/uniknya-suku-mentawai-merajah-
tubuh-hingga-mengasah-gigi-sampai-runcing-simbol-kecantikan?page=all

https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-1276527/kikir-gigi-dan-
risikonya-

Anda mungkin juga menyukai