Anda di halaman 1dari 23

DEFINISI BUDAYA, DEFINISI ADAT, DEFINISI NILAI BUDAYA, DAN

PERBEDAAN BUDAYA, ADAT, DAN NILAI BUDAYA SERTA


PERKEMBANGAN BUDAYA DAN ADAT DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Budaya Alam Minangkabau
Program Strata-1 (S1) Universitas Negeri Padang

Dosen pengampu :

Dra. Hamimah, M.Pd

Disusun oleh kelompok 1:

Ainul Mardhiyyah (21129003)

Fania (21129042)

Sovi Helena Safitri (21129483)

Siti Gahara Putri (21129120)

21 BB 04

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan jarunia serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “DEFINISI BUDAYA, DEFINISI ADAT, DEFINISI NILAI BUDAYA, DAN
PERBEDAAN BUDAYA, ADAT, DAN NILAI BUDAYA SERTA
PERKEMBANGAN BUDAYA DAN ADAT DI INDONESIA” sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Dra. Hamimah, M.Pd
selaku dosen pengammpuh mata kuliah Budaya Alam Minangkabau yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah kami ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan, pengetahuan para pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan dating,
mengingat taka da sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dimasa depan.

Padang, Februari 2024

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

DEFINISI BUDAYA, DEFINISI ADAR, DEFINISI NILAI BUDAYA, DAN


PERBEDAAN BUDAYA, ADAT, DAN NILAI BUDAYA SERTA
PERKEMBANGAN BUDAYA DAN ADAT DI INDONESIA ......................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 5
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 5
C. TUJUAN...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
A. Definisi Budaya ........................................................................................................... 6
1. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli .................................................................... 6
2. Ciri-ciri Budaya ....................................................................................................... 8
3. Fungsi Budaya ....................................................................................................... 10
4. Unsur-unsur Budaya .............................................................................................. 11
5. Contoh Budaya ...................................................................................................... 13
B. Definisi Adat ............................................................................................................. 14
C. Definisi Nilai Budaya ................................................................................................ 14
1. Fungsi Nilai Budaya .............................................................................................. 15
2. Ciri Nilai Budaya ................................................................................................... 16
3. Konsep Nilai Budaya ............................................................................................. 16
4. Contoh Nilai Budaya di Masyarakat ...................................................................... 17
D. Perbedaan Budaya, Adat, dan Nilai Budaya.............................................................. 19
E. Perkembangan Budaya dan Adat di Indonesia .......................................................... 19
1. Perkembangan Budaya di Indonesia ...................................................................... 19
2. Perkembangan Adat di Indonesia .......................................................................... 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 22

iii
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 22
B. SARAN...................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 23

4
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adaah salah satu negara di dunia yang paling kaya dengan
keanekaragaman budaya. Memiliki ribuan pulau dan ratusan suku membuat Indonesia juga
kaya akan adat istiadat yang memiliki segudang filosofi dan makna. Adat istiadat ini tentu
menjadi warisan yang harus dipelajari dan dilestarikan agar tak hilang digerus zaman.

Indonesia memiliki adat istiadat yang beragam karena penduduknya heterogen.


Masyarakat heterogen ini memiliki budaya, tradisi, dan kebiasaan yang berbeda di setiap
daerah. Norma, nilai, dan tradisi masyarakat Indonesia masih berlaku hingga kini. Adat
istiadat adalah bagian dari kekayaan budaya suatu daerah atau bangsa.

Adat istiadat adalah bagian berasal kekayaan budaya suatu wilayah atau bangsa. tata
cara norma adalah bentuk budaya yang mewakili adat, nilai, tradisi, serta kebiasaan beserta
berasal suatu grup. Umumnya, adat istiadat digunakan buat memandu sikap serta perilaku
warga tertentu. Namun sebenarnya, apa pengertian dari budaya, adat, dan nilai budaya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Seperti apa yang dimaksud dengan budaya?


2. Apa yang dimaksud dengan adat?
3. Bagaimana mendefinisikan suatu nilai budaya?
4. Apa yang membedakan budaya, adat, dan nilai budaya?
5. Bagaimana bentuk dari perkembangan suatu budaya dan adat istiadat yang ada di
Indonesia?

C. TUJUAN

1. Mendefinisikan makna dari sebuah budaya


2. Menjelaskan pengertian sebuah adat
3. Mendefinisikan suatu nilai budaya
4. Menjelaskan perbedaan suatu budaya, adat, dan nilai budaya
5. Menjabarkan perkembangan suatu budaya dan adat istiadat di Indonesia

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok
orang. Kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk dari
beberapa unsur yang rumit. Diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni, sistem
agama dan politik. Bahasa sama halnya dengan budaya, yakni suatu bagian yang tak
terpisahkan dari manusia. Oleh sebab itu, banyak dari sekelompok orang cenderung
menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang diwariskan secara genetis. Seseorang dapat
berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki budaya berbeda dan menyesuaikan
perbedaan di antara mereka, membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.
Selain itu, Budaya merupakan suatu pola hidup secara menyeluruh. Budaya
memiliki sifat abstrak, kompleks, dan luas. Sementara menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), Budaya adalah sebuah pemikiran, akal budi atau adat istiadat. Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaan. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut
membekali anggota-anggotanya atas pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan makna dan nilai logis. Dengan begitu, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang berkaitan untuk mengorganisasikan suatu aktivitas seseorang dan perilaku
orang lain.

1. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

Terdapat beberapa pengertian budaya menurut para ahli, diantaranya adalah


sebagai berikut :

a. Linton
Menurut Linton, Budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku. Serta
pengetahuan, menggambarkan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki
oleh suatu anggota masyarakat maupun sekelompok anggota tertentu.
b. Effat Al-Syarqawi

6
Effat Al-Syarqawi mendefinisikan budaya dari pandangan agama islam, Budaya
merupakan suatu khazanah sejarah sekelompok masyarakat yang tercermin di
dalam kesaksian dan berbagai nilai yang menggariskan bahwa suatu kehidupan
harus memiliki makna dan tujuan rohani.
c. Koentjaraningrat
Budaya diartikan oleh Koentjaraningrat sebagai segala daya dan aktivitas
manusia untuk mengolah serta mengubah semesta alam.
d. Parsudi Suparlan
Menurut Parsudi Suparlan, Budaya merupakan semua pengetahuan manusia
yang dimanfaatkan untuk mengetahui dan memahami pengalaman serta
lingkungan dialaminya.
e. Andreas Eppink
Menurut Andreas Eppink, budaya mencangkup keseluruhan mengenai
pengertian norma sosial, nilai sosial, dan ilmu pengetahuan. Serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain sebagainya.
f. William H. Haviland
Menurut William H. Haviland, Budaya merupakan sebuah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh sekelompok anggota maupun
para anggota masyarakat. Apabila dikerjakan oleh orang-orang tersebut, maka
akan melahirkan suatu perilaku yang dipandang layak atau pantas diterima oleh
semua masyarakat.
g. Edward Burnett Tylor
Menurut Edward Burnett Tylor, Budaya adalah keseluruhan yang kompleks,
yang mana didalamnya mencangkup kepercayaan, pengetahuan, kesenian,
hukum, moral, adat istiadat, dan kemampuan lainnya yang diperoleh seseorang
sebagai anggota masyarakat.
h. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
Menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan
bahwa, budaya adalah segala sesuatu yang berada di dalam masyarakat dan
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh sekelompok anggota masyarakat

7
itu sendiri. Istilah untuk pendapat tersebut dinamakan dengan Cultural-
Determinism.
i. Kroeber dan Kluckhohn
Menurut Kroeber dan Kluckhohn, Budaya terdiri dari eksplisit, pola dan
implisit. Sementara untuk perilaku yang didapatnya tersebut, ditularkan oleh
simbol yang mana ialah sebuah prestasi khas dari sekelompok anggota.
j. Herskovits
Menurut Herskovits, budaya merupakan sesuatu yang turun temurun dari
generasi satu ke generasi lainnya atau yang biasa disebut sebagai superorganic.

2. Ciri-ciri Budaya

Terdapat beberapa ciri-ciri budaya, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Bisa Dimiliki Bersama


Budaya dibentuk dan dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu
secara bersama sama. Berarti bahwa bukan secara individual saja, namun suatu golongan
masyarakat tertentu.
Oleh karena itu, suatu kelompok masyarakat yang telah menetap cukup lama di
suatu daerah tertentu akan mempunyai ekspresi budaya khas. Hal itulah yang menjadikan
budaya satu dengan lainnya berbeda dan mempunyai karakteristik secara tersendiri.
Kepemilikan bersama budaya oleh sejumlah kelompok tertentu juga memiliki
jangkauan ruang dan waktu yang berbeda. Terdapat beberapa nilai yang perlu diikutinya
mulai dari budaya bersifat lokal hingga universal.
Setiap wilayah tersebut juga mempunyai nilai budaya yang diekspresikan secara
berbeda. Bahkan nilai budaya ini bervariasi mulai dari hukum negara, agama dan lain
sebagainya.

b. Budaya Berbasis Simbol


Ciri-ciri budaya selanjutnya yakni budaya berbasis simbol. Kamu perlu tahu bahwa,
budaya juga dapat diketahui dari representasi simbol-simbol tertentu. Hal itu sebagai
bentuk makna yang terkandung dari ekspresi budaya tersebut.

8
Bagian penting yang ada di simbol itu yakni makna yang ada di budaya tersebut.
Berarti bahwa bukan dari simbol itu sendiri. Sehingga simbol menjadi aspek krusial ketika
berinteraksi dengan masyarakat. Serta bisa kemungkinan terjadi sebuah tindakan secara
khas.
Respon respon yang diberikan dengan simbol oleh manusia ini terdiri dari
lingkungan sosial maupun alam dan bukan respon pasif. Manusia tak hanya sekedar
merespon meniru simbol tertentu yang diwariskan, akan tetapi juga dapat mengoptimalkan
dan menciptakan ulang simbol tersebut ketika berinteraksi sosial.

c. Budaya Bersifat Adaptif


Kebudayaan tak hanya melanjutkan apa yang telah menjadi kebiasaan suatu
komunitas tertentu, akan tetapi juga perlunya memilikinya sebuah kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai situasi. Setiap kelompok tersebut mempunyai ciri-ciri
budaya dengan tingkat kemampuan yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Terdapat kelompok masyarakat yang mempunyai adaptasi budaya yang sangat
tinggi, karena nilai budaya cukup terbuka. Hal itu bisa kamu temukan dalam masyarakat
yang tinggal di perkotaan.
Sebaliknya, terdapat kelompok tertentu yang mempunyai nilai budaya cenderung
tertutup sehingga kapasitas adaptasi cukup rendah.
Salah satu contoh yang dapat kamu ketahui yakni dari beberapa kelompok adat di
Indonesia. Masyarakat tersebut masih mempertahankan keasliannya di tengah perubahan
sosial yang cukup signifikan.
Kapasitas dalam menyesuaikan diri pun berbeda pada elemen budaya yang
bervariasi. Karena, elemen budaya tertentu mempunyai nilai sakral dan cenderung memiliki
kemampuan adaptabilitas yang rendah dari elemen lainnya.
Keyakinan agama menjadi sesuatu yang dianggap sakral dan tak mempunyai
banyak perubahan. Berbeda halnya dengan cara berpakaian maupun gaya hidup yang
sangat flexible.

d. Budaya Dipelajari dan Diwariskan

9
Kebudayaan menjadi salah satu proses interaksi sosial yang bisa dipelajari dan
diwariskan. Lewat proses itulah penyampaian ciri-ciri budaya dari masyarakat kepada
berbagai individu dapat dilakukannya.
Contohnya saja, sosialisasi bisa dilakukan dari lingkungan keluarga melalui orang
tua. Sehingga, proses pewarisan kebudayaan tersebut mampu mencapai kelestarian budaya
pada kemapanan tertentu.
Budaya menjadi salah satu hal tak dapat ditinggalkan begitu saja, karena cirinya
yakni diwariskan dan dilestarikan. Selain itu, pada suatu kelompok budaya bisa beradaptasi
sesuai dengan kemampuan dari masyarakat itu sendiri.
Untuk melestarikan budaya tertentu, budaya memakai beberapa simbol agar bisa
mencapai kemapanan tertentu pada sebuah komunitas.

3. Fungsi Budaya

a. Sebagai Identitas
Fungsi budaya yang pertama yakni berfungsi sebagai identitas. Budaya merupakan
identitas yang menunjukkan pada peradaban suatu masyarakat maupun sebuah negara.
Identitas tersebut dapat dijadikan sebagai pembeda antara bangsa atau kelompok
masyarakat satu dengan lainnya.
b. Sebagai Batas
Fungsi budaya yang kedua yakni sebagai batas. Hal itu, maksudnya bahwa budaya
bisa menjadi penentu batas-batas yang menciptakan adanya perbedaan antara kelompok
masyarakat atau bangsa satu dengan kelompok atau bangsa lain. Adanya budaya itulah
membuat sebuah negara menjadi unik atau khas.
c. Pembentuk Perilaku dan Sikap
Fungsi budaya ketiga adalah sebagai pembentuk Perilaku dan sikap. Dari pengertian
budaya dikemukakan bahwa, budaya adalah wujud dari struktur sosial yang berasal dari
gagasan manusia dan pemikiran.
Kemudian dilakukan secara berulang sampai membentuk sebuah kebiasaan. Budaya
dalam hal ini bertindak sebagai sebuah mekanisme yang membuat kendali, memberikan

10
makna, dan menuntun sekaligus membentuk perilaku dan sikap dari sekelompok
masyarakat.
d. Sebagai Komitmen
Adanya budaya dalam sekelompok masyarakat berfungsi sebagai sebuah
komitmen. Hal itu artinya bahwa terdapat budaya yang akan memfasilitasi adanya
komitmen atas suatu hal dalam kelompok masyarakat yang bernilai lebih besar dari
kepentingan masing-masing individu. Sebab itu diperlukannya budaya dalam peradaban
sebuah kelompok masyarakat.
e. Sebagai Media Komunikasi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, didalam budaya terdapat unsur bahasa, baik
berupa bahasa lisan maupun tulisan, yang merupakan sebuah sarana komunikasi bagi
manusia. Hal itulah yang menjadi fungsi dari budaya, yaitu sebagai media komunikasi.
Budaya yang terdiri atas berbagai bentuk dapat juga menjadi media komunikasi
yang dipakai guna menyampaikan pesan atau makna tertentu lewat suatu produk budaya
tersebut, seperti melalui budaya tari, musik maupun lain sebagainya.

4. Unsur-unsur Budaya

Budaya mempunyai unsur tersendiri, terdiri dari unsur bahasa, religi, sistem
pengetahuan, kemasyarakatan, peralatan hidup dan teknologi, mata pencaharian, dan
kesenian. Berikut ini penjelasannya:

a. Sistem Religi
Sistem religi atau yang juga dikenal sebagai kepercayaan ialah suatu hal yang
menyangkut maupun berhubungan dengan keyakinan. Unsur dari sistem religi merupakan
salah satu unsur kebudayaan yang sangat penting di sebuah kehidupan.
Sistem ini berfungsi sebagai pengatur kehidupan di antara manusia dan juga sang
pencipta.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah pengucapan indah pada suatu elemen budaya atau
kebudayaan yang mampu menjadi alat perantara utama bagi manusia untuk meneruskan

11
atau mengadaptasikan kebudayaan. Terdapat dua macam bentuk bahasa, yaitu bahasa lisan
dan bahasa tulisan.
c. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan membahas pada ilmu pengetahuan tentang kondisi alam di
sekeliling manusia dan sifat-sifat peralatan yang dipakainya.
Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan
fauna, tubuh manusia, waktu, sifat dan tingkah laku sesama manusia, ruang dan bilangan,
dan lain-lain.
d. Peralatan Hidup dan Teknologi
Jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Meliputi cara
bertindak dan berbuat secara keseluruhan.
Hal ini berkaitan dengan pengumpulan dan pemrosesan bahan mentah untuk dibuat
suatu alat kerja, pakaian, transportasi ,dan kebutuhan lain berupa benda material.
e. Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa
satu dengan sesamanya.
Hal ini merupakan salah satu unsur pewarisan budaya yang juga amat sangat
penting di dalam sebuah struktur sosial. Unsur inilah ayang akan menghitung suatu garis
keturunan dari hubungan perkawinan serta hubungan darah.
f. Sistem Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan
barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi
meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan,
atau perdagangan.
g. Kesenian
Kesenian bisa diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. Bentuk
keindahan yang beraneka ragam timbul dari imajinasi kreatif yang dapat memberi kepuasan
batin bagi manusia. Secara garis besarnya, bentuk kesenian terbagi dalam tiga garis besar,
yaitu seni rupa, seni musik, dan seni tari.

12
5. Contoh Budaya

Berikut ini beberapa contoh budaya di Indonesia:

a. Batik
Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa). Batik juga merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
b. Upacara Tabuik Sumatera Barat
Tabuik atau tabut merupakan sebuah tradisi masyarakat di Pantai Barat, Sumatra
Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura, yang
jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.
c. Makepung, Balap Kerbau Masyarakat Bali
Makepung merupakan tradisi yang serupa dengan Kerapan Sapi, tetapi tak sama.
Makepung adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada
masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini awalnya permainan para
petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen.
d. Atraksi Debus Banten
Kesenian bela diri Debus merupakan tradisi yang berbahaya. Inti pertunjukan ini
sangat kental gerakan silat atau bela diri dan penggunaan senjata. Kesenian Debus Banten
ini banyak menggunakan dan memfokuskan pada kekebalan pemain terhadap serangan
benda tajam.
e. Karapan Sapi Masyarakat Madura, Jawa Timur
Karapan sapi merupakan perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Madura, Jawa
Timur. Dalam acara karapan sapi, para penonton tak hanya disuguhi adu cepat sapi dan
ketangkasan para jokinya. Tetapi, sebelum mulai, para pemilik biasanya melakukan ritual
arak-arakan sapi di sekeliling pacuan disertai alat musik saronen (alat musik khas Madura)
sehingga membuat acara ini menjadi makin meriah.
f. Upacara Kasada Bromo
Upacara Kasada Bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di
Gunung Bromo, Jawa Timur. Mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang tabib

13
atau dukun di setiap desa. Sebelum mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, tabib atau
dukun harus bisa mengamalkan dan menghafal mantra-mantra.

B. Definisi Adat

Adat Secara etimologi, adat berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan.Jadi
secara etimologi adat dapat didefinisikan sebagai perbuatan yang dilakukan berulang-ulang
lalu menjadi kebiasaan yang tetap dan dihormati orang, maka kebiasaan itu menjadi adat.

Ada dua pendapat mengenai asal kata adat. Disatu pihak ada yang mengatakan
bahwa adat diambil dari Bahasa Arab yang berarti kebiasaan. Sedangakan menurut Amura
dalam Hilman menjelaskan istilah adatini berasal dari bahasa Sansekerta karena
menurutnya istilah ini telah dipergunakan oleh orang Minangkabau kurang lebih 2000
tahun yang lalu. Menurutnya adat berasal dari dua kata, a dan dato. a berarti tidak dan dato
berarti sesuatu yang bersifatkebendaan”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adat adalah aturan (perbuatan) yang lazim
diturut atau dilakukan sejak dahulu kala; cara (kelakuan) yang sudah menjadi kebiasaan;
wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilainilai budaya, norma, hukum dan aturan
yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi suatu sistem”.

Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma,
kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.Apabila
adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis
oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.

C. Definisi Nilai Budaya

Nilai budaya adalah seperangkat aturan yang disepakati dan tertanan dalan sus
masyamikat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyamkat, yang telah mengakar pads
kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang

14
bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan
terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan terlihat pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau
sesuatu yang tampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan sosial atau organisasi
sosial.

Adapun definisi nilai budaya menurut para ahli, antara lain:


 Koentjaraningrat (dalam Warsito 2012), Niki budaya merupakan nilai yang terdiri
atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga
masyarakat dalam hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada
dalam suatu masyarakat menjadi orientasi dan rujukan dalam bertindak bagi
mereka. Oleh sebab itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya
dalam mengambil alternatif, cara-cara, alat-alat dan tujuan-
tujuan pembuatan yang tersedia.

 Clyde Kluckholn (dalam Warsite 2012), Definisi nilai budaya ialah sebagai
konsepsi umum yang terorganisasi, berpengaruh terhadap perilaku yang berkaitan
dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan
tentang hal-hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin berkaitan dengan
hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.

 Sumaatmadja (dalam Koentjaraningrat, 2000), Arti nilai budaya merupakan nilai-


nilai yang melekat dalam masyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan, serta
keseimbangan berdasarkan pada perkembangan penerapan budaya dalam
kehidupan.

1. Fungsi Nilai Budaya

Nilai budaya memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan bermasyarakat,


diantaranya yaitu:

15
 Sebagai salah satu pedoman bagi perilaku manusia di masyarakat
 Sebagai faktor pendorong munculnya pola berpikir masyarakat
 Sebagai salah satu sumber tatanan cara berperilaku yang cukup
penting, misalnya hukum adat dan kebiasaan, aturan mengenai sopan santun,
dan lain sebagainya.

2. Ciri Nilai Budaya

Sebagai ciri khas yang membedakan suatu kelompok masyarakat di suatu


tempat dengan kelompok masyarakat lainnya maka nilai budaya memiliki karaketeristik
dibandingkan dengan yang lain. Antara lain;
 Nilai budaya bukan merupakan bawaan dari lahir, melainkan sesuatu yang perlu
dipelajari
 Nilai budaya bisa diwariskan dari satu orang ke orang lainnya, atau dari suatu
 kelompok ke kelompok lainnya, bahkan bisa diwariskan pula antar generasi
manusia
 Nilai budaya memiliki simbol yang menjadi ciri khas suatu budaya
 Nilai yang bermakna dalam sifat budaya akan senantiasa dinamis, sehingga akan
terus berubah seiring berjalannya waktu
 Nilai budaya bersifat selektif dan merepresentasikan perilaku manusia secara
terbatas Berbagai unsur kebudayaan saling berkaitan dengan nilai budaya
 Adanya anggapan bahwa nilai budaya sendiri memiliki kelebihan jika
dibandingkan dengan nilai budaya yang lain

3. Konsep Nilai Budaya

Ada tiga konsep yang senantiasa berkaiatan dengan nilai-nilai budaya yaitu:
a. Simbol-sambol, slogan atau yang lainnya yang kasat mata (jelas)
b. Sikap, tingkah laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat adanya slogan atau
moto tersebut

16
c. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang telah mengakar dan menjadi
kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

4. Contoh Nilai Budaya di Masyarakat

Berikut ini beberapa contoh nilai budaya yang masih berkembang di Indonesia dan
diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari hingga saat ini, antara lain:
a. Selalu Mengatakan "Permisi"
Di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jawa, orang berusaha untukmemiliki
sikap yang baik. Mereka selalu mengatakan "permisi" dengan membungkukkan badan
ketika berjalan di depan orang lain. Sikap itu adalah ciri nilai budaya di Jawa
b. Seorang gadis dilarang makan didepan pintu
Ada juga banyak mitos dari Jawa kuno. Itu bisa menjadi bagian dari nilai budaya,
karena diterapkan hingga sekarang. Ada mitos bahwa perempuan tidak boleh makan di
depan pintu. Beberapa orang mengatakan, gadis-gadis itu akan jauh dari jodoh mereka
(makan di depan pintu menghalangi datangnya jodoh), tetapi beberapa orang juga
mengatakan hahwa its adalah sikap tidak sopan, itulah sebabnya mitos itu masih terjadi dan
dipercaya oleh masyarakat.
c. Grebekkan Masal
Jawa Tengah termasuk salah satu wilayah di Indonesia dengan nilai budaya yang
begitu banyak, karena daerahnya terdiri dari banyak kerajaan. Ada rinal "Grebekkan"
dalam kalender Maulad Nabi Muhammad SAW. Upacara budaya ini untuk merayakan
ulang tahun Nabi Muhununad SAW. Upacara ini bisa kita temukan di daerah
Yogyakarta dan Solo.
d. Sedekah Bumi
Ada nilai budaya yang dinamakan "Sedekah Bumi", konsepnya sama dengan
"Grebekan" tetapi "Sedekah Bumi" adalah upacara untuk merayakan hasil panen yang
didapat masyarakat dari sawah. Itu sebagai bentuk rasa syukur terhadap Bumi yang
memberi kita kehidupan.

17
Dalam upacara ini, penduduk akan duduk bersama di suatu tempat dan kemudian
membagikan yang mereka miliki seperti nasi, buah, sayuran dan banyak lauk. Acara
"Sedekah Bumi" masih banyak dilaksanakan di desa-desa yang ada di Indonesia.
e. Tradisi Bayi Baru Lahir
Orang Indonesia yang memiliki bayi yang baru lahir, sang ayah akan
mengumandangkan "adzan" di telinga bayi. Sebenarnya ini adalah budaya muslim yang
sudah menjadi nilai budaya Indonesia. "Adzan" sebagai doa untuk memanggil orang-orang
muslim agar datang ke masjid.
f. Menjadi Ramah
Orang Indonesia dikenal ramah. Mereka selalu mengatakan halo jika bertemu orang
lain. Anda bisa bertanya pada turis di beberapa tempat wisata, dan mereka akan
mengatakan bahwa orang Indonesia ramah. Mereka selalu menyapa dan tersenyum ketika
bertemu orang baru.
Nilai budaya itu menggambarkan bahwa orang Indonesia suka memiliki teman baru
dan melakukan sesuatu bersama.
g. Mengucap Salam
Orang Indonesia selalu mengatakan salam ketika mereka masuk atau keluar dari
ruangan. Salam, seperti Assalamualaikum (untuk orang muslim), atau permisi. Anda akan
mendengar kalimat itu ketika orang Indonesia masuk dan keluar dari sebuah ruangan,
karena itulah nilai budaya Indonesia.
h. Merayakan Idul Fitri
Salah satu nilai budaya Indonesia terjadi di Idul Fitri. Itu adalah momen terbesar
bagi umat Muslim. Orang Indonesia merayakan Idul Fitri dengan pergi atau saling
berkunjung ke rumah tetangga. Dari pintu ke pintu, mereka akan berjabat tangan satu sama
lain dengan makan bersama beberapa makanan khusus yang dimasak di Idul Fitri.
i. Saling Toleransi
Toleransi adalah nilai budaya Indonesia, karena Indonesia adalah negara
multikultural. Meskipun mereka berasal dari agama yang berbeda, mereka akan saling
membantu ketika mereka memiliki aktivitas. Misalnya, dalam Idul Fitri, orang-orang

18
Kristen membantu umat Islam untuk membersihkan masjid. Mereka membersihkan masjid
bersama tanpa perbedaan.
j. Selalu Makan Nasi
Beras adalah bagian dari nilai budaya Indonesia. Orang Indonesia selalu sarapan,
makan siang, dan makan malam dengan nasi dan lauk varian.
Sama halnya dengan budaya barat khususnya Eropa yang mengonsumsi roti.
Banyak orang Indonesia merasa bahwa mereka tidak dapat makan tanpa nasi, meskipun
mereka sudah banyak makan-makanan lainnya. Bahkan ada ungkapan "belum makan" jika
yang dimaksud adalah belum makan nasi.

D. Perbedaan Budaya, Adat, dan Nilai Budaya

 Budaya merujuk pada keseluruhan cara hidup suatu kelompok masyarakat,


termasuk aspek seperti seni, Bahasa, agama dan teknologi.

 Sementara adat merupakan serangkaian norma dan tradisi khusus yang dipegang
oleh suatu komunitas dalam kehidupan sehari-hari.

 Nilai budaya mencakup keyakinan dan prinsip yang diakui dan dijunjung tinggi
oleh suatu masyarakat, mencerminkan pandangan mereka terhadap kebaikan,
kebenaran dan keadilan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya mencakup keseeluruhan, adat


merinci praktik-praktik tertentu, sementara nilai budaya mencerminkan keyakinan dan
prinsip yang dijunjung oleh suatu kelompok.

E. Perkembangan Budaya dan Adat di Indonesia

1. Perkembangan Budaya di Indonesia


Seperti yang kita ketahui bahwasanya perkembangan budaya di Indonesia
mengalami naik turun. Kebudayaan Indonesia dari zaman ke zaman selalu mengalami
perubahan, perubahan ini terjadi karena faktor masyarakat yang memang menginginkan
perubahan dan perubahan kebudayaan terjadi sangat pesat yaitu karena masuknya unsur-
unsur globalisasi ke dalam kebudayaan Indonesia. Unsur globalisasi masuk tak terkendali

19
merasuki kebudayaan nasional yang merupakan jelmaan dari kebudayaan lokal yang ada
disetiap daerah dari Sabang sampai Merauke (Tobroni: 2012 : 123).

Pada awalnya, Indonesia mempunyai banyak peninggalan budaya dari nenek


moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia
sendiri, tetapi saat ini budaya Indonesia sedikit menurun dari sosialisasi di tingkat
nasional,sehingga masyarakat kini banyak yang melupakan dan tidak mengetahui apa itu
budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin
berkurang, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan budaya lokal dan bagi
masyarakat asli Indonesia.

Saat ini Indonesia lebih gencar mempromosikan budaya Indonesia dalam kancah
Internasional, buktinya masyarakat luar lebih mengenal budaya Indonesia dibandingkan
masyarakat Indonesia.Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya Indonesia, batik
tersebut belakangan ini termasuk salah satu budaya yang diminati oleh masyarakat
luar.Muncul trend ini dikarenakan batik telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat
tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya Indonesia, dan hari itulah ditetapkannya
sebagai hari batik nasional.

Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya


masyarakat Indonesia.Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor),
seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan modifikasi setempat. Kedua, adalah
kekuatan dari luar masyarakat(external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar
budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta
perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka ( Koentjaraningrat,
2015: 191).

2. Perkembangan Adat di Indonesia


Perkembangan adat di Indonesia sangat dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk
modernisasi, globalisasi, dan dinamika sosial. Meskipun adat istiadat masih dijaga,
beberapa nilai tradisional mengalami perubahan seiring waktu. Tetapi, upaya pelestarian
budaya dan kearifan lokal juga terus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.

Di samping kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi alam hingga
faktor-faktor tradisional, ada banyak faktor lain turut mempengaruhi perkembangan hukum
adat di Indonesia. Dikutip dari Pengantar Hukum Indonesia oleh Rahman Syamsuddin,
berikut perkembangan serta faktornya:

a. Magis dan animism

20
Pengaruh faktor magis dan animisme di Indonesia berpengaruh besar dalam
perkembangan hukum adat. Hal ini bisa dilihat dari upacara-upacara adat yang bersumber
pada kekuasaan serta kekuatan gaib hingga kepercayaan animisme pada alam semesta atau
pemujaan terhadap roh-roh leluhur.

b. Faktor agama:

Pengaruh faktor agama juga merupakan salah satu yang cukup besar dalam
perkembangan hukum adat. Mulai dari masuknya agama Hindu pada abad ke 8, agama
Islam pada abad ke 14, dan agama Kristen yang dibawa pedagang-pedagang Barat.

c. Faktor kekuasaan yang lebih tinggi:

Maksud dari kekuasaan yang lebih tinggi adalah kekuasaan raja, kepala kuria,
nagari dan sejenisnya. Tidak semua raja yang pernah berkuasa baik, ada juga raja yang
bertindak sewenang-wenang bahkan tidak jarang keluarga dan lingkungan kerajaan ikut
serta dalam menentukan kebijaksanaan kerajaan. Misalnya penggantian kepala-kepala adat
banyak diganti oleh orang-orang kerajaan tanpa menghiraukan adat istiadat bahkan
menginjak-injak hukum adat yang ada dan berlaku di dalam masyarakat tersebut

d. Adanya kekuasaan asing:

pengaruh kekuasaan penjajah Belanda turut mempengaruhi perkembangan hukum


adat di Indonesia. Orang-orang Belanda kala itu membawa alam pikiran barat yang
individualisme. Hal ini jelas bertentangan dengan alam pikiran adat yang bersifat
kebersamaan.

21
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Dalam pandangan umum, budaya menjadi
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Sementara hasil dari budaya disebut dengan “kebudayaan".

Sementara itu, adat seringkali disebut sebagai tradisi lokal (local custom). Ia
merupakan aturan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala; kelakuan yang
sudah menjadi kebiasaan; wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya,
norma, hukum, dan aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem.

Nilai budaya adalah seperangkat aturan yang disepakati dan tertanan dalan sus
masyamikat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyamkat, yang telah mengakar pads
kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang
bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan
terjadi atau sedang terjadi.

B. SARAN

Penyusunan makalah ini jauuh dari kata sempurna, sehingga kami dari penulis
meminta kritik dan saran untuk menyempurnakan tulisan serta isi dari makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Warsito. 2012. Antropologi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Gischa, Serafica (2019-12-13). Nailufar, Nibras Nada, ed. "Perbedaan Hukum Kebiasaan
dan Hukum Adat". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-11-04

Karmadi, Agus Dono. "Budaya lokal sebagai warisan budaya dan upaya pelestariannya."
(2007).

Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas, dan Pembangunan. Jakara: PT.


Gramedia Pustaka Utama

Nahak, H. M. I. (2019). UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA DI ERA


GLOBALISASI. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76.
https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76

Roman, Mujibur, dkk. (2022). Hukum Adat. Padang: Global Eksekutif Teknologi.

Sarumaha, Martiman S. "BAB I PENGERTIAN BUDAYA." Budaya Nias (2023): 5

Salim, Munir. "Bhinneka tunggal ika sebagai perwujudan ikatan adat-adat masyarakat adat
nusantara." Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan 6.1 (2017): 65-
74..

23

Anda mungkin juga menyukai