Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KEBUDAYAAN BANTEN
PELAJARAN:BAHASA INDOSENSIA

KELOPOK 5

1.Yuri satina
2.Andang sutisna
3.Asri asyiah
4.Dina
5.M.Fatir.arkaan
6.Janwar alamsyah
XI BIR 3

SMKN 1 PANDEGLANG
Kadulisung,Jl,Raya Labauan - Pandegglang No
Km,05,Kec.Kaduhejo,Kabupaten Pandegglang 42253
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt atas
izizn-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat beriring salam kami
curahkan kepada nabi Muhammad Saw, penutup para nabi dan pemberi syafaat di
yaumil akhir nanti. Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad.
Kebudayaan Banten, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan
budaya Indonesia, telah menjalani perjalanan panjang yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor sejarah, geografis, sosial, dan ekonomi. Makalah ini bertujuan
untuk menjelajahi dan menggali lebih dalam tentang kebudayaan Banten, wilayah
yang terletak di pesisir barat Pulau Jawa, yang kaya akan warisan budaya yang
unik dan menarik.
Kebudayaan Banten mencerminkan kemajemukan masyarakat yang
mendiami wilayah ini. Sebagai salah satu provinsi di Indonesia, Banten memiliki
beragam etnis, bahasa, dan kepercayaan agama. Namun, di balik keragaman
tersebut, terdapat benang merah yang menghubungkan mereka dalam sebuah
kebudayaan yang kaya dan berwarna.
Dalam makalah ini, kita akan mengeksplorasi berbagai aspek kebudayaan
Banten, seperti seni tradisional, tarian, musik, kuliner, upacara adat, dan lainnya.
Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana kebudayaan Banten telah
beradaptasi dengan zaman modern tanpa kehilangan akar tradisinya.
Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
kita tentang pentingnya melestarikan dan mempromosikan kebudayaan lokal
dalam konteks globalisasi yang semakin pesat. Melalui pemahaman yang lebih
mendalam tentang kebudayaan Banten, kita dapat lebih menghargai keragaman
budaya Indonesia dan menggali inspirasi untuk memperkaya kehidupan kita
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan
menginspirasi kita untuk menjaga dan memperkaya kebudayaan Banten, serta
mempromosikannya kepada dunia. Selamat menikmati pembacaan makalah ini!

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pandeglang, 15 September 2023

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

A. Pengertian Kebudayaan..............................................................3
B. Unsur dan Ciri Kebudayaan.......................................................6
C. Kebudayaan Banten...................................................................8

BAB III ANALISIS.......................................................................................16

A. Kesimpulan..............................................................................16

BAB IV PENUTUP………………………………………………………….

A.Kesimpulam…………………………………………………...19

B.Saran…………………………………………………………..20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki trdisi dan


kebudayaan yang beragam. Beragamnya kebudayaan mencerminkan suatu
identitas kelompok masyarakat yang mewakili tempatnya masing-masing
dengan karakteristik kebudayaan dan tradisinya.
Indonesia sebagai wilayah kepulauan dengan berbagai keadaan geografi
yang berbeda-beda dengan ragam kebudayaan yang ada di Indonesia. Setiap
suku dan etnis di Indonesia tentunya memiliki kearifan lokal yang unik dan
khas contohnya seperti berbicara berbagai bahasa daerah dan mengamalkan
adat istiadat yang berbeda-beda. Menurut Fajriani (2014), kearifan lokal
hanya akan bertahan selamanya jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan mampu menghadapi perubahan zaman.
Banten, sebagai salah satu provinsi di Indonesia, memiliki warisan
kebudayaan yang kaya dan beragam. Wilayah ini terletak di pesisir barat
Pulau Jawa dan telah lama menjadi tempat bertemunya berbagai etnis,
bahasa, dan agama. Keberagaman ini telah memberikan karakteristik yang
unik pada kebudayaan Banten, yang mencerminkan kemajemukan sosial dan
budaya masyarakatnya.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menjelajahi dan
menganalisis tentan berbagai aspek kebudayaan Banten, serta ciri dan unsur
dari kebudayaan tersebut, diharapkan dapat menjadi upaya-upaya dalam
memelihara dan mengembangkan kebudayaan ini. Dengan demikian, makalah
ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
kebudayaan Banten.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa itu kebudayaan?
2. Apa unsur dan ciri kebudayan?
3. Apa saja kebudayaan Banten?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini dalah :
1. Mengetahui pengertian kebudayaan
2. Mengetahui unsur dan ciri kebudayan
3. Mengetahui kebudayaan Banten

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang dalam kamus bahasa
Indonesia berarti ’pikiran atau akal budi’. Dengan demikian, budaya dapat
dikatakan sebagai hasil atau buah pemikiran yang dilakukan oleh seseorang
pada masa tertentu. Menurut Bernett Taylor (dalam Riyanto, dikutip Ndraha,
2011: 43), “Culture of civilization, taken in is wide technograpic sense, is
that complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, custom,
and any order capabilities and habits acquired by man as a member society.”
Dalam terjemahan bebasnya dapat kita pahami bahwa pada hakikatnya
peradaban kebudayaan merupakan perpaduan kompleks dari pengetahuan,
keyakinan, seni, moral, dan tradisi serta keahlian-keahlian lain dan kebiasaan
yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Dalam disiplin Ilmu Antropologi Budaya, pengertian Kebudayaan dan
Budaya tidak dibedakan. Adapun pengertian Kebudayaan dalam kaitannya
dengan Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah: “Penciptaan, penertiban
dan pengolahan nilai-nilai insani yang tercakup di dalamnya usaha me
manusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial”.
Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungannya
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayahdari
kata buddhi yang artinya budi atau akal, maka kebudayaan adalah sebagai
hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dalam bahasa Inggris
kebudayaan disebut “culture”, yang berasal dari kata lain yaitu:”colere” yang
berarti mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani. Dalam bahasa
Indonesia, kata culture di adopsi menjadi kultur.
Sedangkan pengertian mengenai kebudayaan sendiri yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda

3
4

yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa


perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

Berikut ini pandangan para ahli tentang kebudayaan :

1. Sir Edward Burnet Tylor


Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi: pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, hokum, moral, kebiasaan, dan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Melville J. Herkovits
Kebudayaan sebagai suatu superorganic karena kebudayaan yang turun
temurun tidak pernah akan ditinggalkan walaupun masyarkata senantiasa
silih berganti.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar.

Kebudayaan dibagi menjadi dua bentuk, yakni :

1. Kebudayaan materi
Kebudayaan materi terdiri atas benda-benda hasil karya dari suatu
kebudayaan yang meliputi segala sesuatu yang diciptakan dan digunakan
oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapat dilihat dan diraba yang
memiliki nilai lisan. Contoh : Rumah, pakaian, mobil, kapal, gedung, dan
peesawat televisi.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang
lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah
kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

4
5

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari


aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan.
2. Kebudayaan Non Materi
Kebudayaan non materi terdiri dari kata-kata yang dipergunakan orang,
hasil pemikiran adat istiadat, keyakinan, dan kebiasaan yang diikuti
anggota masyarakat. Norma-norma dan adat istiadat. Contoh : berbagai
norma yang mengatur prilaku manusia (norma agama,norma hukum,
norma kesopanan, dan norma kesusilaan)

Ndraha (dalam Riyanto, 2011) membagi tingkatan budaya dalam dua


katagori.
1. Aspek kuantitatif: semakin banyak yang terlibat dalam menganut,
memiliki, dan menaati suatu nilai akan semakin tinggi tingkat budaya
yang terrcipta seperti budaya global, budaya regional, budaya bangsa,
budaya daerah, dan budaya setempat.
2. Aspek kualitatif: semakin mendasar penataan nilai akan semakin kuat
budaya yang tercipta.

Dengan dua pengertian budaya tersebut, Ndraha (dalam Riyanto, 2011)


melanjutkan bahwa budaya dapat memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Cita rasa dan identitas masyarakat


2. Pengikat suatu masyarakat
3. Sumber inspirasi
4. Kekuatan penggerak
5. Kekuatan untuk menciptakan nilai tambah
6. Pola perilaku yang berisi norma dan aturan
7. Warisan
8. Substitusi berbagai tata nilai
9. Mekanisme adaptasi terhadap perubahan, dan
6

10. Proses yang menjadikan bangsa kongruen.

B. Unsur dan Ciri Kebudayaan


Budaya mempunyai unsur tersendiri, terdiri dari unsur bahasa, religi,
sistem pengetahuan, kemasyarakatan, peralatan hidup dan teknologi, mata
pencaharian, dan kesenian. Berikut ini penjelasannya:
1. Bahasa
Bahasa adalah sebuah pengucapan indah pada suatu elemen budaya atau
kebudayaan yang mampu menjadi alat perantara utama bagi manusia
untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Terdapat dua
macam bentuk bahasa, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
2. Religi
Sistem religi atau yang juga dikenal sebagai kepercayaan ialah suatu hal
yang menyangkut maupun berhubungan dengan keyakinan. Unsur dari
sistem religi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sangat penting
di sebuah kehidupan. Sistem ini berfungsi sebagai pengatur kehidupan di
antara manusia dan juga sang pencipta.
3. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan membahas pada ilmu pengetahuan tentang kondisi
alam di sekeliling manusia dan sifat-sifat peralatan yang dipakainya.
Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar,
flora dan fauna, tubuh manusia, waktu, sifat dan tingkah laku sesama
manusia, ruang dan bilangan, dan lain-lain.
4. Peralatan Hidup dan Teknologi
Jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Meliputi
cara bertindak dan berbuat secara keseluruhan. Hal ini berkaitan dengan
pengumpulan dan pemrosesan bahan mentah untuk dibuat suatu alat kerja,
pakaian, transportasi ,dan kebutuhan lain berupa benda material.
5. Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian merupakan segala usaha manusia untuk
mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian
7

hidup atau sistem ekonomi meliputi, berburu dan mengumpulkan


makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan, atau perdagangan.
6. Kesenian
Kesenian bisa diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap
keindahan. Bentuk keindahan yang beraneka ragam timbul dari imajinasi
kreatif yang dapat memberi kepuasan batin bagi manusia. Secara garis
besarnya, bentuk kesenian terbagi dalam tiga garis besar, yaitu seni
rupa, seni musik, dan seni tari.

Kebudayaan dapat dikenali melalui ciri-cirinya sebagai berikut.


1. Budaya yang hadir di masyarakat akan dipelajari oleh generasi
selanjutnya.
2. Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun
kelompok lain, serta diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
3. Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah
sepanjang waktu.
4. Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku
serta pengalaman manusia secara terbatas.
5. Walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur
yang saling berkaitan.
6. Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan
etnosentrik atau menganggap bahwa budayanya sebagai budaya yang
terbaik dan menilai budaya masyarakat hanyalah budaya standar.
7. Budaya memiliki unsur kepercayaan di dalamnya yang dipercayai oleh
anggota masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
8. Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang
memiliki budaya tersebut.
9. Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau
sekelompok manusia.
10. Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi, serta
meliputi sikap, nilai dan pengetahuan.
8

C. Kebudayaan Banten
Kebudayaan Provinsi Banten Sangatlah unik. Beragam suku bangsa
yang mendiami daerah Banten ini menjadikan kebudayaan Provinsi Banten
semakin Beragam. Secara kultural wilayah Provinsi Banten terbagi atas tiga
wilayah. Wilayah Banten Utara (Kabupaten Serang dan Cilegon) didominasi
oleh orang-orang dari suku Jawa dan Cirebon. Wilayah Banten Selatan
(Kabupaten Lebak dan Pandeglang) didominasi suku Sunda. Wilayah Banten
Timur (Kabupaten/ Kota Tangerang) masyarakat heterogen. Ada beberapa
suku bangsa pendatang yang bermukim di wilayah tersebut.
Tiap-tiap suku bangsa ini mempunyai kebudayaan sendiri. Suku bangsa
pendatang membawa kebudayaan aslinya dan mengembangkannya di wilayah
Banten. Terjadilah akulturasi budaya pada tataran kehidupan masyarakatnya.
Percampuran multi etnik inilah yang membuat adat tradisi budaya Banten
menjadi khas, unik, dan menarik.

1. Bahasa Daerah Banten


Bahasa Sunda adalah bahasa yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Banten, terutama wilayah Banten Selatan yang mayoritas
didominasi oleh masyarakat dari suku Sunda. Namun, ada perbedaan
dialek dari bahasa Sunda aslinya di Priangan. Bahasa banten memiliki
dialek bahasa Sunda yang terdengar kasar. Hal ini sesuai dengan karakter
orang Banten yang tegas dan keras selaras kondisi alamnya di sekitar
pesisir pantai.
Suku Jawa yang beanyak bermukim di Banten Utara menggunakan
bahasa Jawa dialek Banten dalam pergaulan sehari-harinya. Begitupula
mayarakat yang berasal dari Lampung menggunakan bahasa Lampung
dialek Sunda-Banten sebagai bahasa sehari-harinya. Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Nasional lebih banyak digunakan oleh masyarakat
perkotaan, terutama masyarakat Banten Timur (Kota Tangerang).
9

2. Rumah Adat Tradisional Daerah Banten


Seni Arsitektur Sunda terlihat pada bantuk rumah dan
perkampungan suku Badui dan Adat Kasepuhan Banten Kidul
(Cisungsang). Rumah tradisionalnya berbentuk panggung yang dinamakan
imah. Dari segi bentuk tidak terlihat berbeda antara rumah adat Baduy
dengan rumah Adat Kasepuhan. Namun, dari segi bahan yang digunakan
untuk pembuatannya terdapat perbedaan. Masyarakat Baduy masih
memegang teguh adat istiadat sehingga kesederhanaan pada bentuk
rumahnya masih sangat terlihat. Sebaliknya, rumah adat kasepuhan terlihat
lebih modern karena sudah menggunakan unsur-unsur kebudayaan
modern.

3. Pakaian Adat Tradisional Daerah Banten


Masyarakat Banten mengenal tiga jenis pakaian adat yang
digunakan untuk upacara pengantin. Pakaian adat tersebut, antara lain
pakaian pengantin Banten Kebesaran, Banten Lestari, dan Banten Gaya
Tangerang. Setiap jenis pakaian adat ini memiliki ciri khas dan tujuan
pemakaian tersendiri.
Pada pakaian adat Banten Kebesaran, kedua mempelai
mengenakan kain berbahan beludru dengan warna hijau atau hitam.
Terdapat berbagai macam hiasan pada pakaian dengan menggunakan
benang emas. Penutup kepala mempelai pria disebut makutaraja.
Mempelai wanita juga mengenakan penutup kepala yang disebut makuta.
Mempelai pria memakai selop serta tombak pendek sebagai pelengkap
pakaiannya. Sebagai pelengkap pakaian, mempelai wanita mengenakan
kalung , giwang, gelang, dan selop.

4. Kesenian Tradisional Daerah Banten


a) Seni Pertunjukan Daerah Banten
Salah satu kesenian tradisional asli Banten adalah Debus.
Kesenia debus adalah kombinasi dari seni tari, seni suara, dan seni
10

kabatinan yang bernuansa magis. Pertunjukan debus dilakukan dengan


beberapa tahapan. Pertama-tama debus diawali dengan pembukaan
(gembung), yaitu pembacaan salawat nabi dan dzikir kepada Allah
swt. Selanjutnya beluk, yaitu lantunan zikir dengan suara keras,
nyaring dan saling bersahutan diiringi tetabuhan. Bersamaan dengan
itu dipertunjukkan atraksi-atraksi kekebalan tubuh seperti menyayat
bagian tubuh, memakan kaca, tidur diatas papan berpaku, atau
memasak dengan tungku diatas kepala yang diperagakan para
pemainnya. Atraksi ini diakhiri dengan gemrung, yaitu permainan alat
musik tetabuhan.
Debus hanyalah salah satu seni pertunjukan di Banten. Masih
banyak jenis pertunjukan yang lain, seperti jipeng, rudat, pencak silat,
pantun buhun, rampak gendang, reog, wayang golek, dan wayang
garing.

b) Tari Tradisional Daerah Banten


Banten memiliki beragam tarian tradisional yang biasanya
dipentaskan dalam berbagai upacara adat, penyambutan tamu, atau
pentas budaya. Salah satu kesenian tari tradisional Banten yang cukup
terkenal adalah tari Cokek yang berasal dari Tangerang. Tarian ini
dibawakan oleh sepuluh penari wanita dan diiringi alat musik
gambang kromong yang dimainkan oleh tujuh pemusik pria. Dahulu
tarian yang berkesan erotis ini digunakan untuk hiburan orang-orang
Belanda pada masa penjajahan. Pada masa sekarang tarian ini hanya
dipertunjukkan pada acara-acara tertentu. Tari cokek merupakan
kolaborasi budaya Sunda dan Cina dengan iringan musik Betawi.
Selain itu, ada juga tari Cukin yang merupakan pengembangan
dari tari Cokek jyang dipandang tabu. Tari Cukin menggambarkan
kegembiraan muda-mudi yang sedang bersendau gurau pada malam
hari. Tarian ini dibawakan oleh lima penari wanita dan satu penari pria
dengan diiringi sepuluh pemain musik. Selain kedua jenis tarian
11

tersebut masih ada lagi tarian Banten yang lainnya, diantaranya seperti
tari Saman, tari Katuran, tari Topeng, tari Dala'il Wajun, dan tari
Ketuk Tilu.

c) Alat Musik Tradisional Daerah Banten


Alat Musik tradisional banten digunakan untuk mengiringi
berbagai kesenian tradisional dan upacara adat Banten. Alat-alat
musik tersebut meliputi alat musik pukul, tiup, petik, gesek, dan
tabuh. Ada yang dimainkan secara tunggal, dan ada pula yang
dimainkan secara kelompok dengan membentuk sebuah gabungan
irama musik tradisional Banten yang terdengar merdu.
Masyarakat Baduy memiliki alat musik yang bernama angklung
buhun atau yang lebih dikenal dengan angklung Baduy atau angklung
kanekes. Angklung buhun hanya boleh dimainkan pada saat upacara
adat ngaseuk pere huma dibulan kapitu hingga kasalapan. Masyarakat
banten yang mendalami kesenian silat tidak lepas dari alat musik
petitung. Alat musik pengiring silat ini terdiri atas kendang, gong
kempul, kenong, kecrek, gong panggang, dan terompet petitung.
Kesenian rudat Banten juga menggunakan alat musik rabana (terbang)
dalam setiap pementasannya. Alat ini terdiri atas dua buah gedong
bibit, mapat, telu, kemcang, kempul kembar, dan nganak.
Ibu-ibu di wilayah Adat Kasepuhan Cisungsang saat menumbuk
padi menghasilkan musik yang disebut gondang. Hantaman antan
pada badan lesung menghasilkan harmonisasi irama yang indah. Irama
pukulan ini berpadu dengan nyanyian dan jogetan (ibing) ibu-ibu yang
bersemangat. Terbentuklah sebuah pertunjukan seni musik tradisional
yang mengesankan.
Sebagai bagian dari masyarakat Sunda, masyarakat Adat
Kasepuhan Banten Kidul juga mengenal alat musik yang lain seperti
angklung buhun, dog-dog lojor, rengkong, toleat, calung renteng,
12

karinding, celempung, dan ketimpring. Berbagai alat musik ini dapat


dinikmati pada saat acara perayaan serentaun.
d) Seni Kerajinan Rakyat Banten
Salah satu kerajina rakyat Banten yang saat ini sukup fenomenal
adalah batik Banten. Batik Banten memiliki motif yang berbeda dari
batik-batik daerah lainnya. Meskipun belum lama diperkenalkan,
tetapi pesona batik Banten mampu menarik khalayak umum.
Salah satu tokoh yang mempopulerkan batik banten yaitu Bapak
Uke Kurniawan. Bersama seorang arkeolog yang banyak meneliti
Banten Lama, yaitu (alm.) Hasan M. Ambary, beliau memperkanalkan
ragam hias Banten lama dalam bentuk kain batik pada tahun 2002.
Hingga saat ini sudah ada 50 ragam hias yang berhasil dituangkan
dalam kain batik dari 70 ragam hias yang ditemukan. Dua belas
diantaranya sudah dipatenkan sebagai Motif kain batik banten pada
tahun 2003. Motif-motif tersebut antara lain Datulaya, Pamaranggen,
Pasulaman, Kapurban, Pancaniti, Mandalikan, Pasepen, Surosowan,
Kawangsan, Srimanganti, Sabakingking, dan Pejantren.
Seni kerajinan juga tidak lepas dari masyarakat Baduy. Ibu-ibu
diperkampungan Baduy menghasilkan tenunan berupa kain,
selendang, baju, celana, ikat kepala, dan sarung. Hasil kerajinan
masyarakat Baduy lainnya yaitu koja, jarog (tas dari kulit teureup),
golok, parang, dan berbagai anyaman dari bambu. Selain itu di
beberapa wilayah juga ditemukan seni kerajinan yang khas. Kerajinan
kayu dapat dijumpai di Desa Taman Jaya. kerajinan gerabah terdapat
di Bumi Jaya. Daerah Rangkas Bitung terkenal sebagai sentra
kerajinan batu kalimaya atau onix.

5. Upacara Tradisional Daerah Banten


Berbagai upacara adat tradisional masih ada dan dilaksanakan oleh
masyarakat Banten hingga saat ini. Upacara adat tersebut antara lain
upacara adat yang berhubungan dengan daur hidup serta upacara adat yang
13

berhubungan dengan aktifitas manusia dan lingkungannya. Jenis upacara


yang berhubungan dengan daur hidup diantaranya seperti upacara pada
masa kehamilan, kelahiran, kanak-kanak, masa dewasa, masa perkawinan,
dan masa kematian.
Masyarakat Baduy juga mengenal tiga upacara adat yang berkaitan
dengan kegiatan perladangan, yaitu ngawalu, ngalaksa, dan seba. Sebagai
bagian dari Adat Kasepuhan Banten Kidul, masyarakat Baduy juga
mengikuti upacara Seren Taun. Inilah upacara terbesar dalam tradisi Adat
Kasepuhan Banten Kidul sebagai bentuk rasa syukur masyarakat banten
Kidul atas hasil panen yang berlimpah. Seren Taun menjadi puncak dari
rangkaian panjang ritual berladang yaitu ngaseuk, sapang jadian pare,
salametan pare nyiram (mapag pare beukah), sawenan, mipit pare,
nganjaran (ngabukti), dan panggokan.

6. Senjata Tradisional Banten


Golok adalah senjata khas Banten. Jenis senjata ini sangat lekat
dengan pendekar dan jawara Banten. Dahulu golok berfungsi sebagai
senjata pertahanan diri, tetapi sekarang hanya sebagai alat seni bela diri.
Salah satu golok khas banten yang terkenal yaitu golok ciomas. Golok
yang hanya dibuat di daerah Ciomas ini terkenal karena ketajaman dan
nilai mistisnya. Menurut cerita golok ciomas hanya dibuat pada bulan
Maulud dan melalui tahapan ritual yang panjang.
Golok juga tidak lepas dari masyarakat Adat Kasepuhan Banten
Kidul dan suku Baduy. Orang baduy selalu menyelipkan golok kemana
pun mereka pergi. Golok menjadi alat utama saat mereka berladang dan
berburu di hutan. Selain itu, dalam tradisi masyarakat Banten juga dikenal
senjata-senjata tradisional lainnya seperti keris, tombak, kujang, godam,
parang, pedang, dan panah.
14

7. Makanan dan Minuman Tradisional Banten


Makanan khas Banten salah satunya adalah Rabeg. Rabek adalah
makanan khas Banten yang bentuknya mirip dengan gulai kambing atau
rawon. Makanan ini terbuat dari daging dan jeroan kambing. Makanan
kaum bangsawan dan sultan ini hanya terdapat di Kabupaten Serang.
Ada juga makanan khas Banten lainnya, seperti nasi sumsum dari
Kabupaten Serang yang terbuat dari nasi putih dan sumsum tulang kerbau.
Makanan khas lainnya yang dapat ditemui di Provinsi Banten yaitu
mahbub, jejorong, sup sirip hiu, satai bandeng, sup bebek, satai bebek khas
Cibeber, sapo terung lemang malimping, laksa tangerang, ketan bintul,
ketan cuer, dendeng kerbau, emping melinjo, kue pasung, buah kranji,
emping jengkol, dan kulit tangkil.
15

BAB III

ANALISIS

A. ANALISIS

Dari hasil kajian yang sudah dilakukan akhirnya kita menyimpulkan bahwa :
1. Pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

2. Budaya mempunyai unsur tersendiri, terdiri dari unsur bahasa, religi,


sistem pengetahuan, kemasyarakatan, peralatan hidup dan teknologi, mata
pencaharian, dan kesenian.
Kebudayaan dapat dikenali melalui ciri-cirinya sebagai berikut.
a. Budaya yang hadir di masyarakat akan dipelajari oleh generasi
selanjutnya.
b. Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu
maupun kelompok lain, serta diwariskan dari generasi ke generasi
selanjutnya.
c. Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah
sepanjang waktu.
d. Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola
perilaku serta pengalaman manusia secara terbatas.
e. Walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur
yang saling berkaitan.
16

f. Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan


etnosentrik atau menganggap bahwa budayanya sebagai budaya yang
terbaik dan menilai budaya masyarakat hanyalah budaya standar.
g. Budaya memiliki unsur kepercayaan di dalamnya yang dipercayai
oleh anggota masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
h. Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang
memiliki budaya tersebut.
i. Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau
sekelompok manusia.
j. Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi,
serta meliputi sikap, nilai dan pengetahuan.

3. Kebudayaan Provinsi Banten Sangatlah unik bahasa sunda adalah bahasa


yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Banten, rumah
tradisionalnya berbentuk panggung yang dinamakan imah yang biasa di
masyarakat Baduy, pakaian adatnya antara lain pakaian pengantin Banten
Kebesaran, Banten Lestari, dan Banten Gaya Tangerang, Salah satu
kesenian tradisional asli Banten adalah debus, salah satu kesenian tari
tradisional Banten yang cukup terkenal adalah tari cokek yang berasal
dari Tangerang. Masyarakat Baduy memiliki alat musik yang bernama
angklung buhun atau yang lebih dikenal dengan angklung Baduy atau
angklung kanekes. Salah satu kerajina rakyat Banten yang saat ini sukup
fenomenal adalah batik Banten. Masyarakat Baduy juga mengenal tiga
upacara adat yang berkaitan dengan kegiatan perladangan, yaitu ngawalu,
ngalaksa, dan seba. Golok adalah senjata khas Banten. Makanan khas
Banten salah satunya adalah Rabeg. Makanan khas lainnya yang dapat
ditemui di Provinsi Banten yaitu mahbub, jejorong, sup sirip hiu, satai
bandeng, sup bebek, satai bebek khas Cibeber, sapo terung lemang
malimping, laksa tangerang, ketan bintul, ketan cuer, dendeng kerbau,
emping melinjo, kue pasung, buah kranji, emping jengkol, dan kulit
tangkil
17

B. SARAN

Setelah mempelajari budaya Banten, selaku warga Banten kita harus


bangga dan melestarikan budaya yang ada agar tidak musnah dan punah
kebudayaan yang ada. Jangan sampai kita asing terhadap budaya sendiri
dan mengadopsi budaya luar yang tidak cocok dengan kehidupan kita.
Warisan budaya ada untuk menjadi suatu ciri pembeda kita dengan
keragaman budaya lainnya.
18

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Tentang Kebudayaan diIndonesia.


(http://www.makalah.my.id/2020/01/makalah-tentang-kebudayaan-di-
indonesia.html, diakses pada 16 September 2023)

Seha, Nur dan Ovi Soviaty Rivay, “WAYANG GARING: FUNGSI DAN
UPAYA MEREVITALISASI WAYANG KHAS BANTEN”. Jurnal
Metasastra. Vol. 8 No. 1( 2015) : 77—90

Literasi Kebudayaan. (https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/, diakses


pada 16 September 2023)

Kebudayaan Daerah Banten.


(https://www.senibudayaku.com/2017/11/kebudayaan-daerah-banten.html,
diakses pada 16 September 2023)

Anda mungkin juga menyukai