Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SOSIOLOGI

MAKALAH TENTANG KEBUDAYAN

Disusun oleh kelompok 2:

1. Anugrah Bella Kristy

2. Dela Febiyana

3. Putri Regina

KEBUDAYAAN

PROGRAM STUDI S1 GIZI

STIKES ADiLA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikanrahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua dan penulis, sehingga makalah yang berjudul
“KEBUDAYAAN"ni dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Kimia Organik Dan Anorganik yang di berikan oleh bapak Suherman S.Km, M. Si
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan kajian tentang stoikiometri. Makalah ini
diharapkan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan sebagai seorang
mahasiswa dan Gizi khususnya. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam berfikir dan bertindak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
bapak Suherman S.Km, M. Si atas ilmu baru yang penulis dapatkan dari makalah ini
yang merupakan salah satu ilmu yang belum pernah penulis dapatkan sebelumnya.
Semoga saja dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat. Dalam
pembuatan makalah ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi
materi,maupun penyusunan kalimat.Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang
berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini snagat penulis
harapkan. Mudah-mudahan ini dapat membantu, meski sedikit pada kita mampu untuk
menjelaskan secara lebih jelas lagi dan dengan harapan semoga kita semua mampu
berinovasi dan meningkatkan pengetahuan dengan potensi yang dimiliki. Amin

Bandar Lampung, 29, September 2022


ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................... iiPeta


Konsep ................................................................................................................ 1BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .........................................................................................
21.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 31.3 Tujuan
...................................................................................................... 3BAB II
PEMBAHASAN2.1

Kebudayaan Secara Etimologis ............................................................... 42.2

Batasan Kebudayaan ............................................................................... 82.3

Kebudayaan Sebagai Suatu System ........................................................ 10BAB III


PENUTUP3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 17

3.2. Saran ........................................................................................................ 17DAFTAR


PUSTAKA ................................................................................................ 18
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu budaya, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya
yang sangat menarik dan unik. Dalam era modernisasi sekarang ini, tidak sedikit penduduk
Indonesia yang menganut budaya asing dan melupakan budaya sendiri. Perkembangan
teknologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara perlahan telah
menghancurkan kebudayaan daerah. Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi
kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan
daerah. Masuknya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara
mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap
kebudayaan asli. Budaya Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang
menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang tradisional, hal ini
memicu orang bersifat antara lain sebagai sikap individualis dan matrealistis. Berkurangnya
nilai budaya dalam diri hendaknya perlu perhatian khusus untuk menjaga segala budaya yang
kita miliki. Salah satu penyebabnya karena saat ini kebudayaan daerah hanya dikenalkan lewat
buku bacaan sehingga kurang menarik minat untuk mempelajarinya. Sedangkan kualitas buku-
buku bacaan tentang pengenalan budaya daerah yang baik belum tentu menarik minat untuk
membacanya. Salah satu upaya dalam menanamkan kecintaan terhadap budaya asli kita adalah
memberikan pembelajaran budaya Indonesia melalui sistem berbasis multimedia yang
terkomputerisasi. Dengan multimedia pengenalan tentang kebudayaan Indonesia akan lebih
menarik, interaktif dan praktis.multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi
(link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.
Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan, juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan
dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pembelajaran baik dalam
kelas maupun secara sendiri-sendiri. dengan multimedia pengenalan tentang kebudayaan
Indonesia akan lebih menarik, interaktif dan praktis. Pada kesempatan ini penulis mengambil
obyek tentang kebudayaan Indonesia dalam tugas akhir yang berjudul “Desain Multimedia
Interaktif Terhadap Pengenalan Budaya Di Indonesia”.

BAB II

PEMBSHASAN

a.Pengertian Kebudayaan

Dalam bahasa Inggris, budaya disebut dengan istilah culture. Kata culture berasal dari
Bahasa Latin yaitu colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, dalam konteks ini
adalah mengolah tanah atau bertani. Colere atau culture juga diartikan sebagai usaha
manusia untuk mengolah alam.

Kebudayaan ini dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu, khususnya dari rumpun sosial
humaniora, misalnya antropologi, sosiologi, sejarah, dan arkeologi. Sebenarnya juga ada
displin ilmu yang benar-benar mempelajari kebudayaan, yaitu ilmu budaya (cultural
studies).

b.Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

Beberapa ahli mencoba mendefinisikan apa itu budaya. Berikut adalah definisi budaya
dari para ahli:

1.E. Bs. Taylor: Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan,


kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan,
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2.Selo Soermardjan dan Soelaeman Soemardi: semua hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.

3.J. Macionis: Kebudayaan adalah cara berpikir, cara bertindak, dan objek material yang
bersama-sama membentuk cara hidup manusia. Kebudaan meliputi apa yang kita
pikirkan, bagaimana kita bertindak, dan apa yang kita miliki.
4.Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan
belajar.

5.Melville Herskovits dan Bryan Malinowski: Cultural determinism- segala sesuatu yang
ada di masyarakat ditentukan oleh kebudayaan masyarakat itu sendiri.

6.Levi Strauss: budaya merupakan komponen struktur sosial yang berasal dari alam
pemikiran manusia dan dilakukan secara berulang hingga membentuk suatu
kebudayaan.

7.Ralph Linton: budaya adalah segala pengetahuan, pola pikir, perilaku, ataupun sikap
yang menjadi kebiasaan masyarakat dimana hal tersebut dimiliki serta diwariskan oleh
para nenek moyang secara turun-temurun.

c.Unsur-unsur Kebudayaan

Para ahli kebudayaan menemukan bahwa dalam budaya terdapat unsur-unsur


pembentuknya. Berikut adalah unsur-unsur kebudayaan menurt ahli:

1.Menurut Melville Herskovits (Soekamto,2012):

•Alat-alat teknologi

•Sistem ekonomi

•Keluarga

•Kekayaan Politik

2.Menurut B. Malinowski (Soekamto, 2012):

•Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di
dalam upaya menguasai alam sekelilingnya

•Organisasi ekonomi

•Alat-alat atau lembaga atau petugas pendidikan

•Organisasi kekuatan

3.Menurut Kluckhohn, tujuh unsur budaya disebut cultural universals (Soekamto, 2012);

•Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, tempat tinggal, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat produksi, transportasi, alat berburu, dan sebagainya.)
•Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi,
sistem distribusi, dsb)

•Sistem kemasyarakatan (Sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem


perkawinan, dsb).

•Bahasa (lisan dan tulisan).

•Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)

•Sistem pengetahuan

•Religi atau sistem kepercayaan

4.Menurut Macionis (2004):

•Simbol: yaitu bentuk dari kata, gestur, dan tindakan yang mengekspresikan suatu
makna

•Bahasa: suatu sistem simbolik yang digunakan orang untuk berkomunikasi satu sama
lain.

•Nilai: standar abstrak tentang sesuatu yang seharusnya dilakukan atau standar yang
digunakan orang untuk memutuskan apa yang pantas, baik, indah, dan layak sebagai
suatu pedoman hidup sosial.

•Kepercayaan: pemikiran atau ide yang orang anggap benar

•Norma: aturan yang mengatur perilaku manusia. Terdiri atas mores (tentang moral) dan
folkways (tentang kesopanan)

•Teknologi: hasil pengetahuan yang digunaan untuk menunjang hidup manusia.

d.Fungsi Kebudayan

1.Kebudayaan berfungsi untuk menjadi pedoman hidup berperilaku. Hal ini diwujudkan
dalam bentuk nilai, norma, ataupun hukum. Oleh sebab itu maka kebudayaan seperti ini
terus diturunkan dari generasi ke generasi (shared culture).

2.Kebudayaan juga berfungsi sebegai alat atau media yang membantu hidup manusia,
yang diwujudkan dalam penciptaan teknologi. Menurut Soerjono Soekamto, setidaknya
ada tujuh unsur dalam teknologi yaitu alat produksi, senjata, wadah, makanan dan
minuman, pakaian dan perhiasan, rumah dan tempat berlindung, serta alat atau moda
transportasi.atau moda transportasi.

3.Kebudayaan juga dapat berfungsi sebagai control sosial atau tata tertib bagi
masyarakat.
e.Karakteristik Kebudayaan

•>Budaya mempelajari perilaku manusia

•>Budaya terkadang bersifat abstrak, berupa ide, gagasan, ataupun keyakinan

•>Budaya merupakan produk manusia, diciptakan oleh manusia atau sekelompok


manusia

•>Budaya meliputi sikap, nilai, dan pengetahuan

•>Budaya meliputi objek materi, yang diwujudkan dalam teknologi

•>Budaya dibagikan dan diteruskan oleh anggota masyarakat.

•>Budaya merupakan cara hidup.

•>Budaya seringkali menghadapi perubahan atau dinamis.

f.Teori Struktural Fungsional

Teori struktural fungsional seringkali disebut sebagai perspektif fungsionalisme adalah


isi kajian yang mengemukakan tentang keseimbangan sosial yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Kesimbangan ini sendiri biasanya diperoleh karena masyarakat
dianggap sebagai susunan organisme yang saling berkitan antara satu dengan lainnya.

Jenis Teori Struktural Fungsional Menurut Para Ahli:

1.Emile Durkheim

Teori struktural fungsional menurut Emile Durkheim adalah susunan masyarakat


sebagai bagian tatanan sosial yang mengindikasikan bahwa memiliki hidup harmonis.
Fungsionalisme disini fokus pada struktur sosial yang levelnya makro dalam masyarakat,
hal ini juga ia tegaskan bahwa masyarakat sebagai kenyataan objektif individu-individu
yang merupakan anggota-anggotanya.

2.Talcott Parsons

Talcott Parsons, adalah ahli sosiologi yang memberikan penjelasan mengenai teori
struktural fungsional sebagai bagian keseimbangan dalam adanya institusi sosial, yang
diakuinya akan eksis atau dikenal masyarakat apabila berhasil menjalankan tugas serta
fungsinya dengan baik, tanpa memberikan perbedaan sedikitpun.

3.Robert K. Merton
Robert K. Merton, adalah tokoh sosiologi yang banyak menjelasakan tentang bentuk
kelompok sosial, bahkan ia sendiri menjelaskan anomi sebagai prilaku dalam
penyimpangan sosial yang dapat menganggu hubungan masyarakat.

g.Contoh Teori Struktural Fungsional

Adapun untuk contoh kajian yang dikemukanakan dalam teori fungsional, antara lain;

1.Membayar Pajak

Bagian kehidupan yang dapat diberikan penjelasan mengenai teori struktural fungsional
ini misalnya saja adalah membayar pajak yang dilakukan masyarakat

2.Pendidikan

Pendidikan yang dilakukan pemerintah dalam berbagai contoh lembaga pendidikan


adalah bagian daripada teori struktural fungsional, contoh ini bisa dikemukanakan
karena masyarakat yang ingin hidup denga ketenangan terhadap bentuk perubahan
sosial harus memiliki pendidikan tinggi.

3.Lowongan Kerja

Mengenai gambaran dalam teori struktural fungsional ini adalah lowongan kerja yang di
dorong pemerintah sebagai cara mengatasi pengangguran dan solusinya di indonesia
secara tidak langsung kondisi ini dilakukan dengan terus memberikan pelayanan pada
investor yang membagun perusahaannya di Indonesia.

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasandalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerenaterbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman sudi memberikan kritik dansaran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisanmakalah di kesempatan


kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga
para pembaca yg budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Selo Soermardjan dan Soelaeman Soemardi. 1964.

Setangkai Bunga Sosiologi

. Jakarta.Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hlm.115

Ralph linton.1936.

A Study of Man, an Introuction

. New york : Appleton century-crofts. Inc.hlm.397Koentjaraningrat.op.cit., hlm.166

Anda mungkin juga menyukai