Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KONSEP DASAR IPS

“DINAMIKA DAN PELESTARIAN BUDAYA INDONESIA YANG


BERKAITAN DENGAN ANTROPOLOGI”

Oleh:

KELOMPOK IX

1. Bella Ayu Wandira (A1G021059)


2. Lidya Oktara (A1G021061)
3. Tasya Nur Medina (A1G021072)

Dosen Pengampu : Panut Setiono, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini kami buat
sebagai tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan.
Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
guru pembimbing kami, yaitu yang terhormat Bapak Panut Setiono, S.Pd., M.Pd
Atas arahan serta bimbingan dari beliau lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini pada waktu yang telah ditentukan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kedepannya dapat
lebih baik, makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukkan-masukkan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Januari 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
1.4 Manfaat penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1 Pengertian Kebudayaan .......................................................................... 3
2.2 Wujud Kebudayaan ................................................................................. 3
2.3 Keanekaragaman Budaya Indonesia ....................................................... 4
2.4 Cara Mengembangkan Kebudayaan Nasional ........................................ 6
2.5 Ketentuan Arah dan Tujuan Pengembangan Kebudayaan Nasional .... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14
3.2 Saran ...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara garis besar bisa dikatakan bahwa ilmu antropologi sebagian besar
mengaji tentang manusia (masyarakat), bahasa dan kebudayaan. Sebagai makhluk
yang dikaruniai akal, cipta dan rasa, manusia mampu berpikir, berlogika dan
berkarya. Oleh karena kelebihan itu, banyak hasil karya diciptakan manusia mulai
dari kesenian, rumah, bahasa, benda, dan lain-lain. Kesemua itu menghasilkan
kebudayaan. Pada dasarnya setiap daerah mempunyai kebudayaan masing-masing
di mana setiap kebudayaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Situasi ini
menjadikan kebudayaan digolongkan menjadi tiga bentuk yaitu kebudayaan lokal,
kebudayaan nasional, dan kebudayaan asing. Penggolongan tersebut tentunya
digolongkan berdasarkan kacamata Indonesia. Lantas, apa itu kebudayaan? Apa
yang dimaksud dengan kebudayaan ? telah banyak ahli-ahli Antropologi yang
mengkaji tentang kebudayaan itu, dan mencoba menerangkannya atau setidak-
tidaknya telah menyusun definisinya.
Apakah sesungguhnya kebudayaan itu? Sampai saat ini banyak sekali definisi
mengenai konsep kebudayaan tersebut. Namun demikian, pada intinya definisi-
definisi tersebut tidak jauh berbeda. Untuk itu berikut akan dibahas lebih lanjut
mengenai apa itu kebudayaan, wujudnya, keanekaragamannya, cara
mengembangkannya, dan arah serta tujuan pengembangannya.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan makalah
ini adalah :
1) Apa pengertian kebudayaan ?
2) Bagaimana wujud kebudayaan ?
3) Bagaimana keanekaragaman budaya di Indonesia ?
4) Bagaimana cara mengembangkan kebudayaan nasional ?
5) Bagaiaman ketentuan arah dan tujuan pengembangan kebudayaan nasional
indonesia ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan demokrasi dan konsep dasar
demokrasi.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip demokrasi.
3. Untuk mengetahui apa saja indikator demokrasi.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:


1. Untuk memperoleh ilmu baru bagi mahasiswa dalam Konsep Dasar IPS,
khususnya mengenai Dinamika dan Pelestarian Budaya Indonesia yang
Berkaitan dengan Antropologi
2. Merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk menerapkan
ilmu yang di dapat selama perkuliahan melalui penyusunan makalah.
3. Mengasah keterampilan dan keahlian dalam menyusun dan mengembangkan
suatu makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan


Banyak ahli-ahli Antropologi yang mengkaji tentang kebudayaan, dan
mencoba menerangkannya atau setidak-tidaknya telah menyusun definisinya.
Sebelum kita mengemukakan beberapa definisi atau pengertian yang disampaikan
oleh ahli-ahli sebelum kita harus mengetahui asal-usul kata kebudayaan tersebut.
Dilihat dari asal-usul katanya, kebudayaan berasal dari kata Sanskerta, yaitu
Buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti "budi atau akal". Dalam
bahasa Latin/Yunani kebudayaan berasal dari kata "colere" yang berarti
mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti
culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.
Adapun ahli Antropologi yang pertama-tama merumuskan definisi
kebudayaan adalah E.B. Tylor (1874), yang menulis dalam bukunya "Primitive
Culture", yaitu: Kebudayaan itu adalah keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum,
adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Selanjutnya, Koentjaraningrat (1990:180), menyatakan bahwa kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Sejalan dengan pemikiran Koentjaraningrat, Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi (1964:114), mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya,
rasa dan cipta masyarakat.

2.2 Wujud Kebudayaan


Kebudayaan dapat berwujud ide atau gagasan, norma-norma atau peraturan,
dan aktivitas sosial maupun wujud kebendaan. Hal ini sesuai dengan pembagian
wujud kebudayaan yang dilakukan oleh Koentjaraningrat (1990: 186-187), yaitu
sebagai berikut:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan. Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak, tak
dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala-kepala, atau dengan
3
perkataan lain ada dalam alam pikiran dari warga masyarakat di mana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Sekarang kebudayaan ideal juga
banyak tersimpan dalam disk, tipe, arsip, koleksi microfilm dan microfish,
kartu komputer, silinder, dan tipe komputer. Ide-ide dan gagasan manusia
banyak yang hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa kepada
masyarakat itu. Para ahli Antropologi dan Sosiologi menyebut sistem ini
sistem budaya atau cultural system. Dalam bahas Indonesia sering disebut
adat, atau adat istiadat untuk bentuk jamaknya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan dari
kelompok manusia. Wujud kedua dari kebudayaan yang sering disebut sistem
sosial. Mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul dengan yang lain, yang dari detik ke detik, dari
hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu mengikuti pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga
dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Oleh karena merupakan seluruh
total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam
masyarakat, sifatnya paling konkret, dan berupa benda-benda atau hal-hal
yang dapat diraba, dilihat, dan difoto, ada benda-benda yang besar dan indah
seperti suatu candi yang indah atau ada pula benda-benda kecil seperti kain
batik, atau yang lebih kecil lagi yaitu kancing baju.

2.3 Keanekaragaman Budaya Indonesia


Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup,
mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala
keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber-sumber alam yang ada di sekitarnya.
Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan
lingkungan.
Walaupun pada dasarnya beragamnya kebudayaan itu berkembang sebagai hasil
upaya manusia dalam mempermudah usahanya untuk memenuhi kebutuhan pokok
(biologis) yang bersifat universal. Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan pokok itu sendiri
menimbulkan berbagai kebutuhan sampingan (denved needs) yang jauh lebih banyak
4
ragamnya.
Clifford Geertz (1993), mencoba menyederhanakan aneka ragam kebudayaan
yang berkembang di Indonesia ke dalam dua tipe yang berbeda berdasarkan
ekosistemnya, yaitu kebudayaan yang berkembang di "Indonesia dalam" (Jawa, Bali)
dan kebudayaan yang berkembang di "Indonesia luar", yaitu di luar Pulau Jawa dan Bali.
Kebudayaan yang berkembang di "Indonesia dalam" itu ditandai oleh tingginya
intensitas pengolahan tanah secara teratur dan telah menggunakan sistem pengairan dan
menghasilkan pangan padi yang ditanam di sawah. Adapun yang dimaksud dengan
kebudayaan masyarakat petani berpengairan seperti yang berkembang di Pulau Jawa dan
Bali. Sama halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Clifford Geertz.
Kategori kebudayaan di pantai ditandai dengan pengaruh Islam yang kuat serta
kegiatan dagang yang menonjol. Kebudayaan tersebut tersebar sepanjang pantai
Sumatera dan Kalimantan yang didukung oleh orang-orang Melayu, dan orang-orang
Makassar dari Sulawesi Selatan.
Kategori ke tiga itu meliputi kebudayaan orang Toraja di Sulawesi Selatan, orang
Dayak di pedalaman Kalimantan, orang Halmahera, suku-suku di pedalaman Seram, di
kepulauan Nusa Tenggara, orang Gayo di Aceh, orang Rejang di Bengkulu dan
Lampung di Sumatra Selatan. Pada umumnya kebudayaan mereka itu berkembang di
atas sistem pencaharian perladangan ataupun penanam padi ladang, sagu, jagung
maupun akar-akaran.
Pada hakikatnya, menurut Josselin de Jong, kebudayaan yang tersebar di
Indonesia itu mempunyai landasan, antara lain berikut ini.
1. Bahwa pada masa lampau masyarakat Indonesia itu terdiri dari beberapa
persekutuan yang berlandaskan ikatan kekerabatan yang menganut garis
keturunan secara unilineal, baik melalui keibuan maupun kebapakan.
2. Di antara persekutuan kekerabatan itu terjalin hubungan kawin secara tetap
sehingga terjelma tata hubungan yang mendudukkan kelompok kerabat pemberi
pengantin wanita lebih tinggi daripada kedudukan kelompok kerabat yang
menerima pengantin wanita.
3. Seluruh kelompok kekerabatan yang ada biasanya terbagi dalam dua puluh
masyarakat yang dikenal dengan istilah antropologis "Moiety" yang satu sama
lain ada dalam hubungan saling bermusuhan maupun dalam berkawan sehingga
nampaknya persaingan yang diatur oleh adat.
4. Keanggotaan setiap individu karenanya bersifat ganda dalam arti bahwa setiap
5
orang bukan hanya menjadi anggota kelompok kerabat yang unilineal, melainkan
juga anggota kesatuan paruh masyarakat atau Moiety.
5. Pembagian masyarakat dalam dua paruh masyarakat itu mempengaruhi
pengertian masyarakat terhadap isi semesta ke dalam dua kelompok yang seolah-
olah saling mengisi dalam arti serba dua yang dipertentangkan dan sebaliknya
juga saling diperlukan adanya.
6. Akibatnya juga tercermin dalam sistem penilaian dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ada pihak yang baik dan sebaliknya ada pula pihak yang jahat
atau busuk.
7. Seluruh susunan kemasyarakatan itu erat dihubungkan dengan sistem
kepercayaan masyarakat yang bersangkutan, terutama yang berkaitan dengan
kompleks totemisme yang didominasi dengan upacara-upacara keagamaan dalam
bentuk rangkaian upacara inisiasi dan diperkuat dengan dongeng-dongeng suci
baik yang berupa kesusastraan ataupun tradisi lisan.
8. Sifat serba dua juga tercermin dalam tata susunan dewa-dewa yang menjadi
pujaan masyarakat yang bersangkutan. Walaupun dikenal lebih dari dua dewa,
mereka menggolongkan ke dalam dua golongan dewa yang baik dan dewa yang
buruk. Dewa yang tergolong buruk atau buruk biasanya mempunyai sifat ganda,
sebab di satu pihak is digambarkan sebagai anggota masyarakat Dewa yang
mewakili golongan atas dan yang dipuja.
9. Tata susunan masyarakat Dewa itu ternyata mempengaruhi tata susunan
kepemimpinan masyarakat dalam kehidupan politik yang sering kali merupakan
pencerminan tentang kepercayaan yang berpangkal pada kehidupan dewata.
Walaupun pada lahirnya di Indonesia ini berkembang lebih dari dua ratus lima puluh
bahasa yang berbeda, namun mereka itu masih serumpun, yaitu rumpun bahasa Malayo
Polinesia, di samping rumpun bahasa Halmahera Utara dan rumpun bahasa Papua
Melanesian yang tersebar di Irian Jaya maupun pulaupulau di sekitarnya.

2.4 Cara Mengembangkan Kebudayaan Nasional


Tujuan pokok pengembangan kebudayaan nasional adalah memperkuat identitas
nasional, kebanggaan nasional dan kesatuan nasional. Khususnya pengembangan
kesenian nasional perlu dilanjutkan dan terus diperkaya oleh generasi muda dewasa ini
dan oleh generasi-generasi kemudian dengan hasil karya dan ciptaan baru.
Maka dengan demikian, langkah pelaksanaan pengembangan kebudayaan nasional
6
disusun dalam empat golongan usaha yang nyata, yaitu:
1. Penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah kebudayaan dan
kebudayaan daerah
2. Pengembangan dan pendidikan kesenian serta kebudayaan Indonesia
3. Pengembangan bahasa dan kesusastraan
4. Pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan

1. Penyelamatan dan Pemeliharaan Warisan Sejarah Kebudayaan


Tujuan pertama-tama dari usaha ini ialah untuk menyelamatkan warisan
sejarah, khususnya peninggalan zaman purba diberbagai daerah agar terhindar dari
kemusnahan. Warisan sejarah kebudayaan yang termasuk seni rupa, benda kesenian
maupun alat perlengkapan rumah tangga, dan alat perhiasan lainnya juga diusahakan
agar tidak lenyap ataupun musnah. Tujuan selanjutnya yang tidak kurang pentingnya
ialah untuk memelihara peninggalan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Langkah konkrit yang akan dilakukan untuk menyelamatkan, memelihara
dan mengembangkan warisan budaya terdiri atas:
1. Inventarisasi peninggalan purbakala
Inventarisasi peninggalan purbakala akan ditingkatkan, mengingat benda atau
monumen yang tersebar diberbagai daerah Indonesia mungkin banyak yang
sudah tidak ditempatnya lagi. Di samping itu temuan baru juga akan dimasukkan
dalam inventarisasi untuk melengkapi dokumentasi sejarah kebudayaan dengan
keterangan tentang keadaan dan lokasi penemuan tadi, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk keperluan perencanaan penggalian selanjutnya.
2. Penelitian dan penggalian peninggalan purbakala
Penelitian terhadap kebudayaan purbakala akan memperkaya perkembangan
ilmu arkeologi Indonesia khususnya dan ilmu arkeologi pada umumnya. Hasil
penelitian tersebut dapat menambah saling pengertian antarbangsa mengingat
padanya terdapat aspek humanitas, hubungan kebudayaan, dan lain-lain. Data-
data yang ditemukan sebagai hasil penelitian dan penggalian akan menyebabkan
bahwa sejarah kebudayaan bangsa kita di masa silam akan lebih terang
rangkaiannya dalam hubungan sejarah daerah maupun nasional. Hasil penelitian
dan penggalian itu dapat diumumkan melalui berbagai media karangan
dimajalah, buku, seminar daerah, nasional dan internasional, sehingga dapat
menambah kesadaran berbudaya yang tinggi.
7
3. Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan purbakala
Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan purbakala akan ditingkatkan selain
untuk tetap mempertahankan keutuhan bukti warisan sejarah kebudayaan bangsa
juga untuk mencegah kemusnahannya.
4. Pemugaran Candi Borobudur dan candi lainnya
Sebagai usaha penyelamatan warisan sejarah kebudayaan nasional yang
sudah sangat mendesak urgensinya ialah pemugaran Candi Borobudur dan
beberapa candi lainnya. Perhatian dan bantuan dunia internasional terhadap
usaha yang sangat penting artinya bagi kebudayaan umat manusia ini akan
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dalam pada itu, kesadaran dan kebanggaan
nasional bangsa Indonesia sendiri dalam menunjukkan kemampuan untuk
menyelesaikan secara bertahap pemugaran warisan kebudayaan nasional ini,
tetap menjadi modal utama dalam segala usaha penyelamatan peninggalan
purbakala.
Usaha pemugaran candi ataupun peninggalan lainnya dilakukan dengan tidak
merobah bentuk dan suasana keasliannya serta tanpa mengurangi nilai-nilai
estetika yang murni.
5. Penelitian dan penataan kebudayaan daerah
Penelitian kebudayaan daerah diseluruh Indonesia, baik oleh universitas
maupun oleh lembaga penelitian ditingkat nasional maupun daerah khususnya
yang dapat menghasilkan buku etnografi harus dipergiat. Penelitian itu bertujuan
mengumpulkan data mengenai keadaan penduduk, teknik pertanian, sistem so-
sial, organisasi masyarakat, hukum adat, sistem religi, kesenian, dan folklore di
daerah.
6. Pengumpulan benda purbakala dan benda kebudayaan daerah
Benda hasil penggalian kebudayaan purbakala dan benda kebudayaan yang
dikumpudkan sebagai hasil penelitian kebudayaan daerah harus disimpan dalam
museum di pusat maupun di daerah. Peningkatan dan perluasan museum ini akan
diusahakan secara terarah sehingga dapat menumbuhkan penghargaan
masyarakat luas terhadap sejarah dan karya kebudayaan nasional.
7. Penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan sejarah dan kebudayaan
daerah
Usaha penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan sejarah dan
kebudayaan daerah akan dilakukan dikalangan masyarakat luas dan khususnya
8
dikalangan generasi muda. Penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan
sejarah itu akan dilakukan dengan cara menerbitkan buku sejarah kebudayaan,
dan buku-buku kesenian dengan foto dan gambar yang indah, dalam bahasa
Indonesia dan dengan menyediakannya untuk umum dalam meseum dan pusat
kebudayaan, rekaman seni suara rakyat, film kebudayaan, dan,lain sebagainya.
Sedangkan cara menyebarkan pengetahuan tentang kebudayaan daerah adalah
dengan menganjurkan para pengarang roman, pengarang buku anak-anak, dan
pengarang buku pelajaran, untuk memakai buku etnografi tentang aneka warna
kebudayaan suku bangsa di Indonesia itu sebagai sumber buku untuk menulis
cerita atau bahan pelajaran mengenai kehidupan kebudayaan daerah tersebut.
Dengan demikian dapat ditumbuhkan pengertian dikalangan masyarakat umum,
anak, remaja, maupun orang dewasa, tentang kebudayaan warisan nenek moyang
kita maupun kebudayaan suku bangsa di daerah.

2. Pendidikan dan Pengembangan Kesenian


Tujuan pokok dari pelaksanaan pendidikan dan pengembangan kesenian
adalah untuk mendidik dan membentuk seniman dan pengarang yang memiliki daya
cipta dan kreatifitas yang tinggi. Kecuali itu diusahakan juga untuk mempertinggi
daya apresiasi kesenian diantara khalayak ramai. Usaha pendidikan dan
pengembangan kesenian itu meliputi:
1. Pengembangan pusat pembinaan pendidikan kesenian, baik tradisionil maupun
kontemporer, diberbagai akademi kesenian dan pusat pendidikan kesenian
lainnya. Dalam rangka usaha ini termasuk pula penunjangnya seperti penelitian
dan penerbitan buku pelajaran kesenian, pengembangan alat pendidikan
kesenian, peningkatan penelitian dan penyempurnaan kurikulum dan penataran
guru kesenian dan tenaga pembina kebudayaan
2. Pengembangan dan pembentukan pusat kebudayaan di propinsi guna memelihara
dan mengembangkan berbagai bentuk kesenian tradisionil maupun kontemporer,
termasuk kesenian rakyat, sehingga memberikan kesempatan untuk menumbuh-
kan dan membina apresiasi masyarakat dalam kehidupan seni
3. Pengembangan loka karya seni, yang berfungsi sebagai perangsang daya
apresiasi serta daya kreativitas dan inovasi untuk pengembangan kesenian
tradisional maupun sebagai wadah eksperimentasi dalam seleksi dan adaptasi
unsur kebudayaan asing. Dalam usaha ini termasuk pemeliharaan dan
9
pengembangan kesenian daerah di daerah yang bersangkutan untuk kemudian
sebagian dapat dipilih dan disebarkan secara nasional.
4. Menciptakan suatu sistem penghargaan yang merangsang penciptaan baru dalam
kesenian, termasuk karya kesusastraan dalam bahasa nasional dan daerah,
dengan memberikan hadiah berkala, pengiriman seniman kelain daerah atau ke
luar negeri, mengadakan pertemuan berkala antara para seniman dan budayawan.

3. Pengembangan Bahasa dan Kesusastraan


Pernbinaan dan pengembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia dan
daerah pada dasarnya ditujukan kearah tercapainya suatu kemampuan untuk
mempergunakan bahasa Indonesia yang sebaik mungkin dikalangan masyarakat luas
sebagai sarana komunikasi nasional antarmanusia Indonesia.
1. Penyusunan buku pedoman dan buku sumber, termasuk buku pedoman
pembentukan istilah (pembakuan tata istilah), penyusunan berbagai kamus baku,
kamus bahasa daerah-Indonesia, dan kamus filologi, sebagai sumber penelitian
2. Pengadaan sarana perangsang dan penunjang pengembangan keahlian, yang
meliputi pengadaan beasiswa untuk calon tenaga ahli bahasa Indonesia, ahli
bahasa daerah dan ahli kesusastraan untuk menimbulkan kegairahan terhadap
bahasa nasional dikalangan pelajar dan mahasiswa
3. Penyelamatan buku naskah berharga, dalam arti buku dan naskah klasik maupun
yang hampir musnah untuk bahan penelitian di Indonesia, dengan jalan
pembelian, pembuatan mikrofilm, dan lain-lain. Termasuk pula dalam usaha ini,
penerbitan kembali dan penulisan dalam huruf Latin serta penterjemahan naskah
kuno kedalam bahasa Indonesia, dengan maksud memperluas ataupun
mempermudah pembacaannya oleh generasi muda
4. Penterjemahan karya kesusastraan daerah yang klasik dan modern, dan
kesusastraan dunia ke dalam bahasa Indonesia sehingga memberikan wawasan
yang luas kesadaran hidup berbangsa

4. Pengembangan Perbukuan dan Majalah Pengetahuan


Tujuan pokok dari usaha pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan ialah
untuk merangsang minat dan kebiasaan membaca dikalangan masyarakat luas, antara
lain melalui penunjangan sarananya yang diperlukan. Untuk itu akan dilakukan
kegiatan sebagai berikut:
10
1. Merangsang usaha penulisan buku bacaan anak-anak yang bermutu dan yang
mengandung tema yang dapat mengembangkan nilai-nilai baru yang berorientasi
kepada pembangunan serta tema yang memperkuat kepribadian bangsa,
kebanggaan nasional dan kesatuan nasional
2. Pembentukan Pusat Perpustakaan Nasional, yang antara lain menyimpan segala
macam buku dan penerbitan dari seluruh Indonesia
3. Pengembangan minat dan kebiasaan membaca dalam masyarakat luas dan di
antara anak-anak remaja serta orang de-wasa, antara lain dengan pembentukan
perpustakaan umum dan sekolah

Sementara itu akan diambil langkah untuk menyebar luaskan ilmu pengetahuan kepada
masyarakat serta meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan menurut bidang
keahliannya secara berencana. Sasaran khusus yang hendak dicapai ialah:
1. Merangsang dan melindungi hasil karya dalam lapangan ilmu pengetahuan,
kesenian, kesusastraan dan sejarah nasional, antara lain dengan perlindungan hak
cipta serta memberi hadiah-hadiah berkala kepada sarjana-sarjana yang
menghasil-kan penemuan-penemuan baru, kepada pengarang karya ilmiah yang
bermutu, dan lain-lain
2. Pelayanan ringkasan dan terjemahan hasil ilmu pengetahuan, untuk para
cendekiawan dari berbagai bidang pendidikan dan keahlian yang pada dasarnya
perlu mendapatkan perangsang atas daya kreasinya.
3. Merangsang iklim yang sehat untuk kehidupan penerbitan buku, baik yang
langsung dipergunakan di sekolah maupun buku penunjang, ataupun bacaan
umum yang baik, antara lain dengan menyusun langkah yang bersifat mendorong
dan membina serta pengaturan yang serasi dari berbagai jenis kegiatan usaha da-
lam soal perbukuan, seperti penyusunan naskah, penerbitan, percetakan, dan
penyebaran serta peningkatan kegemaran membaca
4. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah ilmu pengetahuan untuk
pembangunan, yang bercorak ilmiah populer dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam
dan teknologi, kemasyarakatan, sejarah nasional, keagamaan, kesusastraan, dan
kesenian
5. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah ilmu pengetahuan, yang
memberikan kesempatan yang lebih leluasa kepada para ilmiawan dan para ahli
dari berbagai bidang untuk memperkembangkan diri secara profesional,
11
termasuk komunikasi secara teratur dengan teman sejawat mereka di dunia
internasional.
.
2.5 Ketentuan Arah dan Tujuan Pengembangan Kebudayaan Nasional
Beranekaragamnya masyarakat Indonesia yang terwujud dalam sejumlah suku
bangsa yang merupakan masyarakat yang berdiri sendiri haruslah diperkokoh dalam satu
pedoman yang bersifat nasional yaitu konsep kebudayaan nasional. Kebudayaan
nasional adalah suatu kebudayaan yang mampu memberi makna bagi kehidupan
berbangsa dan berkepribadian, yang dapat dibanggakan sebagai identitas nasional.
Dengan kemajemukan dan latar belakang budaya yang berbeda tersebut maka sangat
sulit bagi pemerintah untuk mengembangkan kebudayaan nasional sehingga diperlukan
sebuah landasan yang cukup kuat selain aturan dalam pasal 32 UUD 1945 yaitu melalui
penjelasannya yang berbunyi:
"Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya
rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan- kebudayaan lama dan asli yang terdapat
sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerahdaerah di seluruh Indonesia, terhitung
sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab,
budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing
yang dapat mengembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia".
Ada empat ketentuan arah dan tujuan pengembangan kebudayaan nasional Indonesia:
1. Kebudayaan nasional merupakan perwujudan hasil upaya dan tanggapan aktif
masyarakat Indonesia dalam proses adaptasi terhadap lingkungannya dalam arti
luas.
2. Kebudayaan nasional merupakan perpaduan puncak-puncak kebudayaan daerah,
sehingga mewujudkan konfigurasi budaya bangsa.
3. Pengembangan kebudayaan nasional itu harus menuju ke arah kemajuan adab
yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Tidak menutup kemungkinan untuk menyerap unsur-unsur kebudayaan asing
yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan nasional, serta
mempertinggi kemanusiaan bangsa Indonesia.
Dalam mengembangkan kebudayaan tersebut tidak bisa dihindari bahwa penyerapan
unsur kebudayaan asing mampu memberikan percepatan dalam proses perkembangan
kebudayaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, cepat atau lambatnya perkembangan
12
suatu kebudayaan lebih banyak dipacu oleh kontak-kontak kebudayaan. Melalui kontak-
kontak kebudayaan itulah akan terbawa serta pemikiran, pola-pola tingkah laku, serta
teknologi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan serta minat masyarakat yang
bersangkutan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kebudayaan itu adalah keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan dapat berwujud ide
atau gagasan, norma-norma atau peraturan, dan aktivitas sosial maupun wujud
kebendaan. Clifford Geertz (1993), mencoba menyederhanakan aneka ragam
kebudayaan yang berkembang di Indonesia ke dalam dua tipe yang berbeda
berdasarkan ekosistemnya, yaitu kebudayaan yang berkembang di "Indonesia dalam"
(Jawa, Bali) dan kebudayaan yang berkembang di "Indonesia luar", yaitu di luar Pulau
Jawa dan Bali.
Cara pengembangan kebudayaan nasional disusun dalam empat golongan
usaha yang nyata, yaitu:
1. Penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah kebudayaan dan
kebudayaan daerah
2. Pengembangan dan pendidikan kesenian serta kebudayaan Indonesia
3. Pengembangan bahasa dan kesusastraan
4. Pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan
Ada empat ketentuan arah dan tujuan pengembangan kebudayaan nasional Indonesia:
1. Kebudayaan nasional merupakan perwujudan hasil upaya dan tanggapan
aktif masyarakat Indonesia dalam proses adaptasi terhadap lingkungannya
dalam arti luas.
2. Kebudayaan nasional merupakan perpaduan puncak-puncak kebudayaan
daerah, sehingga mewujudkan konfigurasi budaya bangsa.
3. Pengembangan kebudayaan nasional itu harus menuju ke arah kemajuan
adab yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Tidak menutup kemungkinan untuk menyerap unsur-unsur kebudayaan asing
yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan nasional, serta
mempertinggi kemanusiaan bangsa Indonesia.

14
3.2 Saran
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan kebudayaan secara
menyeluruh. Dinamika dan Pelestarian Budaya Indonesia yang Berkaitan dengan
Antropologi penting untuk dipelajari, karena dengan begitu hubungan antara
manusia dan kebudayaan. Mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat secara universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap suku
bangsa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Marzali, A. (2014). Memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia. Humaniora,


26(3), 251-265.
Siska, Y. (2016). Konsep Dasar IPS untuk Sd/MI. Garudhawaca.
Sutardi, T. (2007). Antropologi: Mengungkap keragaman budaya. PT Grafindo
Media Pratama.
Wiranata, I. G. A., & SH, M. (2011). Antropologi budaya. Citra Aditya Bakti.

16

Anda mungkin juga menyukai