Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER GOTONG ROYONG
Mata Kuliah : Pendidikan Nilai dan Moral

DOSEN PENGAMPU :
Atika Susanti, M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


1. Neysa Putri Nabila (A1G021003)
2. Fatimah Azzahra Sahri (A1G021005)
3. Heni Tri Utami (A1G021058)
4. Zakia Mufida (A1G021064)
5. Annisa Mutiara Rovazi (A1G021071)
6. Rola Lorita (A1G021147)
7. Revi Dwi Anjuni (A1G021151)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Nilai dan Moral
dengan judul materi “PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER GOTONG
ROYONG”.

Adapun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan Bunda Atika Susanti, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Nilai dan Moral yang telah membimbing kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa
kekurangan. Oleh karena itu, kelompok kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca untuk penyusunan makalah yang lebih baik lagi
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 09 September 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 4


2.1 Pengertian Gotong Royong .................................................................... 4
2.2 Tujuan dan Manfaat Gotong Royong...................................................... 4
2.3 Karakteristik Gotong Royong ................................................................. 5
2.4 Penerapan Gotong Royong ..................................................................... 5
2.5 Nilai – Nilai yang Terkandung dalam Gotong Royong ........................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9
3.2 Saran........................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata yakni pendidikan
dan karakter, menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan karakter adalah daya
ataupun upaya untuk memajukan pikiran, jasmani dan juga budi pekerti supaya
selaras dengan lingkungan sekitar dan juga alam (Dalimunthe, 2015). Dengan
upaya menyiapkan generasi emas pada tahun 2045 nanti yang senantiasa
bertaqwa, nasionalis, tangguh dan juga mandiri adalah cita-cita Bangsa Indonesia,
namun perlu upaya untuk mewujudkannya karena permasalahan sosial yang akhir-
akhir ini kita dengar adalah tentang tawuran para pelajar di Indonesia. Betapa
maraknya permasalahan yang terkait dengan dunia pendidikan. Permasalahan
yang lain diantaranya adalah degradasi moral, akhlaq dan budi pekerti yang kini
ada di lingkungan pendidikan, misalnya saja adalah mencotek teman pada saat
ulangan, tidak patuh pada nasehat guru, tidak mau bersalaman ketika bertemu
dengan guru, membuka pintu tanpa mengucapkan salam, tidak bertegur sapa
ketika bertemu dengan guru, berbicara lantang ketika dengan orang yang lebih
tua, tidak segera melaksanakan sholat dan masih banyak lainnya. Hal ini
menunjukkan kurangnya keberhasilan penguatan pendidikan karakter di sekolah
bersama guru maupun dirumah dengan orangtua serta lingkungan dengan
masyarakat.

Wawasan yang luas untuk menghadapi era globalisai ini diperlukan suatu
wadah untuk menyampaikannya, yaitu melalui bidang pendidikan, karena
pendidikan merupakan suatu upaya untuk pembentukan manusia-manusia muda.
Pendidikan merupakan suatu pilar dimana adanya tindakan edukatif dan didaktif
bagi pelakunya. Pendidikan ini juga bisa sebagai proses penyempurnaan diri
manusia secara terus-menerus. Pendidikan yang berhubungan dengan
pembentukan moral dan etika ini adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter
ini memiliki sebuah tujuan yaitu membentuk suatu kepribadian seseorang yang
berkeutamaan di sekolah pengembangan kepribadian seorang anak tidak hanya
menyangkut ada satu aspek kognitif saja, melainkan aspek, afektif dan

1
psikomotorik. Pendidikan yang dikira kurang mampu dalam mengembangkan
moral peserta didik karena saat ini praktik dalam bidang pendidikan tidak lebih
dari latihan-latihan skolastik seperti halnya mengenal, membandingkan, melatih
dan menghafal (Asriani & Sa’dijah, 2017). Sekolah harus mempunyai strategi
untuk mengatasi krisis karakter melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
PPK ini harus mengembangkan lima nilai karakter termasuk diantaranya adalah
religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Krisis karakter
seperti ini dapat diatasi melalui pengintegrasian melalui kegiatan intrakurikuler,
ekstrakulikuler. Setiap sekolah tentunya mempunyai budaya yang beraneka ragam
akan tetapi semua sekolah mempunyai tujuan yang sama yakni membentuk
karakter peserta didik yang mengerti norma dan juga adab dan tentunya kegiatan
sekolah juga bibentuk sebagai motivator atau penyemangat bagi peserta didik
(Puri, Nurkholipah, & Putri, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan


makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari gotong royong dalam penguatan pendidikan karakter ?
2. Apa saja tujuan dan manfaat gotong royong ?
3. Bagimana karakteristik dari pendidikan karakter gotong royong ?
4. Bagaimana cara mengimplementasikan penerapan gotong royong ?
5. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam gotong royong ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian gotong royong dalam penguatan pendidikan


karakter.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari gotong royong.
3. Memaparkan apa saja karakteristik dari gotong royong.
4. Menjelaskan cara mengimplemntasikan penerapan gotong royong.
5. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung pada gotong royong.

1.4 Manfaat
1. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di bidang pendidikan
terutama pendidikan nilai dan moral di perguruan tinggi.

2
2. Memberikan informasi penting mengenai penguatan pendidikan karakter
gotong royong.
3. Makalah ini dapat menambah ilmu penting dalam mempelajari pendidikan
nilai dan moral.
4. Makalah ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan dalam pembelajaran
penguatan pendidikan karakter gotong royong.
5. Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi pembaca.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gotong Royong

Gotong royong adalah bentuk kerja sama antara sejumlah orang atau
warga masyarakat dalam kehidupan sosial dalam menyelesaikan sesuatu atau
pekerjaan tertentu yang dianggap berguna untuk kepentingan bersama.

Pengertian Gotong Royong Menurut Para Ahli :


1. Koenjaraningrat
Pengertian gotong royong menurut Koenjaraningrat, yakni suatu konsep
yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat sebagai petani pada
masyarakat agraris. Gotong royong merupakan suatu sistem pengarahan tenaga
tambahan dari luar keluarga untuk mengisi kekurangan dalam rangka aktifitas
produksi bercocok tanam.

2. Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo


Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo mengemukakan gotong royong merupakan
adat istiadat tolong menolong antara warga dalam berbagai macam lapangan
aktivitas sosial, baik berdasarkan hubungan tetangga kekerabatan yang
berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula aktifitas kerja sama yang
lain.

3. Mubyarto
Gotong Royong menurut Mubyarto adalah kegiatan bersama untuk
mencapai tujuan bersama.

2.2 Tujuan dan Manfaat Gotong Royong

A. Tujuan Gotong Royong

 Mengajak setiap individu untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu


permasalahan ataupun menjaga suatu lingkungan.
 Meningkatkan tali persaudaraan dan kebersamaan antarwarga.

4
 Membuat warga agar lebih kompak serta saling mengenal satu sama lain.
 Membuat suatu pekerjaan agar menjadi lebih ringan.
 Mempererat rasa kesatuan dan persatuan.
 Menghemat pengeluaran.
 Mempercepat suatu pekerjaan.

B. Manfaat Gotong Royong

 Menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan.


 Menjaga rasa solidaritas antarsesama.
 Menjaga kehidupan masyarakat lebih baik.
 Tidak boros dalam pengeluaran yang memerlukan biaya.
 Pekerjaan cepat selesai.
 Memperat tali persaudaraan dan kebersamaan sesama warga.
 Meningkatkan keamanan lingkungan.
 Menciptakan kententraman dan kedamaian antarwarga.
 Gotong royong tidak mengenal perbedaan sehingga ketika gorong royong
dilaksanakan, maka semua orang akan terasa sama derajatnya.

2.3 Karakteristik Gotong Royong

Bangsa Indonesia memiliki sifat dasar yang menjadi unggulan bangsa


serta tidak dimiliki bangsa lain.Terciptanya rasa kebersamaan dalam setiap
pekerjaan yang akan dilakukan. Memiliki nilai yang luhur secara turun temurun
dalam kehidupan. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan karena di dalam
kegiatan bergotong-royong, semua pekerjaan yang akan dilakukan secara bersama
tidak memandang kedudukan tingkat derajat seseorang. Memiliki makna saling
membantu guna mencapai kebahagiaan serta kerukunan dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama yang
memiliki sifat sukarela tidak mengharapkan memperoleh imbalan apa pun.

2.4 Penerapan Gotong Royong

A. Dalam Lingkungan Masyarakat


1) Kerja Bakti

5
Kerja bakti merupakan kegiatan bersama dalam suatu lingkungan
sosial masyarakat sekitar. Kegiatan ini merupakan suatu wujud untuk
dapat meningkatkan rasa saling tolong menolong dan saling peduli.
2) Tanggap Bencana
Tanggap bencana merupakan sebuah respons dari masyarakat
untuk saling bekerja sama dalam keadaan menghadapi suatu musibah.
Kegiataan tanggap bencana ini dimulai dari rasa peduli masyarakat sekitar
untuk membantu sesama yang sedang berada dalam masa sulit.
3) Musyawarah
Musyawarah merupakan sebuah media untuk mencapai mufakat
dan berkumpul yang bertujuan untuk memecahkan masalah serta
mengambil semua kuputusan secara bersama-sama. Dengan musyawarah
juga bisa saling bertukar pikiran dan pendapat dengan tujuan mencapai
mufakat yang diharapkan serta saling menguntungkan semua pihak.
4) Panen Raya
Panen raya ini merupakan kondisi musim panen dengan skala besar
dari semua jenis pertanian. Musim panen ini biasanya terjadi dalam jangka
waktu satu tahun dua kali atau tergantung dari jenis tanamannya.

B. Dalam Lingkungan Sekolah

1) Belajar Bersama
Belajar bersama juga termasuk jenis gotong royong, di mana para
pelajar dan mahasiswa berusaha memecahkan suatu materi yang sulit
secara bersama-sama hingga selesai dan bisa mengaplikasikan ilmu sebaik
mungkin.
2) Piket Kelas
Piket kelas merupakan salah satu kegiatan kerja sama antar siswa
dalam membersihkan kelas.Penanaman karakter gotong royong dilakukan
setiap hari di kelas agar siswa menanamkan nilai-nilai karakter gotong
royong sejak usia dini. Dengan adanya kerja piket setiap hari, siswa secara
sendiri akan terbentuk sikap gotong royong.
3) Jumat Bersih

6
Jumat bersih merupakan salah satu kegiatan bersih-bersih dan kerja
sama yang dilakukan secara bersamasama di lingkungan sekolah. Tujuan
dari kegiatan jumat bersih adalah untuk menjaga kebersihan sekolah agar
tetap terjaga dan tehindar dari penyakit. Sehingga dalam melakukan
aktivitas akan terasa nyaman. Kegiatan jum’at bersih yaitu kerja bakti
membersihkan lingkungan sekitar sekolah, pembiasaan ini juga dilakukan
oleh seluruh siswa yang ada di sekolah, setiap siswa bergatian tugas untuk
membersihkan kamar mandi bersama-sama secara bergantian sesuai
dengan jadwal, membersihkan taman sekolah seperti mengangkat dan
mengulurkan pavling berantai. Tujuannya agar siswa mempunyai sikap
karakter gotong royong dan sikap sosial yang tinggi kepada lingkungan
atau teman sekolah
4) Tugas Kelompok
Tugas kelompok merupakan tugas gotong royong yang dilakukan
secara bersama-sama yang sudah ditentukan sebelumnya. Biasanya
masing-masing kelompok dan anggota kelompok mempunyai hak dan
kewajiban yang sama. Mengeluarkan pendapat, masukan, dan menghargai
pendapat satu sama lain. Mengerjakan tugas kelompok merupakan
pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama untuk memecahkan suatu
permasalahan yang ada, musyawarah dan diskusi pelajaran di kelas juga
selalu ditanamkam saat proses pembelajaran berlangsung. Agar di dalam
kelas siswa mampu bersosial dengan baik.

2.5 Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Gotong Royong


1. Kebersamaan: gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh
dalam lingkungan masyarakat.

2. Persatuan: kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong sekaligus


melahirkan persatuan antaranggota masyarakat.

3. Rela Berkorban: gotong royong mengajari setiap orang untuk rela


berkorban. Pengorbanan tersebut dapat berbentuk apa pun, mulai
berkorban waktu, tenaga, pemikiran, hingga uang.

7
4. Tolong Menolong: gotong royong membuat masyarakat saling bahu-
membahu untuk menolong satu sama lain.

5. Sosialisasi: gotong royong dapat membuat manusia kembali sadar jika


dirinya adalah makhluk sosial.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai
semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada
orang-orang yang membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap
menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu berkomitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan
rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

3.2 Saran

Perilaku gotong royong di lingkungan sekolah sangat penting yang harus


ditanamkan sejak usia dini. Karena gotong royong merupakan salah satu karakter
yang perlu dikembangkan untuk bekal siswa ketika dewasa nanti. Peran gotong
royong saat ini sangat penting dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Hal ini
perlu ditanamkan sejak anak hingga dewasa baik dirumah, masyarakat, dan
sekolah. Perilaku gotong royong merupakan perilaku karakter yang perlu
dikembangkan untuk bekal peserta didik hingga dewasa nanti. Di sekolah adalah
peran guru dalam melakukan kewajibannya untuk membimbing, mengarahkan,
menuntun siswa agar suatu pekerjaan dapat berlangsung dan tidak membutuhkan
waktu yang cukup lama. Perilaku gotong royong selalu ditanamkan setiap hari di
sekolah. Mengajak siswa di dalam sekolah memang gampang-gampang susah.
Namun tidak dapat dipungkiri ada beberapa momen siswa sulit dalam mengikuti
kegiatan gotong royong. Jika disimpulkan secara keseluruhan, siswa
dikategorikan masih mudah melakukan gotong royong.

9
DAFTAR PUSTAKA

Utomo, E. P. (2018). Internalisasi nilai karakter gotong royong dalam


pembelajaran untuk membangun modal sosial peserta didik. Jurnal Teori dan
Praksis Pembelajaran, no. 0 (December 3, 2018), 95-102.

Mulyani, D., Ghufron, S., & Kasiyun, S. (2020). Peningkatan Karakter Gotong
Royong di Sekolah Dasar. Lectura: Jurnal Pendidikan, 11(2), 225-238.

10

Anda mungkin juga menyukai