Anda di halaman 1dari 13

LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA

Makalah ini dibuat untuk menuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu : Panggih Wahyu Nugroho, M. Pd.

Anggota Kelompok :
1. (208210031) Farras Kurnia Afifah
2. (208210040) Ibrahim Aziz Qomarul Alamnov
3. (208210044) Khayun Ruhyan Jiwana
4. (208210045) Kholis Al Arifuttaqi
5. (208210046) Khotami Titik Rahayu
6. (208210049) Melani Pramudya Lathifa
7. (208210052) Mohammad Tri Edi Saputro
8. (208210059) Nela Ridyaningsih
9. (208210060) Nely Oktavia

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Mengawali dengan selalu memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha
Esa atas segala rahmat, taufiq, hidayah dan segala karunia yang telah diberikan berupa nikmat
keimanan beserta kesehatan ini maka kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa
shalawatan beserta salam selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang syafaat dari beliau selalu kita nantikan kelak.

Adapun dalam penulisan makalah yang berjudul “LAYANAN DASAR BIMBINGAN


DAN KONSELING DI SMA” ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Dan
konseling. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan serta cara penulisan dari makalah ini, karena-nya saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan kami sebagai penulis dari makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ponorogo, 08 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………….……………………….……………………………… ii
Daftar Isi……………………….……………………….……………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………….……………………………………...……. 1
A. Latar Belakang……………………….………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………….……………………….……………..……. 1
C. Tujuan……………………….……………………….………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN……………………….…...……………….………………………. 3
A. Peran Layanan Dasar BK Di SMA……………………….….………………………. 3
B. Aspek-Aspek Layanan Dasar BK Di SMA……………………….……………….… 4
C. Upaya Peningkatan Layanan Dasar BK Di SMA……………………….…………… 6
BAB III PENUTUP……………………….……………………….………...………………. 9
A. Kesimpulan……………………….………………………….………………………. 9
Daftar Pustaka……………………….……..……………………….………………………. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan suatu layanan ataupun usaha yang di berikan
konselor kepada siswa dalam upaya membantu memandirikan siswa menyelesaikan
masalah dan menumbuh kembangkan potensi yang di milikinya. Dalam ranah pendidikan
orang yang melaksanakan pelayanan bimbingan konseling disekolah disebut Guru BK/
konselor sekolah. Guru BK/konselor adalah guru yang memiliki hak dan wewenang secara
penuh untuk melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling disekolah.

Eksistensi layanan Bimbingan dan Konseling memiliki peran yang sangat strategis
dalam ranah pendidikan. Hal ini dikarenakan layanan Bimbingan Konseling memiliki
fungsi yang kompleks dalam sistem pendidikan seperti: bimbingan dan konseling mampu
menjadi fasilitor dalam menunjang perkembangan peserta didik/konseli dalam mencapai
kemandirian, dengan terbentuknya kemampuan memahami, menerima, mengarahkan serta
mampu mengambil keputusan dengan penuh tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia.

Oleh karena itu perlu dikembangkan, dididik dan dibina manusia yang memiliki
kualitas dan karakter baik untuk membangun bangsa ke depan. Tantangan membangun
generasi emas menjadi kuat dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini,
teknologi pada satu sisi dapat berdampak positif dan juga negatif bagi manusia. Dalam
bimbingan konseling menggunakan berbagai layanan bimbingan dan konseling yang
meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Sedangkan kegiatan
pendukungnya meliputi: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. Semua jenis layanan dan kegiatan pendukung
tersebut diselenggarakan dengan mengacu pada bidang-bidang bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Peran Layanan Dasar BK Di SMA ?
2. Apa Saja Aspek-Aspek Layanan Dasar BK Di SMA ?
3. Bagaimana Upaya Peningkatan Layanan Dasar BK Di SMA ?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Peran Layanan Dasar BK Di SMA
2. Untuk Mengetahui Aspek-Aspek Layanan Dasar BK Di SMA
3. Untuk Mengetahui Upaya Peningkatan Layanan Dasar BK Di SMA

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran Layanan Dasar BK Di SMA


Bimbingan dan konseling mengembangkan beberapa peran utamanya sebagai
sebuah layanan. Bimbingan dan konseling juga memiliki potensi yang mengarah ke
pembentukan karakter kebangsaan yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Begitu pentingnya
layanan bimbingan konseling yang mampu ikut mewujudkan generasi penerus yang
berkarakter.1 Beberapa peran dari layanan dasar BK di SMA yaitu:

1. Bimbingan konseling mendampingi siswa dalam perkembangan belajar di sekolah.


2. Bimbingan konseling membantu siswa mengenali diri mereka.
3. Menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya serta menyusun kerangka tujuan-tujuan
tersebut.
4. Membantu menyelesaikan masalah yang mengganggu proses belajar di sekolah.

Peran bimbingan dan konseling dianggap sebagai polisi sekolah. Memanggil,


memarahi, menghukum adalah label yang dianggap muncul dari bimbingan konseling,
dengan kata lain bimbingan konseling diposisikan sebagai musuh bagi siswa yang
bermasalah. Faktor lain adalah fungsi dan peran guru BK belum dipahami secara tepat baik
oleh pejabat maupun guru BK itu sendiri. Di beberapa sekolah ada beberapa guru BK yang
sebenarnya tidak berlatar belakang pendidikan BK, mungkin guru tersebut memang
mampu menangani siswa, yang biasanya dikaitkan hanya pada kenakalan sisa semata.

Untuk menghilangkan persepsi guru BK sebagai polisi sekolah, perlu adanya kerja
sama dengan guru BK, guru mata pelajaran, kepala sekolah, serta dinas yang terkait, antara
lain :

1. Pihak sekolah memberikan sarana dan prasarana BK yang memadai.


2. BK harus masuk dalam kurikulum sekolah dan diberi jam masuk kelas agar guru
BK dapat menjelaskan kepada siswa tentang program-program yang ada dalam
BK.
3. Guru BK harus lebih inovatif dengan menyesuaikan kondisi yang ada seiring

1
Tohirin, “Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)”, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2007) 257.

3
perkembangan zaman.
4. Guru BK seharusnya berkompeten dibidangnya bukan dari guru mata pelajaran
yang merangkap sebagai guru BK, guru BK sebaiknya bersikap lebih sabar, murah
senyum, dapat menjadi teladan dan bersikap lebih bersahabat.

B. Aspek-Aspek Layanan Dasar BK Di SMA


Program Bimbingan Konseling di SMA, ada enam aspek yang harus di perhatikan,
yaitu:
1. Tujuan jenjang pendidikan tertentu, sejauh terumuskan di dalam terbitan sumber
resmi bagi jenjang pendidikan itu. Pendidikan SMA bertujuan meningkatkan
pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan-
teknologi-kesenian, meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial-budaya-alam
sekitarnya. Kurikulum SMU merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Program pengajaran itu terdiri dari
program pengajaran umum di kelas I dan II (mencakup bahan kajian dan pelajaran
yang di susun dalam 10 mata pelajaran), serta program pengajaran khusus di kelas
III (meliputi program bahasa, IPA dan IPS).
2. Kebutuhan-kebutuhan para peserta didik pada tahap perkembangan tertentu dan
semua tugas perkembangan yang di hadapi. Kebutuhannya terutama bersifat
psikologis, seperti: mendapat perhatian dan dukungan tanpa pamrih negatif
apapun, mendapat pengakuan terhadap keunikan alam pikiran dan perasaannya,
menerima kebebasan yang wajar dalam mengatur kehidupannya sendiri tanpa di
lepaskan sama sekali dari perlindungan keluarga, memperoleh prestasi-prestasi
yang patut di banggakan di bidang akademik dan non akademik, membina
persahabatan dengan teman sejenis dan lain jenis, memiliki citacita hidup yang
pantas untuk di kejar. Tugas perkembangannya antara lain: mengembangkan rasa
tanggung jawab (sehingga dapat melepaskan diri dari ikatan emosional yang
kekanakkanakan dan membuktikan diri pantas diberi kebebasan yang sesuai bagi
umurnya), mempersiapkan diri untuk memasuki corak kehidupan orang dewasa,
memantapkan diri dalam memainkan peranan sebagai pria dan wanita (sexual

4
roles), merencanakan masa depannya di bidang studi dan pekerjaan (sesuai dengan
nilai-nilai kehidupan yang dianut dan keadaan masyarakat nyata. Tantangan pokok
bagi siswa remaja terletak dalam hal membentuk diri sendiri dan menginternalisasi
seperangkat nilai dasar kehidupan (values) yang patut di perjuangkan.
3. Pola dasar yang sebaiknya di pegang sangat tergantung dari lokasi lembaga
sekolah. Pola spesialis untuk lingkungan sekolah yang terletak di kota dengan
segala problematikanya dan corak kehidupan kaum remaja, apalagi dengan jumlah
kelas yang besar (tanpa mengabaikan sumbangan dari guru-guru bidang studi dan
para wali kelas). Pola generalis untuk lembaga sekolah yang terletak di daerah
terpencil dengan jumlah kelas yang kecil (banyak kegiatan bimbingan dapat di
pegang oleh guru bidang studi dan wali kelas dengan mendapat pengarahan dari
konselor sekolah dan asistensi guru konselor). Pola kurikuler (mengingat SMA
masih tetap di berikan bimbingan karir seperti menurut kurikulum 1984 dan seri
buku paket bimbingan karier masih tetap di pergunakan).
4. Komponen bimbingan yang sebaiknya di prioritaskan adalah:
a. Pengumpulan data meliputi data tentang siswa selengkap mungkin, baik yang
di berikan oleh guru-guru dan orangtua maupun siswa sendiri
b. Pemberian informasi meliputi data tentang ciri khas berbagai institusi PT dan
program studi di sekolah sekarang yang sesuai dengan fakultas tertentu, seluk
beluk dunia pekerjaan dan jabatan di masyarakat, cara belajar yang tepat dalam
mempelajari berbagai bidang studi, corak pergaulan yang sehat dengan sesama
teman remaja, cara menghadapi orangtua yang dinilai serba kolot, gejala-gejala
penyimpangan dari perkembangan normal, fungsi seksualitas, perbedaan cinta
monyet dan cinta sejati.
c. Penempatan sudah aktual sejak tingkatan kelas pertama dan terutama
menyangkut perencanaan program studi di sekolah dan studi lanjutan atau
pekerjaan setelah tamat.
d. Konseling atau konsultasi sangat aktual, karena tidak sedikit remaja merasa
kurang puas dalam bicara secara pribadi dengan orangtua, namun ingin sekali
di dengarkan segala perasaan dan pikiran yang timbul dalam batinnya
(wawancara konseling dapat sangat bermanfaat bagi siswa dan mungkin
merupakan satu-satunya kesempatan untuk berbicara scara terbuka).
5. Bentuk bimbingan yang sebaiknya diutamakan yaitu: bimbingan kelompok atau

5
individual yang di terapkan secara seimbang (karena remaja sangat peka dalam hal-
hal yang dianggap rahasia dan masalah pribadi, kesempatan untuk berwawancara
konseling sewaktu-waktu harus tersedia dengan menggunakan sistem piket bagi
beberapa konselor sekolah). Sifat bimbingan yang harus di tonjolkan yaitu: sifat
perseveratif dan preventif, sedangkan korektif di gunakan untuk kasus-kasus
tertentu (misal pilihan program studi yang ternyata keliru dan aneka gejala neurotik
atau psikotik). Ragam bimbingan yang harus di beri tekanan yaitu: bimbingan
akademik, pribadi-sosial dan karier (dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman
psikologis yang cukup mendalam, serta harus memiliki fleksibilitas yang tinggi dan
kesabaran).
6. Unsur personil bimbingan yang di kerahkan yaitu: konselor sekolah, guru konselor
atau guru biasa (tenaga pengajar) Jika bimbingan konseling di terapkan di SMA
perlu di perhatikan bahwa anak SMA masuk dalam masa adolescent pada usia 15-
17 tahun atau 16-19 tahun yaitu suatu periode yang tidak mudah (perubahan dari
masa anak ke masa remaja). Mereka banyak menghadapi kesulitan dan banyak
gejolak yang menandai masa perkembangan remaja, misalnya masalah yang
sifatnya psikis (tingkah laku delinqen), masalahmasalah situasional, unpredictable,
masalah hubungan muda-mudi, masalah perkembangan seksual, masalah sosial
ekonomi,masalah masa depan dan lain-lain. Sehingga menuntut konselor di
sekolah untuk memahaminya dan cara-cara penanganannya. 2

C. Upaya Peningkatan Layana Dasar BK Di SMA


Untuk meningkatkan layanan konseling di SMA, ada beberapa strategi yang dapat
diterapkan:

a. Pelatihan Konselor Bimbingan : Konselor dapat dilatih untuk meningkatkan


keterampilan dan pengetahuannya dalam bidang konseling. Hal ini dapat mencakup
pelatihan tentang teknik konseling baru, konseling untuk isu-isu tertentu, dan
konseling untuk populasi tertentu.
b. Pemanfaatan Teknologi : Teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
layanan konseling. Misalnya, konselor dapat menggunakan platform konseling

2
Farhatus Soliha, “Konsep Bimbingan Konseling (BK) Sekolah Menengah Atas (SMA)” Vol. 4, No. 2,
Desember 2013. 250-252.

6
online untuk memberikan layanan konseling kepada siswa yang tidak dapat
menghadiri sesi tatap muka. Selain itu, konselor dapat menggunakan media sosial
untuk menjangkau siswa dan memberikan mereka informasi tentang layanan
konseling.
c. Kolaborasi dengan Guru dan Orang Tua : Konselor dapat bekerja dengan guru dan
orang tua untuk mengidentifikasi siswa yang mungkin memerlukan layanan
konseling. Guru dan orang tua dapat memberikan informasi berharga tentang
perilaku dan prestasi akademik siswa, yang dapat membantu konselor
mengidentifikasi siswa yang mungkin mengalami kesulitan.
d. Konseling Kelompok : Konseling kelompok dapat menjadi cara yang efektif untuk
memberikan layanan konseling kepada banyak siswa sekaligus. Konseling
kelompok dapat digunakan untuk mengatasi masalah tertentu, seperti perundungan
atau stres, dan dapat memberikan lingkungan yang mendukung bagi siswa untuk
mendiskusikan masalah mereka.
e. Konseling Karir : Konseling karir dapat menjadi bagian penting dari layanan
konseling di sekolah menengah. Konselor dapat membantu siswa mengidentifikasi
kekuatan dan minat mereka, dan memberi mereka informasi tentang jalur karier
yang berbeda.
f. Penerapan Model Layanan Konseling : Model layanan konseling dapat
dikembangkan untuk memandu pelaksanaan layanan konseling di sekolah
menengah. Model ini dapat mencakup pedoman penyampaian layanan konseling,
serta strategi untuk mengevaluasi efektivitas layanan konseling.
g. Monitoring dan Evaluasi : Monitoring dan evaluasi layanan konseling dapat
dilakukan untuk memastikan bahwa layanan tersebut efektif dan memenuhi
kebutuhan siswa. Hal ini dapat mencakup penilaian rutin terhadap kepuasan siswa
terhadap layanan konseling, serta penilaian terhadap dampak layanan konseling
terhadap kinerja dan kesejahteraan akademik siswa.3
Secara keseluruhan, meningkatkan layanan konseling di sekolah menengah
memerlukan pendekatan multi-sisi yang melibatkan pelatihan bagi konselor, penggunaan
teknologi, kolaborasi dengan guru dan orang tua, konseling kelompok, dan konseling karir.

3
Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(Jakarta: Pt Rineka
Cipta, 2001) 82-89.

7
Dengan menerapkan strategi ini, sekolah menengah atas dapat memberikan dukungan yang
dibutuhkan siswa untuk sukses secara akademis dan emosional.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling mengembangkan beberapa peran utamanya sebagai
sebuah layanan. Bimbingan dan konseling juga memiliki potensi yang mengarah ke
pembentukan karakter kebangsaan yang sesuai dengan cita-cita bangsa. Begitu pentingnya
layanan bimbingan konseling yang mampu ikut mewujudkan generasi penerus yang
berkarakter.4 Beberapa peran dari layanan dasar BK di SMA yaitu:

1. Bimbingan konseling mendampingi siswa dalam perkembangan belajar di sekolah.


2. Bimbingan konseling membantu siswa mengenali diri mereka.
3. Menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya serta menyusun kerangka tujuan-tujuan
tersebut.
4. Membantu menyelesaikan masalah yang mengganggu proses belajar di sekolah.

Program Bimbingan Konseling di SMA, ada enam aspek yang harus di perhatikan,
yaitu: Tujuan, Kebutuhan, Pola, Komponen, Bentuk dan Unsur.
Untuk meningkatkan layanan konseling di SMA, ada beberapa strategi yang dapat
diterapkan, yaitu:

1. Pelatihan Konselor Bimbingan


2. Pemanfaatan Teknologi
3. Kolaborasi dengan Guru dan Orang Tua
4. Konseling Kelompok
5. Konseling Karir
6. Penerapan Model Layanan Konseling
7. Monitoring dan Evaluasi

4
Tohirin, “Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)”, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2007) 257.

9
DAFTAR PUSTAKA

Farhatus Soliha, “Konsep Bimbingan Konseling (BK) Sekolah Menengah Atas (SMA)” Vol. 4, No.

2, Desember 2013.

Prayitno, “Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah”, (Jakarta: Pt

Rineka Cipta, 2001).

Tohirin, “Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi)”, (Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2007).

10

Anda mungkin juga menyukai