Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SD


(MODUL 6)

Tutor Pengampu: Wiranda Bayu Aditama, M.Pd

Disusun untuk memenuhi tugas Kelompok matakuliah Perspektif Pendidikan SD

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6

Anikawati : 859128514
Rina Irawati : 859128507
Lina Komayanti : 859128481

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA CABANG MATARAM
2020

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5

D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6

A. Prinsip-Prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar ...................................... 6

1. Pengertian Bimbingan .................................................................. 6

2. Tujuan Bimbingan di Sekolah Dasar ........................................... 7

3. Fungsi Bimbingan di Sekolah ...................................................... 8

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar ............................... 8

5. Peran Guru dalam Program Bimbingan dan Konseling ................ 9

B. Berbagai Layanan Pendidikan untuk Anak Sekolah Dasar.................. 9

1. Layanan Pendidikan Anak Berbakat ............................................ 9

2. Layanan Penyandang Kelainan Fisik ............................................ 11

3. Layanan Terhadap Anak dengan Gangguan Psikologis ................ 13

4. Layanan Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................ 15

2
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17

A. Kesimpulan .......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara konstitusional, seperti tertera dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara tegas dinyatakan bahwa

salah satu tujuan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih lanjut dalam pasal 31 ayat (2)

menegaskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya. Penyelenggaraan wajib belajar pendidikan

dasar ini merupakan bagian dari kebijakan pendidikan di Indonesia dalam

mewujudkan pendidikan untuk semua sesuai dengan prinsip education for all.

Mata kuliah Perspektif Pendidikan Sekolah Dasar (PDGK 4101)

merupakan mata kuliah yang membahas tentang seluk beluk Sekolah Dasar

mulai dari sarana, prasarana, kurikulum, dan siswanya. Mata kuliah Perspektif

Pendidikan Sekolah Dasar ini juga memberikan bekal kepada calon pendidik atau

pendidik SD dalam menghadapi karakteristik siswa yang bermacam-macam.

Tugas seorang guru bukan terbatas pada bagaimana membuat siswa menjadi

pandai dalam pelajaran tertentu, namun lebih dari itu guru juga harus memiliki

kemampuan dalam memberikan bimbingan terlebih lagi dalam masa pandemi

seperti sekarang ini.

4
Oleh karena itu memahami layanan pendidikan bagi siswa Sekolah Dasar

bagi seorang guru menjadi hal yang penting. Dalam makalah ini akan akan

dibahas pengetahuan yang dapat mendukung pengetahuan guru di bidang

bimbingan. Dengan demikian dengan membaca makalah ini diharapkan dapat

menerapkan bimbingan dalam bentuk keterpaduan dengan proses pembelajaran

di kelas, dan mampu melaksanakan berbagai bentuk layanan pendidikan bagi

siswa SD.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

dalam makalah ini adalah:

1. Apa prinsip-prinsip bimbingan di Sekolah Dasar?

2. Apa saja bentuk layanan pendidikan untuk anak Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah

ini adalah:

1. Menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan di Sekolah Dasar

2. Mendeskripsikan bentuk layanan pendidikan untuk anak Sekolah Dasar

D. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk

menambah wawasan mengenai prinsip-prinsip bimbingan di Sekolah Dasar dan

bentuk layanan pendidikan anak Sekolah Dasar.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar

1. Pengertian Bimbingan

Menurut Agus Taufik (2007), bimbingan pada umumnya dipahami

sebagai upaya memberikan arahan, panduan, nasihat, dan biasanya mengandung

nilai-nilai yang bersifat menuntun ke arah yang baik.

Berikut dikemukakan definisi bimbingan menurut beberapa ahli.

1) Mortensen dan Schmuller (1984) mengartikan bimbingan sebagai bagian

integral dari program pendidikan yang diupayakan oleh staf yang kompeten,

bertujuan memberikan bantuan kepada individu untuk dapat mengembangkan

kesanggupan dan kemampuannya secara penuh di dalam tatanan kehidupan

masyarakat yang demokratis.

2) Edward C. Glanz (1966) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu

individu untuk memecahkan masalah dan menjadi anggota masyarakat yang

bebas dan bertanggung jawab di mana dia hidup.

3) Traxler dan North (1968) mengartikan bimbingan sebagai proses untuk

mengenal dan memahami individu serta menciptakan kondisi-kondisi yang

memungkinkan individu itu untuk mengenal dan memahami kapasitasnya

6
secara penuh, sehingga pada akhirnya dia dapat membantu dirinya secara baik

secara ekonomi maupun sosial.

Adapun Rochman Natawidjaja (1984) mengemukakan pengertian

bimbingan yang cukup komprehensif yaitu suatu proses pemberian bantuan

kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu

tersebut dapat memahami dirinya, sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,

keluarga, dan masyarakat serta kehidupan padaa umumnya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengertian bimbingan di Sekolah Dasar adalah suatu proses pemberian bantuan

kepada siswa Sekolah Dasar agar dapat memahami diri, mengenal lingkunagan,

dan merencanakan masa depannya, sehingga dapat mencapai perkembangan

yang optimal sebagai pribadi dan anggota masyarakat yang demokratis.

2. Tujuan Bimbingan di Sekolah Dasar

Secara umum tujuan bimbingan di Sekolah Dasar sangat komplek,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Agus Taufik (2007) (dalam Perspektif

Pendidikan SD: 6.7). Dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan konseling

di Sekolah Dasar adalah dapat memberi kemudahan belajar bagi siswa Sekolah

Dasar. Mereka dapat belajar dengan percaya diri, menyadari kekurangan dan

kelebihannya, serta mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungannya.

7
Hal tersebut senada dengan rumusan tujuan yang dikemukakan oleh Etty

(2005) yang membedakan tujuan program bimbingan dan konseling di SD

menjadi dua bagian, meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah

terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang

mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab, kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan khusus dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah siswa

dapat memahami diri sendiri sehingga mampu mengatasi masalah dan kesulitan

yang dialami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan

sekolah, keluarga, dan masyarakat, selanjutnya dapat menyalurkan potensi yang

dimiliki baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja nanti.

3. Fungsi Bimbingan di Sekolah

Berikut ini merupakan fungsi-fungsi bimbingan di sekolah antara lain

sebagai berikut: (1) fungsi pengungkapan, (2) fungsi penyaluran, (3) fungsi

penyesuaian, (4) fungsi pencegahan, (5) fungsi perkembangan, dan (6) fungsi

perbaikan.

4. Prinsip-prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar

Menurut Agus Taufik (2005) prinsip-prinsip dalam pelaksanaan

bimbingan dan konseling di sekolah meliputi beberapa hal berikut:

1) Bimbingan untuk semua

8
2) Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas

3) Bimbingan diarahkan untuk perkembangan kognitif dan afektif

4) Bimbingan diberikan secara insidental dan informal

5) Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan belajar

6) Bimbingan difokuskan pada asset

7) Bimbingan terhadap proses pendewasaan

8) Program bimbingan dilaksanakan secara bersama

5. Peran Guru dalam Program Bimbingan dan Konseling

Dalam proses bimbingan guru memiliki peran penting, karena guru

mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan siswa, sehingga siswa lebih

terbuka terhadap guru. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh guru kelas bersamaan

dengan kegiatan pembelajaran.

B. Berbagai Layanan Pendidikan untuk Anak Sekolah Dasar

1. Layanan Pendidikan Anak Berbakat

Menurut Astati (2007), anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ

130 atau 140 atau lebih, yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar

biasa hebat dalam suatu bidang yang berfaedah. Dalam UUSPN No.2

Tahun1989, disebutkan bahwa anak berbakat adalah warga Negara yang

memiliki kemampuan dan kecerdaan luar biasa. jenis-jenis kemampuan dan

kecerdasan luar biasa yang dimaksud dalam batasan ini meliputi: kemampuan

intelektual umum dan akademis khusus, mampu berpikir kreatif produktif,

9
memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki prestasi tinggi di bidang seni atau

kinestetik dan atau keterampilan lain.

Sesuai dengan karakter dan kemampuannya tersebut anak berbakat

membutuhkan layanan yang berbeda dengan siswa pada umumnya. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak

berbakat di Sekolah Dasar antara lain sebagai berikut:

a) Pengidentifikasian anaka berbakat, yaitu mengidentifikasi kemampuan

dalam menjawab pertanyaan, kemampuan untuk memberikan berbagai

macam jawaban atau beralih dari satu macam respon ke respon yang lain,

dan kemampuan dalam memberikan respon yang unik dan layak.

b) Memberikan layanan anak berbakat sesuai kebutuhannya. Ada dua macam

layanan sebagai pilihan dalam memberikan layanan kepada anak berbakat

meliputi: (1) adaptasi lingkungan, yaitu dengan cara memberikan kelas

pengayaan, mendatangkan guru konsultan, mengunjungi ruangan sumber

belajar, memberikan studi mandiri, membuat kelas khusus. (2) adaptasi

program, dilakukan dengan cara melalui percepatan/akselerasi, melalui

pengayaan, pencanggihan materi pelajaran, pembaruan, dan modifikasi

kurikulum sebagai alternative

Secara khusus pembelajaran terhadap anak berbakat memiliki kekhasan

tersendiri, terutama dalam pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran

dan model-model layanan, layanan perkembangan kreativitas, stimulasi

imajinasi dan proses inkubasi, desain pembelajaran, dan evaluasi.

10
2. Layanan Penyandang Kelainan Fisik

Kelaianan dapat diartikan berbeda dari keadaan sebelumnya. Kelainan

disebut juga sebagai keadaan yang luar biasa, atau keluarbiasaan. Menurut

Mulyono Abdulrachman (2007) Keluarbiasaan merupakan istilah yang

digunakan untuk menggambarkan kondisi anak yang menunjukkan perbedaan

dengan anak normal pada umumnya.

Jenis kelainan fisik dapat dikelompokkan pada anak yang mengalami

gangguan penglihatan (tunanetra), gangguan pendengaran (tunarungu),

tunadaksa, dan tunaganda.

Tunanetra adalah sebutan yang diberikan kepada anak-anak yang

mengalami gangguan penglihatan yang mengakibatkan fungsi penglihatantidak

dpat dilakukan secara normal. Kondisi yang demikian menuntut adanya

pelayanan khusus sehingga potensi yang dimiliki oleh para tunanetra dapat

berkembang secara optimal.

Istilah tunarungu digunakan bagi mereka yang mengalami gangguan

pendengaran, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Dengan adanya

gangguan pendengaran ini, anak tunarungu memerlukan bantuan khusus, baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pendidikan.

Tunadaksa adalah sebutan bagi mereka yang menyandang cacat secara

fisik, sehingga anak tersebut tidak dapat menjalankan fungsi fisik secara normal.

Anak yang kakinya tidak normal karena kena folio atau anggota tubuhnya

diamputasi, termasuk anak yang menderita epilepsy, cerebral palsy, kelainan

11
tulang belakang, serta gangguan pada tulang dan otot dapat dikategorikan ke

dalam tunadaksa.

Berikut akan diuraikan cara memberikan bimbingan atau bantuan

terhadap penyandang cacat. Semua jenis layanan harus disesuaikan dengan

kebutuhan dan karakteristik pihak yang akan dilayani.

a) Layanan terhadap anak Tunanetra

Layanan yang diberikan berupa layanan akademik, latihan, dan

bimbingan. Layanan bimbingan terhadap anak Tunanetra terutama diperlukan

dalam mengatasi dampak kelaianan terhadap aspek psikologisnya, serta

pengembangan sosialisasi siswa.

Untuk memberikan layanan yang menyangkut kedua apek tersebut,

maka salah satu model layanan yang dapat dilakuakan adalah menempatkan

anak Tunanetra di sekolah biasa, dalam bentuk pendidikan terpadu. Di

sekolah ini anak Tunanetra terbiasa bergaul dengan anak normal, sehingga

tingkat perkembangannya dapat berkembang optimal.

b) Layanan terhadap anak Tunarungu

Pelayanan terhadap anak Tunarungu harus disesuaikan dengan

karakteristik/tingkat ketunarunguannya. Untuk anak Tunarungu pada tingkat

ringan mungkin masih dapat dilayani dengan baik, namun untuk tingkat yang

lebih tinggi diperlukan bantuan tenaga pembimbing khusus.

c) Layanan terhadap anak Tunadaksa

12
Karakteristik anak Tunadaksa dapat dilihat dari segi akademis,

sosial/emosional, dan fisik/kesehatan. Anak Tunadaksa yang disebabkan

karena kelainan pada sistem otot dan rangka tidak akan terganggu tingkat

kecerdasannya sehingga dapat belajar seperti halnya anak normal.

Pandangan negatif dari masyarakat terhadap anak Tunadaksa dapat

menyebabkan rasa rendah diri yang berakibat sulitnya mereka bersosialisasi

dengan lingkungan.

3. Layanan Terhadap Anak dengan Gangguan Psikologis (Tunalaras)

Tunalaras adalah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku,

sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurut Rosembera, anak Tunalaras dapat

dikelompokkan atas tingkah laku yang beresiko tinggi dan rendah. Yang beresiko

tinggi yaitu hiperaktif, agresif, pembangkang, delinkuensi dan anak yang

menarik diri dari pergaulan social, sedangkan yang beresiko rendah yaitu autisme

dan skizofrenia.

Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami gangguan emosional

atau tidak, kita dapat menentukan dari ciri-ciri atau karakternya. Dari segi sosial

dan emosional, anak Tunalaras akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut.

a) Perilakunya tidak dapat diterima oleh masyarakat dan biasanya melanggar

norma budaya, aturan keluarga dan sekolah.

b) Sering mengganggu, bersikap membengkang atau menentang dan tidak dapat

bekerja sama.

13
Gejala-gejala penyimpangan perilaku anak yang harus dikenali antara

lain:

(1) Anak suka jahil, jahil berarti mengganggu atau membuat orang lain menjadi

tidak nyaman atau menderita baik secara fisik,maupun mental atau

mengalami kehilangan sesuatu. Sementara itu si anak jahil begitu asyik

menikmati dengan rasa puas melihat si korban menderita.

(2) Anak yang suka iri hati, hanya karena hal-hal yang sepele anak akan menjadi

agresif atau suka menyerang temannya atau dalam bentuk sebaliknya dengan

menunjukkan rasa murung, suka menyendiri atau bahkan mengurung diri.

(3) Anak yang suka menyela pembicaraan orang lain/orang tua dan walupun

orang tua menyuruh anak untuk pergi dan menjauh dengan baik-baik, anak

justru menolak atau ngotot untuk terus nimbrung.

(4) Anak suka agresif, biasanya bisa langsung agresif terhadap orang yang

belum dikenal.

Perilaku menyimpang terjadi karena anak merasa dirinya tidak mendapat

perhatian, disepelekan, kehadirannya dianggap tidak ada, tidak mendapat peran

apapun, sebagai pelengkap penderita, atau takut kehilangan peran dalam

lingkungannya.

Penting kita ketahui bersama bahwa walaupun perbuatan anak dianggap

sudah kelewat batas, sebaiknya tidak perlu dimarahi. Kita harus berusaha untuk

menahan diri dan jangan biarkan diri kita terbawa emosi. Hadapi anak yang

demikian itu dengan kesabaran dan jiwa yang penuh kearifan. Bentakan, omelan,

14
atau hukuman fisik hanya akan menimbulkan reaksi negatif, sehingga anak akan

melakukan perlawanan atau penolakan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Akibat lebih jauh, anak akan cenderung untuk mengulangi perbuatan

yang tidak baik tersebut secara lebih keras atau brutal sebagai kompensasi

ketidaksenangannya. Jangan pula mengucilkan anak. Karena tindakan pengucilan

dapat menimbulkan pemikiran yang negatif pada diri anak.

Adapun sikap dan tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam menghadapi

anak yang berperilaku menyimpang antara lain:

(a) Lakukan pendekatan kasih sayang,

(b) Responsif terhadap perasaan anak

(c) Dengarkan suara hati anak

(d) Binalah kasih sayang antar anak

4. Layanan Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar

jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan

dan kebutuhan sekolah.

Tujuannya adalah melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan siswa

mampu mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan

keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Jenis kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di sekolah antara

lain: pramuka, UKS, olah raga, PMR, kesenian dan kegiatan lain yang

diselenggarakan di luar jam pelajaran sekolah.

15
Manfaat kegiatan ekstra kurikuler antara lain: siswa akan memperoleh

secara maksimal pengembangan fisik, mental, emosional, kognitif, dan sosial.

Terdapat beberpa kendala yang mungkin ditemukan dalam pelaksanaan

kegiatan ekstra kurikuler, antara lain: sikap orang tua kurang mendukung, karena

mereka lebih mengutamakan sekolah, sehingga kegiatan ekstrakurikuler

dianggap sebagai kegiatan yang hanya membuang waktu dan uang; masalah

biaya; lokasi sekolah yang jauh dari rumah siswa; kondisi keluarga yang

mengharuskan anak bekerja membantu orang tua setelah pulang sekolah;

kurangnya fasilitas di sekolah; serta kurangnya dukungan dari pihak sekolah.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan bimbingan di SD berprinsip: bimbingan untuk semua siswa,

dilaksanakan oleh semua guru, diarahkan untuk perkembangan kognitif dan

afektif, diberikan secara incidental dan informal, ditekankan pada tujuan dan

kebermaknaan belajar, difokuskan pada aset, ditujukan pada proses

pendewasaan, dan dilaksanakan secara bersama. Dalam proses bimbingan guru

memiliki peran penting, karena guru mempunyai hubungan yang sangat dekat

dengan siswa, sehingga siswa lebih terbuka terhadap guru. Bimbingan di SD

dilaksanakan oleh guru kelas bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

Layanan pendidikan anak di SD meliputi: layanan pendidikan anak

berbakat, layanan penyandang kelainan fisik, layanan penyandang kelainan

psikis, dan layanan kegiatan ekstra kurikuler.

17
DAFTAR PUSTAKA

Wardani, I.G.A.K., dkk. (2014). Perspektif Pendidikan di SD. Tangerang: Universitas

Terbuka.

18
19

Anda mungkin juga menyukai