Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM BK DI MI, MTS, MA & IMPLIKASI

PENGEMBANGANNYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Manajemen Bimbingan Dan
Konseling

DOSEN PENGAMPU: Muhammad Taufiq Azhari, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :


Tara Latifah Nur Qulby (0303211011)
Selfi Purnama Lubis (0303213130)
Raisya Nafilah Lubis (0303212052)
Murni Dahlena Nasution (0303213068)

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan judul ‘Program BK di MI, MTS, MA dan
Implikasi Pengembangannya’ dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas mandiri dari Bapak Muhammad Taufiq Azhari,
M.Pd. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Muhammad


Taufiq Azhari, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
BK. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Wassalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 03 November 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................……….....i
DAFTAR ISI...........................................................................………....ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................……….........1
A. Latar Belakang..............................................................……......1
B. Rumusan Masalah........................................................…….......1
C. Tujuan ..........................................................................……......1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................……..........2
A. Konsep Program……………………………………………..…2
B. Ketentu…………………………………………………………2
C. Jenis-Jenis Program…………………………………………….4
D. Dasar Penyusunan Program……………………………………4
E. Syarat-Syarat Pengunan Program…………………………...…6
F. Unsur-Unsur Program BK……………………………………...6
G. Materi Program BK………………………………………….…7
H. Penyusunan program……………………………………;……..8
I. Sosialisasi Program…………………………………………….8
J. Tahap-Tahap Pelaksanaan program……………………………9
K. Pengawasan Program Pelaksanaan………………………….…9
L. Masalah dan Solusi…………………………………………….10
BAB III PENUTUP ...............................................................................11
Kesimpulan.............................................................................................11
Saran ......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara operasional, program Bimbingan Konseling diwujudkan dalam
berbagai layanan yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-
masalah yang menghambat perkembangan psikologi dan sosial yang berpengaruh
besar dalam perkembangan dan pertumbuhan siswa, kepribadian, intelegensi,
emosional, religius, dan sosial. Namun demikian, pelayanan Bimbingan
dan Konseling tidak hanya bersifat kuratif melainkan juga bersifat
pengembangan.
Di sekolah memberikan layananbimbingan dan konseling pada siswa dalam
menghadapi berbagai tantangan, kesulitan, danmasalah aktual yang timbul, agar
siswa dapat berkembang secara optimal. Pelayanan bantuan yang diberikan
tidak terbatas pada bidang sekolah saja melainkan mencakup seluruh aspek
Kehidupan anak. Tentu saja semua aspek kehidupan anak selalu dipandang dari
sudut pandang perkembanngan individual dan integrasi kepribadian masing-
masing anak. Hal ini mengingat bahwa anak adalah makhluk yang unik,
artinya tidak ada manusia yang sama satu sama lainnya, baik dalam sifat maupun
kemampuannya.

B. Rumusan Masalah
• Bagaimana program bk di mi,mts,ma?
• Apa saja program bk tersebut ?
• Apa saja prasana bk di mts,mi,ma
• Apa saja kelengkapan program dimana dan implikasi
pengambangannya?
• Bagaimana pengolahan prasarana saran ?
• Apa sajakah masalah dan solusinya
C. Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui program BK di MI,MTS,MA
• Untuk mengetahui perogram bk
• Untuk mengetahui sarana bk
• Untuk mengetahui prasarana
• Untuk mengetahui pengandaan dan pngolahan sarana dan prasarana
• Untuk mengetahui apa saja solusinny

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Program
Program bimbingan dan konseling sekolah merupakan serangkaian rencana
aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang selanjutnya akan
menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan
pertanggungjawabannya. Program bimbingan dan konseling yang mewadahi
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diberikan kepada peserta
didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional pada
umumnya dan visimisi yang ada di sekolah secara khusus.
Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada
pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan
kebutuhan nyata di sekolah yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
peserta didik. Program bimbingan dan konseling sekolah yang komprehensif di
dalamnya akan tergambarkan visi, misi. Tujuan, fungsi, sasaran layanan, kegiatan,
strategi, personel, fasilitas dan rencana evaluasinya.
Program bimbingan dan konseling sekolah yang komprehensif disusun untuk
merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program,
pelaksanaan program, sistem manajemen, dan sistem pertanggungjawabannya.
Selain itu, program bimbingan dan konseling sekolah
Dirancang untuk menjamin bahwa setiap siswa memiliki hak yang sama untuk
memperoleh manfaat program tersebut. Sehingga kenyataan yang sering muncul.
Yaitu aktivitas konselor sekolah yang menghabiskan banyak waktunya untuk
memenuhi kebutuhan sebagian kecil siswa (secara khusus hanya mengurus
kebutuhan siswa berprestasi rendah dan bermasalah) tidak terjadi lagi. Sehingga
program yang dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk di
implementasikan dan dapat mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
di sekolah-sekolah.1

B. Ketentuan
➢ Di dalam kurikulum 1975 buku III C untuk SD, SMP, dan SMA telah
dilakukan secara operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah demikian pula dalam kurikulum pendidikan menengah kejuruan
1976 buku III D.

1Ahmad
Faris Al Anshari, MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK) (Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan) (2018),
Volume 10, Jurnal Visipena, hal 68.

2
➢ Menurut SK Menpan no 26 tahun 1989 Surat Edaran Bersama Mendikbud
dan Kepala BAKN tanggal 15 Agustus 1989 serta Surat Edaran
Mendikbud tanggal 5 juli 1990 terdapat guru BP dengan latar belakang
yang berbeda- beda:
1. Guru kelas sekaligus sebagai guru BP
2. Guru bidang studi yang merangkap guru BP
3. Guru BP yang merangkap sebagai guru bidang studi
4. Guru BP yang dengan latar pendidikan no BP
5. Kepala Sekolah yang sekurang-kurangnya membimbing 40 siswa.
6. Guru yang memiliki minor BP
7. Guru BP yang memiliki ijasah BP
➢ Mengingat latar belakang yang berbeda-beda seperti tersebut diatas, maka
akan mengahadapi berbagai hambatan dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.
➢ PP NO 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar Bab X : Bimbingan, Pasal 25.
Ayat 1 : bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan.
Ayat 2 : bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Ayat 3 : pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2)
diatur oleh menteri.
➢ Pada perkembangan selanjutnya, bimbingan dan konseling di sekolah
dasar tampaknya lebih menekankan pada bimbingan belajar dan karir.
Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar 1994/1995, dikemukakan bahwa
perencanaan program bimbingan belajar dan bimbingan karir ditekankan
pada upaya bimbingan belajar tentang cara belajar, memahami dunia kerja
dan mengembangkan kemampuan untuk membuat perencanaan serta
kemampuan untuk mengambil keputusan.
Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tahun 2006
semakin memperkokoh kedudukan bimbingan dan konseling di sekolah, mulai
dari jenjang SD/MI hingga SMA/SMK. Sebab, di dalam KTSP tersebut masih
menegaskan keberadaan bimbingan dan konseling dan perlu adanya layanan
bimbingan dan konseling di sekolah dasar untuk mendorong perkembangan
pribadi peserta didik.
➢ Menurut Depdiknas (2008) konselor dapat berperan serta secara produktif
dijenjang sekolah dasar dengan memposisikan diri sebagai konselor
kunjung yang membantu guru sekolah dasar mengatasi perilaku siswa yang
menggangu (disruptive behavior), antara lain dengan pendekatan direct
behavior consultation. Setiap gugus sekolah dasar diangkat 2 atau 3
konselor untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.

3
➢ Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV bagian VIII
Pelaksanaan BK pada SD/MI/SDLB.
1) Guru kelas sebagai pelaksana pelayanan BK di SD/MI/SDLB melaksanakan
layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten
dengan cara menginfusikan materi layanan BK tersebut ke dalam pembelajaran
mata pelajaran. Untuk siswa kelas IV, V dan VI dapat diselenggarakan layanan BK
perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
2) Pada satu SD/MI/SDLB/ atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang
guru BK atau Konselor untuk menyelenggarakan pelayanan BK. 2

C. Jenis-Jenis Program
✓ Program Layanan Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan
pendidikan, ada lima jenis program layanan yang disusun dan
diselenggarakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai
berikut:
✓ Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing
kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
✓ Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
✓ Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran
✓ Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
✓ Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari. Tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan
atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau
Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling. 3

D. Dasar Penyusunan Program


Sistematika penyusunan dan pengembangan program BK Sekolah yang
komprehensif pada dasarnya terdiri dari dua langkah besar, yaitu: a) pemeta
an kebutuhan, masalah, dan konteks layanan; dan b) desain program yang sesuai

2Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). 2013. Panduan Umum Pelayanan
Bimbingan dan Konseling.
3Jarkawi, PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP 25 BANJARMASIN,

vol1, Jumal Konseling GUSJIGANG, 2015, Hal 5.

4
dengan kebutuhan, masalah, dan konteks layanan. Adapun penjabaran dari tiap-
tiap langkah besar sebagai berikut:
✓ Pemetaan Kebutuhan, Masalah, dan Konteks Layanan
penyusunan program BK di sekolah haruslah dimulai dari kegiatan
asesmen (pengukuran, penilaian) atau kegiatan mengidentifikasi aspek-
aspek yang dijadikan bahan bagi penyusunan programataulayanan(Depdik
nas, 2007). Kegiatan asesmen ini meliputi
✓ asesmen konteks lingkungan program yang terkait dengan kegiatan m
engidentifikasi harapan dan tujuan sekolah, orangtua, masyarakat, dan
stakeholder pendidikan terlibat, sarana dan prasarana pendukung progr
am bimbingan, kondisi dan Kualifikasi konselor, serta kebijakan pimpinan
sekolah;
✓ asesmen kebutuhan dan masalah peserta didik yang menyangkut karakt
eristik peserta didik; seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya),
kecerdasan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar, minat, masalah-
masalah yang dihadapi, tugas perkembangan psikologis.
Melalui pemetaan ini diharapkan program dan layanan BK yang
dikembangkan oleh konselor benar-benar dibutuhkan oleh seluruh segmen
yang terlibat dan sesuai dengan konteks lingkungan program. Dengan kata
lain, program dan kegiatan yang tertuang dalam rencana per semester ataupun tah
unan bukan sekedar tuntutan administratif, melainkan tuntutan tanggung jawab
yang sungguh harus dilaksanakan secara professional
langkah yang dapat dilakukan oleh konselor dalam memetakan kebutuha
masalah, dan konteks layanan:
✓ Menyusun instrumen dan unit analisis penilaian kebutuhan. Eksplorasi pet
a kebutuhan, masalah, dan konteks membutuhkan instrumentasesmen yang
berfungsi sebagai alat bantu. Dalaminstrumen ini, konselor merumuskan
aspek
dan indicator beserta item pernyataan/pertanyaan yang akan diukur dan j
enis metode yang akan digunakan untuk mengungkap aspek dimaksud
. Metode yang dapat digunakan, seperti observasi, wawancara, dokumen
tasi, dan sebagainya.
✓ Implementasi penilaian kebutuhan. Pada tahap ini, konselor sesegera mung
kin mengumpulkan data dengan menggunakan instrument yang telah dibua
t sebelumnya dengan tujuan memperoleh gambaran kebutuhan dan kontek
lingkungan yang akan dirumuskan ke dalam program lebih lanjut.
✓ Analisis hasil penilaian kebutuhan. Setelah data terkumpul, konselor meng
olah, menganalisis, dan menginterpretasi hasil penilaian yang diungkap
dengan tujuan kebutuhan, masalah, dan konteks program dapat teridentifik
asi dengan tepat .

5
✓ Pemetaan kebutuhan/permasalahan. Setelah hasil analisis dan identifikasi
masalah terungkap, petugas BK dan konselor membuatpeta kebutuhan/mas
alah yang dilengkapi dengan analisis faktorfaktor penyebab yang memunc
ulkan kebutuhan/permasalahan.4

E. Syarat-Syarat Pengunan Program BK


Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling diharapkan memenuhi
persyaratan tertentu.Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan
program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan
kondisi probadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.Penyusunan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah [57
2. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan,
kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
3. Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis,
tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu, serta
dibagi-bagi secara logis.
4. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk
pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu
secara menyeluruh.
5. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka
sebesar-besarnya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang
tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan BK.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan
keefisienan penye lenggaraan program BK pada umumnya.5

F. Unsur-Unsur Program BK
Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan
memperhatikan unsur-unsur seperti yang dikemukakan Wardati (2010: 76) sebagai
berikut:
1. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data
yang terdapat di dalam himpunan data.
2. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak
150 orang (minimal); kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing
sebanyak 75 orang.
3. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier).

4Suhertina,PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH, PEKAN BARU :


CV.MUTIARA PESISIR SUMATERA, 2015. Hal 54.
5Darajat,Zakiah, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta : rineka Cipta, 2009, Hal 69.

6
4. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan
konseling kelompok.
5. Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi
kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
6. Volume kegiatan yang diperkirakan sebagai berikut:
a. Layanan orientasi: 4 – 6%
b. Layanan informasi: 10 – 12%
c. Layanan penempatan dan penyaluran: 5 – 8%
d. Layanan pembelajaran: 12 – 15%
e. Layanan konseling perorangan: 12 – 15%
f. Layanan bimbingan kelompok: 15 – 20%6
G. Materi Program BK
Program Bimbingan dan Konseling dalam buku Penataan Pendidikan
Profesional Konselor dan Layanan BK dalam Konseling jalur pendidikan formal
(Departemen Pendidikan Nasional, [13]) dijelaskan bahwa program BK
mengandung empat komponen layanan sebagai berikut:
a. Layanan dasar
Layanan dasar adalah sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok
yang disajikan secara sistematis dalam mengembangkan perilaku jangka panjang
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai
tandar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan
kemampuan memilih dan mengambil keputusan dan menjalani kehidupannya.
b. Layanan perencanaan individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu
merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan masa
depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
c. Layanan responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera,
sebab jika tidak segera dibantu menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian
tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi
dengan orang tua, guru dan alih tangan kepada ahli lain. 7

6Fathur
Rahman, penyusunan program BK di sekolah, Yogyakarta : Diklat profesi guru. Hal 18-20.
7ArumEkasari Putri, EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING: SEBUAH STUDI
PUSTAKA, vol 4, Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia is licensed under, 2019, Hal 40.

7
H. Penyusunan program
Program bimbingan dan konseling di SLTP dijabarkan kedalam program
tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan dan juga
program harian. Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan
peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
Sunstansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan,
dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban
tugas konselor (buku panduan pengembangan diri : 2007).
Menurut Thohirin (2007) Sebelum melakukan penyusunan program perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Studi Kelayakan
b. Penyusunan Program Bimbingan
Dalam penyusunan rencana program BK, harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Pola dasar mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang
paling tepat diterapkan.
b. Bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana yang perlu
diproritaskan
c. Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani
kebutuhan para siswa.
d. Keseimbangan yang wajar antara pelayanan bimbingan secara
kelompok dan individual.
e. Pengaturan pelayanan konsultasi
f. Cara mengadakan evaluasi program
g. Pelayanan rutin dan pelayanan isidental
h. Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat layanan bimbingan
tertentu
i. Petunjuk-petunjuk atau instruksi-instruksi yang diberikan oleh
instansi yang berwenang (jika ada)
c. Penyediaan Sarana Fisik dan Teknis
d. Kegiatan-kegiatan penunjang.8

I. Sosialisasi Program
Sosialisasi program adalah membicara- kan program dengan orang-orang
yangberhubungan dengan pelaksanaan program Bk , yaitu kepala sekolah, wakil
KepalaSekolah, Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran.Program Kegiatan Pendukung BK
sudah harus disosialisasikan pada personilsekolah pada awal tahun pelajaran

8Prayitno,Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, rineka Cipta,


1999, Hal 35.

8
Kepada seluruh personil pelaksanaan yang ada disekolah, yang terkait di dalam
organigrampelayanan bimbingan dan konseling dengan Koordinator dan Guru
Pembimbing sebagaipelaksana utamanya. Sosialisasi ini dipaparkandalam rapat
kerja dan kegiatan lainnya.
J. Tahap-Tahap Pelaksanaan. Program
Direktorat tenaga kependidikan jenderal peningkatan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikan depertemen pendidikan nasional menyatakan bahwa tahap-
tahap yang perlu di tempuh dalam pelaksanaan program adalah :
1. Tahap perencanaan
Program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis
dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana
penilaian.
2. Tahap pelaksanaan
tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan
perencanaanya.
3. Tahap penilaian
Hasil kegiatan diukur dengan nilai.
4. Tahap analisis hasil
Hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat
perhatian lebih lanju.t
5. Tahap tindak lanjut
Hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
sebelumnya, malalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan.

K. Pengawasan Program Pelaksanaan

Pengawasan Pelaksanaan ProgramKegiatan pelayanan konseling


disekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dandibina melalui kegiatan pengawasan.a.
Pengawasan kegiatan pelayanan konselingdilakukan secara:a) interen,oleh kepala
sekolah/madrasah.b) eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang konseling.b.
Fokus pengawasan adalah kemampuanprofesional konselor dan implementasikegiatan
pelayanan konseling yang menjadikewajiban dan tugas konselor di sekolah/madrasah.c.
Pengawasan kegiatan pelayanan konselingdilakukan secara berkala dan berkelanjutan.d.
Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untukpeningkatan
mutu perencanaan danpelaksanaan kegiatan pelayanan konselingdi sekolah/madrasah. 9

9Prayitno,dkk. Pembelajaran Melalui Pelayanan BK di satuan pendidikan., 2014. Hal 16.

9
L. Masalah dan Solusi
Masalah dan SolusiMasalah1. Masih terdapat kegiatan pelayanankonseling
yang sudah tertulis di dalamprogram pelayanan konseling yang belumterlaksana
sebagaimana mestinya, dalam artian belum terpenuhi menurut jadwal,terutama
dalam program mingguan maupun harian.2. Masih ditemukan Guru Pembimbing
yang bekerja belum menggunakan perencanaandan program yang sesuai dengan
kondisidan kebutuhan sekolah.3. Belum terjadwalnya kegiatan bimbingan
danpelayanan, dan 4. Prasarana dan sarana dalam melaksanakankegiatan
bimbingan dan konseling kurangmemadai dan dan bahkan belum tersedia.Solusi1.
Perlu pemantapan dalam hal pelatihan danpengembangan materi seperti
seminar,lokakarya, MGP, dan kegiatan pendukunglainnya untuk meningkatkan
efektif danefesiensi kerja para Guru Pembimbing/Konselor Sekolah.2. Diperlukan
perencanaan dan program yangbaik dalam pelaksanaan BK di sekolah, dan3. Harus
dilakukan sosialisasi yang me- nyeluruh.4. Perlu dukungan dari pihak-pihak
terkaitsesuai menurut organigram pelayanan BK disekolah sehingga pelaksanaan
BK tersebutdapat berjalan sesuai dengan tujuanpendidikan. 10

10W. S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grasindo. 1997. Hal 42.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Program bimbingan konseling adalah suatu rencana kegiatan bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu. Program ini memuat unsure-
unsur yang terdapat dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan bimbingan dan
kosneling dan diorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Tujuan penyusunan program tidak lain adalah agar kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan lancer, efektif, dan
efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai. Pengawasan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah dasar (SD/MI) diselenggarakan oleh pengawas
sekolah bidang sekolah dasar itu sendiri, karena kegiatan bimbingan dan konseling
di SD/MI dilaksanakan oleh guru kelas. Dalam pengawasanbidang bimbingan dan
konseling di SD/MI pengawas sekolah bidang SD/MI sangat diharapkan
bekerjasama saling menunjang dengan pengawas sekolah bidang bimbingan dan
konsleing di SLTP/SLTA.
Di Sekolah Dasar (SD), kegiatan BK tidak diberikan oleh guru pembimbing
secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus
menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi
pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan BK kepada
semua siswa tanpa terkecuali. Secara umum tujuan bimbingan dan konseling di
Sekolah dasar adalah untuk membantu para siswa agar dapat mencapai tahap
perkembangan optimal. Secara akademis pelayanan ini bertujuan agar setiap siswa
memperoleh kesesuaian antara kemampuan dan jurusan (program studi) yang
dipilihnya dan dapat mencapai prestasi kerja secara Optimal.

B. SARAN
Dalam makalah ini,Penulis menyadari dalam penulis ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan,penulis berharap keritikdan saran dari segala pihak agar
kami bisa mengetahui dimana kekurangan dari makalah ini berguna untuk
memenuhi tugas menejemen BK.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Faris Al Anshari. (2019). MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) (Studi
Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan). (2018).Jurnal
Visipena.Volume 10, Nomor 1, Hal 68.

Jarkawi. (2015). PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


DI SMP 25 BANJARMASIN. Jumal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1.
Hal 5
Suhertina. (2015). PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH. CV.MUTIARA PESISIR SUMATERA : PEKAN BARU
Fathur Rahman. (2008). Penyusunan Program BK di Sekolah.
BAHAN DIKLAT PROFESI GUR. Yogyakarta.
Muri Yusuf. (2000). Seminar Sehari Akuntabilitas PelayananBimbingan dan
Konseling. Jurusan BK, FIP.
UNPCahyani. (2010). Antisipasi Pengembangan Pendidikan dalamRangka
Otonomi Daerah. Bandung: UPI.
Daradjat, Zakiah. (2009). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Rineka Cipta.
Fenti Himawati. (2011). Bimbingan Konseling. Jakarta: PTRaja grafindo
Arum Ekasari Putri. (2019). EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING: SEBUAH STUDI PUSTAKA.Jurnal Bimbingan Konseling
Indonesia is licensed under. Vol 4. No 2.
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). 2013. Panduan Umum
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Abkin. 2013. Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling (pada satuan
pendidikan dasar dan menengah SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK).Depdiknas. 2007. Panduan
Pengembangan diri. Jakarta
Prayitno, (1999) Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, Rineke Cipta.
Prayitno, dkk. 2014. Pembelajaran Melalui Pelayanan BK di satuan pendidikan.
W.S. Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :
Grasindo

12
12

Anda mungkin juga menyukai