Anda di halaman 1dari 13

PENYELENGGARA, PENGELOLAAN, DAN PENGEMBANGAN

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS/MA

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Layanan Konseling


MTs/MA

Dosen Pengampu: Ali Pernantian Pane, S.Pd, M.Psi

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Citra Dewi Utami : 0303212063

Raisya Nafilah Lubis : 0303212052

Salsabila Henrita Sari : 0303212041

PRODI BIMBINGAN KONSELING DANPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta alam
semesta, yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat berangkai salam kita ucapkan kepada
baginda kita Nabi Muhammad saw.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Layanan Konseling
MTs/MA yang diampu oleh bapak Dosen Ali Pernantian Pane, S.Pd, M.Psi.
Kepada bapak dosen pengampu Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas
bimbingan dan arahan perkuliahan serta pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan, dan


kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap
diharapkan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Terima kasih.

Selasa, 17 Oktober 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
2.1. Penyelenggaraan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di MTS/MA ......... 2
2.2. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di MTS/MA ................. 4
2.3. Pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling di MTS/MA .............. 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 9
3.2. Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dalam
beberapa tahun terakhir. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi,
terutama di bidang pelayanan bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan
konseling merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan yang dapat
membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri, mengatasi masalah pribadi,
dan meningkatkan prestasi akademik. Namun, pengelolaan pelayanan bimbingan
dan konseling di Mts MA seringkali menghadapi berbagai tantangan dan
hambatan, seperti kurangnya sumber daya manusia, keuangan, dan infrastruktur
yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kualitas pelayanan
bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa.

Oleh karena itu, perlu adanya penyelenggaraan, pengelolaan, dan


pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling yang baik dan terintegrasi
dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam hal ini, peran kepala
sekolah sangat penting dalam memastikan bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling di Mts MA dapat berjalan dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling di
MTS/MA?
2. Bagaimana pengelolaan pelayanan bimbingan dan konseling di MTS/MA?
3. Bagaimana pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling di
MTS/MA?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling di
MTS/MA
2. Mengetahui pengelolaan pelayanan bimbingan dan konseling di MTS/MA
3. Mengetahui pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling di
MTS/MA

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penyelenggaraan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di MTS/MA


Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah perlu
dioptimalkan dengan baik. Menurut Sukardi terdapat tujuh jenis layanan yang
terdiri dari layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan
bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok. Idealnya setiap sekolah
melaksanakan semua bidang layanan, jenis, beserta layanan pendukungnya,
karena dengan keterlaksanaan semua program layanan bimbingan dan konseling
mampu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan
potensi siswa tersebut.1

Penyelenggaraan layanan Bimbingan Dan Konseling di MTS/MA bisa saja


berbeda-beda tergantung pada kebijakan dan sumber daya yang tersedia di
masing-masing madrasah. Namun beberapa komponen umum penyelenggaraan
layanan BK di MTS, yakni:

1. Penetapan tim bimbingan dan konseling (guru BK)


2. Mengidentifikasi kebutusan siswa
3. Membuat konseling indovidu
4. Membuat kegiatan kelompok seperti pelatihan keterampilan sosial, dan
pertemuan untuk mengatasi permasalahan bersama
5. Membuat konseling karir
6. Berkolaborasi dengan orang tua dan guru
7. Serta mengevaluasi dan memantau siswa

Dalam bukunya, Suhertina menyatakan bahwa pelaksana pelayanan BK pada


SMP/MTS/SMPLB/SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK, yaitu:
1. Pada satu SMP/MTS/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK diangkat
sejumlah Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan rasio

1
Eko Jati Permana, Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Madrasah Aliyah Negeri
2 Banjarnegara, Psikopedagogia, 2015, 4(2). Hal. 145.

2
1:150 (satu Guru bimbingan dan konseling atau Konselor melayani 150
orang siswa) pada setiap tahun ajaran.
2. Jika diperlukan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang
bertugas di SMP/MTs dan/atau SMA/MA/SMK tersebut dapat diminta
bantuan untuk menangani permasalahan peserta didik SD/MI dalam
rangka pelayanan alih tangan kasus.2

Untuk arah pelayanan, sebagai pelaksana Guru Bimbingan dan Konseling


atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang
mengarah pada: 1. pelayanan dasar, 2. pelayanan pengembangan, 3. pelayanan
peminatan studi, 4. pelayanan teraputik, dan 5. pelayanan diperluas.3

Seperti hasil penelitian Permana bahwa pelaksanaan layanan Bimbingan dan


Konseling di MA diterapkan dalam bentuk:

1. Layanan Orientasi, seperti pengenalan tata letak lingkungan, pengenalan


mata pelajaran, pengenalan personel guru, dan pengenalan kegiatan-
kegiatan sekolah yang bisa dilakukan dengan tindakan ajakan dari guru
BK mengelilingi tempat-tempat yang ada disekolah.
2. Layanan Informasi, seperti informasi tentang penjurusan, informasi
tentang studi lanjut ke perguruan tinggi, informasi tentang jenis pekerjaan
yang bisa dilakukan dengan tindakann guru BK memberikann leaflat
kepada siswa yang berisi berbagai macam informasi tersebut dan
dibuktikan dengan hasil tes psikologi.
3. Layanan Penempatan Dan Penyaluran, seperti pemahaman tentang
bakat minat, pengarahan tentang penjurusan, pengarahan tentang pekerjaan
yang sesuai bakat minat yang dibuktikan dengan tindakan guru BK
berkolaborasi dengan pihak luar untuk menyelenggarakan tes psikologi
yang dapat membantu siswa mendapatkan hasil bakat minatnya.
4. Layanan Bimbingan Belajar, seperti guru BK mengatasi kesulitan pada
siswa, strategi untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik yang
dibuktikan dengan tindakan guru BK memberikan motivasi dan

2
Suhertina, Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, ( CV Mutiara Pesisir
Sumatra: Pekanbaru, 2015 ). Hal. 39-40.
3
Ibid., 41.

3
berkolaborasi dengan guru bidang studi agar dapat menambah
kepercayaan diri siswa.
5. Layanan Konseling Individu, untuk melakukan pemantauan siswa dan
penangan masalah sesuai kebutuhan siswa.
6. Layanan Bimbingan Kelompok, dilakukan dengnan tindakan guru BK
mengelompokkan sisiwa dengan masalah yang sama lalu diterapkannya
bimbingan kelompok tersebut.
7. Layanan Konseling Kelompok, dengan adanya tindakan guru BK
melakukan pembentukan kelompok konseling berdasarkan masalah
yang sama. Sehingga dalam pemberian bantuan yang diberikan guru
bimbingan dan konseling akan lebih efektif. Selain itu rencana tindak
lanjut yang diberikan yaitu dengan memantau perkembangan siswa
yang bersangkutan setelah diberi layanan.4

2.2. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di MTS/MA


Konsep pengelolaan secara etimologi merupakan terjemahan dari kata to
manage, yang berarti mengelola. Sebab sedikitnya kata to manage mengandung
arti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengarahkan, mengendalikan,
menangani, menyelenggarakan, menjalankan, dan mengelola. Dengan kata lain
untuk mengerjakan sesuatu memerlukan pengelolaan dalam konsep manajemen.
Dalam konsep ini pengelolaan merupakan keseluruhan proses aktifitas
sekelompok manusia dalam suatu system organisasi dengan menggunakan segala
sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu
pengelolaan bimbingan dan konseling ditujukan agar tujuan bimbingan dan
konseling dapat tercapai secara efektif dan efisien. Disinilah pentingnya
pengelolaan bimbingan dan konseling.

Pentingnya pengelolaan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling


adalah:

a. Kepastian arah
b. Memfokuskan usaha
c. Menjadi pedoman rencana dan keputusan

4
Permana, Op. Cit. 148.

4
d. Mempermudah pelaksanaan evaluasi terhadap kemajuan yang dicapai.

Pengelolaan bimbingan dan konseling di sekolah mencakup perencanaan,


penyusunan, pelaksanaan, evaluasi, pembuatan laporan, dan pelaksanaan tindak
lanjut, yang secara satu persatu dibahas pada uraian berikut ini.5

2.3. Pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling di MTS/MA


Gambaran pokok bidang bimbingan konseling Islami menunjukkan bahwa
secara garis besar bidang pengembangan bimbingan dibagi menjadi empat
kategori, yakni Bidang Pribadi, bidang Sosial, bidang belajar, dan bidang karir.
Hal ini senada dengan amanat Permendikbud nomor 111 tahun 2014, tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah pada
pasal 6 ayat 2: Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup: (a) bidang
layanan pribadi; (b) bidang layanan belajar; (c) bidang layanan sosial; dan (d)
bidang layanan karir.

Pertama, Bidang Pengembangan Pribadi. Pada bidang pengembangan pribadi


konselor/guru BK membantu peserta didik/konseli untuk memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya. Bimbingan dan konseling
pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu:

a. memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik


kondisi fisik maupun psikis,
b. mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya,
c. menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik,
d. mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa,
e. mencapai kematangan/kedewasaan cipta- rasa-karsa secara tepat dalam
kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur, dan
f. mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal
berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.

5
Dr, Nandang Budiman.dkk, modul guru pembelajaran BK kelompok kompetensi, 2026, hal. 58-
59

5
Kedua, Bidang Pengembangan sosial. Pemberian bantuan dari konselor kepada
peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi
masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki
keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai
kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.Bimbingan dan konseling
sosial bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu:

a. berempati terhadap kondisi orang lain,


b. memahami keragaman latar sosial budaya,
c. menghormati dan menghargai orang lain,
d. menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku,
e. berinteraksi sosial yang efektif,
f. bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan
g. mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.

Ketiga, Bidang Pengembangan Belajar. Konselor atau guru bimbingan dan


konseling memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli dalam mengenali
potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil
merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki
kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat
mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Bimbingan dan konseling belajar bertujuan membantu peserta didik untuk (1)
menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar; (2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif
yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang
efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan
selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

Keempat, Bidang Pengembangan Karir. Bidang karir bertujuan menfasilitasi


perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang
rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta didik akan (1)
memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait

6
dengan pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi
karir yang menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif
terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk membentuk
identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan
yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu
merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk
pola-pola karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.6

Penerapan pendidikan karakter juga diharapkan tidak akan terlepas dari


pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Pelayanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah merupakan salah satu layanan yang juga dapat memberikan
perubahan pada perkembangan dan kemampuan peserta didik, baik dalam proses
belajar mengajar, religius, sosial, dan karir dari peserta didik itu sendiri.7

Terkait dengan kegiatan pendidikan karakter di sekolah konselor sekolah


wajib memfasilitasi pengembangan dan penumbuhan karakter serta tanpa
mengabaikan penguasaan hard skills lebih lanjut yang diperlukan dalam
perjalanan hidup serta dalam mempersiapkan karier (Departemen Pendidikan
Nasional, 2007:186). Oleh karena itu, konselor sekolah hendaknya merancangkan
dalam program kegiatannya untuk secara aktif berpartisipasi dalam
pengembangan dan penumbuhan karakter pada siswa. Kegiatan tersebut dapat
dilakukan secara mandiri yang terancang dalam program Bimbingan dan
Konseling, dan juga bersama-sama dengan pendidik lain (guru bidang studi

6
Abdurrahman. 2019. Konseling Islami. Perdana Publishing: Medan. Hlm 188-190
7
Meidy D. Ar Noya & Jenny M. Salamor. 2020. Peran konselor sekolah dalam pengembangan
pendidikan karakter melalui pelayanan bimbingan konseling di Sekolah. Psikologi Konseling,
11(1). Hlm 599

7
misalnya) yang terancang dalam program sekolah yang dilakukan secara sinergis
dari beberapa pihak.8

8
Ibid., 598

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penyelenggaraan layanan Bimbingan Dan Konseling di MTS/MA bisa saja
berbeda-beda tergantung pada kebijakan dan sumber daya yang tersedia di
masing-masing madrasah. Untuk arah pelayanan, sebagai pelaksana Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban
menyelenggarakan layanan yang mengarah pada: 1. pelayanan dasar, 2. pelayanan
pengembangan, 3. pelayanan peminatan studi, 4. pelayanan teraputik, dan 5.
pelayanan diperluas.

Pengelolaan merupakan keseluruhan proses aktifitas sekelompok manusia


dalam suatu system organisasi dengan menggunakan segala sumber daya untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu pengelolaan bimbingan
dan konseling ditujukan agar tujuan bimbingan dan konseling dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Disinilah pentingnya pengelolaan bimbingan dan
konseling.

Gambaran pokok bidang bimbingan konseling Islami menunjukkan bahwa


secara garis besar bidang pengembangan bimbingan dibagi menjadi empat
kategori, yakni Bidang Pribadi, bidang Sosial, bidang belajar, dan bidang karir.

3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya, semoga
makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. Konseling Islami. (Perdana Publishing: Medan, 2019).

Budiman. Nandang. Modul guru pembelajaran kelompok kompetensi. Jakarta,


2016

Noya, Meidy D. Ar & Salamor, Jenny M. 2020. Peran konselor sekolah dalam
pengembangan pendidikan karakter melalui pelayanan bimbingan
konseling di Sekolah. Psikologi Konseling, 11(1).

Permana, Eko Jati. 2015. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Di


Madrasah Aliyah Negeri 2 Banjarnegara. Psikopedagogia. 4(2).

Suhertina. 2015. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.


(CV. Mutiara Pesisir Sumatra: Pekanbaru).

10

Anda mungkin juga menyukai