Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Disusun Sebagai Syarat Pemenuhan Tugas Kelompok Pada Mata komunikasi Antar Pribadi

Dosen Pengampu : Fatma Indriani, M,Psi

Disusun Oleh :

ELY ARMAYANI : 0303211010


YOHANA FRANSISCA : 0303212108
YULIA SRI HIKMAH : 0303212039
CITRA DEWI UTAMI : 0303212063

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

TA. 2023 / 2024


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan seluruh alam, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penyusunan MAKALAH yang berjudul “ETIKA DALAM
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ” selesai dengan tepat waktu. Tak lupa juga Sholawat serta
salam kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW semoga kelak kita mendapat syafa’at
di yaumul akhir nanti.
Pada kesempatan ini juga saya mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata
kuliah “Layanan Konseling MTS/MA” Bapak Fatma Indriani, M.Psi yang telah memberikan tugas
serta bimbingan dan arahan dalam pembuatan tugas ini
Akhir kata, saya menyadari bahwa tugas Maklah ini masih jauh dari kata sempurna,
terutama dari segi penulisan maupun kelengkapan isi materi. Untuk itu, penulis sangat mengharap
saran, kritikan, maupun ide konstruktif yang bisa penulis pergunakan untuk penyusunan Makalah
selanjutnya yang lebih teratur dan lebih terstruktur.

Medan, 08 November 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 1

C. TUJUAN PENULISAN ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2

A. PENGERTIAN ETIKA ................................................................................................................. 2

B. ETIKA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA ............................................................................ 2

C. ETIKA DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ............................................................ 5

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan komunikasi interpersonal adalah kegiatan sehari-hari yang terutama dilakukan oleh
manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi merupakan keterampilan
yang paling dasar. Komunikasi antarpribadi mencakup berbagai aspek kehidupan dan dapat diperluas.
Komunikasi interpersonal dapat mencakup semua jenis hubungan, dari hubungan normal yang paling
pendek dan paling sederhana yang sering ditandai dengan kesan pertama hingga hubungan yang
terdalam dan paling permanen. Agar kita dapat berinteraksi dengan lancar dan melakukan aktivitas,
kita membutuhkan keterampilan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif. Apalagi ketika
seseorang melakukan aktivitas dalam situasi formal. Hal ini menjadi lebih penting lagi ketika aktivitas
tersebut berlangsung di lingkungan kerja yang sebagian besar aktivitasnya adalah aktivitas komunikasi
interpersonal. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi interpersonal atau soft skills sangat penting.
Tentu saja, untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal Anda, Anda perlu memahami
dan memahami apa saja etika dalam komunikasi interpersonal dan bagaimana itu. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk menulis disertasi yang berjudul “Etika Komunikasi Interpersonal”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Dari Etika?
2. Bagaimana Etika Dalam Kehidupan Manusia?
3. Bagaimana Etika Dalam Komunikasi Antar Pribadi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Dari Etika.
2. Untuk mengetahui bagaimana etika dalam kehidupan manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana etika dalam komunikasi antar pribadi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, "ethos", yang dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang habitat: kebiasaan;
adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, atau cara berpikir. Dalam bentuk jamak (to etha) artinya
adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya
istilah "etika" yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 SM) sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Jadi, jika kita membatasi diri pada asal usul kata ini, maka "etika"
berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dengan memakai
istilah modern, dapat dikatakan juga bahwa etika membahas "konvensi-konvensi sosial" yang
ditemukan dalam masyarakat. Namun, menelusuri arti etimologis saja belum cukup untuk
mengerti apa yang dalam buku ini dimaksudkan dengan istilah "etika".

Mendengar keterangan etimologis ini, mungkin kita teringat bahwa dalam bahasa
Indonesia pun kata "ethos" cukup banyak dipakai, misalnya dalam kombinasi "ethos kerja", "ethos
profesi", dan sebagainya. Memang ini suatu kata yang diterima dalam bahasa Indonesia dari bahasa
Yunani (dan karena itu sebaiknya dipertahankan ejaan aslinya "ethos"), tetapi tidak langsung
melainkan melalui bahasa Inggris, dimana seperti dalam banyak bahasa modern lain kata itu
termasuk kosa kata yang baku. Dalam modul ini kita akan memanfaatkan juga istilah "ethos" ini.
Setelah mempelajari asal usulnya, sekarang kita berusaha menyimak artinya. Salah satu cara
terbaik untuk mencari arti sebuah kata adalah dengan melihat dalam kamus mengenai kata "etika".
Ada perbedaan yang mencolok jika kita membandingkan apa yang dikatakan dalam kamus yang
lama dengan kamus yang baru. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang lama
(Poerwadarmita, sejak 1953) "etika" dijelaskan sebagai: ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral)". ladi, kamus lama hanya mengenal satu arti, yaitu etika sebagai ilmu. Seandainya
penjelasan ini benar dan kita membaca dalam koran "Dalam dunia bisinis etika merosot terus",
maka kata "etika" di sini hanya bisa berarti "etika sebagai ilmu. Namun yang dimaksudkan dalam
kalimat seperti itu ternyata bukan etika sebagai ilmu. Kita bisa menyimpulkan bahwa dalam kamus
lama penjelasannya tidak lengkap.

Jika kita melihat ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (KBB, edisi ke-1,
1988), di situ "etika" dijelaskan dengan membedakan tiga art: 1) ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); 2) kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak; 3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut. suatu golongan atau
masyarakat.
(Angraini, 2019)
B. ETIKA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang luar biasa cerdas, inventif, kreatif, dan lain sebagainya.
Mereka semua mampu menciptakan kejahatan, hal-hal buruk, dan kehancuran. Manusia diberkahi
dengan keinginan baik dan buruk, serta hati yang bergejolak tak terkendali yang memunculkan
persepsi. Implikasinya, ketidakadilan, ketidakmanusiawian, dan hal-hal semacam itu pasti akan

2
muncul dalam kehidupan manusia. Manusia juga memiliki id dan ego, yang suka mendahulukan
kebutuhan dan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan kelompok untuk menundukkan,
membunuh, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, etika diperlukan untuk mengendalikan perilaku
manusia dan menjaga keseimbangan. Untuk menemukan kompromi antara dorongan untuk
melayani diri sendiri dan kebrutalan paksaan sosial di satu sisi, manusia membutuhkan etika.
Etika adalah hal yang esensial bagi eksistensi manusia. Setelah memeriksa aspek ganda
manusia sebagai entitas sosial dan individu, etika semakin menunjukkan signifikansinya dalam
mengatur keberadaan manusia. Dari perspektif individu, manusia diberkahi dengan nafsu, ego, dan
keinginan diri yang berlebihan. Jika hal ini tidak ditangani secara etis, maka akan menghasilkan
persaingan individual yang tidak meningkatkan kenyamanan interpersonal.
Paling tidak, etika dapat membantu mengarahkan manusia dalam peradaban global yang
semakin tidak terkendali. Menurut Giddens (2003: x), saat ini kita sedang menaiki sebuah truk
besar yang bergerak dengan cepat namun dikemudikan dengan sembrono. Di sinilah etika berperan
penting sebagai pemandu dan penyelamat manusia dengan cara membangun perilaku atau tindakan
yang didikte oleh norma-norma.
Durkheim seorang tokoh sosiologi, pernah menyatakan bahwa kehidupan tanpa etika akan
menimbulkan anomie yang kacau dalam masyarakat. Oleh karena itu, etika harus memandu
perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya, menjadi tidak etis adalah
buruk bagi diri sendiri dan juga orang lain. Durkheim menjelaskan hal ini dengan mengacu pada
analisisnya tentang bunuh diri. Salah satunya disebabkan oleh orang-orang yang tidak memiliki
tujuan pribadi untuk hidup mereka. Menurut Durkheim, jenis bunuh diri yang diakibatkan oleh
disorganisasi ini dikenal sebagai bunuh diri.
anomik (Johnson, 1987: 192). Menurut Durkheim, bunuh diri egoistik adalah jenis bunuh
diri berikutnya yang diakibatkan oleh tekanan sosial yang kuat. Bunuh diri altruistik terjadi ketika
seseorang merasa bahwa bunuh diri adalah satu-satunya pilihan dan harus dikorbankan.
Tidak dapat disangkal pentingnya etika dalam eksistensi manusia. Akan ada anarki,
perselisihan, pembunuhan, dan lain sebagainya tanpa adanya etika. Dalam sebuah masyarakat,
kehilangan etika berarti kehilangan keharmonisan dan ketertiban. Oleh karena itu, baik di rumah,
di sekolah, atau bahkan di tingkat negara, etika perlu ditanamkan dalam diri setiap manusia.
Pendidikan karakter dikembangkan di Indonesia dengan penekanan pada aktualisasi nilai-
nilai dalam rangka menjunjung tinggi eksistensi etika. Dari sekian banyak nilai tersebut, terdapat

3
delapan belas nilai yang sangat berguna dalam pengembangan manusia yang berakhlak mulia.
Yaitu :
1. Toleransi Agama, merupakan Sikap dan perilaku yang pauh dalam melaksanakan
ajaran agamanya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun
dengan agama lain.
2. Jujur, adalah tindakan yang dimotivasi oleh keinginan untuk menjadikan dirinya
sebagai orang yang dapat diandalkan dalam segala hal yang dikatakan, dilakukan, dan
dihasilkannya.
3. Toleransi Etnis, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin, adalah tinfdakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbabagai ketentuan dan aturan.
5. Kerja Keras, adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif, yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri, merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas- tugas.
8. Demokratis, cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dengan orang lain.
9. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.
10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berfikir bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta tanah air. Ini adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap aspek fisik, bahasa,
sosial-budaya, politik, dan ekonomi negara.
12. Menghargai prestasi, merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati

4
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul dan bekerjasama dengan orang lain.
14. Cintai damai, sikap perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca, merupakan kebiasaan yang menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikankebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan, perilaku dan pola pikir yang secara konsisten bekerja untuk
melindungi lingkungan sekitar dari bahaya dan membuat rencana untuk memulihkan
kerusakan yang telah terjadi.
17. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu memberi bantuan pada orang lain
dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab, adalah pola pikir dan perilaku seseorang yang seharusnya dilakukan
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai manusia yang
seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), pemerintah, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuannya sangat jelas: untuk menghasilkan generasi dan siswa yang hidup bermoral
dalam masyarakat, negara, dan agama mereka. Untuk melindungi masyarakat dari segala bentuk
kerusakan dan kehancuran, penindasan, dan pembunuhan, etika sangatlah penting. Dalam
komunikasi, hal yang paling krusial untuk diantisipasi adalah penyampaian dan penerimaan pesan.
Keberadaan etika dalam komunikasi menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk
mencapai kedua tujuan tersebut. Komunikator dan komunikan menyampaikan pesan melalui
komunikasi karena adanya etika.

C. ETIKA DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

Hubungan yang harmonis dan saling pengertian antara mereka yang berkomunikasi
diperlukan agar pesan dapat disampaikan secara efektif. Etika komunikasi, etika menyampaikan
pesan, etika menanggapi, dan sebagainya, diperlukan untuk mencapai hal ini.
Etika komunikasi interpersonal sangat penting terutama dalam hal komunikasi diadik,
komunikasi dengan individu yang terbatas, dan komunikasi yang pada dasarnya lebih penting

5
dalam memahami dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan manusia. Pada kenyataannya,
komunikasi interpersonal memiliki moral tersendiri agar pesan-pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik dan menguntungkan kedua belah pihak. Di sini, etika berfungsi untuk
mengatur perilaku mereka yang menjalin hubungan untuk melaksanakan tujuan dan
menyampaikan pesan-pesan komunikasi interpersonal. Sebuah hubungan adalah pertukaran ide
dan perasaan antara dua individu.
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain,
oleh karena itu interaksi merupakan bagian alami dari kehidupan. Kontak sosial dan komunikasi
merupakan prasyarat terjadinya interaksi (Scokanto, 2012: 58-62). Keterlibatan dengan orang lain
merupakan suatu hubungan. hubungan antara orang dengan orang lain, orang dengan kelompok,
dan kelompok dengan kelompok lain. Pesan-pesan yang disampaikan dengan penekanan pada
hubungan tersebut, akan membuat hubungan tersebut menjadi lebih kuat. Alhasil, etika
komunikasi sejatinya adalah etika interaksi antara manusia dengan manusia lain, serta antara
kelompok dengan manusia.
Dalam komunikasi, hal yang paling penting untuk diantisipasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kedua tujuan tersebut
adalah adanya etika dalam berkomunikasi. Komunikator dan komunikan menyampaikan pesan
melalui komunikasi karena adanya etika.
Hubungan yang harmonis dan saling pengertian antara orang-orang yang berkomunikasi
diperlukan agar pesan dapat disampaikan secara efektif. Untuk melakukan hal ini, orang-orang
yang berkomunikasi harus bersikap etis dalam semua aspek-termasuk cara mereka menyampaikan
pesan dan menanggapinya.
Penekanan pada hubungan dan pesan dalam komunikasi interpersonal berarti bahwa
sejumlah faktor perlu dipertimbangkan ketika membahas etika komunikasi interpersonal,
termasuk:

1. Perhatikan Hubungan Antara Komunikator dan Komunikan


Kita bertemu dengan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat, tidak hanya dari segi
usia namun juga dari segi status sosial. Komunikasi interpersonal berhubungan dengan setiap
aspek hierarki manusia, bukan hanya satu aspek saja. Komunikasi interpersonal dapat terjadi
antara orang tua dan anak, pengajar dan murid, atasan dan bawahan, dan lain sebagainya.

6
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kepada siapa pesan tersebut
disampaikan, apakah kepada bawahan, anak, orang tua, teman, dan sebagainya. Dengan demikian,
hubungan yang dimaksud adalah hubungan antar manusia yang didasarkan pada kelompok-
kelompok yang telah diciptakan oleh manusia dan budaya mereka.
Namun, dalam hal ini, komunikator atau pengirim pesan berperan sebagai source
attractiveness (keaktifan sumber) dan source credibility (kredibilitas sumber). Untuk memperoleh
tanggapan atau umpan balik atas pesan yang dikomunikasikan, komunikator harus memiliki
keterampilan daya tarik. Dengan adanya keandalan sumber, komunikator dapat dipercaya,
sehingga komunikan akan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan (Effendi, 2009: 38-39).
Tingkat kelompok ini ditangani secara berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Pola perilaku
yang buruk dikendalikan oleh norma-norma. Berurusan dengan orang tua tidak akan sama dengan
berurusan dengan teman, dan tidak akan ada pertukaran pesan yang sama antara teman dan orang
tua atau antara guru dan muridnya atau antara guru pada umumnya.
Baik hubungan vertikal maupun horizontal dapat terjadi antara komunikator dan
komunikan. Ada dua jenis hubungan vertikal: hubungan dengan individu yang lebih muda dan
lebih tua dari komunikator. Sebaliknya, hubungan sebaya dikenal sebagai hubungan horizontal.
Dalam komunikasi antarpribadi, penampilan pesan akan bervariasi tergantung pada hubungan.
Untuk mencapai suatu tujuan, perlu memperhatikan konteks hubungan karena hal ini akan
membantu siapa pun yang berkomunikasi untuk mengembangkan kemampuan komunikasinya.
2. Perhatikan Pesan
Meskipun isi pesan komunikasi bervariasi, pada dasarnya komunikasi bersifat diadik,
intim, dan kekeluargaan. Beberapa di antaranya berkaitan dengan pemecahan masalah, pemberian
saran, pengungkapan pendapat, dan pengubahan perilaku. Oleh karena itu, pesan perlu dipahami
dan kegunaannya harus diperhitungkan. Pesan juga menentukan siapa yang diuntungkan dari
pesan tersebut, bagaimana pesan tersebut akan digunakan, dan detail lainnya. Berikut ini adalah
kriteria yang ada dalam sebuah pesan, menurut Suri (2000: 71).
1. Harus ada kaitan dan kegunaan bagi komunikan
2. Harus baru dan actual
3. Harus menjangkau orang yang mendengarnya
4. Harus jelas dan tegas.
Dalam sebuah komunikasi, pesan adalah organisasi tersendiri. Hal ini disebabkan oleh

7
fakta bahwa pesan pada dasarnya adalah apa yang memungkinkan komunikasi manusia.
komunikasi yang membantu orang berhubungan satu sama lain dan seterusnya, memastikan bahwa
pesan dalam komunikasi antarpribadi tidak acak. Mengingat betapa pentingnya pesan dalam
komunikasi, tidak mungkin ada komunikasi tanpa pesan. Bentuk atau organisasi pesan, tujuan, dan
instrumen penyampaian makna, semuanya tercakup di dalamnya (Mulyana, 2009: 70). Akibatnya,
gaya komunikasi dan kualitas pesan pun berbeda. Sejalan dengan itu, untuk memenuhi tujuan
komunikasi, sebuah pesan perlu mewakili maksud dan kepribadiannya sendiri.
Maksud, keinginan, atau tujuan tertentu secara langsung dilakukan antara komunikator dan
komunikan dalam bentuk komunikasi yang dialogis. Sebuah sikap atau tindakan untuk mengubah
keadaan muncul dari pesan tersebut. Setelah itu, pesan tersebut diberikan pengolahan makna
sehingga tujuan komunikasi - baik itu informasi atau keinginan - dapat tercapai. (Silfia, 2017)

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan yang bisa di tarik dari makalah kami yaitu Etika dalam komunikasi
antarpribadi adalah nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok
dalam mengatur tingkah laku saat berkomunikasi. Kegiatan komunikasi antarpribadi adalah
kegiatan sehari-hari yang terutama dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena
itu, keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang paling dasar. Saat melakukan
percakapan, penting untuk memperhatikan standar etika dan membuat percakapan menjadi
nyaman dan menyenangkan bagi kedua belah pihak. Pada hubungan komunikasi antarpribadi, para
komunikator membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar data psikologis. Masing-masing
mencoba mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada
hubungan kulural dan sosiologis.
Etika dalam komunikasi antarpribadi dapat diterapkan dengan memperhatikan beberapa
hal, seperti nilai-nilai dan norma-norma, bahasa yang digunakan, dan cara menatap mata lawan
bicara. Etika dalam komunikasi antarpribadi dapat membantu manusia untuk bertindak secara
bebas dan dapat dipertanggung jawabkan, serta membantu manusia mengambil sikap dan tindakan
secara tepat dalam hidup ini

B. SARAN

Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya, semoga makalah ini dapat menambah wawasan
pengetahuan kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Angraini, Vilma Dewi. (2019). Etika Kepribadian. Bogor: PT penerbit IPB Pres

Silfia, Hanani. (2017). Komunikasi Antar Pribadi Teori & Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.

10

Anda mungkin juga menyukai