Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ETIKA PROFESI DALAM BIDANG


TATA BUSANA

DOSEN PEMBIMBING :
Hanifah Nur Istanti M.Pd.
DISUSUN OLEH :
1. Intan Regita Pramesti (21514334079)
2. Nadhia Nafila Raharjo (21514334083)
3. Eka Maya Agista Hartanti (21514334084)
4. Kirana Fara Natasya (21514334089)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat yang dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Etika Profesi dalam
Bidang Tata Busana” dengan tepat waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi yang bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai etika profesi dalam bidang tata busana.
Terimakasih kepada Ibu Hanifah Nur Istanti M.Pd. selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Etika Profesi yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Yogyakarta, 13 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. Definisi Etika Profesi...............................................................................................................5
B. Sejarah Etika............................................................................................................................6
C. Fungsi dan Tujuan Etika Profesi............................................................................................6
D. Keterkaitan Etika Profesi dengan Bidang Tata Busana.......................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika adalah perilaku orang yang dekat keputusan yang baik atau buruk. kelompok
atauIndividu harus memiliki nilai-nilai etis dalam masyarakat. DenganAdanya nilai-nilai
etika pada setiap individu dapat mengurangi insiden tindakan yang tidak diinginkan atau
merugikan orang lain. Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang sangat
membutuhkan sosialisasiorang lain atau makhluk lain.
Apalagi sekarang di zaman jaringan manusia ini sangat terbuka, transparan, tanpa
hambatan jauh atau dekat bahkan negara yang jauh -negara-negara lain teknologi
informasi semakin memudahkan dan mendekatkan kita komunikasi antar manusia,
kemudahan belajar/menyerap informasi, keterampilan, pemasaran/bisnis dan lain-lain.
Selain itu, kami memiliki akses gratis ke informasi kita juga dapat dengan mudah
mengunduh berbagai data sesuai dengan kebutuhan kitaorang dengan pekerjaannya
masing-masing. Orang sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sebagai individu harus
memiliki kelompok-kelompok sederhana adalah keluarga mereka. Lingkungan/kelompok
komunitas yang lebih besar, lingkungan kerja, organisasi dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Dari pembentukan makalah ini, penulis menyimpulkan terdapat beberapa rumusan
masalah seperti berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi?
2. Bagaimana sejarah etika?
3. Apa fungsi dan tujuan etika profesi?
4. Bagaimana keterkaitan etika profesi dengan bidang tata busana?
C. Tujuan
Makalah ini memiliki tujuan dalam pembentukannnya, dengan dibentuknya makalah
ini diharap dapat:
1. Untuk mengetahui maksud dari etika profesi.
2. Untuk mengetahui sejarah etika.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan etika profesi.
4. Untuk mengetahui keterkaitan etika profesi dengan bidang tata busana.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Profesi


Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (kata tunggal) yang berarti: tempat tinggal,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, sikap, cara berpikir. Etika dalam bahasa
Inggris “ethics” artinya kesusilaan atau tata susila. “Ethikos” (bahasa Yunani) adalah
suatu kebiasan-kebiasaan. Dalam keseharian kebiasaan baik yang bermanfaat untuk
kebaikan-kebaikan dijadikan peraturan yang disosialisasikan, tujuanya agar dikenal,
dimengerti, sebagai pembelajaran dalam masyarakat. Dalam Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-
prinsip moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus
pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau buruk.Sedangkan menurut
Rowson, (1992).etik adalah segala sesuatu yang berhubungan/alasan tentang isu moral.
Sedangkan Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which
can act as the performance index or reference for our control system”. Dengan demikian,
etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan
manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus
dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk
aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense)
dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang
disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan
untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian
dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang
berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan
kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan
sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in
mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga
martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala
bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian (Wignjosoebroto, 1999).
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada
kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan
jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa
yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan
tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite
profesional ini.
B. Sejarah Etika
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia semakin maju. salah satu
disiplin ilmu adalah di bidang filsafat. salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari
problematika kesusilaan dan moralitas manusia adalah filsafat moral atau yang biasa
disebut dengan Etika. hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan A.C Ewing (2003: 13),
"Etika atau Filsafat morah berhubungan dengan nilai-nilai dan konsep tentang
"seharusnya". Pada tahun-tahun belakangan ini, semakin banyak filsuf menaruh minat
pada etika terapan. yaitu etika yang menangani masalah-masalah moral seperti yang ada,
bukanya menangani teori moral yang abstrak semata-mata. Banyak pertanyaan tak
terjawab memenuhi benak para pengkaji filsafat islam:mengapa studi etika tidak
mendapatkan porsi layaknya studi-studi lain?. Bagaimana mungkin etika, yang
merupakan objek kajian paling dekat dengan agama, tak mendapat cukup perhatian dari
pemikir islam? Didalam tulisan ini, kami mencoba untuk memaparka sejarah
perkembangan Etika, dari masa ke masa.
Nurazizah N. (2016) mengutip Ahmaddamin (1975), Socrates dipandang sebagai
perintis ilmu akhlak dikarenakan bersungguh-sungguh membentuk perhubungan
manusiaa dengan ilmu pengetahuan. Allah dan bentuk berhubungan itu tidak benar
kecuali didasarkan pada ilmu pengetahuan. Plato (427-437 SM) ahli fisafat dari Athena
adalah murid Socrates, pemikiranya tentang etika menyatakan teori kejadian atau contoh
bahwa alam lain adalah rohani. Manusia memiliki jiwa yang didalamnya terdapat
berbagai kekuatan serta keutamaan yang muncul dari keseimbangan, kepatuhan/
tunduknya kepada hukum.

C. Fungsi dan Tujuan Etika Profesi


Etika profesi berfungsi sebagai berikut:
1) Pedoman bagi semua anggota profesi mengenai prinsip profesionalitas yang
ditetapkan.
2) Alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi tertentu.
3) Sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi,
terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
Tujuan Etika profesi dapat digambarkan sebagai berikut ;
1) Munculnya kesadaran moral atau kemahiran dalam mengenali masalah moral
dalam profesi.
2) Memahami dan menilai pandangan berbeda dari pihak lain.
3) Koherensi moral dengan membentuk sudut pandang konsisten yang
berdasarkan fakta.
4) Mengungkapkan dan mendukung pandangan seseorang kepada orang lain
secara professional.
5) Mampu bertanggung jawab secara professional.
6) Menghormati orang lain dengan menunjukkan kepedulian terhadap
kesejahteraan orang lain.
7) Menerima perbedaan secara wajar dalam perspektif moral profesional dari
segi apapun.
Etika profesi berlaku sebagai sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seorang
yang profesioanal dan memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar dapat
memahami pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap
para pelaksana dilapangan kerja.

D. Keterkaitan Etika Profesi dengan Bidang Tata Busana


Dalam bidang busana terdapat berbagai macam profesi diantaranya fashion designer,
event organizer fashion show, dan pengelola usaha busana seperti butik, kursus tata
busana, modiste, konfeksi home industri, dan bloger fashion. Fashion designer ialah
profesi yang bergerak dibidang busana dan pelengkap busana dengan mengembangkan
mode-mode baru dari masa ke masa yang dituangkan dalam bentuk sketsa dengan
menampilkan nilai seni dalam pembuatan design baju serta aksesoris fesyen yang akan
diperagakan oleh model diatas catwalk. Kode etik fashion designer merupakan salah satu
kode etik tidak tertulis, akan tetapi seorang designer pasti sudah mengetahui dan
memahami kode etika pekerjaannya, diantaranya sebagai berikut. (Yestyshiners, 2017)
1. Seorang designer harus menghormati semua anggota designer dari berbagai
kalangan tanpa menjiplak hasil karya designer lain, dengan begitu seorang
designer harus menampilkan design yang dibuat secara orisinil dan memiliki ciri
khas agar dapat membedakan dengan karya designer lain.
2. Designer tidak boleh meremehkan karya designer lain yang masih belum
dipamerkan.
3. Design yang ditampilkan tidak boleh menampilkan unsur sara.
4. Designer dilarang menawarkan jasa tambahan selain yang dikonteskan oleh
klien.
Dalam megelola usaha dibidang fashion sangat diperlukan etika berbisnis yang baik
untuk melindungi keberhasilan usaha itu sendiri. Dengan etika yang baik secara otomatis
bisnis akan menjadi mudah berkembang. Etika dalam bisnis fashion harus sesuai dengan
prinsip-prinsip berikut. (Fitinline, 2022)
1. Prinsip otonomi; sikap perusahaan bebas memiliki wewenang untuk
melaksanakan visi dan misi perusahaan yang bertujuan pada kesejahteraan
karyawan.
2. Prinsip kejujuran untuk mendukung keberhasilan usaha dari sisi internal
maupun eksternal.
3. Prinsip keadilan untuk bersikap adil dengan karyawan dan konsumen sesuai
dengan aturan yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan.
4. Prinsip saling menguntungkan semua pihak
5. Prinsip menghargai diri; tuntutan internal dari dalam diri karyawan untuk
menjaga nama baik perusahaan.
Penerapan etika bisnis fashion hendaknya diterapkan pada seluruh kegiatan yang terkait
dengan oprasional perusahaan diantaranya sebagai berikut.
a) Etika dalam produksi dan pemasaran; melindungi konsumen dari perlakuan
tidak etis perusahaan. Contohnya konsumen menerima produk dengan kualitas
yang tidak sesuai dengan yang ditawarkan.
b) Etika dalam promosi; memyampaikan informasi yang benar dan objektif tentang
produk.
c) Etika manajemen sumber daya manusia berfungsi untuk mensejahterkan
karyawan, melindungi hak-hak karyawan, menyalahgunakan pengelolaan
sumber daya manusia, serta memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam
mencapai tujuan keberhasilan.
d) Etika manajemen keuangan diperlukan untuk menghindari terjadiya tindak
korupsi dan mengetahui laporan keuangan secara transparan serta menstabilkan
keungan perusahaan.
Etika profesi berkaitan erat dengan etika kerja, aspek etika moral, kejujuran dan keadilan
yang megarah pada peningkatan pencapaian nilai. Etika kerja beralan seiring dengan
moralitas, displin tinggi, loyalitas, kerja keras, komunikasi, kasih sayang, dan
pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan produktifitas atau keuntungan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Etika profesi berlaku sebagai sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seorang
yang profesioanal dan memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar dapat
memahami pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap
para pelaksana dilapangan kerja.
2. Designer dituntut memiliki wawasan, termasuk daya persepsi, keterbukaan dalam
berpikir, daya apresiasi, kemampuan analisis, berpikir logis, estetik, berpikir kreatif,
serta sikap yang baik sehingga dapat menunjang kredibilitas.
3. Penerapan etika dalam berbisnis tidak hanya dilakukan untuk mematuhi aturan
organisasi dan masyarakat, akan tetapi memberikan kesan citra yang baik sehigga
mampu membuat perusahaan bertahan lama dan berhasil meraih keuntungan
maksimal.

B. Saran
Masalah etika profesi kerap kali dianggap kurang penting bagi para pelaksana.
Tentunya hal ini dapat mengurangi kredibilitas, sebaiknya sebagai seorang pelaksana
yang profesional seharusnya bisa memahami konteks dari konsumen dan mampu
mewujudjan konteks tersebut. Dengan demikian bisa meminimalisir tingat ketidakpuasan
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Purwani, S. (2020). ETIKA PROFESI Bidang Tata Busana. Abdimas Akademika, 30.

Fitinline. (2022, Agustus 24). Fitinline. Dipetik Desember 15, 2022, dari https:///fitinline.com
kumparan. (2021, Januari 26). Kumparan. Dipetik Desember 15, 2022, dari m.kumparan.com
Lavender, P. (2022, Juni 13). Media Indonesia. Dipetik Desember 15, 2022, dari
https:///mediaindonesia.com
Yestyshiners. (2017, Mei 2). wordpress. Dipetik Desember 2022, 2022, dari
yestyshiners.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai