DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memberikan informasi tentang pengertian etika, moral, etiket, kode etik,
dan hukum.
2. Memberikan informasi tentang perbedaan dan persamaan etika dan etiket.
3. Memberikan informasi mengenai konsep dasar etika.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Franz Magnis Suseno (Keraf, 1998), bahwa etika adalah sebuah
ilmu dan bukan ajaran sehinga secara tidak langsung memberi perintah konkret
sebagai pegangan siap pakai atau bisa dirumuskan sebagai refleksi kritis dan
rasional mengenai :
1. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik
sebagai manusia;
2. Masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai
dan norma-norma moral yang umum diterima.
3. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral yang dalam hal ini biasa
disebut dengan kode etik. misalnya : kode etik guru, kode etik wartawan.
4
Menurut Sujarwa (2010), kata etika dalam bahasa Indonesia sering
dipadankan dengan pengertian kata ethos yang kemudian dikombinasikan dengan
dengan kata lain sehingga membentuk pemahaman ethos kerja, ethos profesi,
ethos bisnis, dan sebagainya
5
Etiket :
1. Adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain.
2. Berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan
formal.
3. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup
di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Etiket berasal kata dari Etiquette (Perancis) yang berarti dari awal suatu
kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis
mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi un¬tuk kalangan para elite
kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau
disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara
berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara
bertamu dengan sikap serta perilaku
6
Faktor lain yang mendukung dibentuknya kode etik secara baku karena
tuntutan masyarakat yang makin kompleks dan kritis sehingga ada kepastian
hukum tentang benar atau tidaknya penyandang profesi dalam menjalankan
tugasnya. Penegakan terhadap pelaksanaan kode etik secara konsekuen dilakukan
oleh organisasi profesi sebagai pencetus lahirnya kode etik. Keberadaan
organisasi profesi dipandang penting untuk menjatuhkan sanksi bagi pelanggar
kode etik.
2.5 Hukum
Hukum merupakan himpunan peraturan tertulis bagi tindakan yang
diperintahkan di bawah pengendalian otoritas legal dan mempunyai kekuatan
yang mengikat secara legal. Hukum bersifat lebih dari sekedar aturan tidak
tertulis, yang harus ditaati oleh orang di bawah yurisdiksi maupun orang yang
7
menjadi subjek bagi sanksi atau konsekuensi legal. Hukum merupakan ungkapan
serius dari kehendak kekuasaan tertinggi satu otoritas (Suresh&Raghavan, 2005:
10-11).
8
kesadaran berkonflik, manakah yang harus ditaati? Hukum berasal dari keyakinan
moral, keyakinan moral manakah yang harus dimasukkan dalam kode legal?
Siapakah yang memutuskan keyakinan moral manakah yang harus dimasukkan
dalam hukum: hakim, masyarakat, atau keduanya?
Terdapat banyak kasus dalam etika dan hukum di mana isu-isu konseptual
sangat krusial. Salah satu pertanyaan krusial dalam debat mengenai aborsi adalah
apakah fetus itu “pribadi manusia”. Keberadaan seorang dewasa normal tidak
dipertanyakan sebagai pribadi, tetapi bagaimana halnya dengan fetus? Bila kita
mengatakan bahwa fetus adalah “potensi manusia”, apakah kita ingin mengatakan
bahwa “potensi manusia” memiliki hak-hak sebagai manusia aktual?
Pernyataan moral dan etika harus dibedakan dari hukum. Fakta bahwa satu
tindakan diperbolehkan secara legal tidak menentukan tindakan tersebut
diperbolehkan secara moral dan etis. Bayangkan seorang insinyur menemukan
bahwa pabriknya melepaskan zat ke atmosfer yang belum diaturdalam AMDAL.
Bayangkan setelah sang insinyur membaca literatur ilmiah, diindikasikan polutan
tersebut menyebabkan masalah pernafasan dan mungkin menyebabkan masalah
kesehatan lain yang serius. Haruskah ia membeberkan informasi ini kepada
otoritas? Apapun pandangan anda mengenai masalah ini, jelas bahwa fakta
pelepasan zat diperbolehkan secara legal, tetapi bukan berarti benar dilakukan
secara moral setelah diketahui akan menyebabkan kerusakan. Mengetahui risiko
tindakan tidak sepenuhnya menyelesaikan isu tersebut.
9
2.6 Perbedaan etika dan etiket
2.6.1 Etika
Konsepsi etika dalam kehidupan sosial dipandang pedoman atau petunjuk
dalam bersikap, bertindak dan berprilaku sebagai kumpulan dari seperangkat
nilai-nilai yang dianggap etis, karena dapat berupa norma-norma atau kaidah atau
peraturan yang mengatur tentang sesuatu itu dianggap baik dan buruk dalam suatu
lingkungan kehidupan sosial.
Dalam ensiklopedi Indonesia, Ketika disebut sebagai ilmu ke-susilaan
yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam masyarakat; apa
yang baik dan apa yang buruk. Sedangkan secara etimologis, etika berasal dari
kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti kebiasaan atau watak.Etika cenderung
dipandang sebagai suatu cabang ilmu dalam filsapat yang mempelajari nilai baik
dan buruk manusia.
Bratawijaya (1992) dalam Pasolong (2007) membagi etika kedalam dua
jenis yaitu :
1. Etika Umum
adalah menyajikan suatu pendekatan yang teliti mengenai norma-norma
yang berlaku umum bagi setiap warga masyarakat. Etika umum terdiri dari
atas tiga bagian norma, yaitu norma santun, norma hukum, dan norma
moral.
2. Etika Khusus
adalah penerapan etika umum dalam kegiatan profesi misalnnya Etika
Dosen, Etika Sekretatis, Etika Doktor, Etika Bisnis dan Etika Pelayanan.
1. Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
10
lakunya.arti ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia
perseorangan atau hidup bermasyrakat.
2. Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud
disi adalah kode etik.
3. Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Makna
ini berkenaan dengan filsafat moral.
2.6.2 Etiket
Selama ini banyak yang berpendapat bahwa etiket merupakan bagian dari
etika yang diwujudkan sebagai tatakrama atau tara cara dalam membangun
hubungan antara sesama manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh menurut
Sedarmayanti (2005) adalah cara bicara yang sopan, cara duduk, menerima
tamu dan sopan santunya lainya.
Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia atau dapat disebut
sebagai kesopanan dan kegaliban. K. Berten dalam Sutarno (2008) menjelaskan
perbedaan antara etika dengan etiket, yaitu:
1. Etiket selalu berhubungan dengan suatu perbuatan yang harus kita
lakukan, biasanya diharapkan dan ditentukan oleh suatu masyarakat atau
budaya tertentu. Sementara etika, tidak membatasi diri pada suatu tindakan
yang harus dilakukan. Etika dalam hal ini memberi norma atau tatanan
mengenai perbuatan itu sendiri.
2. Etiket hanya berlaku ketika adanya kehadiran orang lain sedangkan
apabila tidak ada saksi atau orang lain, maka etiket tidak berlaku.
11
Sedangkan etika, ada atau tidak ada orang lain etika tetap berlaku dan tetap
dijadikan sebagai pedoman yang harus dilakukan.
3. Etiket bersikap relatif, tidak mutlak dan tidak permanen. Artinya etiket
tidak bisa diterapkan diberbagai tempa. Sedangkan etika lebih bersifat
absolut atau mutlak, yaitu tanpa memandang tempat, waktu atau situasi
dimanpun dan kapanpun.
4. Etiket hanya memandang manusia dari lahiriah, atau hanya dari
penampilan fisik luar saja. Disisi lain etika justru lebih melihat dari sisi
perilaku etis yang benar-benar sungguh dari dalam hati tanpa ada
kemunafikan.
a. Karakter
b. Watak kesusilaan / kesopanan
c. Berkaitan dengan adat atau budi pekerti yang berkaitan dengan tingkah
laku
Sedangkan filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu filos yang artinya
kawan atau penggemar, dan sofos atau shophia adalah hikmah, budi,
kebijaksanaan. Jadi ilmu filsafat adalah ilmu yang berkaitan dengan akal budi,
asa, hukum, dan berkenan dengan segala yang ada di alam semesta, serta berpusat
pada kebenaran.
12
Objek etika adalah “perbuatan”. Ada dua sistem perbuatan, yang di
sengaja dan tidak di sengaja. Contoh perbuatan tidak di sengaja adalah orang yang
mendengkur dalam tidur, dan orang gila. Disini tidak ada kesadaran dalam akal
sehat atau tidak ada unsur etika. Jadi, objek etika adalah perbuatan manusia yang
dilakukan manusia dengan sengaja atau secara sadar. Perbuatan itu dinilai baik
atau buruk. Nilai etis dan setiap nilai adalah hasil dari kegiatan rohani, yakni akal
dan perasaan.
Etika dan hukum memang tidak sama, namun tidak sepenuhnya dapat
dipisakan karena keduanya berlandaskan pada asas moral yang sama. Hukum
hanya menuntut standar moral minimal, sedangkan etika medis menuntut seorang
dokter atau tenaga medis memiliki standar moral yang tertinggi. Karena itu, bagi
pelaksana profesi medis, memenuhi aturan etika lebih berat daripada hanya
mematuhi ketentuan hukum. Dalam profesi medis, etika kedokteran dan hukum
kesehatan dapat saling mengisi agar profesi itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya bagi pasien maupun dokter.
13
Etika sangat berbeda dengan etiket. Etika berarti ’’moral’’ sementara
etiket berarti “sopan santun”. Bentuk kata keduanya dalam bahasa Inggris ethics
dan etiquette. Keduanya menyangkut perilaku manusia. ada empat perbedaan
antara etiket dan etika sebagai berikut:
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.pada awal nya etimologi kata moral dan etika
kedua nya berasal dari dari kata yang berarti adat kebiasaan.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. Hubungan antara Moral dan hukum
sangatlah kuat, karna moral tanpa hukum hanyalah angan angan saja , oleh
karna itu hukum dibutuhkan untuk memperkuat semua aturan moral yang
ada.
Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral yang dalam hal
ini biasa disebut dengan kode etik. Kode etik dapat dikatakan merupakan
sekumpulan etika yang telah tersusun dalam bentuk peraturan berdasarkan
prinsip moral pada umumnya yang disesuaikan dan diterima sesuai jiwa
profesi guna mendukung ketentuan hukum yang berlaku demi kepentingan
profesi, pengguna jasa profesi, masyarakat/ publik, bangsa dan negara.
Etika dan etiket memiliki arti yang berbeda. Etika mengarahkan
individu dan kelompok untuk berbuat berdasarkan etika-etika yang
berlaku. Sedangkan Etiket suatu sikap seperti sopan santun atau aturan
lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia
Konsep dasar etika Di tinjau dari kata ethic. Eethic (dalam bahasa
Inggris) mempunyai arti yang berkenan tentang kesusilaan. Selain itu ethic
(dalam bahasa Inggris) juga berarti akhlak. Kata (etis) berasal dari kata
‘ethos’ yang membicarakan mengenai :
a. Karakter
b. Watak kesusilaan / kesopanan
c. Berkaitan dengan adat atau budi pekerti yang berkaitan dengan
tingkah laku.
15
3.2 Saran
Dalam pergaulan sehari-hari kita harus dituntut memiliki etika
yang baik agar dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis
dengan orang lain yang memiliki adat, budaya, suku, ras, agama dan
keyakinan yang berbeda dengan kita.
16
DAFTAR PUSTAKA
Endang, Sri. 2017. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. KemenkesRI : Jakarta.
Hanifah, amri. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. EGC : Jakarta.
Maulana, Imam. 2017. “Etika vs etiket (suatu telaah tentang tuntutan dan tuntutan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik)”.
17