Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH

ETIKA, MORAL DAN AKHLAK

Dosen Pengampu :
Suyono Dude S.Ag., M.Pd I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


Andi Marwa Mulya Putri (171423002)
Devina Maharani Saifudin (171423013)
Lira Safila Paputungan (171423001)
Mentari Cahyani Panigoro (171423037)
Reinalisa Paputungan (171423012)
Sity Hadjar Tuliabu (171423034)

Syifa azzahra (171423007)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
GORONTALO
2023
2

KATA PENGANTAR

‫الرحِ يْم‬
ّ ‫الر ْح َم ِن‬
ّ ‫َللا‬
ِ ّ ‫س ِم‬
ْ ِ‫ب‬

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt karena atas limpahan karunia,
rahmat, dan hidayah-Nya yang berupa Kesehatan, sehingga makalah yang berjudul
“Etika, Moral & Akhlak” dapat terselesaikan. Tidak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini pembaca bisa mempraktikkan di kehidupan sehari-hari. Kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 26 Agustus 2023

Penyusun
3

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan pembelajaran ..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
2.1 Pengertian Etika, Moral dan Akhlak ............................................................. 5
2.1.1 Etika ........................................................................................................ 5
2.1.2 Moral....................................................................................................... 6
2.1.3 Akhlak ..................................................................................................... 8
2.2 Perbedaan Etika, Moral dan Akhlak ............................................................ 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 11
3.1 Simpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran .............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Islam sudah mengatur berbagai aspek dalam kehidupan kita, antara
lain yakni : Etika, moral, akhlak dan lain-lain. Semuanya sudah tercantum dalam
al-qur’an dan hadist. Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pergaulan.
Kita mampu menilai perilaku seseorang apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut
dapat dilihat dari cara orang tersebut bertutur kata, bertingkah laku, atau bahkan
saat dia berjalan.
Etika, moral dan akhlak masing-masing individu berbeda-beda, hal tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal tiap-tiap individu dan
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menentukann corak hidup kita sebagai Manusia.
Kesadaran akhlak adalah sebagai bentuk kesadaran manusia terhadap dirinya
sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan mana yang baik dan yang
buruk, dsitulah manusia akan sadar mana yang salah dan benar, halal dan haram,
boleh dan tidak boleh dilakukan.
Dan masih ada orang yang mengira bahwa etika dan akhlak maupun moral
itu adalah hal yang sama, terkadang ada juga yang menyebutkan istilah akhlak
ataupun moral di konteks yang diluar lagi pendefinisian asli dari akhlak ataupun
moral.
Lalu berdasarkan uraian di atas maka kami bermaksud Menyusun makalah
ini dengan alasan agar pembaca bisa mengetahui perbedaan antara etika, moral
dan juga akhlak dan salil apa saja yang menjelaskan atau membahas lebih jelas
perihal etika, moral dan akhlak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak
2. Perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
3. Dalil-Dalil yang menjelaskan Etika, Moral dan Akhlak
1.3 Tujuan pembelajaran
Diharapkan dengan makalah ini kita dapat mengetahui perbedaan maupun
persamaan dari etika, moral, dan akhlak. Kami sebagai penulis mengharapkan
pembaca dapat menerapkan apa yang di perintahkan dan menjauh dari larangan
yang sudah ditetapkan.
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika, Moral dan Akhlak


2.1.1 Etika
Secara etimologis, menurut Endang Syaifuddin Anshari, etika berarti
perbuatan, dan ada sangkut pautnya dengan kata-kata Khuliq (pencipta) dan
Makhluq (yang diciptakan) Akan tetapi, ditemukan juga pengertian etika
berasal dari kata jamak dalam bahasa Arab “Akhlaq”. Kata Mufradnya
adalah khulqu, yang berarti: sajiyyah: perangai, mur’iiah : budi, thab’in :
tabiat,dan adab: adab (kesopanan)1.
Etika juga merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani ethos yang
berarti: kebiasaan. Sebagai cabang dari filsafat, maka etika berangkat dari
kesimpulan logis dan rasio guna menyepakati mengenai sesuatu perbuatan,
apakah perbuatan itu baik atau buruk, benar atau salah dan pantas atau
tidak pantas untuk dikerjakan. Etika juga pada umumnya diidentikkan
dengan moral (moralitas).
Pemakaian istilah etika disamakan dengan akhlak, Adapun
persamaannya terletak pada objeknya, yaitu keduanya sama-sama
membahas baik buruknya tingkah laku manusia. Segi perbedaannya etika
menentukan baik buruknya manusia dengan tolak ukur akal pikiran.
Sedangkan akhlak dengan menetukannya dengan tolak ukur ajaran agama
(al-Quran dan al-Sunnah)2. Sebagian orang berpendapat bahwa etika
sama dengan akhlak. Persamaan itu memang ada, karena keduanya
membahas masalah baik buruknya tingkahlaku manusia. Tujuan etika
dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia di setiap waktu dan tempat dengan ukuran tingkah laku yang
baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal fikiran. Akan
tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan karena
pandangan masing-masing golongan di dunia ini tentang baik dan buruk
mempunyai ukuran atau kriteria yang berlainan.
Untuk dapat membedakannya maka dapat diketahui bahwa etika
menetapkan ukuran sesuatu bertitik tolak dari akal fikiran, tidak dari agama.
Jika kita boleh menarik garis batas antara moral dan etika, maka
moral adalah aturan-aturan normative (dalam bahasa agama Islam disebut
akhlak) yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu yang terbatas oleh
ruang dan waktu.
6

Etika Dalam Pandangan Islam kalau kita sepakati bahwa etika ialah
suatu kajian kritis rasional mengenai yang baik dan yang buruk, bagaimana
halnya dengan teori etika dalam Islam. Sedangkan telah disebutkan di
muka, kita menemukan dua faham, yaitu faham rasionalisme yang
diwakili oleh Mu‟tazilah dan faham tradisionalisme yang diwakili oleh
Asy‟ariyah.
Etika Islam memiliki antisipasi jauh ke depan dengan dua ciri utama.
Pertama, etika Islam tidak menentang fithrah manusia. Kedua, etika
Islam amat rasionalistik.
Etika dalam islam adalah sebagai perangkat nilai yang tidak terhingga
dan agung yang bukan saja beriiskan sikap, prilaku secara normative,
yaitu dalam bentuk hubungan manusia dengan tuhan (iman),melainkan
“wujud” dari hubungan manusia terhadap Tuhan, Manusia dan alam
semesta dari sudut pangan historisitas. Etika sebagai fitrah akan sangat
tergantung pada pemahaman dan pengalaman keberagamaan seseorang.
Maka Islam menganjurkan kepada manusia untuk menjunjung etika
sebagai fitrah dengan menghadirkan kedamaian, kejujuran, dan keadilan.
Etika dalam islam akan melahirkan konsep ihsan, yaitu carapandang dan
perilaku manusia dalam hubungan sosialnya hanya dan untuk mengabdi
pada Tuhan, bukan ada pamrih di dalamnya.
2.1.2 Moral

Moral berasal dari kata latin mores (jamak dari kata mos) mos artinya
‘Tunggal” dan moralis bentuk jamak dari mores yang memiliki makna adat,
kesusilaan, kelakuan dan kebiasaan. Dalam KBBI, moral adalah penentuan
baik-buruk atau benar dan salahnya perilaku dan tindakan dari individu
tersebut. Disisi lain, terdapat kondisi mental seseorang melakukan suatu
perbuatan tersebut atau isi hati (keadaan perasaaan) yang terlampiaskan ke
perbuatan atau terungkap melalui perbuatan.

Secara istilah Moral merupakan istilah yang digunakan untuk


menentukan batas-batas dari sifat, pendapat, kemauan, kehendak atau
perbuatan yang secara tepat atau layak dikatakan benar, salah, baik atau
buruk.

Bambang Daroeso (1986: 22) merumuskan pengertian moral secara


lebih komprehensip, sebagai berikut :
7

1) Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan


warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di
dalam lingkungan tertentu.
2) Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu.
3) Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada
kesadaran, bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang
baik , sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungannya.

Adapun pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai


berikut:

• Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau


salah, tepat atau tidak tepat.
• Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang
dianggap benar, baik, adil dan pantas.
• Memiliki Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan
benar atau salah. Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang
lain sesuai dengan kaidah- kaidah perilaku nilai benar dan salah.
• Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan
orang lain

Terdapat empat macam moralitas dalam kehidupan manusia menurut


Poesprodjo yang dikutip dari buku puisi Amsal dan Kontruksi nilai oleh
Imelda Oliva Wissang, yakni sebagai berikut:
1) Moralitas objektif yang memandang perbuatan manusia bebas dari
pengaruh pihak pelaku.
2) Moral subjektif yang melihat perbuatan manusia sebagai perbuatan
yang dipengaruhi oleh pengertian dan persetujuan pelaku sebagai
individu.
3) Moral intrinsik yang memandang perbuatan baik atau buruk pada
hakikatnya, bukan pada pengaruh hukum-hukum positif.
4) Moral ekstrinsik yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh
penguasaan, hukum positif, baik dari manusia maupun dari Tuhan.
8

2.1.3 Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang merupakan bentuk jamak
dari “khuluq”. Dalam bahasa ini, “akhlak” mempunyai arti budi pekerti ,
tabiat, dan watak. Dalam kebahasaan akhlak menggambarkan budi
pekerti,karakter,tingkah laku, dan sikap seseorang terhadap kehidupan.

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan


Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada
diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Sedangkan sebagaian ulama
yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam
jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa
sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.

Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan
mulia. Akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga
akan membinasakan umat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang
buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Senang
melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang
akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.

1. Macam-Macam Akhlak

(1). Akhlak terpuji ( Mahmudah )

• Husnuzan

Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata


husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang.
Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri
maupun orang lain.

• Tawaduk
9

Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang
merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur

• Tasamu

Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai


sesama manusia. Allah berfirman, ”Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku (Q.S.Alkafirun/109: 6)

• Ta’awun

Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu


dengan sesama. Allah berfirman, ”…dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S. Al Maidah/5:2)

(2). Akhlak tercela ( Mazmumah )

• Hasad

Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau
cemburu melihat orang lain beruntung. Allah berfirman, ”Dan janganlah
kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian
kamu atassebagian yang lain.(Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa
yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari mereka
usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya…” (Q.S.
AnNisa/4:32)

• Dendam

Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk


membalas kejahatan. Allah berfirman, ”Dan jika kamu membalas, maka
balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan
kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi
orang yang sabar” (Q.S. An Nahl/16:126)
10

• Gibah dan Fitnah

Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan


nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang
dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang
dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.

• Namimah

Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan


seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi
perselisihan antara keduanya. Allah berfirman, ”Wahai orang-orang yang
beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita
maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum
karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu.” (Q.S. Al Hujurat/49:6).

2.2 Perbedaan Etika, Moral dan Akhlak


Sebagian bahkan banyak orang menganggap bahwa Etika, Moral dan akhlak
memiliki kesamaan definisi. Padahal ada beberapa hal yang bisa
membedakannya.
Ajaran etika Islam sesuai dengan fitrah akal dan fikiran yang lurus.
Sementara perbedaannya antara moral dan etika, yakni etika lebih banyak
bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa akhlak berbeda dengan etika dan
moral. Kalau akhlak lebih bersifat transcendental karena berasal dan bersumber
dari Allah, maka etika dan moral bersifat relatif, dinamis, dan nisbi karena
merupakan pemahaman dan pemaknaan manusia melalui elaborasi ijtihadnya
terhadap persoalan baik dan buruk demi kesejahteraan hidup manusia di dunia
dan kebahagiaan hidup di akhirat. Berdasarkan perbedaan sumber ini maka
etika dan moral senantiasa bersifat dinamis, berobah-obah sesuai dengan
perkembangan kondisi, situasi dan tuntutan manusia. Etika sebagai aturan baik
dan buruk yang ditentukan oleh akal pikiran manusia bertujuan untuk
menciptakan keharmonisan.
11

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Agama Islam mempunyai berbagai aspek yang diatur dalam kehidupan
manusia, diantaranya adalah aspek Etika, Moral dan Akhlak. Manusia adalah
makhluk yang sosial, dimana apabila kita melakukan hubungan sosial, tentu saja
kita diharskan untuk dapat beretika, bermoral dan berakhlak. Pada setiap
manusia, etika akhlak dan moral tentu saja berbeda. Hal ini dapat diukur melalui
tingkah laku manusia, cara bertutur kata, dan cara bersosial. Tidak hanya dapt
diukur, halterseebut juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan internal atau
eksternal tiap individu.
Walaupun etika, moral dan akhlak adalah aspek yang berbeda dan fungsi
yang berbeda, ketika aspek ini tetap memiliki keterkaitan satu sama lain. Ketiga
aspek ini sangat penting dan sangat bermanfaat bagi setiap manusia baik individu
maupun kelompok.
3.2 Saran
Saran bagi para pembaca adalah, dengan menetapkan dan menanampak tiga
aspek, Etika, moral dan akhlak, para pembaca diharapkan untuk dapat
menanamkan tiga aspek tersebut dalam kehidupan sehari hari degan baik agar
dapat diterima oleh masyarakat, serta dapat memenuhi hal yang tertulis dalam
hadist hadist.
12

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Nurhasanah Bakhtiar, M. (2013). PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN


TINGGI UMUM. Riau: Aswaja Pressindo. Retrieved from http://repository.uin-
suska.ac.id/26099/1/Buku%20Pendidikan%20Agama%20Islam%20di%20Perguru
an%20Tinggi%20Umum.pdf

MS, A. M. (2013). ETIKA, MORAL DAN AKHLAK. Jurnal LENTERA, 13, 78-83.

Anda mungkin juga menyukai