Anda di halaman 1dari 35

Disusun Oleh :

ASRI AWALUDDIN
NIM: 201109B0070184

OFFICE MANAGEMENT 14
POLITEKNIK NASIONAL LP3I MAKASSAR 2013

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 1


KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai ETIKA.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Makassar,7 Desember 2013

Penyusun

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

BAB I PENGERTIAN ETIKA

A. Pengertian Etika ............................................................................... 4


B. Devenisi Etika ................................................................................... 4
C. Macam – Macam etika ..................................................................... 5
D. Manfaat Etika .................................................................................... 6
E. Faktor – Faktor yang mempengaruhi etika ....................................... 6

BAB II ETIKA KEPEMIMPINAN

A. Etika Kepemimpinan ......................................................................... 12


B. Nilai dan Etika dalam Kepemimpinan Pendidikan ....................................... 13
C. Dasar – Dasar Etika dan Moralitas .................................................... 14
D. Etika Manajerial .......................................................................................... 15
E. Etika Kepemimpinan Aparatur Negara ............................................. 16
F. 6 Langkah untuk Kepemimpinan Etis dalam Organisasi hari ini ....... 18
G. Pentingnya Kritis Etika Bisnis untuk Kepemimpinan Efektif ....................... 21
H. Etika Norma dan Hukum ................................................................... 22
I. Peran Etika Bisnis dalam Kehidupan Ekonomi ................................. 27

BAB III SARAN DAN KESIMPULAN

A. Saran ................................................................................................ 35
B. Kesimpulan ....................................................................................... 35

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 3


BAB I
PENGERTIAN ETIKA

A. PENGERTIAN ETIKA
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah
sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.

St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di


dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-


pendapat spontan kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.
Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat


dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis
dalam melakukan refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai
suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda
dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki
sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk
terhadap perbuatan manusia.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep


etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi
penggunaan nilai-nilai etika).

B. DEFINISI ETIKA

- Menurut Bertens : Nilai- nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

- Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

- Menurut Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi tentang manusia

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 4


berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Selain itu etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan
ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui
kehendak manusia.

C. MACAM-MACAM ETIKA

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :

1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang
mau diambil.

2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia


bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-
teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.

2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam


bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana
saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan
prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan
dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil
suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada
dibaliknya.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 5


Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap


dirinya sendiri.

b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap
diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial
menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun
secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa
pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab
umat manusia terhadap lingkungan hidup.

Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial
ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan
bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

1. Sikap terhadap sesame


2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi

D. MANFAAT ETIKA

Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut :


1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA

a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :


1. Kebutuhan Individu
2. Tidak Ada Pedoman

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 6


3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4. Lingkungan Yang Tidak Etis
5. Perilaku Dari Komunitas

b. Sanksi Pelanggaran Etika :


1. Sanksi Sosial
Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat „dimaafkan‟

2. Sanksi Hukum
Skala besar, merugikan hak pihak lain.

c. Perilaku Etika dalam Bisnis


Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam
membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk
mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui
kesalahan dan belajar dari kegagalan.

Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu


mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang
mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan
kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih
bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih
bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan
eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas
dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak
ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering
dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.

Jika kita ingin mencapai target ditahun 2000, sudah saatnya dunia
bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika,
yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara
golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan atas.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan
konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,
menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan
yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong,
Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua
pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita
optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada tahun
2000 an dapat diatasi.

a. Moral Dalam Dunia Bisnis


Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di
Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik
ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita
batas dunia akan semakin “kabur” (borderless) world. Hal ini jelas membuat

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 7


semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan
kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala untuk
mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk
menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau
tidak.

Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin
berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu
tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita
pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat
terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional
umumnya dihinggapi kehendak saling “menindas” agar memperoleh tingkat
keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika
bisnis kita.

Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia
bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika,
yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara
golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal
ini dapat diwujudkan ?

Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan


agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat
dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis
sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang
terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-
”bisnis”. Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti
memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam
melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua
belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain,
yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa
diimbangi dengan dunia bisnis yang ber “moral”, dunia ini akan menjadi suatu
rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang
diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan
dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.

Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan
budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan
dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan
bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan
bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa
ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-
pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan
ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

b. Etika Dalam Dunia Bisnis


Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk
melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 8


merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok.
Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang,
selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan
dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan
yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan.
Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang
berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa
?

Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha


dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan
internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis
perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha,
pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak
saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang
mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan
menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh
kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk
menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya
kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang
bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan
siapapun dalam perekonomian.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan, antara lain ialah :

1. Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu


mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku
bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang
dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main
curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut
walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya.
Inilah etika bisnis yang “etis”.

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan


masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan
sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh
kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat
harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi
perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam
keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 9


dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh


pesatnya perkembangan informasi dan teknologi Bukan berarti etika bisnis
anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi
itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang
lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi
informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat


Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang
lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku
bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect
terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan
persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia
bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”


Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya
pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan
dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-
”ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin
tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang
walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan


Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini,
kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi,
manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis
ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar


Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk
menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi,
jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan
“kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan


golongan pengusaha kebawah Untuk menciptakan kondisi bisnis yang
“kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha
kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu
berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan
mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 10


kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada
pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati


Bersama Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan
tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan
konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika
bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri
maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi
kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu
semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang


telah disepakati Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak,
jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam
berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
Positif yang berupa peraturan perundang-undangan Hal ini
untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
“proteksi” terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis
yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat
diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya
perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.

Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta


kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu
akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi
tahun 2000 dapat diatasi.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 11


BAB II
ETIKA KEPEMIMPINAN

A. ETIKA KEPEMIMPINAN

1. Apakah “Etika” itu?

Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang
digunakan memutuskan apa yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam
suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai
yang ada dalam organisasi dan diri pribadi.

2. Apakah “Kepemimpinan yang Etis” itu

Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara pengambilan keputusan etik


dan perilaku etik; dan ini tampak dalam konteks individu dan organisasi.
Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan
etik dan berperilaku secara etik pula, serta mengupayakan agar organisasi
memahami dan menerapkannya dalam kode-kode etik.

3. Saran-saran untuk perilaku secara etik

Bila pemimpin etik memiliki nilai-nilai etika pribadi yang jelas dan nilai-nilai etika
organisasi, maka perilaku etik adalah apa yang konsisten sesuai dengan nilai-
nilai tersebut. Ada beberapa saran yang diadaptasi dari Blanchard dan Peale
(1998) berikut ini:

a. berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuan anda


(Blanchard dan Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda lalui
dalam hidup ini; jalan yang memberikan makna dan arti hidup anda.)
Sebuah tujuan pribadi yang jelas merupakan dasar bagi perilaku etik.
Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat perilaku
organisasi yang etik.

b. berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa


bangga akan perilaku anda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat
peralatan yang kuat bagi perilaku etik. Bukankah kepercayaan diri
merupakan rasa bangga (pride) yang diramu dengan kerendahan hati
secara seimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat anda harus
menghadapi sebuah dilema dalam menentukan sikap yang etik.

c. berperilakulah dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan anda


dan diri anda sendiri. Kesabaran, kata Blanchard dan Peale, menolong kita
untuk bisa tetap memilih perilaku yang terbaik dalam jangka panjang, serta
menghindarkan kita dari jebakan hal-hal yang terjadi secara tiba-tiba.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 12


d. berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etik sepanjang
waktu, bukan hanya bila kita merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang
pemimpin etik, menurut Blanchard dan Peale, memiliki ketangguhan untuk
tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.

e. berperilakulah secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Ini


berarti anda harus menjaga perspektif. Perspektif mengajak kita untuk
melakukan refleksi dan melihat hal-hal lebh jernih sehingga kita bisa melihat
apa yang benar-benar penting untuk menuntun perilaku kita sendiri.

(Diadaptasi dari presentasi “Ethical Leadership: Doing What‟s


Right”, Sara A. Boatman).

B. NILAI DAN ETIKA DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


Kepemimpinan adalah suatu seni dan ilmu untuk mempengaruhi
orang lain atau orang-orang yang dipimpin sehingga dari orang-orang yang
dipimpin timbul suatu kemauan, respek, kepatuhan dan kepercayaan terhadap
pemimpin untuk melaksanakan yang dikehendaki oleh pemimpin, atau tugas-
tugas dan tujuan organisasi, secara efektif dan efisien. Pemimpin adalah seorang
yang dipandang memiliki kelebihan dari yang lainnya untuk jangka panjang
maupun jangka pendek dengan kewenangan dan kekuasaan dalam situasi
tertentu. Sebagai orang yang dipandang dan memiliki kekuasaan, seorang
pemimpin harus memiliki etika dalam bertindak dan menaati nilai-nilai yang harus
diperhatikan dalam setiap tindakanya.

Nilai adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki setiap


seorang agar yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam suatu organisasi seorang
pemimpin merupakan panutan untuk bawahanya dan seorang pemimpin sebagai
orang yang disegani, jadi sebisa mungkin pemimpin harus memiliki sikap yang
baik dalam kepemimpinannya. Dengan adanya nilai-nilai dalam kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus memiliki sifat adil, jujur, baik, ramah, tidak egois, dan
mengerti akan keadaan bawahanya, tidak otoriter. Dalam suatu organisasi nilai-
nilai kepemimpinan sangat dibutuhkan demi kelancaran berjalanya suatu
organisasi tersebut sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Nilai
kepemimpinan sangat dibutuhkan karena pemimpin merupakan faktor yang
sangat penting dalam suatu organisasi. Jika seorang pemimpin tidak menerapkan
nilai-nilai apa saja yang harus dipauhi bagaimana dengan bawahanya dan
kelanjutan dari organisasinya.

Etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa


yang benar, atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan
apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri
pribadi. Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 13


norma, dan hal-hal yang baik-baik. Dalam kepemimpinan etika sangat dibutuhkan
dalam mendukung keberlanjutan nilai. Seorang pemimpin selain harus
memperhatikan nilai yang ada juga harus mematuhi etika yang berlaku dalam
lingkunganya. Dalamsetiap tindakan harus selalu berfikir apakah itu benar dan itu
salah untuk dilakukan. Memperhatikan apakah tindakanya sesuai dengan nilai
yang berlaku dalam masyarakat dan apakah tindakan itu pantas dilakukan untuk
seorang pemimpin yang merupakan panutan untuk bawahanya.

C. DASAR – DASAR ETIKA DAN MORALITAS

Etika dan filsafat moral mempunyai tujuan untuk menerangkan hakikat


kebaikan, kebenaran, dan keburukan atau kejahatan. Manusia selalu melakukan
sebuah penilaian atas fenomena di sekitarnya, guna untuk mengetahui suatu
tindakan dan perbuatan yang erat terkait dengan keyakinannya tentang baik,
buruk, serta benar dan salah. Profesi tidak hanya menyangkut sebuah
kepercayaan dan atau amanat individu seseorang akan tetapi juga terkait dengan
kepentingan umum (public trust). Sehingga suatu perlindungan terhadap
kepentingan pribadi dan kepentingan umum selain diatur oleh perangkat hukum,
juga berkiblat pada aturan-aturan yang tidak tertulis yang berpusat pada hati
nurani insani akan yakin sebuah kewajiban agama, etika, dan moral. Maka
diharapkan terciptanya kesetaraan antara kepentingan prifat dan kepentingan
public.

Negara indonesia pada dewasa ini telah dilanda krisis multidimensi


sebagai perwujudan anak bangsa yang tidak mendengarkan hati nuraninya dalam
berbuat di segala bidang. Maka kita harus sikapi krisis multidimensi tersebut
dengan solusi membangun kembali tatanan nilai dengan berbijak pada konsep
kesetaraan etika dan moral dasar, sehingga dalam perumusan hukum harus
didasarka pada asumsi nilai-nilai moralitas dan prinsip-prinsip humanis terhadap
para penegak hukum. Akan tetapi sangat ironis idealis penegakan hukum menjedi
tercoreng disebabkan ulah para aparat hukum sendiri. Prilaku yang tidak terpuji
sering dilakukan antara aparat penegak hukum dan sesama aparat penegak
hukum lain. Maka terjadilah kolusi-nepotisme antara pihak-pihak yang
berkepentingan sehingga menjamurlah mafia-mafia di dunia hukum dan
peradilan.

Hal ini, manusia sebagai karakteristik pribadi dan konteks hubungan


sosial. Manusia sebagai pribadi dalam renungannya membawa dirinya pada
konsep penalaran mendalam mengenai eksistensi dirinya mengantarkan manusia
berpikir ke arah filsafat. Filsafat adalah merupakan suatu induk ilmu pengetahuan,
sejak 25 abad yang lalu manusia lahir diberikan kesaksian menyakinkan tentang
betapa ungennya filsafat bagi manusia.

Setiap profesi termasuk hakim menggunakan sistem etika terutama


untuk menyediakan struktur yang mampu menciptakan disiplin tata kerja dan
menyediakan garis batas tata nilai yang dapat dijadikan pedoman para
profesional untuk menyelesaikan dilema etika yang dihadapi saat menjalankan
fungsi pengembanan profesinya sehari-hari.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 14


Etika merupakan norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan
atau masyarakat tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Lebih dari itu,
etika adalah refleksi kritis dan rasional mengenai norma-norma yang terwujud
dalam perilaku hidup manusia, baik secara pribadi atau kelompok. Sistem etika
bagi profesional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi yang
secara harfiah berarti etika yang ditulis. Kode etik ibarat kompas yang
memberikan atau menunjukkan arah bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin
mutu moral profesi itu dalam masyarakat. Tujuan kode etik ini adalah menjunjung
tinggi martabat profesi atau seperangkat kaedah perilaku sebagai pedoman yang
harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.

Kode etik profesi merupakan inti yang melekat pada suatu profesi,
ialah kode perilaku yang memuat nilai etika dan moral. Hakim dituntut untuk
profesional dan menjunjung etika profesi. Profesionalisme tanpa etika
menjadikannya “bebas sayap” (vluegel vrij) dalam arti tanpa kendali dan tanpa
pengarahan. Sebaliknya, etika tanpa profesionalisme menjadikannya “lumpuh
sayap” (vluegel lam) dalam arti tidak maju bahkan tidak tegak. Pelanggaran atas
suatu kode etik profesi tidaklah terbatas sebagai masalah internal lembaga
Profesionalisme tanpa etika menjadikannya “bebas sayap” (vluegel vrij) dalam arti
tanpa kendali dan tanpa pengarahan. peradilan, tetapi juga merupakan masalah
masyarakat.

D. ETIKA MANAJERIAL
Definisi etika:
Peraturan dan prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 15


Empat pandangan tentang etika:
1.Pandangan utilitarian
2.Pandangan hak
3.Pandangan teori keadilan
4.Pandangan teori kontrak sosial terpadu

>>Pandangan utilitarian
Keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan
itu. Mendorong efisiensi dan produktivitas dan konsisten dengan tujuan
memaksimalkan laba.

>>Pandangan hak
Fokus pada penghormatan dan perlindungan hak dan kebebasan pribadi.
Melindungi hak individu seperti hak kerahasiaan, kebebasan berbicara, hidup
dan keamanan dan proses semestinya.

>>Pandangan teori keadilan


Para manager memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak
memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan
perundang-undangan di bidang hokum Melindungi kepentingan para
pemercaya dan hak karyawan.

>>Pandangan kontrak sosial terpadu


Keputusan etika harus didasarkan pada sejumlah faktor empiris (apa yg ada)
dan faktor normatis (apa yang seharusnya). Berdasarkan pada norma etika
yang ada, yang menyatakan benar atau salah.
Berdasarkan pada integrasi/penggabungan antara kontrak sosial umum dan
kontrak khusus antara anggota masyarakat.

>>Pandangan teori keadilan


Para manager memaksakan dan mendorong peraturan secara adil dan tidak
memihak dan tindakan itu dilakukan dengan mengikuti seluruh peraturan dan
perundang-undangan di bidang hokum Melindungi kepentingan para
pemercaya dan hak karyawan.

>>Pandangan kontrak sosial terpadu


Keputusan etika harus didasarkan pada sejumlah faktor empiris (apa yg ada)
dan faktor normatis (apa yang seharusnya). Berdasarkan pada norma etika
yang ada, yang menyatakan benar atau salah.
Berdasarkan pada integrasi/penggabungan antara kontrak sosial umum dan
kontrak khusus antara anggota masyarakat.

Sumber : "Stephen P robbins Marry coulter 8th edition"

E. ETIKA KEPEMIMPINAN APARATUR NEGARA


Eksistensi organisasi Pemerintah tidak dapat terlepas dari
keterkaitannya dengan faktor-faktor lingkungan,yang terdiri atas faktor-
faktorgeografi,demografi,kekayaan alam,ideologi,politik,ekonomi,sosial-budaya
dan hankam. Pengaruh faktor budaya sangat signifikan. Perilaku administrasi

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 16


adalah hasil interaksi dari ciri-ciri dan nilai-nilai budaya dengan administrasi.
Budaya administrasi merupakan perpanjangan dari budaya masyarakat yang
lebih luas. Kebudayaan mempunyai tiga wujud,yaitu kebudayaan ideal atau
ideologi,sistem sosial dan kebudayaan fisik atau teknologi.

Kebudayaan ideal atau ideologi dapat disebut adat istiadat dan terdiri
atas tingkat nilai budaya,tingkat norma etika atau tingkat hukum dan tingkat
aturan khusus. Ketiga wujud kebudayaan tersebut berpengaruh terhadap
organisasi pemerintah. Kebudayaan ideal akan banyak mempengaruhi antara lain
visi,misi dan sistem nilai organisasi. Sistem sosial akan banyak mempengaruhi
perilaku anggota organisasi pemerintah,seperti dalam komunikasi,hubungan
kerja,kerjasama dan sistem kerja. Kebudayaan fisik juga mempengaruhi
perilaku,sistem kerja dan alat-alat kerjanya.

Disamping itu birokrasi sekaligus juga dipengaruhi oleh sistem budaya


birokrasi universal,sistem budaya nasional,sistem budaya daerah,sistem budaya
agama dan sistem budaya asing. Etika memainkan peran penting dalam
berorganisasi pemerintah karena setiap kebijakan publik mengandung
pertimbangan dan keputusan etis yang berkaitan langsung dengan sistem nilai
manusia,mendorong tumbuhnya naluri moralitas,untuk melakukan pilihan-pilihan
yang baik dan benar demi kepentingan publik. Di dalam lingkungan organisasi
pemerintahan,aparatur dituntut untuk menjaga citra pemerintahan melalui kinerja
dan perilaku dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dengan menghindarkan diri
dari perbuatan yang tercela yang dapat merugikan masyarakat dan negara.

Kode etik merupakan pedoman bagi setiap aparatur untuk bersikap


dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang telah disepakati bersama untuk
mencapai tujuan organisasi. Pelanggaran terhadap kode etik membawa dampak
dan konsekuensi moral,rasa keadilan dan nasib anggota organisasi. Seorang
pemimpin aparatur negara harus senantiasa mawas diri dan tanggap terhadap
berbagai aspirasi yang berkembang dalam masyarakat dan senantiasa menjaga
integritas kepemimpinannya. Kepemimpinan aparatur negara menuntut
kompetensi yang mampu menyelesaikan berbagai permasalaha dan tantangan
yang disebabkan oleh perubahan yang cepat bersifat global dan penuh
ketidakpastian. Paradigma kepemerintahan berubah dari government kepada
good governance,dimana melibatkan interaksi antara ketiga domain unsur
pemerintah,unsur swasta dan unsur masyarakat. Ciri utama dari good governance

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 17


adalah akuntabilitas,transparansi,keterbukaan,supremasi hukum dan jaminan
fairness. Ciri-ciri kepemimpinan mendatang harus menunjukkan kemampuan
untuk ke dalam memberdayakan anggota organisasi dan keluar menunjukkan
kepekaan terhadap lingkungan strategis melalui dialog dan komunikasi dengan
seluruh unsur yang terkait dan kepada anggota organisasi pemimpin aparatur
dapat berperan sebagai pemberi arah yang tepat ke mana organisasi ini
berkembang sesuai dengan visi,misi dan tujuan organisasi.

Etika kepemimpinan aparatur negara yang ideal dicirikan dengan


seperangkat kapasitas dan kompetensi yang meliputi kepekaan terhadap
lingkungan strategis,pengayoman atas,moral masyarakat,keterbukaan pikiran
serta perhatian terhadap aspirasi masyarakat. Dalam rangka perwujudan etika
aparatur negara,khususnya aparatur yang bersih dan bebas dari KKN,telah
diterbitkan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih
dan bebas dari KKN,yang antara lain menentukan asas-asas umum
penyelenggaraan negara,dan hak dan kewajiban setiap penyelenggara negara
dengan sanksi-sanksi atas pelanggaran kewajiban tersebut. Dalam kerangka
yang lebih luas,yaitu mewujudkan kehidupan berbangsa yang sesuai dengan
nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa,dalam TAP MPR No.
VI/MPR/2001,telah diamanatkan etika kehidupan berbangsa. Demikian utk kita
cermati,hayati,kaji dan laksanakan dengan sebaik-baiknya dan dengan dibarengi
dengan rasa tanggungjawab yang benar,dengan kata lain jangan menjadi
seorang pemimpin aparatur negara yang lepas dengan budaya etika.

F. 6 LANGKAH UNTUK KEPEMIMPINAN ETIS DALAM ORGANISASI HARI INI.

Mungkin ada masalah lain yang dapat secara dramatis menentukan


perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan daripada perhatian individu
memberikan dengan etika.

Seorang manajer harus fokus pada pada hari-hari aspek menjaga


departemen tim atau organisasi berjalan lancar. Ini termasuk memastikan
departemen dikelola dengan tepat bahwa perusahaan adalah pada target untuk
penjualan bahwa produksi pada target dll Seorang pemimpin di sisi lain harus
mampu menetapkan tujuan dan aspirasi untuk tim mengatur nada organisasi
memotivasi dan menginspirasi kelompok dll Realistis manajer harus mampu
melakukan keduanya. Mereka harus menginspirasi dan memotivasi dan mereka
harus memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara efektif. Mengatur nada

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 18


etis organisasi adalah fungsi kepemimpinan. Tantangan bagi sebagian
besar manajer adalah untuk menghabiskan cukup waktu berfokus pada fungsi
kepemimpinan tanpa menjadi benar-benar dikonsumsi oleh hari-hari operasi tim.
Karena etika bisnis adalah tentang sifat moral fungsional dari hubungan bisnis
kami … memberi mereka perhatian dan perawatan mereka layak sangat penting
untuk kesuksesan organisasi Hamm hal . . Saya menyarankan enam langkah
untuk manajer untuk mengambil memimpin etis.

Merefleksikan Nilai. Untuk memfokuskan perhatian yang sesuai pada


nada etika organisasi seorang pemimpin harus menarik nilai-nilai mereka sendiri
fundamental dan kemampuan untuk mengoptimalkan potensi kepemimpinan
mereka Quinn hal. . Untuk melakukan ini para pemimpin harus menemukan waktu
untuk merenungkan dan mengidentifikasi kompas moral mereka sendiri pribadi
maupun untuk bertanya pada diri sendiri apa pertanyaan etis kunci dan dilema
yang dihadapi organisasi mereka. Sama seperti seorang manajer harus
mengambil waktu untuk memahami pasar mereka anggaran jadwal produksi dll
pemimpin beretika harus mengambil waktu untuk memahami / nya nilai-nilai
pribadi sendiri nilai-nilai tim apa pernyataan nilai organisasi harus dan
mengidentifikasi kesenjangan yang ada di dicita-citakan tujuan dan perilaku saat
ini dalam organisasi Hamm hal. .

Membangun Trust. Membangun lingkungan kepercayaan dengan


karyawan dalam rangka menciptakan sebuah lingkungan di mana karyawan
merasa bebas untuk mendiskusikan dilema etika dan masalah dengan
manajemen.

Membentuk Visi Ethical Bersama. Untuk memastikan buy-in dan


komitmen dari organisasi termasuk anggota dari berbagai tingkat tim untuk
membantu menciptakan sebuah Code of Conduct yang selaras dengan Visi Etis
organisasi hal. .

Mengkomunikasikan Visi Etis dan Kode Etik. Seorang pemimpin harus


memastikan bahwa visi dan kode dikomunikasikan kepada semua orang dalam
organisasi. Hal ini dapat dilakukan melalui manual kebijakan kegiatan pelatihan
satu-satu dan melatih tim buletin pertemuan tim dll .. Berkomunikasi program
sering merupakan faktor keberhasilan yang penting hal. seperti yang membangun
jalan bagi karyawan untuk berkomunikasi kekhawatiran mereka kembali ke
manajemen dengan cara yang aman dan rahasia.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 19


Bertindak. Agar efektif pemimpin harus menunjukkan bahwa semua
organisasi serius tentang perilaku etis. Semua laporan perilaku tidak etis harus
diusut tuntas. Selain itu semua pelanggar standar etika harus dihukum sama dan
adil di seluruh organisasi terlepas jika pelaku adalah seorang eksekutif senior
atau menyewa baris pertama. Selain menghukum perilaku negatif upaya yang
harus dilakukan untuk menghargai dan mengenali perilaku etis positif Trevino dan
Nelson hal . . Sama seperti manajer yang baik tahu bahwa karyawan bermanfaat
untuk tujuan mencapai penting pemimpin beretika akan mengakui bahwa sama
pentingnya harus diberikan untuk mengenali orang-orang yang memberikan
contoh perilaku etis dalam organisasi. Akting juga berarti memimpin dengan
contoh dengan membiarkan perilaku etis memandu tindakan para pemimpin
setiap saat. Melakukan hal ini akan membantu membangun dan mempertahankan
budaya perilaku etis.

Memantau dan Mempertahankan Perilaku Etis. Pemimpin harus


mempertimbangkan etika kepemimpinan aspek kunci dari peran mereka sebagai
seorang manajer. Hal ini tidak bisa dilihat sebagai sebuah trend yang lewat
organisasi. Upaya harus dilakukan untuk mengumpulkan umpan balik melalui
survei kelompok fokus satu-satu wawancara dll untuk mengidentifikasi masalah
karyawan tentang etika lingkungan di mana mereka bekerja. Ini harus menjadi
proses perbaikan berkelanjutan untuk mengidentifikasi masalah dan memperbaiki
lingkungan etis keseluruhan.

Setidaknya ada tujuh manfaat bagi seorang manajer untuk fokus pada
menjadi seorang pemimpin yang etis termasuk citra publik yang lebih baik dari
pemulihan organisasi atau peningkatan kepercayaan investor pencegahan dan
pengurangan hukuman pidana mencegah tuntutan hukum sipil karyawan yang
tidak bisa mereka keluhan bertemu memuaskan dalam perusahaan retensi
karyawan meningkat kepemimpinan pasar melalui oleh kepuasan pelanggan yang
meningkat dan menetapkan contoh bagi orang lain di pasar Hamm hal -. .

Referensi

Hamm B.A. . Ingin perusahaan Anda dapat benar-benar bangga


Cobalah program etika bisnis. Quinn R. . Saat-saat kebesaran Memasuki
keadaan dasar kepemimpinan. Harvard Business Review Juli – Agustus . – .

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 20


Trevino L. dan Nelson K. . Tanggung jawab sosial perusahaan dan
etika manajerial. Hoboken NJ John Wiley and Sons Inc.

G. PENTINGNYA KRITIS ETIKA BISNIS UNTUK KEPEMIMPINAN EFEKTIF.

Seberapa penting etika bisnis untuk menjadi seorang pemimpin yang


efektif Menurut American Management Association itu adalah karakteristik penting
dari pemimpin efektif hari ini. Dalam sebuah survei terhadap eksekutif yang
diminta Apa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif
hari ini peringkat perilaku etis sebagai karakteristik yang penting diikuti oleh
penghakiman suara dan menjadi beradaptasi / fleksibel .

Namun dengan segala hormat untuk survei AMA saya sangat percaya
itu jauh lebih dari penting apakah itu penting penting dan non-negotiable
karakteristik pemimpin yang efektif. Etika bisnis yang kuat merupakan pilar
perencanaan strategis saya dan berpikir strategis upaya pembinaan bisnis
masing-masing dan setiap hari. Klien didorong untuk mengembangkan
seperangkat nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip dan mempublikasikan mereka untuk
klien mereka dan stakeholder untuk mengetahui bahwa ini adalah cara mereka
melakukan bisnis. Dan selanjutnya klien terus-menerus diingatkan untuk
memastikan nilai-nilai inti ditunjukkan dalam semua yang mereka lakukan.

Contoh perilaku yang tidak etis berlimpah dalam cerita bisnis di seluruh
dunia. Dan individu menyaksikan beberapa bentuk perilaku tidak etis di tempat
kerja mereka setiap hari. Perilaku tidak etis di mana orang sengaja berniat untuk
menyakiti dirinya sendiri atau orang lain berkembang dari dan diperkuat oleh
negara merusak pikiran termasuk rasa takut marah keserakahan dan iri. Dalam
kontrak perilaku etis meningkatkan kesejahteraan semua orang karena ids

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 21


dikembangkan dari dan diperkuat oleh motif yang kuat dan emosi seperti cinta
kemurahan hati sukacita dan kasih sayang.

Kita perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan Bagaimana etis rentan


adalah perusahaan kami atau organisasi Apa nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip
perusahaan kami atau organisasi Apakah kita berkomitmen untuk hidup dan
menunjukkan nilai-nilai inti kami di segala sesuatu yang kita lakukan Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menentukan keadaan etika dalam bisnis
kami.

Kepemimpinan dalam bisnis harus menetapkan standar dan berjalan


pembicaraan ketika tiba saatnya untuk perilaku etis. Tidak akan ada kompromi
etika. Tidak mungkin ada pengabaian etika. Seorang pemimpin harus senantiasa
menjaga tindakannya tercela. Jika para pemimpin berkomitmen untuk standar
yang tinggi tidak akan ada lebih Enron WorldCom Tyco Adelphia dan kebocoran
etis.

Mengetahui apa yang benar sangat penting untuk etika pribadi dan
bisnis. Melakukan apa yang benar-benar penting untuk etika pribadi dan bisnis.
Sebuah komitmen yang teguh kuat terhadap nilai-nilai inti Anda dan prinsip-
prinsip bisnis Anda atau organisasi akan mengarah pada keputusan etis yang
tepat dan tindakan. Dengan tidak adanya tindakan ini semua orang memiliki
adalah niat baik dan itu saja tidak cukup untuk kepemimpinan yang efektif.

H. ETIKA NORMA DAN HUKUM

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dalam berinteraksi dipandu oleh


nilai-nilai dan dibatasi oleh norma-norma dalam kehidupan social. Norma dan nilai
pada awalnya lahir tidak disengaja , karena kebutuhan manusia sebagai makluk
social dan harus berinteraksi dengan yang lain menuntut adanya suatu pedoman,
pedoman itu lama kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar.

1. Norma
Norma social adalah suatu petunjuk hidup yang berisi larangan maupun
perintah. Yang membedakan nilai dan norma adalah nilai merupakan sesuatu
yang baik, diinginkan, dicita-citakan dan dipentingkan oleh masyarakat .
Sedangkan norma adalah kaidah atau pedoman , aturan berperilaku untuk
mewujudkan keinginan dan cita-cita tersebut , atau boleh dikatakan nilai adalah

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 22


pola yang diinginkan sedangkan norma adalah pedomana atau cara-cara untuk
mencapai nilai tersebut.

Menurut kekuatan yang mengikatnya, norma dibedakan menjadi empat yaitu


 Cara (usage) ; cara ini menunjuk pada bentuk perbuatan . cara ini lebih
tamapak menonjol dalam hubungan antar individudalam masyrakat.
Pelanggaran atau penyimpangan terhadap usage tidak menimbulkan
sanksi hukum yang berat tapi hanya sekedar celaan, cemohoon, sindiran,
ejekan dsb.

 Kebiasaan (folkways) yaitu perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk


yang sama dan merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan
tersebut.

 Tata kelakuan (mors) yaitu kebiasaan yang diterima sebagai norma


pengatur, atau pengawas secara sadar maupun tidak sadar oleh
masyarakat terhadap anggota-anggotanya.

 adapt-istiadat (custum) yaitu tata kelakuan yang kekal serta kuat


integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang
melanggaradat-istiadat akan mendapat sanksi keras yang terkadang secara
tidak langsung diperlukan.

Fungsi norma social dalam masyarakat.


Fungsi norma social dalam masyarakat secara umum sebagai berikut :
Norma merupakan factor perilaku dalam kelompok tertentu yang memungkinkan
seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan akan dinilai
orang lain.

Norma merupakan aturan , pedoman, atau petunjuak hidup dengan


sanksi-sanksi untuk mendorong seseorang, kelompok , dan masyarakat mencapai
dan mewujudkan nilai-nilai social Norma-norma merupaakan aturan-aturan yang
tumbuh dan dan hidup dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan pengendali
manusia dalam hidup masyarakat.

2. Etika

Berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan


yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Etika berbeda
dengan etiket. Jika etika berkaitan dengan moral, etiket hanya bersentuhan

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 23


dengan urusan sopan santun. Belajar etiket berarti belajar bagaimana bertindak
dalam cara-cara yang sopan; sebaliknya belajar etika

Etika adalah filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan baik
atau buruk manusia dalam mencapai kebahagiaan.

Modal dasar dalam etika adalah perilaku,,sedang perilaku manusia dipengaruhi


oleh pikiran dan hati (perasaan).

Fungsi etika adalah sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan
berbagai moralitas. Orientasi kritis diperlukan karena kita dihadapkan dengan
pluralisme moral. Etika bersifat lebih umum, konseptual, dan hanya berlaku dalam
pergaulan (saat ada orang lain). Sedangkan moral bersifat lebih detail dan secara
langsung, moral berlaku sepanjang hidup (ada atau tidak ada orang lain.

3. Hukum
Definisi hukum secara umum : himpunan peraturan yang dibuat oleh
yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat
yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai
sifat memaksadengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.(R.
Soeroso, SH)
Unsur-unsur yang terkandung dalam definisi hukum sebagai berikut :
1. peraturan dibuat oleh yang berwenang
2. tujuannya mengatur tata tertib kehidupan masyarakat
3. mempunyai ciri memerintah dan melarang
4. bersifat memaksa dan ditaati
Menurut Utrecht
Hukum merupakan himpunan petunjuk hidup – perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh
anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa itu.
Sebabnya hukum ditaati orang menurut Utrecht, yaitu:

1. Karena orang merasakan bahwa peraturan dirasakan sebagai hukum. Mereka


benar berkepentingan akan berlakunya peraturan tersebut.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 24


2. Karena orang harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman. Penerimaan
rasional itu sebagai akibat adanya sanksi-sanksi hukum supaya tidak
mendapatkan kesukaran, orang memilih untuk taat saja pada peraturan hukum
karena melanggar hukum mendapat sanksi hukum.

3. Karena masyarakat menghendakinya. Dalam kenyataannya banyak orang yang


tidak menanyakan apakah sesuatu menjadi hukum/belum. Mereka tidak
menghiraukan dan baru merasakan dan memikirkan apabila telah melanggar
hingga merasakan akibat pelanggaran tersebut. Mereka baru merasakan
adanya hukum apabila luas kepentingannya dibatasi oleh peraturan hukum
yang ada.

4. Karena adanya paksaan (sanksi) sosial. Orang merasakan malu atau khawatir
dituduh sebagai orang yang asosial apabila orang melanggar suatu kaidah
sosial/hukum.

Sedangkan tujuan hukum itu sendiri menurut:


1. Apeldoorn adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan
adil.
2. Prof. Soebekti, tujuan hukum adalah mengabdi tujuan negara yang intinya
mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya.

Hubungan Etika, Norma dan Hukum


Etika sebagai sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok
tersebut, tentunya tidak akan terlepas dari tindakan- tindakan tidak ethis.
Tindakan tidak ethis yang dimaksudkan disini adalah tindakan melanggar etika
yang berlaku dalam lingkungan kehidupan tersebut.

Etika juga tidak terlepas dari hukum urutan kebutuhan (needs theory).
Menurut kerangka berfikir Maslow, maka yang paling pokok adalah bahwa
kebutuhan jasmaniah terpenuhi terlebih dahulu, agar dapat merasakan urgensi
kebutuhan estrem dan aktualisasi diri sebagai profesional. Pendapat kontroversial
responden Kohlberg menunjukkan bahwa menipu, mencuri, berbohong adalah
tindakan etis apabila itu digunakan dalam kerangka untuk melanjutkan hidup.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 25


Selanjutnya akan dibacarakan tentang sanksi pelanggaran etika. Tindakan
pelanggaran terhadap etika seperti beberapa contoh di atas, akan menimbulkan
beberapa jenis sanksi.
 Yang pertama adalah sanksi sosial. Karena etika merupakan norma-
norma sosial yang berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat,
maka jika terjadi pelanggaran, sanksi terhadap pelanggaran tersebut
adalah sanksi sosial.

 Sedangkan yang kedua adalah sanksi hukum. Secara umum hukum


mengukur kegiatan-kegiatan etika yang kebetulan selaras-sejalan
dengan aturan hukum.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 26


I. PERAN ETIKA BISNIS DALAM KEHIDUPAN EKONOMI
Bila dikaji lebih mendalam, filsafat bukanlah ilmu yang tidak memiliki
relevansi dengan ilmu-ilmu lain. Dan filsafat tidak hanya mengawang-ngawang,
namun filsafat justru memiliki kajian yang nyata dan realistis dan tidak lepas dari
keterkaitan masalah-masalah kehidupan manusia.

Etika merupakan salah satu cabang dari filsafat yang berkaitan erat
dengan kehidupan manusia, yaitu kehidupan ekonomi. Filsafat tidak sekedar
berdialog dengan realitas social ekonomi yang ada namun juga ikut serta
menyumbangkan gagasan pemecahan permasalahan yang menyimpang didalam
dunia bisnis pada umumnya dan bisnis perbankan pada khususnya. Karna itu,
Etika bisnis berusaha menanggulangi penyimpangan-penyimpangan yang
seharusnya sejalan dengan prinsip-prinsip etika bisnis bangsa Indonesia yang
mengakar tau sistem nilai masyarakat kita. Penyimpangan dari bisnis diatas
seperti halnya, gaya penipuan yang semakin canggih seperti Mark-up pemalsuan
data, penerbitan surat berharga fiktif, praktek money laundering, saling
menjatuhkan, persaingan yang tidak sehat, uang, sogok, yang semir, kolusi
pencairan dana, pembocoran rahasia, ekspor fiktif yang menghebohan karena
merugikan negara materil maupun imateril.

Dalam pembangunan ekonomi terutama dalam dunia perbankan tidak


hanya melihat bidang organisasi, manajemen, perencanaan jangka pandang,
sistem informasi, budaya kerja, tapi yang sangat menentukan dan tidak kalah
penting dengan lainnya adalah “etika Bisnis”.

Dalam rangka mengantisipasi globalisasi di bidang perdagangan,


industri, khususnya sektor perbankan, maka sudah jelas bahwa tidak hanya segi
strategi kompetisi , organisasi, teknologi. Namun yang menyangkut bercirikan
etika bisnis yang tumbuh dan dijunjung tinggi oleh segenap lapisan masyarakat
Indonesia.

Agar bangsa Indonesia dapat bersaing dengn kompitator internasional,


maka akar etika Pancasila tetap dipetahankan bahkan diusahakan sebagai tuan
rumah yang mampu mewanai atau menjadi lokomotif etika perekonomian
nasional kita walaupun kita telah berada di ambang pintu globalisasi seperti AFTA
pada Tahun 2003 dan sejenisnya.

Pemegang peranan penting dalam rangka menghadapi era globalisasi


yang serba terbuka ini adalah manusia yang berperilaku. Sejauh mana manusia
pebisnis itu memahami etika yang benar. Bagaimana seseorang menghargi suatu
pandangan hidup yang memiliki bobot kearifan dan bagaimana seseorang
menanggapi lingkungan sekitarnya. Karena itu kalau tidak ditata dan
dikembangkan secara sadar, masalah ini tidak bisa menjadi makin kabur dan
generasi mendatang tidak tahu lagi apa yang benar dan apa yang tidak benar.

Etika merupakan instrument penting di dalam kehidupan ini, karena


etika dapat dipandang sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk
menjawab suatu pernyataan yang amat fundamental “bagaimana saya harus
hidup dan bertindak”. Etika mau membantu, agar kita lebih mampu untuk
mempertanggung jawabkan kehidupan kita. Etika bukan suatu sumber tambah

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 27


bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
Etika bisnis itu sendiri sesungguhnya mengacu pada adanya seperangkat aturan-
aturan yang berkaitan dengan “profesionalisme Code of Conduct” dan aturan
main dalam konteks profesionalisme ini dilandasi oleh pandangan-pandangan
moral tentang nilai-nilai apa yang benar dan salah.

Etika bisnis merupakan patokan atau rambu perilaku yang menentukan


apa yang baik dan yang tidak baik dalam suatu tindakan. Ia berbeda dengan
dogma agama dan juga merupakan produk hukum.
Bagi Indonesia saat ini yang sedang terlibat dalam gemuruhnya proses
pembangunan nasional atau pengembangan perekonomian nasionalnya
seyogayanya lebih memahami yang namanya etika bisnis. Arti dan esensi yang
sebenarnya etika bisnis itu bagaimana ?

Walaupun nampaknya diatas adanya pola arah perilaku yang


berlandaskan tata nilai dan norma atau ukuran yang seharusnya dilandasi
falsafah Pancasila, tetapi nampak ada penyimpangan maupun kecenderungan-
kecenderungan baru didalam pengaruh era globalisasi.

Perkembangan pembangunan ekonomi di era globalisasi ditandai


dengan terjadinya bidang kerja, ada penerbit, manajer, manajer pmasaran,
manajer keuangan, konsultan, notaries, advokat, dan pengusaha senior maupun
pengusaha muda, sehingga tampak bahwa Setelah ada deferensiasi masyarakat,
terjadi aliansi kepentingan dan kolusi kepentingan.

Penyimpangan-penyimpangan dalam bisnis sudah tidak mampu


dibendung, seperti halnya dalam dunia perbankan. Penyalahgunaan “Secret;y
Waiver” semacam surat pernyataan dari nasabah bank untuk melepaskan diri
ketentuan dari rahasia bank. Kadang ada pihak banka maupun luar bank dengan
kesewenangan menggunakan secara bebas. Secret;y Waiver sebenarnya di
Indonesia sudah bisa diterapkan dalam rangka mendapatkan kejelasan tentang
nasabah yang menunggak atau sudah bisa mempertanggung jawabkan
penggunaan kreditnya. Nasabah bank juga kadang berlindung pada undang-
undang perbankan tentang ketentuan rahasia bank.

Perbuatan-perbuatan curang juga kadang terjadi pada penilaian


(surveyor) taah dan bangunan, seperti mengatur dan merekayasan bahwa tanah
atau rumah yang akan dijadikan jaminan, namun yang ditunjuk sebenarnya tidak
sesuai dengan apa yang ada dibuku tanah atau IMB (Izin mendirikan bangunan).
Bila diamati dunia perbankan, maka ditemukan juga semakin sering menjadi
korban kejahatan akibat merebaknya korupsi, pemalsuan dan penipuan dengan
sarana komputer dalam praktek perbankan. Namun, yang paling parah adalah
adanya fenomena ketidakdisiplinan dari kejujuran pada tingkat pimpinan bank.
Bahkan justru mengadakan kolusi yang bobrok, seperti halnya memberi input
kepada nasabahnya untuk tidak melunasi hutangnya dengan cara difailitkan sisa
kekayaan yang masih ada dijual. Sebagian dari hasil kekayaan yang masih ada
dijual. Sebagian dari hasil penjualan itu diberikan sebagai gift kepada pejabat
bank. Demikian selolas yang terjadi didalam dunia percaturan ekonomi di negara
kita yang tercinta ini. Namun, sebagai insan cinta tanah airnya, sudah pasti tidak

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 28


hanya berpangku tangan melihat kejadian-kejadian yang tidak bermoral bahkan
lebih jauh melanggar aturan-aturan yang ada. Dengan sadar panggilan hati nurani
murni dan cinta tanah air itulah maka kita tidak pernah berhenti bertanya kenapa
penyimpangan-penyimpangan di atas selalu terjadi, dan bagaimana melurus-
kannya.

Evaluasi
Pelaku bisnis yang dikaitkan dengan etika adalah manusia itu sendiri.
Oleh karena manusia itu bukanlah makhluk yang berdiri sendiri yang dapay
mempertankan kediriannya tanpa ada perubahan-perubahan sikap atau
penampilan, namun ia merupakan sosok makhluk yang terdiri dari jasmani rohani,
yang mana didalamnya di samping ada yang berbentuk fisik material juga ada
immaterial, seperti akal pikiran, emosi, perasaan dan lain sebagainya. Oleh
karena itu bilamana manusia dikaitkan dengan makhluk pelaku bisnis yang
diharapkan memiliku bobot etika bisnis, maka tidak lepas dari sifat-sifat, kondisi
atau keadaan struktur masyarakatnya, yaitu corak lingkungan social politik
ekonomi dan budaya masyarakat tersebut.

Penulis tidak heran bilamana mendapat informasi tentang adanya


manusia bersifat malaikat, dalam pengertian tidak tergoda akan pengaruh-
pengaruh yag tidak bermoral apalagi menyimpang dari norma-norma yang ada
dalam suatu masyarakat. Demikian pula penulis tidaklah heran kalau di antara
pebisnis ada yag muncul sebagai koboi bank yang bersifat serakah dan sikat kiri
kanan tanpa memperdulikan rambu-rambu kesopanan maupun aturan yang ada.
Penampilan-penampilan diatas nampaknya diwarnai atau dipengaruhi oleh
beberapa factor :

Pertama :
Adalah factor dari dalam diri manusia, seperti suara hati manusia
mengalami adanya hukum dalam hati yang tidak ia ciptakan sendiri melainkan
sebagai yang harus ia taati. Suara hati itu memerintahkan manusia untuk
mencintai dan melaksanakan apa yang baik dan menolak apa yang jahat. Bagi
orang yang beriman, manusia mengalami dalam suatu hati seorang diri berada
bersama dengan tuhan yang selalu menyapanya. Ada juga manusia yang
menentang suara hatinya, menguburkan dalam-dalam teriakan suara hatinya
yang terdalam untuk menampilkan suatu perilaku yang tidak terpuji.

Karena manusia tersebut suara hatinya tidak menggetarkan dirinya


untuk berbuat sesuatu yang baik karena ia telah menjadi tumpul karena
kebiasaan berdosa.

Faktor ke dua :
adalah melalui budaya seperti halnya alat-alat atau teknologi, yang
mana tidak satu unsur pribadi manusia yang luput dari pengaruh teknik.
Kemudian selanjutnya adanya “etos” masyarakat yaitu kompleks kebiasaan dan
sikap-sikap manusia terhadap waktu, alam dan kerja.

Secara sosiologis etika bisnis merupakan salah satu produk social,


merupakan produk lingkungannya. jadi atas dasar hal itu dapat kita katakan
bahwa mau tidak mau lingkungan social, politik, ekonomi, budaya dari suatu

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 29


masyarakat jelas berpengaruh terhadap bagaimana arti, bentuk dan penerapan
etika bisnisnya.

Factor lain adalah sangat “inti” karena menyangkut hati dari


kebudayaan. Yaitu pemahaman dari masyarakatcara bagaimana menafsirkan
dirinya, sejarah dan tujuannya.

Lapisan yang mempengaruhi di sini adalah paham-paham atau


keyakinan seseorang sehingga berpikir dan bertindak selalu berusaha sesuai
dengan isme-isme yang melatar belakangi dari pihak pelaku bisnis.
Pengaruh lain yang dirasakan dahsat adalah karena adanya era globalisasi yang
sangat derasis merubah pembangunan yang bercirikan agraris menjadi industrial
area. Bahkan proses pembangunan membuat unsur perubahan tidak saja
perubahan fisik tetapi juga perubahan dalam sistem nilai.

Bagaimanapun dahsatnya pengaruh di atas yang memiliki potensi


untuk merubah pendirian pelaku bisnis. Namun yang patut dicamkan bahwasanya
seseorang atau suatu masyarakat yang sudah siap dan sadar akan posisi dirinya,
maka seorang pengusaha atau seorang bankir selalu menempatkan dirinya pada
dua sisi, yakni ; mentalitas dan aspek profesionalisme.

Pada prinsipnya profesionalisme juga tidak terlepas dari prinsip-prinsip


atau bankir harus yakin bahwa ia sebagai hamba Allah, berperilaku social yakin
bahwa ia sebagai hamba Allah, berperilaku social yakni ia utuk kepentingan
usaha dagangnya. Ini menyangkut urusan mental. Sebagaimana yang diuraikan
oleh Immanuel Kant, tentang mentalitas dewasa ini, sikap hidup hedonistic dan
kerakusan merebut peluang cukup menclok. Demi kesenangan dan kepentingan
pribadi atau kelompok.

Disadari oleh kant bahwa sukar menetapkan perilaku seseorang di


dalam menjalankan suatu tindakan, apakah itu dapat dinilai moralitas atau justru
tidak memiliki bobot moralitas. Karena yang kita amati hanyalah apa yang secara
lahiriah belaka. Oleh karena itu dengan tegas kant mengatakan bahwa “hanya
Allah mampu melihat bahwa tekad batin kita adalah moral dan murni”.
Pelaku bisnis diberbagai lapangan, nampaknya masih jauh dari harapan bilamana
perlaku bisnis akan ditempatkan pada posisi makhluk sadar akan kewajibannya
sebagai dasar tindakan moral sebagaimana Kant mengatakan bahwa seseorang
dianggap moralist dimana tindakannya benar-benar sesuai dengan kewajiban
(auspt licht). Tindakan tersebut tidak didasari oleh karena adanya kecenderungan
spontan atau selera pribadi, melainkan landasan tindakan itu demi kewajiban
semata-mata, inilah tindakan yang baik. Baik pada dirinya sendiri(baik an sich).

Penulis masih berkesimpulan bahwa di Indonesia masih sukar


diterapkan konsep moral dan etika Immanuel kant didalam paham imperatif
katagoris ini didala dunia bisnis. Factor-faktor yang tidak dapat mewujudkannya
karenan beberapa factor yang mempengaruhi pelaku bisnis. Factor-faktor yang
tidak dapat mewujudkannya karena beberapa factor yang mempengaruhi pelaku
bisnis tersebut. Walaupun tidak semua pebisnis demikian, tetapi pada umumya
mereka masih bertindak karena adanya kepentingan sendiri, pertimbangan utung

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 30


rugi, atau tidakan mereka hanya berusaha menyeseuaikan hukum, agar tidak
dikategrikan melanggar hukum.

Di sinilah perlunya perhatian kita terhadap makhluk pebisnis tidak


hanya diperhatikan bobot keerampilannya, tetapi benar-benar menyadari
keberadaan dan fungsinya. Mereka harus menyadari bahwa kepercayaan dari
pemerintah dan rakyat harus dipelihara. Seperti diberinya izin berarti pemerintah
mempercayai kepada pemilik bank untuk menarik dan mengelola dana-dana
masyarakat. Kalau mereka gunakan dana bank utuk kelompoknya sendiri, itu
sama juga merampok negara. Janganlah pemilik bank cenderung menganggap
bank adalah kasir mereka dapat di tarik kapan saja untuk kepentingan usaha
sendiri. Mental semacam ini terus menghinggapi bank sampai sekarang.
Menurut hasil riset info bank selama ini menunjukkan, remuknya bank karena
diperas habis-habisan oleh pemilik dan bankirnya sendiri.

Saran-saran
Kegiatan bisnis pada hakekatnya merupakan simbol kehidupan yang
dinamis bagi manusia yang memfungsikan jiwa, akal pikiran dan panca inderanya
untuk mengantisipasi keberlangsungan keberadaan makhluk yang berpikir
didalam suatu konstalasi suasana ruang waktu yang saling terkait.
Dalam rangka mengarungi bahtera yang penuh gelobang dan tantangan,
terutama menjelang era globalisasi, maka makhluk pelaku bisnis dan orang-orang
yang terkait di tanah air yang tercinta ini, kiranya memperhatikan saran-saran
penulis di bawah ini.

Sebagai bahan pertimbangan untuk meniti karier dalam dunia bisnis


pada umumya dan khususnya dalam dunia bisnis pada umumnya dan khususnya
dalam dunia bisnis industi perbankan:

1. Setiap individu yang terlibat langsung dalam sutu kegiatan bisnis. Seharusnya
meyakini dirinya bahwa ia bersikap kritis-bijak yaitu adan landasan etika bisnis
yang selalu mewarnai setiap buah pikiran, sikap dan performansnya.
Seseorang bankir harus bisa membedakan posisi bank dengan perusahaan.
Bangir menghadapi dan pengelolah uang. Pendekatan oprasinya harus penuh
dengan kehati-hatian. Oleh karena itu persaingan dala dunia pebankan, tidak
hanya pada moral dan asset dan harus besar, atau ROA (retur on eferage
assets) dan ROE (Return on Everage Equity) nya harus tumbuh membumbug,
tetapi tidan kalah pentingnya adalah bank dan bankir harus menyesuaikan
etika perbankan sebagai bankir. Oleh karena itu hendaknya mulai sekarang
para pelaku bisnis berlatih keras untuk meningkatkan kesadaran moral, tidak
lagi bertindak dengan dasar selera pribadi atau tindakan sekedar
menyesuaikan hukum, melainkan landasan tindakan itu demi kewajiban
semata-mata. Walaupun itu memang diakui suatu perjuangan yang pahit tetapi
mulia.

Bilamana sikap mentalitas imperatif kategoris Immanuel Kant dapat


diterapkan didalam dunia bisnis, maka pelanggaran etika apalagi pelaggaran
hukum dapat dikikis sedikit demi sedikit.

Penyebab utama adalah semakin mudah para birokrat “untuk main

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 31


mata” untuk berbagai nikmat dari hasil pelanggaran etika, ini dikarenakan
kaburnya pengertian dan criteria, yang mana etis dan tida etis, ukurannya
sudah terlampau buram.

Seseorang yang memiliki kemauan moral, bila ia seorang bawahan


maka ia berani memberi pertimbangan “kalau perlu menolak dan bahka
berhenti”, bila hal yang bertentangan dengan kode etik perbankan masih saja
digelindingkan oleh pimpinannya. Seperti halnya disuruh membuat promosi
ikhwal pelayanan bank dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, atau
penyinggung bank lain.

2. Perlunya pembinaan terhadap calon pebisnis dan para bankir maupun yang
akan memasukkan dunia perbankan tentang pemikiran yang luas dan
cakrawala berpikir yang menyeluruh. Peningkaan cara berfikir makro sebelum
mikro . Penulis melihat banyak hambatan bahkan merusak pembangunan
nasional dan merugikan bank nasional, tidak hanya bertentangan dengan
moral pancasila, khususnya dengan sila ke lima, ke adilan social. Karena
individu-individu yang mementingkan diri sendiri dengan memperkaya diri atas
beban bank. Sebagaimana kita ketahui bahwa bank ialah suatu usaha jasa,
yang modal utamanya terdiri dari kepercayaan. Oleh karena itu, yang harus
melekat pada setiap keputusan dan langkah adalah “kepentingan masyarakat
di atas kepentingan pribadi”. Seorang bankir tidak mudah dirasuki oleh paham
yang serba materi. Yang mana pertimbangan materialistic selalu menjadi
penggerak keputusannya. Konkritnya adalah janganlah menjadi bankir yang
materialistic sehingga mudah berpindah dari suatu bank ke bank yang lain,
yang dampaknya sangat mengganggu dunia perbankan karena akan
menciptakan kemudahan budaya “bajak membajak bankir”

3. Perlu ditumbuh kembangkan keterbukaan dan budaya malu. Harus ada


terobosan yang dapat ditempuh. Keterbukaan bank sangat dibutuhkan
untuk membuka sesuai batas yang ada, namun sudah mampu menjadi bahan
potensi untuk memaklumkan debitur nakal, sebab kalau tidak, keadaan bank
tidak sehat akan begini terus. Ada kredit macet perlu diekspos, tidak perlu
ditutupi. Sehingga biamana dibiarkan demikian, maka suatu waktu bank itu Go
Public, dapat duit bursa. Kemudian duit masyarakat inilah yang digunakan
untuk menutupi kerugian yang disebabkan debitur yang punya kredit macet
tadi.

4. Sebagaimana tulisan sebelum menyatakan bahwa pada dasarnya makhluk


pebisnis tetaplah manusia bukan malaikat. Sehingga tidak lepas
dari kebutuhan manusia yang meruang dan mewaktu. Ia memiliki
pemahaman-pemahaman etika dan moral bahkan semua aturan yang
terkandung di dalam butir-butir keramat sila-sila Pancasila di luar menyuap
untuk menunjang kelanjutan hidupnya terancam bahkan ada gejala macet
dalam kelanjutan kehidupannya maka dalam keadaan tersebut mereka mudah
sekali keluar dari sistem yang legal untuk menabrakrambu-rambu kesopanan,
bahkan meningkat ke pelanggaran hukum. Oleh karena itu sangat diperiori-
taskan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pegawai negeri,
atau birokrat yang sangat banyak pera nannya dalam hal urusan dunia
perbankan maupun dunia ekonomi lainnya.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 32


Penulis sangat prihatin tentang hasil survei luar negeri terbukti yang
mengatakan bahwa “gaji pegawai negeri di Indonesia rata-rata hanya cukup
untuk hidup selama 10 (sepuluh) hari saja”. Pertanyaannya adalah 20 (dua
puluh) hari itu ? tidak mungkin menjadi malaikat yang tidak butuh papan
sandang dan pangan. Sehingga jalan keluarnya ada ngobyek kiri kanan.
Lantas muncullah ekonomi biaya yang tinggi. Kalau dia dibagian perizinan /
birokrasi biasanyabanyak tambahan [unthe table] sehinga mengakibat-kan
pengusaha asing /investormengundukan diri karena „high cost‟ yang tidak
termasuk kalkulasi. Namun penulis juga menyadari bahwa kenaikan gaji yang
berlipat-lipat tidaklah menjadi jaminan ampuh untuk ngerem kerakusan dalam
uatu dunia bisnis .godaan yang bergemuru dalam diri manusia ditambah
dengan pengaruh kehidupan gemerlapan yang over acting kadang bembuat
bankirTIDA tahan mental dan tidak kuat menahan godaan sogokan, suap
[bribery]. Seprti hundoro b halim menyuap oknum tim pemeriksa bank
Indonesia [BI] sebesar Rp 60.000.000.000,- [enam puluh miliar ] sehingga
bank Indonesia hanya mengusulkan agar bank berniagaan [mengganti
manajemennya]. Untuk sementara hundoro aman [infobank Edisi khusus juni
No.211/1997].

5. Melihat sosok manusia beseta perilaku seharianya tidaklah selalu gambaran


yang sebenarnya.karna memang manusia itu sendiri adalah mahluk
misteri.Kadang dikira sabar,taat,saleh ternyata pembobol bank atau koboi
bank.Demikian pula sebaliknya,nampaknya nakal,seram tidak mudah senyum,
namun sangat jujur dan mudah dipercaya.Ada benarnya pepata yang
mengatakan”Dalamnya laut dapat diukur tetapi hati orang sukar ditebak”. Yang
tahu hanyalah dirinya dan Tuhan Pencipta alam semesta ini.

6. Dalam hal memperbaiki kondisi seseorang terutama menunjang untuk menjadi


manusia pengelola usaha, pebisnis yang mental pancasilais dan
profesional namun tetap harus ada perangkat perangkat untuk mengawasi
seseorang.Seperti halnya para pengawas; ;disini sangat diharap Dewan
komisaris,jangan kelompok ini justru dibayar murah,datang seenaknya, tidak
ada ruang atau sekedar pajangan person saja, bahkan lebih para lagi bila
mana dewan pengawas atau dewan komisaris tidak memahami seluk beluk
dunia perbankan.

7. Perlu penambahan Dewan audit karna ini juga berfungsi sebagai dewan
pengawas juga pengawas dengan sistm yang bersifat stuktural yakni
unit pengawasan intern. Kiranya juga sudah saatnya ditinjau lebih gigih lagi
tenteng masih suburnya pengaruh nepotisme dalam dunia perbankan yang
pada hakikatnya membuat lemah sistim pengawasan.

8. Adalah: Penegakan hukum. Penulis menyadari bahwa etika bisnis tidak meiliki
bobot potensi sanksi.Namun yang ada hanyalah sekedar panggilan
hati nurani justru sebenarnya bilamana hati nurani yang mengutuk dan
mengukum maka terasa lebih membekas dan membuat orang yang tidak
menaati peradilan moral itu tidak dipercayai oleh diriny sendiri. Inilah hukum
yang menurut penulis yang sangat sadis bila mana seseorang tidak dipercayai
oleh dirinya sendiri. Inilah hukum yang menurut penulis yang sangat sadis bila

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 33


mana seseorang tidak dipercayai oleh dirinya sendiri. Oleh karna itu,
pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat yang melembaga secara
bertahap dan sistimatis mengadakan pembinaan mental bangsa yang akan
menjadi asset pembangunan diberbagai bidang. Walaupun pada prinsipnya
bangsa Indonesia telah kaya akan nilai-nilai moral yang dapat dijadikan
sebagai dasar materi pembinaan, namun tidaklah salah bilamana juga
membuka diri dan wawasan dari nilai-nilai yang datangnya dari luar seperti
halnya nilai-nilai yang ada di dalam ajaran Immanuel Kant tentang imperatif
kategoris.

9. Sebenarnya dengan amat berat kesepakatan suatu masyarakat untuk


menciptakan suatu aturan bersama yang harus ditaati oleh warga dan
penguasanya. Sebab, aturan tersebut, memiliki bobot sanksi bagi
pelanggarnya dengan tidak pandang bulu.

10. Kode etik adalah “seperangkat nilai yang bias mengefektifkan peraturan antara
karyawan dan atasan” pada akhirnya sanksi-sanksi menyangkut pelanggaran
kode etik tersebut, harus dikembalikan pada masing-masing bank.

11. Hukum memiliki cirri khas yang tegas dan tidak hanya membiarkan sesuatu
kerusakan, kejahatan atau pelanggaran rambu-rambu kiri dan kanan tanpa
ada sanksinya. Oleh karena itu, pemerintah tidak hanya perlu political will,
namun yang perlu adalah commitmen will.

12. Moralitas yang mengarah ke korupsi karna tidak malu menyalahgunakan


wewenang. Sebenarnya pejabat tidak perlu melakukan korupsi karena telah
memiliki modal dasar, yaitu sumpah jabatan. Dasar moral juga harus memiliki
pimpinan informal atau pimpinan agama, sehingga dasar moral ini harus selalu
ditumbuhkan.

13. Perlu disamak keputusan organisasi kerjasama ekonomi pembangunan


[organization for economic cooperation and development-oecd ]yang telah
menyetujui diberlakukanya undang-undang anti penyuapan (bibery).
Berdasarkan undang-undang itu sertiap perusahaan multi nasional yang
terbukti melakukan penyuapan atau kolusi untuk menda-patkan sebuah proyek
dapat diajukan ke pengadilan .

14. Sebernarnya di Indonesia soal pemberantasan korupsi cukup memadai.


Peraturan itu kita jadikan base,tetapi yang penting adalah penegak hukum.
Dalam hal emforcement,jaksa harus menindak koruptor,polisi juga
dilibatkan,pers diberi kebebasan.Pokoknya berbagai bidang atau total foot ball,
semua harus disentuh. Juga tidak cukup budaya malu, tetapi juga harus
ditumbuhkan budaya bersalah. Keter-bukaan dan usaha menghindari kolusi,
korupsi maupun nepotisme akan sangat membantu tumbuhnya perbaikan
dunia bisnis terutama dunia perbankan. Usaha tersebut merupakan salah satu
inti perjuangan daripada apa yang disebut “reformasi total”.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 34


BAB III
SARAN DAN KESIMPULAN
Menurut Pendapat Saya :
 Saran :
Etika perlu dibarengi dengan sifat kepemimpinan karena sangat perlu
dalam proses Pengembangan jati diri seorang pemimpin dalam setiap
organisasi baik di perusahaan maupun diluar perusahaan.

 Kesimpulan :
Etika adalah Suatu Sikap yang baik yang mampu membuat seseorang
dapat melihat jati dirinya didalam tubuhnya dan sikap yang mampu
menjadikan seseorang sebagai perilaku yang baik di lingkungannya.

TUGAS OM 14 ( MAKALAH TENTANG ETIKA ) ASRI AWALUDDIN Page 35

Anda mungkin juga menyukai