Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN OBSERVASI

PELAKSANAAN MANAJEMEN SEKOLAH DI SANGGAR KEGIATAN


BELAJAR (SKB) KOTA SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Sekolah

Disusun Oleh :

1. Nely Afsari (71014152xx)


2. Euis Fitriani (71014152xx)
3. Siti Humaidah (71014152xx)
4. Tanti Vidayanti (7101415343)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2016PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan hasil observasi di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
Kota Semarang Laporan observasi ini diharapkan dapat menambah wawasan yang
berhubungan dengan pelaksanaan manajemen sekolah.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen


Sekolah. Laporan ini mengacu pada pengamatan lapangan dan buku-buku yang
berkaitan dengan tujuan observasi. Laporan ini sangat penting bagi pembaca,
karena berisi tentang pelaksanaan manajemen sekolah, yang nantinya bisa
menjadi pandangan hidup bagi pembaca, khususnya calon pendidik dan
pengembang kurikulum.

Kami menyadari bahwa pendidikan sangat penting dan harus diperhatikan,


apalagi proses pedidikan yang diutamakan pada praktik dan projek, menuntut
adanya kurikulum dan tenaga pendidik yang benar-benar paham akan kebutuhan
mereka. Oleh karena itu, adanya observasi di sekolah khususnya di perguruan
tinggi perlu dilakukan, terkhusus untuk para calon pendidik dan pengembang
kurikulum. Kami sebagai mahasiswa merasa berkewajiban pula menyumbangkan
pikiran kami untuk sekadar menambah masukan yang kami peroleh dari hasil
observasi yang ada hubungannya dengan judul tersebut.

Kami juga menyadari bahwa laporan ini belum mencapai kesempurnaan,


masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Maka dari itu, kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar
dapat digunakan sebagai perbaikan dalam penulisan laporan yang kami buat
selanjutnya.

Akhirnya kami sebagai penyusun berharap, semoga laporan observasi


kami dapat menambah wawasan kepada kami pada khususnya dan kepada para
pembaca pada umumnya.

Semarang, 18 November 2016

Penulis,

1
DAFTAR ISI

PRAKATA..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................
.................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1.....................................................................................................................L
atar Belakang.................................................................................................... 1
1.2.....................................................................................................................R
umusan Masalah............................................................................................... 1
1.3.....................................................................................................................T
ujuan Observasi................................................................................................ 1
1.4.....................................................................................................................M
anfaat Observasi................................................................................................1
BAB II METODE OBSERVASI........................................................................... 2
2.1 Metode Observasi.............................................................................................
2.2 Waktu Pelaksanaan........................................................................................... 2
2.2 Tempat Observasi..............................................................................................3
2.3 Informan........................................................................................................... 3
BAB III LANDASAN TEORI DAN HASIL OBSERVASI ..............................4
3.1 Landasan Teori.................................................................................................. 4
3.2 Hasil Observasi.................................................................................................
.................................................................................................................................
10
BAB IV PENUTUP................................................................................................
.................................................................................................................................
12
4.1 Simpulan............................................................................................................
.................................................................................................................................
12
4.2 Saran..................................................................................................................
.................................................................................................................................
12

2
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
.................................................................................................................................
13
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................
.................................................................................................................................
14

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Sekolah merupakan lingkungan yang sangat kompleks dan penting bagi
masyarakat. Berlangsungnya kegiatan-kegiatan di sekolah terutama kegiatan
belajar mengajar, serta eksistensi sekolah itu sangat dipengaruhi oleh manajemen
sekolahnya. Manajemen sekolah merupakan prosedur tindakan untuk menertibkan
sekolah agar proses pembelajaran berjalan lancar.
Manajemen sekolah ini sangat berperan penting dalam kegiatan
persekolahan, baik sekolah formal maupun non formal. Kegiatan persekolahan
jika dikelola dengan manajemen yang baik, maka tujuan yang diharapkan oleh
sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Namun, dalam kenyataannya
masih banyak sekolah yang tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan karena
adanya pengelolaan atau manajemen sekolah yang kurang baik. Jadi, manajemen
sekolah sangat berpengaruh terhadap hasil dan baik buruknya kualitas sekolah.
Oleh karena itu, kami akan membahas mengenai manajemen sekolah dari
sekolah yang telah kami observasi, yaitu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) untuk
mengetahui bagaimana manajemen sekolah yang dilakukan di SKB ini.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Semarang?
2. Bagaimana struktur organisasi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota
Semarang?
3. Bagaimana manajemen sekolah (kurikulum, peserta didik, anggaran,
personalia, hubungan masyarakat, layanan khusus, serta sarana dan
prasarana) di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Semarang?

1. 3 Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui profil Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota
Semarang.
2. Untuk mengetahui struktur organisasi Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) Kota Semarang.
3. Untuk mengetahui manajemen sekolah (kurikulum, peserta didik,
anggaran, personalia, hubungan masyarakat, layanan khusus, serta sarana
dan prasarana) di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Semarang.

1. 4 Manfaat Observasi

1
Dengan adanya laporan observasi ini, para pembaca diharapkan dapat
memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen sekolah,
komponen-komponen manajemen sekolah dan manajemen terhadap komponen-
komponen sekolah di SKB Kota Semarang.

2
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah bagaimana secara berurut suatu penelitian yang


dilakukan yaitu dengan alat apa dan prosedur bagimana suatu penelitian dilakukan
(Nazir 2005:44).
Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
pengumpulan data. Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data (Arikunto, 1997: 138). Teknik pengumpulan yang kelompok
kami lakukan adalah metode wawancara. Wawancara adalah suatu metode
pengumpulan data dengan jalan mendapatkan informasi dengan bertanya langsung
dengan responden (Yuniawan 2012: 60).
Dalam metode wawancara ini, penulis membuat pedoman wawancara sebelum
melaksanakan kegiatan wawancara dengan tahapan berikut:
1. Persiapan, dengan menentukan tujuan, menentukan pertanyaan,
menentukan responden, menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara, dan
mengadakan hubungan dengan responden.
2. Pelaksanaan, dengan memberikan pertanyaan kepada responden yang
dibutuhkan dan berkaitan dengan manajemen sekolah dalam rangka
mengumpulkan informasi dan mengadakan wawancara.
3. Penutup, dengan menyusun laporan wawancara, evaluasi tentang
pelaksanaan wawancara dan mengadakan diskusi tentang hal-hal yang
dianggap penting dari pelaksanaan wawancara.
Observasi dilakukan dengan mewawancarai Kasubag TU SKB, perwakilan
wali murid, dan beberapa siswa. Selain dengan wawancara, observasi dilakukan
juga dengan pengamatan ke kelas untuk mengetahui terkait dengan fasilitas yang
disediakan.

2.2 Waktu Pelaksanaan


Kami melakukan observasi pada hari Kamis, 10 November 2016.

3
2.3 Tempat Observasi
Kami melakukan observasi di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota
Semarang, jalan Raya Ungaran Gunung Pati Km. 5 Semarang, Jawa Tengah.

2.4 Informan
Informan pada observasi kami adalah Suryana, S. IP. Beliau adalah Kasubag
TU di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Semarang.

BAB III

4
LANDASAN TEORI DAN HASIL OBSERVASI
3.1 Landasan Teori
Manajemen sekolah pada dasarnya merupakan aplikasi dari ilmu
manajemen dalam kegiatan persekolahan. Manakala kegiatan persekolahan
dikelola secara baik, maka tujuan sekolah yang diharapkan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Hal ini penting dalam implementasi manajemen berbasis
sekolah adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri.
Fungsi manajemen sekolah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan manajemen
sekolah. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan
baik dalam rangka manajemen berbasis sekolah yaitu di bidang kurikulum,
kesiswaan, personalia, keuangan, pelayanan khusus, sarana dan prasarana serta
hubungan masyarakat.
Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secacra kontinu
terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan)
agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien,
demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen personalia adalah suatu proses yang menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja
lainnya dalam bidang pendidikan, untuk dapat menunjang aktivitas bidang
pendidikan demi mencapapi tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen anggaran merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh,
serta pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolah, sehingga
kegiatan operasional sekolah semakin efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen hubungan dengan masyarakat adalah seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguh-
sungguh, serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati masyarakat
pada umumnya serta dari publiknya pada khususnya sehingga kegiatan

5
operasional sekolah semakin efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Manajemen layanan khusus adalah manajemen yang meliputi manajemen
perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen-
komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.
Manajemen sarana dan prasarana adalah manajemen yang menyediakan
fasilitas untuk kepentingan seluruh warga sekolah berdasarkan biaya operasional
yag telah disediakan demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

3.2 Hasil Observasi


A. Profil Lembaga
Nama sekolah : Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Semarang.
Alamat sekolah : Jl. Raya Ungaran Gunung Pati Km. 5 Semarang,
50226, Jawa Tengah.
No.Telp sekolah : 0246926197
Nama kepala sekolah : Dra. Nurhayati, M.Pd.
Email : skb_kotasemarang@yahoo.co.id
Website : www.skbsemarang.com

Visi:

Terwujudnya masyarakat gemar belajar, bekerja dan berusaha,


sehingga tercipta masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, sehat, berakhlak
mulia, dan mampu menghadapi tantangan global.

Misi:

a. Mewujudkan pemerataan dan mutu penyelenggaraan Program Anak Usia


Dini (PAUD) melalui kegiatan perawatan kesehatan, pemberian gizi yang
memadai dan mengembangkan psiko sosialnya.
b. Mewujudkan pemerataan dan mutu penyelenggaraan Program Pendidikan
Non Formal yang berbasis pada kebutuhan belajar masyarakat dan pasar.
c. Mewujudkan pemerataan dan mutu penyelenggaraan program pemuda
yang berorientasi pada peningkatan wawasan kebangsaan, keimanan dan
kemandirian.
d. Mewujudkan pemerataan dan mutu penyelenggaraan pendidikan bagi
perempuan yang terbelakang.

6
e. Memenuhi jumlah dan mutu tenaga kependidikan PNF serta memperkuat
kemampuan UPT dan UPTD Pendidikan Non Formal (PNF).

B. Struktur Organisasi

Kepala UPTD SKB Kota Semarang

Urusan
Administrasi (TU)

Kel. Pamong Belajar (Tenaga Fungsional)

C. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan kami mendapatkan data-


data mengenai manajemen sekolah di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota
Semarang, diantaranya sebagai berikut:

1. Manajemen Bidang Kurikulum


Manajemen kurikulum di SKB Kota Semarang menggunakan KTSP 2006
yang dibawahi oleh KEMENDIKBUD Direktorat Jendral PAUD dan Dikmas.
Secara umum pelaksanaan kurikulum disekolah ini hampir sama dengan sekolah
formal. Di SKB Kota Semarag terdapat program kesetaraan yang terdiri atas
pendidikan setara SMP (Kejar Paket B), pendidikan setara SMA (Kejar Paket C),
serta program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Selain itu juga terdapat
kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya kursus komputer, kursus menjahit, kursus
tata rias atau kecantikan, kursus membatik, dan pramuka. Setiap siswa diwajibkan
mengikuti satu ekstrakurikuler.
Proses kegiatan belajar di SKB Kota Semarang berlangsung selama lima
hari, yaitu dari hari senin sampai dengan hari jumat. Di hari senin sampai dengan
hari kamis siswa SKB Kota Semarang masuk pukul 07.30 WIB dan pulang pukul
12.30 WIB. Sedangkan pada hari jumat, siswa masuk pada pukul 07.30 WIB dan

7
pulang pukul 11.00 WIB. Proses belajar mengajar di SKB Kota Semarang hampir
sama dengan sekolah formal, siswa akan dibimbing oleh seorang guru yang
disebut dengan Pamong belajar (Pabel), serta terdapat Guru Tidak Tetap (GTT)
yang disebut Tutor. Pamong dan tutor memiliki fungsi yang sama dengan guru-
guru yang mengajar di sekolah formal.
Pada lembaga PAUD hampir sama dengan lembaga PAUD lainnya, hanya
saja paud di SKB Kota Semarang siswanya diklasifikasikan berdasarkan umur
sehingga dalam proses pembelajaran dan interaksi antar siswa lebih aman, efektif,
dan efisien.

2. Manajemen Peserta Didik


Peserta didik di SKB Kota Semarang terdiri dari siswa PAUD, paket B
(setara dengan SMP), paket C (setara dengan SMA). Jumlah siswa ini terdiri dari
30 siswa PAUD, dan 200 siswa dari paket B dan paket C. Setiap tutor mengajar
satu kelas, paket B terdapat 3 kelas, begitupun dengan paket C. Biasanya setiap
kelas terdiri dari 10 siswa. Sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien. Siswa
SKB tidak harus menggunakan seragam, yang penting berpakaian bersih dan rapi.
Permasalahan yang sering ditemukan dari siswa SKB Kota Semarang
adalah sulitnya untuk mendisiplinkan siswanya untuk kegiatan upacara pagi yang
dilakukan setiap hari senin. Menurut bapak Suryana selaku Kasubag TU SKB
Kota Semarang dari seluruh jumlah siswa yang sadar pentingnya pelaksanaan
upacara pagi hanya berkisar 50%. Sementara 50% lainnya, pamong belajar dan
tutor harus turun tangan untuk mengarahkan siswanya agar ikut kegiatan upacara
pagi. Siswa yang melanggar ketentuan dari sekolah, maka akan mendapatkan
bimbingan langsung dari pamong belajar maupun tutor.
Siswa di SKB Kota Semarang terbagi menjadi dua, yaitu siswa regular dan
siswa yang bekerja. Perbedaannya dari kedua siswa tersebut adalah siswa regular
masuk lima hari (senin-jumat) dan diwajibkan untuk datang setiap hati serta
jumlah SPP yang harus dibayarkan sejumlah Rp.25.000 per bulan. Sedangkan
untuk siswa yang bekerja, siswa tidak harus berangkat setiap hari, namun ketika
ada ujian tengah semester maupun ujian akhir semester siswa tersebut harus
berangkat, dan siswa etrsebut harus belajar sendiri, bebas tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler seperti siswa regular, serta siswa tersebut juga dikenakan
SPP yang lebih besar, yaitu sebesar Rp.50.000 per bulan.

8
Pelaksanaan dan prosedur peneriman peserta didik baru di SKB Kota
Semarang adalah siswa baru harus mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi
syarat-syarat pendaftaran, meliputi:
a) Fotokopi ijazah terakhir yang dilegalisir,
b) Fotokopi akte kelahiran,
c) Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar,
d) Mengisi formulir pendaftaran,
e) Rapor asli dan fotokopi rapor yang dilegalisir dari sekolah asal
(pindahan),
f) Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp.25.000,
g) Mengumpulkan berkas ke alamat: SKB Kota Semarang, Jl. Raya
Ungaran Gunung Pati Km. 5 Semarang, email:
skb_kotasemarang@yahoo.co.id.

3. Manajemen Anggaran
SKB Kota Semarang mendapatkan anggaran dari pemerintah
(KEMENDIKBUD Direktorat Jendral PAUD dan Dikmas), APBD Kota
Semarang, biaya SPP, dan masyarakat umum. Anggaran dana dari pemerintah
didapat satu tahun sekali, namun jumlahnya masih sedikit, karena dana tersebut
didapatkan sesuai dengan jumlah siswa paket B dan siswa paket C. Dana tersebut
dialokasikan untuk pelaksanaan program ekstrakurikuler seperti kursus komputer,
kursus menjahit, kursus tata rias atau kecantikan, kursus membatik, dan pramuka.
Menurut Bapak Suryana selaku Kasubag TU SKB Kota Semarang, anggaran
biaya yang dialokasikan untuk biaya air, listrik dan telepon, serta penggajian tutor
berasal dari APBD Kota Semarang.
Biaya SPP yang didapatkan tiap bulan dari masing-masing siswa, sebesar
Rp.25.000 untuk siswa regular dan Rp.50.000 untuk siswa yang bekerja.
Anggaran sekolah juga diperoleh dari masyarakat umum yang mengikuti program
kursus yang disediakan SKB Kota Semarang. Selain untuk menambah
keterampilan, program kursus ini juga dapat menambah anggaran untuk biaya
operasional bagi SKB Kota Semarang.
Saat ini, SKB Kota Semarang belum mendapatkan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah. Karena biaya BOS hanya diberikan
untuk satuan pendidikan, sedangkan SKB Kota Semarang masih dalam proses
menjadi satuan pendidikan. Sehingga masih dalam proses untuk setara dengan
sekolah formal.

9
Dana yang berasal dari pemerintah, SKB akan membuat pelaporan (SPJ)
dari setiap pencairan dana. Sehingga setiap ingin mencairkan dana setiap kurun
waktu satu tahun akan dibuat pelaporan per termin (3 bulan). Setelah disepakati
termin yang ditetapkan, lalu mendapat dana dan membuat SPJ, apabila SPJ
kurang dari 75 % maka tidak bisa kembali mengambil dana. SPJ dapat diajukan
jika uang yang diambil sudah terserap minimal 75 % dan maksimal 100 %,
sehingga tidak ada dana yang tersisa lalu dapat mengambil dana untuk termin
berikutnya. Pelaporan dana dari SKB Kota Semarang ke Dinas Pendidikan Kota
Semarang.

4. Manajemen Personalia
Guru atau yang disebut Pamong belajar pada SKB Kota Semarang
ditempatkan oleh pemerintah pusat Kota Semarang melalui Badan Kepegawaian
Daerah berdasarkan surat keputusan pemerintah berdasarkan ijazah yang sejalur
dan telah menjadi pegawai sebelumnya. Penerimaannya harus sesuai dengan
pengumuman. Sedangkan guru tidak tetap atau yang disebut tutor, SKB Kota
Semarang mencari sendiri sesuai dengan kebutuhan SKB Kota Semarang,
berdasarkan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Tutor (tenaga
kependidikan) SKB Kota Semarang untuk program pendidikan kesetaraan adalah
mereka yang mempunyai ijazah minimal D4 dan mereka mengajar sesuai dengan
ijazah mereka, misal mereka lulusan dari matematika maka mereka harus
mengajar matematika agar pembelajaran efektif dan efisien. Selain itu, bagi
lulusan SMA tidak diperbolehkan untuk mengajar pendidikan setara SMA (Kejar
Paket C).

5. Manajemen Hubungan Masyarakat


Manajemen hubungan masyarakat SKB Kota Semarang dengan
masyarakat setempat dapat dikatakan berjalan baik. Pihak humas SKB
mensosialisasikan program-program SKB ke masyarakat dari mulut ke mulut dan
dengan mengadakan pertemuan di balai RT maupun kantor desa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya system kerjasama program yang dilakukan oleh
SKB dengan masyarakat sekitar lingkungan SKB. PAUD, kesetaraan dan
pelatihan merupakan program-program yang mampu mendasari adanya hubungan
baik antara masyarakat dengan SKB. adanya hubungan baik antara masyarakat

10
dengan SKB mampu berdampak positif bagi perkembangan kognitif maupun
mental dari warga belajar. Sehingga dapat tercipta interaksi yang baik antara
masyarakat, tutor, maupun pamong belajar.
SKB Kota Semarang sudah bekerja sama dengan Sari Garment Ungaran.
Kerja sama ini dilakukan agar siswa lulusan SKB dapat diterima kerja dengan
mudah. Selain itu, SKB Kota Semarang juga pernah bekerja sama dengan
melibatkan masyarakat dalam program tata kecantikan, yaitu dengan 10 orang
yang diambil dari siswa SKB Kota Semarang dan 10 orang yang diambil dari
masyarakat umum. Selain itu, SKB Kota Semarang pernah bekerja sama dengan
masyarakat dalam kegiatan pemijahan ikan lele. Lalu yang terakhir, SKB Kota
Semarang juga pernah bekerja sama dalam pembuatan hantaran untuk acara
pernikahan yang dilakukan di Semarang Utara.

6. Manajemen Layanan Khusus


Manajemen layanan khusus yang ada di SKB Kota Semarang yaitu TBM
(Taman Baca Masyarakat) Arjuna. TBM A rjuna ini fungsinya sama dengan
perpustakaan yang ada disekolah pada umumnya. Di TBM Arjuna ini, semua
siswa dapat membaca buku maupun meminjam buku yang ada. Namun,
prosentase siswa yang membaca hanya sedikit. Menurut Bapak Suryana selaku
Kasubag TU SKB Kota Semarang, prosentase siswa yang membaca buku hanya
berkisar 25% saja.
Seluruh siswa di SKB Kota Semarang tidak perlu membeli buku pelajaran.
Karena semua kebutuhan siswa mengenai buku pelajaran dapat terpenuhi di
Taman Baca Masyarakat. Setiap akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
siswa meminjam buku di TBM Arjuna, kemudian dibawa ke kelas. Setelah
pelajaran selesai, buku dikembalikan ke TBM Arjuna.
SKB Kota Semarang juga belum memiliku UKS (Unit Kesehatan
Sekolah). Sehingga untuk penempatan bagi siswa yang sedang sakit, sementara
ini belum memiliki tempat khusus. Hal ini karena keterbatasan jumlah ruangan
yang dimiliki.

7. Manajemen Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana SKB Kota Semarang sepeti yang ada di sekolah
formal. Di sekolah formal, sarana dan prasarananya lebih diperhatikan dan

11
komplit. Sedangkan di SKB Kota Semarang tidak sekomplit seperti di sekolah
formal. Sehingga sarana dan prasana tergolong apa adanya. Ini karena
keterbatasan biaya.
Pada kelas PAUD sarana dan prasarana yang tersedia adalah loker tas,
meja, kursi, taman bermain, dll. Pada ruang kelas paket B dan paket C sarana dan
prasarana yang tersedia adalah meja, kursi, papan tulis, dan lemari kaca.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Sekolah merupakan lingkungan yang sangat kompleks dan penting bagi
masyarakat. Berlangsungnya kegiatan-kegiatan di sekolah terutama kegiatan
belajar mengajar, serta eksistensi sekolah itu sangat dipengaruhi oleh manajemen
sekolahnya. Manajemen sekolah merupakan prosedur tindakan untuk
menertibkan sekolah agar proses pembelajaran berjalan lancar.
Manajemen sekolah ini sangat berperan penting dalam kegiatan persekolahan.
Kegiatan persekolahan jika dikelola dengan manajemen yang baik, maka tujuan
yang diharapkan oleh sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Namun,
dalam kenyataannya masih banyak sekolah yang tidak dapat mencapai tujuan
yang diinginkan karena adanya pengelolaan atau manajemen sekolah yang
kurang baik. Jadi, manajemen sekolah sangat berpengaruh terhadap hasil dan
baik buruknya kualitas sekolah.

4.2 Saran
Manajemen sekolah sangat penting dijalankan disetiap lini dalam semua
organisasi maupun instansi termasuk di sekolah. Semua komponen dalam
sekolah harus bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan saling bekerjasama
agar tercapainya visi misi yang ingin dicapai. Adanya manajemen di sekolah
akan membantu mempermudah untuk tercapainya visi misi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

13
Sutomo, dkk. 2012. Manajemen Sekolah. Semarang: Pusat Pengembangan
MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Nazir, Moh. 2005.Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Yuniawan, Tommi. 2012. Terampil Retorika Berbicara. Semarang: Unnes Press.

14
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Selama Kegiatan Observasi

15

Anda mungkin juga menyukai