Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SMPN 01 BRINGIN

MANAGEMEN SEKOLAH
Laporan Observasi ini disusun untuk memenuhi tugas tengah semester

MKU Managemen Sekolah

Disusun oleh :

Baiti Rohmawati (NIM.4301416001)

Wulan Wahyuningtyas (NIM.4301416012)

Erta Alifah Febrianti (NIM.4301416014)

Intan Cahyaningrum (NIM.4301416089)

Dosen Pengampu:

Sony Zulfikasari,S.Pd,M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2017
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
hasil observasi yang penulis lakukan di sekolah SMP Negeri 1 Bringin.

Dalam penyusunan laporan hasil observasi ini , penulis mengalami banyak


hambatan dan tantangan. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak, penulis bisa
menyusun laporan hasil observasi dengan sebaik mungkin. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bu Sony Zulfikasari,S.Pd,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah


Managemen Kuliah
2. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Bringin dan segenap jajaran guru guru serta
staff sekolah sebagai obyek observasi
3. Serta kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan kegiatan observasi dan laporan hasil observasi ini, semoga
atas segala bantuannya mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil observasi ini


mempunyai banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kritik dan saran dari para pembaca sangatlah dibutuhkan oleh penulis untuk
menyempurnakan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bisa memberikan
banyak manfaat bagi para pembacanya.

Wassalamuallaikum wr.wb

Semarang, April 2017

Penulis

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
Latar Belakang ................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
Tujuan ............................................................................................................................. 5
Manfaat ........................................................................................................................... 5
BAB II...................................................................................Error! Bookmark not defined.
Landasan Teori................................................................................................................ 6
BAB III .................................................................................Error! Bookmark not defined.
Profil SMP Negeri 1 Bringin ....................................................................................... 13
Waktu dan Tempat ........................................................................................................ 14
Metode .......................................................................................................................... 14
Pembahasan................................................................................................................... 14
1. Bidang Hubungan Masyarakat .......................................................................... 14
2. Bidang Kurikulum .............................................................................................. 15
3. Bidang Personalia ............................................................................................. 16
4. Bidang Keuangan .............................................................................................. 16
5. Bidang kesiswaan.............................................................................................. 17
6. Bidang Layanan Khusus (Perpustakaan dan UKS) ........................................... 18
7. Bidang Sarana Prasarana................................................................................... 19
8. Kepala sekolah .................................................................................................. 19
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
Kesimpulan ................................................................................................................... 21
Saran ............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 22
LAMPIRAN...................................................................................................................... 23
Dokumentasi ................................................................................................................. 23

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 3


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan,
pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk
optimalisasi penggunaan sumber-sumber yang ada dan pelaksanaan tugas-tugas
dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien”. Manajemen sekolah
merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Dalam
pelaksanannya, manajemen sekolah merupakan pengelolaan seluruh komponen
sekolah untuk mencapai tujan dengan efektif dan efisien.

Sekolah efektif merupakan sekolah yang mampu mencapai tujuan dan


mengoptimalkan input dalam proses untuk menghasilkan output. Pelaksanaan
manajemen sekolah dimulai dari manajemen substansi pendidikan di suatu
sekolah atau manajemen berbasis sekolah. Manajemen berbasis sekolah dapat
diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar
kepada kepala sekolah, memberikan fleksibilitas/ keluwesan-keluwesan kepada
sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru,siswa,
kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat,
ilmuwan, pengusaha, dsb.), untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan
kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan otonomi tersebut, sekolah diberi kewenangan untuk mengambil
keputusan-keputusan sesuai dengan keinginan dan tuntutan sekolah serta
masyarakat. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola
dengan baik dalam rangka MBS, yaitu kurikulum, personalia, kesiswaan,
keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelelolaan hubungan sekolah dan
masyarakat,serta manajemen layanan khusus.

Sistem yang tersirat dalam manajemen peningkatan mutu bagi sekolah


mencakup komponen yang saling terkait satu sama lain yaitu konteks, input,
proses, output dan outcomes. Konteks menunjuk pada permintaan pendidikan,
aspirasi dan dukungan masyarakat, kebijakan pemerintah, dan kondisi geografis.
Input menunjuk pada visi dan misi sekolah, sumberdaya sekolah, kurikulum, dan

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 4


peserta didik. Proses mencakup proses pengambilan keputusan, proses
pengelolaan kelembagaan, proses pembelajaran, dan proses evaluasi. Output
menunjuk pada academic achievement seperti rapor dan lomba karya tulis, dan
non academic achievement yang meliputi prestasi dan ketrampilan. Outcomes
mencakup kemanfaatan sekolah dalam pendidikan lanjut, pengembangan karir dan
kesempatan untuk berkembang. Tahapan strategi reformasi sekolah dipengaruhi
oleh dimensi organisasi yaitu leadership, structure, process dan workforce.
Dimensi organisasi ini dalam pembelajarannya dipengaruhi oleh system thinking,
personal mastery, mental model, shared vision, team learning dan dialoque

Di Indonesia sistem pendidikannya masih bersifat elastis untuk


mempertahankan ‘’status quo’’ dalam stuktur sosial yang mapan, sehingga tidak
semua anak bisa merasakan sekolah bertaraf internasionalisme maupun sekolah
standar nasional.

Dari uraian tersebut observasi sekolah sangat diperlukan, kami memilih


SMP N 1 Bringin yang terletak di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
sebagai tempat observasi karena meskipun sekolah tersebut berada di pedesaan
dan masih dikelilingi persawahan, akan tetapi telah terbukti akan prestasinya
bahkan sampai tingkat nasional. Suatu pencapaian yang luar biasa oleh kepala
sekolah yang baru menjabat kurang lebih tiga tahun di sekolah tersebut. Selain
prestasi, infrastruktur serta lingkungan dari SMP N 1 Bringin megalami
perkembangan yang pesat pula. Maka dari itu, kami ingin mengetahui lebih lanjut
bagaimana proses manajemen di sekolah tersebut hingga dapat maju seperti ini
hanya dalam kurun waktu tiga tahun.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang muncul berdasarkan latar belakang di atas adalah
1. Bagaimana gambaran umum SMP N 1 Bringin ?
2. Bagaimana sistem manajemen komponen-komponen sekolah di SMP N 1
Bringin?
3. Apa keunggulan SMP N 1 Bringin berdasarkan manajemen yang diterapkan?

Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum SMP N 1 Bringin
2. Mengetahui proses manajemen komponen-komponen sekolah di SMP N 1
bringin
3. Mengetahui keunggulan SMP N 1 Bringin berdasarkan manajemen yang
diterapkan

Manfaat
1. Bagi mahasiswa

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 5


Mahasiswa sebagai calon pendidik dapat memperoleh ilmu baru tentang
observasi dan menambah wawasan terkait dengan proses manajemen sekolah
setiap komponen-komponennya.
2. Bagi guru
Guru sebagai pendidik dapat memahami tentang bagaimana manajemen
sekolah yang baik dan sesuai.
3. Bagi pembaca lain
Laporan observasi ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat
khususnya dalam bidang pendidikan.

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 6


BAB II
LANDASAN TEORI

Landasan Teori
Sekolah memiliki misi mendidik siswanya agar dapat melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, meningkatkan pengetahuan dan hubungan timbal
balik dengan masyarakat. Pada sekolah terkandung tugas untuk mengoptimalakan
kemampuan siswa secara teoritis maupun praktisi agar mereka dapat survive di era
globalisasi dengan memanfaatkan peluang dan usaha atau ketrampilan praktis
yang dimilikinya sebagai hasil pembelajaran sekolah. Efektivitas sekolah dapat
tercermin dari profil sekolah yang memiliki keteraturan dalam berbagai
aspekuntuk mencapai tujuannya.aspek –aspek tersebut diantaranya guru, siswa,
dan tenaga kependidikan lainnya, kurikulum, sarana prasarana, kegiatan belajar,
ekstrakulikuler, bimbingan dan konseling, kemitraan sekolah dengan masyarakat.
Semua aspek – aspek ini masuk dalam kelompok manajemen komponen –
komponen sekolah.

Manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan atau


penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu
komponen dari sistem pendidikan. Manajemen sekolah “school manajement”
akan melihat bagaimana manajemen substansi – substansi pendidikan di suatu
sekolah atau manajemen berbasis sekolah (school based management) agar dapat
berjalan dengan tertib, lancar dan benar – benar terintegrasi dalam suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal – hal yang paling
penting dalam suatu sekolah adalah bagaimana manajemen terhadap komponen –
komponen yang ada sekolah itu sendiri. Terdapat beberapa komponen –
komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik yaitu: kurikulum dan program
pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana prasarana
pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen
pelayanan khusus lembaga pendidikan.Semua komponen itu harus terstruktur rapi
agar nantinya MBS ( Manajemen Berbasis Sekolah ) dapat terlaksana dan berjalan
dengan baik. (Sutomo, dkk. 2016. 47 – 49)

Manajemen Berbasis Sekolah

Strategi pengelolaan pendidikan yang mengedepankan kerja sama antara


berbagai pihak seperti pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat dll, lebih
dikenal dengan istilah the collaborative school management (caldwell & Pink,
1998) yang pada perkembangan selanjutnya menjadi model pengelolaan sekolah

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 7


yang dinamakan school based management atau Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). (Suryosubroto. 2013, 195)

SBM (School Based Management ) atau MBS (Manajemen Berbasis


Sekolah)merupakan bentuk alternatif pengelolaan program desentralisasi bidang
pendidikan, yang ditandaiadanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi
masyarakat, dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. (tim Bapenas &
Bank Dunia, 1999:10)

Konsep pengelolaan ini menekankan kepada kemandirian dan kreativitas


sekolah di dalam mengelola potensi sumber daya pendidikan melalui kerja sama
dengan pemerintah dan rakyat dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi
tujuan peningkatan mutu sekolah. (Suryosubroto. 2013, 197)

Maka dari itu diperlukan kerja sama antar komponen – komponen yang
ada di suatu sekolah agar konsep dari MBS dapat tercapai dan juga sekolah dapat
mengoptimalkan visi dan misi sekolah melalui komponen - komponen sekolah
agar terwujudnya cita – cita dan tujuan sekolah tersebut, karena peningkatan mutu
sekolah akan mempengaruhi mutu peserta didik di sekolah itu juga.

Beriku adalah komponen- komponen sekolah yang berperan penting dalam


pembentukan MBS :

1. Manajemen kurikulum
Kurikulum dapat diartikan sebagai mata pelajaran, seperangkat materi,
silabusataupun RPP, yang mengandung rencana belajar siswa dan mengatur
semua aktivitas belajar siswa ke depannya. Dan dapat juga diartikan sebagai
semua pengalaman siswa.

Tujuan manajemen kurikulum berhubungan dengan arah atau hasil yang


ingin dicapai. Ada 2 tujuan manajemen kurikulum :

1. Makro : Membentuk masyarakat yang pancasilais

2. Mikro : berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan- tujuan
yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran.Pengorganisasian
kurikulum :

1.Perencanaan kurikulum (tim pengembangan kurikulum)


2.Implementasi kurikulum (satuan lembaga pendidikan yang
melaksanakan kurikulum)
3.Evaluasi kurikulum (pihak – pihak yang terkait dengan proses
kurikulum)

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum :

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 8


1. Pendidikan Tinggi (Pengetahuan yang dikembangkan)
2. Masyarakat (dari masyarakat dan akan kembali kepada masyarakat kondisi
lingkungan sangat mempengaruhi kebijakan pengembangan kurikulum)
3. Sistem nilai (kurikulum mencerminkan nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakatdan ain disintegrasi dalam kurikulum)

Prinsip – prinsip manajemen kurikulum :

1. Produktivitas
2. Demokratisasi
3. Kooperatif
4. Efektifitas dan efisiensi
5. mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan oleh kurikulum.

2. Manajemen peserta didik


Proses pengurusan segala sesuatu yang berkaitan dengan siswa dari masuk
sampai lulus dari sekolah. Analisis kebutuhan peserta didik :

1.Merencanakan jumlah penerimaan peserta didik


2. Menyusun program kegiatan kesiswaan
3. Rekruitmen peserta didik
4. Seleksi peserta didik
5. Orientasi
6. Penempatan peserta didik (Pembagian kelas)
7. Pembinaan dan pengembangan peserta didik
8. Pencatatan dan pelaporan
9. Kelulusan dan alumni

3. Manajemen Personel
Manajemen personel merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh – sungguh serta
pembinaan kontinu kepada para pegawai di sekolah sehingga dapat membantu dan
menunjang kegiatan – kegiatan sekolah secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan sekolah.

Personalia pendidikan adalah semua orang yang terlibat dalam tugas –


tugas pendidikan. (guru, supervisor, dan para pegawai).

Kegiatan administrasi personel meliputi :

1. Penyiapan atau pengadaan pegawai


2. Penentuan, penempatan atau pengangkatan pegawai/ personel
3. Pembinaa pegawai
4. Sistem prestasi kerja

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 9


5. Pengembangan personel
6. Penilaian kinerja pegawai
7. Pembinaan pegawai

Personel atau pegawai/ pegawai sekolah meliputi :

 Tenaga edukatif atau akademik

Guru/ pengajar tetap ataupun honorer

 Tenaga nun edukatif

Administrasi atau pegawai tata usaha (TU) tetap atau honorer

4. Manajemen keuangan (anggaran/ biaya pendidikan)


Pembiayaan adalah kemampuan interval sistem pendidikan untuk mengelola dana
– dana pendidikan secara efisien.

Manajemen biaya pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan


penataan sumber, penggunaan, dan pertanggung jawaban dana pendidikan di
sekolah atau lembaga pendidikan. Konsep dasar pembiayaan pendidikan :

1. Konsep penganggaran ( Penyusunan anggaran, pembukuan, pemeriksaan)

2. Fungsi anggaran (alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu


lembaga menempatkan suatu organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah.

Setelah semuanya telah disusun secara matang dengan berbagai kegiatan, sumber
daya dan strategi implementasi yang dipilih, langkah selanjutnya adalah evaluasi
dan pengawasan tugas – tugas yang berkenaan dengan pembiayaan pendidikan.

Fungsi dari evaluasi dan pengawasan adalah melihat apakah semua kediatan
sudah berjalan dengan lancar menuju arah yang benar (pencapaian
target).(Sutomo, dkk. 2016, 50 – 102)

5. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat (HUSEMAS)

Menurut Glennand Denny Griswold (1966)

Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan


menyimpulkan sikap- sikap publik, menyesuaikan policy atau prosedur instansi
atau organisasi dengan kepentingan umum. Menjalakan suatu program untuk
mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat.

Menurut Oemi Abdurrachman M.A (1971)

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 10


Humas ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill,
kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat
umumnya.

Menurut Ibnoe Syamsi (1967)

Humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis


dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan dan sukarela sadar.

Berdasarkan bahasan diatas dapat disimpulkan humas alahah kegiatan yang


dilakukan bersama – sama antara lembaga dan masyarakat dengan tujuan
memperoleh kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis dan dukungan secara
sadar dan sukarela.

Humas di lingkungan sekolah :

1. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua murid


2. Memelihara hubungan baik dengan Badan Pembantu Penyelenggara
Pendidikan
3. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga
pemerintah, swasta dan organisasi sosial
4. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah, melalui
bermacam-macam teknik komunikasi.

Hubungan dapat ditinjau dari 2 segi :

1. Hubungan dinas (dengan instansi sekolah)


2. Hubungan dan kerja sama dengan pihak lain di luar ketentuan atasan
3. Berbagai hubungan dan kerja sama dengan pihak lain meliputi :
 Hubungan dengan BP3
 Kerja sama dengan sekolah – sekolah lain
 Hubungan dengan organisasi guru, yaitu organisasi profesional
yang ada ialah (PGRI)

Jenis kegiatan humas :

1. Kegiatan eksternal
Berhubungan dengan publik
2. Kegiatan internal
Berhubungan dengan warga sekolah

(Suryosubroto. 2013, 154 – 167)

6. Manajemen sarana dan prasarana

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 11


Sarana prasarana sangat dibutuhkan untuk menunjang terjadinya proses
pembelajaran yang baik dan nyaman yang selalu diinginkan oleh setiap penghuni
sekolah (siswa). Sarana prasarana pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di
sekolah.

Manajemen fasilitas adalah keseluruhan proses perencanaan pengadaan,


pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar
tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Sarana
prasarana pendidikan dibagi 2 :

 Sarana : peralatan dan perlengkapan yang menunjang proses


pendidikan.
Contoh : kursi, meja, ruang kelas, LCD proyektor, dll
 Prasarana : fasilitas yang secara tidak langsung menunjang proses
pembelajaran
Contoh : halaman, taman, kebun, lapangan, All

Manajemen sarana prasarana adalah kegiatan untuk mengatur dan


mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam
rangka penyampaian tujuan yang telah ditetapkan.

7. Manajemen layanan khusus


Manajemen ini meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan
sekolah. Manajemen komponen-komponen sekolah ini merupakan bagian penting
dari MBS yang efektif dan efisien. Perpustakaan dikelola dengan baik keinginan
anak untuk membaca meningkat dan dapat lebih mengembangkan dan mendalami
pengetahuan yang diperoleh. (Sutomo, dkk. 2016, 117 – 127)

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 12


BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

Profil SMP Negeri 1 Bringin


SMP Negeri 1 Bringin merupakan sekolah yang sudah lama berdiri di
Kabupaten Semarang. Pertama kali sekolah ini didirikan masih menginduk di
SMP Getas, dan sampai akhirnya memiliki gedung baru yang terletak di Desa
Gogodalem Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Sekolah tersebut
cukup jauh dari daerah perkotaan, di sekelilingnya masih terdapatlahan
persawahan yang cukup luas.

Kondisi sosial ekonomi sebagian besar masyarakat di sekitar SMP 1


Bringinmasih menggantungkan hidupnya dari pertanian dan menjadi
karyawan pabrik di kawasan industri Ungaran. Walaupun demikian
masyarakat Bringin telah menyadari arti pentingnya pendidikan. Banyak
orang tua yang sudah menyekolahkan anaknya minimal sampai tingkat SMP.

SMP 1 BringinmerupakansalahsatusekolahfavoritdiKecamatan Bringin.


Hal ini tampak dari rasio pendaftar dengan daya tampung dari tahun ketahun
selalu meningkat. Animo pendaftar tidak hanya berasal dari kecamatan
Bringin tetapi juga berasal dari kecamatan-kecamatan sekitarnya. Prestasi
yang telah diraih SMP N 1 Bringin sebenarnya telah banyak, akan tetapi
sekolah ini masih kurang populer di kota atau kabupaten karena letaknya
yang masih alami dikelilingi persawahan. Ini dianggap mempersulit akses
siswa untuk mengembangkan dirinya. Namun, dibalik semua itu telah banyak
prestasi yang diraih SMP ini seperti peringkat 3 lomba adiwiyata tingkat
kabupaten, dan lomba PBB mewakili Jawa Tengah di tingkat Nasional.
Sungguh capaian yang luar biasa bagi SMP yang masih terletak di tengah
persawahan ini.

AdapunProfil SMP Negeri 1 Bringin adalahsebagaiberikut:


Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bringin
Alamat : Jalan Raya Bringin-Gogodalem KM.4
Kelurahan/Kecamatan : Gogodalem, Kecamatan Bringin
Kabupaten : Semarang
No. Telpon : 02986031957
Jumlah ruang kelas : 24 ruang kelas,
Jumlah laboratorium : 3 laboratorium

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 13


Jumlah perpustakaan : 1 perpustakaan
Jumlah staff pengajar : 30 orang guru tetap
5 orang guru honorer
Jumlah staff tata usaha : 5 orang bagian kantor
3 orang buruh
2 orang pesuruh
Jumlah murid : 256 siswa/tahun

Waktu dan Tempat


Kegiatan observasi manajemen sekolah ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18
Maret 2017 di SMP Negeri 1 Bringin

Metode
Metode yang kami gunakan untuk melaksanakan tugas ini adalah metode
observasi. Selain metode observasi, kami juga menggunakan metode wawancara,
metode dokumentasi, dan metode kuisioner.

Pembahasan
Hasil observasi yang kami lakukan di SMP N 1 Bringin terhadap tiap
komponennya adalah sebagai berikut

1. Bidang Hubungan Masyarakat


- Hubungan antara sekolah dan masyarakat sekitar dapat dikatakan baik,
terdapat kerjasama antara pihak sekolah dengan masyarakat
- Kendala dalam pelaksanaan kegiatan hubungan masyarakat hampir
tidak ada, karena dari pihak masyarakat sangat antusias dengan kegiatan
yang dilaksanakan humas sekolah. Misalnya saja kegiatan pengajian
akbar sebelum pelaksanaan Ujian Nasional. Bahkan untuk mendukung
dan meramaikan acara pengajian akbar tersebut, para wali siswa
bersedia mengajak para kerabatnya.
- Program-program kerja sie humas ada dua macam, yaitu:
1) Kegiatan sosial ke dalam (intern), antara lain mengunjungi setiap
bagian dari perangkat sekolah yang memiliki hajatan, menjenguk
jika ada yang sakit atau terkena musibah, bertakziah dan memberi
dukungan moral jika ada yang meninggal, dan lain-lain.
2) Kegiatan sosial ke luar (ekstern), antara lain menyantuni anak-
anak panti asuhan saat hari raya idul qurban (dapat berupa daging
maupun uang), kegiatan study tour, dan lain-lain.
- Komponen humas SMP N 1 Bringin dapat berjalan baik karena
dukungan komponen lainnya juga

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 14


- Dalam rangka meningkatkan popularitas sekolah, sekolah mengadakan
kegiatan seperti les (tambahan) menjelang Ujian Nasional, belajar
kelompok dengan anggota 10 siswa dan dibimbing seorang guru, serta
prestasi peserta didik di berbagai bidang baik akademik maupun non
akademik, seperti pramuka dan olahraga.
- Prestasi tersebut telah mencapai persaingan di tingkat kecamatan,
kabupaten, hingga lintas kabupaten.
- Operasional dari swadaya rekan guru dan karyawan, support dana
kondisional
- Peranan alumni dalam kegiatan humas antara lain pemberian motivasi
oleh alumni yang telah sukses, contohnya adalah komite sekolah. Selain
itu, kumpulan alumni juga pernah memberikan dana untuk mendukung
kontingen pramuka SMP N 1 Bringin dalam lomba PBB tingkat
Nasional di Surabaya

2. Bidang Kurikulum
- Terdapat dua macam kurikulum yang digunakan di SMP N 1 Bringin,
yaitu kurikulum 2013 untuk kelas VII dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk kelas VIII dan IX. Sekolah menerapkan hal
demikian karena sudah menjadi regulasi dari pemerintah. Bagi siswa
kelas VII, kurikulum akan terus diterapkan untuk tahun-tahun pelajaran
berikutnya.
- Perbedaan kedua kurikulum ini terdapat pada jam pelajarannya. Mata
pelajaran PAI berjumlah 2 jam pada KTSP dan 3 jam pada kurikulum
2013. Mata pelajaran bahasa Indonesia berjumlah 3 jam pada KTSP dan
6 jam pada kurikulum 2013. Mata pelajaran olahraga berjumlah 2 jam
pada KTSP dan 3 jam pada kurikulum 2013, dan lain-lain.
- Pada kurikulum 2013, nilai agama lebih bisa terealisasi karena jam
pelajaran PAI lebih banyak sehingga praktikpun lebih banyak
- Kurikulum 2013 memiliki beberapar kelebihan, diantaranya dilihat dari
segi penilaian, ada 4 aspek penilaian, yaitu spiritual, kognitif, sikap, dan
keterampilan. Pada kurikulum 2013, terdapat muatan akhlak yang
menjadi kelebihan tersendiri. Pembelajaran dalam kurikulum 2013
lebih mengutamakan diskusi dan presentasi.
- Kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013 antara lain siswa sudah
terbiasa dengan sistem pembelajaran terpusat dari guru, sehingga
terkendala dalam mengembangkan kurikulum 2013. Guru dituntut
memiliki kreativitas. Sehingga dilaksanakan bintek untuk para guru.
Akan tetapi, belum semua guru mengikuti bintek. Guru yang mengikuti
bintek sudah didaftar dari pemerintah. Bagi guru yang belum mengikuti
bintek, terkendala dengan RPP yang berbeda. Karena pelaksanaan
kurikulum 2013 belum lama, pihak sekolah belum mampu

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 15


menyimpulkan apakah kurikulum ini membuat sekolah lebih unggul
atau tidak.
- Dalam rangka menyukseskan kurikulum 2013 ini, SMP N 1 Bringin
melaksanakan kebijakan sistem moving class, yaitu kelas dibentuk
untuk tiap mapel, bukan lagi sistem klasik, meja kursi dalam kelas pun
disetting untuk pembelajaran aktif
- SMP N 1 Bringin masih menerapkan 6 hari kerja karena
mempertimbangkan konsentrasi siswa jika sekolah sampai sore
- Kendala yang dialami bidang kurikulum adalah kesulitan dalam
penyusunan jadwal, termasuk pembagian tugas mengajar guru.
Terdapat beberapa guru yang mengajar dengan 2 kurikulum sehingga
timbul keluhan.
- Di SMP N 1 Bringin, terdapat acara rutinan setiap minggu, yaitu
pembicaraan keagamaan, jalan sehat dan senam bersama, serta
pembacaan asmaul husna.
- Kurikulum 2013 pernah juga diterapkan untuk siswa kelas IX, tetapi
kembali pada KTSP karena salah satunya terkendala buku yang belum
lengkap.

3. Bidang Personalia
- Jumlah guru tetap di SMP N 1 Bringin adalah 30 orang dan guru
honorer sebanyak 5 orang.
- Jumlah staff tata usaha di SMP N 1 Bringin adalah 2 orang bagian
kantor, 3 orang honorer bagian kantor, 3 orang buruh, 2 orang pesuruh.
- Standar minimal tenaga kependidikan adalah lulusan S1, tetapi ada pula
lulusan S2
- Struktuk organisasi di tingkat SMP adalah kepala sekolah, kemudian
membawahi beberapa sie bidang, seperti bidang kurikulum, kesiswaan,
humas, dan lain-lain tanpa wakil kepala bidang.
- Guru yang telah tersertifikasi berjumlah 26 orang. Guru yang sudah
tersertifikasi jam mengajarnya minimal 24 jam tiap minggunya. Guru
yang telah tersertifikasi ini telah memiliki masa kerja minimal 5 tahun.

4. Bidang Keuangan
- Semua pihak yang memanfaatkan uang dari sekolah turut
bertanggungjawab dengan keuangan sekolah
- Sekolah bersikap terbuka (memiliki transparansi) dalam pengelolaan
keuangan (BOS), yaitu dengan dilaporkan secara online di website
sekolah setiap tiga bulan sekali dan ditempel di papan display di koridor
sekolah setiap bulannya

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 16


- Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP N 1
Bringin didasarkan pada 11 komponen, yaitu:

a. Perpustakaan
b. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
c. Evaluasi pembelajaran
d. Pengelolaan sekolah dan ATK, alat-alat kebersihan, dan rapat-
rapat
e. Pengembangan profesi guru dan tenaga kerja lainnya
f. Layanan daya dan jasa
g. Pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana
h. Pembayaran honor
i. Pembelian dan perawatan alat multimedia pembelajaran
j. Biaya lainnya, seperti membangun WC, kantin sehat, dan mesin
ketik dengan persetujuan orang tua atau wali peserta didik
melalui komite sekolah
- Rencana anggaran BOS untuk satu tahun disusun dalam satu workshop
berdasarkan 8 standar nasional pendidikan, yaitu
a. Standar kompetensi lulusan
b. Standar isi
c. Standar proses
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
e. Sarana prasarana sekolah
f. Standar pengelolaan
g. Standar pembiayaan
h. Standar pengembangan dan implementasi penilaian
- Proses pengawasan keuangan dilakukan setiap bulan dan 3 bulan. Setiap
bulannya keuangan sekolah diawasi oleh tim dari sekolah untuk
selanjutnya ditayangkan di papan display. Sedangkan setiap 3 bulan,
laporan keuangan sekolah diawasi kemudian diverifikasi oleh tim
manajemen BOS Kabupaten untuk nantinya ditayangkan di website
sekolah
- Keuangan sekolah dipertanggungjawabkan kepada sekolah, dinas
pendidikan kapubaten, dan orang tua/wali peserta didik melalui komite
sekolah

5. Bidang kesiswaan
- Sistem penerimaan siswa baru di SMP N 1 Bringin menggunakan sistem
regulasi seperti pada umumnya sesuai dengan aturan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. Biasanya seleksi menggunakan
nilai Ujian Nasional yang hasil seleksinya diupdate setiap hari melalui
jurnal online

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 17


- Jumlah peserta didik yang diterima tiap tahunnya adalah 256 siswa,
dengan kelas berjumlah 8 dan masing – masing kelas berisi 32 siswa.
- Sekolah memiliki tata tertib yang jelas wajib dipatuhi oleh semua warga
sekolah. Bagi para siswa yang kurang disiplin, penanganannya dilakukan
secara bertahap, yaitu peringatan, sanksi dari kesiswaan, sanksi dan
pembinaan dari Bimbingan dan Konseling (BK), baru jika
pelanggarannya terlalu berat ditangani oleh pihak yanh berwajib.
- Mayoritas peserta didik di SMP N 1 Bringin tinggal tidak bersama orang
tuanya tetapi bersama neneknya. Sehingga untuk mengoptimalkan
pembinaan terhadap peserta didik sedikit terkendala. Secara umur dan
kemampuan, nenek dari peserta didik juga tidak bisa begitu diandalkan
sekolah untuk diajak bekerjasama mendidik cucunya
- Bagi peserta didik yang berprestasi, yaitu peraih nilai rapor terbaik 1,2,3
pararel, sekolah memberi penghargaan berupa beasiswa untuk
kepentingan pendidikan sebesar Rp 250.000,00 pada tiap akhir ssemester
- Untuk meningkatkan prestasi siswa, sekolah melaksanakan tambahan
materi bagi kelas IX menjelang Ujian Nasional dan pelatihan OSN bagi
siswa kelas VII dan VIII. Sedangkan untuk prestasi non-akademik,
sekolah mewadahinya dalam kegiatan ekstrakurikuler
- Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP N 1 Bringin antara lain
pramuka, rebana, lukis (bidang kesenian), dan atlet, bela diri, sepak bola,
voli (bidang olahraga)
- Untuk kegiatan OSIS sendiri, SMP N 1 Bringin mempunyai kebiasaan
yang berbeda. Reorganisasi keperngurusan OSIS dilaksanakan setiap
semester genap. Sehingga keikutsertaan maksimal hingga kelas IX
semester I

6. Bidang Layanan Khusus (Perpustakaan dan UKS)


- SMP N 1 Bringin memiliki ruangan perpustakaan yang minimali dengan
pengelolaan yang masih dikerjakan secara manual sehingga belum
pernah diikutkan lomba. Akan tetapi, untuk meningkatkan minat baca
peserta didik di SMP N 1 Bringin, sekolah menerapkan pemberlakuan
perpustakaan di masing-masing ruang kelas. Jadi setiap peserta didik
wajib membawa minimal 1 buku untuk ditaruh di kelas sebagai
inventaris perpustakaan kelas.
- Sedangkan untuk meramaikan perpustakaan sekolah, sekolah
mengusahakan untuk membuat ruangan perpustakaan yang nyaman, dan
pembelajaran bahasa Indonesia pun tidak jarang dilakukan di dalam
perpustakaan
- Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dibimbing oleh seorang guru yang juga
sebagai pembimbing Palang Merah Remaja (PMR).

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 18


- UKS SMP N 1 Bringin telah menjalin kerjasama dengan unit kesehatan
setempat (puskesmas) hanya sebatas penilaian dan peninjauan saat
penilaian sekolah sehat. Akan tetapi, untuk penempatan petugas dari
puskesmas di UKS sendiri belum terealisasi

7. Bidang Sarana Prasarana


- Sarana yang dimiliki SMP N 1 Bringin untuk meningkatkan mutu
akademik peserta didik antara lain, 24 ruang kelas, 2 musholla,
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, kantin,
koperasi, WIFI, dan CCTV sebagai sarana pengawasan keamanan para
peserta didik.
- Sedangkan sarana prasarana untuk mendukung bakat non akademik
peserta didik antara lain, lapangan, alat-alat olahraga, alat rebana, ruang
OSIS, dan taman bunga tiap depan kelas.
- Karena sekolah telah menerapkan sistem moving class, maka kebersihan
tiap ruangan dibebankan pada peserta didik pada saat jam pelajarannya.
Selain itu, sekolah juga memiliki tenaga kebersihan dan paguyuban kelas.
- SMP N 1 Bringin belum menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) karena jumlah komputer yang ada belum memadai. Antusiasme
peserta didik dalam hal bersama-sama menjaga sarana prasarana sekolah
masih perlu ditingkatkan
- Program sarana prasarana kebanyakan terkandala pada masalah biaya
yaitu pada dana BOS yang terbatas, sehingga untuk mengatasi hal
tersebut sekolah memanfaatkan adanya paguyuban kelas. Paguyuban
kelas merupakan kumpulan para alumni yang bersedia membantu dalam
peningkatan mutu sekolah sendiri

8. Kepala sekolah
- Sekolah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Kurikulum 2013 sekadar mengikuti aturan dari pemerintah. Hal ini
menyebabkan perbedaan jam belajar bagi peserta didik kelas VII dan
VIII, IX.
- Salah satu kebijakan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013
adalah kebijakan moving class. Guru dan peserta didik sudah mulai bagus
dalam menerapkan kebijakan ini. Namun, masih terdapat kekurangan
seperti kekurangan ruangan. Sehingga membuat pembelajaran agama
dilakukan di musholla, pembelajaran olahraga dilakukan di lapangan.
- Karena sekolah telah menerapkan kebijakan moving class, maka
tanggungjawab kebersihan dibebankan pada peserta didik dan guru yang
memakai ruangan selama jamnya

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 19


- Bagi peserta didik yang bermasalah, akan diberi peringatan dengan
tahapan teguran, pembinaan wali kelas, pembinaan BK, dan pembinaan
dari Kepala Sekolah
- Sedangkan bagi peserta didik yang berprestasi, akan mendapat reward
dari sekolah dan komite berupa uang pembinaan yang digunakan untuk
keperluan pendidikan, seperti pembelian tas, sepatu, dll tiap semesternya
- Kejuaraan yang pernah diraih SMP N 1 Bringin banyak, seperti Lomba
Cerdas Cermat (akademik), futsal, pramuka, adiwiyata, sekolah sehat,
hingga lomba PBB tingkat nasional di Surabaya (non akademik)
- Selama menjabat sebagai kepala sekolah selama 3 tahun 2 bulan,
kendala-kendala yang dijumpai sedikit demi sedikit berhasil teatasi,
kendala tersebut antara lain
o Pendisiplinan peserta didik untuk berangkat sebelum jam 7 pagi,
yaitu dengan cara kepala sekolah menunggu di gerbang masuk dan
mengecek seragam sekolah bagi peserta didik yang terlambat,
kemudian dengan memberi peringatan kepada supir angkot yang
membuat peserta didik terlambat, hingga meminta peserta didik
pulang dan kembali ke sekolah bersama orang tua. Kebijakan-
kebijakan tersebut telah berhasil membuat para peserta didik jauh
lebih disiplin daripada kondisi awal pada saat kepala sekolah
menjabat
o Pemaksimalan sarana prasarana sekolah
o Membangun rasa memiliki sekolah pada para guru dan staff
- Prinsip yang dipegang kepala sekolah SMP N 1 Bringin adalah keluar
dari zona nyaman dan teruslah melakukan perubahana ke arah yang lebih
baik
Sebagai pemimpin, kepala sekolah berusaha selalu menerima pendapat,
kritik, dan saran yang dapat membangun sekolah (solutif), selalu
berhusnudzon sehingga tidak stress menghadapi masalah, selalu patuh
pada regulasi dari pemerintah, dan “sersan”, serius tapi santai

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 20


PENUTUP

Kesimpulan
Dari kegiatan observasi yang kami lakukan di SMPN 01 BRINGIN didapatkan
kesimpulan ,yaitu :

- Diketahuinya profil SMPN 01 BRINGIN sebagai sekolah menengah


pertama yang berada di Kabupaten Semarang
- Berhasil mengetahui komponen komponen sekolah yang diselenggarakan
oleh pihak SMPN 01 BRINGIN sebagai organisasi sekolah dan bagian
bagiannya seperti sarana prasarana, humas, kesiswaan, kurikulum,dll
- Diketahuinya setiap indikator keberhasilan dalam bidang pendidikan
khususnya dalam organisasi sekolah dan tentang struktur keorganisasian
yang berkaitan dengan manajemen pengelolaan sekolah.

Saran
- Untuk setiap komponen yang diselenggarakan oleh SMPN 01 BRINGIN
sudah baik namun ada beberapa seperti perpustakaan yang perlu di kelola
lebih lanjut.
- Menyesuaian sarana prasarana dengan jumlah murid harus di optimalkan
lagi. Termasuk terkait dengan adanya movung class
- Saran untuk kelompok kami , diharapkan lebih berani lagi dan percaya diri
dalam mengobservasi setiap komponen yang ada disekolah
- Lebih detail lagi dalam mengobservasi sekolah terutama bila berkaitan
dengan metode wawancara.

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 21


DAFTAR PUSTAKA

Suryosubroto. Dimensi – dimensi Manajemen Pendidikan Di Sekolah. 2013. PT


RINEKA CIPTA: Jakarta

Sutomo, dkk.Manajemen Sekolah. 2016. Unnes: Semarang

No name, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. 1999. Jakarta

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 22


LAMPIRAN
Dokumentasi

Gambar 1.mpok 4 bersama Kepala SMPN 1 Bring

Gambar 2. Wawancara dengan bag. Humas

Gambar 3. Wawancara dengan bag. Kurikulum

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 23


Gambar 4. Wawancara dengan bag. Sarana dan prasarana

Gambar 5. Wawancara dengan bag. Kesiswaa

Gambar 6. Wawancara dengan bag. Tata Usaha

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 24


Gambar 7. Wawancara dengan bag. Pengelola dana BOS

Gambar 8. Wawancara dengan Kepala SMPN 1 Bringin

Gambar 9. Suasana kelas saat pengisian angket

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 25


Gambar 10. Kelompok 4 bersama siswa SMPN 1 Bringin

Gambar 11. Kelompok 4 bersama bag. pengelola dana BOS

Laporan Observasi SMPN 01 BRINGIN 26

Anda mungkin juga menyukai