Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menjalankan proses administrasi dan interaksi antar elemen pada suatu
organisasi atau lembaga, baik internal maupun eksternal. Tanpa adanya jalinan
komunikasi yang baik dan benar besar kemungkinan semua proses di dalam
organisasi/lembaga tersebut tidak akan dapat berjalan dengan maksimal dan
sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemampuan komunikasi yang baik
akan sangat membantu semua proses yang ada dalam suatu organisasi/lembaga.
Terkait dengan kepemimpinan maka komunikasi yang baik sangatlah
penting dimiliki oleh suatu pemimpin karena berkaitan dengan tugasnya untuk
mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, mendorong anggota untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta
mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, perencanaan, pengendalian,
koordinasi, latihan, manejemen konflik serta proses-proses organisasi lainnya.
Lalu bagaimana mungkin komunikasi bisa berjalan dengan baik jika seorang
pemimpin tidak memberikan “kenyamanan” malahan yang ada adalah
“ketakutan” bagi “bawahannya” dalam menyampaikan informasi kepadanya?
Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting,
seperti halnya aliran darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi memberi
kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistem peredaran darah
dalam lebih dari satu organisasi. Komunikasi menjadi faktor terpenting bagi
organisasi dalam mendapatkan informasi. Muhammad (2009) menyebutkan
bahwa dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan
lancar dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi
organisasi dapat macet atau berantakan. Tanpa komunikasi yang efektif di
antara berbagai pihak, pola hubungan yang kita sebut organisasi tidak akan
melayani kebutuhan seseorang dengan baik.

1
Kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang
tertatanya komunikasi yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut.
Seperti yang dikatakan Luthans (2006) bahwa komunikasi yang tidak efektif
adalah akar utama permasalahan dalam organisasi. Komunikasi yang efektif
antara pimpinan dan anggota menjadi faktor penting bagi pencapaian tujuan
suatu organisasi. Pemimpin organisasi sebagai leader memiliki peran penting
dalam berkomunikasi dengan anggota. Untuk itu dalam makalah ini akan
dibahas mengenai strategi peningkatan komunikasi yang efektif antara
pemimpin dan anggota dalam sebuah organisasi.

2. TUJUAN
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini
adalah:
1. Mengidentifikasi pentingnya komunikasi yang efektif dari seorang
pemimpin organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Mengetahui strategi komunikasi organisasi dari pimpinan ke anggota
(downward communication).
3. Mengetahui hambatan komunikasi antara pimpinan ke anggota.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Komunikasi Kepemimpinan


Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin
communis atau dalam bahasa inggrisnya common berarti sama. Apabila kita
berkomunikasi berarti kita dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu
persamaan dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi pengertian komunikasi
secara harfiah adalah proses menghubungi atau mengadakan perhubungan. “
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk dan
melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain yang pada
gilirannya akan tiba salaing pengetian” (Rogers dan Kincaid dalam Cangara,
2004 : 19).
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan
makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah
organisasi. Struktur organisasi cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan
demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan
komunikasi antar sesamanya.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan
yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
Komunikasi kepemimpinan adalah proses komunikasi yang dilakukan
pemimpin (sebagai komunikator) kepada bawahan organisasinya (sebagai
komunikan). Dalam penerapannya, pemimpin dapat menggunakan berbagai
macam jenis komunikasi kepemimpinan sesuai dengan gaya masing masing
yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Jenis komunikasi kepemimpinan atau
gaya komunikasi kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Gaya

3
komunikasi kepemimpinan ini harus digunakan pemimpin untuk
mempengaruhi bawahannya untuk mencapai target organisasi. Di dalam
sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator. Pemimpin yang
efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang efektif
sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang
yang dipimpinnya. Dia juga harus piawai dalam melakukan komunikasi baik
komunikasi verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata, sementara
komunikasi non verbal adalah komunikasi yang tidak disampaikan dengan
menggunakan kata-kata, berisi penekanan, pelengkap, bantahan, keteraturan,
pengulangan, atau pengulangan informasi verbal. Komunikasi verbal yang
baik dapat dilakukan dengan menggunakan tutur kata yang ramah, sopan, dan
lembut. Komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan
konsep-konsep yang abstrak misalnya kebenaran, keadilan,etika, dan agama
secara non verbal misal menggunakan bahasa tubuh.

2. Arti Penting Komunikasi Efektif dari Pemimpin


Komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat hubungannya. Seorang
pemimpin harus memiliki wawasan yang luas, jujur, bertanggung jawab,
berani dalam mengambil keputusan, dan ia juga harus mempunyai keahlian
berkomunikasi yang sangat baik. Karena komunikasi dapat menentukan
berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya.
Setiap pemimpin pasti memiliki bawahannya dimana bawahannya tersebut
akan mengeluarkan gagasan/ide yang akan dipaparkan. Sehingga seorang
pemimpin tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan gagasan/ide
tersebut. Namun, terkadang pemimpin sebuah organisasi tidak dapat
berkomunikasi secara efektif. Apakah komunikasi yang tidak efektif dari
seorang pemimpin organisasi mempengaruhi kinerja anggota dalam mencapai
tujuan organisasi?

4
3. Prinsip Komunikasi
a. Karakteristik/ Prinsip dasar komunikasi antara pimpinan ke staf
Bagaimana pesan pimpinan bisa diterima oleh staf sehingga
kegitan komunikasi dalam organisasi tersebut yang dilakukan dapat
diterima dengan tepat oleh staf.
b. Hambatan Komunikasi antara pimpinan ke staf
Komunikasi yang tidak efektif juga dapat disebabkan kegagalan
pada proses komunikasi itu sendiri. Kegagalan itu dapat terjadi pada saat
pengiriman pesan, penerimaan pesan, serta pada kejelasan pesan itu
sendiri (Edelman, 2002).
Seringkali informasi yang seharusnya sampai kepada orang yang
membutuhkan, ternyata terputus di tengah jalan akibat tidak efektifnya
suatu komunikasi yang dilakukan. Pada komunikasi antara pimpinan
dengan staf, hal tersebut dapat mungkin terjadi karena disebabkan oleh
berbagai hal. Hal –hal tersebut tidak hanya berasal dari staf saja, tetapi
juga dapat disebabkan oleh pola komunikasi yang salah yang dilakukan
oleh pimpinan.
c. Fungsi Komunikasi
1) Fungsi secara umum
Secara umum fungsi komunikasi dalam organisasi Mulyana (2007)
adalah :
a) Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan
b) Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan
c) Dapat mengajarkan atau memberitahu sesuatu
d) Dapat mengetahui atau mempelajari peristiwa di lingkungan
e) Dapat mengenal diri sendiri
f) Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain
g) Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang
h) Dapat mengisi waktu luang
i) Dapat menambah pengetahuan dan mengubah sifat dan perilaku
kebiasaan

5
j) Dapat membujuk dan memaksa orang lain agar berpendapat
bersikap atau berperilaku sebagai mana yang diharapkan.
Menurut Robbins ada 4 fungsi utama komunikasi yaitu
a) Kendali (control/pengawasan)
b) Motivasi
c) Pengungkapan emosional
d) Informasi
2) Fungsi Komunikasi Kepemimpinan
Menurut Weihric dan Koontz ada 6 fungsi yaitu :
a) Menetapkan dan menyebarkan tujuan organisasi
b) Mengembangkan rencana untuk mencapainya
c) Mengorganisasi SDM dari sumber-sumber lain untuk
menciptakan cara yang paling efektif dan efisien
d) Memilih, mengembangkan, dan menilai anggota-anggota dari
organisasi
e) Mengarahkan, mengatur, memotivasi, dan menciptakan suatu
iklim dimana para komunitas bersedia untuk berkontribusi
f) Mengontrol aksi/tindakan/kineria

4. Unsur-Unsur Pokok Komunikasi


a. Source yaitu individu atau pimpinan yang berinisiatif sebagai sumber
atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.
b. Message yaitu suatu gagasan dan ide berupa pesan, informasi,
pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan dan
emosi lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada
komunikan (perorangan maupun kelompok).
c. Channel yaitu berupa media, sarana atau saluran yang dipergunakan oleh
komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada
khalayaknya.

6
d. Effect, yaitu suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian
pesan-pesan tersebut yang dapat berakibat positif maupun negatif
menyangkut tanggapan,persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut.

5. Strategi Komunikasi Organisasi Dari Pimpinan Ke Anggota (Downward


Communication)
Gibson dalam Syasyikirana mengungkapkan bahwa dalam strategi
komunikasi perlu adanya rasa saling saling percaya yang diciptakan antara
komunikator dan komunikan. Kalau tidak ada unsur saling mempercayai,
komunikasi tidak akan berhasil. Tidak adanya rasa saling percaya akan
menghambat komunikasi.
Sebelum melancarkan proses komunikasi, hal yang harus dilakukan
adalah mempelajari siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi pimpinan.
Adapun hal-hal yang perlu diketahui dari komunikan adalah kerangka
referensi dan situasi serta kondisi mereka.
Tiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda oleh karena itu
perlakuan saat memberikan informasi atau pesan juga berbeda-beda. Hal
tersebut berlaku bila akan mengomunikasikan secara personal, namun bila
secara serentak biasanya diumumkan saat rapat mingguan setiap hari Sabtu
atau saat rapat kecil yang berbeda-beda setiap timnya.
Unsur selanjutnya yang menjadi penting adalah bagaimana mengemas
pesan atau instruksi tersebut agar ditanggapi oleh komunikan. Pengemasan
pesan akan mempengaruhi penerimaan pesan itu sendiri oleh komunikan,
dalam hal ini adalah anggota. Pada dasarnya sistem komunikasi ke bawah
mengandalkan berbagai jenis media cetak dan oral untuk menyebarkan
informasi. Beberapa contoh media tertulis menurut Luthans (2006) berupa
buku panduan organisasi, buku petunjuk, majalah, koran, dan surat yang
dikirim ke rumah atau dibagikan dalam pekerjaan, item papan pengumuman,
poster, dan display informasi; dan laporan standar, deskripsi prosedur, dan
memo.

7
Untuk mendorong terjadinya komunikasi, pemimpin tim harus selalu
mengamati prinsip komunikasi menurut WHO, 1999 :
a. Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan
pandangan mereka dan harus didorong untuk bertindak seperti itu.
b. Sebuah pesan atau komunikasi, baik lisan maupun tertulis harus
dinyatakan dengan jelas dan dalam bahasa atau ungkapan yang dapat
dimengerti.
c. Komunikasi mempunyai 2 unsur yaitu mengirim dan menerima, bila
pesan yang dikirim tidak diterima komunikasi tidak berjalan. Dengan
demikian pemimpin tim harus selalu meggunakan suatu cara untuk
memeriksa apakah efek yang diharapkan terjadi.
d. Perselisihan atau pertentangan adalah normal dalam hubungan antar
manusia, hal ini sudah diatur sedemikian sehingga dapat mencapai hasil
yang konstruktif.

6. Evidance Based Komunikasi Pemimpin dan Staf


Komunikasi antara pimpinan dan staf menurut Evidance Based
“Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat
Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati” oleh I Kadek
Agus Andika Adi Putra, Achmad Syaifudin, Ni Nyoman M Adinatha (2014)
Berdasarkan penelitian ini, bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang dapat memadukan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan
demokratis seperti pada gaya kepemimpinan partisipatif. Bawahan
memerlukan pengawasan yang ketat dengan memberikan intruksi dalam
situasi yang darurat dan sangat perlu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan.Situasi yang demikian nampak meningkatkan kedisiplinan dan
motivasi kerja bawahan.
Komunikasi antara pimpinan dan staf yang efektif dalam suatu
oragnisasi menurut Evidance Based “Peningkatan Kinerja Perawat Pelaksana
Melalui Komunikasi Organisasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal
Keperawatan Indonesia. Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 25-32” oleh

8
Yulistiana Rudianti, hanny Handiyani, dan Luknis Sabri (2013) adalah
mempengaruhi kinerja perawat pelaksana. Dimana komunikasi organisasi
yaitu supervisi dan pengarahan merupakan hal yang paling berpengaruh
terhadap kinerja perawat. Supervisi dan pengarahan apabila tidak dilakukan
dengan cara-cara komunikasi yang efektif berisiko besar memberikan kinerja
perawat kurang, dibandingkan supervisi dan pengarahan kuat. Komunikasi
organisasi dalam pelayanan keperawatan sebagai kunci keberhasilan dalam
manajemen membantu staf keperawatan mengerti dan memahami
pekerjaannya lebih baik sehingga menunjukkan kualitas yang tinggi dalam
pelayanan keperawatan. Upaya meningkatkan komunikasi organisasi dengan
cara melakukan supervisi dan pengarahan sesuai pedoman perlu dilakukan,
sehingga dihasilkan kinerja perawat yang semakin baik. Hubungan kinerja
perawat dengan komunikasi organisasi yang lebih detil dapat diteliti lebih
lanjut dengan pendekatan komunikasi organisasi secara makro yang
mencakup struktur global dalam organisasi.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
komunikasi antara pimpinan kepada staf dapat terjalin efektif bila prinsip
komunikasi dan fungsi komunikasi dapat di terapkan dalam interaksi antara
pimpinan dan staf sehingga hambatan komunikasi dapat diminalkan.

2. Saran
Berdasarkan evidance based yang penyusun peroleh dapat disimpulkan
bahwa komunikasi pimpinan kepada staf lebih efektif bila pemimpin dapat
memadukan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan demokratis. Serta
upaya meningkatkan komunikasi organisasi dengan cara melakukan supervisi
dan pengarahan sesuai pedoman perlu dilakukan, sehingga dihasilkan kinerja
perawat yang semakin baik. Hubungan kinerja perawat dengan komunikasi
organisasi yang lebih detil dapat diteliti lebih lanjut dengan pendekatan
komunikasi organisasi secara makro yang mencakup struktur global dalam
organisasi.

10

Anda mungkin juga menyukai