Anda di halaman 1dari 64

Dasar-Dasar AKK Pendahuluan

PENGANTAR ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN


Oleh : Sudirman, SKM

I. PENDAHULUAN

Seorang pakar sejarah politik yang terkenal Charles A Beard


(1937), mengatakan bahwa: ”Tidak ada satu hal untuk abad modern
sekarang ini yang lebih penting dari administrasi. Kelangsungan hidup
suatu pemerintahan yang beradab dan malahan kelangsungan hidup dari
peradaban itu sendiri akan sangat tergantung atas kemampuan kita untuk
membina dan mengembangkan suatu filsafat administrasi yang mampu
memecahkan masalah masalah masyarakat modern”

Pakar Amerika lain, James Burnham (1960), pernah pula


mengatakan bahwa revolusi politik dan sosial akan timbul dan
diselesaikan, akan tetapi akan ada revolusi pada abad modern ini yang
tidak akan pernah selesai yaitu managerial revolution yang akan
menimbulkan suatu kelas terpenting dalam suatu masyarakat yaitu the
managerial class.

Apabila pendapat kedua ahli tersebut dianalisa lebih mendalam,


akan dapat ditarik kesimpulan bahwa tegak dan runtuhnya suatu negara,
maju mundurnya peradaban manusia serta timbul tenggemnya bangsa
bangsa didunia tidak dikarenakan perang nuklir atau malapetaka, akan
tetapi akan tergantung pada baik buruknya administrasi yang dimiliki.

Jika pendapat kedua ahli tersebut diatas dan pendapat para pakar
lain yang senada dengan pendapat tersebut, maka jelaslah bagi kita
bahwa suatu negara, suatu bangsa yang ingin mencapai kemajuan dalam
berbagai aspek kehidupan dan peri kehidupan modern (termasuk
kemajuan dibidang kesehatan) tidak ada pilihan lain selain mengutamakan
pembinaan dan pengembangan Administrasi yang sesuai dengan faktor
lingkungannya.

Sesungguhnya abad sekarang ini adalah ”abad administrasi”,


karena semua keputusan dibidang politik, ekonomi, kebudayaan, militer,
kesehatan dan lain lain hanya akan ada artinya apabila keputusan
tersebut terlaksana secara efisien dan ekonomis. Sedang hakekat dari
administrasi itu sendiri adalah efisien dan ekonomis atau istilah sekarang
yang populer efektif dan efisien.

Mengkaji ilmu administrasi harus mengerti tentang :


1. Administrasi, Administrasi Negara dan administrasi Niaga
2. Organisasi.
3. Manajemen
4. Kepemimpinan (Leadership)
5. Human relation
6. Manusia

II. ADMINISTRASI

Administrasi.

Dalam Bahasa Belanda kita temui ada kata Administratie dan hal
ini mempengaruhi pengertian administrasi di Indonesia sebagai negara
bekas jajahan Belanda, kata Administratie pada umumnya diartikan
sebagai setiap penyusunan keterangan secara sitematik dan
pencatatannya secara tertulis dengan maksud untuk meperoleh suatu
ikhtisar mengenai keterangan keterangan itu secara keseluruhan dan
dalam hubungannya satu sama lain. Administratie dirumuskan sebagai
pencatatan keterangan keterangan secara tertulis agar kelak dapat
dipergunakan. Agar tidak terjadi kesalahan pengertian maka istilah
adminstratie yang berasal dari bahasa belanda tersebut dalanm bahasa
Indonesia diterjemahkan menjadi Tata Usaha.

Administratie dalam bahasa Belanda juga secara khusus dipakai


dalam arti pemerintah atau pemerintahan (bestuur) dari suatu negara.
Istilah tersebut disamakan dengan istilah Public Administration yang
berasal dari bahasa Inggeris dan diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia sebagai Adminstrasi Negara.

Kita selau melihat suatu rangkaian perbuatan penyelenggaraan


dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu. Di dalam masyarakat senantiasa terdapat kelompok orang
yang hidup bersama-sama. Orang orang itu mengadakan sesuatu usaha
kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat tercapai jika
dilakukan seorang diri. Hal ini sudah ada sejak zaman dahulu, misalnya
usaha kerja sama manusia untuk membangun candi atau menggali
saluran air.

Segenap proses penyelenggaraan kerjasama tersebut, dalam


lapangan ilmu sosial disebut dengan satu istilah Adminstrasi, yang
berasal dari bahasa latin ad + ministrare suatu kata kerja yang berarti
melayani, membantu atau memenuhi. Dari kata kerja tersebut terbentuk
kata benda administratio dan kata sifat administrativus dengan demikian
administrasi pada dasarnya berarti memberikan pelayanan kepada.
Pada saat ini administrasi telah berkembang menjadi suatu cabang ilmu
tersendiri untuk banyak pakar memberikan defenisi tentang administrasi.

Selama ini, istilah administrasi dipergunakan dengan berbagai


macam pengertian, yang sering mengaburkan hakikat yang terkandung
didalam istilah administrasi. Contoh Ketika anda sedang mengurus
legalisasi ijazah anda. Petugas sekolah akan mengatakan ”silahkan anda
kebagian administrasi” dan tidak sampai disitu tiba tiba disedorkan
permintaan ”anda harus bayar uang administrasi” lagi ketika berkas anda
hilang misalnya anda ceritakan kepada orang lain biasanya ada
tanggapan ”wah memang administrasinya kacau”

Suatu ketika anda membaca disuatu Koran tertulis ”Administrasi


Bush sedang mempertimbangkan membuka hubungan diplomatik dengan
Iran” selanjutnya anda melihat judul buku ”Administrasi Pembangunan”,
”Lembaga Administrasi Negara” dan sekarang anda mendapat mata
kuliah ”Adminisasi Kebijakan Kesehatan”. Jadi sebenarnya Administrasi
itu?

Di Indonesia saja, The liang Gie telah berhasil mengumpulkan


lebih dari 40 defenisi administrasi. Namun bila semua defenisi tersebut
dikelompokkan,akan diperoleh tiga kelompok pengertian administrasi :

1. Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian proses


atau kegiatan.
2. Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian tata
usaha.
3. Istilah administrasi yang dipergunakan dalam pengertian
pemerintah atau administrasi negara.

Istilah Administrasi dalam pengertian proses atau kegiatan :


Prof. Dr. Sondang P. Siagian didefinisikan sebagai ”Keseluruhan
proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya”

Soetrarto dan RP Soewarno , mendefinisikan bahwa administrasi


adalah ”proses penyelenggaraan dan pengurusan segenap
tindakan/kegiatan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan”

The Liang Gie : Administrasi adalah segenap rangkaian perbuatan


penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan tertentu ”
Administrasi menurut The Liang Gie terdiri dari beberapa unsur :
1. Pengorganisasian, rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang
menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja sama itu dengan jalan:
a. membagi dan mengelompokkan pekerjaan pekerjaan yang harus
dilaksanakan.
b. Menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara para petugas
atau unit unit tugas.

2. Manajemen, rangkaian aktifitas menggerakkan sekelompok orang dan


menerahkan segenap fasilitas untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Komunikasi, rangkaian aktivitas menyampaikan warta dan memindahkan
secara cermat buah pikiran dari seseorang kepada pihak lain dalam usaha
kerjasama yang bersangkutan.
4. Kepegawaian, rangkaian aktivitas mengatur dan mengurus menggunakan
tenaga kerja yang diperlukan dalam usaha kerjasama yang bersangkutan.
5. Keuangan rangkaian aktivitas mengelola segi segi pembiayaan sampai
pertanggung-jawaban keuangan dalam usaha kerjasama yang
bersangkutan.
6. Perbekalan, rangkaian aktivitas merencanakan, mengadakan, mengatur
pemakaian, menyimpan, mengendalikan, merawat dan menyingkirkan
barang barang keperluan kerja dalam usaha kerjasama yang
bersangkutan.
7. Tatausaha, rangkaian aktivitas, menghimpun, mencatat, mengolah,
menggandakan, mengirim dan menyimpan berbagai keterangan yang
diperlukan dalam usaha kerja sama.
8. Hubungan Masyarakat, rangkaian aktivitas menciptakan hubungan baik
dan dukungan masyarakat sekeliling terhadap usaha kerjasama yang
bersangkutan.

Administrasi dalam pengertian Tata Usaha :

Munawardi Reksohadiprawiro : Dalam arti sempit, ”administrasi


berarti tatausaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan
sitematis serta penetuan fakta fakta secara tertulis, dengan tujuan
memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik
antara satu fakta dengan fakta lainnya”.

G.Kartasaputra : Administrasi adalah ”suatu alat yang dapat


dipakai menjamin kelancaran dan keberesan bagi setiap manusia untuk
melakukan perhubungan, persetujuan dan perjanjian atau lain sebagainya
antra sesama manusia dan/atau badan hukum yang dilakukan secara
tertulis”

Harris Muda : Administrasi adalah suatu pekerjaan yang sifatnya :


mengatur segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan tulis
menulis, surat menyurat dan catat mencatat (membukukan) setiap
perubahan/kejadian yang terjadi di dalam organisasi itu.

Administrasi dalam pengertian sebagai pemerintah atau administrasi


negara.

Wijana : Administrasi adalah ”rangkaian semua organ organ


negara rendah dan tinggi, yang bertugas menjalankan pemerintahan,
pelaksanaan dan kepolisian”

Z. Wayong : Administrasi negara adalah kegiatan yang dilakukan


untuk mengendalikan usaha usaha instansi pemerintah agar tujuannya
tercapai.

Istilah Administarsi dan Manajemen.


Selain itu dalam mempelajari Ilmu Administrasi kadang kadang kita
di bingungkan oleh istilah administrasi dan manajemen pada pengunaaan
yang sama atau dalam arti yang sama. Hal ini antara lain ditegaskan oleh
salah satu terbitan United Nations,(1969) ”The Administration of
Organization and Methods Services”

“The terms of Administration and management are more being used synonymously.
While the term Administration has been applied more to conduct of public affairs and the
term Management more to that of business enterpprice, there has been atendency in
recent time for management to be used to greater degree in public affairs. This probably
because of the increasing application of business management practices in the field of
public administration”

(Istilah istilah Administrasi dan manjemen makin lama makin banyak dipakai secara
searti. Walaupun istilah administrasi telah diterapkan lebih banyak bagi tindakan dalam
urusan urusan negara dan istilah Manjemen lebih banyak bagi urusan urusan
perusahaan, pada akhir akhir ini terdapat kecenderungan untuk manajemen
dipergunakan dalam derajat yang luas bagi urusan negara. Hal ini terjadi mungkin karena
penerapan praktek praktek manajemen perusahaan yang semakin meningkat di dalam
bidang administrasi negara)

Beberapa pengertian administrasi yang dikatakan oleh para pakar


yang telah telah dikenal antara lain :

1. Administrasi adalah kegiatan kerjasama secara rasional yang


tercermin pada pengelompokan kegiatan menurut fungsi yang
dilakukan . (Dwiht Waldo).
2. Administrasi adalah kombinasi antar pengambil keputusan dengan
pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang
telah ditet apkan (Robert D Calkins) .
3. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang tela diinginkan
dengan menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan
(Koontz O’Donnell)
4. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan mempergunakan orang lain (George R.Terry)

Administrasi Negara dan Administrasi Niaga


Dilihat dari perkembangannya, maka administrasi dibagi ke dalam
dua bagian besar yaitu :

1. Administrasi Negara (Public Administration), didefinisikan secara


sederhana sebagai “keselureuhan kegiatan yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai
tujuan negara.
2. Administrasi privat/niaga didefinisikan sebagai “keseluruhan
proses kegiatan mulai dari produksi barang dan atau jasa sampai
tibanya barang atau jasa tersebut di tangan konsumen”

Akan tetapi karena perkembangan administrasi yang sangat


dinamis, maka klasifikasi yang sederhana diatas sudah semakin
kompleks, misalnya , dengan semakin pentingnya peranan suatu
pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan
rakyatnya, maka pemerintahpun melakukan tindakan atau kegiatan yang
bersifat bisnis. Apatur pemerintah pun harus memberikan pelayanan yang
prima, harus bersaing dengan pebisnis lain, sehingga batas batas
administrasi negara dan administrasi niaga menjadi semakin abu-abu.

Organisasi

Membahas Administrasi, tidak lepas dari pembahasan organisasi,


sehingga organisasi diletakkan pada urutan kedua pembahasan ini.

Banyak pakar mendefinisakan apa itu organisasi, a.l Sondang P.


Siagian mendefenisikan bahwa organisasi adalah “setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama secara
formal terikat dalam rangka pencapaian sesuatu tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya dalam ikatan mana terdapat seorang atau
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang
yang menjadi bawahan “
Dari defenisi tersebut maka organisasi dapat dilihat dari dua sudut
pandang yaitu :

1. Organisasi sebagai wadah dimana kegiatan kegiatan administrasi


dijalankan. Sebagai wadah, organisasi relatif bersifat statis.
2. Organisasi sebagai rangkaian hirarki antar orang orang dalam
suatu ikatan formal, deggan demikian organisasi dipandang
sebagai suatu proses yang senantiasa bersifat lebih dinamis.
Dalam ilmu administrasi para pakar lebih menitik beratkan
perhatian terhadap organisasi sebagai suatu proses. Hal ini disebabkan
karena perhatian semakin besar terhadap unsur manusia di dalam suatu
organisasi.

Manajemen.

Untuk melaksanakan administrasi dibutuhkan keterampilan


manajemen, manajemen menurut Sondang P Siagian adalah
”kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan.

Asal usul istilah Manajemen berasal dari bahasa latin/italia


”manus”, "mano” berarti tangan dan ”agere” berarti melakukan,
melaksanakan; “menege” / “manage” berarti memerintah kuda,
mengendalikan kuda; “maneggiare” berarti melatih kuda dalam menindak-
nindakkan langkah-langkah kakinya; ”mannegio” berarti pengurusan.
Pengertian dasarnya adalah melakukan dengan tangan.

Dalam lapangan ilmu administrasi ada dua pendapat yang


ditemukan yakni :

1. Manajemen berbeda dengan Administrasi


Pendapat pertama membedakan administrasi dengan manajemen,
hal ini terdapat dua pendapat:
a. Administrasi lebih rendah dari manajemen, pendapat ini antara lain
dikemukakan oleh Samuel Levey dan Paul Loomba yang menyebutkan
bahwa pekerjaaan administrasi hanya melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan sedang kan pekerjaan manajemen adalah merumuskan
kebijakan tersebut.
b. Administrasi lebih tinggi dari manajemen, pendapat ini antara lain
dikemukakan oleh Herman Finer yang menyebutkan bahwa administrasi
adalah seni manajemen,sedangkan manajemen hanyalah mengelola hal
hal yang berhubungan dengan sumberdaya saja, yang pada dasarnya
hanya merupakan bagian dari pekerjaan administrasi. Hal yang senada
dengan pendapat Sondang P Siagian yaitu bahwa Administrasi
mempunyai dua tugas utama yakni (1) menentukan tujuan menyeluruh
yang hendak dicapai (2) menentukan kebijakan umum yang mengikat
seluruh organisasi. Sedang Manajemen mempunyai tugas mengatur dan
mengendalikan tindakan tindakan pelaksnaan oleh sekelompok orang.
Dengan demikian bahwa Administrasi dan manajemen sulit untuk dipisah-
pisahkan.

2. Manajemen sama dengan Administrasi


Pendapat kedua ini tidak membedakan administrasi dengan
manajemen, kedua istilah tersebut sering dipergunakan secara
bergantian atau bergandengan untuk macam kegiatan yang sama.
Pendapat ini digunakan oleh Prof Dr. Azrul Azwar, MPH

Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah inti dari Manajemen, hal ini dikarenakan


kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari semua
resources yang tersedia. Resources terdiri dari Human Resources dan
Non Human Resources. Oleh karena itu dikatakan bahwa sukses tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuan yang ditentukan sangat tergantung
pada kemampuan para pemimpin diberbagai jenjang dalam organisasi
tersebut untuk menggerakkan atau memanfaatkan berbagai resources
(sumber daya)

Human Relation

Para Ahli Administrasi pada umumnya berpendapat bahwa


manajemen adalah inti dari administrasi dan Leadership inti dari
manajemendan selanjutnya bila kita analisis lebih jauh maka dalam hal
kepemimpinan ada factor hubungan antar manusia atau Human relation,
sehingg para pakar mengatakan bahwa inti dari Kepemimpinan atau
Leadership adalah human relation.
Bila kita kaji lebih jauh maka kita akan mendapatkan bahwa inti dari
hubungan antar manusia atau human relation adalah mindset

Manusia

Sebagai makhluk termulia dimuka bumi, manusia semakin cerdas.


Kecerdasan yang dimiliki dan semakin meningkat itu mangakibatkan
manusia dijuluki berbagai predikat misalnya “Homo Sapiens”, “Homo
ekonomikus”, “Homo politikus”, bahkan terakhir oleh Sondang P siagian
mengemukkan bahwa manusia adalah “Homo administraticus” serta
“Organization man”

Naluri berorganisasi serta ketidakmampuan manusia memenuhi


kebutuhan sendiri yang semakin komleks serta sifat hakiki manusia
sebagai “mahluk yang gelisah dan selalu tidak puas” menyebabkan
manusia menjadi milik yang paling berharga bagi suatu organisasi dan
disatu sisi sekaligus merupakan masalah terberat yang dihadapi pimpinan
suatu organisasi.
Manusia memiliki tujuan tujuan pribadi, Organisasi memiliki tujuan
organisasi, maka adalah tugas manajemen mengendalikan manusia
dalam organisasi untuk menyelaraskan kedua tujuan yang berbeda.

Itulah sebabnya dalam kajian administrasi, maka selalu “manusia”


menjadi fokus utama .

Dasar-Dasar AKK Lanjutan 1

III. Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu Lainnya

Sebagai suatu imu pengetahuan, administrasi dan manajemen tidak


lepas dari ikatannya dengan ilmu sosial lainnya. Secara substantif dan
taxonomis, terdapat kaitan yang erat antar ilmu administrasi dan ilmu lain.
Adapun ilmu sosial yang mempunyai hubungan erat dengan ilmu
administrasi ialah :

1. Ilmu Hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang


mempelajari norma-norma dan kaidah-kaidah yang hidup di dalam
masyarakat. Kelangsungan hidup yang teratur serta perkembangan
yang dinamis dari administrasi hanya dapat dijamin apabila ia ”taat”
pada hukum – tertulis atau tidak tertulis – yang berlaku.

2. Ilmu Ekonomi, suatu ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia


yang selalu tidak terbatas dengan alat-alat pemuasan yang selalu
terbatas. Administrasipun bergerak atas prinsip yang sama karena
tujuan organisasi pada hakekatnya tidak terbatas sedangkan
sumber-sumber yang tersedia-atau mungkin tersedia-selalu
terbatas. Ditinjau dari segi tujuan dan alat ini, antara Ilmu Ekonomi
dan Ilmu Administrasi berbeda hanya ditinjau dari segi objeknya
saja.
3. Ilmu Politik, yaitu suatu ilmu yang mempelajari percaturan kekuatan
dan kekuasaan dalam masyarakat. Pada dasarnya administrasi
adalah ” policy execution ”. Policy yang dimaksud disini adalah
kebijaksanaan dari fihak penguasa yang dirumuskannya sesuai
dengan kondisi politik yang dihadapi. LEONARD D.WHITE, dalam
bukunya, Introduction to the Study of Public Administration, pernah
berkata bahwa:”apabila politik berakhir, administrasi pun mulai”.
Dengan demikian Administrasi harus melekatkan dirinya kepada
politik karena yang satu merupakan kontinuasi dari yang lain.

4. Sejarah, yang menyelidiki keseluruhan daripada tindakan-tindakan


manusia dimasa-masa yang lalu. Para sarjana Administrasi dan
Manajemen hanya akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila
mereka mengetahui sejarah secara mendalam. Manfaatnya ialah
untuk dapat menarik pelajaran dan pengalaman masyarakat,
bangsa dan pemerintahan yang lalu agar supaya segi-segi
positifnya dapat lebih di kembangkan lagi dan segi-segi negatifnya
tidak terulang kembali.

5. Sosiologi, yakni ilmu yang mempelajari tata bermasyarakat yang


sangat erat hubungannya dengan kegiatan administrasi dan
Manajemen karena administrasi “berdharma bhakti” kepada
masyarakat, baik masyarakat kecil dalam lingkungan suatu
organisasi, maupun masyarakat sebagai keseluruhan.

6. Anthropologi, yang sebagaimana diketahui mempelajari tindak-


tanduk individu dalam masyarakat. Telah berulang kali ditekankan
bahwa manusia merupakan unsur terpenting didalam suatu
organisasi dalam rangka usaha pencapaian tujuan. Jika demikian
halnya secara logis jelas terlihat adanya persamaan objek kedua
ilmu pengetahuan ini, hanya approach methode analisa yang
berbeda.

7. Ethnologi, yaitu ilmu yang mempelajari sifat, kebudayaan dan adat-


istiadat sesuatu bangsa perlu pula diketahui oleh ahli administrasi
terutama mereka yang berkecimpung dalam kegiatan internasional
(baik dibidang kenegaraan maupun dibidang perniagaan).
Sasarannya ialah untuk mengetahui sifat-sifat kepribadian,
kelemahan-kelemahan dan temperamen bangsa lain itu karena
dengan mengetahui hal-hal tersebut untuk menggerakkan mereka
akan menjadi lebih mudah.

8. Ilmu Jiwa (psikologi), yaitu ilmu yang mempelajari jiwa seseorang.


Seseorang hanya dapat digerakkan dengan baik apabila
administrator yang menjadi atasannya mengenal jiwa orang
tersebut. Kejiwaan itu dapat dipelajari melalui ilmu jiwa terutama
Ilmu Jiwa Umum, Psikologi Industri, dan Psikologi Sosial.

9. Statistik, yaitu ilmu tentang data dan angka-angka. Salah satu


tugas terpenting dari seorang administrasi dan/atau manager ialah
mengambil keputusan. Keputusan yang diambil harus tepat, praktis
dan dapat dilaksanakan. Untuk memenuhi syarat-syarat keputusan
yang demikian seorang administrator dan/atau manager perlu
memiliki data dan informasi yang lengkap, up to date, dapat
dipercayai dan tersusun dengan sistematis. Pengumpulan,
pengolahan dan penyimpanan data dan informasi yang demikian itu
hanya dapat dilakukan melalui statistik.

Hal-hal yang dikatakan diatas berarti bahwa seseorang administrator


dan ”administrasist” hanya dapat dikatakan seorang administrator dan
”administrasist” yang baik apabila ia memiliki paling sedikit pengetahuan
dasar tentang ilmu-ilmu yang disebut diatas.

Di samping itu, jika seseorang administrator dan ”administratist”


memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu-ilmu tersebut, ia akan
mempunyai pandangan yang luas terhadap masyarakat yang harus
dilayani oleh administrasi. Tambahan pula dengan pengetahuan yang
demikian ia akan memiliki semakin banyak sarana untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya dan dengan demikian kemungkinan besar
akan dapat menemukan pemecahan yang lebih baik pula.

IV. Faktor-faktor Ekologis (lingkungan) dalam administrasi.

Administrasi dan Manajemen tidak pernah beroperasi dalam


suasana kekosongan. Proses administrasi dan Manajemen dimaksudkan
untuk melayani masyarakat dalam usaha masyarakat itu memuaskan
kebutuhannya.setiap masyarakat teleh mempunyai norma-norma tertentu
yang berlaku bagi masyarakat tersebut. Norma-norma,keadaan dan
kondisi masyarakat itulah yang menentukan kepribadian masyarakat
tersebut. Karena itu dalam mempelajari Filsafat Administrasi dan
Manajemen, dan dalam menerapkan prinsip-prinsip administrasi dan
Manajemen itu dalam kegiatan sehari-hari, faktor-faktor ekolologis yang
selalu harus diperhatikan ialah:

1. Falsafah negara. Falsafah negara merupakan tali pengikat bagi seluruh


warga negara. Karenanya administrasi pun dalam membina falsafah
administrasi tidak boleh tidak harus menyelaraskan falsafah itu dengan
filsafat negara sebagai keseluruhan. Artinya, filsafat administrasi harus
merupakan falsafah negara yang diterapkan dalam bidang administrasi.

2. Sistem Politik yang dianut oleh Negara, Hal ini karena Administrasi
merupakan proses lanjutan dari politik. Oleh karena itu politik administrasi
harus pula merupakan kelanjutanm dari politik negara. Bagi administrasi
Negara, misalnya ada netralitas politik karena politiknya harus seirama
dengan politik negara .Demikian pula halnya di bidang keniagaan kerena
kegiatan –kegiatan keniagaan hanya boleh didasarkan kepada politik
perekonomian negara.

3. Tingkat pembangunan ekonomi yang telah dicapai . Tingkat taraf


kehidupan rakyat akan sangat menentukan apa yang mereka dapat
kerjakan ,apa sifat disiplin kerja yang hendak dilaksanakan ,sistem
prioritas apa yang harus disusun,kesejahteraan sosial yang bagaimana
yang harus dicapai serta pengarahan penggunaan sumber yang
bagaimana yang harus disoroti.

4. Tingkat pendidikan rakyat. Tingkat pendidikan yang telah dicapai oleh


rakyat sebagai faktor ekologis berarti bahwa dalam proses komunikasi
dalam administrasi dan Manajemen harus diperhatikan gaya bahasa yang
dipergunakan ,cara menyampaikan berita ,instruksi ,perintah ,informasi
dan bimbingan .Kalau tidak ,maka besar kemungkinan proses komunikasi
ini tidak akan berjalan dengan efektif.

5. Bahasa. Bahasa adalah pula alat komunikasi .Tetapi di samping sebagai


alat komunikasi,bahasa mempunyai pula peranan penting lainnya yaitu
sebagai tali pengikat dalam usaha membina kesatuan dan persatuan
.Administratif, bahasa merupakan alat yang amat penting pula dalam
usaha menciptakan suatu ” frame of reference yang sama ” dalam bidang
administrasi itu.

6. Agama. Salah satu faktor yang membedakan manusia dengan mahluk


lainnya ialah karena manusia itu mampu beragama .Kemampuan
beragama itu mengakibatkan manusia mempunyai martabat yang tinggi
.Karenanya dalam menggerakan bawahan yang beragama itu,perlu selalu
diperhatikan bahwa manusia adalah ” puncak ciptaan manusia ”
7. Letak (geographi) negara. .Cara menjalankan administrasi dan
Manajemen akan berbeda pada suatu negara kepulauan ,seperti
Indonesia ,apabila dibandingkan dengan suatu negara daratan (misalnya
India).Dua faktor penting yang mempengaruhi,yaitu faktor komunikasi dan
transportasi .jika seseorang menghubungkan pelaksanaan sesuatu
keputusan dengan faktor komunikasi dan transportasi ,kiranya tidak akan
terlalu sukar untuk menemukan hubungan tersebut.

8. Struktur masyarakat. Suatu hipotesa yang dapat dibuat dalam hubungan


struktur masyarakat ialah bahwa proses administrasi dan Manajemen
lebih mudah dijalankan dalam suatu masyarakat yang homogen
dibandingkan dengan suatu masyarakat yang heterogen .Jika demikian
halnya maka struktur masyarakatnya sebagai aktor ekologis menentukan
pula sifat dan ruang lingkup dari administrasi dan Manajemen yang dapat
dijalankan.
V. Perbedaan Pokok Administrasi Negara dan Administrasi Niaga.

Pada Pertemuan sebelumnya kita sudah membicarakan bahwa


dilihat perkembangannya, Administrasi dibagi menjadi dua yakni
Administrasi Negara dan Administrasi Niaga. Secara prinsip, rumus dan
dalil, Administrasi Negara dan Administrasi Niaga pada hakekatnya tidak
mempunyai perbedaan dalam hakiki penerapan. Meskipun demikian, pada
perwujudan nyata, terdapat perbedaan penerapan prinsip, rumus dan
dalil. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor sebagai berikut :

1. Faktor Tujuan
Dilihat dari segi tujuan, Administrasi Negara bertujuan
meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat, sedang Administrasi Niaga
bertujuan mengupayakan kelangsungan hidup organisasi yang
dimungkinkan oleh adanya akumulasi modal, peningkatan investasi,
penganekaragaman produk serta keuntungan yang wajar.

2. Fator motif.
Dari sudut faktor motif, Administrasi Negara dalam proses
pelaksanaan kegiatannya bermotifkan pemberian pelayanan yang
seefisien, ekonomis dan efektif kepada masyarakat , atau kepada setiap
warga masyarakat secara sama, sedang Administarsi niaga dalam
operasinya bermotifkan keuntungan yang wajar atas modal yang ditanam.

3. Sifat Pelayanan.
Administrasi Negara berkewajiban melayani semua warga negara
dengan perlakuan yang sama, karena warganegara itu dimata hukum
berkedudukan yang sama, sedang administrasi niaga dalam
pelayanannya sering membedakan sifat service yang diberikan
berdasarkan motif mencari keuntungan, Biasanya perbedaan pelayanan
itu didasarkan pada tingkat daya beli langganan.

4. Wilayah Yurisdiksi.
Administrasi Negara mempunyai wilayah kekuasaan yang sama
luasnya dengan wilayah kekuasaan negara. Sedang administrasi niaga
wilayahnya adalah seluruh wilayah operasional yang luasnya lebih kecil
atau lebih besar dari luas wilayah negara

5. Kekuasaan.
Administrasi negara memperoleh kekuasaannya dari rakyat melalui
lembaga perwakilan karena dalam suatu negara yang demokratis,
rakyatlah yang merupakan sumber semua kekuasaan. Sedang
administrasi niaga, kekuasaannya terletak pada besarnya modal, skill dan
kemampuan manajerial.

6. Orientasi Politik.
Administrasi Negara dan seluruh aparatnya sebagai abdi rakyat
berorientasi politik netral, administarsi niaga menjalankan politik pilihannya
secara memihak tergantung politik sebagian besar pemodal dalam
organisasi.

7. Cara Kerja.
Secara umum proses administrasi negara terkesan lambat
dibanding dengan administrasi niaga, hal ini lebih disebabkan pendekatan
legalitas yang digunakan administrasi negara sifatnya lebih menonjol.
Administrasi niaga senantiasa diperhadapkan pada persaingan dan
perubahan yang cepat sehingga administrasi niaga menggunakan
pendekatan programatis daripada legalitas

VI. Fungsi Fungsi Administrasi dan Manajemen

Dalam pembahasan ini tidak dibedakan fungsi administrasi dan


fungsi manajemen, tetapi harus diingat bahwa meskipun kedua istilah
yang digunakan untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi kedua tingkatan
pengertian tersebut diatas adalah sama, perbedaan penting ialah bahwa
pada tingkat administrasi fungsi fungsi itu bersifat mnyeluruh dan berlaku
bagi seluruh organisasi, pada tingkat manajemen fungsi fungsi itu bersifat
departemental atau sektoral.
Dalam proses pelaksanaan administrasi dan manajemen
mempunyai tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri, tugas tugas
itulah yang biasa disebut atau diartikan sebagai fungsi fungsi administrasi
dan manajemen.

Hingga saat ini para sarjana belum mempunyai kata sepakat yang
bulat tentang fungsi-fungsi administrasi dan Manajemen itu, ditinjau dari
segi klasifikasinya dan terminologi yang dipergunakan.

Meskipun demikian apabila berbagai teori para ahli mengenai


fungsi-fungsi administrasi dan Manajemen itu diselidiki lebih mendalam,
akan terlihat bahwa terdapat kesamaan dalam pola pemikiran. Karena itu
perbedaan-perbedaan yang timbul tidak merupakan perbedaan-
perbedaan yang prinsipil. Pada hakekatnya, perbedaan-perbedaan yang
demikian dapat difahami. Malahan perbedaan-perbedaan yang demikian
sudah merupakan kebiasaan dikalangan sarjana. Perbedaan-perbedaan
yang demikian lebih dapat lagi difahami untuk Ilmu Administrasi dan
Manajemen karena Ilmu Administrasi dan Manajemen sebagai salah satu
cabang Ilmu-ilmu Sosial selalu dipengaruhi oleh kondisi-kondisi politis,
ekonomis dan kultural yang hidup dalam suatu masyarakat.
Dengan demikian jelas bahwa ada empat faktor yang
menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan yang tidak prinsipal itu.
Faktor-faktor tersebut ialah :

1. Kondisi masyarakat serta taraf kemajuannya dalam suasana mana para


sarjana tertentu menulis,.
2. Filsafat hidup yang dianut oleh sarjana yang bersangkutan,
3. Latar belakang pendidikannya,
4. Perkembangan Ilmu itu sendiri.

Karenanya adanya perbedaan-perbedaan pendapat itu tidak perlu


diinterpretasikan sebagai akibat tidak adanya kesatuan pola berfikir. Tidak
pula dapat diinterpretasikan sebagai faktor penghalang kearah
perkembangan yang lebih pesat dari ilmu pengetahuan.
Klasifikasi Pokok Fungsi-fungsi Administrasi dan Manajemen

Diatas telah dikatakan bahwa dikalangan para sarjana belum


terdapat satu konsensus bulat mengenai jumlah fungsi-fungsi administrasi
dan Manajemen. Konsensus yang telah dicapai ialah bahwa pada
dasarnya keseluruhan fungsi-fungsi administrasi dan Manajemen itu dapat
dibagi menjadi dua klasifikasi utama yaitu:

1. Fungsi-fungsi organik, dan


2. Fungsi-fungsi pelengkap.

Fungsi-fungsi Organik.
Yang dimaksud dengan fungsi-fungsi organik adalah semua fungsi
yang mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan Manajemen. Ketidak
mampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan -
lambat atau cepat – matinya organisasi. Dalam bagian-bagian lanjutan
dari buku ini yang akan dibahas adalah fungsi-fungsi organik itu. Juga
akan diberikan beberapa contoh tentang berbagai teori yang telah
dikemukakan oleh sarjana.

Fungsi-fungsi Pelengkap.
Yang dimaksud dengan fungsi-fungsi pelengkap ialah semua fungsi
yang meskipun tidak mutlak dijalankan oleh organisasi, toh sebaiknya
dilaksanakan karena pelaksanaan fungsi-fungsi itu dengan baik akan
meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan. Jadi, mempelancar
usaha pencapaian tujuan dengan efisien, ekonomis dan efektif. Beberapa
contoh tentang fungsi-fungsi pelengkap adalah fungsi komunikasi,
penyediaan tempat kerja yang menarik..

Untuk lebih memperjelas adanya pengaruh kondisi masyarakat,


filsafat serta pendidikan seorang teoritikus Ilmu Administrasi dan
Manajemen dan perkembangan ilmu itu terhadap istilah yang
dipergunakan untuk mengklasifikasikan funsi-fungsi organik administrasi
dan Manajemen, dibawah ini diberikan beberapa contoh dari berbagai
teori yang telah pernah dikemukakan.
George R Terry John F Mee Louis Allen Mc. Namara
1. Planning Planning Leading Planning
2. Organizing Organizing Planning Programing
3. Actuating Motivating Organizing Budgeting
4. Controlling Controlling Controlling System
Herold Koontz
Henry Fayol S.P.Siagian Oey Liang Lee
Crril O’Donnel
1. Planning Planning Planning Perencanaan
2. Organizing. Organizing Organizing Pengorganisasian
3. Commanding Staffing Motivating Pengarahan
4. Cordinating Directing Controlling Pengkoordinasian
5. Controlling Controlling Evaluating Pengontrolan
W.H.Newman Luther M. Lyndal F Urwick John D. Millet
Gullick
1. Planning Planning Forecasting Directing
2. Organizing Organizing Planning
3. Assembing Staffing Organizing Fasilitating
Resources
4. Directing Directing Commanding
5. Controlling Cordinating Coordinating
6. ------------- Reporting Controlling
7. ------------- Budgetting -------------

Fungsi fungsi tersebut pada dasarnya harus dilaksanakan oleh


Administrator/manajer secara berurutan agar proses administrasi dan
manajemen itu diterapkan secara baik.
Planning (perencanaan)

Planning (Perencanaan) - “Keseluruhan proses pemikiran dan


penentuan secara matang terhadap hal hal yang akan dikerjakan dimasa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan”
- merupakan fungsi organik pertama dari administarsi dan manajemen.
Dalam lingkup administrasi disebut administrative planning, yaitu meliputi
seluruh aspek kegiatan dan meliputi seluruh unit organisasi dan
merupakan hasil pemikiran dan penetuan yang bersifat garis besar,
sedang dalam lingkup manajemen disebut managerial planning, yakni
bersifat departemental dan operasional, khusus dan mendetail.

Tanpa adanya rencana , maka tidak akan ada dasar untuk


pelaksanaan kegiatan kegiatan tertentu dalam rangka usaha pencapaian
tujuan. Perencanaan merupakan titiktolak dan dasar dari kegiatan
pelaksanaan selanjutnya.

Suatu rencana ditujukan ke masa yang akan datang, karena itu


ada beberapa hal yang penting untuk diingat dalam hubungan dengan
proses perencanaan. Dalam teri adminstarsi dan manajemen disebut
“planning premises”. Setidak tidaknya ada empat premis yang harus
diingat yaitu :

1. Bahwa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, resources


(Sumberdaya) yang tersedia atau mungkin tersedia senantiasa terbatas,
sedang tujuan yang ingin dicapai tidak pernah pernah terbatas. Dengan
demikian maka rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan
ketersediaan sumber daya.
2. Bahwa suatu organisasi harus selalu memperhatikan kondisi kondisi serta
situasi dalam masyarakat, baik yang positif yang mendorong tercapainya
tujuan dan majunya organisasi maupun yang kondisi yang negatif yang
merupakan penghambat.
3. Bahwa organisasi tidak dapat melepas diri dari berbagai jenis
pertanggungan jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap
lingkungannya.
4. Bahwa manusia- yang menjadi anggota organisasi- dihadapkan kepada
serba- keterbatasan, baik fisik, mental dan biologis, oleh karena itu harus
selalu diciptakan iklim kerjasama, demikian manusia sebai anggota
organisasi harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan manusia
sebagai unsur pelaksana rencana dapat diajak untuk berbuat lebih
banyak.
Proses perencanan itu dapat ditinjau dari tiga aspek, atau fungsi
perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik dengan tiga cara yaitu :
Pertama, mengetahui sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik yang
meliputi :

1. rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah


ditentukan sebelumnya.
2. Rencana harus dibuat oleh orang orang yang sungguh memahami
tujuan organisasi.
3. Rencana harus dibuat oleh orang orang yang sungguh mendalami
teknik perencanaan.
4. Rencana harus disertai suatu rincian yang teliti.
5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran
pelaksanaan.
6. Rencana harus bersifat sederhana mudah dipahami.
7. Rencana harus luwes.
8. Di dalam rencana harus memperhitungkan faktor faktor resiko.
9. Rencana harus bersifat praktis.
10. Rencana harus merupakan ”forecasting”

Kedua, Memandang Proses perencanaan sebagai suatu rangkaian


perencanaan yang harus dijawab dengan memuaskan.Para ahli
administrasi telah meminjam istilah yang dikemukakan oleh Ruyard
Kipling, sastrawan Inggeris yang terkenal, untuk diterapkan dalam
perencanaan, pertanyaan tersebut dikenal dengan rumus 5W +1H:

1. What, Apa
2. Where, Dimana
3. When, Apabila
4. How, Bagaimana
5. Who, Siapa
6. Why, Mengapa

Ketiga: Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang


harus dipecahkan dengan menggunakan teknik teknik ilmiah. Dengan
kata lain pembuatan suatu rencana dapat dipandang sebagai masalah
yang harus terpecahkan dengan sistematis serta didasarkan kepada tujuh
langkah tertentu yaitu:

1. Know the nature of the problem (Mengetahui sifat hakiki dari


masalah yang dihadapi).
2. Colletc data (Kumpulkan data).
3. Analysis of the date (Penganalisis data)
4. Determination of several alternatives (Penetuan beberapa
alternative)
5. Selectionof the seeminingly best way from among alternatives
(Memilih cara yang kelihatannya terbaik)
6. Execution (Pelaksanaan perencanaan)
7. Evaluation of result (Penilaian hasil yang dicapai)

Organizing, (Pengorganisasian), yaitu “ keseluruhan proses


pengelompokkan orang orang, alat alat, tugas tugas, tanggungjawab dan
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan” Untuk memahami hakiki organisasi, prinsip-
prinsip organisasi dan peran manusia dalam organisasi, menurut defenisi
S.P Siagian Organisasi adalah “ Setiap bentuk perseketuan antara dua
orang Atau lebih yang bekerja sama untuk sesuatu tujuan bersama dan
terikat secara formal dalam persekutuaan manaselalu terdapat hubungan
antara seorang/sekelompok orang yang disebut pimpinan dan
seorang/sekelompok orang lain yang disebut bawahan”

Hakiki organisasi.
Sebagai alat organisasi dan managemen, organisasi dapat dapat ditinjau
dari dua sudut pandangan. Pertama: Organisasi dapat dipandang sebagai
”wadah” dimana kegiatan-kegiatan administrasi dan managemen
dijalankan. Kedua: organisasi dapat dipandang sebagai proses dimana
dianalisa interaction antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi
itu.

Prinsip Prinsip Organisasi:

1. Terdapat tujuan yang jelas.


2. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang didalam
organisasi.
3. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam
organisasi.

4. Adanya kesatuan arah (unity of direction).


5. Adanya kesatuan perintah (unity of command).
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang.
7. Adanya pembagian tugas (distribution of work).
8. Struktur organisasi harus disusun sesederhana mungkin.
9. Pola dasar organisasi harus relatif permanen.
10. Adanya jaminan jabatan (security of tenure).
11. Balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus setimpal dengan
jasa yang diberikan.
12. Penempatan oaring yang sesuai dengan keahliannya(The right man in the
right place).

Bentuk-bentuk Organisasi
Karena organisasi adalah hal yang dinamis, yang menyesuaikan
kedinamisannya dengan kedinamisan masyarakat maka sekarang ini
dikenal empat macam bentuk organisasi. Masing-masing bentuk ini
mempunyai kekuatan/kebaikan dan kelemahan/keburukannya sendiri-
sendiri. Keempat bentuk organisasi itu ialah:

1. Organisasi Lini (Line Organization).


2. Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization).
3. Organisasi Fungsional (Functional Organization).
4. Organisasi tipe Panitia (Committee Type of Organization).

Faktor Manusia dalam Organisasi


Tema pokok yang ditonjolkan dalam buku ini ialah bahawa secara
filosofis, manusia merupakan unsur terpenting Dalam satu organisasi.
Terpenting, bukansaja karena manusia itu merupakan “mahkota” ciptaan
Tuhan. Bukan pula hanya karena manusia itu mempunyai rasio, jadi
berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Manusia itu merupakan unsur
terpenting karena unsur-unsur lainnya yang dimiliki oleh suatu organisasi-
seperti uang, materi, mesin-mesin, metode kerja, waktu, dan kekayaan
lainnya-hanya dapat memberi manfaat bagi organisasi jika manusia yang
didalam organisasi itu merupakan daya pembangunan-dan bukan
perusak-bagi organisasi.

Dengan perkataan lain, faktor manusia merupakan faktor


perangsang kearah tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan
ekonoimis. Dalam hal demikian, manusia merupakan ”modal” terpenting
bagi organisasi.

Sebaliknya, dapat pula terjadi bahwa manusia itu menjadi faktor


penghalang utama kearah tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Hal
ini dapat terjadi bila manusia itu merongrong organisasi demi kepentingan
pribadinya. Jika hal ini terjadi maka manusia itu merupakan masalh yang
tersukar dipecahkan yang pernah dihadapi organisasi.

Karenanya, tidak berkelebihan kiranya apabila ditekankan disini


bahwa pelaksanaan pengorganisasian pada hakekatnya harus bertitik
tolak dari pentingnya menjadikan manusia itu sebagai unsur perangsang
dan mengurangi kemungkinan timbulnya peranan manusia Yang merusak
organisasi.
Motivating (Penggerakkan), didefinisikan sebagai ”keseluruhan
proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis”
Manusia sebagai mahluk hidup bersedia memberikan yang terbaik pada
dirinya, waktunya, tenaganya , keahliannya dan keterampilannya bila ia
diyakinkan bahwa ia akan memperoleh balas jasa yang setimpal dengan
pengorbanan yang ia berikan. Penggunaan istilah motivating untuk funfsi
oragnik yang ketiga ini didasarkan pada pertimbangan :
1. Motivating, secara implisit berarti bahwa pimpinanorganissi berada
ditengah tengah bawahannya. Bandingkan dengan Commanding,
directing dan actuating
2. Secara implist pula, dalam istilah motivating terkandung arti bahwa
teracakup adanya upaya untuk mensingkronisasikan tujuan organisasi
dan tujuan pribadi dari anggota organisasi.
3. Secara eksplisit dalam pengertian ini jelas terlihat bahwa para pelaksana
operatif dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberap macam
perangsang.
Dasar-Dasar AKK Lanjutan 2

BATASAN DAN RUANG LINGKUP

PENDAULUAN
Terwujudnya keadan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak
hanya oleh orang per orangan, tetpi juga oleh keluarga, kelompok dan
bahkan mesyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut
benyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu dianytaranya yang dinilai
mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan, (BLUM, 1974).
Pada saat ini berkat pembangunan ilmu dan teknologi dan juga
kehidupan masyarakat tampak jenis pelayanan kesehatan yang dapat
diselenggarakan sebanyak-banyaknya. Bentuk dan jenis pelayanan
tersebut, ternyata tidak sama antara satu negara dengan engara lainnya.
Setiap negara tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan
dan tututan kesehatan, tingkat sosial mekonomi dan latar belakang
politik, dapat dimiliki bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang agak
berbeda. Bentuk dan jenis pelayana kesehatan diselenggarakan di negara-
negara yang telah maju (developed Contries) tidak sama dengan yang
diselenggarakan di negara-negara yang sedang berkembang (Developing
Contries). Demikian pula halnya antara negara-negara yang telah maju.
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang di selenggarakan di Amerika
Utara misalnya tidak sama dengan bentuk jenis pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di negara-negara Eropa bagian Barat.
Dalam peraktek sehari-hari, sekalipun bentuk dan jenis pelayanan
keshatan yang diselenggarkan berbeda, namun pada waktu
menyelenggarakannya, ternyata selalu ditemukan beberapa kesamaan.
Kesamaan yang dimaksed di sederanakan secara umum dan dapat
dibedakan atas dua macam :
1. Ilmu Dan Teknologi Kedokteran
Kesamaan pertama yang ditemukan pada waktu menyelenggarakan
pelayana kesehatan ialah sama-sama menerapkan kemajuan ilmu dan
teknolegi kedokteran (Medical science and teknology). Tejuan yang ingin
dicapai dari penerapan kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran ini adalah
agar penyelesaian berbagai masalah kesehatan yang ditemukan di
masyarakat dapat lebih efektif.
Ambil contoh, jika menghadapai penyakit TBC misalnya para penyeleggara
kesehatan beru[paya secara optimal menerapkan berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran yang ada hubungannya dengan
penaggulangan penyakit TBC. Di sini memanfaatkan ilmu dan teknologi
kedokteran yang dimiliki. Mulai dari pengetahuan dan kemampuan
melakukan anamnesi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjuang,
diagnosis penyakit, sampai dengan tindakan pencegahan dan
penyembuhan penyakit.
Perhatian utama dari penerapan ilmu dan teknologi kedokteran pada
dasarnya adalah pada aspek efektivitas. Artinya semata-mata ditujukan
untuk mengatasi masalah yang ditemukan, tanpa perlu
mempertimbangkan ketersedian atau tidaknya sumberdaya.
2. Ilmu Dan Teknologi Administrasi
Kesamaan dua yang ditemukan pada waktu menyelenggarkan pelayanan
kesehatan adalah sama-sama menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
administrasi (administrative science and teknology). Tujuan yang ingin
dicapai dari penerapan ilmu dan teknologi ialah agar penyelesaian
berbnagai masalah kesehatan yang ditemukan dimasyarakat agar dapat
lebih efisien. Pada contoh penyakit TBC di atas misalnya, jika telah
diketahui bahwa ilmu dan teknologi kedokteran yang dipandang paling
efektif untuk mencegah penyakit TBC adalah dengan imunisasi BCG, maka
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah bagaiman merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, serta mengawasi berbagai
sumbertenaga, dana dan sarana yang tersdedia sedemikian rupa sehingga
pelayanan imunisai BCG dapat diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan.

Perihal utama dari penerapan ilmu dan teknologi administrasi pada


dasarnya adalah pada aspek efisiensi. Artinya penyelesaian masalah
kesehatn yang ditemukan di masyarakat harus disesuaikan dengan
sumberdana yang tersedia.

Bagan.1
Penerapan Ilmu Dan Teknologi Kedokteran Dan Administarasi
Dalam Menyelesaikan Masalah Kesehatan

Masalah Kesehtan
Ilmu
danteknologi
kedokterani
Pelayanankesehatan

Sekalipun penerapan kemajuan ilmu dan teknologi dan teknologi


kedokteran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan namun pada akhir-akhir inj
telah diketahui jika menggantungkan harapan hanya pada ilmu dan
tenologi kedokteran saja, tidaklah dapat sepenuhnya menjamin
tercapainya tujuan dari diselenggarakanya perlayanan kesehatan.
Sebaliknya jika berhasil dibuktikan, meskipun kemajuan ilmu dan teknologi
kedokteran yang dimiliki masih sangat terbatas, tetapi jika ada yang telah
dimiliki tersebut dapat direncanakan, diorganisasikan, digerakkan serta
diawasi dengan baik. Yang dapat diwujudkan antara lain melalui
penerapan ilmu dan teknologi administrasi, masih dapat diterapkan
tercapainya tujuan dari di selenggarakannya pelayanan kesehatan.
Bertitik tolak dari kenyataan ini, telah terdapat semacam kesepakatan
perlunya penerapan ilmu dan teknologi administrasi pada setiap
penyelenggaraan kesehatan. Pada saat ini sejalan makin meningkatnya
kesadaran akan pentingnyapenerapan ilmu dan teknologi administrasi
tersebut, telah dapat dikatakan tidak diketemukan lagi negar-negara yang
sengaja mengabaikan penerapan kemajuan ilmu dan teknologi
administarasi pada penyelenggaraan administrasi palayanan kesehatan.

Tentu mudaj dipahami perhatian utama penerapan kemajuan ilmu dan


teknologi adminisrtasi tersebut tidak sama antara negara satu dan negara
lain. Secara umum disebutkan perhatian utamapada negara-negara yang
sudah berkembang adalah bagaiman mengatur kecanggihan dan
keanekaragaman pelayanan kesehatan yang tela tersedia. Sebaliknya
pada negara-negara yang sedang berkembang , perhatian utama masih
berkisarpada mengatasi berbagai keterbatasan yang dimilki, sedemikian
rupa sehingga tetap dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan mesyarakat.

Mengingat pentingnya penerapan ilmu dan teknologi administrasi


tersebut, maka telah merupakan kewajiban semua pihak untuk secara
bersunggu-sungguh mulai mempelajari serta memahami seputar ilmu dak
teknologi yan dimaksud. Pelajaran yang seperti ini, untuk bidang
kesehatan tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus, dikenal dengan
nama ilmu administrasi (health administration).

Batasan

Jika menyebutkan perkataan adminisrtasi kesehatan, ada dua


pengertian yang tekandung di dalamnya yakni pengertian adminstarsi di
satu pihak pengertian kesehatan. Administrasi berasal dari kata
Admistrare (Latin : ad=pada, ministrare = melayani). Dengan demikina
jika ditunjau dari asal kata, administra berarti memberikan pelayanan
kepada. Pada saat ini administrasi berkembang menjadi satu cabang ilmu
tersendiri. Untuk itu banyak pengertian administrasi yang telah dikenal,
beberapa diantaranya :

1. Administrasi adalah kegiatan kerjasama secara rasional yang


tercermin pada pengelompokan kegiatan menurut fungsi yang
dilakukan . (Dwight Waldo).
2. Administrasi adalah kombinasi antar pengambil keputusan dengan
pelaksanaan dari keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang
telah ditet apkan (Robert D Calkins) .
3. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang tela diinginkan
dengan menciptakan lingkungan kerja yang menguntungkan
(Koontz O’Donnell)
4. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan mempergunakan orang lain (George R.Terry)
5. Adminisrtasi adalah suatu proses dengan mana upaya untuk
mencapai tujuan tertentu dapat dilaksanakan dan diawasi (Social
Science Encyclopedia)

Dalam membahas tentang administrasi sering dikaitkan dengan


manajemen, yang berasal dari kata managia (latin; Manus = tangan,
agere = melakukan, melaksanakan), yang berarti melakukan dengan
tangan. Untuk itu ada dua pendapat yakni :

1. Manajemen berbeda dengan Administrasi


Pendapat pertama membedakan administrasi dengan manajemen,
hal ini terdapat dua pendapat:
a. Administrasi lebih rendah dari manajemen, pendapat ini antara lain
dikemukakan oleh Samuel Levey dan Paul Loomba yang menyebutkan
bahwa pekerjaaan administrasi hanya melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan sedang kan pekerjaan manajemen adalah merumuskan
kebijakan tersebut.
b. Administrasi lebih tinggi dari manajemen, pendapat ini antara lain
dikemukakan oleh Herman Finer yang menyebutkan bahwa administrasi
adalah seni manajemen, sedangkan manajemen hanyalah mengelola hal
hal yang berhubungan dengan sumberdaya saja, yang pada dasarnya
hanya merupakan bagian dari pekerjaan administrasi.
2. Manajemen sama dengan Administrasi
Pendapat kedua ini tidak membedakan administrasi dengan
manajemen, kedua istilah tersebut sering dipergunakan secara
bergantian atau bergandengan untuk macam kegiatan yang sama.
Pendapat ini digunakan oleh Prof Dr. Azrul Azwar, MPH

Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah inti dari Manajemen, hal ini dikarenakan


kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari semua
resources yang tersedia. Resources terdiri dari Human Resources dan Non
Human Resources. Oleh karena itu dikatakan bahwa sukses tidaknya
suatu organisasi mencapai tujuan yang ditentukan sangat tergantung
pada kemampuan para pemimpin diberbagai jenjang dalam organisasi
tersebut untuk menggerakkan atau memanfaatkan berbagai resources
(sumber daya)

Human Relation
Para Ahli Administrasi pada umumnya berpendapat bahwa
manajemen adalah inti dari administrasi dan Leadership inti dari
manajemendan selanjutnya bila kita analisis lebih jauh maka dalam hal
kepemimpinan ada factor hubungan antar manusia atau Human relation,
sehingg para pakar mengatakan bahwa inti dari Kepemimpinan atau
Leadership adalah human relation.
Bila kita kaji lebih jauh maka kita akan mendapatkan bahwa inti dari
hubungan antar manusia atau human relation adalah mindset

Manusia

Sebagai makhluk termulia dimuka bumi, manusia semakin cerdas.


Kecerdasan yang dimiliki dan semakin meningkat itu mangakibatkan
manusia dijuluki berbagai predikat misalnya “Homo Sapiens”, “Homo
ekonomikus”, “Homo politikus”, bahkan terakhir oleh Sondang P siagian
mengemukkan bahwa manusia adalah “Homo administraticus” serta
“Organization man”

Pendapat yang dianut dalam tilisan ini adalah pendapat yang kedua yakni
tidak membedakan antra kedua istilah yang dimaksud, sebagaimana yang
telah dipakai antara lain Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan
Amerika Serikat, (1974)

Sama halnya dengan administarasi, maka pengertian kesehatan banyak


pula macamnya, beberapa diantaranya ialah :
1. Suatu keadaan seimbang yang dinamis antar bentuk dan funsi
tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya
(Perkin 1938).
2. Keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang
tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja
(WHO 1947, UU No.9/60)
3. Keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyai
(WHO, 1957)
4. Keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda tanda penyakit
atau kelainan (White 1977)
5. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. (Undang Undang No. 23 tahun 1992)

Dari pengertian administrasi dan kesehatan sebagaiman diuraiakan di atas


maka jelaslah bawa yang dimaksud dengan administarsi kesehatn tidak
lain ialah administarasi yang diterapkan pada upaya kesuhatan demi
tercapainya suatu keadaan sehat. Penjamaran pengertian administarsi
kesehatan yang seperti ini, yang digabungkan pengertian admnistrasi
disatu pihak dengan pengertian kesehatan dipihak lain, telah banyak
dilakukan. Salah satu diantaranya yang dipandang cukup mewakili adalah
Komisi Pendidikan Admnistrasi Kesehatan Amerika Serikat Pada
Tahun 1974. administarsi kesehatan adalah suatu peroses yang
menyangkut perencanaan, pengorganisasian, pengaraan, pengawasan,
pengkoordinasian dan penilaain teradap sumber, tata cara dan
kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tututan
terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang seat
dengan jalan menyediakan dan menyelanggarakan berbagai upaya
kesehatan yang ditujukan kepada perseorangan, keluarga, kelompok, dan
ataupun masyarakat.
Unsur pokok admistrasi kebijakan
Jika diperatikan batasan administrasi kesehatan sebagaiman
dikemukakan di atas, segera terlihat bahwa dengan batasan tersebut
ditemukan setidak-tidaknya lima unsur pokok yang peranannya amat
penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan
administrasi kesehatan. Kelima unsur pokok yang dimaksud ialah masukan
(input), prises (process), keluaran (out put), sasaran (target), serat
dampak (impact).

1. Masukan
Yang dimaksud dengan masukan (input) dalam administrasi adalah segala
sesuatu yang dapat dibutuhkan untuk dapat melaksankan pekerjaan
administrasi. Masukan ini dikenal pula dengan nama perangkat
administrasi (tools of admnistration)
2. Proses
Yang dimaksud dengan Proses dalam administrasi adalah langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses ini dikenal pula dengan nama fungsi administrasi (functions of
administration)
3. Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran (out put) adalah asil dari suatu pekerjaan
administrasi. Untuk administrasi kesehatn, keluaran dikenal dengan nama
pelayanan kesehatan (health services). Pada saat ini pelayanan keseatan
tersebut banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas dua
macam, Pertama, pelayanan kedokteran (medical service). Kedua
pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health services).
4. Sasaran
Yang dimaksud dengan sasaran (target group) ialah kepada siapa
keluaran yang dihasilakan yakni upaya kesehatan tersebut, ditujukan.
Untuk administrasi kesehatan, sasaran yang dimaksud disini dibedakan
atas empat macam yakni perseorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Dapat bersifat sasaran langsung (direct target group)
ataupun bersifat sasaran tidak langsung (indirec target group).
5. Dampak
Yang dimaksud dengan dampak (impact) ialah akibat yang ditimbulkan
oleh keluaran. Untuk administrasi kesehatan dampak yang diharapkan
ialah makin meningkatnya derajat kesehatn

Ruang Lingkup
Jika dikaji secara mendalam batan yang telah dirumuskan oloh
Komisi Pendidikan Administrasi kesehatan amerika serikat tahun
1974, segera terlihat bahwa ruang lingkup administrasi kesehatn
dibedakan atas dua macam yakni :
1. Kegiatan administrasi
Telah disebutkan bahwa pekerjaan administrasi sama dengan
melaksanakan semua fungsi administrasi. Kegiatan utama yang dilakukan
pada administarasi adalah melakukan fungsi administarasi sendiri muai
dari fungsi perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan sampai pada
fungsi pengawasan.

Karena kegiatan utama administrasi adalah melaksanakan suamua


fungsinya, maka jelas pula bahwa malaksanakan pekerjaan administrasi
tidak sama dengan melaksanakan pekerjaan tata usaha. Bahkan hanya
sekedar mengetik, mengegenda atau menyimpang arsip surat menyurat
yang merupakan pekerjaan pokok tata usaha.

Seseeorang yan mengerjakan pekerjaan admnistrasi adalah seorang


administarator atau manajer. Karena dalam mengerkjakan admnistrasi ia
melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, untuk kemudian
perencaan berikutnya. Demikian seterunya dan berulang-ulang dan
berkesinambungan. Yang oleh Marry Arnold digambarkan daam bagan:
Bagan.1
Hubungan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

2. Obyek dan subyek administrasi


Obyek dan subyek administrasi kesehatan adalah istem kesehatan. Ini
berarto administrasi kesehatan perlu dipahami dahulu apa yang dimaksud
dengan sistem kesehatan. Pengertian tentang sistem kesehatan banyak
macamnya. Batasan sebagaiman ayng dirumuskan WHO (1984). Yang
dimaksud dengan sistem kesehatan adalah suatu kempulan dari berbagai
faktor yang komplek dan saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan
dan tututan kesehatn perorangan, keluaraga, kelompok, serta
masyarakat pada setiap ssaat yang dibutuhkan.

Sistem kesehatan mencakup mencakup hal yang amat luas dan dapat
dibedakan dalm dua sub sistem. Pertama, subsistem pelayanan
kesehatan. Kedua subsistem pembiayaan kesehatn. Secara sederhana
ruang lingkup administrasi kesehatn dapat digambarkan pada bagang:

Bagang .3
Ruang Lingkup Administarsi Kesehatan

Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari diterapkannya administrasi kesehatan
dapat dibedakan dengan tiga macam yakni :
1. Dapat dikelolah sumber, tata cara dan kesanggupan secara efektif dan
efisien.
Sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia pada dasarnya bersifat
terbatas dan karena itu perlu dikelolah dengan sebaik-baiknya.
Administarasi kesehatan jelas dapat menjanjikan pengelolaan yang
dimaksud, karena memang dalam melaksanakan pekerjaan admnistrasi
kesehatn dikenal adanya antara lain fungsi perencanaan yang dapat
mengatur pemanfaatan, tata cara dan kesanggupan secara efektif dan
efisia.
2. Dapat dipenui kebutuhan dan tututan secara tepat dsn sesuai.
Mengenal kebutuhan dan tututan adalah penting dalam melaksanakn
admnistrasi kesehatan. Seyogyanya setiap upaya kesehatan yang
dilaksankan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dan tutan tersebut.
Agar kebutuhan dan tutan seperti ini dapat dipenuhi, maka diperlukan
keterampilan untuk menentukan kebutuhan dan tuttan itu sendiri. Disini
menjadi penting peranan admnistrasi kesehatan, karena dengan
diterapkanya administarsi kesehatn tersebut akan dapat diketahui dengan
tepat berbagai kebutuahn dan tuntutan yang terdapat dalma masyarakat.
3. dapat disediakan dan diselenggarkan upaya kesehatan sebaik-baiknya.
Karena admnistrasi kesehatan dapat mengatur pemanfaatan, sumber, tata
cara dan keasanggupan yang dimilki dengan baik serta dapat menentukan
kebutuhan dan tututan dengan tepat, maka dapat diharapkan tersedia dan
terselenggarnya upaya kesehatan.
Dasar-Dasar AKK Lanjutan 3

PARADIGMA SEHAT

Pengertian Sehat
Suatu keadaan seimbang yang dinamis antar bentuk dan funsi tubuh
dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkin 1938)
Keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan sosial yang tidak hanya
terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO 1947, UU
No.9/60)
Keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyai (WHO,
1957)
Keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau
kelainan (White 1977)
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
(Undang Undang No. 23 tahun 1992)
Paradigma sehat
Paradigma sehat adalah : cara pandang atau pola pikir, atau metode
pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait
dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan
upaya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan
kesehatan.
Secara makro : berarti pembangunan semua sektor harus memperhatikan
dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberikan sumbangan dalam
pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
Secara mikro : bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada
upaya promotif dan pereventif tanpa mengesampikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Lebih dari itu paradigma sehat bagian dari pembangunan peradaban dan
kemanusia secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental
dan watak atau “mendset” dalam pembangunan. Paradigma sehat
dengan sebutan “ gerakan pembangunan yang berwawasan
kesehatan”. Dicanangkan oleh peresiden RI pada tanggal, 11 Maret
1999.
Sehat adalah hak asasi manusia , artinya : ”sehat” merupakan sesuatu
yang sangat esensial dalam arti manusia yang perlu dipertahankan dan
dipelihara.
Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang peroduktif, ia
bukanya sesuatu yang kensumtif, tetapi merupakan prasyarat agar hidup
kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
Health is not everything, but without health everyting is nothing.
Sehat merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat
menentukan kialutas Sumber Daya Manusia, disamping pendidikan dan
pendapatan (ekonomi), karenanya perlu dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya. Sementara itu kualitas SDM kita yang diukur dengan Indeks
Pembangunan Manusia (HDI) sangat rendah (menempati urutan ke-109 di
dunia) sehat merupakan juga karunia Tuhan yang perlu disyukuri,
mensyukuri karunia adalah dengan perkataan dan perbuatan. Bersyukur
dengan perbuatan adalah dengan memelihara dan berupaya untuk
meningkatkannya.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah lebih efektif daripada
mengobati penyakit. Karena upaya peningkatan dan pencegahan perlu
lebih ditekankan tanpa mengesampingkan upaya penyembuan dan
pemulihan.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan, faktor lingkungan dan perilaku mempunyai
kontribusi sangat besar terhadap kualitas derajat kesehatan. Dipihak lain
faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan banyak sektor di luar
kesehatan. Karenya pembunganan semua sektor perlu memperhatikan
dampaknya dibidang kesehatan.
Adanya transisi demografi dan epidemiologis tantangan global dan
regional, perkembangan iptek, tumbuhnya era desentralisasi serta
maraknya demokratisasi di segala bidang, mendorong perlunya meninjau
kebijakan yang ada serta merumuskan paradigma baru di bidang
kesehatan.
Paradigama sehat adalah perubahan sikap dan atau orientasi atau
”midset” :

1. Dari pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan


yang bersifat pasif, menajdi sesutau yang bersifat aktif, yang mau
tidak mau harus di upayakan, karena kesehatan merupakan
keperluan dan bagian Hak asasi Manusia (HAM).
2. Kesehatan bukanya sesuatu yang konsumtif, melainkan suatu
investasi. Karena kesehatan menjamina adanya Sumber Daya
Manusia (SDM) yang produktif secara sosial dan ekonomi.
3. Semua kesehatan yang bersifat penaggulangan yang sifatnya
jangka pendek, ke depan kesehatan adalah bagian upaya
pengemabangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berjangka
panjang.
4. Pelayanan kesehatan juga bukan hanya pelayanan medis yang
melihat bagian-bagian yang sakit saja, tetapi adalah pelayanan
kesehatan paripurna yang memandang manusia sebagai manusia
seutuhnya.
5. Karenaya palayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah
(Fragmented) tetapi manjadi terpadu (Integrated).
6. Kesehatan juga bukan hanya jasmani atau fisik, tetapi juga
mencakup mental dan sosial.
7. Bahkan fokus kesehatan bukan hanya penyakit, tetapi tergantung
dari permintaan pasar.
8. Oleh karena itu sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya
masyarakat umum, tetapi juga masyarakat swasta
9. dan kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerinta, tepai juga
menjadi urusan swasta.
10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah bagi keperluan publik
(seperti pemberantasan penyakit menular, penyuluhan, dll.
Sedangkan yang lain perlu di tanggung bersama dengan pengguna
jasa.
11. maka biaya kesehatan juga bergeser dari pembayaran setelah
pelayanan menjadi pembayaran di muka dengan model Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
12. Kesehatan juga bukan hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat
berfungsi ekonomi.
13. Sudah barang tentu pengaturannya tidak lagi sentralistik, tetapi
desentralisai.
14. Bukan lagi pengaturan dari atas (Top Down) melainkan dari bawah
(Bottom Up).
15. Bukan lagi berfokratis tetapi enterpreuner
16. Dan peran serta tatai sebagai mitra.

Dasar-dasar Pembanguan Kesehatan


Landasa idiil pembangunan nasionaladalah Pancasila sedangkan
landasan konstitusional adalah Undang-Undang Dasar 1945. pembagunan
kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam
Undang-Undang Nomor : 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Sedangkan dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia
tahun 1948 disepakati bahwa di perolehnya derajat kesehatan yang
setinggi-tinggginya adalah sesuatu hak yang fundamental bagi setiap
orang tanpa membedakan Ras, Agama, Politik yang dianut dan tingkat
sosial ekonominya.
Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah
nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir atau
bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dasar ini merupakan landasan
dalam penyusunan visi, misi dan startegi sebagai petunjuk pokok dalam
pelaksanaan pambangunan kesehatan secara nasional yang meliputi :
1. Perikemanusiaan
Setiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusian yang dijiwai,
digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu berbudi luhur dan
memegang teguh etika profesi.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan peorangan, keluarga, serta lingkungan.
Setiap upaya kesehatan harus mampu membangkitkan dan mendorong
peran serta masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan
dilandaskan pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri
serta bersendika kepribadian bangsa.
3. Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa
memandang perbedaan suku, golongan, agama, dan status sosial
ekonominya.
4. Pengutamaan dan Manfaat
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK), arus lebih
mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Selain itu upaya kesehatan harus dilaksanakan pula
secara profesional, berhasil guna dan berdayaguna dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi daerah.
Upaya kesehatan diarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Serta
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dasar-Dasar AKK Lanjutan 4

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR KESEHATAN

1. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian internal dari pembangunan nasional


karena aspek kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia.
Dalam penyelenggaraannya memerlukan perubahan cara pandang (mindset) yaitu
dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat
2010.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatan yang dilaksananakan secara berkesinambungan sampai


dewasa ini, telah mengalami kemajuan penting dalam meningkatkan kualitas
kesehatan penduduk serta berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara cukup bermakna.

Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukan


angka kematian bayi menurun dari 46 (SDKI 1997) menjadi 35 per 1000
kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun
dari 334 (SDKI 1997) menjadi 307 per 100000 kelahiran hidup (SDKI 2002-
2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (Susenas 1999) menjadi
66,2 tahun (Susenas 2003). Menurut Servey Konsumsi Garam Yodium yang juga
mencakup survey status gizi, prevalasi gizi kurang (underweight) pada anak
balita, telah menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 25,8 persen (2002).
Namun demikian, dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, beberapa masalah dan tantangan baru muncul sebagai akibat dari
perubahan sosial ekonomi serta perubahan lingkungan strategis, baik global,
maupun nasional. Tantangan global antara lain adalah pencapaian sasaran
Millennium Development Goals (MDGs), sedangkan pada lingkungan nasional
adalah penerapan desentralisasi bidang kesehatan.

2. Permasalahan

 Disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas


kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status
kesehatan antara tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar
perkotaan-perdesaan masih cukup tinggi. Angka kematian bayi dan
angka kematian balita pada golongan termiskin hampir empat kali
lebih tinggi dari golongan terkaya. Selain itu, angka kematian bayi
dan angka kematian ibu melahirkan lebih tinggi di daerah
pedesaan, di Kawasan Timur Indonesia, serta pada penduduk
dengan tingkat pendidikan rendah. Persentase anak balita yang
berstatus gizi kurang dan buruk di daerah perdesaan lebih tinggi
dibandingkan daerah perkotaan.

 Beban ganda penyakit. Pola penyakit yang diderita oleh


masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti
tuberkulosis paru, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
malaria, diare, dan penyakit kulit. Namun demikian, pada waktu
yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes mellitus dan
kanker. Selain itu Indonesia juga menghadapi emerging diseases
seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), HIV/AIDS,
chikungunya, Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS).

Dengan demikian telah terjadi transisi epidemiologi sehingga Indonesia


menghadapi beban ganda pada waktu yang bersamaan (double burdens).

 Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah. Faktor utama


penyebab tingginya angka kematian bayi di Indonesia sebenarnya
dapat dicegah dengan intervensi yang dapat terjangkau dan
sederhana. Oleh karena itu kinerja pelayanan kesehatan merupakan
salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas
kesehatan penduduk. Masih rendahnya kinerja pelayanan
kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti proporsi
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, proporsi bayi yang
mendapat imunisasi campak, dan proporsi penemuan kasus (Case
Detection Rate) tuberculosis paru.

Pada tahun 2002, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 66,7
persen, cakupan imunisasi campak untuk anak umur 12-23 bulan baru mencapai
71,6 persen, dan proporsi penemuan kasus penderita tuberculosis paru pada tahun
2002 baru mencapai 29 persen.

 Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup


bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah
satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status
kesehatan penduduk. Perilaku masyarakat tidak sehat dapat dilihat
dari kebiasaan merokok, rendahnya pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada
anak balita, serta kecendrungan meningkatnya jumlah penderita
HIV/AIDS, penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat
adektif (NAPZA) dan kematian akibat kecelakaan.

 Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Salah satu faktor


penting lainnya yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain
dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Pada
tahun 2002, persentase rumah tangga yang mempunyai akses
terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 50
persen, dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar baru
mencapai 63,5 persen.

 Rendahnya kualitas, pemerataan dan keterjangkauan


pelayanan kesehatan. Pada tahun 2002, rata-rata setiap 100000
penduduk baru dapat dilayanai oleh 3,5 Puskesmas. Selain
jumlahnya yang kurang, kualitas, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan di Puskesmas masih menjadi kendala . Pada
tahun 2003 terdapat 1179 Rumah Sakit (RS), terdiri dari 598 RS
milik pemerintah dan 581 RS milik swasta. Jumlah seluruh tempat
tidur (TT) di RS sebanyak 127217 TT atau rata-rata 61 TT
melayani 100000 penduduk. Walaupun rumah sakit terdapat di
hampir semua kabupaten/kota, namun kualitas pelayanan sebagian
besar RS pada umumnya masih di bawah standar. Perlindungan
masyarakat di bidang obat dan makanan masih rendah. Dalam era
perdagangan bebas, kondisi kesehatan masyarakat semakin rentan
akibat meningkatnya kemungkinan konsumsi obat dan makanan
yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.

 Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.


Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua semua jenis
tenaga kesehatan yang diperlukan. Pada tahun 2001, diperkirakan
per 100000 penduduk baru dapat dilayani dapat dilayani oleh 7,7
dokter umum, 2,7 dokter gigi, 3 dokter spesialis, dan 8 bidan.
Untuk tenaga kesehatan masyarakat, per 100000 penduduk baru
dilayani oleh 0,5 Sarjana Kesehatan Masyarakat, 1,7 apoteker, 6,6
ahli gizi, 0,1 tenaga epidemiologi dan 4,7 tenaga sanitasi
(sanitarian). Keterbatasan ini diperburuk oleh distribusi tenaga
kesehatan yang tidak merata.

 Rendahnya status kesehatan penduduk miskin. Angka kematian


bayi pada kelompok termiskin adalah 61 dibandingkan dengan 17
per 1000 kelahiran hidup pada kelompok terkaya. Penyakit infeksi
yang merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak
balita, seperti ISPA, diare, tetanus neonatorum dan penyulit
kelahiran, lebih sering terjadi pada penduduk miskin.Penyakit lain
yang terbanyak diderita penduduk miskin adalah penyakit
tuberkulosis paru, malaria dan HIV/AIDS.
3. Isu strategis

Dengan memperhatikan perkembangan yang telah dicapai, permasalahan yang


masih dihadapai, peluang yang mungkin dapat dimanfaatkan dan ancaman bagi
pembangunan kesehatan, dapat diidentifikasikan isu strategis yang harus diatasi,
yaitu :

 Kerjasama lintas sektor. Sebagian dari masalah kesehatan merupakan masalah


nasional yang tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain,
sehingga upaya pemecahannya harus secara strategismelibatkan sektor terkait. Isu
utamanya adalah upaya meningkatkan kerja sama lintas sektor yang lebih efektif,
karena kerja sama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan selama ini sering
kurang berhasil.

Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan peningkatan mutu


lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, memerlukan kerja sama yang erat antara berbagai sektor yang terkait
dengan sektor kesehatan. Demikian pula peningkatan upaya dan manajemen
pelayanan kesehatan, tidak dapat terlepas dari peran sektor-sektor yang
membidangi pembiayaan, pemerintahan dan pembanguan daerah, ketenagaan,
pendidikan, perdagangan dan sosial budaya.

 Sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan yang


bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang muktahir. Di samping itu, mutu
sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula oleh nilai-nilai moral yang dianut
dan diterapkan dalam menjalankan tugas.

Adanya kompetisi dalam era pasar bebas sebagai akibat dari globalisasi harus
diantisipasi dengan peningkatan mutu dan profesionalisme sumber daya manusia
kesehatan. Hal ini diperlukan tidak saja untuk membantu peningkatan daya saing
sektor lain, antara lain pengamanan komoditi ekspor bahan makanan dan makanan
jadi.

 Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan. Dipandang dari segi fisik


persebaran sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit serta
sarana kesehatan lainya termaksud sarana penunjang upayakesehatan telah dapat
dikatakan merata diseluruh polsek wilayah Indonesia. Namun harus diakui bahwa
persebaran fisik tersebut masih belum sepenuhnya diikuti dengan pendekatan
mutu pelayanan dan keterjangkauwan ole seluruh lapisan masyarakat.

Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi ole kualitas sarana fisik, jenis
tenaga yang tersedia, obat, alt kesehatan dan sarana penunjang lainya, proses
pemberian pelayanan dan kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat
pengguna. Di samping itu. Proses pemberian pelayanan perlu ditingkatkan melalui
peningkatan mutu dan profesonalisme sumber daya tenaga kesahatan . Harapan
masyarakatpenguna diselaraskan melalui penigkatan pendidikan umum
penyuluhan kesehatan, dan komunikasi yang baik antara pemberi pelayanan dan
masyarakat

 Pengutamaan Sumber Daya Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Selam ini upya kesehatan masi kurang mengutamaka/mempriotitaskan


pendekatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan seta pencegahan penyakit,
dan kurang didukung ole sumber daya pembiayaan yang memadai. Disadari
bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakat merupakan ancaman yang
besar terhadap kelangsungan progran pemerintah serta ancaman terhadap
pencapaiyan derajat kesehatan yang optimal. Demikian demikian, maka
diperlukan upaya yang lebih intensifuntuk meningkatakan sumber daya
pembiayaan dari sektor publik yang diutamakan untuk kegiatan pemeliharan dan
penigkatan kesehatan serta pencegahan penyakit, sumber daya pembiayaan untuk
upaya penyembuhan dan pemulihan perlu digali lebih banyak dari sumber-sumber
yang ada dimasyarakat dan diarahkan agar lebih rasional dan lebih berhsil guna
untuk meningkatakan kualitas pelayanaan.

Hal lain yang sangat memerlukan penanganan adalah masalah pemberdayan dan
kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan yang masih belum perlu seperti
yang diharapkan. Kemitraan yang setara, , terbuka dan saling menguntungkan
bagi masing-masing mitra dalam upaya kesehatan menjadi suatu yang mutlak
diperlukan dalam upaya pembudayaan perilaku hidup bersi dan sehat, penerapan
kaidah hidup sehat dan promosi kesehatan

IV .TUJUAN DAN SASARAN

 Tujuan

Tujuan pembagunan kesehatan adalah menigkatakan kesadaran, kemauman dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang yang terwujutd derajat kesehatan
masyrakat yang setingi-tinginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku
dan dalam lingkungan sehat ,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanaan
kesehatan yang bermutut secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setingi-tinginya di seluruh wilayah Indonesia.

 Sasaran

Sasaran pembagunan kesehatan pada akhir tahun 2009 dalah meningkatakan


derajatkesehatan masyarakat malalui peningkatan askes masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang anatara lain tercermin dari indikator dampak (impact)
yaitu :

 Meningkatkan umur harapan hidup dari 66,2 tahun menjadi 70,6 tahun;
 Menurunya angka kematian bayi dari 35 menjadi26 per 1.000 kelahiran hidup;
 Menurunya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi226 per 100,000
kelahiran hidup ; dan
 Menurunya prevalensi gizi kurang pada anak balita dari 25,8 persen menjadi 20,0
persen.

V . KEBIJAKAN

Untuk mencapau sasaran tersebut, kebijakan pembagunan


kesehatan
Terutama diarahkan pada :

 Penigkatan jumlah ,jaringan dan puskesmas ;


 Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan ;
 Pembagunan sistim jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin ;
 Penigkatan sosialisai kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat ;
 Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini;dan
 Pemertaan dan penigkatan kualitas fasilitas kesehatan dasar .

Pembangunan kesehatan memprioritaskan upaya promotif dan prefentif yang


dipadukan secara seimbang dengan upaya upaya kuratif dan rehabilitatif.
Perhatian khusus diberikan kepada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin,
daerah tertinggal dan daerah bencana dengan memperhatikan kesetaraan jender.
Administrasi Rumah Sakit

MANAJEMEN
SDM DI RS
Ruang Lingkup Manajemen SDM di RS

 Kegiatan manajemen SDM , atau disebut juga manajemen ketenagaan – di RS


dapat meliputi berbagai proses seperti penerimaan pegawai, penempatan pegawai,
kompensasi kerja, pengembangan mutu dan karier pegawai serta – akhirnya –
penghentian kerja di RS

Manajemen SDM RS

Griffith J.R,1987, menyatakan kegiatan manajemen SDM di RS meliputi :


 Perencanaan ; mengantisipasi jumlah & jenis pekerjaan yg dibutuhkan, jadwal
waktu untuk recruitment, retraining dan pemutusan hubungan kerja bila
dibutuhkan, gaji dan kompensasi yg akan diberikan.
 Maintanance ;recruitment dan seleksi, pelayanan kpd karyawan, keselamatan dan
kesehatan kerja serta tugas-2 administratif.
 Kompensasi; administrasi penilai gaji dan imbalan lainnya, termasuk persiapan
untuk pensiun.
 Mengatasi masalah hukum sehubungan dengan tenaga kerja; pihak manajemen
SDM hrs menguasaiperaturan perundangan yg ada, membina hubungan dgn
serikat karyawan serta melakukan negosiasi dan penandatangan kontrak kerja
karyawan.
 Karyawan adalah orang yg menjual jasa dan mendapatkan kompensasi/upah yg
telah ditetapkan terlebih dahulu.
 merupakan :
- Aset organisasi
- Mempunyai peran paling penting dlm organisasi
- Penggerak aktivitas perusahaan
- Seleksi pegawai :
1.Dokumentasi : ijazah, IPK, pengalaman kerja, dan keaktifan.
2. Tertulis : psikotes & religius
3. wawancara;
4. Tes kesehatan
 Proses seleksi terdiri dari :
- Analisis jabatan
- Perencanaan SDM
- Penarikan
Orientasi latihan pengembangan evaluasi prestasi kompensasi
pengawasan personalia.
 Pengarahan dan controlling SDM
I Mablewilling III Unwillynable
bodoh tp mau kerja Bodoh,ngeyel,tdk mau
(dimotivasi) kerja (pecat)

II Unwillyable IV Willyable
Pintar tidak, mau Pintar dan mau kerja
kerja (ditingkatkan)
(diarahkan)

 Teori x :
- Karyawan yg ada pd posisi III, maka pimpinan harus otoriter
 Teori Z :
- Karyawan yg senang bekerja punya inisiatif maka harus diberikan pendidikan
dan pelatihan

Controlling
Perlu dilakukan karena perubahan kondisi RS yg semakin sulit
SDM terampil proses pelayanan costumer satisvaction finansial
return

Pengendalian berupa :
1. Sifatnya primary controll ; dipusatkan pd yg menjadi sumber masalah.
2. Feed back controll
3. Pengendalian tenaga/karyawan yg merupakan penggerak organisasi
Visi dan Misi RS

1. Visi (vision)
adalah suatu mimpi dan wujud potret organisasi yg akan datang yg kita harapkan.
Seperti : RS yg bermutu, bertaraf internasional yg dpt dibanggakan dan
memberikan kepuasan kpd siapa saja.
• Visi dipakai dgn jelas utk mengetahui diamna organisasi saat ini berada.
• Visi hrs dipandang sbg suatu hal yg terbuka dan bukan tertutup
• Elemen penting dr visi dan yg mendasar adalah nilai-2 budaya organisasi yg
seharusnya :
- Berarti (significant)
- Bertahan lama (durable)
- Dapat dicapai (achievable)
2. Misi (mission)
merupakan tujuan, sasaran dan bagaimana rencana strategis utk dpt mewujudkan
mimpi atau visi kita - Misi adalah faktor penentu yg penting bg arah dan
kesepakatan dalam organisasi

• Elemen penting dr misi organisasi meliputi :


Kebutuhan organisasi
- Pelanggan
- Penawaran jasa pelayanan
- Keuntungan yg bersaing
- Imajinasi publik yg diharapkan
• Misi organisasi dpt mendorong manajemen agar senantiasa berfikir mengasu pd
elemen-2 misi dan mengeksploitasi peluan-2 yg ditawarkan misi.
Administrasi Rumah Sakit Lanjutan

TIGA WAJIB HUKUM RUMAH SAKIT

1. Penataan persetujuan tindakan medik (informed consent)


2. Penataan rahasia kedokteran (medical secrecy)
3. Penataan rekam medis (medical record)

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK (INFORMED CONSENT)


Kasus Bedah Plastik Ny. Sulastri
 Ny. Sulastri (57 th), istri Ketua PN Jakarta Pusat
 Meninggal dunia setelah menjalani operasi pengecilan perut (abdominal lipectomy)
dan merapihkan vagina (vagino plasty)
 Masih menderita penyakit kandungan, telah diberitahukan kepada dokter.
 Lokasi kejadian Klinik A, Pluit Jakarta, tgl. 3 Februari 1987
 Dioperasi oleh dr. Umum TP dan dr. Anastesi K

Pembahasan
 Pembentukan pembagian kapling antara dokter ahli sendiri tidak dihindarkan
(Kartono Muhammad)
 Ada jaminan bahwa penyakit yang diderita tidak akan membawa akibat bila operasi
itu dilanjutkan.
 Dokter kurang hati-hati, gegabah, over acting karena ketergantungan pasien.
 Perbuatan kedua dokter sesuai Psl. 359, 361 KUHP, meskipun ada PTM, operasi
tanpa indikasi medis.
 Hub kepercayaan dokter pasien, didasarkan pada pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan profesional.

 Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
 DASAR HUKUM
 HUKUM KESEHATAN INTERNASIONAL
 BENYAMIN CARDOZO
 “Every human being in adult years and sound mind has a right to determination
what shall be done to his own body a surgeon who performance an operation
without his patient’s consent commits an assault and he is liable for damages”

DEKLARASI LISBON 1981


“ The patient has the right to accept or refuse treatment after receiving adequate
information.
PP No. 18 th. 1981 bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis serta
transplantasi organ.
“ Pelaksanaan bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis hanya boleh dilakukan
atas persetujuan tertulis pasien dan atau keluarga”
Permenkes No. 585 Th. 1989 “PTM”
“ Semua tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan”

• PERSETUJUAN
1. Lisan : Langsung
Tidak Langsung
2. Tertulis : Risiko Tinggi
• PENGECUALIAN
- Pemberian Informasi
1. Dalam hal tindakan pemberian Placebo
2. Memperburuk kondisi pasien
3. Pasien belum dewasa
4. Pasien sakit jiwa

PERSETUJUAN
Permenkes No.585 th. 1989 pada pasal 11 mengatakan bahwa :
“Dalam hal pasien tidak sadar / pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga
terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang
memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan
persetujuan dari siapa pun.”

KEGAWATAN MEDIK
1. Pasien shock
2. Terjadi perdarahan
3. Patah tulang (fracture)
4. Kesakitan

TUJUAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1. Perlindungan hukum bagi pasien dari segala tindakan dokter yang tidak
diperlukan dan dibenarkan secara medik
2. Perlindungan hukum bagi dokter dan tenaga kesehatan dari segala
tindakan yang negatif mungkin mengalami kegagalan
KEDUDUKAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Ada 3 syarat suatu tindakan medik tidak bertentangan dengan hukum :
1. Mempunyai indikasi Medis
2. Memenuhi syarat ilmu kedokteran (Lege Art)
3. Mendapat persetujuan tindakan medik
Ad.1. Tanpa indikasi medis diancam Pasal 89 KUHP & Pasal 351 KUHP
PERSETUJUAN

1. PASIEN
• Dewasa 21 tahun
• Sadar
• Sehat mental

2. KELUARGA
3. WALI / CURATELE

INFORMASI

1. Prosedur tindakan
2. Risiko tindakan
3. Manfaat
4. Alternatif
5. Prognosis
6. Biaya

PENOLAKAN TINDAKAN MEDIK


 Pasien dan atau keluarga yang menolak tindakan setelah pemberian informasi
 Prosedur
 Konsekuensi Hukum
“Volenti non fit injuria”
2. RAHASIA KEDOKTERAN (MEDICAL SECRECY)

“Seorang pasien wanita berobat ke dokter ahli kandungan karena menderita


keputihan. Dalam pemeriksaan dokter menemukan penyebabnya, yaitu sisa-sisa
kondom dalam vagina pasien. Pada suatu hari dokter bertemu suaminya
dilapangan tenis. Sambil bergurau berkata: “Kalau masuk pakai jas hujan,
keluarnya jas hujan itu jangan sampai ketinggalan”. Mendengar gurauan itu suami
pasien segera sadar apa yang sebenarnya terjadi mengingat ia tidak pernah
kemakai kondom. Atas dasar itulah kemudian ia menceraikannya. Tentu saja
perceraiaan itu menimbulkan kerugian materi serta rasa malu sehingga wanita itu
menggugat dokter ke Pengadilan.

Dalam pergaulan sehari-hari dalam masyarakat, suatu informasi disebut


konfidensial apabila dalam penyampaiannya bertujuan :
1. Untuk mendapatkan cara berkomunikasi, apabila informasi itu menyangkut hal-
hal yang sensitif antara dua orang yang mempunyai hubungan khusus.
2. Agar orang-orang yang tidak berhak untuk mengetahui komunikasi konfidensial
itu benar-benar tidak mungkin memperolehnya.

INFORMASI
* Informasi
data yang telah diproses dalam suatu bentuk yg memp arti bagi sipenerima
dan memp nilai nyata dan terasa bagi kpts saat itu atau kpts mendatang
* Data
suatu fakta atau bgn dari fakta yg mengandung arti yg dihubungkan dgn
kenyataan, simbol-simbol, gbr-gbr, kata-kata , angka-angka, huruf-huruf yg
menunjukkan suatu ide, objek, kondisi atau situasi dll.
* data penting untuk keperluan
- pengetahuan (knowledge)
- perkiraan (estimation)
- pertimbangan (judgement)
- keputusan (decision)

INFORMASI
* Informasi
hasil pengolahan data dari kegiatan yang ada pd suatu instansi, dan mem
berikan arti bagi kepent tertentu pada instansi tersebut.
* Fungsi informasi sbg landasan pengeth bagi pimp dlm mengambil kpts strategis
dan operasional dlm rangka meningkat kan kinerja

Prinsip konfidensialitas kesehatan ini hasur tetap dijaga dan dijamin


kerahasiaanya. Ada dua alasan untuk menjaga konfedensialitas kesehatan yaitu:
1. Dalam perspektif utilitaritis yang mengacu ke konsekwensi yang mungkin timbul
dalam jangka panjang. Tanpa konfidensialitas maka hubungan antara dokter dan
tenaga kesehatan lainnya dengan pasien sangat terganggu. Dengan jaminan
konfidensialitas kesehatan maka seorang pasien akan membeberkan seluruh gejala
dan sebab penyakitnya, tanpa rasa takut bahwa suatu kondisi memalukan akan
diketahui umum.
2. Bersifat non utilitaritas yang melihat perlunya penghormatan terhadap hak-hak
pribadi, karena hak atas suatu wilayah kehidupan yang bersifat pribadi
merupakan hak-hak asasi manusia.

Kodeki . Sk menkes ri. No.434/MENKES/SK/X/1983


“seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien, bahkan juga setelah penderita/ pasien itu meninggal dunia”.

RAHASIA KEDOKTERAN
Dasar Hukum
- PP No.26 th. 1960 (Lafal Sumpah Dokter)
“Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahi karena pekerjaan saya
sebagai dokter”
- PP No.10 th. 1966 Tentang wajib simpan rahasia kedokteran.

Rahasia kedokteran adalah :


“Segala sesuatu yang diketahui” oleh orang-orang tersebut dalam Psl. 3 pada
waktu atau selama melakukan pekerjaan dalam lapangan kedokteran.
“Segala sesuatu yang diketahui” adalah
Segala fakta yang didapat dalam pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk
menegakkan diagnose dan melakukan pengobatan : dari anamnese, pemeriksaan
jasmania, pemeriksaan dengan alat-alat kedokteran dsb. Juga termasuk fakta yang
dikumpulkan oleh pembantu-pembantunya.
Dasar hukum wajib simpan rahasia kedokteran :
1. Kepentingan pasien adalah menjelaskan segala sesuatu mengenai dirinya kepada
dokter tanpa ada rasa khawatir bahwa hal itu akan diberitahukan kepada pihak-
pihak lain.
2. Kepentingan umum menghendaki agar setiap warga masyarakat yang
memerlukan bantuan kesehatan tidak terhalang karena kekhawatiran bahwa data
mengenai dirinya tidak dirahasiakan.
3. Profesi kedokteran menuntut agar kepercayaan diberikan oleh pasien terjamin.

Yang diwajibkan menyimpan rahasia kedokteran :

a. Tenaga kesehatan
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan atau perawatan.
c. Orang lain yang ditetapkan menteri.

Pengungkapan Rahasia Kedokteran :


1. Karena penetapan undang-undang
2. Untuk kepentingan umum.
3. Untuk kepentingan pasien sendiri

Sanksi hukum dijatuhkan apabila :


1. Sanksi hukum pidana yaitu pasal 322 KUHP
2. Sanksi hukum perdata yaitu pasal 1365 KUH Perdata
3. Sanksi administratif yaitu pasal 54 UU No. 23 th.1992
4. Sanksi masyarakat

Batasan kewajiban dokter dalam menyimpan rahasia :


(Pasal 170 KUHAP) :
1. Dalam hal dokter hadir dipengadilan sebagai saksi ahli tanpa ada sangkut pautnya
dengan pihak yang berperkara.
2. Jika dokter tampil dipengadilan, sebagai pihak yang digugat oleh pasiennya.
3. Jika dokter diminta oleh pasiennya untuk menjadi saksi bagi pasien yang
berperkara dengan pihak lain.

(REKAM MEDIS (MEDICAL RECORD)

Kasus Nyonya So yang dirawat di RS A th. 1996.


Setelah keluar dari RS, 2 tahun kemudian Ny. So telah meninggal dunia karena
sakit. Gugatan para ahli waris terhadap Ny. So terhadap perusahaan telah ditolak.
Pada tgl. 26 Maret 1997 Direktur RS A telah memberikan kepada perusahaan
asuransi suatu surat yang berisikan keterangan penyakit yang diderita Ny. So.
Karena gugatan kepada perusahaan ditolak, maka kini gugatan ditujukan kepada
Direktur RS. Menurut kuasa hukum Ny. So keterangan medik yang dikeluarkan
Direktur RS adalah rahasia medis yang mewajibkan setiap dokter merahasiakan
penyakit pasien kepada pihak lain (Guwandi, tanpa tahun).

Sejarah Rekam Medik


1. tahun 3.000 – 2.500 SM.
di mesir tlh didpt catatan-catatan ilmu kedokter
an. aesculapius seorang tabib tlh membuat cata
tan tangan ilmu kedokteran
2. hipocrates (460 – 377 SM) telah membuat catatan
yg lengkap mengenai kasus-kasus penyakit yg
telah ditemukan.
3 . RS. st bartholomous di london tlh membuat ca
tatan dr para penderita yg dirawat di rumah sa
kit tersebut.
4. Andreas Vesalius (1514 – 1554 ) tlh menggunakan
catatan dgn sebaik-baiknya shg bisa menyusun
anatomi
5. Tahun 1913 dokter franklin h. martin ahli bedah
mempergunakan rekam medis sbg alat utk menilai
pelayanan rumah sakit.
6. Sejak pra kemerdekaan rs-rs di indonesia tlh me
lakukan kegiatan pencatatan, hanya saja belum
dilaksanakan dgn baik.
7. Degan PP 10 tahun 1960 ttg rahasia kedokteran, kpd
semua petugas kesehatan diwajibkan utk menyim
pan rahasia kedokteran termasuk rekam medis
8. SK MENKES RI NO. 034/BIRHUP/1972 menyangkut kewa
jiban utk menyelenggarakan medical record.
pasal 3 sk ini menyatakan setiap rumah sakit :
a. mempunyai dan merawat statistik yg upto date
b. membuat medical record yg berdasarkan ketent-ketent yang telah ditetapkan.
9. PERMENKES NO. 749a tahun 1989 Ttg rekam medis

FALSAFAH, PENGERTIAN, TUJUAN DAN KEGUNAAN REKAM


MEDIS
1. falsafah : mencantumkan nilai alfredair
2. pengertian rekam medis sbg ket baik yg tertulis maupun yg
terekam ttg identitas , anamnese, penent fisik lab, diagnosa segala pelayanan
dan tindakan medis yg diberikan kpd pasien, dan pengobatan baik yg dirawat
inap, rawat jalan maupun yg mendapatkan pelayanan gawat darurat.
3. Tujuan rekam medis menunjang tercapainya tertib adm dlm rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
4. Kegunaan rekam medis
Rekam medik mengandung 2 kategori informasi yaitu :

1. Informasi yang mengandung kerahasiaan meliputi perihal pemeriksaan,


pengobatan, pengamatan mengenai pasien yang bersangkutan. Informasi
ini berkaitan dengan kewajiban simpan rahasia kedokteran sehingga tidak
boleh disebarluaskan.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan yang berisikan
identitas pasien serta informasi non medis lainnya.
Kegunaan rekam medik adalah :

1. Administrative value
2. Legal value
3. Finansial or fiskal value
4. Research value
5. Education value
6. Documentary value

4. kegunaan rekam medis dpt dilihat dr aspek ;


a. Aspek administrasi, krn isisnya menyangkut tindakan berdsrkan wewenang dan
tanggung jawab nakes dlm mencaai tujan pelayanan kesehatan.
b. Aspek medis, krn catatan ini dipergunakan sbg dasar utk merencanakan
pengobatan dan perawatan yg hrs diberikan kpd pasien.
c. Aspek hukum, krn isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum
atas dasar keadilan dan penegakan hukum serta penyediaan alat bukti di depan
pengadilan
d. aspek keuangan, krn isinya mengandung data yg dpt dipergunakan sbg aspek
keuangan
e. aspek penelitian, krn isinya dpt dipergun sbg aspek penel dan pengemb ip
kesehatan
f. aspek pendidikan, krn isinya menyangkut perkebangan kronologis dan kegiatan
yankes
g. aspek dokumentasi

5. Kegunaan rekam medis ;


a. sbg alat komunikasi antara dokter dan tenaga kes lainnya dlm memberikan
pelayanan pengoba tan, perawatan kpd pasien.
b. sbg dasar utk merencanakan pengobatan dan perawatan yg hrs diberikan kpd
pasien.
c. sbg bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkemb penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di rs
d. sbg bahan yg berguna utk analisa, penelitian dan evaluasi kualitas pelayanan yg
diberikan kpd pasien.
e. melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rs maupun dokter dan nakes lainnya
f. meneydiakan data-data khusus yg sangat ber guna utk keperluan penel dan
pendidikan.
g. sbg dasar perhit biaya pembayaran yankes
h. menjadi sbr kegiatan yg hrs didokumentasikan dan bahan pertanggungjawaban dan
laporan.

 Salah satu indikator untuk menilai mutu yankes adalah tersedianya suatu rekam
medis (medical record) yang lengkap dan akurat.
 Suatu rekam medik yang baik selain akan membantu pelayanan kesehatan secara
profesional juga akan memberikan refleksi tentang mutu.

Hayt dan Hayt (1964) malah menyebut rekam medis sebagai kompilasi fakta yang
berhubungan dengan sejarah perkembangan kesehatan pasien, penyakitnya dan
pengobatan yang diterima
Di Indonesia rekam medis diatur dalam peraturan menkes no. 749a th. 1989 psl. 1
menyebutkan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan, dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan medis
lain pada pasien pada sarana pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai