Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

TRADISI FOLEMAKO

JEANNE MARGARETH MARIANE KAPU


1909010047

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan perlindungan dari Tuhan saya
dapat menyelesaikan makalah mengenai kebudayaan dari TTU.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah kewarganegaraan.
Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
kebudayaan daerah TTU.

Saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya pihak yang sudah membantu dalam
pembuatan makalah. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kefamenanu, 30 september 2020

Jeanne M. M Kapu

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Tradisi folemako..............................................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia dikenal sebagai salah satu negara Kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau
diIndonesia yang resmi tercatat mencapai 16.056 pulau.1 Kepastian jumlah ini ditentukan oleh
PBB pada 7-18 Agustus 2017 diNew York, Amerika Serikat. Indonesia juga memiliki banyak
kebudayaan dari setiap kepulauan. Dari setiap suku yang tersebar di setiap pulau di Indonesia,
masing-masingnya memiliki keanekaragamanan. Indonesia kaya akan ragam seni budaya
sehingga perlu kesadaran untuk terus melestarikan ragam seni budaya yang ada. Kebudayaan dan
adat istiadat mencerminan dari kepribadian suatu bangsa yang merupakan penjelmaan dari jiwa
bangsa sepanjang masa. Cerminan kepribadian berarti berkaitan dengan identitas suatu bangsa.

Timor Tengah Utara (TTU) merupakan salah satu daerah di Pulau Timor yang masih
menyimpan aneka kekayaan seni dan budaya dan sejarah dari zaman dulu dan masih
dipertahankan oleh suku- suku dan masyarakat di TTU yang diwariskan turun- temurun oleh
nenek moyang. Kabupaten Timor Tengah Utara bertasan dengan wilayah Ambenu (Timor Leste)
dan Laut Sawu disebelah utara, sebelah Barat dengan wilayah Kabupaten Kupang dan Timor
Tengah Selatan, serta sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Belu. Tradisi
folemako dari kabupaten Timor Tenggah Utara adalah salah satu kebudayaan di Indonesia yang
masih dipertahankan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang hendak dipaparkan berkaitan
dengan tradisi folemako dari kab. Timor Tengah Utara provinsi NTT.

1.3 Tujuan penulisan


Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaran dan menambah wawasan bagi
penulis dan pemabaca tentang kebudayaan daerah TTU, khususnya mengenai tradisi folemako.

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Tradisi folemako
Folemako merupakan tradisi turun temurun masyarakat adat dari semua suku yang berada
di bawah tiga wilayah kerajaan/swapraja yaitu swaraja Miomaffo, Insana dan Biboki yang
terbagi atas 18 kefetoran dan 176 temungkung, yakni Swapraja Miomaffo (Kepala Swapraja : G.
A. Kono) memiliki 8 kefetoran masing-masing kefetoran Tunbaba, Manamas, Bikomi, Noemuti,
Nilulat, Noeltoko, Naktimun dan Aplal. Sedangkan Swapraja Insana (Kepala Swapraja : L. A. N.
Taolin) memiliki 5 kefetoran masing-masing kefetoran Oelolok, Ainan, Maubesi, Subun dan
Fafinesu; dan Swapraja Biboki (Kepala Swapraja L. T. Manlea) memiliki 5 kefetoran masing-
masing kefetoran Ustetu, Oetasi, Bukifan, Taitoh dan Harneno.

Rumah Adat Tobe Funan di Desa Naiola, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah
Utara (T.T.U)

Tradisi Folemako tetap dipelihara oleh masyarakat adat sejak awal pembentukan
Kabupaten TTU, hingga saat ini tradisi unik ini tetap dihelat dalam rangkaian upacara adat
masyarakat Timor seperti dalam gelaran upacara Ume Tobe (peresmian rumah adat utama funan]
dan Lopo Tobe [lopo adat utama funan].

5
Tradisi Folemako merupakan kegiatan mengonsumsi dan menghabiskan makanan adat,
makanan adat yang dimaksudkan adalah sepiring nasi putih porsi besar dan sepiring daging yang
sudah diolah hanya dengan garam dalam porsi besar. Sebelum menyantap makanan adat bakal
dilakukan Natoni [tutur adat Timor]. Sebagai ketentuan khusus bagi tamu undangan yang sudah
“Naik Hala” atau sudah duduk di depan meja kayu berukuran panjang, satu meja hala dapat
menampung 50 orang .Jika makanan adat yang disajikan tidak sanggup dihabiskan, wajib
hukumnya dibawa pulang untuk dihabiskan lagi di rumah dengan keluarga atau teman yang
diundang.

Yang menarik dari Tradisi Folemako, para tamu undangan yang sudah Naik Hala akan
disesuaikan dengan makanan adat yang tersedia. Jika masih ada makanan adat yang belum
ditempati, maka akan diberikan tanda berupa pemasangan sendok dengan cara ditusuk terbalik
dari gagang, sehingga yang muncul hanya kepala sendok. Sesudah menyantap, tamu undangan
tak diperkenankan bangun dari tempat duduk meski sudah selesai makan ataupun tak
menghabiskan makanan adat yang telah tersaji jika bangun dari tempat duduk, akan diberikan
enda adat. Para tamu undangan bakal bangun serempak usai dilakukan Natoni.

6
Umumnya sebagian besar tamu undangan tidak sanggup menghabiskan makanan adat
yang tersaji, karena makanan yang disajikandalam porsi yang besar. Hal menarik lainnya, bahan
makanan adat berupa beras dan hewan dikumpulkan secara adat masing-masing Nifuhala’
diberikan tanggung jawab untuk mengumpulkan yang didasarkan atas kesepakatan bersama.
Dalam sekali pelaksanaan tradisi folemako dapat menghabiskan sekitar 800 kg beras dan 13 ekor
babi dan 2 ekor sapi.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebudayaan merupakan kekayaan suatu bangsa. Semakin banyak macam kebudayaan itu
semakin kaya bangsa itu. Untuk itu pemahaman akan kebudayaa harus ditanamkan sejak dini,
agar para generasi muda dapat melestarikan dan melindungi kebudayaan bangsa sendiri dari
bahaya pihak luar. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin lama semakin canggih dan
perlahan meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak
remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya kini akan
mulai terhapus semua oleh kemajuan zaman.
Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya harus menjaga kelestarian
keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Jangan sampai di saat budaya kita diambil
bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita
itu sendiri. Kebudayaan dan adat istiadat perlu terus dipertahankan dan dilestarikan karena
mencerminan kepribadian suatu bangsa dan cerminan kepribadian berarti berkaitan dengan
identitas suatu bangsa.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/RJ1-20190425-125010-5297.pdf

https://gardaindonesia.id/2020/06/21/folemako-tradisi-makan-adat-dari-kabupaten-timor-tengah-
utara/

http://www.nttonlinenow.com/new-2016/2017/09/20/uskup-atambua-dominikus-saku-pr-menang-
dalam-tradisi-makan-adat-folemako/

https://www.facebook.com/tentangtimor/posts/tradisi-fole-mako-di-noemuti-ttudalam-folemako-ini-
menghabiskan-makanan-adat-dal/1280044888803175/

Anda mungkin juga menyukai