Anda di halaman 1dari 28

ISSN 2085-6091

TERAKREDITASI
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

URNAL
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


Volume 11 Nomor 1 Juni 2016
Hlm. 1 - 131
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Provincial Government of South Kalimantan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
Regional Research and Development Agency
BANJARBARU-INDONESIA
ISSN 2085-6091 ISSN 2085-6091
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015 NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

URNAL URNAL
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016 Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

Jurnal Kebijakan Pembangunan adalah media publikasi ilmiah yang memuat artikel hasil penelitian dan/atau hasil pemikiran ilmiah
PEDOMAN PENULISAN
tentang kebijakan pembangunan di bidang pemberdayaan pemerintah (kapabilitas apparat, keuangan daerah, sarana dan prasarana
pemerintah), pemberdayaan masyarakat (kependudukan dan ketenagakerjaan, kesejahteraan masyarakat, kondisi sosial, politik dan budaya), 1. BAHASA: Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
dan perkembangan wilayah (fasilitas publik, ekonomi wilayah, kondisi fisik, lingkungan hidup dan sumber daya alam). Jurnal ini terbit dua 2. FORMAT: Naskah diketik di atas kertas putih A4, font size Times New Roman 12, spasi 1,5. Pada semua tepi kertas dikosongkan
kali pada bulan Juni dan Desember. minimal 3,5 cm. Jumlah halaman maksimal 15 halaman.
3. SISTEMATIKA PENULISAN:
(Journal of Development Policy is the media of scientific publication that include research articles and /or scientific thought on policy
development in the field of government empowerment (capabilities, local finance, facilities and government infrastructure), community JUDUL
development (population, employment, public welfare, social, political and culture), and the regional development (public facilities, physical Nama Penulis
condition, environment and natural resources). The journal is published twice a year, on June and December). Alamat instansi penulis beserta e-mail
Abstrak : maks. 250 kata
Pengarah/Penanggung Jawab : Kepala Balitbangda Prov.Kalsel Kata Kunci : 4-5 kata/frasa
(Responsible person) (Head of Balitbangda Prov. Kalsel) Abstract : max. 250 word
Keywords : 4-5 words/phrase
Pemimpin Redaksi : Sri Setyati, S.Si., MP (Pendidikan dan Sumber Daya Manusia - Balitbangda Prov. Kalsel) PENDAHULUAN
(Editor in Chief) METODE PENELITIAN/KAJIAN LITERATUR DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dewan Redaksi : 1. Ir. Gusti Syahrani Noor (Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam - Balitbangda Prov. Kalsel) KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
(Editorial board) 2. Drs. Wajidi (Sosial Budaya dan Kependudukan - Balitbangda Prov. Kalsel) DAFTAR PUSTAKA
3. Lisda Noorizatil Hasanah, SP, MP (Sosial Ekonomi Pertanian – Balitbangda Prov. Kalsel)
4. M. Arief Anwar, ST, MT (Infrastruktur dan Teknologi - Balitbangda Prov. Kalsel) 4. JUDUL: Judul dicetak dengan huruf kapital, dibuat tidak lebih dari dua baris dan harus mencerminkan isi tulisan, ditulis dalam
5. Nana Noviana, S.ST, M.Kes (Kesehatan - Balitbangda Prov. Kalsel) bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Judul dalam bahasa Inggris dicetak miring.
6. Herry Azhar Pradana, SE (Ekonomi, Perbankan dan Ketenagakerjaan -Balitbangda Prov. Kalsel) 5. PENULIS: Nama penulis ditulis di bawah judul dengan jarak 3 spasi, ditulis lengkap tanpa gelar, diikuti dengan alamat lengkap
7. Ahmad Zaki Maulana, ST. M.Sc (Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam - Balitbangda Prov. instansi penulis beserta e-mail, ditulis di bawah nama penulis.
Kalsel) 6. ABSTRAK: Abstrak merupakan intisari dari naskah secara menyeluruh dan informatif ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
Mitra Bestari : 1. Prof. Dr. Ing Fahmi Amhar (Sumber Daya Alam dan Teknologi, Badan Informasi Geospasial) 7. TABEL: Judul tabel ditulis dengan jelas dan singkat serta diberi nomor berdasarkan urutan pencantumannya di dalam naskah. Judul
(Peer Reviewers) 2. Prof. Muhammad Handry Imansyah, MAM, Ph.D. (Ilmu Ekonomi Pembangunan, Ekonomi tabel diletakkan di atas tabel dengan rata tengah. Penggunaan tanda koma (,) dan titik (.) pada angka di dalam tabel masing-masing
Regional, Makro dan Model Ekonomi) menunjukan nilai pecahan desimal dan kebulatan seribu. Garis tabel yang dimunculkan hanya garis horisontal pada bagian header
3. Prof. Dr. Ir. Bambang Sugiharto, DAgrSc, MAgrSc (Pertanian - Universitas Negeri Jember) dan penutup saja, sedangkan garis horisontal di dalam tabel dan garis vertikal tidak dimunculkan. Sumber tabel dapat dicantumkan
4. Prof. Dr. dr. H. Ruslan Muhyi, SpA(K) (Kesehatan - Universitas Lambung Mangkurat) di bagian bawah tabel sebelah kiri.
5. DR. Slamet Rosyadi (Pemberdayaan Pemerintah dan Administrasi Publik, Universitas Jendral Contoh :
Soedirman)
6. Dr. Syarifuddin S. Gassing, M.Si (Pendidikan - UPI YAI) Tabel 1. Jenis Pangan Menurut Kelompok Pangan Pola Pangan Harapan (PPH)
7. Dr. Budi Suryadi, S.Sos, M.Si (Sosial Politik - Universitas Lambung Mangkurat)
8. Dr. dr. Triawanti M.Kes. (Kesehatan - Universitas Lambung Mangkurat) No. Kelompok Pangan Jenis Pangan
9. Dr. Laila Zahro, ST, M.Eng (Konservasi dan Arsitektur - Universitas Lambung Mangkurat) 1. Padi-padian Beras, Jagung, Gandum beserta olahannya
10. Dr. Meina Wulansari Yusniar, SE, M.Si (Ekonomi - Universitas Lambung Mangkurat) 2. Umbi-umbian Ubi kayu dan olahannya, ubi jalar, sagu, kentang,
talas, termasuk makanan berpati
Redaktur Pelaksana : 1. Latifa Suhada Nisa, S.Si, MP 3. M. Nur, S.Pi, MS 3. Pangan Hewani Daging dan olahannya, ikan dan olahannya, telur,
(Managing Editor) 2. Yudhi Putryanda, S.Si 4. Dewi Siswa, S.Sos, MS susu dan olahannya
Editor Bahasa : Dwi Wahyu Candra Dewi, M.Pd dan Arief Muhyar, M.Pub
8. GAMBAR: Grafik dan ilustrasi lainnya harus kontras dan dicetak dengan tinta hitam, sumber acuan gambar dicantumkan di
(Languange Editor)
sebelah kiri bawah gambar. Judul gambar ditulis di bagian bawah gambar dengan rata tengah, serta diberi nomor urut sesuai dengan
Administrasi Umum : Hendra Rama dan Putri Yulia Anggraini, SE urutan pencantumannya di dalam naskah. Keterangan gambar ditulis dengan singkat dan jelas.
(General Administration) 9. FOTO: Foto harus mempunyai ketajaman yang baik, diberi keterangan yang singkat dan jelas.
10. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: Kesimpulan dan Rekomendasi ditulis terpisah dalam bentuk narasi.
Isi dari Jurnal dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya. 11. DAFTAR PUSTAKA : Daftar Pustaka atau referensi yang dijadikan rujukan diusahakan terbitan paling lama 10 tahun terakhir,
(Citation is permitted with acknowledgement of the source) disajikan secara alfabetis dan kronologis dengan mengikuti gaya penulisan Chicago Fifteenth Edition.
12. TEMPLATE JURNAL dapat diunduh di website: www.balitbangda.kalselprov.go.id
Diterbitkan secara teratur oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
(Pub lished regularly by the Regional Research and Development Agency of South Kalimantan Province). Pengiriman Naskah

Alamat (Address) : Jl. Dharma Praja 1 Komplek Kawasan Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Kalsel, 1. Naskah dikirimkan sebanyak 2 eksemplar dalam bentuk hardcopy, dan softcopy berupa file. File bisa dikirim melalui e-mail
Indonesia kalselbalitbangda.jkp@gmail.com atau dalam media CD/Flashdisk.
Telepon (Phone) : (0511) 6749271 2. Artikel yang dikirim wajib dilampiri dengan biodata singkat penulis dan alamat yang jelas.
Fax (Fax) : (0511) 6749271 3. Penulis yang menyerahkan artikelnya harus menjamin bahwa naskah yang diajukan tidak melanggar hak cipta, belum
Website/homepage : www.balitbangda.kalselprov.go.id dipublikasikan atau telah diterima untuk dipublikasi oleh jurnal lainnya.
e-mail : kalselbalitbangda.jkp@gmail.com 4. Dewan redaksi berhak mengubah naskah tanpa mengurangi isi yang terkandung di dalamnya, dan juga berhak menolak naskah yang
dianggap tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
ISSN 2085-6091
TERAKREDITASI
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

URNAL
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


Provincial Government of South Kalimantan
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
Regional Research and Development Agency
BANJARBARU-INDONESIA
ISSN 2085-6091

URNAL
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah Nya, Jurnal Kebijakan Pembangunan Volume 11
No. 1 Juni 2016 akhirnya berhasil diterbitkan. Salawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW beserta para sahabat dan pengikut hingga yaumil akhir. Penghargaan sebesar-besarnya kepada penulis dan tim redaksi
atas partisipasi dan komitmennya hingga jurnal edisi ini diterbitkan. Jurnal ini memuat 11 tulisan yang kesemuanya
berbicara mengenai kebijakan baik di lingkup pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dengan berbagai disiplin ilmu,
yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, pariwisata, pendidikan, pertanian dan pemerintahan.
Masalah kesehatan menjadi salah satu pemasalahan krusial yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah wabah
penyakit menular atau infeksi, seperti demam berdarah, malaria, dan filariasis, yang mana penyakit tersebut dapat
menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan serius oleh berbagai pihak. Tulisan dari Anggi Septia Irawan, Choirul
Hidajat, Ika Martiningsih, Aryani Pujiyanti, dan Wiwik Trapsilowati mencoba menganalisis program pengendalian
penyakit tular vektor dan reservoir yang telah dilakukan pemerintah, dengan lokus kajian di Kabupaten Hulu Sungai Utara,
Provinsi Kalimantan Selatan yang mana salah satu vektor kajian Fasciolopsis buskii sampai saat ini baru di temukan di
Kalimantan Selatan.
Masalah kesehatan lainnya adalah masalah kecacingan yang sering diderita oleh anak-anak karena kurang higienitas
atau kebersihan diri. Kecacingan sering dianggap remeh, padahal dapat menyebabkan menurunnya kondisi kesehatan,
kecerdasan dan produktivitas penderita. Tulisan dari Juhairiyah dan Budi Hairani mengulas mengenai kecacingan yang
terjadi pada anak sekolah dasar di 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar merupakan salah satu faktor yang dianggap mempengaruhi
pencapaian hasil dari pendidikan. Tulisan dari Sarbaini membahas mengenai kompetensi kepribadian dan sosial guru dan
bagaimana sumbangsih nya terhadap prestasi dari siswa yang diajar.
M. Arief Anwar, Lisda NH., Gusti Syahrany Noor, dan Akhid Yulianto membahas mengenai potensi
peningkatan pendapatan daerah (PAD) sektor retribusi di Provinsi Kalimantan Selatan. Retribusi merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah yang penting bagi daerah otonom, sehingga perlu terus digali potensi-potensi baru sumber PAD.
Liestiana Indriyati dan Wulan Sari Rasna Sembiring, membahas mengenai kerugian finansial yang dihadapi
para penambang intan akibat infeksi Hookworm di kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Kerjasama antarnegara dengan adanya penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memberikan peluang bagi
setiap daerah untuk mengembangkan potensinya masing-masing. Artikel Erlina Matondang membahas mengenai peluang
dan potensi pembangunan di daerah Jawa Barat dengan adanya MEA. Peluang kerjasama di Provinsi Jawa Barat dapat
difokuskan di sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian.
Ahmad Zaky Maulana membahas mengenai pengembangan ekowisata di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Kabupaten HSS memiliki keunikan wisata budaya dan sejarah yang beragam. Kebijakan pemerintah daerah dengan fokus
pada pembangunan fisik dan konservasi sumber daya alam diperlukan untuk pengembangan wisata tersebut. Konsep paket
wisata yang ditawarkan adalah wisata berbasis kewilayahan dan konsep wisata berbasis minat dan daya tarik.
Salah satu permasalahan yang dihadapi petani adalah masalah permodalan. Pemerintah memberi solusi dengan
meningkatkan pembiayaan sektor pertanian melalui program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pertanian), KKPE
(Kredit Ketahanan Pangan dan Energi), dan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Tulisan Lisda Noorizatil Hasanah membahas
mengenai jenis pembiayaan seperti apa yang diperlukan oleh petani di Kalimantan Selatan (Kalsel), apa saja peran yang
dilakukan oleh pemerintah daerah, dan permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pembiayaan pertanian di Kalsel.
Keberhasilan penggunaan e-voting dalam pemilihan kepala desa di Kabupaten Banyuasin, patut dipertimbangkan
sebagai rekomendasi untuk penggunaan metode ini dalam skala pemilihan umum yang lebih luas. Tulisan Tini Apriani dan
Catur Wibowo mencoba membahas mengenai bagaimana partisipasi masyarakat di Kabupaten Banyuasin dalam
pemilihan kepala desa serentak dengan menggunakan metode e-voting, keberhasilan dan kendala yang dihadapi dalam
penggunaan metode tersebut.
Peran pemerintah dan masyarakat dalam membangun kerukunan umat beragama di Indonesia di jabarkan dalam
tulisan Mercy Pasande. Lokus kajian adalah Provinsi Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB dan
Maluku. Pengembangan Sistem Inovasi Daerah memerlukan peran kelembagaan, dimana diperlukan peran penting dari
Balitbangda (Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah) bekerjasama dengan perangkat daerah terkait, perguruan tinggi
dan dewan riset daerah. Tulisan Hotnier Sipahutar membahas mengenai identifikasi kelembagaan yang menangani
inovasi daerah di Kabupaten/Kota Magelang dan Kabupaten Boyolali.
Demikianlah sekilas mengenai tulisan yang dimuat dalam Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol. 11 Juni 2016. Akhir
kata, segenap redaksi mengucapkan terimakasih atas partisipasi berbagai pihak, selamat membaca, dan semoga bermanfaat.

Salam Dewan Redaksi

ii
ISSN 2085-6091

URNAL
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

DAFTAR ISI (CONTENTS)

Analisis Program Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Reservoir di Kabupaten Hulu 1-9
Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan
Anggi Septia Irawan, M. Choirul Hidajat, Ika Martiningsih, Aryani Pujianti, Wiwik Trapsilowati

Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Provinsi Kalimantan Selatan 11 - 16


Juhairiyah dan Budi Hairani

Identifikasi Kompetensi Guru dan Sumbangan Terhadap Prestasi Belajar Siswa di 17 - 27


Kabupaten Tanah Laut
Sarbaini

Potensi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada Sub Sektor 29 -44
Retribusi
M. Arief Anwar, Lisda NH, Gusti Syahrany Noor, dan Akhit Yulianto

Kerugian Finansial Penambang Intan Akibat Hookworm 45 - 49


Liestiana Indriyati dan Wulan Sari Rasna Sembiring

Potensi dan Peluang Pembangunan Jawa Barat Melalui Kerja Sama Antarnegara di Era 51 - 60
Masyarakat Ekonomi Asean
Erlinda Matondang

Kebijakan Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Hulu Sungai Selatan 61 - 72


Ahmad Zaky Maulana

Peran Pemerintah dalam Pembiayaan Sektor Pertanian dan Kendala yang Dihadapi Petani di 73 - 84
Kalimantan Selatan
Lisda Noorizatil Hasanah

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Banyuasin 85 - 94


dengan Metode E-Voting
Tini Apriani dan Catur Wibowo

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Membangun Kerukunan Umat Beragama di 95 - 103
Indonesia
Mercy Pasande

Identifikasi Kelembagaan yang Menangani Inovasi Daerah 105 - 117


Hotnier Sipahutar

Persepsi Pemerintah Daerah Terhadap Penilaian Inovasi Daerah 119 - 131


Sitti Aminah dan Lily Latul

iii
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 11 Nomor 1 Juni 2016: 85 - 94
ISSN 2085-6091 Terakreditasi
No : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN


KEPALA DESA SERENTAK DI KABUPATEN BANYUASIN
DENGAN METODE E-VOTING

PUBLIC PARTICIPATION IN THE VILLAGE ELECTIONS SIMULTANEOUSLY


IN BANYUASIN WITH E-VOTING METHOD

Tini Apriani1 dan Catur Wibowo2


Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri,
Jl. Kramat Raya No. 132 Jakarta Pusat
e-mail : 1tiniapriani@yahoo.com, 2caturbpp@gmail.com
Diserahkan: 05/03/2016, Diperbaiki: 20/04/2016, Disetujui: 24/05/2016

Abstrak
Secara umum, partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum cenderung menurun. Partisipasi masyarakat
sendiri merupakan hal yang cukup penting dalam proses untuk memilih pemimpin, sekalipun dalan skala
yang paling kecil, yakni dalam pemilihan kepala desa. Kajian ini bermaksud untuk melihat bagaimanakah
besaran partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Banyuasin dengan
metode e-voting, mengetahui bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat tersebut, dan mengetahui
permasalahan yang muncul dalam pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Banyuasin dengan metode e-
voting. Metode pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan penggunaan data primer dan
data sekunder. Hasil kajian menunjukkan bahwa besaran partisipasi masyarakat cukup tinggi mengingat
kondisi geografis yang cukup sulit, dengan kategori partisipasi masyarakat termasuk dalam kegori spektator,
dan bentuk partisipasi masyarakat yang berupa partisipasi individual, partisipasi kolektif, dan tergolong
dalam partisipasi konvensional. Dengan keberhasilan pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak di
Kabupaten Banyuasin dengan metode e-voting, maka perlu kiranya untuk mempertimbangkan e-voting
sebagai metode pemungutan suara dalam skala pemilihan umum yang lebih luas lagi.
Kata kunci: Pilkades; e-voting; partisipasi masyarakat; Banyuasin.

Abstract
In general, public participation in elections tends to decrease. Public participation is doubly important
enough in the process to elect a leader, even under the most small-scale, namely in the village elections. This
study aims to see how the amount of public participation in the election of village heads in unison in
Banyuasin with e-voting method, determine how the form of community participation, and know the problems
that arise in the selection of village heads in unison in Banyuasin with e-voting method. The method used is
descriptive qualitative, with the use of primary data and secondary data. The results showed that the amount
of public participation is quite high considering the geographical conditions are quite difficult, with
categories including community participation in kegori spectator, and the form of community participation in
the form of individual participation, collective participation and belonging to the conventional participation.
With the successful implementation of village elections simultaneously in Banyuasin with e-voting method,
then it is necessary to consider the e-voting as a method of voting in general elections scale more broadly.
Keywords: Pilkades; e-voting; society participation; Banyuasin

PENDAHULUAN peningkatan sebesar 4,12% pada tahun 2014.


Secara nasional tingkat partisipasi masyarakat Partisipasi masyarakat untuk pemilu legislatif
untuk pemilu presiden dari tahun ke tahun cenderung mencapai 75,11% pada tahun 2014.
menurun. Data menunjukkan dari tahun 2004 sampai Partisipasi masyarakat merupakan salah satu
tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 8,65%. faktor pendukung dalam berbagai pemilihan
Sementara pada pemilu legislatif, tingkat partisipasi pimpinan, baik itu pemilihan Presiden/Wakil Presiden,
masyarakat cenderung fluktuatif. Angka partisipasi pemilihan legislatif, pemilihan Gubernur,
tahun 2004 mencapai 78,23% pada pemilu presiden Bupati/Walikota, maupun pemilihan Kepala Desa.
putaran pertama, dan hanya 69,58% pada pemilu Tingginya/besarnya jumlah partisipasi menunjukkan
presiden tahun 2014. Dalam pemilu legislatif, terjadi tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penurunan partisipasi masyarakat pada tahun 2009 pemilihan pimpinan. Meskipun, bila pada akhirnya
hingga sebesar 13,08% dari 84,07% pada tahun 2004, tingkat partisipasi masyarakat rendah, hal tersebut
menjadi 70,99% pada tahun 2009. Tetapi terjadi tidak akan membatalkan hasil pemilihan pimpinan.

85
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 11 Nomor 1 Juni 2016: 85 - 94

Hal tersebut menunjukkan kesadaran politik melegitimasi kebijaksanaan yang mereka jalankan.
masyarakat dalam memposisikan dirinya sebagai Partisipasi masyarakat disini merupakan
unsur sentral suatu daerah (Damita 2013). partisipasi politik yang dapat diartikan sebagai
Partisipasi menurut Siagian (1985) dapat dibagi kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut
dua jenis, yaitu : partisipasi yang bersifat aktif dan serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu
partisipasi yang bersifat pasif. Partisipasi pasif dapat dengan memilih pemimpin negara, pemimpin daerah,
berarti bahwa dalam sikap, perilaku dan tindakannya menghadiri rapat umum, menjadi anggota partai atau
tidak melakukan hal-hal yang mengakibatkan kelompok kepentingan. Partisipasi politik sendiri
terhambatnya suatu kegiatan pembangunan, hanya mungkin terjadi dalam suatu sistem politik yang
sedangkan partisipasi aktif berwujud : pertama, turut demokratis. Salah satu bentuk partisipasi politik yang
memikirkan nasib sendiri dengan memanfaatkan sangat penting dilakukan oleh warga negara adalah
lembaga-lembaga sosial dan politik yang ada di pemilihan umum. Yang dimaksud pemilihan umum
masyarakat sebagai saluran aspirasinya. Kedua, disini adalah pemilihan legislatif, pemilihan presiden,
menunjukkan adanya kesadaran bermasyarakat dan termasuk pemilihan kepala daerah (Muhammad
bernegara yang tinggi dengan tidak menyerahkan 2006).
penentuan nasib kepada orang lain, seperti kepada Secara definisi umum, dapat dikatakan bahwa
pimpinan, tokoh masyarakat yang ada, baik yang partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau
sifatnya formal maupun informal. Ketiga, memenuhi kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam
kewajiban sebagai warga yang bertanggung jawab kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih
seperti membayar pajak secara jujur dan kewajiban pemimpin negara dan secara langsung atau tidak
lainnya. Keempat, ketaatan kepada berbagai peraturan langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah
perundang-undangan yang berlaku, dan kelima, (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan
kerelaan merupakan pengorbanan yang dituntut oleh seperti memberikan suara dalam pemilihan umum,
pembangunan demi kepentingan bersama yang lebih menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai
luas dan lebih penting. atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan
Keberadaan partisipasi masyarakat merupakan dengan pejabat pemerintahan atau anggota parlemen
hal yang penting, sebagaimana dikemukakan Conyers dan sebagainya (Budiharjo 1998). Sedangkan menurut
dalam Fadil (2013), bahwa pertama, partisipasi Surbakti (2007), yang dimaksud dengan partisipasi
masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam
informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap menentukan segala keputusan yang menyangkut atau
masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya mempengaruhi hidupnya.
program pembangunan serta proyek-proyek akan Dalam lingkup yang lebih kecil, adalah
gagal; kedua, bahwa masyarakat akan lebih pemilihan untuk kepala desa, yang diatur lebih lanjut
mempercayai proyek atau program pembangunan jika dalam Undang-undang (UU) No. 6 Tahun 2014 dan
merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan peraturan turunannya, Peraturan Pemerintah (PP) No.
perencanaannya, karena mereka akan lebih 43 Tahun 2014, dan secara teknis diatur dalam
mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.
mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut; 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa. UU
ketiga, bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila No. 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan
masyarakat dilibatkan dalam pembangunan pemilihan kepala desa yang dipilih secara langsung
masyarakat mereka sendiri. Selain itu, partisipasi oleh dan dari penduduk Desa warga negara Republik
masyarakat memiliki aspek strategis yang patut Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan masa
diperhitungkan. jabatan 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal
Merujuk pada Susantyo dalam Susantyo (2007), pelantikan. Khusus mengenai pemilihan kepala desa
aspek strategis yang dimiliki masyarakat antara lain dalam undang-undang ini diatur agar dilaksanakan
bahwa masyarakat memiliki pengalaman tersendiri secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten/Kota
berupa kearifan yang timbul dari proses interaksi terus dengan maksud untuk menghindari hal negatif dalam
menerus dengan sumber alam dan lingkungannya, pelaksanaannya. Dalam Permendagri No. 112 Tahun
merespon dan mendinamisasi sekaligus 2014 dikemukakan bahwa pemilihan kepala desa
mengendalikan hubungan-hubungan antar kelompok adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa dalam
untuk mewujudkan sistem jaringan sosial yang kuat rangka memilih kepala desa yang bersifat langsung,
dan saling melindungi serta saling memberi manfaat. umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Faktor strategis lainnya adalah kekuatan politis, Pemilihan kepala desa di Kabupaten Banyuasin
dimana masyarakat sesungguhnya merupakan realitas selain dilakukan secara serentak, juga dilakukan
politis. Pemerintah mau tidak mau memerlukan dengan metode e-voting. Hal inilah yang menjadikan
dukungan masyarakat untuk menguji atau pemilihan kepala desa di Kabupaten Banyuasin

86
Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Banyuasin dengan Metode E-Voting
(Tini Apriani dan Catur Wibowo)

berbeda dengan pemilihan kepala desa di daerah lain, memberikan gambaran tentang : (1) Besaran
sebab belum semua daerah menggunakan e-voting partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala desa
dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerahnya, serentak di Kabupaten Banyuasin dengan metode e-
termasuk didalamnya pemilihan kepala desa. Hal ini voting; (2) Bentuk partisipasi masyarakat dalam
pula yang menjadikan kajian ini berbeda dengan pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten
penelitian mengenai partisipasi masyarakat yang Banyuasin dengan metode e-voting; dan (3)
pernah dilakukan sebelumnya. Permasalahan yang muncul dalam pemilihan kepala
Penelitian terdahulu terkait dengan keterlibatan desa serentak di Kabupaten Banyuasin dengan metode
masyarakat dalam pemilu telah dilakukan, antara lain e-voting terkait partisipasi masyarakat.
studi yang pernah dilakukan oleh Subekti (2014),
mengkaji partisipasi politik dalam Pemilukada di METODE
Kabupaten Magetan pada tahun 2013 menjelaskan Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif
bahwa secara garis besar ada dua hal yang dapat kualitatif, yang ingin mendapat gambaran secara utuh
mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat mengenai partisipasi masyarakat dalam pemilihan
yaitu pengaruh lembaga sosial dan rasionalitas kepala desa di Kabupaten Banyuasin dengan sistem e-
masyarakat. Adapun lembaga sosial yang turut voting. Data primer diperoleh dengan melakukan
berperan dalam meningkatkan partisipasi politik wawancara dengan narasumber dari pemerintah
masyarakat tersebut antara lain adalah KPUD, Partai daerah, dan melakukan FGD di daerah, dengan peserta
Politik, Media Massa, dan Ormas. Adapun rasionalitas merupakan perwakilan dari kecamatan, desa, serta
masyarakat terkait dengan sifat dasar manusia sebagai panitia pemilihan kepala desa. Data sekunder
makhluk individu memiliki tingkat rasionalitas yang diperoleh dari dokumen rekap hasil pelaksanaan
sangat tinggi. Sifat dasar dari makhluk rasional adalah pemilihan kepala desa.
kalkulasi untung rugi yang menjadi dasar setiap
tindakannya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian lain terkait partisipasi masyarakat
adalah penelitian yang dilakukan oleh Latif (2014), Gambaran Umum Kabupaten Banyuasin
dengan judul peran partisipasi masyarakat dalam Kabupaten Banyuasin dibentuk berdasarkan
peningkatan pembangunan desa di Kecamatan Undang-undang No. 6 Tahun 2002 tentang
Posigadan. Penelitian ini mengemukakan bahwa Pembentukan Kabupaten Banyuasin Di Provinsi
partisipasi masyarakat dalam setiap tahap Sumatera Selatan. Sejak akhir tahun 2012, jumlah
pembangunan masih kurang maksimal, terutama kecamatan di Kabupaten Banyuasin mengalami
dalam tahap pelaksanaan pembangunan desa. Hal pemekaran dari 17 kecamatan menjadi 19 kecamatan.
tersebut disebabkan karena masih kurang pahamnya Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut
masyarakat desa akan pentingnya partisipasi. Dan antara lain Kecamatan Banyuasin I pecah menjadi
dalam hal ini, pemilihan kepala desa menurut penulis Kecamatan Banyuasin I dan Kecamatan Air Kumbang,
merupakan bagian dari proses pembangunan desa. serta Kecamatan Muara Telang pecah menjadi
Oleh karena itu, maka kajian mengenai Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber
partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala desa Marga Telang. Masing-masing kecamatan terbagi atas
serentak dengan sistem e-voting ini menjadi penting desa-desa dan kelurahan, sedangkan setiap desa-desa
untuk dilakukan, karena pemilihan kepala desa dan kelurahan didalamnya tersusun atas dusun,
merupakan level pemilihan pemimpin pemerintahan lingkungan maupun rukun warga dan sebagian masih
yang paling bawah, dan bersentuhan langsung dengan dibagi lagi ke dalam rukun tetangga. Jumlah desa di
masyarakat. Kondusivitas masyarakat dalam lingkup Kabupaten Banyuasin pada tahun 2015 sebanyak 304
paling kecil akan berpengaruh pada kondusivitas desa/kelurahan, terdiri atas 288 desa dan 16 kelurahan.
masyarakat pada lingkup yang lebih luas. Kabupaten Banyuasin memiliki topografi 80%
Berdasarkan latar belakang masalah, maka wilayah datar berupa lahan rawa pasang surut dan rawa
rumusan masalah dalam kajian ini adalah : (1) lebak, sedangkan yang 20% lagi berombak sampai
Bagaimana besaran partisipasi masyarakat dalam bergelombang berupa lahan kering dengan sebaran
pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten ketinggian 0-40 meter diatas permukaan laut.
Banyuasin dengan metode e-voting?; (2) Bagaimana Kabupaten Banyuasin memiliki luas wilayah
bentuk partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala 11.832,69 km2, dengan jumlah penduduk pada tahun
desa serentak di Kabupaten Banyuasin dengan metode 2014 sebanyak 799.998 jiwa. Berikut profil 13
e-voting?; dan (3) Permasalahan apa sajakah yang kecamatan yang telah menyelenggarakan pilkades
muncul dalam pemilihan kepala desa serentak di dengan sistem e-voting : Kecamatan Banyuasin III.
Kabupaten Banyuasin dengan metode e-voting terkait Terdiri atas 21 desa dan 5 kelurahan, memiliki luas
partisipasi masyarakat? Tujuan kajian untuk 294,20 km2, dengan jumlah penduduk wajib KTP

87
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 11 Nomor 1 Juni 2016: 85 - 94

sebesar 57.346 jiwa, pemilik KTP sebesar 55.881 jiwa, Cara Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), pilkades
dan total jumlah penduduk 60.780 jiwa. dilaksanakan secara serentak dengan 2 cara sistem
Kecamatan Sembawa. Terdiri atas 11 desa dan pilkades, yakni pilkades dengan metode kegiatan
37 dusun, memiliki luas 196,14 km2, dengan jumlah pemungutan suara menggunakan e-voting, dan
penduduk wajib KTP sebesar 28.668 jiwa, pemilik pilkades dengan metode kegiatan pemungutan suara
KTP sebesar 27.312 jiwa, dan total jumlah penduduk secara manual. Pilkades serentak dapat dilaksanakan
30.281 jiwa. Kecamatan Suak Tapeh. Terdiri atas 11 secara menyeluruh sekaligus seluruh desa dalam
desa, memiliki luas 312,70 km2, dengan jumlah Kabupaten Banyuasin pada hari, tanggal dan waktu
penduduk wajib KTP sebesar 16.557 jiwa, pemilik yang bersamaan. Pilkades serentak yang dilaksanakan
KTP sebesar 15.787 jiwa, dan total jumlah penduduk secara bergelombang untuk beberapa desa pada hari,
17.539 jiwa. Kecamatan Betung. Terdiri atas 9 desa tanggal dan waktu yang bersamaan paling banyak 3
dan 2 kelurahan, memiliki luas 354,41 km2, dengan gelombang dalam kurun waktu 6 tahun dengan waktu
jumlah penduduk wajib KTP sebesar 49.191 jiwa, antar gelombang selama 2 tahun. Pelaksanaannya
pemilik KTP sebesar 46.529 jiwa, dan total jumlah berdasarkan pertimbangan : a. Pengelompokan waktu
penduduk 54.690 jiwa. berakhirnya masa jabatan kepala desa di wilayah
Kecamatan Rantau Bayur. Terdiri atas 21 desa Kabupaten Banyuasin, b. Kemampuan keuangan
dan 66 dusun, memiliki luas 556,91 km2, dengan daerah, dan c. Ketersediaan PNS di lingkungan
jumlah penduduk wajib KTP sebesar 37.987 jiwa, Pemerintah Kabupaten Banyuasin yang memenuhi
pemilik KTP sebesar 25.614 jiwa, dan total jumlah persyaratan sebagai penjabat kepala desa. Dalam
penduduk 40.870 jiwa. Kecamatan Tungkal Ilir. rangka efektivitas dan efisiensi pilkades dapat
Terdiri atas 14 desa, memiliki luas 648,14 km2, dengan dilaksanakan secara bertahap dengan memper-
jumlah penduduk wajib KTP sebesar 25.032 jiwa, timbangkan : a. Kesiapan secara kualitas dan kuantitas
pemilik KTP sebesar 24.877 jiwa, dan total jumlah sumber daya aparatur pelaksana di kecamatan dan
penduduk 24.828 jiwa. Kecamatan Pulau Rimau. desa, b. Sistem atau metode pemilihan yang
Terdiri atas 29 desa, memiliki luas 888,64 km2, dengan digunakan, c. Keterbatasan sarana dan peralatan
jumlah penduduk wajib KTP sebesar 35.695 jiwa, penunjang yang dibutuhkan, d. Kemampuan keuangan
pemilik KTP sebesar 28.144 jiwa, dan total jumlah daerah, e. Kondisi geografis wilayah desa yang
penduduk 41.009 jiwa. bersangkutan, dan f. Keterbatasan dan kesulitan dalam
Kecamatan Talang Kelapa. Terdiri atas 6 desa, 6 proses pengawasan pelaksanaan.
kelurahan dan 14 dusun, memiliki luas 439,13 km2, Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
dengan jumlah penduduk wajib KTP sebesar 111.170 tersebut, Kabupaten Banyuasin melaksanakan
jiwa, pemilik KTP sebesar 105.284 jiwa, dan total pemilihan kepala desa secara serentak bergelombang
jumlah penduduk 131.387 jiwa. Kecamatan Tanjung di 19 kecamatan dan 161 desa, dengan 21 gelombang
Lago. Terdiri atas 15 desa dan 51 dusun, memiliki luas pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan dan desa yang
802,42 km2, dengan jumlah penduduk wajib KTP melaksanakan pilkades ditetapkan dengan Keputusan
sebesar 32.569 jiwa, pemilik KTP sebesar 23.560 jiwa, Bupati Banyuasin No. 754/KPTS/PMPD/2015
dan total jumlah penduduk 38.059 jiwa. Kecamatan tentang Penetapan Jadwal Pemilihan Kepala Desa
Banyuasin I. Terdiri atas 11 desa dan 2 kelurahan, Dalam Kabupaten Banyuasin Tahun 2015. Penetapan
memiliki luas 186,69 km2, dengan jumlah penduduk jadwal berdasarkan kondisi geografis desa, jumlah
wajib KTP sebesar 49.814 jiwa, pemilik KTP sebesar perangkat e-voting, dan tersedianya tim teknis. Jumlah
37.090 jiwa, dan total jumlah penduduk 52.817 jiwa. desa pelaksana pilkades e-voting di Kabupaten
Kecamatan Air Kumbang. Terdiri atas 16 desa, Banyuasin merupakan jumlah desa pelaksana paling
banyak dari total 412 pemilihan kepala desa dengan e-
memiliki luas 328,56 km2, dengan jumlah penduduk
voting hingga akhir tahun 2015 di 7 kabupaten.
wajib KTP sebesar 18.306 jiwa, pemilik KTP sebesar
17.682 jiwa, dan total jumlah penduduk 23.738 jiwa.
Besaran Partisipasi Masyarakat
Kecamatan Rambutan. Terdiri atas 19 desa, memiliki
Hasil pemilihan kepala desa dengan metode e-
luas 450,04 km2, dengan jumlah penduduk wajib KTP
voting yang telah dilaksanakan secara bergelombang
sebesar 36.590 jiwa, pemilik KTP sebesar 23.406 jiwa,
di 12 kecamatan dan 107 desa hingga tanggal 29
dan total jumlah penduduk 42.696 jiwa. Kecamatan
November 2015 berdasarkan data rekapitulasi tim e-
Banyuasin II. Terdiri atas 17 desa dan 70 dusun,
voting (hingga jadwal tersebut, seharusnya desa yang
memiliki luas 3.632,40 km2, dengan jumlah penduduk telah melaksanakan pilkades dengan e-voting adalah
wajib KTP sebesar 31.165 jiwa, pemilik KTP sebesar 13 kecamatan dan 109 desa. Namun data yang ada
30.484 jiwa, dan total jumlah penduduk 42.822 jiwa. hanyalah 12 kecamatan dan 107 desa, sedang 1 desa
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) lagi pilkades ditunda karena masalah administratif)
Kabupaten Banyuasin No. 1 Tahun 2015 tentang Tata sebagaimana dikemukakan dalam paragraf berikut.

88
Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Banyuasin dengan Metode E-Voting
(Tini Apriani dan Catur Wibowo)

Kecamatan Banyuasin III. Pilkades di Gelombang kedua dilaksanakan pada tanggal 26


Kecamatan Banyuasin III dilaksanakan dalam 2 November 2015 di Desa Paldas. Pada Desa Semuntul,
gelombang, yakni pada tanggal 24 Oktober 2015 dan besaran partisipasi masyarakat mencapai 81% dari
27 Oktober 2015. Gelombang pertama dilaksanakan 1654 DPT dan 1340 suara masuk. Pada Desa Sungai
pada desa Tanjung Agung, dengan daftar pemilih tetap Naik, besaran partisipasi masyarakat mencapai 100%,
(DPT) sebanyak 693 orang, dan suara masuk sejumlah dari 413 DPT dan 413 suara masuk. Desa Rantau
572 suara. Sehingga besaran partisipasi masyarakat Bayur, besaran partisipasi masyarakat mencapai 84%
untuk penggunaan hal pilihnya sebesar 83%. dari 1800 DPT dan 1520 suara masuk. Desa Sungai
Gelombang kedua dilaksanakan pada 2 desa, yakni Pinang, besaran partisipasi masyarakat mencapai 90%
Desa Sri Bandung dan Desa Lubuk Saung. Besaran dari 976 DPT dan 874 suara masuk. Desa
partisipasi masyarakat di Desa Sri Bandung mencapai Penandingan, dari 853 DPT, 590 suara masuk, besaran
99,6% dari DPT sebesar 598 orang dan penggunaan partisipasi masyarakat mencapai 69%. Kemudian
hak pilih sebesar 596 suara. Sedangkan untuk Desa Desa Kemang Bejalu, partisipasi masyarakat
Lubuk Saung, besaran partisipasi masyarakat mencapai 95% dari 684 DPT dan 652 suara masuk.
mencapai 77% dari 1293 orang DPT dan penggunaan Desa Paldas, dari 2339 DPT dan 2337 suara masuk,
hak pilih sejumlah 993 suara. partisipasi masyarakat mencapai 99%.
Kecamatan Sembawa. Pilkades di Kecamatan Kecamatan Tungkal Ilir. Kecamatan Tungkal
Sembawa dilaksanakan tanggal 24 Oktober 2015 pada Ilir melaksanakan pilkades dalam 2 gelombang, pada
4 desa, yakni Desa Rejodadi, Desa Limbang Mulya, tanggal 2 November 2015 dan 5 November 2015.
Desa Sako Makmur, dan Desa Pulau Muning. Besaran Gelombang pertama meliputi 4 desa, Desa Sidomulyo,
partisipasi masyarakat di Desa Rejodadi mencapai Desa Teluk Tenggulang, Desa Bentayan, dan Desa
76% dari 2737 DPT dan penggunaan 2067 hak pilih. Keluang. Gelombang kedua sebanyak 6 desa, Desa
Partisipasi masyarakat Desa Limbang Mulya sebesar Sukaraja, Desa Karang Mulya, Desa Sukamulia, Desa
84%, dengan 134 DPT dan 113 suara masuk. Marga Rahayu, Desa Karang Asem, dan Desa Karang
Partisipasi Desa Sako Makmur sebesar 84% dengan Anyar. Desa Sidomulyo memiliki 2311 DPT, 1718
186 DPT dan 157 suara masuk. Partisipasi Desa Pulau suara masuk, dan besaran partisipasi 74%. Desa Teluk
Muning mencapai 84% dengan 131 DPT dan 110 suara Tenggulang memiliki 2808 DPT, 1652 suara masuk,
masuk. dan besaran partisipasi 59%. Desa Bentayan memiliki
Kecamatan Suak Tapeh. Kecamatan Suak Tapeh 3607 DPT, 1754 suara masuk, dan besaran partisipasi
melaksanakan pilkades pada tanggal 27 Oktober 2015 49%. Desa Keluang memiliki 5655 DPT, 2543 suara
dan dilaksanakan di 5 desa. Desa Sukaraja memiliki masuk, dan besaran partisipasi 45%. Desa Sukaraja
563 DPT, dengan 506 suara masuk, dan besaran memiliki 1336 DPT, 1102 suara masuk, dan besaran
partisipasi masyarakat mencapai 90%. Desa Talang partisipasi 82%. Desa Karang Mulya memiliki 833
Ipuh, memiliki 1049 DPT, dengan 802 suara masuk DPT, 705 suara masuk, besaran partisipasi 85%. Desa
dan besaran partisipasi masyarakat 76%. Desa Lubuk Sukamulia memiliki 2218 DPT, 1854 suara masuk,
Lancang memiliki 3518 DPT, 2346 suara masuk, dan besaran partisipasi 84%. Desa Marga Rahayu memiliki
76% penggunaan hak pilih. Desa Meranti memiliki 682 DPT, 571 suara masuk, besaran partisipasi 84%.
2276 DPT, 1206 suara masuk, dan 53% penggunaan Desa Karang Asem memiliki 465 DPT, 415 suara
hak pilih. Desa Tanjung Laut, memiliki 1442 DPT, masuk, besaran partisipasi 89%. Desa Karang Anyar
1120 suara masuk dan besaran partisipasi sebesar 78%. memiliki 650 DPT, 589 suara masuk, besaran
Kecamatan Betung. Pilkades dilaksanakan di partisipasi 91%.
Kecamatan Betung pada tanggal 27 Oktober 2015 di 3 Kecamatan Pulau Rimau. Pilkades di Pulau
desa, yaitu Desa Suka Mulya, Desa Lubuk Karet, dan Rimau dilaksanakan pada tanggal 8 November 2015
Desa Taja Mulya. Besaran partisipasi masyarakat di meliputi 15 desa, yaitu Desa Sumber Rejeki, Desa
Desa Suka Mulya mencapai 55% dari 4418 DPT dan Mekar Sari, Desa Wonosari, Desa Bumi Rejo, Desa
2412 suara masuk. Besaran partisipasi masyarakat di Songo Makmur, Desa Wana Mukti, Desa Teluk
Desa Lubuk Karet mencapai 69% dari 3036 DPT dan Betung, Desa Rawa Banda, Desa Rukun Makmur,
2089 suara masuk. Besaran partisipasi masyarakat di Desa Sumber Agung, Desa Sumber Mulya, Desa Tirta
Desa Taja Mulya mencapai 59% dari 3713 DPT dan Mulya, Desa Mukut, Desa Ringin Harjo, dan Desa
2207 suara masuk. Penuguan. Besaran partisipasi masyarakat di Desa
Kecamatan Rantau Bayur. Pilkades di Sumber Rejeki mencapai 80% dengan 951 DPT dan
Kecamatan Rantau Bayur dilaksanakan dalam 2 760 suara masuk. Besaran partisipasi masyarakat di
gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan tanggal Desa Mekar Sari mencapai 85% dengan 886 DPT dan
30 Oktober 2015 pada 6 desa, yakni Desa Semuntul, 750 suara masuk. Besaran partisipasi masyarakat di
Desa Sungai Naik, Desa Rantau Bayur, Desa Sungai Desa Wonosari mencapai 80% dengan 809 DPT dan
Pinang, Desa Penandingan, dan Desa Kemang Bejalu. 649 suara masuk. Besaran partisipasi masyarakat di

89
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 11 Nomor 1 Juni 2016: 85 - 94

Desa Bumi Rejo mencapai 74% dengan 1094 DPT dan memiliki 1709 DPT, 1372 suara masuk dan 80%
813 suara masuk. Desa Songo Makmur memiliki DPT besaran partisipasi masyarakat. Desa Mulya Sari
1358 DPT, 892 suara masuk, dan besaran partisipasi memiliki 2401 DPT, 1816 suara masuk dan 76%
masyarakat 66%. Desa Wana Mukti memiliki 708 besaran partisipasi masyarakat. Desa Purwosari
DPT, 544 suara masuk, dan besaran partisipasi memiliki 1189 DPT, 711 suara masuk dan 60% besaran
masyarakat 77%. Desa Teluk Betung memiliki 2133 partisipasi masyarakat. Desa Bangun Sari memiliki
DPT, 1519 suara masuk, dan besaran partisipasi 3140 DPT, 2215 suara masuk dan 71% besaran
masyarakat sebesar 71%. Desa Rawa Banda memiliki partisipasi masyarakat. Desa Sri Menanti memiliki
864 DPT, 795 suara masuk, dan besaran partisipasi 631 DPT, 502 suara masuk dan 80% besaran
masyarakat 92%. Desa Rukun Makmur memiliki 1238 partisipasi masyarakat. Desa Banyu Urip memiliki
DPT, 786 suara masuk, dan besaran partisipasi 3274 DPT, 2060 suara masuk dan 63% besaran
masyarakat 63%. Desa Sumber Agung memiliki 714 partisipasi masyarakat. Desa Manggar Raya memiliki
DPT, 498 suara masuk, dan besaran partisipasi 1103 DPT, 1103 suara masuk dan 100% besaran
masyarakat 70%. Desa Sumber Mulya memiliki 966 partisipasi masyarakat. Desa Kuala Puntian memiliki
DPT, 752 suara masuk, dan besaran partisipasi 1475 DPT, 830 suara masuk dan 56% besaran
masyarakat 78%. Desa Tirta Mulya memiliki 484 DPT, partisipasi masyarakat. Desa Sebalik memiliki 1579
421 suara masuk, dan besaran partisipasi masyarakat DPT, 1040 suara masuk dan 66% besaran partisipasi
87%. Desa Mukut memiliki DPT 1049, suara masuk masyarakat.
825, dan besaran partisipasi masyarakat 79%. Desa Kecamatan Air Kumbang. Kecamatan Air
Ringin Harjo memiliki 1316 DPT, 918 suara masuk, Kumbang melaksanakan pilkades pada tanggal 17
dan besaran partisipasi masyarakat 70%. Desa November 2015 di 7 desa, yakni Desa Sebokor, Desa
Penuguan memiliki 5398 DPT, 2089 suara masuk, dan Padang Rejo, Desa Panca Mulya, Desa Sebubus, Desa
besaran partisipasi 39%. Sido Makmur, Desa Panca Desa, dan Desa Rimba
K e c a m a t a n Ta l a n g K e l a p a . P i l k a d e s Jaya. Partisipasi masyarakat di Desa Sebokor
dilaksanakan 11 November 2015 pada 4 desa, yakni mencapai 56% dari 1971 DPT dan 1107 suara masuk.
Desa Pangkalan Benteng, Desa Sungai Rengit, Desa Partisipasi masyarakat di Desa Padang Rejo mencapai
Gasing, dan Desa Kenten Laut. Desa Pangkalan 84% dari 308 DPT dan 259 suara masuk. Desa Panca
Benteng memiliki 1971 DPT, 1452 suara masuk dan Mulya dari 665 DPT dan 531 suara masuk partisipasi
74% besaran partisipasi masyarakat. Desa Sungai masyarakatnya mencapai 80%. Desa Sebubus dengan
Rengit memiliki 3829 DPT, 2511 suara masuk, dan 564 DPT dan 489 suara masuk, partisipasi masyarakat
66% besaran partisipasi masyarakat. Desa Gasing mencapai 87%. Desa Sido Makmur, dengan 1331 DPT
memiliki 4606 DPT, 2630 suara masuk, dan besaran dan 913 suara masuk, partisipasi masyarakat mencapai
partisipasi masyarakat sebesar 57%. Desa Kenten Laut 69%. Desa Panca Desa, dengan 888 DPT dan 648 suara
memiliki 6027 DPT, 3428 suara masuk, dan 57% masuk, partisipasi masyarakat mencapai 73%.
besaran partisipasi masyarakat. Kemudian Desa Rimba Jaya dengan 2549 DPT dan
Kecamatan Tanjung Lago. Kecamatan Tanjung 1524 suara masuk, partisipasi masyarakat mencapai
Lago melaksanakan pilkades dalam 2 gelombang, 60%.
yakni tanggal 11 November 2015 dan tanggal 14 Kecamatan Rambutan. Kecamatan Rambutan
November 2015. Gelombang pertama meliputi 4 desa, melaksanakan pilkades dalam 2 gelombang, yaitu
yakni Desa Bunga Karang, Desa Sukatani, Desa Suka tanggal 20 November 2015 di 6 desa, dan 23
Damai dan Desa Muara Sugih. Gelombang kedua November 2015 di 11 desa. Gelombang pertama
dilaksanakan pada 10 desa, meliputi Desa Sumber dilaksanakan di Desa Sungai Dua, Desa Sungai
Mekar Mukti, Desa Telang Sari, Desa Mulya Sari, Pinang, Desa Sungai Kedukan, Desa Menten, Desa
Desa Purwosari, Desa Bangun Sari, Desa Sri Menanti, Sako, dan Desa Gelebak Dalam. Partisipasi
Desa Banyu Urip, Desa Manggar Raya, Desa Kuala masyarakat di Desa Sungai Dua mencapai 65% dari
Puntian, dan Desa Sebalik. Desa Bunga Karang 2810 DPT dan 1828 suara masuk. Partisipasi
memiliki 1475 DPT, 955 suara masuk, dan 65% masyarakat di Desa Sungai Pinang mencapai 42% dari
besaran partisipasi masyarakat. Desa Sukatani 7612 DPT dan 3167 suara masuk. Partisipasi
memiliki 1622 DPT, 1328 suara masuk, dan 82% masyarakat di Desa Sungai Kedukan mencapai 52%
besaran partisipasi masyarakat. Desa Suka Damai dari 5791 DPT dan 3015 suara masuk. Partisipasi
memiliki 2960 DPT, 2130 suara masuk, dan 72% masyarakat di Desa Menten mencapai 59% dari 1699
besaran partisipasi masyarakat. Desa Muara Sugih DPT dan 1007 suara masuk. Partisipasi masyarakat di
memiliki 977 DPT, 808 suara masuk dan 83% besaran Desa Sako mencapai 69% dari 1567 DPT dan 1088
partisipasi masyarakat. Desa Sumber Mekar Mukti suara masuk. Partisipasi masyarakat di Desa Gelebak
memiliki 1943 DPT, 1481 suara masuk dan 76% Dalam mencapai 83% dari 1422 DPT dan 1174 suara
besaran partisipasi masyarakat. Desa Telang Sari masuk. Gelombang kedua dilaksanakan di Desa

90
Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Banyuasin dengan Metode E-Voting
(Tini Apriani dan Catur Wibowo)

Tanjung Merbu, Desa Pelaju, Desa Tanah Lembak, masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 46%. Desa
Desa Baru, Desa Kebon Sahang, Desa Siju, Desa Parit, Rimau Sungsang memiliki 956 DPT, dengan 827 suara
Desa Durian Gadis, Desa Pulau Parang, Desa Suka masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 87%. Desa
Pindah, dan Desa Tanjung Kerang. Partisipasi Jati Sari memiliki 2073 DPT, dengan 1257 suara
masyarakat di Desa Tanjung Merbu mencapai 60% masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 61%. Desa
dari 1970 DPT dan 1184 suara masuk. Partisipasi Karang Sari memiliki 1384 DPT, dengan 1116 suara
masyarakat di Desa Pelaju mencapai 91% dari 757 masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 81%. Desa
DPT dan 686 suara masuk. Partisipasi masyarakat di Mekar Sari memiliki 1910 DPT, dengan 1167 suara
Desa Tanah Lembak mencapai 91% dari 710 DPT dan masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 61%.
648 suara masuk. Partisipasi masyarakat di Desa Baru Dari 12 kecamatan dan 107 desa tersebut,
mencapai 91% dari 645 DPT dan 588 suara masuk. besaran partisipasi masyarakat mencapai 66%.
Partisipasi masyarakat di Desa Kebon Sahang Besaran partisipasi masyarakat diatas 50% ini menurut
mencapai 70% dari 685 DPT dan 481 suara masuk. penulis tergolong cukup tinggi, mengingat kondisi
Partisipasi masyarakat di Desa Siju mencapai 89% dari geografis Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari
1436 DPT dan 1276 suara masuk. Partisipasi wilayah perairan, dan terpisah-pisah antara kecamatan
masyarakat di Desa Parit mencapai 74% dari 514 DPT yang satu dengan kecamatan yang lain, dan antara desa
dan 380 suara masuk. Partisipasi masyarakat di Desa yang satu dengan desa yang lain. Selain itu, untuk
Durian Gadis mencapai 87% dari 424 DPT dan 368 datang ke tempat pemungutan suara memerlukan
suara masuk. Partisipasi masyarakat di Desa Pulau itikad yang cukup besar dari warga masyarakat, karena
Parang mencapai 71% dari 545 DPT dan 385 suara mayoritas hanya disediakan satu TPS untuk satu desa.
masuk. Partisipasi masyarakat di Desa Suka Pindah Partisipasi masyarakat di Kabupaten Banyuasin
mencapai 79% dari 1117 DPT dan 885 suara masuk. ini menurut penulis berdasarkan pada teori Maribath
Partisipasi masyarakat di Desa Tanjung Kerang dan Goel, tergolong dalam kategori spektator, yakni
mencapai 75% dari 1779 DPT dan 1332 suara masuk. orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih
Kecamatan Banyuasin II. Pelaksanaan pilkades dalam pemilu. Penulis menyatakan demikian, karena
di Kecamata Banyuasin II dilakukan dalam 2 terdapat beraneka ragam alasan masyarakat dalam
gelombang, tanggal 26 November 2015 di 6 desa, dan mengikuti pemilihan kepala desa, seperti karena
29 November 2015 di 9 desa. Gelombang pertama alasan adanya hubungan kekeluargaan dengan calon
dilaksanakan di Desa Perajen Jaya, Desa Marga kepala desa, karena adanya keingintahuan masyarakat
Sungsang, Desa Sungsang I, Desa Sungsang III, Desa terhadap metode baru yang dipakai dalam pemungutan
Muara Sungsang, dan Desa Teluk Payo. Desa Perajen suara, maupun masyarakat yang benar-benar ingin
Jaya memiliki 729 DPT, dengan 480 suara masuk, dan memperoleh pemimpin yang berkualitas untuk
partisipasi masyarakat sebesar 66%. Desa Marga memimpin desanya.
Sungsang memiliki 2192 DPT, dengan 1235 suara Maribath dan Goel (dalam Budiarjo 2008),
masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 56%. Desa menyatakan bahwa partisipasi politik dikategorikan
Sungsang I memiliki 3793 DPT, dengan 2056 suara menjadi : Apatis, yakni orang yang tidak berpartisipasi
masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 54%. Desa dan menarik diri dari proses politik; Spektator, yakni
Sungsang III memiliki 2527 DPT, dengan 975 suara orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih
masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 39%. Desa dalam pemilu; Gladiator, yakni mereka yang aktif
Muara Sungsang memiliki 1071 DPT, dengan 812 terlibat dalam proses politik misalnya komunikator,
suara masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 76%. aktivis partai, dan aktivis masyarakat; dan Pengkritik,
Desa Teluk Payo memiliki 1569 DPT, dengan 1245 yakni orang-orang yang berpartisipasi dalam bentuk
suara masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 79%. yang tidak konvensional.
Gelombang kedua dilaksanakan di Desa Maju Ria,
Desa Sri Agung, Desa Sumber Rezeki, Desa Tabala Bentuk Partisipasi Masyarakat
Jaya, Desa Tanah Pilih, Desa Rimau Sungsang, Desa Proses pemilihan kepala desa baik dengan
Jati Sari, Desa Karang Sari, dan Desa Mekar Sari. Desa sistem e-voting maupun dengan cara manual
Maju Ria memiliki 1017 DPT, dengan 784 suara dilakukan dengan melalui berbagai tahapan
masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 77%. Desa sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah
Sri Agung memiliki 1319 DPT, dengan 1039 suara Kabupaten Banyuasin No. 1 Tahun 2015 dan dan
masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 79%. Desa Peraturan Bupati Banyuasin No. 145 Tahun 2015.
Sumber Rezeki memiliki 1492 DPT, dengan 925 suara Berbagai tahapan tersebut adalah tahapan persiapan,
masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 62%. Desa tahapan pencalonan, tahapan pemungutan suara, dan
Tabala Jaya memiliki 645 DPT, dengan 572 suara tahapan penetapan. Dalam berbagai tahapan tersebut,
masuk, dan partisipasi masyarakat sebesar 89%. Desa keterlibatan masyarakat ada pada tahapan persiapan,
Tanah Pilih memiliki 736 DPT, dengan 337 suara tahapan pencalonan dan tahapan pemungutan suara.

91
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 11 Nomor 1 Juni 2016: 85 - 94

Pada tahapan persiapan, masyarakat dapat terlibat ini dapat digolongkan sebagai partisipasi individual
secara aktif dalam validasi data daftar pemilih dan partisipasi kolektif. Partisipasi individual ada pada
sementara (DPS) yang nantinya akan ditetapkan tahap persiapan, dan partisipasi kolektif pada tahap
menjadi DPT. DPS yang telah disusun dan ditetapkan pencalonan dan tahap pemungutan suara. Tahap
oleh panitia pemilihan berdasarkan DP4 ditempel/ persiapan digolongkan sebagai partisipasi individual,
diumumkan oleh panitia pemilihan di tempat-tempat disebabkan pada tahap ini masing-masing individu
yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, dapat melakukan koreksi terhadap daftar pemilih
pengumuman DPS disampaikan panitia pilkades, sementara, dan menyampaikannya secara langsung
pemerintahan desa dan BPD pada setiap ada kepada PPS. Kemudian tahap pencalonan dan tahap
kesempatan kegiatan di desa kepada masyarakat pemungutan suarat digolongkan dalam partisipasi
dengan jangka waktu pengumuman selama 7 hari. kolektif, karena dilaksanakan secara bersamaan,
Dalam jangka waktu tersebut pemilih atau anggota dengan melibatkan banyak individu. Hal ini sejalan
keluarga dapat mengajukan usul perbaikan mengenai dengan apa yang dikemukakan Sastroatmodjo (1995),
penulisan nama dan/atau identitas lainnya. Selain itu, bahwa berdasarkan jumlah pelakunya, partisipasi
pemilih atau anggota keluarga dapat memberikan politik dikategorikan menjadi dua, yakni partisipasi
informasi yang meliputi : a) pemilih yang terdaftar individual dan partisipasi kolektif. Partisipasi
sudah meninggal dunia; b) pemilih yang sudah tidak individual dapat berwujud kegiatan seperti menulis
berdomisili di desa tersebut; c) pemilih yang sudah surat yang berisi tuntutan atau keluhan kepada
nikah di bawah umur 17 tahun; atau d) pemilih yang pemerintah, dan partisipasi kolektif dapat berupa
sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat kegiatan warga negara secara serentak dimaksudkan
sebagai pemilih. Pemilih yang belum terdaftar secara untuk mempengaruhi penguasa seperti dalam kegiatan
aktif dapat melaporkan kepada panitia pemilihan pemilu.
melalui pengurus rukun tetangga, kepala dusun, Sementara berdasarkan Almond (dalam Damsar
perangkat desa lainnya, kepala desa, dan BPD. 2010), bentuk-bentuk partisipasi masyarakat di
Dalam tahapan pencalonan, bentuk partisipasi Kabupaten Banyuasin masih termasuk dalam bentuk
masyarakat ada pada masa kampanye, dimana pada partisipasi politik konvensional, yakni partisipasi
masa kampanye yang diberikan (3 hari) dilakukan politik yang berupa pemberian suara, kegiatan
tatap muka atau pertemuan terbatas dengan kampanye, membentuk dan bergabung dalam
masyarakat. Dalam kampanye tersebut, para calon kelompok kepentingan, serta komunikasi individual
kepala desa menyampaikan visi dan misi apabila dengan pejabat politik dan administratif. Secara lebih
terpilih sebagai kepala desa. Visi merupakan keinginan terperinci, bentuk partisipasi politik menurut Almond
yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu masa tersebut adalah : bentuk partisipasi konvensional :
jabatan kepala desa. Sedangkan misi berisi program pemberian suara (voting), diskusi politik, kegiatan
yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kampanye, membentuk dan bergabung dalam
visi. Kampanye dilakukan dengan prinsip jujur, kelompok kepentingan, dan komunikasi individual
terbuka, dialogis serta bertanggungjawab. dengan pejabat politik dan administratif. Bentuk
Dalam tahapan pemungutan suara, masyarakat partisipasi politik non-konvensional : pengajuan
berpartisipasi dengan menggunakan hak pilihnya. petisi, berdemonstrasi, konfrontasi, mogok, tindak
Pemungutan suara dilaksanakan berdasarkan asas kekerasan politik harta benda (pengrusakan,
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. pengeboman), dan tindak kekerasan politik terhadap
Pemilih yang berhak melakukan pemungutan suara manusia (penculikan, pembunuhan).
adalah yang tercantum dalam daftar pemilih tetap, dan Bentuk partisipasi masyarakat dalam pilkades
setiap pemilih hanya dapat 1 kali memberikan hak di Kabupaten Banyuasin ini serupa dengan bentuk
suaranya. Pemilih tunanetra, tunadaksa atau yang partisipasi masyarakat Kota Malang. Dalam penelitian
mempunyai halangan fisik lain pada saat memberikan perspektif partisipasi politik masyarakat pada
suaranya di TPS dapat diwakili oleh anggota keluarga pemilihan kepala daerah Kota Malang oleh Yustinus
yang tercantum dalam kartu keluarga, dan anggota Usfinit, Agung Suprojo dan Dody Setyawan (2014),
keluarga yang membantu wajib merahasiakan pilihan partisipasi politik masyarakat merupakan partisipasi
pemilih yang bersangkutan. Pemilih yang menjalani politik konvensional, yang terlihat dari kegiatan warga
rawat inap di rumah sakit atau sejenisnya, yang sedang Kota Malang pada saat pilkada yang berupa pemberian
menjalani hukuman penjara, pemilih yang tidak suara, menjadi panitia dalam pemilu, dan kampanye.
mempunyai tempat tinggal tetap, yang tinggal
diperahu atau pekerja lepas pantai tetap diberikan surat Permasalahan yang muncul
undangan sebagai pemilih. Berdasarkan data rekapitulasi tim e-voting,
Bentuk partisipasi masyarakat dalam Pilkades wawancara dengan tim e-voting, dan kelompok

92
Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Banyuasin dengan Metode E-Voting
(Tini Apriani dan Catur Wibowo)

diskusi terfokus (FGD) dengan penyelenggara e- meningkatnya partisipasi pemilih pada Pemilu tahun
voting, prosentase partisipasi masyarakat yang 2014 di Banyumas antara lain dipengaruhi oleh peran
diperoleh dari perbandingan antara jumlah mayarakat relawan demokrasi Banyumas sebagai agen yang
yang telah memiliki hak suara yang masuk dalam mensosialisasikan perubahan mekanisme pemilihan,
daftar pemilih tetap dengan penggunaan hak pilih dari teknik mencontreng kertas suara pada tahun 2009
(suara masuk) bervariasi antara satu desa dengan desa menjadi teknik pencoblosan pada pemilu 2014. Tanpa
yang lain. Di Kabupaten Banyuasin, dalam pemilihan adanya sosialisasi, maka perubahan tersebut dapat
kepala desa dengan sistem e-voting yang meliputi 13 menyebabkan kesalahan dalam memberikan hak suara
kecamatan, 108 desa dilaksanakan dalam 15 di TPS.
gelombang hingga tanggal 29 November 2015,
mayoritas partisipasi masyarakat mencapai 50% ke KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
atas. Hanya ada 6 desa yang perolehan partisipasi
masyarakatnya di bawah 50%, yakni Desa Bentayang Kesimpulan
dan Desa Keluang di Kecamatan Tungkal Ilir, Desa Besaran partisipasi masyarakat Kabupaten
Penuguan di Kecamatan Pulau Rimau, Desa Sungai Banyuasin dalam pemilihan kepala desa serentak
Pinang di Kecamatan Rambutan, dan Desa Sungsang dengan menggunakan metode e-voting dapat
III dan Desa Tanah Pilih di Kecamatan Banyuasin II. dikatakan cukup tinggi, mencapai 66%, mengingat
Terdapat berbagai sebab dibalik rendahnya kondisi geografis yang cukup sulit. Partisipasi
partisipasi masyarakat tersebut, diantaranya : posisi masyarakat termasuk dalam kategori spektator,
geografis yang menyulitkan, dimana desa meskipun terdapat berbagai alasan dibalik tingginya
menyeberang sungai, jarak antar desa yang berjauhan, partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala desa.
dan karena masalah ekonomi; rendahnya partisipasi Bentuk partisipasi masyarakatnya dapat digolongkan
masyarakat bisa juga disebabkan karena tidak ada dalam kategori partisipasi yang individual, partisipasi
calon kades yang disukai. Adanya asumsi dari kolektif dan termasuk dalam partisipasi konvensional.
masyarakat bahwa kalau masyarakat datang ke TPS Permasalahan yang menjadi tantangan dalam
dan menggunakan hak suaranya (memilih calon kades) pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak dengan
maka pasti menjadi suara sah (masyarakat tidak metode e-voting antara lain masalah geografis,
mengetahui adanya pilihan untuk tidak memilih masalah ekonomi yang berpengaruh pada masa tinggal
calon). Oleh karena itu masyarakat memilih untuk masyarakat, pemahaman tentang metode e-voting,
tidak datang ke TPS. Kemudian banyaknya serta ketersediaan TPS dibandingkan dengan luas
masyarakat yang bekerja di luar daerah (di Kota wilayah.
Palembang maupun di luar provinsi), dan kondisinya
tidak memungkinkan untuk pulang pada saat Rekomendasi
pemilihan kepala desa dilaksanakan; karena faktor Dengan mengacu keberhasilan pelaksanaan
ekonomi, seperti Desa Penuguan, disebabkan letak pemilihan kepala desa serentak dengan metode e-
geografis yang susah jangkauannya. Desa Sungsang voting yang telah dilaksanakan di Kabupaten
III, daerah ini merupakan desa pesisir laut, dengan Banyuasin, kiranya dapat dipertimbangkan
mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai penggunaan metode e-voting untuk pelaksanaan
nelayan. Sebelumnya, Pilkades dilaksanakan pada pemilihan kepala daerah dalam skala yang lebih luas
musim barat, saat nelayan tidak melaut. Saat dan lebih tinggi lagi, seperti pemilihan
pelaksanaan pilkades kali ini, bertepatan dengan bupati/walikota, pemilihan gubernur/wakil gubernur,
musim melaut. Penyebab lain adalah kurangnya dan bila memungkinkan untuk pemilihan
jumlah TPS dibandingkan dengan luas wilayah, presiden/wakil presiden serta pemilihan legislatif.
sebagaimana yang terjadi di Desa Penuguan, dimana
pada pilkades, jumlah TPS hanya dikumpulkan di 2 UCAPAN TERIMA KASIH
tempat (TPS sedikit, daerah luas), lebih sedikit jika Penulis mengucapkan terima kasih kepada
dibandingkan saat pemilu yang menyediakan 12 TPS. Pemerintah Kabupaten Banyuasin atas kerjasama
Hal lain adalah tidak disosialisasikannya pilihan yang baik dalam pelaksanaan kajian ini, khususnya
abstain (pilihan tidak memilih). Sosialisasi menjadi kepada Bupati Kabupaten Banyuasin, Badan
hal yang sangat penting disaat terjadi perubahan pada Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa,
sistem atau metode pemilihan, baik pemilihan kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo, dan Dinas
desa, kepala daerah bupati, walikota, gubernur, Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Penulis juga
pemilihan eksekutif, maupun pemilihan legislatif. Hal mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas
ini senada dengan penelitian yang dilakukan Zamzam diskusi yang sangat bermanfaat dalam penulisan karya
Muhammad Fuad (2015), yang mengemukakan bahwa ilmiah ini.

93
URNAL Kebijakan Pembangunan Volume 11 Nomor 1 Juni 2016: 85 - 94

DAFTAR PUSTAKA Agung


Subekti, Tia, 2014. Partisipasi Politik Masyarakat
Budiarjo, Miriam. 1998. Partisipasi dan Partai dalam Pemilihan Umum (Studi Turn of Voter
Politik, Jakarta : Gramedia dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik, Kabupaten Magetan Tahun 2013). Skripsi,
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jawa
Damita, Nabillah Ayu. 2013. “Tingkat Partisipasi Timur : Universitas Brawijaya
Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik,
Daerah Tahun 2013 di Kabupaten Lumajang.” Jakarta : PT Gramedia Widisarana Indonesia
Jurnal online UM (Jurnal-online.UM. Susantyo, Badrun. 2007. “ Partisipasi Masyarakat
ac.id/data) Dalam Pembangunan Di Pedesaan.” Jurnal
Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta : Informasi Vol. 12, No. 03 : 14-21
Kencana Prenada Media Group Yustinus Usfinit, Agung Suprojo dan Dody Setyawan.
Fadil, Fathurrahman. 2013. “Partisipasi Masyarakat 2014. “Perspektif Partisipasi Politik
Dalam Musyawarah Perencanaan Pemba- Masyarakat Pada Pemilihan Kepala Daerah
ngunan di Kelurahan Kotabaru Tengah.” Jurnal (Pilkada) Kota Malang.” JISIP : Jurnal Ilmu
Ilmu Politik dan Pemerintahan Lokal Vol. II Sosial dan Ilmu Politik Vol. 3, No. 1 (ISSN :
Edisi 2 : 251-262 2442-6962) : 38-45
Latif, Abdul. 2014. “ Peran Partisipasi Masyarakat Kabupaten Majalengka, 2015. Tingkat Kesukarelaan
Dalam Peningkatan Pembangunan Desa Di Politik Masyarakat dalam Pemilu di Kabupaten
Kecamatan Posigadan.” Jurnal Madani Vol. 4, M a j a l e n g k a d a n F a k t o r- f a k t o r y a n g
No.1 (ISSN : 2087-8761) : 95-111 Mempengaruhinya. Laporan Penelitian. KPU
Muhammad Fuad, Zamzam. 2015. “Peran Pemuda Kabupaten Majalengka.
Relawan Demokrasi Dalam Meningkatkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan Undang-undang No. 6 Tahun 2002 tentang
Umum Legislatif Tahun 2014 Dan Implikasinya Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi
Terhadap Ketahanan Politik Wilayah (Studi Sumatera Selatan
Pada Relawan Demokrasi Banyumas, Jawa Peraturan Menteri Dalam Negeri No 112 Tahun 2014
Tengah).” Jurnal Ketahanan Nasional Nomor tentang Pemilihan Kepala Desa
XXI (1) : 23-33 Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin No. 1 Tahun
Muhammad, Asfar. 2006. Mendesain Manajemen 2015 tentang Tata Cara Pemilihan Kepala Desa
Pilkada, Surabaya : Pustaka Eureka Keputusan Bupati Banyuasin No. 754/KPTS/
Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik, PMPD/2015 tentang Penetapan Jadwal
Semarang : IKIP Semarang Press Pemilihan Kepala Desa Dalam Kabupaten
Siagian, Sondang P. 1985. Proses Pengelolaan Banyuasin Tahun 2015.
Pembangunan Nasional, Jakarta : Gunung

94
ISSN 2085-6091

URNAL
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

ISI VOLUME 11

Nomor 1
Anggi Septia Irawan, M. Choirul Hidajat, Ika Martiningsih, Aryani Pujianti, Wiwik Trapsilowati
Analisis Program Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Reservoir di Kabupaten Hulu Sungai
Utara, Provinsi Kalimantan Selatan 1

Juhairiyah dan Budi Hairani


Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Provinsi Kalimantan Selatan 11

Sarbaini
Identifikasi Kompetensi Guru dan Sumbangan Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kabupaten Tanah
Laut 17

M. Arief Anwar, Lisda NH, Gusti Syahrany Noor, dan Akhit Yulianto
Potensi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada Sub Sektor Retribusi 29

Liestiana Indriyati dan Wulan Sari Rasna Sembiring


Kerugian Finansial Penambang Intan Akibat Hookworm 45

Erlinda Matondang
Potensi dan Peluang Pembangunan Jawa Barat Melalui Kerja Sama Antarnegara di Era Masyarakat
Ekonomi Asean 51

Ahmad Zaky Maulana


Kebijakan Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Hulu Sungai Selatan 61

Lisda Noorizatil Hasanah


Peran Pemerintah dalam Pembiayaan Sektor Pertanian dan Kendala yang Dihadapi Petani di
Kalimantan Selatan 73

Tini Apriani dan Catur Wibowo


Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Serentak di Kabupaten Banyuasin dengan
Metode E-Voting 85

Mercy Pasande
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Membangun Kerukunan Umat Beragama di Indonesia 95

Hotnier Sipahutar
Identifikasi Kelembagaan yang Menangani Inovasi Daerah 105

Sitti Aminah dan Lily Latul


Persepsi Pemerintah Daerah Terhadap Penilaian Inovasi Daerah 119
ISSN 2085-6091

URNAL
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

INDEKS PENULIS (AUTHORS INDEX)


VOLUME 11

A matondang 56 [11.1]
aminah 128 [11.1] maulana 68 [11.1]
anwar 31 [11.1] N
apriani 92 [11.1] noor 31 [11.1]
H P
hairani 11 [11.1] pasande 102 [11.1]
hasanah 80 [11.1] Pujiyanti 1 [11.1]
Hidajat 1, 3, 5, 7, 9 [11.1] S
I sarbaini 17 [11.1]
indriyati 50 [11.1] sembiring 50 [11.1]
Irawan 1, 2, 3, 5, 7, 9 [11.1] sipahutar 114 [11.1]
J T
juhairiyah 11 [11.1] Trapsilowati 1 [11.1]
L W
latul 128 [11.1] wibowo 92 [11.1]
lisda 31 [11.1] Y
M yulianto 31 [11.1]
Martiningsih 3, 5, 7, 9 [11.1]
ISSN 2085-6091

URNAL
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

INDEKS KATA KUNCI


VOLUME 11

A P
anak sekolah dasar 18 [11.1] partisipasi masyarakat 8, 10, 135, 137, 139, 143,
B 144, 145, 147, 149, 151, 6 [11.1]
banyuasin 135 [11.1] peluang 81, 83, 85, 87, 89,
E 93, 95, 132 [11.1]
ekowisata 100, 102, 108, 115, 117 [11.1] pembangunan 8, 24, 49, 62, 73, 75,
e-voting 135, 137, 139, 141, 147, 149, 151 [11.1] 81, 83, 89, 97, 100, 102, 114,
H 115, 117, 119, 120, 121, 124,
helminthiasis 18 [11.1] 137, 139, 156, 172, 180, 181,
Hookworm 20, 22, 24, 28, 71, 72, 196, 200 [11.1]
73, 74, 75, 77, 79 [11.1] pembiayaan pertanian 119, 124, 133 [11.1]
Hulu Sungai Selatan 20, 22, 100, 102, 104, 106, pemerintah daerah 18, 26, 49, 51,
108, 109, 110, 111, 113, 55, 100, 158, 170, 172, 174,
114, 115, 117, 126 [11.1] 176, 183, 192, 194,
I 198, 200, 5 [11.1]
inovasi daerah 170, 172, 174, 176, Pendapatan Asli Daerah 47 [11.1]
178, 180, 181, 185, 187, 192, penelitian 1, 3, 4, 14, 16, 18, 22, 25, 27, 33,
194, 196, 198, 5, 6, 8 [11.1] 43, 44, 47, 51, 71, 73, 119, 121, 132,
K 135, 139, 153, 154, 156, 167, 169, 170,
Kalimantan Selatan 1, 3, 4, 6, 8, 12, 14, 172, 174, 176, 178, 181, 183,
16, 18, 22, 24, 26, 27, 28, 185, 187, 189, 196 [11.1]
47, 51, 53, 55, 69, 73, 77, pengendalian 1, 4, 8, 10, 12, 14, 16, 28,
100, 119, 122, 124, 126, 55, 62, 71, 176 [11.1]
128, 130, 132, 133, 192, penilaian 33, 42, 43, 129, 172, 176, 179,
196, 198, 201, 5, 11, 12 [11.1] 181, 185, 187, 192, 194, 196
kebebasan 154, 156, 162, 167, 169 [11.1] 198, 200, 201, 5, 6, 8 [11.1]
kebijakan 6, 10, 14, 16, 24, 26, 28, 30, penyakit tular 1, 6 [11.1]
35, 37, 40, 42, 44, 53, 57, 77, 87, peran pemerintah 119, 122, 126, 128, 130, 132,
91, 95, 100, 104,106, 108, 109, 110, 111, 113, 158, 161, 164, 167 [11.1]
114, 115, 124, 127, 129, 131, 133, 141, 145, Pilkades 135, 141, 143, 144, 149,
149, 159, 162, 166, 168, 176, 179, 181, 184, 151, 180, 187 [11.1]
187, 196, 6, 8 [11.1] potensi 39, 42, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 73, 81,
kecacingan 1, 3, 4, 12, 14, 18, 19, 20, 22, 83, 85, 87, 89, 91, 93, 95, 97, 102, 109,
24, 26, 71, 74, 75, 77 [11.1] 115, 117, 122, 124, 126, 130, 154, 159,
kehilangan darah 19, 71, 75, 77 [11.1] 164, 172, 192 [11.1]
kelembagaan 47, 55, 133, 170, 172, 174, prestasi belajar 30 [11.1]
178, 180, 183, 185, 189 [11.1] R
kendala petani 119 [11.1] reservoir 1, 4, 8, 12, 14, 16 [11.1]
kerugian biaya 71, 75 [11.1] retribusi daerah 47 [11.1]
kerukunan 154, 155, 156, 158, 159, 161, 162, retribusi jasa usaha 47 [11.1]
164, 166, 167, 168, 169 [11.1] U
kompetensi kepribadian 30 [11.1] umat beragama 154, 156, 158, 161,
kompetensi sosial 30 [11.1] 164, 167, 169[11.1]
M V
MEA 81, 83, 85, 89, 91, 93, 95, 97 [11.1] vektor 1, 3, 4, 6, 8, 12, 14, 16 [11.1]
ISSN 2085-6091

URNAL
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

KEYWORDS INDEX
VOLUME 11

A I
AEC 81 [11.1] institutional 47, 170, 189 [11.1]
assessment 192 [11.1] K
B Kalimantan Selatan Province 18 [11.1]
banyuasin 135 [11.1] L
blood looses 71 [11.1] learning 30 [11.1]
business services levy 47 [11.1] levy 47 [11.1]
C local government 18, 81, 170, 192 [11.1]
control 1 [11.1] M
D MEA 81, 83, 85, 89, 91, 93, 95, 97 [11.1]
development 3, 42, 44, 81, 100, 102, 119, O
170, 188, 189, 192, 8 [11.1] opportunity 81 [11.1]
disease 1, 79 [11.1] P
E personal competence 30, 42 [11.1]
economic disadvantage 71 [11.1] policy 1, 18, 81, 102, 137,181, 194 [11.1]
ecotourism 100, 102 [11.1] potency 81 [11.1]
elementary 18 [11.1] R
e-voting 135, 137, 139, 141, regional innovation 170, 192 [11.1]
147, 149, 151 [11.1] religious 154 [11.1]
F research 1, 16, 42, 44, 170, 187, 192, 8 [11.1]
freedom 154 [11.1] reservoir 1, 4, 8, 12, 14, 16 [11.1]
H revenue 47 [11.1]
harmony 154 [11.1] S
helminthiasis 18[11.1] school students 18 [11.1]
Hookworm 20, 22, 24, 28, 71, 72, 73, social competence 30 [11.1]
74, 75, 77, 79 [11.1] V
Hulu Sungai Selatan 20, 22, 100, 102, 104, vektor 1, 3, 4, 6, 8, 12, 14, 16 [11.1]
106, 108, 109, 110, 111, 113,
114, 115, 117, 126 [11.1]
URNAL
ISSN 2085-6091
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/di-copy tanpa izin dan biaya

DDC 616.9 DDC 616.9


Anggi Septia Irawan, M. Choirul Hidajat, Ika Juhairiyah dan Budi Hairani
Martiningsih, Aryani Pujianti, Wiwik Trapsilowati Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Provinsi
Analisis Program Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Kalimantan Selatan
Reservoir di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi
Kalimantan Selatan Jurnal Kebijakan Pembangunan
Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 11 -16
Jurnal Kebijakan Pembangunan
Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 1 - 9 Kecacingan merupakan penyakit yang dianggap tidak
berbahaya, sehingga kecacingan kurang diperhatikan baik
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh vektor dan dalam pencegahan maupun penanggulangannya.
reservoir penyakit masih menjadi masalah kesehatan di Kecacingan dapat menurunkan kualitas sumber daya
Indonesia. terjadi kecenderungan wabah penyakit menular manusia seperti menurunnya kondisi kesehatan, gizi,
yang terus meningkat di berbagai daerah di Indonesia. kecerdasan dan produktivitas penderita. Tujuan penelitian
Penyakit infeksi yang sering muncul yakni: demam ini adalah mengetahui gambaran penyebaran kasus
berdarah, malaria, filariasis dan beberapa parasite kecacingan di Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian
trematoda. Penyakit tular bersumber vektor dan reservoir potong lintang ini dilakukan pada 13 kabupaten/kota di
dapat berakibat kematian bila tidak tertangani dan juga Provinsi Kalimantan Selatan. Survei tinja dilakukan
kecacatan seperti yang terjangkit penyakit kaki gajah dengan membagi waktu pelaksanaan dalam 2 tahap, yaitu
(filariasis). Program pengendalian wabah penyakit tahap 1 dilaksanakan pada tahun 2010 di 6 kabupaten dan
menular telah diatur dalam peraturan perundangan. tahap 2 dilaksanakan pada tahun 2011 di 7 kabupaten/kota.
Namun demikian implementasi di lapangan masih Subyek penelitian adalah siswa sekolah dasar dengan
menghadapi berbagai permasalahan. Penelitian ini jumlah minimal 150 sampel tinja per kabupaten. Terdapat
menganalisis program pengendalian penyakit tular vektor beberapa cacing yang menginfeksi anak sekolah dasar di
dan reservoir yang diterapkan di tataran Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan diantaranya adalah kelompok
Kabupaten hingga puskesmas terkait dengan penanganan STH, E. vermicularis dan Hymenolepis. Pada Tahap 1
dan pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir prevalensi anak yang terinfeksi kecacingan adalah
Penelitian dilakukan Bulan April hingga desember 2012 di sebanyak 9% dengan jenis cacing yang paling banyak
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), menginfeksi adalah A. lumbricoides tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasi penelitian di Kabupaten Tanah Bumbu. Tahap 2 sebanyak 2% anak yang
Kabupaten HSU dipilih karena di wilayah ini terdapat terinfeksi kecacingan dengan jenis cacing yang paling
penyakit kecacingan yang endemik yakni Fasiciolopsis banyak menginfeksi yaitu T. trichiura dengan kota
buscii yang hingga kini di Indonesia baru ditemukan di Banjarmasin paling banyak terdapat anak yang terinfeksi.
Provinsi Kalimantan Selatan. Jenis penelitian adalah Keadaan daerah, perilaku masyarakat dan sanitasi
penelitian deskriptif dengan metode kualitatif, melalui lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan dan
wawancara mendalam dan analisa data sekunder. Analisa penularan kecacingan. Belum terkoordinirnya program
data kualitatif menggunakan analisis isi. Hasil penelitian pengendalian dan pencegahan kecacingan di Provinsi
ini mendeskripsikan implementasi program penanggu- Kalimantan Selatan dikarenakan belum ada kebijakan oleh
langan penyakit menular dalam kasus tular vektor dan pemerintah daerah yang mengatur tentang penanggu-
reservoir di Kabupaten Hulu Sungai Utara belum optimal, langan dan pengendalian kecacingan.
salah satu indikator yang ada adalah koordinasi antar unit
yang bertanggung jawab dalam penanganan penyakit tular Kata Kunci : Kecacingan, Anak Sekolah Dasar,
vektor dan reservoir masih belum optimal yang Kalimantan Selatan
mengakibatkan kurang optimalnya program pengendalian
yang dilakukan. DDC 370
Sarbaini
Kata kunci : Pengendalian, Vektor, Reservoir, Penyakit Identifikasi Kompetensi Guru dan Sumbangan Terhadap
Tular Prestasi Belajar Siswa di Kabupaten Tanah Laut

Jurnal Kebijakan Pembangunan


Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 17 - 27

v
Kompetensi kepribadian dan sosial guru secara formal Perencanaan dan Kelembagaan, aktiva (infrastruktur/
belum diketahui pencapaiannya. Tujuan penelitian adalah sarana dan prasarana serta aset yang dimiliki), serta
mengidentifikasi kompetensi kepribadian dan sosial guru masalah pasar.
dan mengukur sumbangan kompetensi kepribadian dan
sosial guru terhadap prestasi belajar siswa. Populasi adalah Kata kunci: Retribusi Daerah, Pendapatan Asli Daerah,
seluruh guru PNS dan siswa SD di Kabupaten Tanah Laut, Retribusi Jasa Usaha.
sampel sekolah ditentukan secara stratifikasi proporsional.
Pengumpulan data dengan kuesioner dan dokumentasi. DDC 616.9
Analisis data menggunakan korelasi dan regresi. Hasil Liestiana Indriyati dan Wulan Sari Rasna Sembiring
penelitian menunjukkan rerata skor kompetensi Kerugian Finansial Penambang Intan Akibat Hookworm
kepribadian, 140,96, simpangan baku 12,528, dan
kompetensi sosial, 55,51, simpangan baku, 9,390, Jurnal Kebijakan Pembangunan
sementara hasil belajar siswa diperoleh dari nilai rerata Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 45 - 49
nilai mata pelajaran B.I, Mat dan IPA sebesar 73,52 dengan
simpangan baku 9,875. Terdapat korelasi yang signifikan Infeksi cacing salah satunya Hookworm masih banyak
antara kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial; terjadi di masyarakat dan mengakibatkan menurunnya
korelasi yang signifikan antara kompetensi kepribadian kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas
dan prestasi belajar, dengan kontribusi sebesar 7,3%. penderita sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan
kerugian, karena adanya kehilangan darah yang pada
Kata-kata kunci: Kompetensi kepribadian, kompetensi akhirnya dapat menurunkan kualitas sumber daya
sosial, prestasi belajar manusia. Sebagian besar penambangan intan masih
dilakukan secara tradisional yaitu pekerja mencari intan di
DDC 339.4 lobang-lobang penuh galian dan penuh lumpur yang mana
M. Arief Anwar, Lisda NH, Gusti Syahrany Noor, dan kegiatan ini dapat memperbesar risiko kejadian
Akhit Yulianto kecacingan khususnya Hookworm. Tulisan ini membahas
Potensi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi tentang perhitungan kehilangan darah serta kerugian
Kalimantan Selatan pada Sub Sektor Retribusi ekonomi infeksi Hookworm. Penelitian kuantitatif
observasional dengan desain potong lintang, sampel
Jurnal Kebijakan Pembangunan adalah 129 penambang intan di Kelurahan Sungai Tiung
Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 29 - 44 Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Hasil ditemukan 6
penambang intan positif terinfeksi Hookworm. Infeksi
Sebagai daerah otonomi, daerah dituntut untuk dapat Hookworm pada penambang intan di Kelurahan Sungai
mengembangkan dan mengoptimalkan semua potensinya, Tiung tergolong infeksi ringan. Hasil perhitungan kerugian
yang digali dari dalam daerah yang bersumber dari kehilangan darah dan kerugian ekonomi sebanyak 2,2
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pajak Daerah dan cc/hari atau senilai Rp.2.640,-/hari; 66 cc/bulan atau
Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber senilai Rp.79.200,-/bulan; 803 cc/tahun atau senilai
pendapatan daerah yang penting guna membiayai Rp.963.600,-/tahun. Sedangkan biaya yang harus
penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk dikeluarkan untuk meningkatkan kadar hemoglobin darah
memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan akibat infeksi Hookworm adalah sebesar Rp.21.600,-
bertanggung jawab. Tulisan ini bertujuan menganalisa
sejauh mana kondisi, potensi dan kendala Pendapatan Asli Kata kunci : kecacingan, Hookworm, kehilangan darah,
Daerah (PAD) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan kerugian biaya
khususnya pada sub sektor retribusi. Penelitian ini
dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Selatan dengan DDC 338.9
menggunakan data primer dan sekunder. Data primer Erlinda Matondang
diperoleh melalui observasi dan wawancara secara Potensi dan Peluang Pembangunan Jawa Barat Melalui
langsung dengan SKPD penghasil retribusi. Sedangkan Kerja Sama Antarnegara di Era Masyarakat Ekonomi
data sekunder diperoleh dari data histori masing-masing Asean
SKPD dan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan, serta berbagai pedoman dan peraturan perundang- Jurnal Kebijakan Pembangunan
undangan, perda beserta turunannya yang terkait. Metode Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 51 - 60
yang digunakan untuk analisis data adalah dengan
analisis deskriptif. Komponen retribusi daerah yang Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dilihat
dianalisis meliputi retribusi jasa umum, retribusi jasa sebagai peluang untuk masyarakat Indonesia. Seiring
usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Secara umum dengan kebijakan desentralisasi, setiap daerah mempunyai
kontribusi retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli kesempatan untuk membangun dan menggunakan
Daerah (PAD) selama periode tahun 2010-2013 potensinya melalui pelbagai upaya, termasuk
mengalami penurunan. Namun jumlahnya cenderung pembentukan kerja sama dalam kerangka MEA. Provinsi
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan adanya Jawa Barat merupakan salah bagian dari Indonesia yang
perpindahan beberapa pos retribusi ke pos lain (BLUD) mempunyai segudang potensi. Dengan berpegang pada
dan dihilangkannya jenis retribusi tertentu. Beberapa komitmen Indonesia dalam pelaksanaan MEA, artikel ini
kendala yang dihadapi dalam retribusi ada 4 (empat) hal, menggunakan pendekatan SWOT untuk menjelaskan
yaitu masalah Sumberdaya manusia (SDM), kemudian potensi produksi nasional di Jawa Barat. Namun, ada

vi
beberapa kelemahan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi dan konsep wisata berbasis minat dan daya tarik. Paket
Jawa Barat dalam pembentukan dan pelaksanaan kerja wisata Berbasis kewilayahan adalah konsep perencanaan
sama yang menghambat pembangunan wilayahnya. paket wisata yang menggabungkan unsur-unsur obyek
Kelemahan itu pula yang menyebabkan hampir semua daya tarik wisata yang tersebar di berbagai wilayah
kerja sama antarnegara yang dibangun oleh Pemda strategis dengan mempertimbangkan kemudahan,
Provinsi Jawa Barat tidak memberikan hasil dan kenyamanan dan efektifitas akses menuju kawasan wisata.
maksimal. Berdasarkan hasil analisis dalam artikel ini, Sedangkan paket wisata berbasis minat dan daya tarik
permasalahan utama yang dihadapi Pemda Provinsi Jawa terdiri dari paket wisata alam, religi, sejarah dan paket
Barat berada pada tataran proses pembentukan kerja sama wisata kuliner dan kerajinan local. Untuk mendukung
karena tidak mempunyai fokus pembangunan. Oleh karena pengembangan wisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
itu, ada tiga hal yang direkomendasikan dalam artikel ini, maka kebijakan dalam perumusan strategi tepat sasaran
yaitu pembangunan dan pelaksanaan kerja sama sangat diperlukan dengan fokus pada pembangunan fisik
difokuskan melalui sektor pertanian, perdagangan, dan dan pengembangan wisata berbasis konservasi sumber
perindustrian; penggunaan strategi converting dan daya alam.
matching terhadap negara-negara tertentu sesuai dengan
posisi dalam negosiasi; dan peningkatan pendidikan dan Kata kunci: Kebijakan, ekowisata, Hulu Sungai Selatan.
keterampilan masyarakat melalui program-program yang
menarik. DDC 338.1
Lisda Noorizatil Hasanah
Kata Kunci: MEA, pembangunan, peluang, potensi Peran Pemerintah dalam Pembiayaan Sektor Pertanian dan
Kendala yang Dihadapi Petani di Kalimantan Selatan
DDC 910.2
Ahmad Zaky Maulana Jurnal Kebijakan Pembangunan
Kebijakan Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Hulu Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 73 - 84
Sungai Selatan
Sektor pertanian memainkan peran sangat strategis dalam
Jurnal Kebijakan Pembangunan pembangunan nasional. Walaupun demikian, sektor
Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 61 - 72 pertanian masih dihadapkan pada beberapa permasalahan,
diantaranya kurangnya permodalan petani dan pelaku
Salah satu keunggulan daerah Kabupaten Hulu Sungai usaha pertanian. Pemerintah telah berupaya untuk
Selatan adalah sektor pariwisata, namun saat ini sektor meningkatkan pembiayaan ke sektor pertanian,
pariwisata belum terkelola secara baik. Persebaran objek diantaranya melalui program PUAP (Pengembangan
wisata yang sangat luas menjadikan pemerintah daerah Usaha Agribisnis Pedesaan), KKPE (Kredit Ketahanan
merasa sulit untuk menentukan fokus pengembangan Pangan dan Energi) dan KUR (Kredit Usaha Rakyat).
pariwisata. Tulisan ini bertujuan untuk : 1) Mengiden- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis
tifikasi persebaran obyek daya tarik wisata dan penentuan pembiayaan yang diperlukan oleh petani dan mengetahui
paket kunjungan wisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sejauh mana peran pemerintah dalam pembiayaan
2) Merumuskan strategi, fokus dan prioritas program pertanian di Kalimantan Selatan, serta mengetahui
pengembangan infrastruktur dalam mendukung pariwisata berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembiayaan
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 3) Merumuskan di sektor pertanian. Metode analisis yang digunakan
strategi, fokus dan prioritas program dalam pengembangan adalah metode kualitatif. Penelitian dilaksanakan di
pariwisata berbasis ekowisata di Kabupaten Hulu Sungai Kalimantan Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan
Selatan. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif metode focus group discussion dan depth interview dengan
dengan analisis deskriptif, yaitu dengan menginter- informan kunci sebanyak 64 orang yang terdiri dari petani,
pretasikan dan mendeskripsikan berbagai informasi dan PPL, petugas lembaga keuangan/koperasi, dan ketua
sumber data yang diperoleh di lapangan. Analisis data gabungan kelompok tani (gapoktan). Hasil penelitian
diklasifikasikan berdasarkan tujuan penulisan. Untuk menggambarkan bahwa jenis pembiayaan yang di
menjawab tujuan 1 yaitu dengan menganalisis data Obyek perlukan oleh para petani secara garis besar dapat dibagi
wisata yang diperoleh melalui survey lapangan dan studi menjadi dua golongan yaitu pembiayaan untuk barang
literatur, kemudian diolah dalam bentuk pemetaan modal dan pembiayaan untuk operasional. Kendala yang
menggunakan software arcgis 10.2 dengan metode digitasi dihadapi petani dalam pembiayaan pertanian adalah
on screen. Dan untuk menjawab tujuan 2 dan 3 adalah rendahnya akses pembiayaan yang disebabkan oleh
dengan menganalisis kelebihan dan kekurangan kawasan jaminan yang tidak sesuai (keterbatasan agunan),
wisata untuk menentukan program dan kegiatan rendahnya pendidikan, rendahnya pengetahuan
pengembangan pariwisata yang kemudian disajikan ke perbankan, dan prosedur yang sulit (berbelit-belit), serta
dalam bentuk matriks rencana aksi. Letak secara geografi kredit macet. Pemerintah telah memiliki program yang
dan keadaan topografi wilayah menjadikan Kabupaten mendukung pembiayaan petani, terutama untuk petani
Hulu Sungai Selatan memiliki keragaman pariwisata. Dari mikro yang tidak bisa mengakses perbankan, diantaranya
sisi sejarah dan budaya masyarakat kabupaten Hulu adalah program PUAP, KKPE dan KUR.
Sungai Selatan juga memiliki keunikan dalam hal wisata
sejarah dan budaya. Dari berbagai aspek pertimbangan Kata kunci: Peran Pemerintah, Pembiayaan Pertanian,
kewilayahan dan kultur masyarakat, konsep paket wisata Kendala Petani, Kalimantan Selatan
yang ditawarkan adalah paket wisata berbasis kewilayahan

vii
DDC dikarenakan adanya peran aktif dari partisipasi
Tini Apriani dan Catur Wibowo Pemerintah, Masyarakat dan Forum Kerukunan Umat
Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Kepala Desa Beragama.
Serentak di Kabupaten Banyuasin dengan Metode E-
Voting Kata Kunci: Kebebasan, Kerukunan, Umat Beragama

Jurnal Kebijakan Pembangunan DDC 353


Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 85 - 94 Hotnier Sipahutar
Identifikasi Kelembagaan yang Menangani Inovasi
Secara umum, partisipasi masyarakat dalam pemilihan Daerah
umum cenderung menurun. Partisipasi masyarakat sendiri
merupakan hal yang cukup penting dalam proses untuk Jurnal Kebijakan Pembangunan
memilih pemimpin, sekalipun dalan skala yang paling Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 105 -117
kecil, yakni dalam pemilihan kepala desa. Kajian ini
bermaksud untuk melihat bagaimanakah besaran Kajian ini adalah tentang Identifikasi Kelembagaan yang
partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala desa Menangani Inovasi Daerah. Kajian ini membahas
serentak di Kabupaten Banyuasin dengan metode e-voting, mengenai kelembagaan inovasi daerah sebagaimana
mengetahui bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan
tersebut, dan mengetahui permasalahan yang muncul daerah. Arti penting kelembagaan Balitbangda sangat
dalam pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten strategis dengan keluarnya Peraturan Bersama Menristek
Banyuasin dengan metode e-voting. Metode pendekatan dan Mendagri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun
yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah. Badan
penggunaan data primer dan data sekunder. Hasil kajian Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)
menunjukkan bahwa besaran partisipasi masyarakat cukup diharapkan berperan secara optimal dalam peningkatan
tinggi mengingat kondisi geografis yang cukup sulit, kualitas dan pemanfaatan hasil kajian dan pengembangan
dengan kategori partisipasi masyarakat termasuk dalam guna menunjang pengelolaan inovasi daerah. Kajian ini
kegori spektator, dan bentuk partisipasi masyarakat yang merupakan kajian kualitatif yang dilakukan di Kota
berupa partisipasi individual, partisipasi kolektif, dan Magelang, Kabupaten Magelang, dan Boyolali.
tergolong dalam partisipasi konvensional. Dengan Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan Focus
keberhasilan pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak Group Discussion, observasi, dan wawancara mendalam.
di Kabupaten Banyuasin dengan metode e-voting, maka Sedangkan teknik pengambilan informan dilakukan
perlu kiranya untuk mempertimbangkan e-voting sebagai dengan menggunakan snowball. Hasil dari identifkasi
metode pemungutan suara dalam skala pemilihan umum kajian ini adalah daerah lokus kajian kabupaten Magelang
yang lebih luas lagi. belum melakukan inovasi daerah. Hal ini dikarenakan
inovasi daerah yang dibangun di kabupaten Magelang
Kata kunci: Pilkades; e-voting; partisipasi masyarakat; masih berjalan dalam Rencana Kerja Roadmap tahun
Banyuasin. 2016. Adapun kabupaten/kota yang sudah mengem-
bangkan inovasi daerah adalah Kota Magelang dan
DDC Kabupaten Boyolali. Kedua pemerintah daerah tersebut
Mercy Pasande sudah berperan dalam melaksanakan inovasi. Hal ini
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Membangun ditunjukkan dengan adanya koordinasi dengan melibatkan
Kerukunan Umat Beragama di Indonesia SKPD, perguruan tinggi, dan Dewan Riset Daerah.

Jurnal Kebijakan Pembangunan Kata Kunci: Inovasi Daerah, Kelembagaan, Penelitian.


Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 95 - 103
DDC
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia Sitti Aminah dan Lily Latul
saat ini diantaranya adalah konflik disintegrasi bangsa, Persepsi Pemerintah Daerah Terhadap Penilaian Inovasi
penegakan hukum dan HAM. Salah satu potensi konflik Daerah
yang paling besar adalah konflik antar umat beragama.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah ingin Jurnal Kebijakan Pembangunan
mendeskripsikan bagaimana kebebasan beragama dan Vol. 11 No. 1, Juni 2016, hlm. 119 - 131
kerukunan umat beragama di Indonesia saat ini. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif Konsep penilaian Innovative Government Award (IGA)
dengan mengambil sampel sebanyak 300 responden di untuk menilai keberhasilan Pemerintah daerah melakukan
Provinsi Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa inovasi dinilai kurang tepat dan efektif. Tujuan kajian
Timur, NTB, dan Maluku. Selain menggunakan kuisoner adalah mengetahui persepsi pemerintah daerah terhadap
peneliti juga melakukan wawancara mendalam. Hasil konsep penilaian IGA yang mencakup: kategori, kriteria
dalam kajian ini adalah representasi kerukunan umat dan indikator dan parameter. Kajian menggunakan
beragama di daerah sampel sudah berjalan dengan baik. pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan pada Bulan
Hal ini dapat dilihat dari mayoritas responden yang Oktober-November 2015 menggunakan metode
menyatakan bahwa kerjasama dengan umat seagama wawancara dan focus group discussions (FGD) di
maupun berbeda agama telah terjalin baik. Hal ini Provinsi Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat,

viii
Kalimantan Timur dan Maluku. Hasil kajian menunjukkan
kategori penilaian inovasi daerah yang semula: tata kelola
pemerintahan, pelayanan publik, pemberdayaan
masyarakat dan daya saing setelah dikaji menjadi tata
kelola pemerintahan, pelayanan publik dan pemberdayaan
masyarakat, sedangkan daya saing dipersepsikan kurang
tepat sebagai kategori. Kriteria penilaian yang semula
adalah: (1) bermanfaat; (2) Pendekatan Reformasi
Birokrasi; (3) Pendekatan Baru; (4) Berkelanjutan dan (5)
Dapat Direplikasi, setelah dikaji menjadi: (1) Bermanfaat;
(2) Berdampak Ekonomi; (3) Berkelanjutan; (4)
Kebaruan; (5) Efisiensi dan (6) Dapat direplikasi.
Indikator dan parameter tidak berubah pada lingkup Tata
Kelola Pemerintahan, Pelayanan Publik dan
Pemberdayaan Masyarakat, namun terdapat masukan
Pemerintah Daerah terhadap ketiganya. Rekomendasi
kajian ini adalah perlu perbaikan pada konsep penilaian
inovasi daerah dan implementasi penilaian mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut
penilaian inovasi daerah.

Kata Kunci: inovasi daerah, penilaian, pemerintah daerah

viii
URNAL
ISSN 2085-6091
NO : 709/Akred/P2MI-LIPI/10/2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Journal of Development Policy Volume 11 Nomor 1 Juni 2016

The abstract sheet may reproduced/copied without permission or charge

DDC 616.9 Kalimantan Selatan. Fecal survey was conducted by


Anggi Septia Irawan, M. Choirul Hidajat, Ika dividing the execution time in 2 stages: stage 1 was
Martiningsih, Aryani Pujianti, Wiwik Trapsilowati conducted in 2010 at six districts; and stage 2 was carried
Analysis of Program Policies Vektor And Reservoir out in 2011 in seven districts/cities. The subjects of this
Disease in Hulu Sungai Utara District, South Kalimantan research are elementary school students with a minimal
Province amount of 150 stool samples per regencies. There are
several worms that infect primary school children in
Journal of Development Policy Kalimantan Selatan Province, such as STH group, E.
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 1 - 9 vermicularis and Hymenolepis. In Phase 1 the prevalence
of children infected with intestinal worms is about 9% with
nfectious diseases caused by vektor and reservoir diseases most types of worms disease. A. lumbricoides, highest
became health problem in Indonesia. This research prevalence occurs in Tanah Bumbu regency. In phase 2
background is based on increasing tendency of infectious amounting to 2 % of children infected with the worm
disease outbreaks in various regions in Indonesia. infection most types of worms that infect T. trichiura, where
Infectious diseases that often arises are dengue, malaria, the highest incidence of helminth infection occurs in the
filariasis and some trematoda parasite. Infectious disease city of Banjarmasin. Condition of territorial, people
outbreak prevention policy has been stated in legislation. behaviors and environment sanitation can influence
However, its implementation still has various problems. Helminthiasis spread. There are no policy in controlling
This research analyzes the control policies implemented at and tackling the Helminthiases by the local government
the Health Centers at any levels, in relation to the handling since the unsuccessful coordination of helminthiasis
and control of vektor-borne diseases and reservoir. This control and preventive program in Kalimantan Selatan
Research was conducted from April to December 2012 at Province.
the Public Health Office in Hulu Sungai Utara, South
Kalimantan. This research is a descriptive study with Keywords : Helminthiasis, Elementary School Students,
qualitative methods, through in-depth interviews and Kalimantan Selatan Province
secondary data analysis. Analysis of qualitative data is
using content analysis. The results of this study describe DDC 370
the implementation of the program communicable disease Sarbaini
prevention in the case of contagious vektor and reservoir in The Identification of Teachers' Competence and
Hulu Sungai Utara is not optimal, which indicated from the Contribution Toward Students' Learning Achievement in
unpleasant coordination between units responsible in Elementary School at Kabupaten Tanah Laut
handling borne disease vektors and reservoirs that
resulted in a less performance of control policies. Journal of Development Policy
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 17 - 27
Key words: Control, Vektor, Reservoir, Disease
The research aims to identify the teachers' performance
DDC 616.9 and social competence, and also to measure their
Juhairiyah dan Budi Hairani contribution toward student s' learning achievement. The
Helminthiases Cases on The Elementary School Children population is all the teachers and the elementary students
in South Kalimantan in Kabupaten Tanah Laut; where its sample is taken based
on proportional stratification. The data is collected over
Journal of Development Policy questionnaire and documentation. Then the data is
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 11 - 16 analyzed based on its correlation and regression. The
results shows a mean score of personal competence in
Helminthiases is a disease that is considered to be 140.96, standard deviation in 12.528, social competence in
harmless, with the result of a less attention both on the 55.51, standard deviation in 9.390 while the student
prevention and mitigation aspects. Helminthiases can learning outcomes was derived from the the avarage score
degrade the quality of human resources such as declining of Indonesian, Mathematics, natural science at 73.52 with
health, nutrition , intelligence and productivity of patient. standard deviation in 9,875. It means that there is a
The purpose of this study is to determine the spread of significant correlation between personal competence and
worm infection cases in Kalimantan Selatan Province. social competence; a significant correlation between
This cross-sectional study was conducted in 13 cities in personality competencies and learning achievement with a

ix
contribution of 7.3%. research observational cross-sectional design, the sample
Key Words: Personal Competence, Social Competence, is 129 diamond miners in the Sungai Tiung Village of
and Learning Cempaka District Banjarbaru. Results are found 6
diamond miners infected with Hookworm. Hookworm
DDC 339.4 infection on diamond miners in Sungai Tiung relatively
M. Arief Anwar, Lisda NH, Gusti Syahrany Noor, dan Akhit mild infection. Results calculated loss of blood loss and
Yulianto economic losses of 2.2 cc/day or equivalent Rp.2.640,-
Potential Increase in Revenue South Kalimantan Province /day; 66 cc/month or worth Rp.79.200,-/month; 803
in Sub Sector Levy cc/year or worth Rp.963.600,- /year. While the costs to
increase blood hemoglobin levels due to Hookworm
Journal of Development Policy infection amounted Rp.21.600, -
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 29 - 44
Keywords : Helminthiasis, Hookworm, Blood looses,
As an autonomous region, the area required to be able to Economic Disadvantage
develop and optimize all the potential of the region, which
excavated from inside the area in order to support original DDC 338.9
income (PAD). Local Taxes and Levies are one important Erlinda Matondang
source of revenue to fund local regional administration, as The Potency And Opportunity of West Java Development
well as to establish a broad, real and responsible Through International Cooperation in Asean Economic
autonomy,. This paper aims to analyze the extent to which Community Era
the conditions, potentials and constraints of revenue (PAD)
government of Kalimantan Selatan, especially in the sub- Journal of Development Policy
sector levy. This research was conducted in the province of Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 51 - 60
Kalimantan Selatan by identifying primary and secondary
data. Primary data were obtained through direct Default Paragraph Font; Along with the decentralization
observation and interviews with SKPD producer levy. policy, every local government has the opportunities to set
Secondary data was obtained from historical data of each up and use its potency in any efforts, including build
SKPD and Revenue Office of South Kalimantan Province, cooperation with local governments in other countries in
as well as guidelines and legislation, regulations and their the frame of AEC. By holding the commitment in AEC
related derivatives. The data was analyzed by descriptive implementation, this article uses SWOT approach for
analysis. Components levies that analyzed included explaining the potential national production in West Java.
general service levies, charges for services, and certain However, there are several weaknesses of West Java
licensing levies. In general contribution levies to revenue Government in forming and holding cooperation which
(PAD) during the period 2010-2013 has decreased. But the hamper the building of its area. Those weaknesses also
number is likely to increase. This is due to the transfer of cause almost all the cooperation with other countries built
some retribution post to another post (BLUD) and the by the West Java Government failed. Based on the analysis
removal of certain types of levies. Some of the obstacles in this article, the main problem faced by the West Java
encountered in retribution 4 (four) case, namely the issue Government is in the absent of building focus. Therefore,
of human resources (HR), then Planning and Institutional, three recommendations in this article are three sectors
assets (infrastructure / infrastructure and assets), as well (farming, trade and industry) should be the focus; placed
as market problems. the right strategy; and developing people education and
skills by interesting programs.
Keywords: Levy, Revenue, Business Services Levy
Keywords: AEC, development, opportunity, potency
DDC 616.9
Liestiana Indriyati dan Wulan Sari Rasna Sembiring DDC 910.2
Financial Disadvantage of Diamond Miners Caused of Ahmad Zaky Maulana
Hookworm Ecotourism Development Policy in Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
Journal of Development Policy
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 45 - 49 Journal of Development Policy
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 61 - 72
Hookworm as part of Helminthiases infection is still
occurred in many communities and resulted in declining Default Paragraph Font; One advantage of Hulu Sungai
health conditions, nutrition, intelligence and economic Selatan area is the tourism sector, but today these tourism
productivity of the sufferer which also cause blood loss and sectors have not been managed well. Distribution objects
in turn can reduce the quality of human resources. Most of of tourism attractions are very spacious that make local
the diamond mining is still done in traditional way where governments find difficulty to determine the focus of their
the workers look for diamond by digging holes full of mud development. The paper aims to: 1) Identify the
which these activities can increase the risk of the incidence distribution of object tourism attraction and tour package
of intestinal worms, especially Hookworm. This paper determination in Hulu Sungai Selatan, 2) Formulate a
discusses the calculation of blood loss as well as economic strategy, focus and priority infrastructure development
losses caused by Hookworm disease. Quantitative program in support of tourism in Hulu Sungai Selatan, 3)

x
Formulate a strategy, focus and program priorities in the limited access to financing due to the improper
tourism development based on ecotourism in Hulu Sungai collateral (collateral limitations), lack of education, lack
Selatan. This paper uses a qualitative approach with of knowledge of banking and difficult procedure, as well as
descriptive analysis, by interpreting and describing the non-performing loan. The government already has
various sources of information and data obtained in the programs that support the financing of the farmers,
field. Analysis of the data is classified based on the paper especially for micro farmers who cannot access the
aims. To answer the first aim, by analyze the excursions financial institutions such as banking, including the
object data that obtained through the survey and study of program PUAP, KKPE and KUR.
literature, then processed into mapping using ArcGIS 10.2
with on screen digitization method. And to answer the Keywords: Role of Government, Agricultural Financing,
second dan third aim, by analyze the strengths and Problems by Farmers, Kalimantan Selatan
weaknesses of area to established development of tourism
program, then presented in the action plan table. DDC
Geography location and topography area make Hulu Tini Apriani dan Catur Wibowo
Sungai Selatan has a diversity of tourism. In terms of the Public Participation in The Village Elections
history and culture, Hulu Sungai Selatan community also Simultaneously in Banyuasin With E-voting Method
has uniqueness in historical and cultural attractions.
Considering the various aspects in regional and Journal of Development Policy
community culture, the concept of tour packages offered Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 85 - 94
are tour packages based on region and tour concept-based
interest and appeal. Tour package based on region is a In general, public participation in elections tends to
planning concept travel packages that combine elements decrease. Public participation is doubly important enough
of the object tourism attraction that spread in various in the process to elect a leader, even under the most small-
strategic areas by considering the convenience, comfort scale, namely in the village elections. This study aims to
and effective access to the area. Meanwhile, tour packages see how the amount of public participation in the election
based on interest and appeal consists of a nature, religion, of village heads in unison in Banyuasin with e-voting
history and culinary tour packages and local handicrafts. method, determine how the form of community
To support the development of Hulu Sungai Selatan participation, and know the problems that arise in the
tourism, the policy on formulating targeted strategy is selection of village heads in unison in Banyuasin with e-
indispensable with a focus on physical development and voting method. The method used is descriptive qualitative,
tourism development based on natural resource with the use of primary data and secondary data. The
conservation. results showed that the amount of public participation is
quite high considering the geographical conditions are
Keywords: policy, ecotourism, Hulu Sungai Selatan quite difficult, with categories including community
participation in kegori spectator, and the form of
DDC 338.1 community participation in the form of individual
Lisda Noorizatil Hasanah participation, collective participation and belonging to the
The Role of Government on Agricultural Financing and conventional participation. With the successful
Problems By Farmers in South Kalimantan implementation of village elections simultaneously in
Banyuasin with e-voting method, then it is necessary to
Journal of Development Policy consider the e-voting as a method of voting in general
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 73 - 84 elections scale more broadly.

Agricultural sector has a strategic role in the national Keywords: Pilkades; e-voting; society participation;
development. Nevertheless, the agricultural sector is still Banyuasin
dealing with many problems, e.g. lack of capital for
farmers and agricultural business. The government has DDC
sought to increase funding to the agricultural sector, Mercy Pasande
through some programs such as PUAP, KKPE and KUR. Role of Government and Society in Building Religious
This study aims to determine the type of financing Harmony In Indonesia
demanded by the farmer and to understand the extent of the
government's role on the agricultural financing in Journal of Development Policy
Kalimantan Selatan, as well as identify the various Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 95 - 103
problems faced by the farmers. The research is analyzed
with a qualitative method. The data collection is conducted One of the problems facing Indonesia now include conflict
using focus group discussions and in-depth interviews with disintegration, the rule of law and human rights. One
key informants as many as 64 people, consisting of potential conflict is greatest religious conflicts. The
farmers, PPL, financial institutions / cooperatives officers, purpose of this study was to describe how religious
and chairman of gapoktan. The research result shows that freedom and religious harmony in Indonesia today. This
the type of financing that is needed by the farmers can be research uses descriptive quantitative approach by taking
broadly divided into two groups, namely financing for a sample of 300 respondents in the province of North
capital goods and financing for the operational activities. Sumatra, Lampung, West Java, East Java, West Nusa
Constraints faced by farmers on agricultural financing is Tenggara and Maluku. In addition to using the

xi
questionnaire the researchers also conducted in-depth study using a qualitative approach. Data were collected in
interviews. The results in this study is the representation of October-November 2015 using interviews and focus group
religious harmony in the sample area is already well discussions (FGD) in four provinces: South Kalimantan,
underway. It can be seen from the majority of respondents West Nusa Tenggara, East Kalimantan and Maluku. The
stated that the cooperation with people of different results showed that, the scope of the assessment include:
religions have the same religion as well as well governance, public service and community empowerment,
established. This is due to the active role of the while the competitiveness of the region is less precise as the
participation of Government, Community and Religious scope of the assessment. The assessment criteria are: (1)
Harmony Forum. helpful; (2) Approach Reforms; (3) New Approach; (4)
Sustainable and (5) Can be Replicated, after analysis into:
Keywords: Freedom, Harmony, Religious (1) Helpful; (2) Economic Impact; (3) Sustainability; (4)
The novelty; (5) Efficiency and (6) to be replicated.
DDC 352 Indicators and parameters unchanged for Governance,
Hotnier Sipahutar Public Services and Community Development, but there
Identification of Institution Handling Regional are some inputs Local Government. The recommendation
Innovation of this study is the Government (Research and
Development Agency) must to improve innovation
Journal of Development Policy assessment process in planning, implementation and
Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 105 - 117 follow-up post assessment of regional innovation.

This study is about the Identification of Institutions that Keywords: regional innovation, assessment, local
Deal with Regional Innovation. This study discusses the government
areas of institutional innovation as Act 23 of 2014 on local
government. The importance of institutional strategic
research and development institutions with the release of
the Joint Research and Technology and the Minister of
Home Affairs Regulation No. 03 of 2012 and No. 36 of
2012 on Strengthening Regional Innovation System.
Research and Development (Research and Development)
is expected to play an optimal role in quality improvement
and utilization of the results of studies and development to
support innovation management area. This study is a
qualitative study, conducted in Magelang, Magelang, and
Boyolali. Data collection was conducted by Focus Group
Discussion, observation, and in-depth interview. While the
technique of taking informants done using snowball.
Results from this study is the identification of the Regional
District of Magelang locus study area not innovating. This
is because in the wake of regional innovation in Magelang
district is still running in the Work Plan 2016. The district
roadmap/town that has developed a regional innovation is
Magelang and Boyolali. Both the local government has
been instrumental in implementing innovation. This is
evidenced by the existence of coordination involving Local
Work Unit, Colleges, and Regional Research Council.

Keywords: Regional Innovation, Institutional, Research,


Development.

DDC
Sitti Aminah dan Lily Latul
Perception of Local Government To The Assessment of
Regional Innovation

Journal of Development Policy


Vol. 11 No. 1, January-June 2016, pp. 119 - 131

The concept of "Innovative Government Award" (IGA) is


less effective to assess regional innovation. The objective
of study is to determine the perception of local government
on the concept of assessment used by IGA that covers are:
the scope, criteria and indicators and parameters. The

xii

Anda mungkin juga menyukai