Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 10

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu :
Mutamassikin, M.Kom

Disusun oleh :
1. KIKI DEWI LESTARI (702190002)
2. MELISA FAJRIATI (702190010)
3. FIRDAUS (702190004)
4. FAHMI RIZAL (702190019)

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi


Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Sistem Informasi
2019
GEOSTRATEGI DAN GOOD AND CLEAN
GOVERNMENT DI INDONESIA

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya sebab tersusunnya makalah kami tentang “GEOSTRATEGI DAN GOOD AND
CLEAN GOVERNMENT DI INDONESIA” yang saya harap sesuai dengan tema yang
diberikan. Makalah ini hanya menggambarkan tentang penerapan geostrategi di Indonesia dan
good and clean government.
Kami menulis makalah ini tanpa menyudutkan siapapun. Maka dari itu, dengan rasa hormat,
kami memohon maaf apabila pembaca merasa tersinggung dengan makalah yang kami
buat.Penulisan makalah ini juga mungkin tidak lepas dari kesalahan kesalahan dan
ketidaksempurnaan. Karena saya menyadari bahwa ‘ tak ada gading yang tak retak’ Oleh sebab
itu jika berkenan anda dapat melakukan kr itik dan saran atas makalah ini. Agar menjadi
motivasi kami untuk memperbaiki kesalahan di pembuatan makalah selanjutnya.

Penulis

Kamis, 14 November 2019


Daftar Isi :

BAB 1 Pendahuluan
a. Latar Belakang

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Pembahasan

BAB II Kajian Teori


a. Pengertian Geostrategi

b. Konsep Geostrategi di Indonesia

c. Pengertian Good and Clean Government

d. Aspek Good and Clean Government

BAB III Kesimpulan – Saran


a. Kesimpulan

b. Saran

BAB IV Daftar Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan kehidupannya, eksistensinya dan untuk
mewujudkan cita-cita serta tujuan nasionalnya perlu memiliki pemahaman tentang
geopolitik dan dalam implementasinya diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional,
dan hal ini lah yang disebut sebagai “geostrategi”. Mapping global strategy kedepan
sangat diperlukan bagi setiap bangsa, dan bagi bangsa Indonesia wawasan nusantara
merupakan konsep nasional dan ilmu geopolitik mengenai persatuan dan kesatuan dalam
berbagai bidang kehidupan,sebagai perekat bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pada awalnya Geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Di Indonesia Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan
tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan
terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,lebih aman, dan bermartabat.
Aspek-aspek yang dilihat pada Geostrategi Indonesia adalah aspek kesatuan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Salah satu cara yang
dilakukan Indonesia atau strateginya adalah dengan demokrasi. Untuk sejahtera dan aman
diperlukan demokrasi yang akan menyatukan keragaman. Karena Indonesia adalah
negara yang beraneka ragam, yang tidak sedikit masyarakatnya masih menganut paham
paternalistik (sebuah sistem sosial yang menggunakan ukuran laki-laki yang menentukan
dalam suatu keluarga).

Di Indonesia Geostrategi di artikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita


proklamasi, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 melalui proses pembangunan
nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama
ketahanan nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang
bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih
baik, dan labih aman, sehingga bangsa Indonesia perlu memiliki Geostrategi untuk
mewujudkan cita-cita.

Sedangkan Istilah good and clean government atau tata pemerintah yang bersih dan baik
merupakan wacana yang mengiringi gerakan reformasi. Wacana good and clean
government sering kali dikaitkan dengan tuntutan atau pengelolaan pemerintahan yang
professional, akuntabel dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebuah kritik terhadap
pengelolaan pemerintahan orde baru yang sarat KKN yang berakhir krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Perdebatan good and clean government merupakan bagian penting dari
wacana umum demokrasi, HAM dan masyarakat madani yang diusung gerakan
reformasi.

Good and clean government sudah lama menjadi mimpi buruk banyak orang di
Indonesia. Kendati pemahaman mereka tentang good governance berbeda-beda, namun
setidaknya sebagian besar dari mereka membayangkan bahwa dengan good government
mereka akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara
mereka membayangkan bahwa dengan memiliki praktik good government yang lebih
baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi
semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan kepentingan warga.

Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan
semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang menjadi panutan rakyat
banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang
sering disebut good government yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini masih
menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera terbangun
dari tidur panjangnya. Revolusi disetiap bidang harus dilakukan karena setiap produk
yang dihasilkan hanya mewadahi kepentingan partai politik, fraksi dan sekelompok
orang. Padahal seharusnya penyelenggaraan negara yang baik harus menjadi perhatian
serius. Transparansi memang bisa menjadi salah satu solusi tetapi apakah cukup hanya itu
untuk mencapai good government. Sebagai negara yang menganut bentuk kekuasaan
demokrasi. Maka kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar seperti disebutkandalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
Pasal 1 ayat (2). Negara seharusnya memfasilitasi keterlibatan warga dalam proses
kebijakan publik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Geostrategi?
2. Bagaimana Konsepsi Geostrategi Indonesia?
3. Apa Pengertian Good and Clean Governance ?
4. Jelaskan Prinsip-Prinsip Good and Clean Governance!

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Menjelaskan Pengertian Geostrategi
2. Untuk Menjelaskan Konsep Geostrategi Indonesia
3. Untuk Menjelaskan Pengertian Good and Clean Government
4. Untuk Menjelaskan Prinsip Prinsip good and Clean Government
BAB II
KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN GEOSTRATEGI
Geostrategi berasal dari kata “Geo” yang berarti bumi, secara cermat kondisi geografis
Indonesia terletak pada persilangan dan berbagai aspek kehidupan yang secara objektif
menjadi pertimbangan mendasar, seperti contoh ditinjau dari geografi Indonesia terletak
diantara 2 benua (Asia dan Australia) dan 2 samudra (Samudra Hindia dan Samudra
pasifik) dan “strategi” diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan segala kemampuan
sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik , lebih aman, dan bermartabat. Bangsa
Indonesia mengartikan Geostrategi sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional. Pernyataan dalam pembukaan UUD 1945 tersebut sebagai
landasan fundamatal geostrategi Indonesia. Hal ini sejalan dengan kedudukan Pembukaan
UUD 1945 dalam Negara Indonesia merupakan suatu dasar fundamental negara, atau
dalam ilmu hukum disebut sebagai ‘staatsfundamentalnorm’, atau pokok kaidah negara
yang fundamental, yang merupakan sumber hukum dasar negara. Berdasarkan pengertian
tersebut maka berkembangnya Geostrategi Indonesia sangat terkait erat dengan hakikat
terbentuknya bangsa Indonesia yang terbentuk dari berbagai macam etnis, suku, ras,
golongan, agama bahkan terletak dalam teritorial yang terpisahkan oleh pulau-pulau dan
lautan. Selain itu hal itu terwujud karena adanya proses sejarah, nasib serta tujuan untuk
mencapai martabat kehidupan yang lebih baik.

Geostrategi Indonesia merupakan suatu cara atau metode dalam memanfaatkan segenap
konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakakan, arahan serta sarana-
sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan berdasar asas kemanusiaan dan
keadilan sosial.

Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan setelah alinea III tentang pernyataan
proklamasi, “…kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan
bangsa...” pernyataan dalam pembukaan UUD 1945 tersebut sebagai landasan
fundamental geostrategi Indonesia. Geostrategi Indonesia diperlukan dan
dikembangankan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dan wilayah
tumpah darah negara Indonesia,mengingat kemajemukan bangsa Indonesia serta sifat
khas wilayah tumpah darah negara Indonesia, maka geostrategi Indonesia dirumuskan
dalam bentuk ketahanan nasional.

B. KONSEP GEOSTRATEGI INDONESIA


Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk
penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain,
tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk
mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan
menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari
kemungkinan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk
mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan
Ketahanan Nasional Republik Indonesia.

Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatar belakangi oleh:


a. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c. Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteraturan (regular) dan stabilitas, yang didalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan (the stability idea of changes).
Konsepsi ketahanan nasional dapat dipandang sebagai suatu pilihan atau alternatif dan
konsepsi tentang kekuatan nasional (national power), yang biasanya dianut oleh negara-
negara besar didunia. Konsepsi tentang kekuatan nasional bertumpu pada kekuatan,
terutama bertumpu pada kekuatan fisik militer dengan politik kekuasaannya (power
politics), sedangkan ketahanan nasional tidak semata-mata mengutamakan kekuatan fisik,
melainkan memanfaatkan daya dan kekuatan lainnya pada suatu bangsa. Ketahanan
nasional pada hakikatnya merupakan suatu konsepsi dalam pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan kemakmuran serta pertahanan dan keamanan didalam
kehidupan nasional. Untuk dapat mencapai suatu tujuan nasional suatu bangsa harus
mempunyai kekuatan, kemampuan, daya tahan dan keuletan. Dengan demikian jelaslah
bahwa ketahanan nasional harus diwujudkan dengan menggunakan baik pendekatan
kesejahteraan, maupun pendekatan keamanan.
Model-model yang ada dalam konsepsi ketahanan nasional meliputi:
1. Astagatra
Merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang
berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaanalam yang dapat
dicapai menggunakan kemampuannya. Model ini menyimpulkan adanya 8 unsur
aspek kehidupan nasional: Gatra letak dan kedudukan geografi, Gatra keadaan dan
kekayaan alam, Gatra keadaan dan kemampuan penduduk, Gatra ideology, Gatra
politik, Gatra ekonomi, Gatra sosial budaya, dan Gatra pertahanan keamanan.

2. Morgenthau
Morgenthau mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro dilihat
dari luar sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampilkan sebagai kekuatan.
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak.
Menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-
negara lain. Model ini menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power
position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk
memperoleh power position sehingga muncul strategi kearah balanced power.

3. Alfred Thayer Mahan


Menganggap kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: Letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas
wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, sifat pemerintahan. Menurut
mahan, kekuatan negara tidak hanya tergantung pada luas wilayah daratan, akan
tetapi sangat tergantung juga pada faktor luasnya akses kelaut dan bentuk pantai dari
wilayah negara. Mahan juga berpendapat bahwa ada 4 faktor yang membentuk
kekuatan laut suatu negara yaitu:
a. Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang dikaitkan
dengan akses kelaut dan penyebaran penduduk
b. Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampun industri serta kemandirian
dalam penyediaan pangan
c. Konfigurasi wilayah negara yang akan memengaruhi karakter rakyat dan
orientasinya
d. Jumlah penduduk

4. Cline
Hubungan antar negara pada hakekatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara
terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari
negara lainnya. Model ini menyatakan bahwa negara akan muncul sebagai kekuatan
besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau atau negara secara fisik yang
wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar.
C. PENGERTIAN GOOD AND CLEAN GOVERNMENT
Good and clean government atau good and clean governance merupakan wacana baru
dalam kosa kata ilmu politik.Ia muncul pada awal 1990-an. Secara umum pengertian
good and clean governance adalah segala hal yang terkait dengan tindakan yang bersifat
mengarah, mengendalikan atau mempengaruhi urusan public untuk mewujudkan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan secara khusus pengertian Good
and clean governance adalah pengejawantahan nilai-nilai luhur dalam mengarahkan
warga Negara (citizens) kepada masyarakat dan pemerintah yang berkeadapan melalui
wujud pemerintah yang suci dan damai. Dalam kontek Indonesia substansi good and
clean governance di padankan dengan pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa.
Sedangkan dalam definisi lain, pengertian good and clean governance adalah pelaksanaan
politik, ekonomi dan administrasi dalam mengelola masalah bangsa. Pelaksanaan tersebut
bisa dikatakan baik jika dilakukan dengan efektif dan efisien, responsive
terhadapkebutuhan rakyat dalam suasana demokratis, akuntabel dan trasparan.

1. Good Governance
Istilah good governance memiliki pengertian akan segala hal yang terkait dengan
tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
memengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan
sehari – hari. Dalam konteks ini, pengertian good governance tidak sebatas pengelolaan
lembaga pemerintahan semata, tetapi menyangkut semua lembaga baik pemerintah
maupun nonpemerintah (lembaga swadaya masyarakat) dengan istilah good corporate.
Ada tiga pilar pokok yang mendukung kemampuan suatu bangsa dalam melaksanakan
good governance, yakni : pertama pemerintah (the state), kedua civil society (masyarakat
adab, masyarakat madani, masyarakat sipil), dan ketiga pasar atau dunia usaha.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab baru tercapai bila
dalam penerapan otoritas politik, ekonomi dan administrasi ketiga unsur tersebut
memiliki jaringan dan interaksi yang setara dan sinerjik. Interaksi dan kemitraan seperti
itu biasanya baru dapat berkembang subur bila ada kepercayaan (trust), transparansi,
partisipasi, serta tata aturan yang jelas dan pasti, Good governance yang sehat juga akan
berkembang sehat dibawah kepemimpinan yang berwibawa dan memiliki visi yang jelas

2. Clean Governance
Clean governance berarti pemerintahan yang bersih yaitu model pemerintahan yang
efektif, efisien, jujur, transparan dan bertanggung jawab. Jadi pemerintahan yang bersih
yaitu pemerintahan yang terbuka terhadap public dan bebas dari permasalahan Korupsi
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pemerintahan yang bersih akan membuat rakyat percaya
terhadap pemerintah sehingga tidak ada saling curiga antara rakyat kepada pemerintah.

Di Indonesia, substansi wacana Good Governance dapat dipadankan dengan istilah


pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa. Pemerintahan yang baik adalah sikap di
mana kekuasaan dilakukan oleh masyarakat yang diatur oleh berbagai tingkatan
pemerintah negara yang berkaitan dengan sumber-sumber sosial, budaya, politik, serta
ekonomi. Dalam praktiknya, pemerintahan yang bersih (Clean Governance) adalah model
pemerintahan yang efektif, efisien, jujur, transparan, dan bertanggung jawab.

Sejalan dengan prinsip itu, pemerintahan yang baik itu berarti baik dalam proses maupun
hasil-hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak
saling berbenturan, dan memperoleh dukungan dari rakyat. Pemerintahan juga bisa
dikatakan baik jika pembangunan dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal
namun dengan hasil yang maksimal. Faktor lain yang tak kalah penting, suatu
pemerintahan dapat dikatakan baik jika produktivitas bersinergi dengan peningkatan
indikator kemampuan ekonomi rakyat, baik dalam aspek produktivitas, daya beli,
maupun kesejahteraan spiritualitasnya.

Untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi di atas, proses pembentukan pemerintahan yang


berlangsung secara demokratis mutlak dilakukan. Sebagai sebuah paradigma pengelolaan
lembaga negara, Good and Clean Governance dapat terwujud secara maksimal jika
ditopang oleh dua unsur yang saling terkait: negara dan Masyarakat Madani yang di
dalamnya terdapat sektor swasta. Negara dengan birokrasi pemerintahannya dituntut
untuk mengubah pola pelayanan publik dari perspektif birokrasi elitis menjadi birokrasi
populis. Birokrasi populi adalah tata kelola pemerintahan yang berorientasi melayani dan
berpihak kepada kepentingan masyarakat.

Pada saat yang sama, sebagai komponen di luar birokrasi negara, sektor swasta
(Corporate Sectors) harus pula bertanggung jawab dalam proses pengelolaan seumber
daya alam dan perumusan kebijakan publik dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra
strategis. Dalam hal ini, sebagai bagian dari pelaksanaan Good and Clean Governance,
dunia usaha berkewajiban untuk memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Sosial
Responsibility/CSR), yakni dalam bentuk kebijakan sosial perusahaan yang bertanggung
jawab langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di mana suatu perusahaan
beroperasi. Bentuk tanggung jawab sosial (CSR) ini dapat diwujudkan dalam program-
program pengembangan masyarakat (Community Empowerment) dan pelestarian
lingkungan hidup.

D. PRINSIP GOOD AND CLEAN GOVERNMENT


Untuk meralisasikan pemerintahan yang professional dan akuntabel yang berstandar pada
prinsip-prinsip Good Governance, Lembaga Administrasi Negara (LAN) merumuskan
beberapa aspek fundamental (asas) dalam Good Governance yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Partisipasi (participation)
Semua warga negara mempunyai suara dalam pengambilan keputusan baik secara
langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah. Partisipasi tersebut di
bangun berdasarkan prinsip demokrasi yakni kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat secarakonstruktif. Dalam Undang-Undang Dasar 1945,
disebutkan bahwa warga negara dijaminkebebasannya berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat, menyatakan pikiran melewatitulisan maupun lisan. Setiap
orang berhak mencari,memperoleh, dan memberikan informasi tentang dugaan
korupsi, serta menyampaikan saran dan pendapat maupun pengaduan kepada penegak
hukum (polisi, jaksa, hakim, advokat). Dalam pasal 1,ayat 1, PP Nomor 71 Tahun
2000 di sebutkan peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, organisasi
masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi. Artinya bahkan setiap orang, organisasi masyarakat,
ataulembaga swadaya masyarakat berhak mencari, memperoleh dan memberikan
informasi adanya dugaan hukum dan atau komisi yang menangani perkara tindak
pidana korupsi, seperti jugatercantum dalam pasal 2 ayat 1 peraturan pemerintah
tersebut.
Asas partisipasi adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah berdasarkan
prinsip demokrasi yakni kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat secara
konstruktif. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam seluruh aspek
pembangunan, termasuk dalam sektor-sektor kehidupan sosial lainnya selain kegiatan
politik, maka regulasi birokrasi harus diminimalisasi.

2. Penegakkan hukum (rule of law)


Asas pengakkan hukum adalah pengelolaan pemerintahan yang profesional harus
didukung oleh penegakkan hukum yang berwibawa. Tanpa ditopang oleh sebuah
aturan hukum dan penegakkannya secara konsekuen, partisipasi publik dapat berubah
menjadi tindakan publik yang anarkis. Publik membutuhkan ketegasan dan kepastian
hukum. Tanpa kepastian dan aturan hukum, proses politik tidak akan berjalan dan
tertata dengan baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, realisasi wujud Good and Clean Governance, harus
diimbangi dengan komitmen pemerintah untuk menegakkan hukum yang
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

 Supremasi hukum (supremacy of law), yakni setiap tindakan unsur-unsur


kekuasaan negara, dan peluang partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara didasarkan pada hukum dan aturan yang jelas dan
tegas, dan dijamin pelaksanaannya secara benar serta independen. Supremasi
hukum akan menjamin tidak terjadinya tindakan pemerintah atas dasar
diskresi (tindakan sepihak berdasarkan pada kewenangan yang dimilikinya).
 Kepastian hukum (legal certainly), bahwa setiap kehidupan berbangsa dan
bernegara diatur oleh hukum yang jelas dan pasti, tidak duplikatif dan tidak
bertentangan antara satu dengan lainnya.
 Hukum yang responsif, yakni aturan-aturan hukum disusun berdasarkan
aspirasi masyarakat luas, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan
publik secara adil.
 Penegakkan hukum yang konsisten dan nondiskriminatif, yakni penegakkan
hukum berlaku untuk semua orang tanpa pandang bulu. Untuk itu, diperlukan
penegak hukum yang memiliki integritas moral dan bertanggung jawab
terhadap kebenaran hukum.
 Independensi peradilan, yakni peradilan yang independen bebas dari pengaruh
penguasa atau kekuatan lainnya.

3. Transparansi (transparency)
Hal ini mutlak dilakukan untuk menghilangkan budaya korupsi dikalangan pelaksana
pemerintah. Terdapat 7 macam korupsi yang biasa dilakukan oleh kalangan birokrasi
diIndonesia, yaitu:
a) Transactive corruption
Yaitu korupsi yang dilakukan saat transaksi dan kedua belah pihak mengambil
keuntungan daritransaksi dengan merugikan negara.
b) Investive corruption
Yakni investasi yang belum memiliki kepastian keuntungannya.
c) Neposistive corruption
Yakni pemberian pekerjaan pada keluarga sehingga mengurang efektifitas
kontrol.
d) Defensive corruption
Yakni pihak korban memberikan sesuatu kepada pihak lain untuk
mempertahankan diri dan prilaku pemberikan tersebut merugikan negara.
e) Utogenic corruption
Yakni korupsi yang dilakukan seseorang dan tidak melibatkan orang lain yang
dapatmenguntungkan dirinya.
f) Supportive corruption
Yakni korupsi untuk melindungi korupsi yang lain yang telah dilakukannya.

Terdapat 8 aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus dilakukan secara


trasparan,yaitu:
 Penetapan posisi dan jabatan
 Kekayaan pejabat publik
 Pemberian penghargaan
 Penetapan kebijakan
 Kesehatan
 Moralitas pejabat
 Keamanan dan ketertiban
 Kebijakan strategis
4. Responsif (responsiveness)
Asas responsif adalah dalam pelaksanaan prinsip-prinsip Good and Clean
Governance bahwa pemerintah harus tanggap terhadap persoalan-persoalan
masyarakat. Pemerintah harus memahami kebutuhan masyarakatnya, bukan
menunggu mereka menyampaikan keinginan-keinginannya, tetapi pemerintah harus
proaktif mempelajari dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Sesuai dengan asas responsif, setiap unsur pemerintah harus memiliki dua etika,
yakni:
 Etika Individual
Kualifikasi etika individual menuntut pelaksana birokrasi pemerintah agar memiliki
kriteria kapabilitas dan loyalitas profesional.
 Etika Sosial
Etika sosial menuntut pelaksana birokrasi pemerintah memiliki sensitivitas terhadap
berbagai kebutuhan publik.

5. Orientasi kesepakatan (consensus orientation)


Asas konsensus adalah bahwa keputusan apa pun harus dilakukan melalui proses
musyawarah melalui konsensus. Cara pengambilan konsensus, selain dapat
memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak, cara ini akan mengikat sebagian
besar komponen yang bermusyawarah dan memiliki kekuatan memaksa (coersive
power) terhadap semua yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Sekalipun para pejabat pada tingkatan tertentu dapat mengambil kebijakan secara
personal sesuai batas kewenangannya, tetapi menyangkut kebijakan-kebijakan
penting dan bersifat publik seyogianya diputuskan secara bersama dengan seluruh
unsur terkait. Kebijakan individual hanya dapat dilakukan sebatas menyangkut teknis
pelaksanaan kebijakan, sesuai batas kewenangannya.

Paradigma ini perlu dikembangkan dalam konteks pelaksanaan pemerintahan, karena


urusan yang mereka kelola adalah persoalan-persoalan publik yang harus
dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Semakin banyak yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan secara partisipatif, maka akan semakin banyak aspirasi dan
kebutuhan masyarakat yang terwakili. Selain itu, semakin banyak yang melakukan
pengawasan serta kontrol terhadap kebijakan-kebijakan umum, maka akan semakin
tinggi tingkat kehati-hatiannya, dan akuntabilitas pelaksanaannya dapat semakin
dipertanggung jawabkan.

6. Kesetaraan (equity)
Asas kesetaraan (equity) adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik.
Asas kesetaraan ini mengharuskan setiap pelaksanaan pemerintah untuk bersikap dan
berperilaku adil dalam hal pelayanan publik tanpa mengenal perbedaan keyakinan,
suku, jenis kelamin, dan kelas sosial.

7. Efektivitas (effectiveness) dan efisiensi (efficiency)


Untuk menunjang asas-asas yang telah disebutkan di atas, pemerintahan yang baik
dan bersih juga harus memenuhi kriteria efektif dan efisien, yakni berdaya guna dan
berhasil guna. Kriteria efektivitas biasanya diukur dengan parameter produk yang
dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok
dan lapisan sosial. Adapun, asas efisiensi umumnya diukur dengan rasionalitas biaya
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat. Semakin kecil biaya
yang terpakai untuk kepentingan yang terbesar, maka pemerintahan tersebut termasuk
dalam kategori pemerintahan yang efisien.

8. Akuntabilitas (accountability)
Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat
yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Setiap pejabat
publik dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan, perbuatan, moral,
maupun netralis sikapnya terhadap masyarakat. Inilah yang dituntut dalam asas
akuntabilitas dalam upaya menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

9. Visi strategis (strategic vision)


Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang
akan datang. Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka realisasi Good and Clean
Governance. Dengan kata lain, kebijakan apa pun yang akan diambil saat ini, harus
diperhitungkan akibatnya pada sepuluh atau dua puluh tahun ke depan. Tidak sekedar
memiliki agenda strategis untuk masa yang akan datang, seorang yang menempati
jabatan publik atau lembaga profesional lainnya harus mempunyai kemampuan
menganalisis persoalan dan tantangan yang akan dihadapi oleh lembaga yang
dipimpinnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa:

Geostrategi Indonesia merupakan suatu cara atau metode dalam memanfaatkan segenap
konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakakan, arahan serta sarana-
sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan berdasar asas kemanusiaan dan
keadilan sosial.

Konsep geostrategi Indonesia didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk
mengembangkan potensi kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan
menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari
kemungkinan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Model-model
yang ada dalam konsepsi ketahanan nasional meliputi: Astagatra, Morgenthau, Alfred
Thayer Mahan, dan Cline.

Secara umum pengertian good and clean government adalah segala hal yang terkait
dengan tindakan yang bersifat mengarah, mengendalikan atau mempengaruhi urusan
public untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip good ang clean government yaitu: partisipasi, penegakan hukum, transparansi,
responsive, kesetaraan, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis.

B. SARAN
Good and Clean Governance harus dijalankan semaksimal mungkin oleh kalangan
birokrasi atau kalangan pemegang kekuasaan dan juga harus didukung oleh
masyarakat.Kalau semua sudah maksimal maka pemerintah akan selalu memegang teguh
peraturannya yakni (bebas KKN). Pemerintah harus transparan dalam hal dalam
pelayanan publik, supaya negara terbebas dari oknum-oknum yang merugikan negara.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan


jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat lah penulis harapkan sekalian demi kesempurnaan makalah ini
dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menambah
wawasan kita.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan-makalah123.blogspot.com/2017/07/makalah-geostrategi-indonesia.html

http://noorjannahgambir.blogspot.com/2015/06/makalah-geostrategi-indonesia.html

https://www.academia.edu/10212928/Makalah_PKN_GEOSTRATEGI_DI_INDONESI
A_SEMESTER_I

https://www.academia.edu/38039187/Makalah_PKN_Good_dan_Clean_Goverment

https://sosiopublika.wordpress.com/2014/10/31/good-governance-and-clean-governance/

http://sule-epol.blogspot.com/2018/12/makalah-good-and-clean-governance.html

Anda mungkin juga menyukai