Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KEWARGANEGARAAN KELOMPOK 3 BELA NEGARA

KAMILAH 110 2009 151

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepadanegara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata tugas tni, tetapi segenapwarga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah kewajibandan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional indonesia. padahal berdasarkan pasal 30 uud 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara republik indonesia. bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan republik indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. UU no 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara RI mengatur tata cara penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh tentara nasional indonesia (tni) maupun oleh seluruh komponen bangsa. upaya melibatkan seluruh komponen bangsa dalam penyelenggaraan pertahanannegara itu antara lain dilakukan melalui pendidikan pendahuluan bela negara. di dalam masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi, tentu timbul pertanyaan apakah pendidikan pendahuluan bela negara masih relevan dan masih dibutuhkan. makalah ini akan mencoba membahastentang relevansi pendidikan pendahuluan bela negara di era reformasi dan dalam rangka menghadapiera globalisasi abad ke 21 Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat- syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang Kesadaran bela negara yaitu pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara . Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara a. Bela Negara secara Fisik Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran. b. BelaNegara secara Nonfisik Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 2002 keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai profesi. Unsur Dasar Bela Negara 1. Cinta Tanah Air

2. Kesadaran Berbangsa & bernegar 3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara 4. Rela berkorban untuk bangsa & negara 5. Memiliki kemampuan awal bela negara Hari Bela Negara atau HBN adalah hari bersejarah Indonesia yang jatuh pada tanggal 19 Desember untuk memperingati deklarasi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat pada tahun 19 Desember 1948. Keputusan ini ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keppres No.28. Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti pada negara dan berkorban demi membela negara. Kesadaran bela negara dibangun sebagai bagian dari sistem pertahanan negara. Oleh sebab itu pertahanan negara dilaksanakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Sebagai warga negara sudah sepantasnya ikut serta dalam bela Negara sebagai bentuk kecintaan kita kepada pada negara dan bangsa. Pertahanan semesta tidak akan dapat dimobilisasi jika warga negara yang menjadi sentral bergeraknya sistem tidak memiliki sifat dan perilaku yang dijiwai oleh kesadaran bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud perang atau angkat senjata tetapi dapat juga dapat dilakukan dengan cara lain seperti ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar, membantu korban bencana, menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian, cinta produksi dalam negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional, termasuk belajar dengan tekun dan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka dan lain sebagainya. Apabila seluruh warga negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat telah memiliki kesatuan paham tentang arti pentingnya hak dan kewajiban dalam bela negara, maka dengan kesadarannya tersebut dapat diimplementasikan dalam bidang dan profesinya dan siap untuk ditransformasikan ke dalam komponen pertahanan negara sebagai unsur Saat ini masih ada kecenderungan masyarakat yang menafsirkan bahwa bela Negara diartikan sebagai militerisme dan menganggap itu merupakan domain TNI. Bela Negara bukanlah domain TNI saja, tetapi merupakan tanggung jawab semua warga Negara sebagai komponen bangsa. Untuk itu perlu ada sosialiasi secara berkesinambungan kepada masyarakat, sehingga diharapkan nantinya masyarakat mempunyai pemahaman yang sama bahwa bela negara bukanlah domain Kemhan/TNI tetapi merupakan hak dan kewajiban kita semua seluruh warga negara Indonesia.

Letak geografis

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut: Utara Selat Malaka

Selatan

Kabupaten Deli Serdang

Barat

Kabupaten Deli Serdang

Timur

Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar. Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, dan suku-suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak. Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 Penduduk 1.926.052 1.963.086 1.993.060 2.006.014 2.036.018

2007 2008 2009 2010

2.083.156 2.102.105 2.121.053 2.109.339

Sarana dan Prasarana Darat

Keunikan Medan terletak pada becak bermotornya (becak mesin/ becak motor) yang dapat ditemukan hampir di seluruh Medan. Berbeda dengan becak biasa (becak dayung), becak motor dapat membawa penumpangnya kemana pun di dalam kota. Selain becak, dalam kota juga tersedia angkutan umum berbentuk minibus (angkot/oplet) dan taksi. Pengemudi becak berada di samping becak, bukan di belakang becak seperti halnya di Jawa, yang memudahkan becak Medan untuk melalui jalan yang berliku-liku dan memungkinkan untuk diproduksi dengan harga yang minimal, karena hanya diperlukan sedikit modifikasi saja agar sepeda atau sepeda motorbiasa dapat digunakan sebagai penggerak becak. Desain ini mengambil desain dari sepeda motor gandengan perang Jerman di Perang Dunia II. Laut Pelabuhan Belawan terletak di bagian utara kota. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa. Layanan kapal feri menghubungkan Belawan dengan Penang, Malaysia. Udara Bandar Udara Internasional Polonia yang terletak tepat di jantung kota, menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Batam,Palembang, Jakarta, Gunung Sitoli serta Kuala Lumpur, Penang, Ipoh, Alor Setar di Malaysia, danSingapura. Sebuah bandara internasional baru di Kuala Namu di kabupaten Deli Serdang sedang dalam pembangunan. Bidang Usaha dan Potensial Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan

keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau. Komposisi Etnis Berdasarkan Okupasi Profesional
Etnis Aceh Batak Jawa Karo Mandailing Minangkabau Melayu Sunda Tionghoa Pengacara 2,6% 13,2% 5,3% 5,3% 23,6% 36,8% 5,3% --Dokter 3,9% 15,9% 15,9% 10% 14,1% 20,6% 5,9% -14,7% Notaris -18,5% 11,1% 7,4% 14,8% 29,7% 3,7% 3,7% 7,4% Wartawan 3,7% 8,5% 10,4% 0,6% 18,3% 37,7% 17,7% 10,4% 1,2%

B. Rumusan Masalah Apa saja yang harus dilakukan masyarakat kota Medan dalam mengatasi bela negara di bidang kesehatan ? Bagaimana cara menyelesaikan masalah di Kota Medan mengenai kesehatan masyarakat kaitannya dengan bela negara ? Mengapa Masayarakat Kota Medan masih belum sadar akan pentingnya suatu hal yang menyangkut dalam pembelaan negara Republik Indonesia dibidang kesehatan ?

C. Tujuan dan Analisa a. Kepentingan Mahasiswa

Memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban dalam membela negara , jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warganegara RI terdidik dan bertanggung jawab.

Menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggungjawab berlandaskan Pancasila, konsepsi Wawasan Nusantara dan pembelaan negara. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa, bangsa dan negara. Mampu melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep dalam merencanakan pembelaan negara Republik Indonesia.

b. Kepentingan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

VISI Terwujudnya Fakultas Kedokteran Islam yang bermutu, terpandang, berwibawa dan mampu berkompetisi di forum nasional dan internasional MISI 1. Terwujudnya pendidikan kedokteran yang bermutu yang diakreditasi baik secara nasional maupun internasional dan menghasilkan dokter muslim yang bermutu dan mengamalkan profesinya sesuai dengan Islam. 2. Mengembangkan pendidikan kedokteran lanjutan di bidang biomedik. Mengembangkan pendidikan kedokteran terpadu yang menekankan pada belajar berdasarkan masalah (problem based learning). 3. Melaksanakan kajian dan penelitian yang bermutu, sehingga menghasilkan pengetahuan dan teknologi baru yang bermanfaat bagi kemanusiaan sesuai dengan Islam. 4. Melaksanakan berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan Islam.

c. Kepentingan Bangsa dan Masyarakat

a) Mewujudkan integrasi Negara kesatuan republic indonesia b) Meningkatkan ketahanan nasional dengan pembangunan fasilitas kesehatan yang memadai

c) Meningkatkan mutu, kualitas, dan kuantitas pelayanan dan fasilitas kesehatan di daerah terpencil d) Memajukan kesejahteraan rakyat dengan mengedepankan aspek kesehatan yang maju

d. Kepentingan Pemerintah Daerah Kabupaten

a) Menomorsatukan fasilitas kesehatan di daerah tersebut b) Memperbaiki kualitas kehidupan sosial dan kesehatan secara keseluruhan. c) Menjalankan undang-undang yang telah dibuat pemerintah pusat tentang kewajiban bela negara di bidang kesehatan d) Merubah fasilitas kesehatan yang kurang baik menjadi fasilitas kesehatan yang sangat memadai di daerah tersebut.

D. Kontribusi Analisa
a) Analisa ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan Ketahanan Nasional yang berhubungan dengan kesehatan yang ada dikota Medan. b) Hasil Analisa ini diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah kota Medan untuk memperbaiki segala komponen kesehatan yang kurang memadai. c) Analisa ini diharapkan bisa membuka mata seluruh pemerintah dan jajarannya agar bisa memberikan kontribusi yang lebih baik

d) Analisa ini diharapkan bisa membantu rakyat miskin untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang terbaik.

E. Metode Analisa 1. Metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih (Atherton dan Klemmack: 1982) 2. Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan mengumpulkan data-data dan keterangan melalui buku-buku dan bahan lainnya dengan masalah-masalah yang diteliti.

BAB II.

LANDASAN BUKU TENTANG BELA NEGARA DIKOTA MEDAN. Winarno, S.Pd., M.Si., Pradigma Baru Pendidikan dan Kewarganegaraan Pendahuluan Kuliah diperguruan Tinggi. Pembelaan Negara hal 182.

BAB. III

POLA PIKIR

BELA NEGARA

KESEHATAN

KOTA MEDAN

PANCASIL A

UNDANG UNDANG DASAR 1945

ANALISA SYSTEM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TENTANG BELA NEGARA DALAM MENERAPKAN ILMU KESEHATAN DAN KEDOKTERAN DENGAN STUDI KASUS DIKOTA MEDAN
STRATEGI PANCASILA SWOT Kesehatan/kedokteran Kota Medan

1.
a. b. Melaksanakan peran sebagai tenaga kesehatan yang dapat menolong sesama manusia yang merupakan tugas mulia. Memelihara kesehatan merupakan kewajiban setiap individu untuk menjalankan setiap tugas dan kewajiban dalam kehidupan keluarga, berbangsa, dan bernegara Menjadi pelaksana kesehatan merupakan salah satu pengabdian terhadap bangsa. Melaksanakan peran sebagai pelayan kesehatan dapat menolong sesama manusia yang mengalami kesulitan dan merupakan tugas mulia. a. b.

2.
Penyelenggaraan fungsi pemerintahan dalam dunia kesehatan ke arah cita-cita bangsa dalam membela negara. Menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan yang baik dan memadai merupaka kewajiban pemerintah negara dan kabupaten kaitannya untuk membela negara dalam bidang kesehatan. Memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat dengan baik dan memadai dapat mewujudkan dan meningkatkan kinerja masyaraka kota Medan Memiliki masyarakat dan pemimpin yang sehat dapat menjadikan meningkatnya mutu kerja aparat. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menanamkan sikap bela negara didalam diri masyarakat kota Medan. Kurangnya tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya di daerah-daerah terpencil jadi masyarakat sering terlantar. Perkembangan teknologi transportasi, komunikasi dan informasi yang makin menurun Memiliki tenaga kerja kesehatan yang sedikit dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai membuat tingkat kesehatan di kota medan masih rendah.

S KEKUATAN

c. d.

c.

d. a. b. Tidak terciptanya Indonesia yang adil dan demokratis serta meningkatkan kesejahteraan rakyat Akses masyarakat kesehatan yang tidak berkualitas. Terkadang tidak memenuhi syarat dalam mengemban tugas sebagai seorang tenaga kesehatan. Masih ada beberapa bagian masyarakat yang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai karena belum meratanya fasilitas dan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Menjadi pelaksana dan pelayan kesehatan bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan waktu belajar yang lama dan sumber daya manusia yang banyak Dilaksanakan kegiatan seminar yang dimaksud untuk memberikan wawasan di bidang kesehatan. Dengan adanya fasilitas yang memadai, dokterdokter dari luar negeri akan datang dan di Indonesia akan banyak dokter-dokter yang berkualitas Memberikan hak kepada masyarakat untuk memilih fasilitas dan pelayanan kesehatan yang mereka inginkan. Menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia disegala bidang kesehatan tanpa melupakan kewajiban yang harus dilakukan sebelum dan sesudah mendapatkan hak. Kurangnya pemantauan dari dinas kesehatan tentang kondisi sarana dan prasarana kesehatan di daerah terpencil Para tenaga kesehatan tidak mau lagi bekerja di daerah terpencil karena gaji yang tak sesuai. Merusak fasilitas kesehatan yang ada sehingga menghambat pelayanan fasilitas kesehatan kepada rakyat. Terbatasnya fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan sehingga rakyat tidak mendapatkan hak asasi setiap manusia dalam hal kesehatan. a. b. c. d.

W KELEMAHAN

II

c.

d.

a. a. b. O PELUANG b.

III

c. d.

c. d.

Terwujudnya bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan ketahanan social Memberikan kesempatan kepada mahasiswa atau pelajar yang bekerja dibidang kesehatan untuk mengembangkan ilmunya agar bisa dimanfaatkan di daerah Berikan penyuluhan agar orang-orang dengan pemikiran kuno bisa berobat ke dokter bukan ke dukun. Memberikan pengobatan gratis dengan mengadakan bakti social di kota Medan. Biaya pengobatan yang mahal menjadi kendala orang yang kurang mampu lebih baik berobat kepada dukun. Menurunnya angka kesehatan masyarakat di suatu daerah di kabupaten akibat tidak meratanya pelayanan dan fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Sistem manajemen sarana kesehatan nasional yang tidak bersifat komprehensif. Tenaga kesehatan yang kurang berkompeten menyebabkan masyarakat kabupaten tersebut lebih memilih berobat diluar negeri.

a. b. T ANCAMAN IV c. d. .

a. b.

c. d.

BAB. V Kesimpulan

PENUTUP

a. Suatu belanegara bukan hanya para militer atau menjadi tentara pejuan tetapi menjadi warga yang baik dan saling tolong-menolong termasuk. b. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan dalam dunia kesehatan ke arah cita-cita bangsa dalam membela negara. c. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang baik dan memadai yang disediakan oleh pemerintah negara dan kota Medan d. Tenaga kesehatan (dokter) sudah cukup memadai maka sudah tersebar luas di beberapa daerah terpencil di kabupaten kampar. Saran a. Warganegara harus mempunyai belanegara, dikembangkan oleh cinta tanah air, mencintai wilayah Indonesia dan menjaga tanah air. b. Hindari perkelahian, hindari buang sampah sembarangan dan menghindari narkoba. c. Perlunya kesadaran diri warga Negara membangun suatu bangsa yang kuat d. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa atau pelajar yang bekerja dibidang kesehatan untuk mengembangkan ilmunya agar bisa dimanfaatkan di daerah

DAFTAR PUSTAKA Winarno, S.Pd., M.si. Pradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduuan Kuliah di Perguruan Tinggi. Bumi Akrasa 2007 www.wikipedia.com www.pemkomedan.go.id/

Anda mungkin juga menyukai