Definisi Miringotomi
Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi dreinase
sekret dari liang telinga tengah ke liang telinga luar. Istilah miringotomi sering dikacaukan
dengan parasentesis. Timpanosenteis sebetulnya berarti pungsi pada membran timpani untuk
mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik (dengan semprit dan jarum khusus).
Miringotomi merupakan tindakan pembedahan kecil yang dilakukan dengan syarat
tindakan ini harus dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak harus tenang dan dapat
dikuasai,(sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik).
Lokasi miringotomi ialah di kuadran antero-posterior atau posterior-inferior. Untuk
tindakan ini haruslah memakai lampu kepala yang mempunyai sinar yang cukup terang,
memakai corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga, dan pisau khusus (miringotom)
yang berukuran kecil dan steril.2 Jika terapi yang diberikan sudah adekuat, miringotomi tidak
perlu dilakukan, kecuali jika terdapat pus di telinga tengah.3
Indikasi Miringotomi
Miringotomi merupakan tindakan pembedahan yang biasanya dilakukan untuk
menangani OMA stadium supurasi. Dengan miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat hilang,
luka insisi cepat menutup dan ruptur dapat dihindari. Miringotomi merupakan terapi bedah pada
OMA yang popular pada tahun 1950-1960-an. Schwartze, 50 tahun kemudian mengatakan:
Tidak ada prosedur bedah lain yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan
seseorang selain dengan mengevakuasi pus secara bijaksana dari kavum timpani melalui insisi
pada membrane timpani.4
Indikasi miringotomi pada otitis media akut adalah (1) nyeri yang menetap setelah 48 jam
terapi antibiotik; (2) kemungkinan komplikasi seperti mastoiditis akut atau paralisis saraf
fasialis; (3) perkembangan otitis media akut sementara dalam pengobatan antibiotik; (4)
perkembangan otitis media pada pasien imunosupresi. Miringotomi merupakan prosedur terapi
yaitu dengan menghilangkan tekanan udara di telinga tengah, dan juga prosedur yang bertujuan
untuk diagnostic karena cairan yang didapat dari tindakan miringotomi dapat dikirim untuk
kultur dan sensivisitas.(5) Miringotomi juga dilakukan sebagai terapi komplikasi otitis media
seperti mastoiditis atau paralisis saraf fasialis, labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat.
Tes darah
Tes pendengaran
Timpanogram
Pemeriksaan telinga dengan otoskop
Tindakan Pembedahan
Insisi dilakukan pada membran timpani dengan menggunakan skapel atau laser
Drainase cairan
Prosedur Pembedahan
Miringotomi merupakan tindakan pembedahan kecil yang dilakukan dengan syarat
tindakan ini harus dilakukan secara avue (dilihat langsung), penderita harus tenang (jika
penderita merupakan seorang anak, anak harus dapat dikuasai) sehingga membran timpani dapat
dilihat dengan baik. Lokasi miringotomi ialah di kuadran anterior-inferior atau posterior-inferior,
sesuai dengan arah serabut membran timpani. Di daerah ini tidak terdapat tulang pendengaran.
Untuk tindakan ini haruslah memakai lampu kepala yang mempunyai sinar yang cukup terang,
memakai corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga, dan pisau khusus (miringotom)
yang digunakan berukuran kecil dan steril.
Awalnya, serumen dibersihkan dari liang telinga untuk lapangan pandang yang lebih baik
sekaligus dapat memberikan gambaran respon dari penderita. Liang telinga kemudian disterilkan
dengan menggunakan alkohol 70% selama 1 menit, setelah itu liang telinga dikeringkan dengan
Gambar 3.6 Insisi Membran Timpani dilanjutkan dengan Pemasangan Tuba Ventilasi
Pasca Pembedahan
Jika kapas diletakkan di liang telinga untuk drainase pasca pembedahan, ganti kapas
Komplikasi Miringotomi
Komplikasi miringotomi yang mungkin terjadi ialah perdarahan akibat trauma pada liang
telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma pada nervus
fasialis, trauma pada bulbus jugulare (bila ada anomali letak).
Mengingat kemungkinan komplikasi itu, maka dianjurkan untuk melakukan miringotomi
dalam narkose dan memakai mikroskop. Tindakan miringotomi dengan memakai mikroskop,
selain aman, dapat juga menghisap sekret dari telinga tengah sebanyak-banyaknya. Hanya saja
dengan cara ini biayanya lebih mahal.
Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, sebetulnya miringotomi tidak perlu dilakukan,
kecuali bila jelas tampak adanya nanah di telinga tengah. Dewasa ini sebagian ahli berpendapat
bahwa miringotomi tidak perlu dilakukan, apabila terapi yang adekuat sudah dapat diberikan
(antibiotika yang tepat dan dosis yang cukup).
Keuntungan dan Kerugian Miringotomi
Keuntungan dari miringotomi adalah dengan melakukan miringotomi luka insisi dapat
menutup kembali dengan mudah sedangkan tidak dilakukan miringotomi dan terjadi ruptur dari
membran timpani luka perforasi sulit untuk menutup kembali. Sedangkan kekurangan dari
miringotomi adalah dapat timbulnya komplikasi dari tindakan miringotomi berupa trauma pada
liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma pada
nervus fasialis, trauma pada bulbus jugulare (bila ada anomali letak).
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
2. Bashiruddin J, Soetirto I. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga dalam Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala dan Leher, editor Soepardi I, et al. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia ; 2007.
3. Djafaar, Z., Helmi, Ratna D. Kelainan Telinga Tengah dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: FKUI.2007.
4. Friedberg J, Gordon D. Acute Otitis Media: The Evolution of Surgical Management. The
Journal of Otolaryngology; 1998; 27, 2-6