Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TENTANG ZIKIR SHOLAT DAN DO’A

DOSEN PENGAMPU: NASRULLAH SAPA, LC. M.E

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

ADINDA NURFADILLAH : 4518091128


AJENG ZSA ZSA : 4518091070
ARIYANI ASIHNO : 4518091073
DESY RAHMI : 4518091079
FAJRUL ISLAM MAS’UD : 4518091111

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil alamin kita panjatkan kepada Allah Swt yang senantiasa memberi
rahmat hidayahnya kepada kami sehingga kami dalam keadaan sehat wal’afiat hingga sekarang
ini.
Dalam kesempatan ini kami bisa menyeleasaikan makalah dengan judul “Zikir, Sholat, dan
Doa”. InsyaAllah kami selesaikan dengan baik walaupun jauh dari kesempurnaan. Saya ucapkan
terima kasih kepada Dosen kami bpk Nasrullah Sapa, yang telah membimbing kami selama ini,
dan juga kami ucapkan kepada anggota kelompok yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Harapkan kami dari pembaca untuk saran dan kritiknya yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Atas perhatian kami ucapkan terima kasih.

Penulis

KELOMPOK 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................... 2

1. ZIKIR ........................................................................................................................................ 2

A. Sebutan dan Nama Dalam Dzikir .................................................................................... 3

B. Anggota Tubuh Dalam Dzikir .......................................................................................... 3

C. Jumlah Dalam Berdzikir .................................................................................................. 5

D. Keadaan Dalam Berdzikir dan Larangannya ................................................................... 5

E. Masdhar Dzikir ................................................................................................................ 6

F. Tingkatan Orang Berdzikir ............................................................................................... 7

G. Halaqah Dzikir atau Majelis Dzikir .................................................................................. 7

H. Faidah Berdzikir .............................................................................................................. 8

2. SHOLAT ................................................................................................................................. 11

A. Syarat Sah Sholat .......................................................................................................... 11

B. Rukun Sholat ................................................................................................................. 12

C. Urgensi Sholat ............................................................................................................... 13

D. Makna Sholat Bagi Kehidupan ...................................................................................... 14

E. Tanda-Tanda Orang Sholat ........................................................................................... 14

3. DO’A...................................................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18

KESIMPULAN ................................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Agama Islam merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia dan 50% mayoritas
masyarakatnya beragama islam. Ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama yang
intinya adalah keyakinan tentang adanya zat yang berkuasa di atas alam raya, dan kerinduan
manusia untuk mengangungkan dan berhubungan dengannya, melahirkan berbagai macam cara
pengabdian pemujaan dan ibadah. Dan agama itu pun sendiri merupakan pondasi hidup manusia
dalam ketentraman hidupnya. Dalam agama islam shalat merupakan tiang agama. Karena jikalau
seorang tidak mendirikan shalat itu sendiri maka sama saja dia tidak mendirikan agamanya.
Manusia-manusia yang menjalankan tugas dan perintah Allah lah yang akan mendapatkan
ketentraman hati itu sendiri. Pelaksanaan ibadah dalam islam tidak boleh sampai mengabaikan
kewajiban yang berhubungan dengan kebutuhan jasmaniah dan duniawi. Manusia perlu bekerja
untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidupnya untuk bertahan hidup, karena selain kita
ibadah dan berdoa kita juga harus bekerja untuk mencapai tujuan nya.
Dzikir dan do’a adalah dua hal yang saling berhubugan. Dzikir sebagai sebutan dan ingat
kepada Allah merupakan pendahuluan do’a. Orang dapat berdo’a bila ia menyebut nama Allah
dan ingat kepada-Nya, yang merupakan tujuan kepada siapa ia memanjatkan do’a. Dengan mulut
dan hati yang berdzikir, diharapkan orang yang berdo’a tergerak melakukan perbuatan yang sesuai
dengan kehendak nama yang ia sebut dalam dzikir.
Dzikir menempati sentral amaliah jiwa hamba Allah yang beriman, karena dzikir adalah
keseluruhan getaran hidup yang digerakkan oleh kalbu dalam totalitas ilahi. Totalitas inilah yang
mempengaruhi aktivitas hamba, gera-gerik hamba, kediaman hamba, kontemplasi hamba, dan
saat-saat hamba istirab dalam tidurnya. Dzikir yang memenuhi ruang-ruang kalbu kita adalah
dzikir yang tidak pernah dibatasi oleh raung dan waktu. Jika waktu muncul akibat gerakan-gerakan
empisi, maka dzikir yang hakiki tidak pernah memiliki waktu, kecuali waktu ilahi itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
ZIKIR, SHOLAT, DAN DOA
1. DZIKIR
Kata “dzikr” menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertian
syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya.
Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan
dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur ( M.
Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid 2004:1 ). Allah Swt berfirman “Hai orang-orang yang
beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah Swt, zikir yang sebanyak-
banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41). Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian
Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC. Seperti firman Allah SWT yang berbunyi
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran : 191).
Ada beberapa bentuk dan cara berdzikir diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga
timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada
di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT.
2) Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di
dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada
ummatnya. Contohnya adalah: mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat,
membaca Al-Qur’an dan sebagainya.
3) Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah dan
menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus
dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk
mendapatkan keridhoan Allah SWT. ( In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu A,
2006:155 )
A. SEBUTAN DAN NAMA DALAM DZIKIR.
Untuk mempermudah mengingat dzikir para ulama memberi sebutan dzikir yang
digunakan dalam keadaan tertentu.
Basmalah : diucapkan setiap memulai sesuatu
Hamdalah/Tahmid : diucapkan setiap meakhiri sesuatu
Istigfar : diucapakan ketika melihat / mendengar sesuatu yang tidak
diinginkan atau untuk memohon ampun
Hauqalah : diucapkan ketika melihat / mendengar sesuatu yang dibenci.
Al Masyiah : diucapakan apabila ingin mengerjakan sesuatu yang hebat atau
ajaib.
Tahlil / Syahadah : diucapkan ketika memasukkan orang non muslim kedalam agama
islam / bacaan wajib bagi orang muslim didalam shalat.
Tasbih : diucapkan ketika melihat atau mendengar kekuasaan Alloh.

Pemberi nama dalam dzikir biasanya diberikan nama orang yang pertama
mendapatkan dzikir atau orang yang yang menyusun dzikir-dzikir dalam satu susunan,
seperti Hijib Nawawi dzikir yang ditulis oleh Syeikh Nawawi Al-Bantany, Ratib Al-
Haddad dzikir yang disusun oleh Al Habib Alawi Al Haddad, Ratib Al-Aththas dzikir yang
disusun oleh Al Habib Ali bin Husain Al Aththas..

B. ANGGOTA TUBUH DALAM DZIKIR


Pada hakikatnya semua anggota tubuh manusia dapat digunakan sebagai dzikir
asalkan digunakan untuk bersyukur atau mendekatkan diri kepada Alloh, seperti shalat
,puasa dan pergi haji . Tetapi para ahli tasauf membagi dzikir itu dengan dua bagian :
Dzikir Billisan : Berdzikir dengan menggunakan lidah dan menggerakkan kedua bibir.
‫علَى‬
َ ْ‫صالَةَ كَانَت‬ َّ ‫ع َلى ُجنُوبِ ُك ْم َف ِإذَا ا ْط َمأْنَنت ُ ْم فَأَقِي ُمواْ ال‬
َّ ‫صالَةَ إِنَّ ال‬ ‫صالَةَ فَا ْذك ُُرواْ ه‬
َ ‫ّللاَ قِيَاما ً َوقُعُودا ً َو‬ َ َ‫فَ ِإذَا ق‬
َّ ‫ض ْيت ُ ُم ال‬
ً ‫ا ْل ُمؤْ ِمنِينَ ِكتَابا ً َّم ْوقُوتا‬
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. “(QS. Annisa : 103).
Mu’az bertanya kepada Nabi tentang amal yang paling utama. Nabi menjawab :
“Sampai mati lidahmu basah dengan berdzikir kepada Alloh”. (HR. Al Baihaqi). Dalam
Hadits Qudsi dikatakan : “AKU selalu bersama hambaKU apabila ia mengingatKU dengan
menggerakkan kedua bibirnya”.Berzikir dengan lisan ada dua cara : Pertama : Sir :
berdzikir dengan suara perlahan sekiranya hanya terdengar oleh telinga orang yang
berdzikir, orang tasauf menamakan dzikir ini adalah “Azzikru Bissirry” yang merupakan
cara berdzikir yang paling Afdhol.

َ‫سكَ تَض َُّرعا ً َو ِخيفَةً َو ُدونَ ا ْل َجه ِْر ِمنَ ا ْلقَ ْو ِل ِبا ْلغُ ُد ه ِو َواآلصَا ِل َوالَ تَكُن ِ همنَ ا ْلغَا ِف ِلين‬
ِ ‫َوا ْذكُر َّربَّكَ فِي َن ْف‬
“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al Araf : 205).Kedua :Jahar : berdzikir dengan
suara keras sekira terdengar telinga orang yang berdzikir dan orang yang didekatnya.

Dzikir Bilqolbi : Berzikir dengan menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengar oleh
telinga. (QS. Ali Imran : 135).
‫ّللاِ أَالَ ِب ِذك ِْر ه‬
ُ ُ‫ّللاِ ت َ ْط َمئِنُّ ا ْلقُل‬
‫وب‬ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُواْ َوت َ ْط َمئِنُّ قُلُوبُ ُهم ِب ِذك ِْر ه‬
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Rad
: 28)
Setiap zikir Billisan dan Bilqolbi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Zikir
billisan dengan suara jahar kelebihannya disamping berzikir secara tidak langsung dapat
mengajarkan orang yang disekitarnya untuk mengikuti zikirannya seperti zikir sesudah
shalat Fardhu yang dipandu oleh imam.Sabda Nabi : “Siapa yang mengajarkan /
menunjukkan seseorang dalam kebaikan pahalanya sama dengan orang yang
mengarjakannya“.
Akan tetapi kekurangannya dekat kemungkinan menjadikan orang yang berzikir
menjadi Riya ( rasa ingin dipuji) dan Ujub (merasa dirinya lebih dari orang lain), kecuali
orang-orang yang dipelihara oleh Allah. Zikir dengan Sir atau Bilqolbi pahala dan
zikirannya hanya untuk orang yang membaca zikir tersebut, tetapi jauh kemungkinan
menimbulkan sifat yang buruk.
C. JUMLAH DALAM BER-DZIKIR :
Pada hakikatnya Allah menyuruh hambanya banyak berzikir dan jangan sampai
lalai kepadaNya dalam sedetikpun.
َّ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ا ْذك ُُروا‬
ً ‫ّللاَ ِذكْرا ً َكثِيرا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya” (QS. AL Ahzab : 41
‫سبِه ُحوهُ بُك َْرةً َوأ َ ِصيل‬
َ ‫َو‬

Artinya: “Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang ” (QS. AL Ahzab : 42)

Bahkan termasuk golongan orang munafik yang sedikit zikirnya. tetapi ada zikir
yang dibatasi dengan jumlah tertentu karena mempunyai keistimewaan dan ada maksud
tertentu. Sabda Nabi:”Aku ber-Istigfar sehari semalam 100 kali “.
Istigfar ini menunjukkan rasa syukurnya beliau dijadikan Nabi yang Makshum
(terbebas dari dosa). “Siapa yang membaca :Laa ilaaha illalloh wahdahu laasyariilalah
lahul mulku wahul hamdu wahuwa alaa kulli syai’in qodiir.sehari 200 kali maka orang-
orang yang sesudah dan sebelum-mu selalu berbuat baik kepadamu”.
Jumlah zikir dengan bilangan tertentu sering dipakai oleh para Ahli Thariqah dan
Ahli Hikmah, karena mempunyai kelebihan dan tujuaan tertentu, seperti membaca
Shalawat “Kamilah” 4444 kali dengan maksud keselamatan dan bentang dari
musuh.Angka-angka yang mereka tentukan berdasarkan dari hasil Mujahadah
(kesungguhan jiwa) dan Riyadhah (latihan jiwa) dalam menjalankan tasauf .

D. KEADAAN DALAM BER-DZIKIR DAN LARANGANNYA


Pada dasarnya berzikir tidak dibatasi dengan sesuatu apapun, karena mengingat
kepada Sang Pencipta tidak boleh dibatasi oleh apapun, kecuali ada hal-hal tertentu yang
dilarang untuk mengerjakannya.
Berzikir boleh dilakukan dalam kondisi berdiri, duduk atau berbaring

ً ‫ع َلى ا ْل ُمؤْ ِمنِينَ ِكتَابا‬


َ ْ‫صالَةَ كَانَت‬ َّ ‫علَى ُجنُو ِب ُك ْم فَ ِإذَا ا ْط َمأْنَنت ُ ْم فَأَقِي ُمواْ ال‬
َّ ‫صالَةَ إِنَّ ال‬ ‫صالَةَ فَا ْذك ُُرواْ ه‬
َ ‫ّللاَ ِق َياما ً َوقُعُودا ً َو‬ َ َ‫فَ ِإذَا ق‬
َّ ‫ض ْيت ُ ُم ال‬
ً ‫َّم ْوقُوتا‬
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ” (QS. An-Nisa : 103).
Ibnu Abbas berkata : “Ayat ini mengandung pengertian boleh berzikir pada waktu
siang atau malam, didaratan atau dilautan, sedang bepergian dalam kendaraan atau
disuatu tempat dan dalam kondisi apapun seperti, sakit atau sehat, sendiri atau ramai “.

LARANGAN DALAM BERDZIKIR :

 Zikir Bilqolbi tidak ada larangan sama sekali, tetapi zikir Billisan mempunyai larangan
tertentu : Berzikir pada tempat yang bernajis seperti WC atau kamar mandi.
 Wanita yang sedang Haidh atau orang yang sedang junub (hadats besar) dilarang membaca
sesuatu yang diambil dari Al Quran, seperti Basmalah atau Innalillahi wainna ilahi raajiun
dengan maksud membaca Al Quran.
َ‫سهُ إِ َّال ا ْل ُم َطه َُّرون‬
ُّ ‫َّال يَ َم‬
“tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.“(QS. Al Waqiah : 79). Sabda
Nabi : “Tidak boleh ada yang menjamah Al Qur’an kecuali orang yang suci”
 Orang yang sedang menjalankankan maksiat kepada Alloh , seperti sedang berjudi, berzina
atau meminum- minuman keras dengan maksud mengejek Alloh.

E. MASHDAR DZIKIR :
Mashdar zikir artinya tempat / sumber pengambilan zikir yang kita peroleh dan kita
amalkan. Mashdar zikir ada dua :
 Ma’tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari Al Quran atau Assunah. Banyak zikir-zikir
atau doa yang tertera didalam Al Quran dan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad.seperti
(QS. Al Baqarah : 156) dan Hadits diatas. Berzikir secara Ma’tsur lebih utama daripada
yang bukan Ma’tsur, karena sumbernya langsung dari Allah dan Rasul.
 Gairu Ma’tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari para ulama tasauf atau Ahli Hikmah
yang tidak ada didalam Al Quran atau Assunah, seperti zikir Asmaul A’dzom, hizib.
Mengamalkan zikir Gairu Ma’tsur sebaiknya dengan memakai Ijazah (QS. Al Fathu : 10)
agar silsilahnya sampai kepada Nabi yang Ma’tsur, karena pada umumnya para ahli tasauf
mendapatkan zikir dari Nabi secara gaib walaupun secara fisik Nabi sudah wafat, tetapi
pada Hakikatnya beliau masih hidup

F. TINGKATAN ORANG YANG BER-DZIKIR :


Meskipun manusia diciptakan Alloh dengan sempurna, tetapi ada manusia yang
paling mulia disisiNYa yaitu manusia yang paling bertaqwa. (QS. Al Hujarat : 15) dan
mereka yang mendapatkan warisan ilmu dari Alloh. (QS. Al Mujadalah : 11). Sabda Nabi
: “Siapa yang mengamalkan sesuatu yang ia dapatkan (dari Allah dan Rasul) maka Alloh
wariskan pengetahuan yang tidak pernah diketahui (orang)”.
Dalam ilmu tasawuf, orang berdzikir terbagi atas dua golongan :
 Pertama : Orang Awam yaitu golongan yang derajatnya belum mencapai Ma’rifat,
golongan awam zikirnya hanya sebatas menyebut / mengingat Allah semata.
 Kedua : Orang Arifin yaitu golongan yang derajatnya sudah mencapai Ma’rifat, bagi orang
Arifin berzikir wajib hukumnya, bila sekejap mereka lupa kepada Alloh maka berdosa
baginya dan zikirnya bukan sekedar menyebut / mengingat Alloh akan tetapi mendekatkan
diri kepada yang Zat yang Maha Esa.seperti Zikir Asma’ul ‘Adzom dan zikir Nafi – Itsbat.
Seorang sufi berkata : “Jika keinginanku terlintas bukan kepada-MU dan hatiku lalai akan
zat-Nya maka aku hukumkan diriku telah murtad“.

G. HALAQAH ZIKIR ATAU MAJLIS DZIKIR :


Salah satu cara untuk mendawamkan (kontinyu) berzikir dengan membuat Halaqah
(Forum) atau Majlis zikir, minimal dua orang atau lebih. Majlis zikir disamping untuk
memberi semangat dalam berzikir juga mengajak orang lain untuk berzikir. Adapun surah
yang artinya: “Tidaklah sekelompok orang berzikir kepada Allah disatu majlis melainkan
mengelilingi malaikat dan menurunkan rahmat kepada mereka, maka Alloh ingat kepada
mereka siapa saja yang ada disisinya“. (QS. Ali Imran : 104).
Para sufi apabila ingin berzikir sendiri maka ia membuat “Jawiyah” yaitu tempat /
pojok khusus untuk berzikir dan bila berzikir dilakukan bersama-sama maka mereka
membuat “Ribath” yaitu majlis / pesantren khusus untuk zikir bersama.
H. FAIDAH BER-DZIKIR
Setiap zikir yang dibaca oleh seseorang mempunyai manfaat yang besar didunia
dan akhirat. Diakhirat mendapat pahala sebagai balasannya adalah Syurga. Didunia zikir
dapat menenangkan jiwa dan dapat dijadikan sebagai renungan yang aplikasinya adalah
taqwa. (QS. Ar-Rad : 30). (QS. Az-Zariyat : 55). (QS. Al’Ala : 9).
Menurut ahli kebathinan (ahli Hikmah) orang yang berzikir dengan khusyu dan
memakai ritual tertentu zikir tersebut mempunyai pengaruh besar pada raganya, sehingga
seseorang yang berzikir jasadnya kuat atau dapat melambung keatas. Umar bin Khaththab
ketika beliau terkena anak panah kakinya pada suatu peperangan maka dicabut anak panah
tersebut pada waktu beliau sedang shalat agar tidak terasa sakit .
Kata orang Hikmah: Asma Alloh atau Al Quran setiap hurufnya mempunyai
khadam yang tersembunyi didalamnya yang suatu saat khadamnya dapat dipanggil dan
diperintah oleh orang yang berzikir. “Jangan engkau katakan “ALIF-LAM-MIM” satu
rangkaian huruf akan tetapi Alif Lam Mim adalah Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim
satu huruf “Nabi menjelaskan wahwa setiap satu huruf Al Quran yang dibaca mengandung
pahala jika dibaca dengan benar, jika dibaca dengan salah maka Al Quran tersebut malah
mengutuknya. “Berapa banyak orang yang membaca Al Quran sedangkan Al Quran malah
mengutuknya”.
Orang Hikmah menganggap semua huruf “Hijaiyyah” disamping mengandung
pahala juga mempunyai khadam karena Al Quran, zikir, doa, Asma Alloh dan bacaaan
lainnya tersusun dari huruf-huruf tersebut. Yang sebenarnya khadam yang ada pada zikir
adalah para Malaikat yang selalu mendekati orang yang sedang berzikir. “Tidaklah
sekelompok orang berzikir kepada Alloh didalam majlis melainkan mengelilingi para
Malaikat sambil menurunkan rahmat kepada mereka, Alloh selalu ingat kepada mereka
siapa saja yang ada disisiNya”. Saya (penulis) yaqin para Malaikat itu dapat kita panggil
dan berdialog untuk meminta sesuatu asalkan kita selalu berzikir dan tahu cara bertemunya.

KENAPA HARUS BERDZIKIR?

Berikut beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari berdzikir :

1. Membuat hati menjadi tenang. Allah berfirman : ”Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar Ra’d : 28)Banyak orang yang ketika mendapat
kesulitan maka mereka mencari cara–cara yang salah untuk dapat mencapai ketenangan
hidup. Diantaranya dengan mendengarkan musik yang diharamkan Allah, meminum
khamr atau bir atau obat terlarang lainnya. Mereka berharap agar bisa mendapatkan
ketenangan. Yang mereka dapatkan bukanlah ketenangan yang hakiki, tetapi ketenangan
yang semu. Karena cara–cara yang mereka tempuh dilarang oleh Allah dan Rasul–
Nya.Ingatlah firman Allah Jalla wa ’Ala di atas, sehingga bila kita mendapat musibah atau
kesulitan yang membuat hati menjadi gundah, maka ingatlah Allah, insya Allah hati
menjadi tenang.
2. Mendapatkan pengampunan dan pahala yang besar.“Laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala
yang besar.” (Al Ahzab : 35)
3. Dengan mengingat Allah, maka Allah akan ingat kepada kita. Allah berfirman: “Karena
itu, ingatlah kamu kepada Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan
rahmat dan pengampunan)”. (Al Baqarah : 152)
4. Dzikir itu diperintahkan oleh Allah agar kita berdzikir sebanyak–banyaknya. Firman Allah
‘Azza wa Jalla : “Hai orang–orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, dzikir yang sebanyak–banyaknya. Dan bertasbihlah kepada – Nya di waktu pagi dan
petang.” (Al Ahzab : 41 – 42)
5. Banyak menyebut nama Allah akan menjadikan kita beruntung.“Dan sebutlah (nama)
Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (Al Anfal : 45).
Pada Al Qur’an dan terjemahan cetakan Al Haramain terdapat footnote bahwa menyebut
nama Allah sebanyak – banyaknya, maksudnya adalah memperbanyak dzikir dan doa.
6. Dzikir kepada Allah merupakan pembeda antara orang mukmin dan munafik, karena sifat
orang munafik adalah tidak mau berdzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit saja. (Khalid
Al Husainan, Aktsaru min Alfi Sunnatin fil Yaum wal Lailah, Daar Balansiyah lin Nasyr
wat Tauzi’, Riyadh, Terj. Zaki Rahmawan, Lebih dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari
Semalam, Pustaka Imam Asy Syafi’i, Bogor, Cetakan I, Juni 2004 M, hal. 158).Allah
berfirman: “Sesungguhnya orang – orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An Nisaa’ : 142)
7. Dzikir merupakan amal ibadah yang paling mudah dilakukan. Banyak amal ibadah yang
sebetulnya mudah untuk kita lakukan. Semisal :
– Membaca basmillah ketika akan makan / minum
– Membaca doa keluar / masuk kamar mandi
– Membaca dzikir – dzikir sewaktu pagi dan petang
– Membaca doa keluar / masuk rumah
– Membaca doa ketika turun hujan
– Membaca dzikir setelah hujan turun
– Membaca doa ketika berjalan menuju masjid
– Membaca dzikir ketika masuk / keluar masjid
– Membaca hamdalah ketika bersin
– Membaca dzikir – dzikir ketika akan tidur
– Membaca doa ketika bangun tidurDan lain–lain banyak sekali amalan yang mudah kita
lakukan. Bila kita tinggalkan, maka rugilah kita berapa banyak ganjaran yang harusnya kita
dapat, tetapi tidak kita peroleh padahal itu mudah untuk diraih. Coba saja hitung berapa
banyak kita keluar masuk kamar mandi dalam sehari?
2. SHOLAT
Shalat menurut bahasa adalah doa. Menurut istilah (ahli fiqih) berarti perbuatan
(gerak) yang mulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dan syarat-syarat tertentu.
Pengertian shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Jika menurut bahasa, pengertian ibadah shalat adalah
berdoa. Jadi pada intinya solat adalah suatu kegiatan ibadah yang berisi doa. Solat memiliki syarat
dan juga aturan yang sudah ditentukan sehingga solat arus dilakukan sesuai dengan syariat dan
tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan
suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan persyaratan tertentu. Menurut
hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan
rasa takut kepada Allah & bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa
terhadap kebesaran & kekuasaan Allah SWT.
Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah menggambarkan rukhus shalat atau jiwa
shalat; yakni berharap kepada Allah dengan sepenuh hati dan jiwa raga, dengan segala
kekhusyu’an dihadapan Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati yang selalu berzikir,
berdo’a & memujiNya.
Dalam mengerjakan sholat harus selalu berusaha menjaga kekhusu’annya. Secara
bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u khusyu’an, yang berarti
memusatkan penglihatan pada bumi & memejamkan mata/meringankan suara ketika
shalat. Khusyu’ itu artinya lebih dekat dengan khudhu’ yakni tunduk & takhasysyu’ yakni
membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini bisa melalui suara, gerakan badan atau
pengelihatan. ketiganya itu menjadi tanda kekhusyu’an bagi seseorang dalam
melaksanakan shalat.

A. Syarat Sah Sholat


Melakukan solat tidak bisa dilakukan tanpa memiliki ilmu. Anda harus mengetahui
mengena syarat wajib dalam solat. Beberapa syarat yang harus di miliki oleh orang orang
ini menjadikan seseorang memiliki kewajiban untuk melakukan solat. Syarat wajib solat
antara lain:
1. Beragama islam
2. Memiliki akal yang sehat
3. Telah dewasa atau baligh
4. Telah sampai dakwah kepadanya artinya telah mengetahui mengenai hukum solat dan
cara solat
5. Bersih atau suci dari segala najis
6. Sadar

Setelah mengetahui pengertian shalat dan juga syarat wajib solat, berikutnya yang
juga wajib untuk diketahui adalah syarat sah solat. Berikut ini adalah syarat syah solat yang
harus dipahami oleh setiap muslim:
 Telah masuk waktu solat
 Menghadap ke arah kiblat
 Badan suci dari hadas kecil atau besar
 Menutup aurat
 Mengetahui cara melaksanakannya

B. Rukun salat
Pengertian dari shalat yang sudah anda ketahui harus dilengkapi dengan rukun salat
juga. Berikut ini adalah rukun shalat yang harus benar benar diketahui oleh muslim.
1. Niat
2. Berdiri jika mampu
3. Membaca takbiratul ikram
4. Membaca surat al fatihah setiap rokaat
5. ruku’ dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk diatara dua sujud dengan tumaninah
9. Duduk tasyahud akhir
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca sholawat
12. Salam
13. Tertib

Solat memiliki dua macam yakni solat wajib dan juga solat sunah. Sholat wajib atau
sholat fardhu dikerjakan lima kali dalam satu hari dan tidak boleh di tinggalkan. Umat
islam harus paham mengenai ilmu agama dengan baik agar ibadah bisa diterima oleh Allah
SWT.

Sholat sunah adalah solat yang tidak wajib dikerjakan namun akan sangat baik
dikerjakan karena menjadi penambah amal dan sebagai bentuk kecintaan seseorang
terhadap Nabi Muhammad. Solat yang dikerjakan memiliki manfaat yang sangat luar biasa
baik di dunia maupun diakhirat. Pengertian shalat yang telah dibahas akan membuat anda
semakin mengerti cara solat dan hukum solat bagi setiap muslim.

C. Urgensi Sholat
Urgensi Shalat adalah agar kita tahu seberapa pentingnya shalat dalam kehidupan
sehari-hari kita, karena selain mempunyai arti dalam ibadah sebagai tiang agama shalat
juga mempunyai makna lain dalam kehidupan. pada dasarnya meliputi dua aspek yaitu
aspek rohani dan aspek jasmani (Sayid Sabiq, 2010:45).
Apabila kita senantiasa mengingat Allah SWT dengan cara mengerjakan shalat
niscaya kita akan mendapatken ketentraman hati dan pikiran kita agar selalu dapat berfikir
bersih dan selalu berada dijalannya yang benar. Hati manusia yang senantiasa selalu
mengingat Allah akan terjaga jiwanya dari sifat-siat keji dan terhindar dari segala sesuatu
yang menyimpang dari agama dan jalan Allah SWT dan dibutuhkan kerohanian yang kuat
dengan sering mendekatkan jiwa dan raga kepada Allah SWT. Dengan kekuatan rohaniah
itu bebagai macam ujian hidup akan dapat dihadapi dengan kesabaran, ketenangan,
kerelaan hati yang tentram. Karena itu amat besar artinya kita selalu mohon pertolongan
kepada Allah dengan sabar dan Salat juga berfungsi untuk mencegah perbuatan keji dan
mungkar. Karena itu, mengerjakan shalat dengan khusyu’ dan benar mempunyai peranan
yang besar dalam pembentukan moral, yang membuat seseorang akan merasa malu
melanggar ketentuan-ketentuan Allah sehingga akan terdorong untuk berbuat yang selalu
mendatangkan keridhaan Allah.
D. Makna Shalat Bagi Kehidupan
Dalam agama islam ada sebuah kitab yang didalamnya itu sendiri merupakan
wahyu-wahyu (ucapan/perkataan) Allah SWT yang diturunkan melalui para Nabi dan
Rosulnya. Pelaksanaannya dijelaskan dalam sabda rosul, baik berupa gerak-gerik dan
perbuatan beliau semasa hidup.
Sebagaimana semua ibadah dalam islam, di samping mempunyai segi kerohanian
untuk menjaga hubungan dampak kejiwaan pribadi dengan Allah, ibadah shalat juga
mempunyai dampak kejiwaan, sosial, dan lain sebagainya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Agama adalah hal pokok dalam kehidupan manusia apalagi bermasyarakat. Shalat
dapat dilakukan secara individual, tetapi lebih baik apabila dilakukan secara berjamaah
dan terutama di masjid. Masjid adalah tempat ibadah nya orang islam. Masjid tempat
penting yang digunakan sebagai tempat ibadah dan di sebut juga rumah Allah. Hal ini
tentu saja karena manfaatnya terhadap masyarakat. Hikmah yang utama itu menunjukkan
keutuhan masyarakat islam dalam bahu membahu menyembah Allah. Dengan shalat lima
waktu sehari semalam secara berjamaah, msing-masing jamaah dapat saling mengenal
dan saling membahu, seperti apabila di antara jamaah ada yang menderita sakit atau
tertimpa musibah, semua jamaah segera dapat mengetahui dan dapat segera memberi
bantuan baik moril maupun materiil yang bertujuan untuk meringankan penderitaan orang
yang tertimpa musibah tersebut.
Suara azan yang dikumandangkan sebelum melakukan shalat itu sebagai
pemberitahuan telah masuknya waktu shalat. Hal itu mengandung hikmah bahwa
masyarakat diingatkan dalam lima waktu sehari semalam akan kebesaran Allah, agar
segera berhubungan dengan Allah melalui shalat. Masyarakat diminta sejenak untuk
meninggalkan pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengingat Allah.
E. Tanda – Tanda Orang Shalat
Dalam hadits Qudsi disebutkan mengenai orang-orang yang diterima shalatnya
oleh Allah Swt, "Sesungguhnya Aku (Allah SWT) hanya akan menerima shalat dari orang
yg dengan sholatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku.
Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yg lain. Dia tidak mengulangi maksiat
kepada-Ku. Dia menyayangi orang-orang miskin dan orang-orang yang menderita.
Aku akan tutup shalat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh
malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan
memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti
perumpamaan firdaus di surga."
Dalam hadis qudsi tersebut disebutkan bahwa tanda-tanda orang yang diterima
shalatnya oleh Allah Swt., adalah:
1) Dia datang untuk melaksanakan shalat dengan merendahkan diri kepada-Nya. Dalam
Al-Quran, keadaan seperti itu disebut dengan khusyu'. Dan shalat yang khusyu' adalah
salah satu tanda orang yang mukmin. Yang disebut dengan shalat yang khusyu' itu
bukan yang tidak ingat apa pun. Karena orang yang tidak ingat apa pun itu disebut
pingsan.
Diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib, apabila hendak melakukan sholat,
tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat pasi. Sehingga ketika ada orang yg bertanya
kepadanya, "Mengapa Anda ya Amirul Mukiminin?" Ali menjawab, "Engkau tidak
tahu bahwa sebentar lagi aku akan menghadapi waktu amanah." Kemudian, Ali
membacakan sebuah ayat Al-Quran: "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat
kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (QS 33: 72).
Kemudian Ali melanjutkan ucapannya, "Shalat adalah suatu amanat Allah yang pernah
ditawarkan kepada langit, bumi, dan bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka
menolaknya dan hanya manusia yang sanggup memikulnya. Memikul amanat berarti
mengabdi kepadaNya."
2) Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Jadi, tanda orang yang diterima
shalatnya ialah tidak takabur. Takabur, menurut Imam Al-Ghazali, ialah sifat orang
yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng
orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan,
kekayaan, anak buah, atau kecantikannya. Kalau Anda merasa besar karena memiliki
hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka Anda sudah takabur. Dan shalat
Anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
bersabda:
"Takkan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada rasa takabur walaupun
sebesar debu saja."
Biasanya masyarakat akan menjadi rusak kalau di tengah-tengah masyarakat itu
ada orang yang takabur. Kemudian takabur itu ditampakkan untuk memperoleh
perlakuan yg istimewa. Dan anehnya, seringkali sifat takabur ini menghinggapi para
aktivis masjid atau aktivis kegiatan keagamaan. Mereka biasanya takabur dengan
ilmunya dan menganggap dirinya paling benar.
3) Tanda orang yang diterima shalatnya ialah orang yang tidak mengulangi maksiatnya
kepada Allah Swt. Nabi bersabda, "Barangsiapa yang shalatnya tidak rnencegahnya
dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari
Allah Swt." Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw. bersabda: "Nanti, pada Hari
Kiamat, ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah Swt. Kemudian
shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan
usang. Lalu sholat itu dibantingkan ke wajahnya." Allah tidak menerima shalat itu
karena shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan
maksiat tersebut. Bukankah Al-Quran telah mengatakan, "...Sesungguhnya shalat
mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar..." (QS 29:45).
4) Orang yg diterima shalatnya ialah orang yang menyayangi orang-orang miskin. Kalau
diterjemahkan dengan kalimat modern, hal ini berarti orang yg mempunyai solidaritas
sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan
penderitaan sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk
membahagiakan orang lain. Kalau dalam shalat Anda, Anda sudah merasakan
kebesaran Allah dan tidak takabur; dan kalau Anda sudah tidak mengulangi perbuatan
maksiat sesudah shalat; dan kalau Anda sudah mempunyai perhatian yang besar
terhadap kesejahteraan orang lain, maka Allah akan melindungi Anda dengan jubah
kebesaran-Nya.
Allah akan memberi kepada Anda kemuliaan dengan kemuliaan-Nya, dan
membungkus Anda dengan busana kebesaran-Nya. samping itu, Allah akan menyuruh
para malaikat untuk menjaga Anda; dan para malaikat itu akan berkata sebagaimana
yang disebutkan dalam Al-Quran, "Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan
dunia dan akhirat. Didalamnya kamu akan memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu" (QS
41: 31).

3. DO’A
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT
seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita
berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya ( M. Afif
Anshori 2003:40).
Waktu-waktu yang tepat untuk berdoa ialah ketika membaca AlQuran, setelah
Solat wajib, pada saat tengah malam setelah sholat tahajud, saat melaksanakan ibadah haji,
Saat berpuasa wajib dan sunah.
Adapun keterkabulan dan penghalang doa sbg:
Hal yang menyebabkan doa tidak terkabulkan yaitu : karena kalian telah mengenal
Allah SWT sebagai tuhan kalian, tapi kalian tidak menaati aturan-Nya, kalian telah
memahami bahwa Rasul adalah (panutan hidup), tapi kalian enggan mengikuti jalan
hidupnya, kalian tahu bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidup, tapi kalian tidak
mengamalkan petunjuknya, kalian merindukan surga, tapi kalian tak mau mengejarnya,
kalian takut kepada neraka, tapi kalian selalu berbuat maksiat, dan kalian mengabaikan aib
mereka sendiri, namun kalian sibuk mengumpulkan aib orang (Teungku Hasbi Ash-
Shiddieqiy 2008:80).
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Zikir, Sholat, dan Doa merupakan satu elemen penting dalam ibadah kita kepada allah.
Apabila kita tidak menjalankan ibadah sholat, maka yang terjadi adalah kita akan mendapatkan
dosa. Jika tidak menjalankan pastinya kita juga tidak melaksanakan dzikir dan berdoa, karena
ketiganya sangat erat berhubungan.
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus menjalankan sholat karena itu merupakan
kewajiban kita, dan juga bermunajat kepada allah agar kita selalu mendekatkan diri kepada allah
DAFTAR PUSTAKA

1. www.masuk-islam.com/pengertian-dzikir-dan-pembahasan-dzikir-lengkap.html
2. amalilmukita.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai