Dosen Pengampu :
PROGRAM PASCASARJANA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas materi tentang Hakekat manusia (harkat,martabat,fitrah dan khalifah).
Makalah ini saya buat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah pedagogik
pendidikan dasar yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi mendapatkan yang
maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas
pembuatan makalah pedagogik pendidikan dasar ini. Saya menyadari bahwa saya tidak dapat
menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Yanti Fitria,M.Pd sebagai pembimbing kami di mata
kuliah pedagoik pendidikan dasar.
Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu karena itu kami dengan senang hati menerima saran maupun
kritik uang sifatnya menbangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata saya penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam pembuatan makalah
ini,semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….!!
DAFTAR ISI……………………………………………………………!!!
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………..1
C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..2
A.PENGERTIAN MANUSIA……………………………………………2
B.HAKEKAT MANUSIA………………………………………………...3
E.PEMAHAMAN KONSEP/EVALUASI…………………………………6
A. KESIMPULAN……………………………………………………………..7
B. SARAN………………………………………………………………………7
BAB V GLOSARIUM…………………………………………………………..9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal tersebut dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai
objek (sasaran) dariberbagai kegiatan tersebut, dari pemikiran ini selanjutnya memunculkan
banyak sebutan ataupredikat untuk manusia yang dikemukakan para ahli filsafat,
misalnya; homo sapiens,(makhluk yang mempunyai budi pekerti/berakal), animal rational
atau hayawan nathiq(binatang yang dapat berpikir), homo laquen (makhluk yang pandai
menciptakan bahasa),zoon politicoi (makhluk yang pandai bekerja sama), homo economicus
(makhluk yang tundukkepada prinsip-prinsip ekonomi), homo religious (makhluk yang
beragama), homoplanemanet (makhluk ruhaniah-spiritual), homo educandum (makhluk
yang dapatdididik/educable), serta homo faber (makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk
baru).Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai
duadimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal
dansebagainya). Unsur jasad akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap
danbangkit kembali pada hari kiamat.
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak pernah
tuntas.Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu permainan yang tidak
pernahselesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah mencetuskan
pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini pun belum ada kata
sepakat tentangpengertian manusia yang sebenarnya. Oleh karena itu kami sebagai penulis
melalui makalah ini ingin mengingatkan kembalikepada para pembaca mengenai eksistensi
dan manusia dalam pandangan islam sertatanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
dan khalifah di muka bumi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian hakikat Manusia?
2. Apakah pengertian martabat manusia?
3. Bagaimanakah tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memberikan pemahaman mengenai pengertian dan konsep manusia
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai eksistensi dan martabat manusia
3. Dapat memberikan pemahaman mengenai tanggung jawab manusia sebagai khalifah
di muka bumi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Manusia
Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman modern
inijuga belum berakhir dan tak akan berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari
berbagaisudut pandang, ada yang memandang manusia dari sudut pandang budaya
disebut Antropologi Budaya, ada juga yang memandang dari segi hakikatnya disebut
Antropologi Filsafat.Memikirkan dan membicarakan mengenai hakikat manusia inilah,
yang menyebabkan orang tidak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan
tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu apa, bagaimana, dan kemana manusia
itu nantinya. Berbicara mengenai apa itu manusia, ada beberapa aliran yang mendasari yaitu :
1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau materi.Zat
atau materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan manusia adalah unsur dari
alam maka dari itu hakikat dari manusia itu adalah zat atau materi.
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalahroh,
begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada roh di dunia
ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini
menganggapbahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan
rohani.Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asalnya, tidak tergantung satu
samalain. Jadi badan tidak berasal dari roh, juga sebaliknya. Hanya dalam
perwujudannyamanusia itu ada dua, jasad dan roh, yang keduanya berintegrasi membentuk yang
disebutmanusia.
Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56] yang artinya “Dan aku tidak
menciptakan jindan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”Hakikat manusia
sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan maknabahwa penciptaan
merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak yang ditentukan, baik
mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak mempunyai peranan apapun
dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu ketidakmampuan manusia itu
merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya manusia tidak ikut menentukan
atau memilih orang tuanya, suku atau bangsa dan lain-lain. Oleh karenanya manusia
harus menyadari atas ketentuan – ketentuan yang telah diberikan oleh Allah SWT.Sebagai
makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :
2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia adauntuk
mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul segalabentuk
karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada kesadaran
untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Misalnya
dalamsalah satu wujud kesadaran religius, bahwa manusia harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya pada ilahi.
Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar mampu
mewujudkan eksistensi yang ada dalam dirinya. Pemahaman dalam hidup akan
mengantarmanusia pada kesediaan untuk mencari makna serta arti kehidupan agar hidupnya
tidak sia-sia. Eksistensi manusia di dunia merupakan tanda kekuasaan Allah SWT terhadap
hamba-hamba-Nya, bahwa Dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga
kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan
manusiadengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT serta memikirkan
ciptaan-Nyauntuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan
dalam konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk
berbuat amal,yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama
manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia
lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat.
Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.
Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau pelengkap dibumi
semata, tetapi manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan, peran, dan tugas yang telah
melekat padanya yang terbawa sejak ia lahir ke dunia. Manusia telah dipilih oleh Allah untuk
melaksanakan tanggung jawab sebagai hambaAllah dan seorang khalifah di bumi,karena
manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibanding dengan makhluk-
makhluk yang lainnya. Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada
dengan cara mereka sendiri dan tanpa melepas tanggung jawab.
Sebagai hamba Allah, manusia memikul tanggung jawab pribadi, orang yang
berdosatidak akan memikul dosa orang lain (Q.S. Al-An'am:164) dan pada hari kiamat nanti
merekadatang kepada Allah dengan sendiri-sendiri (Q.S. Maryam:95). Ini membuktikan
bahwamanusia sebagai hamba Allah memiliki kebebasan individual atas dirinya sendiri namun
tetapbertanggung jawab atas lingkungan sekitarnya.
D. Fitrah Manusia
Kata fitrah berasal dari kata “sfatara” yang artinya ciptaan, suci dan seimbang.
Kata fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik
dalam konotasi nilai.Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat
dirujukan pada Al-araf (7): 172. Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan
ke dunia. Potensi yang di miliki manusia tersebut dapat di kelompokkan kepada dua hal,
yaitu potensi fisik dan potensi rohaniah. Potensi fisik manusia telah di jelaskan pada
bagian yang lalu sedangkan potensi rohaniah adalah akal, kalbu dan nafsu. Akal dalam
pengertian bahasa Indonesia berarti pikiran/rasio.
Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa arab yaitu
menahan dan orang akil di zaman zahilliyah yang dikenal dengan darah panasnya dapat
mengambil sikap dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang
di hadapinya).Menurut Al-Ghazali Fitrah manusia:
1. Kemampuan dasar sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk berkembang.
2. Potensi dasar yang berkembang secara menyeluruh menggerakkan seluruh aspek
secara mekanik dimana satu sama lain saling mempengaruhi menuju kearah
tertentu.
3. Merupakan komponen dasar yang bersifat dinamis, dan responsif terhadap pengaruh
luar yang meliputi: bakat, insting, hereditas, nafsu, karakter dan intuisi.
PEMAHAMAN KONSEP/EVALUASI
Soal Hots
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang manusia
kitaharus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Sebagaimakhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus saling
tolongmenolong dalam kebaikan antar sesama.Untuk kedepannya tugas dalam membuat
makalah ini sangat dianjurkan untukdilanjutkan, karena bisa menambah wawasan manusia
tentang pengetahuan Agama. Selain itu,makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca
untuk menggali lebih dalam HakikatManusia menurut Islam.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :
Direktorat Jenderal KelembagaanAgama Islam. 2001.
H.S, Nasrul,dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum.Padang: UNP
press
BAB V
GLOSARIUM
Dualisme→dua substansi
Eksistensi→keberadaan
Klasifikasi→pembagian
Prestige→prabawa
Ideologi→pemikiran
Argumentasi→pendapat
Hereditas→pewarisan
Intuisi→naluri
BAB VI
INDEKS MATERI
Argumentasi→ 13
Dualisme→ 6
Eksistensi→ 6, 8
Globalisasi→10
Hereditas→13
Homoni Lopos→12
Ideologi→9
Intuisi→13
Konteks→8
Klasifikasi→9
Manifestasi→6
Prestige→9