Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANAK SEBAGAI TITIPAN ILAHI

Dosen Pengampu :

Dr. Yanti Fitria, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah
ini kami membahas materi tentang Anak sebagai titipan Ilahi.

Makalah ini saya buat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah
pedagogik pendidikan dasar yang sangat diperlukan dalam materi perkuliahan demi
mendapatkan yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa
yang menjadi tugas pembuatan makalah pedagogik pendidikan dasar ini. Saya menyadari
bahwa saya tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Yanti Fitria,M.Pd
sebagai pembimbing kami di mata kuliah pedagoik pendidikan dasar.

Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu karena itu kami dengan senang hati menerima saran
maupun kritik uang sifatnya menbangun untuk perbaikan selanjutnya.

Akhir kata saya penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini,semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang,20 september 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………....!!

DAFTAR ISI…………………………………………………………..!!!

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………….1

A. LATAR BELAKANG………………………………………….1

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………….1

C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

A.ANAK SEBAGAI AMANAH ATAU TITIPAN ILAHI

B.HUBUNGAN ANAK DENGAN DENGAN LINGKUNGAN SEBAYANYA

C.HUBUNGAN ANAK DENGAN LINGKUNGAN KELUARGA

D.HUBUNGAN ANAK DENGAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN SEKOLAH

E.PEMAHAMAN KONSEP/EVALUASI

BAB III PENUTUP………………………………………………………...7

A. KESIMPULAN………………………………………………………….7

B. SARAN………………………………………………………………….7

BAB IV DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….8

BAB V GLOSARIUM……………………………………………………..9

BAB VI INDEKS MATERI………………………………………………10


BAB I

PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan sebuah titipan dari Allah S.W.T untuk orangtua yang
mengandungnya. Sebuah titipan yang diwajibkan untuk dirawat, dijaga, dilindungi dan
memberikan setiap kebutuhan anak seperti kesehatan, menjaga tumbuh kembangnya,
kesejahterahan dan pendidikan yang laik demi masa depan yang cerah dikemudian hari. Oleh
karena itu, orangtua perlu menjaga potensi dasar yang ada pada anak dengan sebaik-baiknya.
Salah satu potensi dasar yang dimiliki anak yang perlu dijaga dan dibina adalah kemampuan
sosial. Hal ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup dari
bantuan manusia satu dengan yang lainnya. Kemampuan sosial anak dapat dikembangkan
melalui adanya stimulasi yang dilakukan oleh lingkungan anak seperti lingkungan keluarga
dan akan masuk pada lingkungan baru yaitu sekolah dan lingkungan di luar rumah. Anak
berinteraksi dengan orang-orang yang berada di lingkungannya. Anak tidak hanya bertemu di
lingkungannya dengan keluarga dekatnya, tetapi juga bertemu dengan orang-orang yang baru
dikenalnya. Pertemuan-pertemuan anak dengan orang lain menciptakan adanya interaksi
dalam setiap kegiatan yang dilakukan anak. Langkah awal sebagai makhluk sosial yang dapat
berinteraksi 2 dengan manusia selain dirinya sendiri dimulai dari masa kanakkanak. Sebagai
makhluk sosial, anak dapat berinteraksi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompok.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi
sosial, dimana manusia perlu mengadakan kontak sosial yaitu berhubungan dengan orang
lain. Kontak sosial ini dapat dilakukan secara verbal maupun non-verbal agar dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Aspek-aspek komunikasi interpersonal adalah
kemampuan untuk mengirim pesan-pesan kepada orang lain secara akrab, dialogis, saling
memahami, saling pengertian dengan efek dan umpan balik langsung. Melalui komunikasi ini
diharapkan dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Pada umumnya
komunikasi interpersonal terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi
dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu
sama lain.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Teman sebaya berperan terhadap perkembangan pribadi dan sosial, yaitu dengan
menjadi agen sosialisasi yang membantu membentuk perilaku dan keyakinan mereka. Dalam
hal ini teman sebaya menentukan pilihan tentang cara menghabiskan waktu luang, misalnya
dengan belajar bersama. Dengan teman sebaya, anak mengembangkan keterampilan yang
diperlukan untuk bersosialisasi dan menjalin keakraban, Anak mampu meningkatkan
hubungan dengan teman, anak mendapatkan rasa kebersamaan. Selain itu, anak termotivasi
untuk mencapai prestasi dan mendapatkan rasa identitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari anak sebagai titipan Ilahi?
2. Bagaimana hubungan anak dengan lingkungan sebayanya?
3. Bagaimana hubungan anak dengan lingkungan sekolah dan masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian dari anak sebagai titipan Ilahi
2. Agar mengetahui bagaimana hunungan anak dengan lingkungan sebayanya
3. Agar mengetahui hubungan anak dengan lingkungan sekolah dan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

1. Anak Sebagai Amanah Atau Titipan Ilahi

Setiap anak yang dilahirkan adalah dalam keadaan fitrah ( suci ), maka tergantung
kepada kedua orang tuanya lah ia menjadi nasrani atau majusi ( Al Hadis ). Di dalam islam
tidak ada faham dosa turunan, yang ada adalah setiap bayi yang dilahirkan oleh orang tuanya
ke dunia ini, baik berayah atau tidak, baik yang sempurna maupun tidak semuanya dalam
keadaan suci tidak mempunyai dosa sedikitpun apalagi dosa turunan dari orang tuanya,
karena sejak ruh mereka diciptakan oleh Alloh sudah ditanya atau disumpah oleh Allah
dengan kalimat Alastu Birobbikum , apakah Aku (Allah) ini Tuhanmu..? dan mereka secara
serentak menjawab qoluu bala syahidna, iya.. kita semua bersaksi bahwa Engkau adalah
Tuhanku, sehingga dapat dipastikan semua bayi yang lahir adalah dalam keadaan beriman
bersih suci tidak membawa dosa sedikitpun dan tinggal orang tuanya lah yang bisa
menjadikan mereka tetep beriman atau tidak.

Banyak orang yang pingin mempunyai anak, dengan segala daya dan upaya berusaha
untuk mendapatkan keturunan, tetapi jika Allah belum menghendaki, maka tidak akan
mendapatkan keturunan yang mereka inginkan. Tetapi sebaliknya, banyak orang yang dikasih
banyak keturunan hampir setiap tiga tahun dapat melahirkan seorang anak akan tetapi ada
sebagian dari mereka menyia -nyiakan, ada yang dibuang, ada yang dibunuh dan ada yang
ditelantarkan. Ketahuilah bahwa anak itu titipan Alloh yang harus kita jaga dengan baik
sampai pada saatnya kita sudah tidak berkewajiban lagi yaitu setelah mereka menikah.

Memberi nama yang baik menurut agama, mengaqiqohi, menghitankan, memberi


pendidikan yang layak sampai dengan menikahkan adalah rangkaian kewajiban orang tua
yang diamanati Allah seorang anak. Mendidik anak tidak hanya di saat mereka sudah besar,
tetapi dimulai dari sebelum kita menikah. Kita melakukan taaruf dengan calon istri / suami (
bahasa kerennya pacaran) akan menentukan kualitas anak kita besuk, saat proses setelah
pernikahan, saat hamil, bahkan sampai dengan saat melahirkan semuanya merupakan proses
pendidikan orang tua terhadap anak. jika anak sudah usia sekolah orang tua pun wajib
mencarikan sekolah yang baik, yaitu sekolah yang ada pendidikan agamanya dan juga
pendidikan umumnya, sehingga anak mempunyai bekal hidup yang lengkap baik saat di
dunia maupun di akherat kelak.
Sebagai orang tua ( baik orang tua asli maupun sebagai guru ) kita harus pandai -
pandai dalam mendidik anak-anak kita. setiap anak mempunyai potensi dan karakter yang
berbeda, itu kata dasar yang kita gunakan untuk mendidik, sehingga anak tidak jadi salah
asuh yang akhirnya tersesat di kemudian hari. Anak yang memiliki potensi dasar matematik,
tidak bakal tertarik dan berhasil mendalami ilmu bahasa, anak yang potensinya di bidang seni
tidak mungkin tertarik dan berhasil mendalami bidang sains, demikian seterusnya.
Memberikan pendidikan dasar dalam berbagai bidang keilmuan wajib, terutama di bidang
ilmu agama. akan tetapi untuk pendalaman atau specialisasinya harus diarahkan yang sesuai
dengan potensi dasarnya. Jadi sebagai orang tua kita tidak boleh egois, kita paksa anak-anak
kita untuk menuruti kehendak dan keinginan kita, tetapi sebagai orang tua wajib
mengarahkan, agar anak tidak tersesat dan bisa berkembang sesuai potensi dasarnya. Itulah
pentingnya orang tua memahami karakteristik anak-anaknya, agar kita dapat mendidik
dengan tepat dan akhirnya anak bisa berkembang maksimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki tentunya menjadi anak yang cerdas pintar dan soleh serta berakhlakul karimah
karena anak akan dapat menolong ( memberikan syafaat ) kepada orang tuanya, baik saat di
dunia, di alam kubur, dan di akherat kelak ( Wallohu A'lam).

2. Hubungan Anak Dengan Lingkungan Sebayanya

Pengertian Interaksi Teman Sebaya

Interaksi teman sebaya merupakan bentuk hubungan sosial yang terjadi di antara
anak. Dalam berinteraksi timbullah reaksi sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
kalangan siswa. Reaksi tersebutlah yang menyebabkan seorang anak menjadi bertambah luas
pengetahuan dan sekaligus menjadi pengalaman bagi dirinya di masa akan datang. Misalnya
kalau temannya rajin belajar, maka dia akan mengikuti dan melakukan seperti temannya itu.
Menurut Soerjono Soekanto, seseorang dalam memberikan reaksi atas perbuatan/tindakan
orang lain, mempunyai kecenderungan untuk memberikan keserasian dengan tindakan-
tindakan orang lain. Mengapa? Karena manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai dua hasrat
atau keinginan pokok yaitu :

a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya.


b. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya.Interaksi adalah suatu
hubungan antara individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya.
Untuk terjadinya pergaulan yang baik dalam suatu hubungan itu diperlukan beberapa
persyaratan tertentu, antara lain:

a. Setiap anggota kelompok yang bergaul itu harus sadar bahwa ia merupakan sebagian
dari kelompok tersebut.
b. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah
erat. Faktor tersebut dapat berupa perasaan yang sama, nasib yang sama, kepentingan
yang sama, tujuan yang sama dan lain-lain.
c. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku
d. Bersistem dan berproses

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Teman sebaya Teman sebaya merupakan


suatu kenyataan adanya anak yang diterima ataupun ditolak oleh teman sebayanya.
Berkenaan hal tersebut, Hasman mengemukakan bahwa terdapat factor-faktor yang
menyebabkan diterima atau ditolaknya seorang anak dalam berinterkasi dengan teman
sebayanya, yaitu :

1) Factor-faktor yang menyebabkan anak diterima oleh teman sebayanya, meliputi:


a. Penampilan (performance) dan perbuatan antara lain berperilaku baik dan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kelompok.
b. Kemampuan berpikir antara lain mempunyai inisiatif atau ide-ide yang positif dan
selalu mementingkan kepentingan kelompok
c. Sikap, sifat, dan perasaan antara lain bersikap sopan, peduli terhadap orang lain,
penyabar dan tidak egosentris.
d. Pribadi antara lain bertanggung jawab dan dapat menjalankan pekerjaan dengan
baik, menaati peraturan-peraturan kelompok, dan mampu menyesuaikan diri
dalam berbagi situasi dan pergaulan social.
2) Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang ditolak oleh teman sebayanya, meliputi:
a. Penampilan (performance) dan perbuatan anatara lain sering menentang, pemalu,
dan senang menyendiri.
b. Kemampuan berfikir antara lain malas

Fungsi Interaksi Teman sebaya

Fungsi yang penting dalam interaksi teman sebaya ini adalah anak menerima umpan
balik tentang kemampuan-kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya sehingga anak
dapat mengevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama atau lebih jelek dari yang
dilakukan oleh teman-teman sebayanya. Anak cendrung untuk mengikuti pendapat dari
kelompoknya dan menganggap bahwa kelompok itu selalu benar. Kecendrungan untuk
bergabung dengan teman sebaya didorong oleh keinginan untuk mandiri, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Hurlock bahwa melalui hubungan teman sebaya anak berfikir mandiri,
mengambil keputusan sendiri, menerima bahkan menolak pandangan dan nilai yang berasal
dari keluarga dan mempelajari pola perilaku yang diterima didalam kelompoknya.

Latar belakang Timbulnya Kelompok Teman Sebaya

Individu hidup dalam tiga lingkungan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Anak
dan tumbuh berinteraksi dalam dua dunia social. Menurut Rahmat dua dunia tersebut yaitu:

1. Dunia orang dewasa, misalnya orang tuanya, gurunya dan tetangganya.


2. Dunia peer group-nya (sebayanya), misalnya kelompok permainan, kelompok teman
sebaya. Didalam dunia social tersebut juga dapat perbedaan dasar dan perbedaan
berpengaruh .
3. Perbedaan dasar Dalam dunia dewasa, anak selalu berada dalam posisi subordinat
status-status bawahan) dengan kata lain status dunia dewasa selalu diatas anak. Pada
dunia sebayanya, anak mempunyai status yang sama diantara yang lainnya. 2)
Perbedaan berpengaruh Pengaruh kelompok teman sebaya semakin lama semakin
penting fungsinya dibandingkan denga pengaruh keluarga.

Berdasarkan uraian diatas, timbullah latar belakang adanya kelompok teman sebaya,
yaitu:

a. Adanya perkembangan proses sosialisasi Pada usia kanak-kanak, anak mengetahui


proses sosialisasi. Anak belajar memperoleh kemantapan social ketika mereka belajar
b. Kebutuhan untuk menerima penghargaan Secara psikologis, anak membutuhkan
penghargaan diri orang lain untuk memperoleh kepuasan dari apa yang telah
dicapainya. Anak bergabung dengan teman sebaya yang mempunyai kebutuhan
psikologis yang sama yaitu ingin dihargai. Dengan demikian, anak akan merasakan
kesamaan atau kekelompokkan dalam kelompok teman sebayanya.
c. Perlu perhatian dari orang lain Anak perlu perhatian dari orang lain terutama yang
merasa senasib dengan dirinya. Hal ini dapat ditemui dalam kelompok sebayanya
karena anak merasa sama dengan yang lainya.
d. Ingin menemukan dunianya didalam dunia kelompok teman sebaya anak dapat
menemukan dunianya yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Anak mempunyai
persamaan pembicaraan disegala bidang. Misalnya pembicaraan tentang hobby dan
hal-hal menarik lainnya

Jenis Interaksi Teman Sebaya

Anak cendrung melepaskan diri dari ketergantungan terhadap keluarga membuat anak
mulai memasuki lingkungan social masyarakat yang lebih luas. Anak akan memilih
lingkungan yang sesuai dengan kehendaknya dan mulai membentuk suatu kelompok yang
memiliki karakteristiik anggota yang sama. Sejalan dengan uraian diatas, Hurlock membagi
kelompok teman sebaya ke dalam beberapa jenis dan karakteristiknya, yaitu14:

1. Teman Dekat adalah orang yang memuaskan kebutuhan anak akan teman melalui
keberadaannya di lingkungan di anak. Anak dapat mengamati dan mendengarkan
mereka tetapi tidak memiliki interaksi langsung dengan mereka. Mereka bisa terdiri
atas berbagai usia dan jenis kelamin.
2. Teman bermain adalah orang yang melakukan aktivitas yang menyenangkan dengan
si anak.
3. Hubungan Anak Dengan Lingkungan Keluarga

Sebelum anak mengenal lingkungan sekolah dan masyarakat, keluargalah yang


pertama dijumpainya. Lingkungan menurut Webster’s dalam Hadikusumo diterangkan
sebagai kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan
perkembangan suatu organisasi. Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika),
sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto juga menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan lingkungan (environment) adalah semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-
cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
processes. Dari pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia serta mempengaruhi kehidupan baik secara langsung
maupun tidak langsung Sedangkan Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana
dalam kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri atas ayah ibu dan anak-anak. Dengan
demikian, kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa
keagamaan anak.

Lingkungan keluarga memang sangat mempengaruhi sikap keberagamaan seseorang,


dikarenakan setiap individu dalam keluarga itu saling memberi contoh terhadap yang lain,
terutama sekali adalah orang tua. Keluarga yang religius akan menanamkan sikap
keberagamaan yang teratur beribadah, dengan demikian orang tua memiliki tanggung jawab
terhadap anggota keluarga yang lain. Menurut Gunarsa lingkungan keluarga merupakan
“lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak”11.
Dari anggota-anggota keluarganya (ayah, ibu, dan saudarasaudaranya) anak memperoleh
segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan, dan
pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam
berperilaku. Dalam hal ini berarti lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama ini sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam
keluarga, anak pertama kali mendapat pengetahuan tentang nilai dan norma.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Lingkungan keluarga adalah


lingkungan pertama dan utama yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Di
lingkungan keluarga anak mendapatkan perhatian, kasih sayang, dorongan, bimbingan,
keteladanan, dan pemenuhan kebutuhan ekonomi dari orang tua sehingga anak dapat
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya demi perkembangannya di masa
mendatang. Orang tua memiliki tugas dan kewajiban yang cukup berat yaitu mengembangkan
potensi anak yang telah diwarisi sejak lahir. Anak memiliki potensi agamis akan tetapi hal itu
sangat tergantung kepada usaha orang tua untuk mengembangkannya. Oleh karena itu orang
tua memiliki kewajiban diantaranya:

a. Mengajarkan ilmu agama Islam.

b. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak.

c. Membimbing agar anak menjalankan ajaran agama Islam.

d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia.

Masing-masing tugas tersebut dan kewajiban tersebut harus dijalankan dengan baik
oleh orang tua terhadap anaknya agar kelak dapat mewujudkan anak-anak yang
berkepribadian yang utama.

Fungsi keluarga menurut Soelaeman dalam Yusuf, fungsi keluarga sebagai berikut:

a. Fungsi edukasi Fungsi edukasi adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan
pendidikan anak khususnya dan pendidikan serta pembinaan anggota keluarga
pada umumnya. Fungsi edukasi ini tidak sekedar menyangkut pelaksanaan tetapi
menyangkut pula penentuan dan pengukuan landasan yang mendasari upaya
pendidikan itu, pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan
pengolahannya, penyedian sarana dan prasarana dan pengayaan wawasannya.
b. Fungsi sosialisasi Tugas keluarga tidak hanya mengembangkan individu menjadi
pribadi yang mantap tetapi juga upaya membantunya dan mempersiapkannya
menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi sosial,
keluarga menduduki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan
sosial dan norma-norma sosial.
c. Fungsi lindungan atau fungsi proteksi Mendidik hakekatnya bersifat melindungi
yaitu melindungi anak dari tindakan yang tidak baik dan dari hidup yang
menyimpang norma. Fungsi ini juga melindungi anak dari ketidak mampuannya
bergaul dengan lingkungan bergaulnya, melindungi dari pengaruh yang tidak baik.
d. Fungsi afeksi atau fungsi perasaan Anak berkomunikasi dengan lingkungannya
juga dengan keluarganya dengan keseluruhan pribadinya. Kehangatan yang
terpancar dari keseluruhan gerakan, ucapan, mimik serta perbuatan orang tua
merupakan bumbu pokok dalam pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga.
Makna kasih sayang orang tua pada anaknya tidak tergantung dari banyaknya
hadiah yang diberikan tetapi sejauh mana kasih sayang tersebut dipersepsikan atau
dihayati. Yang ingin dicapai dalam fungsi ini adalah menciptakan suasana
perasaan sehat dalam keluarga.
e. Fungsi religius Keluarga wajib memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga lainnya kepada kehidupan beragama. Tujuannya untuk mengetahui
kaidah-kaidah agama juga untuk menjadi insan yang beragama sehingga
menggugah untuk mengisi dan mengarahkan hidupnya untuk mengabdi kepada
Tuhan.

Ciri-ciri Lingkungan keluarga

Suatu keluarga menurut Machiever dan Page yang dikutip oleh Soelaeman memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

a. Adanya hubungan berpasangan antara kedua jenis (pria dan wanita )


b. Dikukuhkan oleh suatu pernikahan
c. Ada pengakuan terhadap keturunan (anak) yang dilahirkan dalam rangka
hubungan tersebut .Adanya kehidupan ekonomis yang dilakukan bersama
d. Diselenggarakan kehidupan berumah tangga.

Menurut Burges dan Locke Lembaga keluarga memiliki ciri-ciri tertentu,yaitu:

a. Keluarga merupakan unit sosial yang disatukan oleh ikatan perkawinan,darah


atau adopsi.
b. Anggota keluarga hidup dalam satu atap yang merupakan rumah tangga (
Household)
c. Merupakan satuan sosial yang berinteraksi dan berkomunikasi
sehinggalahirlah peran sosial di keluarga tersebut.
d. Menjadi pemelihara kebudayaan bersama. Dari beberapa ciri Lingkungan
Keluarga dapat kita simpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan suatu
daerah yang terdiri dari ayah, ibu dan anak untuk mencapai tujuan bersama .
orang tua yang bertanggung jawab atas pembentukan kepribadian anak,
mendapatkan kasih sayang, perhatian. dan dorongan

4. Hubungan Anak Dengan Lingkungan Masyarakat Dan Sekolah/Lembaga


Pendidikan

Sekolah pada dasarnya menjadi tempat menuntut ilmu bagi setiap orang, dimana
sekolah sebagai pendidikan formal harus bisa memenuhi kebutuhan pendidikan dalam
menunjang proses belajar dan mengajar dalam hal ini sekolah harus memiliki lingkungan
sekolah yang sesuai setandar.

Lingkungan berasal dari kata lingkung yang berarti ”sekeliling, sekitar, selingkung,
seluruh suatu lingkaran, daerah dan sebagainya15 . Menurut Sartain (ahli psikolog Amerika),
yang di maksud lingkungan (anvirpnment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan
cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
processes.

Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan fungsi yang sangat penting dalam
pengelolaan pendidikan, karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga sangat
ditentukan oleh berfungsi atau tidaknya humas pendidikan. Sekolah berada di tengah-tengah
masyarakat yang menjadi tumpuan harapan masyarakat untuk kemajuan mereka. Untuk dapat
menjalankan fungsi ini hubungan sekolah dengan masyarakat harus selalu baik. Dengan
demikian terdapat kerja sama serta situasi saling membantu antara sekolah, pemerintah, dan
masyarakat. Relasi tanggung jawab itu tidak dapat dilaksanakan apabila hubungan sekolah
dan masyarakat tidak terjalin dengan baik. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dan berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu sangat diperlukan
hubungan yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang
terjadi di sekitar lingkungan pendidikan ini berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.
Sehingga pihak sekolah sangat berkontribusi besar untuk penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas dengan membangun relasi antara masyarakat sekitar dengan pihak sekolah.

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan


oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatakan aspirasi,
simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya 1 Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat, Padang 2019 kerjasama untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi
sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program-program sekolah
yang bersangkutan sehingga sekola tersebut bisa tetap eksis. Hubungan sekolah dengan
masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta
mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan
sekolah. Kindred, Balgin dan Gallagher mendefinisikan husemas ini sebagai usaha kooperatif
untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling
pengertian antara sekolah, personil sekolah dan masyarat.

Hubungan sekolah dan masyarakat meruapakan fungsi yang sangat penting dalam
pengelolaan pendidikan, karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga sangat
ditentukan oleh berfungsi atau tidaknya humas pendidikan. Husemas adalah serangkaian
kegiatan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat.
Hubungan yang harmonis tersebut dimaksudkan agar sekolah mendapat dukungan yang
positif dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah.

Pengaruh ekonomi, sosial maupun budaya dan lain sebagainya yang mendorong
semakin kuatnya rasa ketergantungan saling membutuhkan kerja sama saling dukung
mendukung satu sama lain untuk selanjutnya. Adapun tujuan yang lebih konkret hubungan
antara sekolah dan masyarakat antara lain adalah :

a. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas peserta didik.


b. Berperan dalam memahami kebutuhan kebutuhan masyarakat yang sekaligus menjadi
desahan yang dirasakan saat ini.
c. Berguna dalam mengembangkan program-program sekolah ke arah yang lebih maju
dan lebih membumi agar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai pengguna
jasa pendidikan.

Lingkungan dan sekolah satu sama lain saling mempengaruhi, lingkungan sekolah yang
jelek terhadap sekolah dengan kata lain dapat dikatakan lingkungan yang tidak mendukung,
baik lingkungan keluarga yang harus senantiasa mendidik dan mengawasi purta putrinya agar
menjadi anak yang baik dan tidak nakal juga lingkungan yang bersifat material misalkan
sekolah yang pekarangan sekolah tidak berpagar permanen dan tidak dijaga akan
berpengaruh kepada kebebasan siswa keluar masuk pekarangan sekolah dan ini berakibat
kepada ketidak disiplinan sekolah atau tidak disiplin belajar, tidak adanya tempat parkir
disekolah akan menyebabkan siswa menitipkan motor dimana saja di masyarakat lingkungan
sekolah yang memudahkan siswa sewaktu-waktu membolos, demikian pula pengembangan
fasilitas ruang belajar karena merasa nyaman. Demikian pula adanya kerja sama yang baik
antara antara sekolah dengan masyarakat lingkungan sekolah, sehingga saling memahami dan
saling mendukung untuk kemajuan bersama yaitu kemajuan sekolah dan kemajuan
masyarakat lingkungan sekolah.

Anak merupakan sebuah titipan dari Allah S.W.T untuk orangtua yang mengandungnya.
Sebuah titipan yang diwajibkan untuk dirawat, dijaga, dilindungi dan memberikan setiap
kebutuhan anak seperti kesehatan, menjaga tumbuh kembangnya, kesejahterahan dan
pendidikan yang laik demi masa depan yang cerah dikemudian hari. Oleh karena itu,
orangtua perlu menjaga potensi dasar yang ada pada anak dengan sebaik-baiknya. Salah satu
potensi dasar yang dimiliki anak yang perlu dijaga dan dibina adalah kemampuan sosial. Hal
ini dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup dari bantuan manusia
satu dengan yang lainnya. Kemampuan sosial anak dapat dikembangkan melalui adanya
stimulasi yang dilakukan oleh lingkungan anak seperti lingkungan keluarga dan akan masuk
pada lingkungan baru yaitu sekolah dan lingkungan di luar rumah. Anak berinteraksi dengan
orang-orang yang berada di lingkungannya. Anak tidak hanya bertemu di lingkungannya
dengan keluarga dekatnya, tetapi juga bertemu dengan orang-orang yang baru dikenalnya.
Pertemuan-pertemuan anak dengan orang lain menciptakan adanya interaksi dalam setiap
kegiatan yang dilakukan anak. Langkah awal sebagai makhluk sosial yang dapat berinteraksi
dengan manusia selain dirinya sendiri dimulai dari masa kanakkanak.
EVALUASI/PEMAHAMAN KONSEP

Soal Hots

1. Orang tua memiliki tugas dan kewajiban yang cukup berat yaitu mengembangkan
potensi anak yang telah diwarisi sejak lahir. Anak memiliki potensi agamis akan
tetapi hal itu sangat tergantung kepada usaha orang tua untuk mengembangkannya.
Oleh karena itu orang tua memiliki kewajiban.Dibawahini yang bukan termasuk
sebagai kewajiban orangtua kecuali....
a. Mengajarkan ilmu agama Islam.
b. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak.
c. Membimbing agar anak menjalankan ajaran agama Islam.
d. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia
e. Menelantarkan anak
2. Pengaruh ekonomi, sosial maupun budaya dan lain sebagainya yang mendorong
semakin kuatnya rasa ketergantungan saling membutuhkan kerja sama saling dukung
mendukung satu sama lain untuk selanjutnya. Berikut ini tujuan yang lebih konkret
hubungan antara sekolah dan masyarakat kecuali....
a. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas peserta didik.
b. Berperan dalam memahami kebutuhan kebutuhan masyarakat yang sekaligus
menjadi desahan yang dirasakan saat ini.
c. Berguna dalam mengembangkan program-program sekolah ke arah yang lebih
maju dan lebih membumi agar dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan
d. Berguna dalam mengembangkan kehidupan masyarakat
3. Dibawah ini yang termasuk sebagai ciri-ciri keluarga kecuali....
a. Adanya hubungan berpasangan antara kedua jenis (pria dan wanita )
b. Dikukuhkan oleh suatu pernikahan
c. Ada pengakuan terhadap keturunan (anak) yang dilahirkan dalam rangka
hubungan tersebut .Adanya kehidupan ekonomis yang dilakukan bersama
d. Diselenggarakan kehidupan berumah tangga.
e. Dilakukan oeh sesama masyarakat
4. Ani sedang memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi sosiologi .
selanjutnya, Ani mengemukakan pendapat mengenai materi tang disampaikan guru.
Deskripsi tersebut berkaitan dengan hubungan anak dengan sekolah yaitu....
a. Muncul kepuasan pribadi
b. Terjadinya komunikasi antar pihak
c. Timbul dinamika pembelajaran
d. Adanya nilai dan norma yang mengikat siswa
e. Hubungan antara siswa dan guru semakin baik
5. Andi sedang berlatih mempresentasika tugas laporannyadi depan keluarganya. Andi
dengan senang hati menerima tanggapan dan menghargai pendapat yang
dikemukakan keluarganya.Hubungan interaksi yang terjalin antara rima dan
keluarganya merupakan contoh akomoodasi berbentuk....
a. Kerjasama
b. Kompromi
c. Toleransi
d. Konsiliasi
e. Mediasi
6. Berikut ini adalah faktor yang memengaruhi cepat lambatnya proses integrasi,
kecuali. . . .
a. homogenitas kelompok
b. heterogenitas kelompok
c. mobilitas geografis
d. efektivitas komunikasi
e. besar kecilnya kelompok
7. Berikut ini yang termasuk faktor penghambat integrasi sosial adalah . . . .
a. adanya intoleransi terhadap kebudayaan yang berbeda
b. kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
c. adanya perkawinan campur
d. adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
e. adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
8. Integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya . . . .
a. tidak ada kesepahaman antarkelompok
b. konsensus bersama tentang nilai
c. masyarakat yang melanggar norma
d. nilai dan norma baru saja dicanangkan
e. kebutuhan masyarakat sulit dicukupi

Kunci Jawaban

1. E
2. D
3. E
4. C
5. B
6. D
7. A
8. D
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta mempengaruhi
kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung Sedangkan Keluarga merupakan
satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan manusia. Anggota-anggotanya terdiri
atas ayah ibu dan anak-anak. Dengan demikian, kehidupan keluarga menjadi fase sosialisasi
awal bagi pembentukan jiwa keagamaan anak.

Hubungan sekolah dan masyarakat meruapakan fungsi yang sangat penting dalam
pengelolaan pendidikan, karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan juga sangat
ditentukan oleh berfungsi atau tidaknya humas pendidikan. Husemas adalah serangkaian
kegiatan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat.
Hubungan yang harmonis tersebut dimaksudkan agar sekolah mendapat dukungan yang
positif dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran disekolah.

B. SARAN

Sebagai orang tua ( baik orang tua asli maupun sebagai guru ) kita harus pandai -
pandai dalam mendidik anak-anak kita. setiap anak mempunyai potensi dan karakter yang
berbeda, itu kata dasar yang kita gunakan untuk mendidik, sehingga anak tidak jadi salah
asuh yang akhirnya tersesat di kemudian hari.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/6208/3/BAB%20II.pdf

Barnadib, Sutari Imam. 1999. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi
Offset.

M.I Soelaeman.1994.Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: IKIP

Hoetomo.2005.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya, Mitra pelajar. hlm.318 16

Hasbullah.2013.Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta : Rajawali Pers. Cet. 11, hlm.32 17

Yusuf, Syamsu.2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya. hlm. 54

Afriansyah, H. (2019). Supervisi. Administrasi Sarana Prasarana Pendidikan di Sekolah.


Padang: osf.io.https:// doi.org/10.17605/OSF.IO/EQTFB Asnawir. (2005).
Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN IB Press.

http://repository.radenintan.ac.id/1339/3/BAB_II_.pdf
BAB V

GLOSARIUM

EDUKASI→Peerubahan perilaku yang dinamis


AFEKSI→Reaksi emosional
PROTEKSI→ Upaya dalam melindungi sesuatu
ASPIRASI→Harapan

INDEKS MATERI

E
EDUKASI→11
A
AFEKSI→12
P
PROTEKSI→ 12
A
ASPIRASI→14

Anda mungkin juga menyukai