Anda di halaman 1dari 6

ESAI

PERLINDUNGAN
PROFESI GURU

OLEH
REDY YUNIARTO

SMKN NGADIROJO
DINAS PENDIDIKAN JAWA TIMUR
2019
Perlindungan Profesi Guru:
Aspek Hukum, Profesi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Serta Hak
Atas Kekayaan Intelektual
Pendidikan adalah gerbong menuju perkembangan bangsa yang lebih maju.
Pendidikan merupakan sebuah subsistem yang utama dalam pembangunan
peradaban suatu bangsa, sehingga selalu memerlukan perhatian dan perbaikan
secara terus menerus. Pendidikan yang berkualitas akan berdampak kualitas
sumberdaya manusia suatu bangsa.
Salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan adalah peran guru.
Guru adalah garda terdepan pendidikan suatu bangsa. Guru yang menentukan
masa depan bangsa ini. Di tangan guru generasi-generasi penerus bangsa dididik
dan ditempa untuk menjadi generasi yang lebih baik. Generasi yang akan menjadi
pemimpin-peminpin bangsa.
Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan bahwa guru, secara khusus, adalah pendidik profesional dengan tugas
untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Oleh karena itu kualitas dan
kuantitas guru sangat menentukan keberhasilan tujuan pendidikan.
Kualitas guru yang diharapkan tidak hanya dituntut menguasai bidang
ilmu, bahan ajar, menguasai metode yang tepat, namun juga mampu memotivasi
peserta didik, memiliki ketrampilan yang tinggi dan wawasan yang luas. Dalam
mendidik seorang guru harus memahami hakikat manusia dan masyarakat. Prinsip
dasar ini yang akan melandasi pola pikir, pola kerja guru, dan loyalitas terhadap
profesinya sebagai pendidik bangsa.
Sementara itu, ada kualifikasi dan sertifikasi khusus yang harus dimiliki
oleh seorang guru. Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2003 pasal 42
menjelaskan bahwa syarat sebagai pendidik harus memiliki kualifikasi minimum
dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Di zaman revolusi industri 4.0 semua bidang akan dihadapkan pada
fenomena disrupsi yaitu pergantian sistem lama dengan sistem baru yang berbasis
teknologi. Saat ini guru diharuskan untuk senantiasa adaptif dan selalu mengasah
kemampuannya untuk dapat menggunakan kemajuan teknologi.
Begitu banyak tuntutan, beban dan tanggungjawab yang harus dihadapi
dan diemban guru untuk membawa bangsa ini menjadi lebih maju. Namun
demikian apakah perlindungan profesi guru sudah cukup mampu melindungi guru
dari tantangan dan hambatan dalam menjalani profesinya?
Nasib profesi guru menemui titik terang dengan adanya Peraturan
Pemerintah nomor 74 tahun 2008 Tentang Guru dan Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Perlindungan
bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Pemerintah berupaya melakukan
perlindungan terhadap guru dalam mengemban tugasnya. Perlindungan tersebut
meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja, serta Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Perlindungan Hukum
Dalam melaksanakan tugasnya guru berhak mendapatkan jaminan rasa aman
dan jaminan keselamatan. Rasa aman dan jaminan keselamatan tersebut diperoleh
dari perlindungan hukum atas segala resiko profesi guru. Tentunya tidak mudah
seorang guru mendidik peserta didik selain agar memiliki pengetahuan dan
keterampilan sebagai bekal menghadapi kehidupan selanjutnya setelah lulus, tapi
juga diharapkan memiliki perilaku yang baik.
Pembinaan perilaku peserta didik yang dilakukan guru banyak sekali
menemui hambatan dan rintangan. Banyak kasus guru dilaporkan orang tua karena
tidak terima anaknya diberi sanksi oleh guru. Guru membutuhkan perlindungan
hukum. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 pasal 39 ayat 1
menyebutkan guru memiliki kebebasan memberikan sanksi kepada peserta
didiknya yang melanggar norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan,
peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan guru, peraturan tingkat
satuan pendidikan, dan peraturan perundang-undangan dalam proses pembelajaran
yang berada dibawah kewenangannya.
Masyarakat masih belum lupa dengan kasus meninggalnya Ahmad Budi
Cahyono, guru yang mengajar di SMAN 1 Trojun, Sampang, Madura tahun 2018
silam merupakan salah satu peristiwa dari sekian banyak kasus kematian guru
karena tindak kekerasan terhadap guru. Selain itu, masih banyak kasus ancaman,
dan intimidasi sebagai resiko sebagai penegak moral penerus bangsa.
Menurut Permendikbud nomor 10 tahun 2017 pasal 2 ayat 3 guru berhak
mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatif, intimidasi, dan/atau perlakuan tidak adil, dari pihak peserta didik,
orang tua peserta didik, Masyarakat, birokrasi, dan/atau pihak lain yang terkait
dengan pelaksanaan tugas sebagai Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Namun,
banyaknya kasus guru dipidanakan karena mendidik peserta didik merupakan
potret buram perlindungan hukum terhadap guru yang masih lemah.

Perlindungan Profesi
Permasalahan yang sering muncul dalam hubungan kerja adalah
permasalahan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebenarnya banyak Kasus yang
berkaitan dengan profesi guru yang berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja.
Namun, kasus pemutusan hubungan kerja yang dialami guru jarang terdengar
diranah publik, namun bukan berarti tidak ada s. Pemutusan hubungan kerja guru
secara sepihak lebih sering dialami olah guru sekolah swasta, guru madrasah, guru
honorer, dan guru tidak tetap. Sebagian besar guru tersebut menerima begitu saja
dengan pemutusan hubungan kerja yang sepihak dikarenakan banyak alasan seperti
yayasan sudah tidak mampu membayar gaji guru, jam mengajar tidak ada karena
perubahan kurikulum sehingga sekolah memprioritaskan jam mengajar guru PNS,
tidak adanya surat perjanjian kerja yang mengikat sehingga kepala sekolah atau
yayasan dengan seenaknya memutuskan kerja ketika sudah tidak dibutuhkan.
Di sisi lain, masih banyaknya sekolah yang menggaji guru honorer jauh
dibawah Upah Minimum Regional (UMR) merupakan masalah klasik yang sampai
hari ini belum terselesaikan. Meskipun demikian, Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Muhajir Effendy pada tahun ini akan mengusulkan gaji honerer yang
belum diangkat sebagai PNS bisa setara dengan UMR.
Perlindungan profesi guru menurut permendikbud nomor 10 tahun 2017
pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa Perlindungan profesi meliputi pemutusan
hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan
pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan/atau pembatasan atau pelarangan lain
yang dapat menghambat Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan
tugas. Oleh karena itu ada kewajiban pemerintah untuk menjamin kesejahteraan
profesi guru baik guru PNS maupun guru honorer (guru tidak tetap).
Kasus pelecehan terhadap profesi guru juga masih terjadi. Akhir-akhir ini,
media sosial dihebohkan dengan iklan permainan hago yang ditelah melecehkan
profesi guru. Iklan tersebut dianggap tidak sesuai dengan adab kesopanan yang
berlaku di masyarakat. Hal ini menimbulkan protes keras dari banyak masyarakat
terutama komunitas guru. Komisi Penyiaran Indonesia telah meminta penghentian
penayangan iklan tersebut, sehingga pada akhirnya pihak Hago pun meminta maaf
atas konten iklan tersebut.

Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan tenaga kerja
dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta mencapai ketahanan
fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Keselamatan kerja merupakan
sistem perlindungan diri terhadap segala kemungkinan terjadinya kecelakaan saat
melakukan pekerjaan. Sedangkan kesehatan kerja suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar
yang sehat tetap sehat dan bukan sekadar mengobati, merawat, atau
menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian
utama di bidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal
mungkin.
K3 pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi
kesehatan, keamanan dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya
dapat meningkatkan sistem efisiensi dan produktivitas kerja.
Pemahaman terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sangat penting
bagi guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja menurut permendikbud nomor 10 tahun 2017 pasal 2 ayat 5
meliputi gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja,
bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.
Pada kenyataannya masih banyak sekolah, yang belum memberikan
perhatian dengan serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Materi pelajaran
keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah diberikan belum efektif karena hanya
dominan pada pengetahuan saja, selain itu pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja di sekolah masih belum sejalan dengan standar keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di industri.
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilaksanakan
disekolah seharusnya dapat menjaga keselamatan dan kesehatan guru dan peserta
didik pada saat bekerja di sekolah dan menghindarkan terhadap resiko kecelakaan
kerja yang mungkin terjadi. Untuk itu, setiap tempat kerja hendaknya perlu
mengimplementasikan keselamatan dan kesehatan kerja terutama di sekolah.
Jaminan kesehatan melalui melalui asuransi BPJS yang dilakukan pemerintah
merupakan salah satu perlindungan kesehatan terhadap masyarakat. Program
jaminan kesehatan khusus untuk untuk guru telah dijalankan oleh pemerintah guna
untuk menjamin kesehatan guru dalam bertugas. Namun, program asuransi
kesehatan ini masih terbatas bagi guru PNS, sedangkan untuk guru Honorer
sebagian besar masih harus menanggung sendiri asuransi kesehatannya.

Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual

Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan hak eksklusif yang diberikan


suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya
ciptanya. Hak Atas Kekayaan Intelektual menurut permendikbud nomor 10 tahun
2017 pasal 2 ayat 6 meliputi hak cipta; dan/atau hak kekayaan industri.
Hak cipta merupakan hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan
penciptaannya atau memperbanyak ciptaannya. Sedagkan pengertian hak cipta
menurut Undang-Undang nomor 19 tahun 2002 pasal 1 ayat 1 adalah hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundangan yang berlaku.
Sebagai contoh, seorang guru yang telah mengarang sebuah buku dapat
mengajukan hak ciptanya dan akan dilindungi oleh negara. Hak cipta termasuk
kedalam benda imateriil, yaitu hak milik yang obyek haknya adalah benda tidak
berwujud. Bukan fisik suatu benda atau barang yang diciptakannya, tetapi apa yang
terkandung didalam buku tersebut yang memiliki hak cipta.
Sedangkan, hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur segala sesuatu
milik perindustrian terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan
industri meliputi hak paten, hak merk, hak desain industri, hak desain tata letak
sirkuit terpadu, hak rahasia dagang, dan hak indikasi.
Hak paten menurut Undang-Undang nomor 14 tahun 2001 pasal 1 ayat 1
adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
penemuannya dibidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dalam
melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Penemuan merupakan kegiatan
pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi, baik berupa proses, hasil proses,
penyempurnaan dan pengembangan proses, serta penyempurnaan dan
pengembangan hasil proses. Perlindungan hak paten dapat diberikan dalam jangka
waktu 20 tahun.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut seorang guru yang memiliki
penemuan tertentu baik berupa metode pembelajaran, penciptaan alat peraga
pembelajaran, maupun pengembangan metode pembelajaran dan pengembangan
alat peraga pembelajaran dapat diajukan hak patennya. Seorang guru juga dapat
melakukan komersialisasi terhadap hasil temuannya tersebut. Guru dapat
bekerjasama dengan dunia industri berkaitan dengan perbanyakan produk atau
komersialisasi jasa yang telah dikembangkan atau diciptakan oleh guru. Oleh
karenanya perlindungan terhadap hak merk, hak desain industri, hak desain tata
letak sirkuit terpadu, hak rahasia dagang, dan hak indikasi juga diberikan untuk
menghargai hasil temuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai