Anda di halaman 1dari 36

DRAFT SEMENTARA

(BELUM FINAL)

#ArahPerubahanGSM
Muhammad Nur Rizal, Ph.D
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)

Siswa bosan, jenuh, lelah dengan sekolah.


Mengapa siswa bosan atau motivasi rendah? DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
Pendidikan sebagai komoditas
Tidak ada ruang otonomi
•Siswa sebagai “bahan bakunya”, diolah sedemikian rupa
dalam mentalitas sistem yang linear, menyeragamkan & • Setiap tindakan siswa dikontrol oleh sistem sekolah,
mengompetisikan padahal kenyataannya anak memiliki kapasitas dan cara
•Siswa harus mengikuti perintah dan akan dihargai jika sendiri dalam bertindak
mengikuti prosedur. • Anak merasa tidak punya otonomi & kemandirian sehingga
•Paradigma lama ini bertentangan dengan pendidikan di era bosan dan terdemotivasi untuk belajar dan berprestasi
baru yang mensyaratkan siswa sebagai pelaku utama
pembelajar sepanjang hayat

Tidak Otentik atau Relevan Tidak ada Talenta & Passion


•Pembelajarannya tidak otentik atau relevan dengan
permasalahan nyata • Budaya standarisasi yang berlebihan di semua proses
pendidikan memaksa anak harus belajar “hal” yang sama
•Kurikulum, Instruksi pengajaran & penilaiannya tidak berdasar
dalam “waktu” yang sama dengan “cara yang sama.
proses kenyataan, melainkan pada matriks kemampuan
kognitif rutin atau hapalan • Standarisasi ini membunuh ruang passion, bakat dan
•Akibatnya kemampuan memecahkan masalah lemah, adaptasi kodrat dasar anak yang unik dan beragam
akan hal baru rendah, serta perkembangan diri seutuhnya • Akibatnya anak tidak berkembang mencapai “versi
(wellbeing) anak tidak sehat. terbaiknya”

Tidak ada Pilihan Tidak berhamba pada anak


• Kurikulum, strategi belajar,dan mengajar tidak memberi • Kurikulum dan budaya pendidikan terlalu berorientasi pada
pilihan untuk meracik sendiri tujuan belajar anak guru akibatnya tidak mewadahi kecepatan belajar anak yang
• Tidak ada personalisasi pembelajaran yang berakibat anak berbeda
kurang fleksibel dan tidak tahan tekanan (mudah stres)
• Anak yang cerdas akademik akan cepat bosan di kelas,
sedang yang lambat akan merasa tertinggal
DRAF BELUM FINAL
Perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan sedang terjadi
secara global

Teknologi Sosiokultural Lingkungan


Disrupsi teknologi akan berdampak Perubahan demografi, profil sosio- Habisnya bahan bakar fosil, krisis air,
pada semua sektor (AI, Big data, ekonomi dari populasi dunia perubahan iklim, permukaan laut naik
5G, 3D Printing)

• Meningkatnya kebutuhan energi dan air


• Membuat manusia semakin berdaya • Tumbuhnya migrasi, urbanisasi,
dan berkurangnya sumber daya alam
karena bioEngineering, pintar, keragaman budaya, dan kelas
sehingga perhatian akan energi alternatif
kebanjiran informasi, bisa saling menengah serta tenaga kerja
dan isu lingkungan meningkat pesat
terhubung dengan benda dan alam yang terus berpidah dan
oeh 5G/IoT serta berpotensi punya fleksibel
kekuatan super (3DPrint)
DRAF BELUM FINAL
Revolusi teknologi, perubahan sosiokultural dan krisis lingkungan akan
mengubah cara bekerja pada masa depan
Struktural Munculnya jenis 85 juta pekerjaan hilang dan 97 juta tumbuh lambat akibat teknologi yang
pekerjaan baru berubah cepat

Tenaga kerja multi-


Untuk pertama kalinya dalam sejarah, 5 generasi bekerja bersamaan dan
generasi dan
meningkatnya kesadaran akan keberagaman di tempat kerja
beragam

Tidak dibatasi Bekerja bisa di mana saja, waktunya fleksibel, freelancer meningkat
struktur dan tempat 97% Industri butuh Up dan Re skilling
Otonomi Karier ditentukan
Pekerja oleh pekerja, bukan Pekerja memiliki kontrol yang lebih besar akan perjalanan kariernya
perusahaan

Pemberdayaan Digitalisasi dan 84% diotomasi dan digitalisasi. Teknologi menyederhanakan pekerjaan
Teknologi otomatisasi sehari-hari dan menghubungkan pekerja dengan efisien

Akses dan
Data memberikan pemahaman lebih baik tentang perilaku manusia
pengolahan data serta meningkatkan kualitas/akurasi keputusan yang diambil
semakin masif

Sumber: analisa Kearney


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 6
DRAF BELUM FINAL
3 Indonesia juga akan mengalami perubahan pasar tenaga kerja

Perubahan pada pekerjaan berdasarkan sektor


61% 15Rb/th
Petani berusia >50th Petani pindah profesi
(# pekerjaan; 2028F)
Pertanian dan Pertambangan
13% #BPS
Kesenjangan
Petani berusia 20-39th
keterampilan masa
-3,5 juta >10% tenaga kerja +1,8 juta depan yang paling
pekerjaan tergantikan yang tergantikan pekerjaan baru tercipta besar untuk
meliputi operator pekerjaan baru
Grosir dan Retail mesin, pekerja yaitu:
keterampilan dasar, • dasar
-1,6 juta dan pekerja +2,3 juta (pemahaman
pekerjaan tergantikan pertanian terampil pekerjaan baru tercipta membaca, menulis,
dan mendengarkan)
yang umumnya
Industri • interaktif
disebabkan oleh (negosiasi, persuasi),
perkembangan
-1,5 juta teknologi
+1,4 juta dan
• keterampilan IT
pekerjaan tergantikan pekerjaan baru tercipta (pemrograman,
perancangan sistem)

62% Pekerjaan baru akan hadir di sektor


konstruksi, transportasi/pariwisata, dan retail

Sumber: Cisco, Oxford Economics, analisa Kearney


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 13
DRAF BELUM FINAL

Kompetensi yang dibutuhkan bergeser ke kemampuan memecahkan


masalah, kognitif, dan sosial
Perubahan kebutuhan keterampilan tenaga kerja:
Keterampilan Perubahan kebutuhan dari kondisi sekarang
% Pekerjaan
(% pekerjaan)
Rangkuman
masa depan Kebutuhan yang Kebutuhan yang
Kebutuhan stabil
yang meningkat menurun
membutuhkan Keterampilan masa depan (Abad 21) Keterampilan
keterampilan saat ini
inti • Kemampuan
52% 31% 18% memecahkan masalah,
Kognitif 15%
sosial, proses, dan
42% 39% 19%
Sistem 17% sistem adalah
keterampilan yang akan
40% 40% 20%
Pemecahan masalah 36% paling dicari sebagai
40% 36% 24% keterampilan inti di
Konten 10% tempat kerja pada masa
39% 40% 21% mendatang
Proses 18%
• Kebanyakan pekerjaan
37% 41% 22%
Sosial 19% akan mengalami
perubahan dalam
26% 43% 21%
Manajemen sumber daya 13% keterampilan
33% 43% 24%
Teknis 12%
31% 42% 27%
Fisik 4%

Sumber: World Economic Forum, analisa Kearney


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 6
UNESCO PBB mengantisipasi perubahan dengan mengubah arah pendidikan

Teaching Techniques for EDS


Issue Analysis Technique
Menganalisis problem yang dihadapi
komunitas sekitar untuk diselesaikan
(Education for Sustainable
Development Sourcebook, 2012)

Core Competencies VET competencies

1.1 Participation Siswa siap untuk


and active melibatkan diri
Involvement dalam kegiatan
Siswa berpartisipasi sesuai dengan
dalam kejuruannya untuk
implementasi tujuan sosial,
kejuruan mereka ke pribadi dan
masyarakat. pekerjaan sejalan
dengan prinsip
pembangunan
berkelanjutan
Bagaimana potret hasil belajar pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi yang menjadi
bekal SDM kita?
Perlu 128 tahun untuk mengejar ketertinggalan
Pendidikan Indonesia prof. harvard.

OECD 2016: Nilai PIACC Indonesia juga rendah.

Dari skala 1-5, 69% tingkat Sementara tingkat


literasi penduduk Jakarta numerasi penduduk Lulusan S1 Indonesia
berada pada atau dibawah Jakarta menunjukkan literasinya dibawah lulusan
level 1 (<32% level 1, =37% bahwa 60,4% berada pada SMp Denmark.
level 1). atau dibawah level 1.
Proses belajar seragam tetapi hasilnya sangat rendah (Skor PISA 2000 - 2018
Skor PISA dan Peringkat (#; 2000-2018) OECD Indonesia

525
475
70% siswa berada di • Konsisten
425 +129 +122 sebagai
Perundungan 41% siswa Indonesia dilaporkan
bawah kompetensi (% siswa; 2018) mengalami perundungan beberapa
Membaca 375 minimum negara
kali dalam sebulan (vs. 23% rata-rata
2018 Peringkat: 72 dari 77 dengan
OECD)
1995 2000 2005 2010 2015 2020
peringkat
hasil PISA
terendah 41% Dampaknya Siswa rendah dalam
500 membaca1, merasa sedih, ketakutan,
450 • Skor PISA 23% dan kurang puas dengan hidupnya.
+139 +115 71% siswa berada yang stagnan Mereka juga memiliki kecenderungan
400
di bawah kompetensi dalam 10-15 membolos sekolah
Matematika350 minimum tahun terakhir
2018 Peringkat: 72 dari 78
• Kalaupun
1995 2000 2005 2010 2015 2020 skor
meningkat Pola pikir untuk Hanya 29% siswa Indonesia setuju
500
tapi sangat berkembang bahwa ‘kepandaian adalah sesuatu
sedikit (% siswa; 2018) yang bisa berubah banyak’ (vs. 63%
450
+101 +93 60% siswa berada di rata-rata OECD)
meningkatnya
400 bawah kompetensi
Sains minimum
2018 Peringkat: 70 dari 78 63% Siswa dengan pola pikir berkembang lebih
tinggi dalam membaca1, berani terhadap
1995 2000 2005 2010 2015 2020 29% kegagalan, lebih termotivasi dan
ambisius, menjadikan pendidikan sebagai
✓ Skor Math di 2000 39% turun ke 38% 2018
1. Setelah memperhitungkan profil sosio-ekonomi siswa dan sekolah
hal yang penting

✓ Skor Bahasa di 2000 39% turun ke 37% di 2018


Sumber: OECD/ PISA, analisa Kearney

✓ Skor Sains di 2015 40.3% turun ke 39.6% di 2018


✓ Padahal APBN di 2019 sebesar 492.5 Trilyun dan sejak reformasi th 2000
menghabiskan ribuan Trilyun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 19
Umumnya
Kurang dapat
kurang tahan
bekerja sama
menghadapi
dalam sebuah
tekanan dalam
dunia kerja.
tim. Lulusan Pendidikan
vokasi atau SMK
Kurang dapat
dikeluhkan Pengguna
berkomunikasi Kurang inisiatif Tenaga Kerja
(lisan) dan dan mudah
tulisan dengan bosan.
baik.

Sumber: Aspirasi Pengguna Tenaga Kerja - PELINDO III


99% 491 Kepala Sekolah SMK CoE yang mengikuti workshop GSM ingin
berubah, tapi mereka gelisah karena banyak benturan antara
kebijakan dan fakta di lapangan

Perubahan yang ingin dilakukan


dikelompokkan ke dalam 3 hal yaitu:

Mengubah mindset terkait


pola pembelajaran yang
kurang berhamba pada
siswa (Ki Hadjar)

Mengubah perilaku yang


lebih menunjukkan teladan
positif bagi siswa dan rekan
guru lainnya (Ing
ngarso.....Ki Hadjar).

Mengubah Leadership
misalnya, guru menunjukkan
sikap pantang menyerah,
bahagia, mau mendengarkan,
peduli, optimis (mencapai
kebahagiaan....Ki Hadjar)
Kenyataan Mindset Guru

Kebanyakan guru Banyak guru bekerja Di bawah tidak Guru banyak yang
mau berubah berdasarkan menangkap energi takut melakukan
menunggu juknis Perintah & Program, positif perubahan “hal” baru
dan anggaran, belum bisa kebijakan diatas,
akibatnya perubahan memaknai Merdeka masih kalah dengan
terhenti seiring usia arus Status Quo
program
RENAISANS
PENDIDIKAN
Untuk mengantisipasi perubahan
Untuk mengatasi gawat darurat pendidikan.
Untuk membangun generasi masa depan Indonesia.
Kita butuh arah baru & sistem pendidikan yang baru.
Pendekatan Perubahan Baru
Reformasi Banyak yang
pendidikan status quo Kita membutuhkan
menemui jalan
buntu
menolak
perubahan
Pendekatan dan Narasi
Perubahan baru untuk
melakukan imaginasi ulang
Pendekatan
masa depan demi
teknokrasi dan Kecepatan terciptanya kepentingan
top down tak reformasi kalah baru yang bisa dapat
cukup
membawa
dengan laju
disrupsi
membangun aliansi luas
perubahan

Sumber: Gerakan Sekolah Menyenangkan


APA MIMPI BARU ITU?
Iklim sekolah yang mewadahi keragaman siswa
untuk tumbuh kembang secara menyenangkan
untuk menemukan banyak hal di luar sana,
menciptakan ruang kelas kehidupan sehari-hari

Transformative Change Making


Krisis Wacana atau Konsensus
Aksi katalitik
Transformasi Narasi Baru
• Kebuntuan sosial karena • Sebagai instrumen • Best entri untuk memulai
beragam kepentingan, pencipta perubahan tindakan
identitas dan prioritas melalui 3 prinsip: • Strategi dan ciri sekolah • Aliansi baru dan luas
• Banyaknya spoiler yang • Visi pendidikan yang menyenangkan yang transformatif
status quo dan anti baru untuk membangun
perubahan • Narasi Perubahan new hope
• Pendekatan top down melalui Kompas GSM
gagal • Kisah sukses tentang
praktik perubahan di
lapangan (Positive
deviant)
Visi Tujuan Pendidikan era Kedepan
Titik fokus menuju Sekolah Menyenangkan,
yang seperti apa?

Tenda Alam Dapur Bengkel Simfoni Musik


• Menandakan mudah • Pembelajaran berlangsung • Menciptakan ruang kelas • Bertujuan untuk mengasah • Sekolah mampu
berpindah atau fleksibel di lingkungan yang kehidupan sehari-hari “instinct maker” yakni membangun pengajaran
dalam mengubah mindset sepenuhnya alami,terbuka, • Ada ruangkeberanian indra kreasi dasar dalam dari minat dan kapasitas
atau paradigma bebas, dan berkelanjutan untuk mencoba, meski membuat penemuan siswa yang berbeda-beda,
pendidikan agar adaptif dengan melibatkan seluruh gagal lalu mencoba lagi tetapi fokus dan tanpa membantu siswa
dengan tuntutan sensorik manusia untuk karena tidak takut salah gangguan yang diikuti mempersonalisasi
perubahan dunia yang untuk menemukan banyak dan berfokus pada dengan refleksi visual, pembelajaran sehingga
sangat cepat dan penuh hal di luar sana serta mendorong pemikiran verbal, abstrak atau mendorong kegigihan,
gejolak. mengasah kepekaan kreatif dan inovatif. konkret. daya juang karena passion
terhadap lingkungan. & keterlibatan secara aktif)
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)

Dulu Sekarang
Feodalisme Kemerdekaan berinovasi

Budaya Among
Kompetisi

5
(Kolaborasi dalam Kekeluargaan)
Kompas
Perubahan Mengajar Meneladani & Memfasilitasi

GSM Konten Penalaran & Analitik


kurikulum

Standarisasi Pengembangan individu


DRAFT SEMENTARA
Model Perubahan GSM (BELUM FINAL)

Kemerdekaan
Feodalisme
Berinovasi

Strategi Perubahan Metode Perubahan


Budaya Among
(Kolaborasi • Kebijakan
Budaya Kompetisi
dalam Leadership • Manajemen
Kekeluargaan) • Ekosistem
Praktik • Social Emotional Learning / Karakter
Meneladani & Pembelajaran
Mengajar & Pengajaran • Praktik Pedagogi
Memfasilitasi
Lingkungan • Keterhubungan ke sosial
Belajar • Lingkungan Belajar Positif
Penalaran & Karakter & • Kurikulum sekolah sendiri
Konten Kurikulum
Analitik Kompetensi • Peer support system

Pengembangan
Standarisasi
Individu
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
Katalisator bagaimana strategi perubahan tercapai
Pengungkit Individu
Keyakinan &
Kesadaran berorientasi Kolaborasi
diri tujuan

Pendekatan & Keterbukaan


pada hal Motivasi
Skill Meta
Kognitif baru

Norma budaya Proses


& Harapan kreatif

Pendekatan Iklim Kelas Penciptaan


Solusi inovatif pengetahuan
Pendidikan
baru

Pengungkit Sosial Bentuk Partisipasi


47th meeting of the PISA GoverningBoard
DRAFT SEMENTARA
(BELUM FINAL)
Menuju Siswa Sekolah Menyenangkan
Mampu menjadi warga negara yang
efektif, memiliki pengembangan
Kompetensi individu yang utuh, dan mampu
• Ketrampilan fisik dan praktik yang baik berpartisipasi pada isu-isu atau ide
• Ketrampilan sosial dan emosional untuk membangun kesadaran diri global dan sosial, sesuai dengan
• Kemampuan meta-kognisi yakni 1) menjelaskan fenomena secara
karakter & kompetensi yang
sistematis 2) merancang penyelidikan ilmiah dan mengevaluasinya 3) diharapkan, yakni:
menafsirkan data dan bukti secara ilmiah • Kreatif dalam menciptakan
pengetahuan dan nilai baru yang
berdampak positif
• Adaptif dan mampu mengatasi
dilemma, ketegangan dan perubahan
yang cepat
Pengetahuan • Kritis dan berani mengambil
• Pengetahuan inter disiplin ilmu melalui PBL dll Karakter tanggungjawab secara sosial dan moral
untuk memecahkan masalah nyata
• Pengetahuan prosedur metodologi dalam sains
• Kemampuan personal dan • Mampu berkomunikasi & berkolaborasi
• Pengetahuan dan alasan epistimologi untuk sosial yang seimbang dengan baik dalam teamwork.
membenarkan klaim atas fakta • Menguasai literasi digital &
• Adaptif dengan perubahan
global dan lokal memanfaatkannya untuk pencapaian
solusi.
Menuju Kepala Sekolah & Guru Sekolah Menyenangkan

Guru berperan sebagai fasilitator untuk


mendorong siswanya dalam proses
belajar.

Guru mendorong siswanya untuk


menemukan solusi-solusinya sendiri.

Guru fokus pada thinking & reasoning,


bukan di konten kurikulum.
Level Kebijakan untuk Profesionalisme Guru
Otonomi: Guru memiliki kekuasaan
dalam mengambil keputusan atau
kepemilikan atas praktik
profesionalisme mereka (konten
pengajaran, pelatihan, praktik
pembelajaran)

Komunitas Guru: Peluang untuk Profesionalisme


saling berbagi & mendukung satu Guru Memiliki basis pengetahuan dan
sama lain dalam rangka ketrampilan baru untuk mengajar
mempertahankan standar kualitas agar layak dan
pengajaran yang tinggi. bertanggungjawab

(partisipasi dalam induksi, pendampingan, (pendidikan awal & insentif untuk


jejaring, umpan balik dari pengamatan langsung. pengembangan profesional guru)
Kemampuan Kolaborasi dan Keyakinan diri Guru
13.40
13.20 Mengajar bersama di kelas sama
13.00
12.80 Observasi guru lain dan
memberikan feedback
12.60
Keyakinan Diri Guru

12.40
Partisipasi dalam aktivitas
12.20 antar kelas
12.00
(level)

Terlibat dalam pembelajaran


11.80 profesional kolaboratif
11.60

1 – 3 kali sebulan
Sekali setahun

Sekali seminggu
5 kali setahun
11.40
Pernah

ataulebih
Ttidak

2 – 4 kali
setahun
More
frequently

Less
frequently
Hubungan Kepuasaan Guru dan professionalisme
70

60

50
Low professionalism
40

30 High professionalism

20

10

0 Kebanggan pada Kepuasan terhadap Kepuasan terhadap Kepercayaan


profesi profesi Lingkungan kerja diri
Contoh mindset guru lama yang mengejar kurikulum dan hapalan
penguasaan materi. Hasilnya?
Menghapal kurang berguna karena masalah lebih rumit
(OECD average)
Greater Odds ratio
success
Easy problem
1.00

R² = 0.81

Difficult problem
Less 0.70
300 400 500 600 700 800
success Complexity of of mathematics tasks on the PISAscale
Source: Figure 4.3
Contoh mindset guru abad 21 yang berorientasi pada penalaran
dan pembelajaran berbasis problem. Hasilnya?

Strategi elaborasi lebih bermanfaat masalah menjadi lebih rumit


(OECD average)
Greater Odds ratio
success 1.50
R² = 0.82

Difficult
problem

Less Easy problem


0.80
success 300 400 500 600 700 800
Source: Figure 6.2 Complexity of mathematics tasks on the PISAscale
PENDEKATAN GSM
POSITIVE DEVIANCE
Dalam setiap komunitas / organisasi /
kelompok, ada individu yang perilakunya
tidak umum dan memungkinkan mereka
mendapatkan hasil yang lebih baik dari orang
lain, walaupun dengan sumber daya yang
sama.

Tanpa disadari, para “positive deviants“


tersebut menemukan jalan menuju sukses
bagi seluruh kelompok (jika) rahasia mereka
dapat dianalisis & dibagikan dengan anggota
kelompok lainnya.
Untuk menggunakan metode positive deviance,
mulailah dengan pikiran seorang pemula. Amati apa
yang orang lakukan. Dengarkan apa yang orang
katakan.
Pendekatan Akar Rumput GSM
(Positive Deviance)
PENDEKATAN TRADISIONAL POSITIVE DEVIANCE
Top-down : Didorong oleh pemangku Bottom-up : Warga/masyarakat/ Guru
/pengatur kebijakan yang menginisiasi perubahan
Berbasis keahlian & praktek terbaik Berbasis solusi-solusi di sekitar yang
pernah diterapkan
Fokus pada masalah Fokus pada kesempatan kemungkinan
Didorong oleh logika. Didorong oleh proses mau belajar.
Berpikir, lalu aksi. Praktek dulu, lalu berpikir.
Melahirkan Perlawanan Melahirkan Partisipasi (Engagement)
Akankah Pemerintah
(Balai Besar Pertanian Cianjur)
mengadopsi pendekatan
GSM untuk menemukan
Positive deviants

Anda mungkin juga menyukai