Anda di halaman 1dari 24

LEARNING LOSS DAN

PEMBELAJARAN ABAD 21

Dr. Ir. HETIFAH SJAIFUDIAN, MPP


Wakil Ketua Komisi X DPR RI
Disampaikan dalam acara WEBIMLAT FISIKA UPI
Sabtu, 25 Agustus 2021
PROFIL DR. IR. HETIFAH
SJAIFUDIAN, MPP
Menempuh pendidikan Jurusan Teknik Planologi,
Institut Teknologi Bandung (1982 – 1988), Master
in Public Policy, National University of Singapore
(1993 – 1995), dan School of Politics and
International Studies, Flinders . University, Adelaide,
Australia (2002 – 2006)
KIPRAH DI PARLEMEN
Hetifah terpilih menjadi anggota DPR RI untuk tiga periode: 2009-
2014, 2014-2019, dan 2019-2024. Sejak 30 Oktober 2019 ia
dilantik menjadi Wakil Ketua Komisi X DPR RI (membidangi pendidikan
dan kebudayaan, pemuda dan olahraga, pariwisata dan ekonomi
kreatif, serta keperpustakaan).

Sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah aktif mendorong


peningkatan di bidang pendidikan dan kebudayaan, pemuda dan
olahraga, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta keperpustakaan
terutama di daerah pemilihannya (Kalimantan Timur).

Hetifah juga menjadi ketua Panja Pemulihan Pariwisata, salah satu


Pimpinan Fraksi Partai Golkar, dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar
(2019-2024)
OUTLINE
1. Arah Pendidikan abad 21
2. Sekilas mengenai learning loss
3. Berbagai upaya pemerintah dalam meminimalisir learning loss
4. Pentingnya menyusun cetak biru untuk mengejar ketertinggalan
dampak learning loss
1. Arah pendidikan abad 21
Indonesia 2030

• Ekonomi Indonesia di tahun 2030


diprediksi akan menjadi yang ke-7
terbesar di dunia.
• Perlu adanya sumber daya manusia
yang mumpuni untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja, jika tidak
ingin kalah bersaing di negeri sendiri

Sumber : McKinsey, 2012 6


PERUBAHAN KEBUTUHAN KETERAMPILAN
TENAGA KERJA
❑Kemampuan memecahkan
masalah, sosial, proses, dan
sistem adalah keterampilan
yang akan paling dicari sebagai
keterampilan inti di tempat
kerja pada masa mendatang

❑Kebanyakan pekerjaan akan


mengalami perubahan dalam
keterampilan

Kemampuan memecahkan masalah, kognitif, dan sosial akan


menjadi semakin penting; kebutuhan keterampilan fisik akan
Sumber : World Economic Forum, analisa Kearney
semakin berkurang 7
8
2. Sekilas mengenai learning loss
APA ITU LEARNING LOSS?
The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss
adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik
umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena
kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses
pendidikan.
APA PENYEBAB LEARNING LOSS?
Tingkat learning loss dalam kegiatan BDR ini sangat bervariasi karena dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Diantaranya :
1. Variasi kemampuan guru (data menunjukkan bahwa guru dengan kompetensi
tinggi masih terpusat di Jawa)
2. Variasi ketersediaan akses dan fasilitas (tidak ada TIK dan akses internet)
3. Variasi peran orang tua (tidak ada yang mendampingi)
4. Variasi tingkat ekonomi keluarga (ada HP tapi tidak ada uang beli kuota)
5. Variasi umur dan karakter peserta didik (anak PAUD lebih sulit untuk fokus)
BAGAIMANA MEMINIMALISIR RESIKO LEARNING
LOSS?
1. Bagi yang tinggal di perkotaan atau di daerah yang relatif lebih mapan, learning loss
bisa diminimalisir dengan membuat program pembelajaran dalam jaringan (daring) yang
lebih maksimal, efisien dan efektif.
2. Peran aktif guru dalam meramu materi (Penggunaan pembelajaran melalui TV, modul,
atau buku referensi perpustakaan bisa menjadi allternatif)
3. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara sekolah dan orang tua untuk meyakinkan
bahwa siswa terlibat dalam pembelajaran, penyelesaian tugas
4. Memperbaiki hilangnya minat belajar peserta didik saat sekolah kembali dibuka. Ketika
sekolah kembali dibuka, bisa diadakan jam tambahan bagi siswa yang terindikasi sangat
tertinggal dalam pelajaran (dilihat dari kualitas hasil pembelajaran yang terkumpul).
3. Berbagai upaya pemerintah dalam
meminimalisir learning loss
MENGINGAT RAGAM KEBIJAKAN PEMBELAJARAN
PADA MASA PANDEMIC COVID-19
BEBERAPA UPAYA PEMERINTAH DALAM
MEMINIMALISIR LEARNING LOSS

1. Asesmen Nasional :
•Asesmen Nasional (AN) mencakup tiga komponen besar, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum
(AKM) Literasi dan Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
•Asesmen ini sangat bermanfaat untuk memetakan bagaimana kondisi pelajar kita saat ini
dan untuk membuat kebijakan selanjutnya.
2. BANTUAN
KUOTA INTERNET
3. DAK NON FISIK/BOS

Sumber : Paparan Kemdikbud, 31 Agustus 2021


4. BERSAMAHADAPIKORONA.KEMDIKBUD.GO.ID

Web bentukan Kemdikbud untuk


membantu guru dan murid untuk
mendapatkan informasi tentan aplikasi
pembelajaran gratis

Kemdikbud berkolaborasi dengan


perusahaan telekomunikasi dalam
penyediaan data untuk aplikasi
pembelajaran daring
5. PROGRAM EDUKASI TVRI
6. GURU BERBAGI
4. Pentingnya menyusun cetak biru
untuk mengejar ketertinggalan dampak
learning loss
PROGRESS CETAK BIRU PENDIDIKAN
INDONESIA
1. Kemdikbud pertama kali memaparkan draft cetak biru pendidikan nasional pada
pertengahan 2020
2. Setelah itu, Komisi X DPR RI mengadakan berbagai sidang dengar pendapat
dengan beragam pihak
3. Sampai saat ini, cetak biru pendidikan tersebut masih disusun oleh Kemdikbud.
Tentunya akan banyak penyesuaian ulang dalam cetak biru tersebut mengingat
potensi learning loss yang akan terus terjadi seiring dengan belum
dilaksanakannya PTM secara optimal dan pengendalian kasus Covid-19 di
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai