Anda di halaman 1dari 23

Penelitian Merancang Pembelajaran IPA

Merancang Pembelajaran IPA


di Sekolah Dasar untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

Hilda Karli
Email: temasain@gmail.com
Universitas Terbuka (UT- UPBJJ ) Bandung

Abstrak
bad revolusi industri 4.0 mengubah mindset pendidikan. Hal ini karena tuntutan
A kebutuhan SDM pada era digital ini semakin kompetitif. SDM dituntut mampu
menciptakan pekerjaan baru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi digital. Dalam
berpikir kritis, kreativitas diperlukan untuk menghasilkan generasi muda yang handal. Berpikir
tingkat tinggi perlu dilatihkan sejak SD. Siswa dibiasakan dan dilatih berpikir tingkat tinggi
secara terus menerus. sehingga setelah siswa dewasa dapat membekali hidupnya di masayarakat
sesuai tuntutan zaman. Pendidikan IPA merupakan wadah untuk melatih keterampilan berpikir
melalui proses, produk, dan sikap dalam kehidupan kontekstual. Guru perlu merancang
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Dalam mendesain
pembelajaran berpikir tingkat tinggi kata operasional yang digunakan dalam taksnomi Bloom
mengevaluasi dan menciptakan (C5 dan C6 ) baik dalam tujuan pembelajaran, kegiatan belajar
mengajar dan penilaian. Siswa diajak untuk berpikir beberapa tahap dalam menyelesaikan baik
tugas saat proses belajar di kelas maupun penilaian tes tertulis atau lisan setelah proses belajar.

Kata-kata kunci: merancang, pembelajaran, IPA, SD, berpikir tingkat tinggi

Design Teaching Method of Science in Primary Schools to Improve


Students Higher Order Thinking Skills
Abstract
The age of industrial revolution 4.0 changed the education mindset. This is because the demands of HR needs
in this digital era are increasingly competitive. HR is required to be able to create new jobs that cannot be
replaced by digital technology. Because critical thinking, creativity is very necessary to produce young
people. High-level thinking needs to be trained since elementary school. Familiarizing and training students
to think higher needs a long time and a continuous process. It is hoped that it will be introduced since
elementary school later in life, these students will be able to think at a high level that provides their lives in the
community according to the demands of the times. Science Education is a place to practice thinking skills
through processes, products and attitudes in contextual life. Teachers need to design learning that can stimu-
late students to think higher. In designing high-level thinking learning operational words are used in the
Bloom C5 and C6 method (evaluating and creating) both in learning objectives, teaching and learning
activities and assessment. Students are invited to think several stages in completing both assignments during
the learning process in the classroom and the assessment of written or oral tests after the learning process.

Keywords: designing, learning, science, elementary, high order thinking

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 1


Merancang Pembelajaran IPA

wirausaha yang kreatif atau karyawan yang


Pendahuluan kritis, tanggung jawab serta memiliki talenta.
Dalam kurun waktu 30 tahun terjadi perubahan
Abad 21 ditandai dengan transformasi ekonomi
tuntutan SDM dari masyarakat 2.0 menjadi 3.0
global yang disertai dengan derasnya arus
dan sekarang masyarakat 4.0.
perkembangan teknologi informasi dalam pel-
bagai bidang kehidupan seperti belanja, kuliah, Menurut Alex Gray, seorang penulis senior
bahkan transportasi dilakukan secara daring (on di www.formativecontent.com, dalam salah satu
line). Beberapa pekerjaan digantikan oleh ke- tulisannya yang dipublikasikan dalam laman
canggihan teknologi informatika, seperti resmi World Economic Forum (www.weforum-.org)
telemarketer, kasir, administrasi, sopir, dan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh
sebagainya. Dalam studinya Frey & Osborne, SDM revolusi industri 4.0 adalah kemampuan
(2013:55) memprediksi bahwa hingga tahun bekerja sama, kemampuan berpikir tingkat
2030, hampir 50% pekerja di AS menghadapi kompleks, kreatif, kritis, terampil, mampu me-
resiko kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi mahami pelbagai budaya, mampu bernegosiasi,
proses produksi. Meski teknologi akan me- mengatur orang, pengambilan keputusan, mem-
nyebabkan beberapa pekerjaan hilang, tekno- berikan pelayanan terbaik, memiliki emotional
logi juga dapat mendorong munculnya pelbagai intelegency (EQ), mempunyai kemampuan ber-
bidang baru yang mungkin belum terbayangkan komunikasi, dan mampu belajar sepanjang
saat ini. Bahkan teknologi telah menciptakan hayat (life long learning). Dari penjelasan di atas,
lebih banyak pekerjaan baru daripada yang berpikir kompleks, kritis, dan kreatif merupakan
hilang. Orang yang menciptakan program atau salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh
yang mengendalikan program teknologi infor- SDM. Proses pembentukan kemampuan berpikir
masi akan dibutuhkan. tingkat tinggi adalah sebuah proses panjang
perlu dilatih, dikembangkan, dan salah satu
Perkembangan teknologi akan memberikan
caranya melalui proses pendidikan di sekolah.
dampak pada kehidupan masyarakat baik di
desa maupun di kota, contoh pengiriman uang Untuk menghasilkan SDM sesuai tuntutan
dahulu di desa menggunakan wesel namun revolusi industri 4.0 Indonesia sudah mem-
sekarang menggunakan ATM / mobile banking. persiapkan dan tercantum di Peraturan
Dahulu di desa tidak ada mobil angkutan umum Pemerintah No. 13 Tahun 2015 yang diperjelas
sekarang di desa sudah ada mobil angkutan dalam Permendikbud No. 37 Tahun 2018. Dalam
umum, sedangkan di kota dari mobil angkutan memenuhi kebutuhan masyarakat era digital
umum menjadi menggunakan bus listrik. Per- maka disusun kompetensi dasar untuk
kembangan teknologi dapat memberikan teknologi informasi di tingkat SD hingga per-
dampak positif untuk perkembangan negara, hal guruan tinggi. Kata operasional Kompetensi
ini terlihat baik perubahan gaya hidup di kota Dasar dari Kompetensi Inti 3 (pengetahuan)
maupun desa menjadi lebih lebih efektif. Namun, memiliki roh untuk melatih keterampilan
ledakan informasi dapat memberikan dampak berpikir tingkat tinggi High Order Thinking
negatif bagi orang yang tidak siap memilah (HOTS). Hasil studi The Program for International
informasi dengan benar, hal ini akan mudah me- Student Assessment (PISA) menjelaskan kemampu-
nimbulkan konflik. an literasi sains tahun 2000 me-nempatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) dituntut ber- posisi Indonesia pada ranking ke-38 dari 41
ubah revolusi industri dari 3.0 ke 4.0. Jika kita negara peserta, posisi ke-38 dari 40 negara tahun
telusuri SDM Indonesia pada era tahun 90-an 2003, posisi ke-50 dari 57 negara tahun 2006,
sebagian besar orang berkeinginan menjadi posisi ke-60 dari 65 negara tahun 2009,
Pegawai Negeri Sipil (PNS), 5 tahun kemudian menempati urutan ke-64 dari 65 negara pada
berbondong-bondong menjadi karyawan tahun 2012, dan tahun 2015 Indonesia
BUMN. Tahun 2000-an berbondong-bondong menempati urutan ke-69 dari 70 negara peserta.
menjadi karyawan Perusahaan Modal Asing Data tersebut dapat diasumsikan bahwa siswa
(PMA). Era Milenial SDM dituntut menjadi Indonesia masih perlu pembenahan dalam

2 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dan antara Keterampilan Proses Sains (KPS) dengan
kurangnya minat literasi membaca. HOTS, yaitu apabila KPS tinggi maka HOTS
Reformasi pendidikan bukanlah sebatas tinggi sebaliknya jika KPS rendah maka HOTS
perubahan konten kurikulum, melainkan per- rendah.
ubahan orientasi pendidikan secara makro, Hasil penelitian lainnya Suyitno &
yaitu perubahan dalam bertindak dari simple Susilaningsih (2017: 12) menunjukkan terdapat
action ke arah comprehensive action, perubahan peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui
dari loop knowledge menuju cycle learning, model Problem Base Learning (PBL) dengan outdoor
perubahan dari stand-alone learning menuju e- learning. Motivasi belajar memiliki hubungan
learning dan community learning, serta peralihan yang linier dengan berpikir kritis, yaitu siswa
dominasi pengajaran yang menekankan ke- dengan motivasi belajar tinggi memiliki ke-
terampilan berpikir tingkat rendah (Low Order mampuan berpikir kritis yang tinggi, siswa
Thinking (LOTS) menuju pembelajaran yang me- dengan motivasi belajar sedang memiliki ke-
nekankan keterampilan berpikir tingkat tinggi mampuan berpikir kritis sedang, dan siswa
(HOTS) Miri, Ben Chaim, & Zoller , (2007:210). dengan motivasi belajar rendah memiliki ke-
Untuk memajukan pendidikan di Indonesia mampuan berpikir kritis rendah. Penelitian dari
terdapat tiga hal yang perlu untuk dibenahi, Irmawati, Supriyati, dan Suseno (2017: 40)
antara lain: pertama, mengubah sifat dan pola menyatakan bahwa hasil belajar IPA di-
pikir generasi muda Indonesia saat ini; kedua, pengaruhi oleh pengguna model pembelajaran.
pentingnya peran sekolah dalam mengasah dan Adanya perbedaan HOTS dalam pembelajaran
mengembangkan bakat generasi penerus IPA SD yang diajarkan dengan strategi pembel-
bangsa; ketiga, pengembangan kemampuan ajaran konvensional dan belajar dengan strategi
institusi pendidikan tinggi untuk menyesuaikan pembelajaran inquiry bagi siswa yang memiliki
output dengan dunia kerja dan tuntutan motivasi belajar tinggi dan rendah.
teknologi digital. Peneliti melaksanakan observasi dan
HOTS menghasilkan kemampuan kognitif wawancara tanggal 22-26 Januari 2019 yang
siswa untuk tingkatan lebih tinggi, yaitu mampu dilaksanakan 8 Sekolah Dasar Negeri dan
menggabungkan fakta dan ide dalam proses Swasta di kota Bandung, sebanyak 75% SD
menganalisis, mengevaluasi sampai pada tahap belum diajarkan kemampuan berpikir tingkat
membuat berupa memberikan penilaian terha- tinggi, melainkan sebatas kemampuan tingkat
dap suatu fakta yang dipelajari dan mencipta- rendah saja yang terdiri dari pengetahuan, pe-
kan dari sesuatu yang telah dipelajari secara mahaman dan aplikasi. Sedangkan, kemampu-
kreatif. Proses berpikir HOTS mengharuskan an berpikir tingkat tinggi yang terdiri dari meng-
siswa untuk memanipulasi informasi dan ide- analisis, mengevaluasi, dan mencipta tidak di-
ide dalam cara tertentu serta memberi mereka ajarkan secara intensif. Sebanyak 25% SD belum
pengertian dan implikasi baru. Berpikir tingkat mengajarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
tinggi perlu dilatih sejak usia dini, karena secara intensif. Dalam penerapan hanya sebatas
membutuhkan proses bertahap. HOTS tidak kemampuan tingkat rendah saja, yang terdiri
dapat diberikan guru kepada siswa, namun dari pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.
Sedangkan, kemampuan berpikir tingkat tinggi
sebagai fasilitator guru dapat memunculkan
yang terdiri dari menganalisis, mengevaluasi.
HOTS melalui strategi pembelajaran yang tepat.
dan mencipta tidak diajarkan secara intensif.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan Tampaknya siswa kesulitan untuk memahami
strategi pembelajaran akan mempengaruhi ke- materi yang disampaikan guru dan kesulitan
mampuan nalar dan motivasi siswa. Penelitian dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan
dari Annuuru (2017:32) menyatakan penerapan materi tersebut. Siswa belum terampil untuk
model pembelajaran treffinger efektif digunakan mengontruksi pengetahuan mereka dan me-
untuk meningkatkan kemampuan berpikir nunggu materi yang disampaikan oleh guru
tingkat tinggi siswa pada mata pelajaran Ilmu tanpa menemukan sendiri konsep pembelajaran.
Pengetahuan Alam (IPA) SD. Ada keterkaitan Pelaksanaan proses pembelajaran yang ber-
Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 3
Merancang Pembelajaran IPA

langsung di kelas hanya diarahkan pada ke- rancang pembelajaran yang dapat meningkat-
mampuan siswa untuk menghafal informasi. kan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan me- mata pelajaran IPA SD, sehingga rumusan
nimbun pelbagai informasi tanpa dituntut untuk masalah yang sesuai dengan penjelasan ter-
memahami informasi yang diperoleh untuk sebut, yaitu desain pembelajaran IPA seperti
menghubungkannya dengan situasi dalam apakah yang cocok diterapkan di Sekolah Dasar
kehidupan sehari-hari dan kondisi tersebut untuk meningkatkan High Thinking Order Skill /
banyak ditemukan dalam mata pelajaran IPA. keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ?
Masalah lainnya pada proses pembelajaran IPA
di SD masih banyak yang dilaksanakan secara
Pembahasan
konvensional. Hal ini dapat terlihat dari siswa
yang hanya menerima informasi secara abstrak,
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) abad
sehingga tidak mampu membentuk konsep
ke-21 berorientasi pada pengembangan strategi
materi pelajaran secara benar. Para guru belum
dan solusi untuk memecahkan permasalahan
sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara
dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus mem-
aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta
pertimbangkan pentingnya staregi pembelajaran
belum menggunakan pelbagai strategi pem-
menggunakan pelbagai kolaborasi dan peda-
belajaran yang bervariasi berdasarkan karakter
gogi partisipatif dalam proses pembelajaran.
materi pelajaran.
Kehidupan masyarakat global menurut
Sebagian besar guru terpaku pada buku teks McFarlane (2013: 66), berdampak pada kebutuh-
sebagai satu-satunya sumber belajar mengajar. an belajar dan metode pembelajaran berbeda-
Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan beda, yang membuat siswa mampu memahami
guru dalam mengemas model pembelajaran IPA pada tingkat dasar, misalnya melakukan
HOTS, sehingga menghambat pengembangan penyelidikan dengan memanfaatkan alam
HOTS. Hasil kuesioner terhadap 24 guru IPA sekitar. Proses penyelidikan dengan memanfaat-
SD dari 8 SD di Bandung diperoleh gambaran kan alam sekitar bertujuan untuk membangun
bahwa 86% responden memahami konsep sikap ilmiah dan menerapkan kerja ilmiah
HOTS dan 50% sudah menerapkan HOTS dalam dalam menemukan konsep-konsep (produk)
KBM. Sebanyak 88%kesulitan untuk merancang IPA. Kerja ilmiah dalam penemuan konsep sains
dan menerapkan evaluasi berbasis HOTS. Hal dikenal dengan nama keterampilan proses
ini, terlihat dari pengamatan di lapangan bahwa sains, yaitu keterampilan berpikir, bernalar, dan
yang menjadi kelemahan dalam pembelajaran bertindak secara logis untuk meneliti dan mem-
IPA, adalah masalah pengemasan strategi bangun konsep sains yang berguna dalam pro-
pembelajaran dan proses penilaian pem- ses pemecahan masalah. Keterampilan proses
belajaran yang masih dilakukan hanya me- sains melibatkan kemampuan kognitif, keteram-
nekankan pada penguasaan materi saja dan pilan psikomotor, dan sosial yang apabila diajar-
hanya meliputi ranah kognitif tingkat rendah. kan kepada siswa akan menjadikan pembelajar-
Guru dituntut memiliki kemampuan dalam an IPA lebih bermakna.
menciptakan model pembelajaran dan penilaian Pengetahuan, keterampilan proses sains,
secara komprehensif baik pada tataran konsep- dan sikap ilmiah penting ditanamkan pada
tual atau praktis. Dalam setiap pembelajaran siswa, karena sesuai dengan tujuan Kurikulum
guru dituntut mampu merancang kegiatan pem- 2013, yaitu memberikan pengalaman belajar ber-
belajaran dan menyusun soal untuk meningkat- makna dengan cara mengembangkan pelbagai
kan kemampuan HOTS. Berdasarkan observasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan
lapangan dan wawancara yang dilakukan pe- kurikulum 2013 dalam standar isi mata pel-
neliti terhadap guru dan siswa, diketahui bahwa ajaran IPA kelas IV, V, dan VI yang tercantum
masih terbatas pengetahuan guru terhadap pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
pengelolaan strategi pembelajaran dan cara Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 mengharap-
memotivasi untuk memberikan pengaruh positif kan siswa memiliki kompetensi antara lain: (1)
terhadap HOTS siswa. Peneliti tertarik untuk me- menunjukkan perilaku keimanan kepada

4 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

Tuhan Yang Maha Esa sebagai hasil dari (inferensi). IPA sebagai sikap ilmiah harus
pengamatan terhadap objek IPA, (2) menunjuk- dikembangkan dalam pembelajaran sains. Jadi,
kan sikap ilmiah: rasa ingin tahu, jujur, logis, dengan pembelajaran IPA di SD dapat
kritis, disiplin, dan tanggung jawab melalui IPA, menumbuhkan sikap ilmiah sebagai seorang
(3) mengajukan pertanyaan: apa, mengapa, dan ilmuwan, seperti sikap ingin tahu, percaya diri,
bagaimana tentang alam sekitar, (4) melakukan jujur, tidak tergesa-gesa, dan objektif terhadap
pengamatan objek IPA dengan menggunakan fakta. Menurut Sulistyorini (2015 :88-90) ada
pancaindra dan alat sederhana, (5) menyajikan sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap
data hasil pengamatan alam sekitar dalam ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu: sikap
bentuk tabel atau grafik, (6) membuat kesimpulan ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru,
dan melaporkan hasil pengamatan alam sekitar sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak ber-
secara lisan dan tulisan secara sederhana, (7) prasangka, mawas diri, bertanggung jawab,
menjelaskan konsep dan prinsip IPA melalui berpikir bebas, dan kedisiplinan diri. Sikap ini
berpikir tingkat tinggi, (8) melakukan berpikir dapat dikembangkan saat melakukan diskusi,
reflektif dalam memecahkan permasalahan yang percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di
dihadapi. lapangan. Kondisi
IPA didefini- ini menjadikan IPA
sikan sebagai ilmu salah satu ilmu
tentang alam yang Proses dalam memahami IPA di- pengetahuan yang
dalam bahasa In- sebut kemampuan proses sains (sci- wajib dikuasai
donesia disebut ence process skills) adalah kemampuan sebagaimana da-
dengan ilmu yang dilakukan oleh para ilmuwan, lam Undang
pengetahuan alam, seperti mengamati (observasi), Undang Republik
dapat diklasifi- mengukur, mengklasifikasikan, Indonesia Nomor
kasikan menjadi menyimpulkan (inferensi) 20 Tahun 2003 ten-
tiga bagian, yaitu tang Sistem Pen-
ilmu pengetahuan didikan Nasional
alam sebagai produk, proses, dan sikap (Susanto, yang mengurai-kan
2012:76). IPA sebagai produk, yaitu kumpulan bahwa IPA merupakan salah satu ilmu
hasil penelitian yang telah dilakukan ilmuwan pengetahuan yang wajib diajarkan kepada siswa
dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sejak dini. Oleh karena itu, perlu dikuasai
sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis, dengan baik oleh siswa sejak usia sekolah dasar.
contoh fakta (pernyataan tentang benda yang Penyelenggaraan pendidikan pada jenjang
benar ada atau peristiwa yang benar terjadi, dan sekolah dasar bertujuan memberikan bekal
mudah dikonfirmasi secara objektif), konsep (ide kepada siswa untuk hidup bermasyarakat dan
yang mempersatukan konsep-konsep), prinsip dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
(generalisasi tentang hubungan di antara konsep lebih tinggi, maka tujuan pembelajaran IPA di
IPA), hukum alam (prinsip yang sudah ada sekolah dimaksudkan agar dapat memberikan
meskipun bersifat tentatif karena ada pengujian bekal kepada siswa dengan tekanan penataan
yang berulang maka hukum alam bersifat kekal nalar dalam penerapan IPA.
selama belum ada pembuktian yang lebih akurat Berdasarkan pasal 19 Peraturan Pemerintah
dan logis, dan teori ilmiah yang lebih luas dari No. 13 Tahun 2015 dikatakan bahwa proses
fakta-fakta, konsep, prinsip yang saling pembelajaran pada satuan pendidikan di-
berhubungan). IPA sebagai proses, yaitu untuk selenggarakan secara interaktif, inspiratif, me-
menggali dan memahami pengetahuan tentang nyenangkan, menantang, memotivasi peserta
alam. Proses dalam memahami IPA disebut didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi-
kemampuan proses sains (science process skills) kan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
adalah kemampuan yang dilakukan oleh para dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
ilmuwan, seperti mengamati (observasi), dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
mengukur, mengklasifikasikan, menyimpulkan Siswa dituntut mampu berpikir kritis, kreatif, dan

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 5


Merancang Pembelajaran IPA

mampu memecahkan suatu masalah. Untuk itu misalnya konsep merawat tubuh sendiri
guru sejatinya mampu mengasah kemampuan diharapkan dapat dilakukan dengan benar
berpikir tingkat tinggi siswa menggunakan setelah belajar konsep tentang apa itu kebersih-
pembelajaran saintifik, antara lain mengamati, an, bagaimana cara merawat tubuh yang benar,
menanya, menalar, mencoba, mengolah apa saja yang perlu dirawat, mengapa harus
informasi, menyajikan, menyimpulkan, dan merawat tubuh, dst. Jika kepala gatal dan banyak
mengomunikasikan. kutu, maka siswa sadar bahwa kebersihan
Berdasarkan standar isi mata pelajaran IPA kepala kurang baik. Konsep IPA lainnya seperti
untuk kelas IV-VI, pembelajaran IPA hendaknya rangkaian listrik, setelah belajar konsep apa,
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk mengapa, dan bagaimana rangkaian listrik
mengembangkan kemampuan kerja ilmiah terjadi maka siswa dapat menerapkan dalam ke-
yang mencakup proses sains dan sikap ilmiah. hidupan sehari-hari, misalnya menghemat
Siswa diharapkan mampu mengkonstruksi dan listrik, memperbaiki lampu yang padam, saat
mengembangkan konsep IPA dengan keterkait- berhubungan dengan alat yang menggunakan
annya antara lingkungan dan teknologi, melalui listrik tidak dalam keadaan tangan basah atau
kerja ilmiah dan pemecahan masalah. Hasil
tanpa alas kaki. Tujuan utama pendidikan IPA
akhir pembelajaran IPA siswa akan lebih me-
adalah membantu siswa mengembangkan
ningkat apabila pembelajaran IPA dirancang
kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai bekal
dengan pengembangan pengetahuan, kerja
menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-
ilmiah, dan sikap ilmiah.
hari, melalui kegiatan pembelajaran yang men-
Minimnya pembelajaran IPA dengan pene- dorong penggunaan kemampuan berpikir
rapan kerja ilmiah selama ini, menunjukkan tingkat tinggi seperti berpikir kritis, penalaran,
bahwa sikap ilmiah, keterampilan berpikir, dan
reflektif, dan keterampilan proses sains (Saido et
keterampilan proses sains belum dilatih secara
al., 2015:55). HOTS menstimulasi siswa mampu
optimal. Metode pembelajaran khususnya IPA,
menginterpretasikan, menganalisis, dan mem-
kenyataannya masih berorientasi kepada guru
berikan alternatif solusi permasalahan.
(teacher centered), sehingga siswa belum
mendapat pengalaman belajar yang menantang HOTS adalah proses berpikir yang menga-
dan bermakna. Hasil belajar IPA siswa Indone- itkan informasi baru dengan informasi yang telah
sia pada survei PISA dan TIMSS masih rendah, didapatkan kemudian dihubungkan untuk dapat
salah satunya disebabkan proses pembelajaran menyelesaikan atau menemukan suatu keadaan
yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang akan dipecahkan. Proses berpikir HOTS,
diarahkan untuk menghafal, tetapi miskin prosedur yang rumit dan perlu didasarkan pada
aplikasi dan pemecahan masalah. Jika keadaan pelbagai keterampilan seperti analisis, sintesis,
ini terus berlangsung maka siswa akan perbandingan, inferensi, interpretasi, penilaian,
mengalami kesulitan mengaplikasikan penge- penalaran induktif dan deduktif untuk di-
tahuan yang diperolehnya untuk diterapkan gunakan dalam memecahkan masalah yang
dalam kehidupan nyata. tidak biasa (Zohar & Dori, 2003:90). Semua
Oleh karena itu, diperlukan pengembang- keterampilan tersebut aktif ketika seseorang
an strategi pembelajaran IPA yang melatih berhadapan dengan masalah yang tidak biasa,
berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses ketidakpastian, pertanyaan, dan pilihan.
sains supaya menumbuhkan kemampuan ber- Menurut Taksonomi Bloom revisi Anderson,
pikir kritis, kreatif, dan bersikap ilmiah pada diri kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi
siswa untuk memecahkan masalah yang di- ranah kognitif, menilai (C5) dan mencipta (C6);
hadapi. IPA sebagai mata pelajaran dapat mengetahui (C1) dan memahami (C2) termasuk
memberikan siswa kesempatan untuk berinte- keterampilan berpikir tingkat rendah (LOWS).
raksi dengan menggunakan keterampilan proses Ranah aplikasi (C3) dan mengaplikasi (C4)
sains yang dapat digunakan untuk memecah- sebagai peralihan dari LOWS ke HOTS. Hal ini
kan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dapat diperjelas sesuai gambar 1.

6 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

Mencipta: Mengkreasi ide/gagasan


HOTS
Mengevaluasi: Mengambil keputusan sendiri

Menganalisis: Menganalisis konsep dan ide


KOGNITIF MOTS Mengaplikasikan: Menggunakan informasi
pada domain berbeda

Memahami: Menjelaskan ide/konsep


LOWS
Mengetahui: Mengingat

Gambar 1:
Dimensi Kognitif dari Taksonomi Bloom

Melatih keterampilan berpikir HOTS mem- perlengkapan lainnya sendiri tanpa bantuan
butuhkan proses yang panjang, sehingga perlu orang lain. Selain itu, ketika mengerjakan
waktu dan cara yang tepat, yaitu sejak SD. Siswa pekerjaan di sekolah, misalnya keterampilan
SD dapat dilatih HOTS dengan menyesuaikan atau PR lainnya dikerjakan sendiri tanpa
karakteristik anak usia SD terutama kelas tinggi dibantu oleh orang tua atau guru les.
seperti: a. adanya perhatian pada kehidupan prak- Dalam era 4.0 interkoneksitas begitu
tis sehari-hari yang konkret, hal ini berkecenderung- canggih sehingga diperlukan komunikasi
an membantu pekerjaan yang sifatnya praktis; b. dan kolaborasi yang baik antar satu sistem
sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar; c. dengan lainnya. Transparansi data yang ter-
menjelang masa ini ada minat kepada hal-hal dan sedia perlu kejelian dalam menganalisis data
mata pelajaran khusus; d. anak masih membutuh- untuk mengambil keputusan yang bijaksana.
kan bantuan guru atau orang dewasa untuk me- Berpikir tingkat tinggi pada siswa SD tentu
nyelesaikan tugasnya; e. gemar membentuk ke- akan berbeda dengan siswa SMA. Namun, hal
lompok teman sebaya, biasanya untuk bermain ber- ini bukan membandingkan keterampilan ber-
sama-sama dan tidak terikat peraturan permain- pikir tingkat tinggi pada siswa SD, SMP, SMA
an tradisional tetapi membuat peraturan sendiri. bukan Perguruan Tinggi, karena keterampil-
Dengan penerapan strategi pembelajaran yang an berpikir tingkat tinggi selaras dengan usia.
tepat dapat mendukung karakteristik siswa untuk Berpikir tingkat tinggi berguna untuk proses
belajar sambil berpetualangan dan menjawab pengambilan keputusan ketika mereka me-
respon rasa ingin tahu mereka yang sangat besar. nemui permasalahan dalam hidup.
Tujuan pendidikan yang tercantum dalam Keterampilan berpikir tingkat tinggi
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 antara lain mencakup sejumlah bentuk aktivitas mental
agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya, seperti perolehan pengetahuan, berpikir kritis,
supaya siswa menjadi manusia yang beriman, kreatif, dan pemecahan masalah. Aktivitas
cakap, kreatif, mandiri, tanggung jawab, dan mental ini diperlukan oleh setiap individu di
mampu memecahkan permasalahannya secara era globalisasi dan persaingan bebas seperti
tepat dalam kehidupan baik di rumah, sekolah, saat ini yang harus dengan cepat mengambil
dan masyarakat. Diperkuat dengan hasil penelitian keputusan didasarkan pada kerangka
dari Husna (2017: 56) melalui pendidikan karakter pemikiran rasional dan pemikiran yang
di SD yang terpadu dengan mata pelajaran lainnya kompleks untuk menghasilkan pelbagai
dapat meningkatkan sikap kemandirian dan solusi kehidupan sehari-hari. Tidak hanya
tanggung jawab, misalnya selesai belajar di sekolah, itu, ditengah arus informasi yang semakin
siswa dapat membereskan alat tulis, buku, dan deras, tantangan yang timbul terkait

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 7


Merancang Pembelajaran IPA

dinamika moral dan degradasi karakter juga peroleh tidak hanya mengingat. Adapun
semakin besar. Guru (termasuk calon guru IPA) karakteristik pembelajaran pada HOTS, yaitu: (a)
sebagai ujung tombak pendidikan perlu berfokus pada pertanyaan; (b) menganalisis/
mengajarkan siswa dengan keterampilan, menilai argumen dan data; (c) mendefinisikan
bersikap, moral, serta karakter sesuai dengan konsep; (d) menentukan kesimpulan; (e)
falsafah bangsa Indonesia. Untuk itu, model menggunakan analisis logis; (f) memproses dan
pembelajaran inovatif dalam mata pelajaran menerapkan informasi; dan (g) menggunakan
sains (IPA) yang mampu memberdayakan HOTS informasi untuk memecahkan masalah.
siswa, dan melakukan pembiasaan dalam pem- Soal-soal HOTS bukan berarti soal yang
bentukan karakter siswa. Tujuannya agar siswa sulit, karena kalimatnya panjang dan berbelit-
dapat memilah dan memilih informasi yang belit sehingga banyak waktu untuk membaca-
relevan, mampu menyikapi arus informasi nya. Soal HOTS disusun secara proporsional
dengan arif dan bijak, disiplin, mandiri, cerdas, dan sistematis untuk mengukur indikator
kreatif, mampu berperan sebagai problem solver, ketercapaian kompetensi secara efektif serta me-
serta memiliki produktivitas tinggi. miliki kedalaman materi sehingga siswa akan
Lebih jauh, menurut Yoon & Onchwari terangsang untuk menjawab pertanyaan dengan
(2006:190), tumbuhnya HOTS dalam proses baik. HOTS menunjukkan pemahaman terhadap
pembelajaran ditandai adanya: (a) bekerja sama informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya
atau kolaborasi antara guru, siswa, dan lintas sekedar mengingat informasi. Guru tidak hanya
ilmu (b) mendorong keingintahuan, eksplorasi, menguji ingatan, sehingga terkadang perlu
dan penyelidikan (c) pembelajaran berpusat untuk menyediakan informasi yang diperlukan
pada siswa (d) kegagalan dipandang sebagai untuk menjawab pertanyaan dan siswa me-
kesempatan belajar (e) pengakuan terhadap nunjukkan pemahaman terhadap gagasan,
usaha, tidak hanya pada prestasi (f) belajar informasi, dan memanipulasi atau mengguna-
secara kontekstual dalam kehidupan nyata. kan informasi tersebut. Teknik kegiatan-kegiatan
Menurut Brookhart (2010:88) membagi HOTS lain yang dapat mengembangkan keterampilan
menjadi tiga bagian yaitu: (a) inquiry skills, (b) berpikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk
data processing skills, dan (c) additional critical menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif.
thinking skills. Tentu sangat disayangkan jika ke-
Sebuah situasi belajar tertentu yang me-
mampuan inquiry, memproses data, dan ber-
merlukan strategi pembelajaran yang spesifik
pikir kritis siswa dalam pembelajaran tidak ter-
dan tidak dapat digunakan di situasi belajar
eksplorasi dengan baik, karena makna pem-
lainnya. Kecerdasan tidak lagi dipandang
belajaran adalah mengolah berpikir siswa me-
sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah
nuju ke arah itu. Dalam konteks implementasi,
Thomas (2000:109) menyatakan bahwa HOTS melainkan kesatuan pengetahuan yang di-
dapat menumbuhkan sikap kritis siswa untuk pengaruhi oleh faktor lingkungan belajar,
berpendapat mengambil kesimpulan, me- strategi pembelajaran, dan kesadaran dalam
rencanakan dan menilai. Partisipasi siswa, belajar. Pemahaman belajar yang bersifat spiral
dukungan guru, interaksi siswa, termasuk dan linier menuju multidimensi dan interaktif.
kegiatan praktis, motivasi, dan umpan balik Strategi pembelajaran perlu dikemas dan di-
memberi hubungan pengaruh positif tumbuh- kelola dengan baik supaya hasilnya maksimal
nya HOTS (Brookhart, 2010:134). Dalam pem- bagi siswa. Dalam manajemen pembelajaran ada
belajaran IPA menurut Yoon & Onchwari beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam me-
(2006:109-110), suatu langkah yang memungkin- ngatur dan mengelola pembelajaran, seperti ter-
kan untuk mendorong tumbuhnya HOTS dalam tera pada gambar 2.
IPA secara nyata maupun virtual, adalah me- Proses interaksi pembelajaran di sekolah
nempatkan siswa dalam posisi sebagai pen- tidak hanya sebatas siswa, guru, dan ruang
desain, pengembang, dan mengatur eksperimen- kelas. Namun, komponen lainnya juga sangat
nya sendiri. HOTS menuntut siswa untuk men- berpengaruh keberhasilan dari proses pem-
transfer dalam mengaplikasikan ilmu yang di- belajaran di kelas seperti: teknologi, kurikulum,

8 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

Output
• Mutu pendidikan dasar
Proses Mutu
• Merencanakan
Input • Mengorganisasikan
• Siswa • Melakukan
• Guru dan Kasek Memonitoring
• Sarana/media
• Kurikulum
• Teknologi
• Lingkungan
Gambar 2:
Desain Manajemen Pembelajaran

lingkungan, kompetensi guru, ketersediaan tujuan pembelajaran, materi belajar, sumber, me-
sarana prasarana, bagaimana kepala sekolah dia, kegiatan belajar mengajar, dan penilaian.
memfasilitasi guru dan siswa dengan pelbagai Tujuan pembelajaran dengan mengacu pada
kebijakan dan sarana prasarana, meng- Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
koordinasi guru-guru untuk merencanakan dari Permendikbud No. 37 Tahun 2018. Terdapat
pembelajaran (RPP) yang inovatif sesuai 3 komponen utama dalam penyusunan RPP
kebutuhan siswa, kepala sekolah membantu yang penting, yaitu: tujuan pembelajaran,
guru mengorganisasikan RPP yang sudah kegiatan belajar mengajar, dan penilaian. Ketiga
disusun, mengawasi guru dalam melakukan komponen ini satu sama lain saling terikat dan
kegiatan mengajar di kelas, dan memberi dikemas menjadi satu kesatuan. Komponen
masukan positif pada guru (gambar 3). pendukungnya seperti: sumber, media, dan
Merancang desain pembelajaran tersirat materi belajar melengkapi komponen utama
dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 dalam untuk menjadi lebih sempurna dan baik diterima
standar proses Dikdasmen (Pendidikan Dasar oleh siswa di kelas. Desain pembelajaran yang
Menengah) diawali dengan penyusunan baik perlu mempertimbangkan dari segi waktu,
silabus kemudian RPP. RPP adalah rencana keluasan materi, karakteristik anak, dan ke-
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu butuhan siswa saat proses belajar mengajar di
pertemuan atau lebih. Komponen RPP berisikan kelas, sehingga menghasilkan kualitas baik.

Proses
• Guru SD
• Merencanakan RPP
• K-13 ed 2018 • Desain Pembelajaran
(Desain pembelajaran
• Siswa SD HOTS untuk siswa SD
meningkatkan HOTS)
• Sarana prasarana

Input Out-
put
Gambar 3:
Komponen Input, Proses, dan Output Desain Pembelajaran HOTS

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 9


Merancang Pembelajaran IPA

Tujuan
Kompetensi Indikator
Pembelajaran

• Mengacu pada ·• Menguraikan • Mengembangkan


Permen-dikbud No minimal 2 buah tujuan
37 tahun 2018 indikator dengan pembelajaran dari
Kompetensi Inti dan menggunakan kata indikator yang
Kompetensi Dasar operasional yang sudah ada dengan
kurikulum 2013 pada dapat diukur dan memperhatikan
Pendidikan Dasar diamati proses (berpikir,
dan Menengah • Mengukur aspek kinerja dan sikap)
• Sejumlah kognitif, afektif, dan siswa saat
kemampuan yang psikomotor kegiatan belajar
harus dikuasai siswa • Diurutkan dari mengajar di kelas
dalam mata pelajaran tingkat yang berlangsung.
tertentu kongkret ke abstrak • Disesuaikan deng-
• Terdiri dari kognitif, an urutan pola
afektif, dan pikir siswa dari
psikomotor mudah ke sulit

Gambar 4:
Proses Mengembangkan KD Menjadi Tujuan Pembelajaran

Guru sering terlena saat mengajar di kelas, an dari KD menjadi tujuan pembelajaran dapat
sehingga antara tujuan pembelajaran, kegiatan, melihat gambar 4.
dan evaluasi sering tidak selaras. Proses pem- Menurut Dick dan Carey (1990:267) me-
belajaran yang baik apa yang dinilai/ujikan nyusun tujuan pembelajaran memiliki 4
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi komponen, yaitu audience (siswa), behavior (kata
apa yang diajarkan pada siswa. Oleh karena itu, kerja operasional yang spesifik dan objek perilaku
kata operasional dalam menyusun indikator dan yang dimunculkan setelah belajar; condition
tujuan pembelajaran sangat diperlukan. Meng- (keadaan siswa yang bagaimana diharapkan
gunakan kata operasional yang dapat diukur saat belajar); dan degree (tingkat keberhasilan
tingkat keberhasilannya. Indikator pencapaian yang bagaimana diharapkan siswa menguasai).
kompetensi sebagai tolak ukur dalam penilaian Dengan 4 komponen ini diharapkan tujuan pem-
sebagai target pencapaian siswa, sedangkan belajaran yang dirumuskan jelas, tepat, spesifik,
tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan terukur, contoh: siswa kelas 5 SD (audience)
dan hasil belajar yang akan dicapai siswa secara dapat mengidentifikasi (behavior), komponen
kolektif setelah belajar dipengaruhi oleh strategi campuran heterogen melalui percobaan secara
pembelajaran. Namun, keduanya berfungsi kelompok (condition), minimal 3 dari 4 (degree)
sebagai acuan proses dan hasil pembelajaran. campuran heterogen yang diberikan.
Oleh karena itu, tujuan pembelajaran ruang Dalam Permendikbud No. 37 Tahun 2018
lingkupnya lebih luas dari indikator. Setiap KD dalam KI pengetahuan menggunakan kata
sekolah dan guru yang menyusun tujuan pem- operasional yang dapat diukur, seperti: men-
belajaran dapat berbeda-beda tergantung ke- jelaskan, mengemukakan, menguraikan,
butuhan siswa dan kondisi sekolah. Untuk mem- menentukan, merinci, mencermati, meng-
permudah pemahaman mengenai pengembang- identifikasi, upaya mencari dan menemukan

10 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

Tabel 1:
Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom Revisi (Anderson, 2001)

Mengetahui Mengingat kembali Kata kerja: mengingat, mendaftar,


mengulang, menirukan
LOTS
Memahami Menjelaskan Kata kerja: menjelaskan ,
ide/konsep mengklasfikasikan, menerima, melaporkan.

Mengaplikasi Menggunakan Kata kerja: menggunakan,


informasi pada mendemonstrasikan, mengilustrasikan.
domain berbeda
MOTS
Menganalisis Menganalisis konsep Kata kerja: membandingkan, memeriksa,
dan ide mengkritisi, menguji.

Mengevaluasi Mengambil Kata kerja: menilasi, memutuskan,


keputusan sendiri memilih, mendukung
HOTS
Mengkreasi Mengkreasi Kata kerja: mengkonstruksi. mendesain,
ide/gagasan sendiri kreasi, mengembangkan, menulis.

informasi. Kata operasional tersebut sudah se- golongkan ke dalam zat tunggal (zat murni) atau
laras dengan kata operasional dari Taksonomi campuran. Zat tunggal adalah zat yang hanya
Bloom kognitif. Guru dapat menambahkan kata mengandung satu macam zat penyusun.
operasional yang meningkatkan HOTS dari Dengan cara-cara fisika, zat murni tidak
tujuan pembelajaran dengan dimensi Taksonomi
dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain yang
Bloom revisi. Untuk tabel 1 dijelaskan kata
lebih sederhana, contoh zat murni adalah emas
operasional dari setiap ranah Taksonomi Bloom
24 karat, air suling, atau aquades, dan besi murni.
dan keterampilan berpikirnya.
Zat tunggal merupakan zat yang terdiri atas
Pada tabel 2 menampilkan indikator dan materi sejenis dan benda termasuk dalam zat
tujuan pembelajaran di kelas 5 SD menggunakan tunggal adalah air, garam, gula, dan emas 24
tabel untuk mempermudah penyusunannya.
karat. Campuran adalah zat yang terdiri atas be-
RPP ini untuk alokasi waktu 3 jam pelajaran
berapa jenis materi atau zat tunggal dan dapat
untuk KD 3.9 dan 4.9 dengan tema “Makanan”.
dibedakan, antara lain campuran homogen dan
Materi pembelajaran tersirat dalam KI campuran heterogen. Campuran homogen me-
pengetahuan dalam Permendiknas No. 37 Tahun rupakan campuran yang zat penyusunnya ter-
2018, adalah mengelompokkan materi dalam campur sempurna. Pada campuran homogen,
kehidupan sehari-hari berdasarkan komponen
zat penyusunnya tidak dapat dibedakan, contoh
penyusunannya (zat tunggal dan campuran).
air garam, sirop, udara, perunggu, kuningan.
Materi merupakan sesuatu yang menempati
Campuran heterogen merupakan campuran
ruang dan mempunyai massa, seperti air, batu,
yang zat penyusunnya tidak tercampur sempur-
pasir, tanah, oksigen, kayu, besi, emas, plastik,
na. Pada campuran heterogen, zat penyusunnya
dan sebagainya. Setiap materi mempunyai sifat-
masih dapat dibedakan, contoh campuran air
sifat khas yang membedakannya dari materi
lainnya. Namun, diantara pelbagai macam dengan kopi, air dengan tepung, dan air dengan
materi terdapat juga pelbagai persamaan, pasir. Pada gambar 5, menampilkan peta pikiran
sehingga kita dapat membuat pengelompokan, zat tunggal dan campuran, diharapkan akan
misalnya pengelompokan berdasarkan wujud mempermudah guru dapat menyusun peta
(padat, cair, dan gas), komposisi kimia, daya pikiran materi kepada siswa dan mengemas
hantar listrik, dan sebagainya. Materi dapat di- KBM dalam RPP.

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 11


Merancang Pembelajaran IPA

Tabel 2:
Pengembangan KD ke Indikator dan Tujuan pembelajaran kelas 5 SD

Kompetensi
Indikator Tujuan Pembelajaran
Dasar
3.9 Mengelompok- 3.9.1 Menjelaskan 3.9.1.1 Setelah melakukan permainan
kan materi pengertian zat dipimpin oleh guru siswa dapat
dalam tunggal dan zat menyebutkan 1 buah masing-
kehidupan campuran masing definisi zat tunggal dan
sehari-hari campuran
berdasarkan
komponen 3.9.2 Mengidentifikasi 3.9.1.2 Setelah melakukan percobaan
penyusunnya zat penyusun kelompok, siswa dapat
(zat suatu benda mengelompokkan 4 materi
tunggal&camp- dengan benar. berdasarkan zat penyusunnya
uran) 3.9.1.3 Setelah melakukan percobaan
kelompok, siswa dapat
mengidentifikasikan 4 buah zat
penyusun materi dengan benar
dari benda yang diberikan.

3.9.1.4 Setelah melakukan galeri walk


yang dipimpin guru, siswa
dapat memilih masing-masing 1
buah zat tunggal dan campuran
yang tepat untuk sarapan
paginya

4.9 Melaporkan 4.9.1 Menyebutkan sifat- 4.9.1.1 Setelah melakukan galeri walk.
hasil sifat zat tunggal siswa dapat menyebutkan
pengamatan dan zat campuran masing-masing 2 buah sifat zat
sifat-sifat tunggal dan campuran
campuran dan
komponen 4.9.2 Menuliskan 4.9.1.2 Setelah melakukan pengamatan,
penyusunnya perbedaan zat siswa dapat membedakan
dalam tunggal dan zat materi berdasarkan zat
kehidupan campuran penyusunnya dengan benar.
sehari-hari 4.9.1.3 Setelah melakukan pengamatan,
siswa dapat menuliskan dengan
kalimat sendiri masing-masing 2
buah perbedaan dan persamaan
zat tunggal dan campuran

4.9.1.4 Siswa dapat mendesain 1 buah


resep minuman lengkap dengan
cara kerjanya berdasarkan zat
penyusunnya di rumah.

12 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

Benda (materi punya massa dan ruang)

Zat tunggal ( 1 macam penyusun) Campuran (lebih dari 1 penyusun)

Contoh: emas murni, air, besi Homogen Heterogen (tidak


(tercampur jadi tercampur)
satu)

Contoh: air Contoh: air


garam, sirop, dengan kopi, air
udara dengan pasir

Gambar 5:
Peta Pikiran Materi di Sekitar Kita, untuk Kelas 5 SD

Sumber belajar dan media pembelajaran metode pembelajaran yang tepat disesuaikan
sangat menunjang keberhasilan Kegiatan Belajar dengan usia siswa, materi belajar, waktu, dan
Mengajar (KBM) di kelas. Sumber belajar adalah sarana yang tersedia. Metode pembelajaran
semua sumber baik data, manusia, dan benda adalah suatu proses cara penyampaian materi
yang digunakan siswa untuk memperlancar belajar kepada siswa yang diatur secara sis-
belajar dan mandiri belajar. Media adalah sarana tematis oleh guru. Metode pembelajaran, antara
pelbagai komponen dalam lingkungan siswa lain: metode ceramah, diskusi kelompok,
yang dapat merangsang siswa saat belajar, demonstrasi, percobaan, resitasi, karyawisata,
contoh mengamati benda yang sangat kecil, latihan, rancangan, debat, peta pikiran (mind
peristiwa alam, benda yang bergerak terlalu mapping), penjelajahan, permainan edukatif
cepat, dan sebagainya. Perkembangan di era digi- (games) dapat di kelas atau di luar kelas, berbagi
tal tidak hanya terpaku pada bahan ajar dan peran, tanya jawab, belajar dengan teman sebaya
penjelasan guru saja melainkan audio visual, (peer teaching), praktik lapangan, simposium,
seperti televisi, video, internet. Media di sekitar simulasi, curah pendapat (brain storming), tuto-
lingkungan kelas, sekolah, dan rumah seperti rial, suri tauladan, penugasan, dan kisah/cerita
benda di sekitar lingkungan siswa (binatang, Sutikno (2014:39). Manfaat dari metode pem-
materi, tanaman, dan sebagainya). Selain itu, belajaran adalah mengkondisikan siswa dalam
keberadaan narasumber, perpustakan bahkan suasana senang belajar dan antusiasme muncul,
saat ini tersedia elektronik perpustakaan sebagai sehingga motivasi belajar siswa meningkat.
sarana penunjang keberhasilan PBM. Sebuah proses belajar mengajar boleh meng-
PBM terdiri dari kegiatan pembuka, inti, dan gunakan lebih dari satu metode belajar. Dalam
akhir. Kegiatan pembuka sebagai apersepsi menuliskan tahapan kegiatan belajar mengajar
untuk merangsang siswa termotivasi belajar dan sebaiknya dituliskan secara rinci dan berurutan
mengetahui pengetahuan awal siswa melalui langkah-langkah kegiatannya. Untuk dapat
pertanyaan atau demonstrasi dan sebagainya. menstimulasikan HOTS di kelas, siswa tidak
Kegiatan yang dapat merangsang siswa belajar boleh hanya memiliki pengetahuan dasar dan
seperti permainan, simulasi, demontrasi, me- pemahaman konsep, namun dapat menerapkan
nonton film, melihat video singkat pada laman apa yang mereka pelajari aktivitas rutin. Guru
youtube, mendengarkan radio, dll. Kegiatan inti perlu merangsang pemikiran kritis, sehingga
adalah kegiatan utama dalam PBM untuk siswa belajar bagaimana mengolah self-directed,
membangun pengetahuan siswa melalui self-disciplined, self-monitored, dan self-corrective
pikirannya sendiri melalui pelbagai metode dalam proses berpikir mereka. Proyek dan tugas
pembelajaran. Guru perlu cermat untuk memilih harus mencakup pertanyaan yang menantang

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 13


Merancang Pembelajaran IPA

Tabel 3:
Langkah Belajar Mengajar Tema "Makanan" yang Menekankan HOTS

No Tahap Langkah Kegiatan Waktu Media

1 Pembuka a. Siswa melakukan permainan "siapa cepat dia dapat" 15' Makanan
dipimpin guru, menyebutkan nama benda (materi ) yang dibawa
yang ada di ruang kelas dengan menuliskan nama siswa dan
benda tersebut di papan tulis. guru.
b. Siswa menjawab zat penyusun benda, yang benar
mendapat point (hadiah) .
c. Guru bertanya: apakah sebatang cokelat dengan air dan
teh dalam botol minum zat penyusunnya sama ?
Terdiri dari apa saja zat penyusun makanan sarapan
pagi kalian?

2 Inti a. Siswa berkelompok 3-4 orang diberi LKS sebagai 60' Mangkuk
panduan kerja dan tugas yang harus dikerjakan siswa. kecil,
b. Setiap kelompok membawa berbagai bahan makanan sendok,
seperti: bubuk cokelat, kopi, teh, satu siung bawang gelas, air
merah, putih, jahe, lengkuas, dll. dalam botol,
c. Siswa secara kelompok mengelompokkan bahan kertas/karto-
makanan berdasarkan zat penyusunnya dan mencan- n , buku
tumkan hasilnya dalam tabel yang dipajang saat galeri. bacaan
d. Melalui diskusi kelompok siswa menganalisa 2 sifat tentang
serta 2 persamaan + perbedaan zat tunggal dan materi
campuan menuliskannya dengan kalimat sendiri pada
kertas yang nantinya dipajang saat galeri walk.
e. Setiap kelompok mendesain meja terdiri dari bahan
makanan yang dikelompokkan di atas kertas/magkuk
kecil dan diberi penjelasan.
f. Guru memimpin galeri walk secara rotasi berputar
sehingga setiap kelompok siswa dapat melihat hasil
karya kelompok lainnya.
g. Siswa membereskan alat dan bahan percobaan dengan tertib.

3. Penutup a. Guru menyimpulkan apa yang sudah dikerjakan siswa 30' Resep
melalui pengisian tabel zat penyusun dipapan tulis minuman
secara acak dilakukan tanya jawab untuk mengetahhui Alat warna
kemampuan siswa sampai sejauh mana. dan kertas .
b. Setiap siswa menyebutkan sarapan paginya terdiri zat Bahan untuk
tunggal atau campurkan melalui sesi tanya jawab. membuat
c. Guru meminta siswa mendesain sebuah resep minuman.
minuman favoritnya, dibuat di rumah dan diamati zat
penyusunnya kemudian diaporkan pada sebuah kertas
untuk dikumpulkan.
d. Setiap siswa menuliskan pada secarik kertas sebagai
tiket ulang "bagaimana perasaan ketika belajar tadi"
e. Tiket dikumpulkan dan dibaca oleh guru untuk diberi
umpan balik keesokan harinya.

14 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

siswa untuk mengklarifikasi pemahaman, me- amatan untuk diintepretasikan bagaimanakah


ngemukakan alasan dan bukti pemikiran, me- sifat dari zat tunggal dan campuran, apakah per-
nentukan perspektif, menentukan implikasi dan bedaan dan persamaan zat tunggal dan campur-
konsekuensi, serta mengevaluasi konsep. an? Lebih lanjut lagi apakah sifat campuran
Tujuan pembelajaran terdapat 8 buah heterogen dan homogen sama? dst. Siswa dapat
dengan kata operasional menyebutkan, menge- mengambil kesimpulan dari hasil pengamatan
lompokkan, mengidentifikasikan, membedakan, melalui diskusi kelompok dan menuliskannya
menuliskan dengan kalimat sendiri, dan men- dengan kalimat sendiri. Ketika siswa menulis-
desain melalui kegiatan permainan, percobaan, kan kesimpulan dengan kalimat sendiri dituntut
penugasan, dan galeri walk. PBM terdiri dari 3 berpikir tingkat tinggi, dalam Taksonomi Bloom
tahap, yaitu kegiatan pembuka, inti, dan pe- ada pada ranah kognitif C6 (mencipta). Pada
nutup. Kegiatan awal merupakan tahap bagi umumnya LKS bahan ajar ketika siswa me-
guru mengetahui kemampuan awal siswa serta lakukan percobaan sudah tersedia format untuk
memotivasi siswa tertarik belajar. Kegiatan inti mengisi kesimpulan. Bahkan ada beberapa buku
adalah langkah kegiatan utama dalam pem- bahan ajar hanya mengisi sebagian kata yang
belajaran, sehingga keberadaan guru sebagai kosong sebagai kesimpulan. Hal tersebut tidak
fasilitator mengajak siswa berpikir dan ber- menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi.
tindak melalui pelbagai metode. Sedangkan ke- Guru mengakhiri pelajaran dengan pendekatan
giatan penutup guru memberikan penguatan kontekstual meminta siswa mencatat komponen
atau merangkum apa yang sudah dipelajari, apa saja pada saat mereka sarapan pagi melalui
serta mengetahui umpan balik melalui tes. tanya jawab dan memberikan PR mendesain
Untuk mempermudah penyajian PBM dapat di- resep minuman untuk dibuat di rumah dan di-
lihat langkah Proses Belajar Mengajar tema amati komponen penyusunnya untuk dilapor-
“Makanan” yang menekankan HOTS (tabel 3) . kan. Kegiatan sederhana membuat minuman
favorit dengan melihat pada buku resep atau
Pada langkah kegiatan tabel 3 sebelum
menggabungkan dari buku resep dengan
kegiatan percobaan kelompok guru mengawali
minuman kesukaannya termasuk ranah kognitif
dengan menjelaskan cara kerja secara lisan
C6. Hal ini, membiasakan siswa untuk berpikir
dibantu oleh Lembar Kerja Siswa (LKS) yang di-
kreatif dan kritis sesuai masa usianya.
bagikan pada siswa setiap kelompok. Hal ini,
penting dilakukan oleh guru mengingat akan Ketika siswa mendesain meja untuk me-
mengganggu jalannya percobaan jika setiap mamerkan hasil kerja dan pengamatannya siswa
kelompok tidak paham mengenai tugasnya. dituntut untuk belajar terampil kerja, tanggung
Gunakan alat bantu LCD untuk mempermudah jawab, dan memiliki estetika. Selanjutnya guru
menjelaskan pada siswa. Kegiatan mengelom- memimpin untuk galeri walk, setiap kelompok
pokkan materi dimulai dari tingkat yang mudah harus mengikuti aturan dan aba-aba dari guru
ke tingkat sulit dengan bantuan tabel 4 untuk jika tidak, maka galeri walk tidak akan berjalan
memancing pikiran siswa. dengan tertib. Persiapan, pelaksanaan, dan
Diupayakan setiap kelompok memiliki pasca galeri walk mengembangkan ranah afeksi
materi yang berbeda dengan kelompok lain, se- dan psikomotor siswa.
hingga setiap kelompok dapat melaporkan hasil Pada akhir pelajaran setiap siswa diberi
pengamatan yang akan menambah wawasan waktu sejenak untuk berpikir bagaimana pe-
bagi siswa lainnya. Setiap kelompok akan me- rasaan ketika belajar tadi?, apa alasannya?
laporkan hasil pengamatan berbeda tergantung apakah ada kendala? Dituliskan pada sebuah
dari kejelian dan ketangkasan berpikirnya. kertas kecil sebagai syarat untuk “tiket” pulang.
Kemungkinan untuk mengelompokkan materi Keberadaan “tiket” guru dapat merenungkan
yang tersedia setiap kelompok akan memiliki proses KBM apakah ada yang harus diperbaiki
pelbagai variasi. Tahap mengelompokkan ter- atau tidak. Selain itu, kegiatan tersebut sebagai
sebut dituntut berpikir tingkat tinggi. Tahap selingan permainan, melatih ketertiban, serta ber-
berikutnya adalah mengidentifikasi hasil peng- pikir reflektif siswa.

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 15


Merancang Pembelajaran IPA

Tabel 4:
Pengelompokan Materi Berdasar Zat Penyusun Tema "Makanan"

Campuran
Zat
No. Nama Materi Hasil Pengamatan
Tunggal
Homogen Heterogen

Warna hitam, bentuk


1. Bubuk Kopi V
serbuk, harum

Warna putih, bentuk


2. Gula pasir V
butiran kecil.

Air berwarna
Gula pasir + air
3. V kekuningan, gula
(diaduk)
pasir hilang

Air berwarna
Bubuk kopi + air kehitaman , bubuk
4. V
(diaduk) kopi masih ada
sedikit

Bubuk kopi + gula Serbuk warna hitam


5. V
pasir (diaduk) dan putih bercampur.

Serbuk warna hitam


Bubuk kopi + gula
6. V dan putih bercampur
pasir + jahe (diaduk)
dan potongan jahe.

Bubuk kopi + gula Air berwarna


7. pasir + jahe+ air V kehitaman dan jahe
(diaduk) terapung

Serbuk kopi dan teh


Bubuk kopi + bubuk bercampur jadi
8. V
teh (diaduk) serbuk warna
kehitaman.

Serbuk terdiri dari


Bubuk kopi + bubuk warna putih dan
9 teh + gula pasir V hitam ada bintik-
(diaduk) bintik kecil serbuk
teh.

Air berawarna
Bubuk kopi + bubuk
kehitaman gula dan
10 teh+ gula pasir + air V
kopi hilang serbuk
(diaduk)
teh masih ada.

dst

Penilaian hasil belajar oleh guru bertujuan pembelajaran; dan (c) menyusun laporan kema-
untuk memantau dan mengevaluasi proses, juan hasil belajar harian, tengah semester, akhir
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar semester, akhir tahun dan/atau kenaikan kelas.
siswa secara berkesinambungan. Penilaian di- Penilaian sikap adalah kegiatan yang di-
lakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan, lakukan oleh guru dalam rangka memperoleh
penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlu- informasi deskriptif mengenai perilaku siswa.
kan. Hasil penelitian belajar oleh guru diguna- Penilaian pengetahuan adalah kegiatan yang di-
kan untuk: (a). mengukur dan mengetahui penca- lakukan untuk mengukur penguasaan penge-
paian kompetensi siswa; (b) memperbaiki proses tahuan siswa. Penilaian keterampilan adalah ke-

16 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

Objektif PG,B-S, Menjodohkan


Tes tertulis
Uraian Isian, Esai

Penugasan Rumah, proyek


Kognitif
Tes lisan Daftar pertanyaan

Dokumen pekerjaan

Portofolio Karyawisata
Prestasi

Utama Observasi

Afektif Penilaian diri


Penilaian
Penunjang Teman sejawat

Penilaian jurnal

Praktik Tes unjuk kerja

Psikomotor Produk

Proyek

Portopolio

Gambar 6:
Bentuk Tes untuk Penilaian Proses dan Produk

giatan yang dilakukan untuk mengukur ke- produk yang dihasilkan berupa pajangan untuk
mampuan siswa menerapkan pengetahuan galeri walk dan proyek berupa mendesain resep
dalam melakukan tugas tertentu. Dalam minuman di rumah. Guru mendesain penyusun-
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 terdapat be- an penilaian baik kognitif, afektif, dan psiko-
berapa prinsip penilaian hasil belajar yang harus motornya dalam bentuk rubrik.
dipenuhi, antara lain sahih, objektif, adil, Penilaian kognitif untuk bentuk tes tertulis
terpadu, terbuka, menyeluruh, dan berkesinam- sudah tidak asing bagi guru, karena setiap
bungan, sistematis, beracuan kriteria, dan ulangan guru akan menyusunnya. Perbedaan
akuntabel. Penilaian kogntif, afektif, dan cara penyusunan soal tes tertulis berpikir tingkat
psikomotor dapat dilakukan beragam bentuk tes.
tinggi dan rendah dari kata operasional dalam
gambar 6 paparkan bentuk tes yang dapat di-
indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam
gunakan untuk penilaian proses dan produk.
Taksonomi Bloom kognitif, kata operasional
Proses KBM pada tabel 5 memiliki beragam
menilai, memutuskan, memilih, mendukung,
penilaian. Penilaian kognitif saat siswa me-
mengkonstruksi, mendesain, kreasi, mengem-
ngerjakan ulangan (tes tertulis) dan penugasan
dalam bentuk proyek mendesain minuman di bangkan, dan menuliskan menuntut siswa
rumah. Selain, itu melalui dokumen pekerjaan berpikir pemecahan masalah untuk mengambil
berupa laporan hasil pengamatan yang ditulis keputusan yang bijaksana dan berpikir kreatif.
dengan kalimat sendiri melalui penulisan untuk Untuk cara penyusunan soal tes tertulis berpikir
“tiket” pulang. Sedangkan, penilaian psikomo- tingkat tinggi sama halnya dengan penyusunan
tor berupa tes untuk kerja saat percobaan dan soal untuk berpikir tingkat rendah, lihat tabel 4

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 17


Merancang Pembelajaran IPA

Pada tabel 5 menggunakan soal bentuk esai Sejarah boleh tidak kontekstual); keempat,
dan pilihan ganda. Untuk butir soal tabel 2 soal buatlah pertanyaan sesuai kasus dan tujuan
nomor 4, 6, 7, dan 8 termasuk soal HOTS; soal nomor pembelajaran yang akan diukur. Soal HOTS
1, 2, dan 5 termasuk soal berpikir tingkat rendah bukan berarti soal yang pasti sulit, namun
(LOWS); dan soal nomor 3 dan 6 termasuk soal soal yang perlu berpikir beberapa tahap untuk
berpikir tingkat sedang (MOTS). Bentuk soal HOTS menyelesaikannya. Oleh karena itu, soal
dapat bermacam-macam seperti isian dan tersebut materinya disesuaikan dengan usia
menjodohkan juga dapat digunakan untuk meng- dan jenjang siswa, sehingga, guru perlu me-
ukur berpikir HOTS. Karakteristik menyusun soal rancang item-item pertanyaan yang dapat
HOTS, yaitu pertama, pilih beberapa informasi mendorong HOTS siswa (Sajidan , 2016: 178).
dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang Mendesain rencana pembelajaran bagi
memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus stimulus; guru, adalah sebuah kegiatan rutin sehari-
kedua, stimulus hendaknya menuntut kemampuan hari. Namun, banyak guru mengeluhkan
menginterpretasi, mencari hubungan, meng- kesulitan mendesain RPP yang bersifat stu-
analisis, menyimpulkan, atau menciptakan di- dent centre dan HOTS. Guru mengembangkan
sesuaikan dengan kata operasional dalam tujuan kompetensi pedagogiknya melalui kegiatan
pembelajaran; ketiga, pilih kasus/permasalahan mengajar di kelas setiap hari. Oleh karena itu,
konstekstual dan menarik bagi siswa yang up to sebaiknya guru melakukan Penelitian
date, sehingga memotivasi siswa untuk membaca Tindakan Kelas (PTK) di kelasnya sendiri
(pengecualian untuk mata pelajaran Bahasa dan guna meningkatkan kompetensinya, misal-

Tabel 5 :
Penyusunan Soal Tertulis Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

Ben-
No. Tujuan Blo- Kun- Sk-
tuk Butir Soal
soal Pembelajaran om ci or
soal

1 3.9.1.1 Setelah C1 PG Manakah yang benar dari pernyataan D 1


melakukan berikut ini?
permainan, a. Zat tunggal adalah zat mengandung
siswa dapat lebih dari satu macam zat penyusun.
menyebutkan b. Zat tunggal adalah komponennya
1 buah dapat dipisahkan.
masing-masing c. Campuran adalah komponen
definisi zat penyusunnya tercampur sempurna.
tunggal dan d. Campuran adalah zat yang terdiri
campuran atas beberapa jenis zat tunggal.

2. 3.9.1.3 Setelah C2 Esai Manakah kelompok materi di bawah ini A 1


melakukan yang salah?
percobaan a. Bubuk kopi dan garam, air, dan gula.
kelompok, b. Merica, garam, susu, dan gula pasir.
siswa dapat c. Air susu, air santan, air madu, dan air
mengelompok- sirup.
kan 4 materi d. Serbuk susu teh jahe madu, serbuk
berdasarkan bajigur dan serbuk.
zat
penyusunnya
dengan benar.

18 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

3. 3.9.1.2 Setelah C4 Esai Ibu membeli bawang merah, biji


melakukan ketumbar, biji pala dan garam di pasar.
percobaan Ibu akan membuat bumbu untuk
kelompok, menggoreng ikan mas. Ibu menggoreng
siswa dapat tanpa minyak biji ketumbar lalu
mengelompok- dimasukkan ke tempat ulekan dan
kan 4 materi ditaburi garam. Ibu mulai
berdasarkan menggerusnya sampai halus. Terakhir
zat irisan bawang merah dimasukkan dan
penyusunnya digerus sampai tercampur halus.
dengan benar. Bumbu ikan sudah siap untuk ikan mas
digoreng

Kalian cobai identifikasi bahan bumbu Pakai @1


ikan berdasarkan 4 buah zat penyusun Tabel
komponennya dari langkah ibu kerja 5
membuat bumbu ikan mas!

4 3.9.1.4 Setelah C5 Esai Ibu Guru sarapan roti bakar diolesi Air
melakukan mentega dan ditaburi keju. Ibu Guru Susu,
galeri walk minum air susu hangat. roti
yang dipimpin ditab-
guru, siswa uri
dapat memilih keju
masing-masing dan
1 buah zat mente-
tunggal dan ga
campuran Manakah menu sarapan pagi ibu guru @2
yang tepat yang termasuk komponen zat tunggal ?
untuk sarapan Manakah menu sarapan pagi ibu guru
paginya. yang termasuk komponen campuran ? @2

5 4.9.1.1 Setelah C1 PG Manakah pernyataan berikut yang salah B 1


melakukan ?
percobaan
kelompok, a. Zat tunggal dapat dilihat
siswa dapat b. Zat tunggal dapat diuraikan
menyebutkan c. Campuran dapat diuraikan
masing-masing d. Campuran dapat dicampur
2 buah sifat zat
tunggal dan
campuran

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 19


Merancang Pembelajaran IPA

6 4.9.1.2 Setelah C4 Esai Kakak akan membuat sarapan pagi. 1,6,3,4,-


melakukan Kakak memiliki gula pasir, susu cair, 5,7,8,9,
pengamatan, tepung terigu dan garam. Kakak dan 10
siswa dapat akan membuat pancake (kue terigu
membedakan yang dibakar).
masing-masing Adik penasaran ingin membuat
2 perbedaan sarapan pagi juga.
dan persamaan Adik mencoba berbagai campuran
materi dari gula pasir, susu cair, tepung
berdasarkan zat terigu, dan garam.
penyusunnya Adik membuat tabel campuran
dengan benar. sebagai sbb:

Materi manakah yang termasuk zat @1


tunggal ?
Adakah campuran yang homogen ? @1
Ada berapa campuran yang
heterogen? @1
Dari percobaan adik, sebutkan 2
pesamaan dari campuran dan zat
tunggal ? @1

7. 4.9.1.3 Setelah C6 Esai Ibu membuat es campur. Ketika adik Air


melakukan akan memakannya ada potongan Sirop,
pengamatan, hitam cincau dan irisan kelapa. Serta cincau,
siswa dapat ada potongan buah nanas dan kelapa,
menuliskan rasanya manis sirup. nanas
dengan kalimat
endiri maing-
maing 2 buah
perbedaan dan
persamaan zat Es campur yang ibu buat terdiri dari
tunggal dan komponen zat tunggal dan
campuran. campuran.
Dapatkah kalian meyenbutkan
komponen zat tunggal dan
campuran dari es campur ibu?
Tuliskanlah dengan kalimatmu
sendiri 2 buah perbedaan dari zat @2
tunggal dan campuran es campur
ibu!
@2

20 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

8 4.9.1.4 Siswa dapat C6 Esai Buatlah sebuah resep minuman bebas


mendesain 1 kesukaan kalian terdiri dari bahan dan
buah resep cara membuatnya! @2
minuman Kalian buat di rumah lalu amati zat
lengkap penyusunnya terdiri dari apa saja @1
dengan cara minuman yang kalian buat !
kerjanya Gambarkanlah minuman kalian! @1
berdasarkan
zat
penyusunnya
di rumah.

nya RPP HOTS yang telah disusun tersebut di-


Simpulan
berikan pada siswa di kelas selanjutnya guru
merefleksikan apa yang sudah dilakukannya
seperti bagaimana urutan langkah kegiatannya Kesimpulan
sudah benar? bagaimana butir soal yang HOTS sebaiknya dilatih sejak di Sekolah Dasar.
diberikan pada siswa apakah dapat dipahami Pendidikan IPA abad ke-21 berorientasi pada
siswa?, apakah media dan sumber yang pengembangan strategi dan solusi untuk me-
digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan mecahkan permasalahan dalam kehidupan
siswa dan materi yang disampaikan? apakah sehari-hari. IPA terdiri dari 3 bagian, yaitu
siswa termotivasi selama KBM berlangsung? sebagai proses, produk, dan sikap. Diharapkan
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab setiap dengan melatih keterampilan berpikir tingkat
individu dengan merenung dan mencoba tinggi pada siswa SD melalui pembelajaran IPA,
berpikir positif artinya tidak menyalahkan siswa mampu memecahkan permasalahannya
kondisi siswa atau sekolah melainkan berpikir dengan bijaksana melalui tahapan berpikir
bagaimana cara mengatasi kendala yang muncul tingkat tinggi . Guru harus mempertimbangkan
tersebut agar menjadi lebih baik. RPP untuk pentingnya mendesain pembelajaran meng-
keesokan hari direvisi disesuaikan dengan gunakan metode untuk menumbuhkan dan
pemecahan solusi untuk diterapkan lagi pada menstimulasi berpikir tingkat tinggi siswa saat
siswa. Begitu seterusnya sehingga pada proses KBM berlangsung. Keterkaitan erat antara
akhirnya guru akan berpengalaman mengatasi tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar,
kendala yang terjadi. Selain itu, guru akan selalu dan penilaian adalah kunci keberhasilan untuk
memperbarui ilmu pedagogik sesuai kebutuhan merangsang siswa berpikir HOTS. Kata opera-
zaman karena terus meningkatkan kompetensi- sional yang menggunakan ranah C5-C6 dalam
nya. Umumnya pada saat pertama guru menyu- kognitif Taksonomi Bloom revisi. Metode pem-
sun RPP HOTS akan menemukan banyak
belajaran dan sumber belajar yang digunakan
kesulitan karena belum terbiasa dan belum
bermacam-macam. Perbedaan pembelajaran
pengalaman. Hal ini, akan teratasi apabila guru
HOTS dengan LOWS dari tahapan berpikir
sering menyusun dan selalu memperbaiki
siswa dalam menyelesaikan permasalahannya
kesalahannya.

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 21


Merancang Pembelajaran IPA

baik dalam tugas yang diberikan saat kegiatan Brookhart, Susan.( 2010). How to assess higher or-
belajar mengajar berlangsung atau tes tertulis der thinking skills in your classroom asso-
setelah proses belajar. Guru dapat mengem- ciation for supervision & curriculum devel-
bangkan desain pembelajaran yang dapat me- opment. Alexandria: ASCD Member Book
ningkatkan berpikir tingkat tinggi secara terus Dick,W. & Carey,L. (1990). The systematic design
menerus melalui penelitian tindakan kelas. of instruction. Illinois: Scott, Foresmen
Comp
https://www.validnews.id/Industri-4-0-dan-
Saran revolusi-SDM-EeF. Diunduh tanggal 11
HOTS dalam pembelajaran IPA akan dapat men- Juli 2019
capai tujuan jika dikerjakan secara holistik. https:// www.formativecontent.com. Diunduh
Beberapa saran yang dapat diberikan agar HOTS tanggal 11 Juli 2019
dapat mencapai tujuan secara maksimal, antara https://www. Mc. farland’s advanced learner/
lain bagi guru dapat kolaborasi dengan kelas families/cfn. Diunduh tanggal 11 Juli
paralel untuk menyusun desain pembelajaran 2019
HOTS dan melakukan PTK di kelas sendiri Husna, Laila. (2017). Pendidikan karakter pada
dengan penekanan pada aspek HOTS. Selanjut- siswa kelas IV SD unggulan aisyiyah Bantul.
nya, bagi sekolah dapat mensosialisasikan Yogyakarta: Universitas Negeri Yogya-
desain pembelajaran HOTS melalui rapat guru, karta
KKG atau IHT (In House Training) dan mem- Irmawati, Retno D. , Supriyati, Yetti,. & Suseno,
berikan fasilitas sarana dan prasarana yang M. (2017). Peningkatan kemampuan berpikir
memadai untuk keberlangsungan pembelajaran tingkat tinggi dalam pelajaran ilmu
HOTS. Keterkaitan peranan orang tua untuk pengetahuan alam peserta didik sekolah dasar
pengembangan HOTS juga memiliki pengaruh melalui model pembelajaran treffinger.
bagi perkembangan anak, misalnya dalam Eduthenologia, 3 (2). 145-160
mengasuh dan membimbing putera/puterinya Nugraha, A.J. , Suyitno, Hardi. & Susilaningsih,
dalam kehidupan di keluarga dengan menerap- Endang. (2017). Analisis kemampuan
kan HOTS. Bagian yang terakhir untuk LPTK berpikir kritis ditinjau dari keterampil-
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) an proses sains dan motivasi belajar
dapat memberikan pemodelan baik pen- melalui model PBL. Journal of Primary
desainan pembelajaran maupun cara mengajar Education. http://journal. unnes. ac.id/
HOTS pada mahasiswa PGSD melalui per- sju/index.php/jpe. Diunduh tanggal 11
kuliahan di PGSD. Juli 2019
Miri, B. Ben-Chaim, David. & Zoller, Uri. (2007).
Daftar Pustaka The purposely teaching for the promotion of
high order thinkings: A case of critical think-
Anderson, Lorin,W. & Carey,L.( 2001). A tax- ing. Journal Research Science Education.
onomy learning, teaching and assessing. A 37 (5). 353-369
revition a Bloom’s taxanomy of education Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang
objectives. New York: Longman standar proses Pendasmen
Annuuru, Tia Agusti., Johan, Riche Cynthia,. & Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang
Ali, Mohammad. (2018). Penerapan model standar Penilaian
pembelajaran treffinger efektif digunakan Permendikbud No 37 Tahun 2018 tentang
untuk meningkatkan kemampuan berpikir standar KI, KD Pendasmen
tingkat tinggi peserta didik pada mata Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2015 tentang
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Standar Nasional Pendidikan
Sekolah Dasar http://ejournal.upi.edu/ Sucipto. (2017). Pengembangan keterampilan
index.php/edutechnologia/article/view/ berpikir tingkat tinggi dengan meng-
9144 Diunduh tanggal 11 Juli 2019 gunakan strategi metakognitif model

22 Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019


Merancang Pembelajaran IPA

pembelajaran problem based learning. Sutikno, M. Sobri. (2014). Metode dan model
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jp/ pembelajaran . Jakarta: Holistica
article/view/915. Diunduh tanggal 11 Juli Susanto, Ahmad. (2012). Mendesain model
2019 pembelajaran . Jakarta: Prenada Media
Sajidan dan Afandi. (2016). Pengembangan model Sulistyorini, Sri. (2015) . Model pembelajaran IPA
pengembangan model pembelajaran IPA SD . Jakarta: Tiara Kencana
untuk memberdayakan keterampilan berpikir Thomas, John. (2000). A review of research on project
tingkat tinggi. seminar nasional pendidikan based learning. California: The Autodesk
sains strategi pengembangan pembelajaran Foundation
dan penelitian sains untuk mengasah Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20
keterampilan abad 21 (Creativity and Inno- Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
vation, Critical Thinking and Problem Solv- Nasional
ing, Communication, Collaboration/4C). Yoon. J. & Onchawari, J. (2006). Teaching young
Surakarta: Universitas Sebelas Maret children science: three key point early child.
Saido, Gulistan., Siraj, Saedah., & education young. 33 (6). 419-428
Saadalah,Omed.(2015). High order Zohar, A. & Dori, Y.J.( 2003). High order thinkings
thinkings among secondary school students and low order thinkings achviement stu-
in science learning. From http//:www. dents: are they mutually exclusive? Journal
reasearchgate.net/publictis of Learning Science. 12 (3). 145-181

Jurnal Pendidikan PENABUR - No.32/Tahun ke-18/Juni 2019 23

Anda mungkin juga menyukai