Anda di halaman 1dari 15

Kreano 11 (1) (2020): 1-15

Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery


Learning berbantuan Microsoft Excel untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Statistika dan Soft Skills Siswa SMP
 
Ani Minarni , E. Elvis Napitupulu2 and Yaya S. Kusumah3
1

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Medan


1,2

3
Departemen Pendidikan Matematika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

Corresponding Author: animinarni10@gmail.com1; elvisnapit@gmail.com2;


yskusumah@upi.edu3

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v11i1.22494
Received : December 12 2019; Accepted: May 8 2020; Published: June 1 2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perangkat pembelajaran berbasis discovery learning berbantuan Micro-
soft Excel yang efektif dalam meningkattkan kemampuan pemecahan masalah statistika (KPMS) dan soft skills
siswa SMP. Kriteria efektif bersandar pada teori intervensi pembelajaran yang meliputi adanya peningkatan capa-
ian hasil belajar setelah intervensi, adanya respon positif siswa dan guru terhadap perangkat pembelajaran yang
dikembangkan, keterlibatan (engagement) siswa yang tinggi dalam pembelajaran, serta diperoleh lebih dari 65%
siswa mencapai skor 65 dari skala 100 dalam tes KPMS. Peningkatan KPMS diselidiki melalui indeks gain ternormal-
isasi. Peningkatan soft skills dideskripsikan dengan bersandar pada statistik deskriptik. Penelitian ini menghasilkan
perangkat pembelajaran yang memiliki karakteristik efektif dalam meningkatkan KPMS dan soft skills siswa SMP
sehingga siap untuk disebarluaskan. Disarankan agar guru lebih diberi kesempatan untuk mengimplementasikan
perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika sehingga dapat di-
harapkan siswa memperoleh kemampuan pemecahan masalah dan soft skills yang lebih tinggi lagi.

Kata Kunci: penelitian pengembangan; discovery learning; pemecahan masalah; soft skills

Abstract
This study aims to obtain discovery learning-based learning tools supported by Microsoft Excel that are ef-
fective in increasing statistical problem solving abilities (KPMS) and soft skills of junior high school students.
Effective criteria rely on the theory of learning interventions which include an increase in learning outcomes
after the intervention, positive student and teacher responses to the learning tools developed, high student
engagement in learning, and obtained more than 65% of students achieving a score of 65 from a scale of 100
in the KPMS test. The increase in KPMS is investigated through a normalized gain index. Improved soft skills
are described by relying on descriptive statistics. This research produces learning tools that have effective
characteristics in improving problem solving skills and soft skills of junior high school students so that they
are ready to be disseminated. It is recommended that teachers be given more opportunities to implement
learning tools that are developed in accordance with the learning objectives of mathematics so that students
can expect to get higher problem solving skills and soft skills.

Keywords: development research; discovery learning; problem solving; soft skills

© 2019 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS


p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
2 Ani Minarni dkk, Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery Learning berbantuan Microsoft Excel...
 
PENDAHULUAN dunia akan terus menerus berinteraksi dengan
Menteri pendidikan dan kebudayaan internet sehingga muncul slogan internet for
Indonesia (Widjanarko, 2019) menyatakan everything (IoT) (Marr, 2018), yang jelas-jelas
bahwa yang menjadi prioritas pemerintah menuntut creative and good character people.
Indonesia kini adalah pembangunan sumber Dibutuhkan good character sebab pada era ini
daya manusia yang unggul, produktif, dan berseliweran informasi (data) yang tidak hanya
mampu bersaing di kancah global. Hal ter- berguna tetapi banyak juga yang menyesatkan
sebut menjadi tugas bidang pendidikan den- sehingga benar-benar dibutuhkan kejujuran
gan harapan tidak ada lagi gap antara konten dalam menggunakan data tersebut.
pendidikan dengan kebutuhan industri yang Selama ini, dalam beberapa laporan
harus diselesaikan dengan link and match (ke- hasil penelitian disebutkan bahwa salah satu
terkaitan dan kesepadanan) dan pemenuhan penyebab rendahnya hasil pendidikan adalah
kebutuhan dunia real. Dunia memerlukan ma- karena guru tidak menggunakan pendekatan
nusia yang mampu beradaptasi, berkolabora- pembelajaran yang berbasis konstruktivis-
si, dan memiliki kreativitas. Akan tetapi, pola me yang menekankan pada student-centered
pendidikan Indonesia belum banyak berubah (Glasserfeld, 1998). Di sisi lain, penelitian juga
selama 20 tahun terakhir ini, masih menekan- menunjukkan bahwa guru sulit beralih dari
kan pada penguasaan materi sebanyak-bany- pendekatan konvensional ataupun mendam-
aknya dan mengingat pengetahuan fakual. Di pingkannya dengan pendekatan pembelajaran
sisi lain, bukan hanya keterampilan teknis dan lain karena mereka merasa nyaman dengan
aspek kognitif saja sebagai kompetensi yang pendekatan pembelajaran konvensional (Mi-
harus dimiliki oleh siswa sebagai produk pen- narni & Napitupulu, 2017), walaupun banyak
didikan, tetapi juga aspek keterampilan lunak guru yang memahami bahwa the best way to
(soft skills). Hal tersebut perlu segera dibenahi learn is learning by doing sesuai dengan gaga-
sebab sering muncul keluhan dari dunia in- san Bruner (Bruner, 1961).
dustri bahwa karyawan minim inisiatif, tak Untuk menjadi kreatif, manusia tak bo-
dapat bekerja dalam tim, tak percaya diri da- leh diam, harus doing, doing and doing. Se-
lam mengambil keputusan, tidak komunikatif mentara itu, to get good character (soft skills),
dalam mengemukakan gagasan, dan tidak di- human could learn through good education (Mi-
siplin waktu, dimana semua hal tersebut me- narni & Napitupulu, 2017). Kreatifitas merupa-
rupakan kunci profesionalisme. kan keterampilan yang menghasilkan produk
Pernyataan Mendikbud tersebut mem- nyata. Dalam dunia pendidikan ada termino-
beri harapan pada guru sebagai aset bangsa logi terkait kreatif, yaitu kemampuan berpikir
untuk memperoleh kebebasan dalam menja- kreatif. Kemampuan berpikir kreatif merupa-
lankan tugasnya sesuai dengan ide pakar pen- kan salah satu jenis high order thinking skills
didikan Indonesia pada masa perjuangan ke- (HOTS). Maka, sudah saatnya pendidikan di
merdekaan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, Indonesia mempromosikan kompetensi terse-
bahwa sistem pendidikan harus bersifat kritis but. Hal ini senada dengan yang diungkap oleh
dan membebaskan. Ya, guru itu aset, sehing- the United States National Research Council,
ga ketika Hiroshima luluh lantak karena bom yang menyatakan bahwa HOTS penting di-
atom, maka pemimpin negaranya bertanya raih oleh siswa sekolah dasar sekalipun (Kulm,
“berapa orang guru yang selamat?” Hal ini di- 1993; Resnick, 1987).
karenakan guru merupakan penggerak tum- Meskipun sulit, tetapi HOTS dapat di-
buhnya kecerdasan dan kreativitas generasi kembangkan melalui pembelajaran matema-
muda bangsa yang bermartabat. tika (Anisah dan Lastuti, 2018). Dalam rangka
Berdasarkan uraian di atas, mau tidak mengembangkan HOTS, Kurikulum 2013 atau
mau bidang pendidikan harus selalu berubah K-13 menekankan tujuan dari pembelajaran
mengikuti perkembangan zaman, terlebih lagi matematika di sekolah pada pemahaman
pada zaman revolusi industry 4.0 saat ini dima- konsep, penalaran, pemecahkan masalah ser-
na aktivitas manusia akan serba otomatis dan ta komunikasi matematis (Depdikbud, 2013),
UNNES JOURNALS
Kreano 11(1) (2020): 1-15 | 3

dimana kemampuan pemecahan masalah tidak memiliki karakter yang baik. Ini seperti
matematis didefinisikan sebagai the process pernyataan berikut: Manfaat nuklir dapat di-
of appling knowledge into new and unfamiliar rasakan bila berada di tangan yang bertang-
situation (Anderson dan Krathwohl, 2001). gungjawab pada keselamatan manusia.
Tujuan tersebut sejalan dengan standar pro- Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ses bermatematika yang harus dikuasai siswa soft skills memberi kontribusi sekitar 75%
sekolah dasar hingga kelas XII yang ditetapkan pada kesuksesan dalam pekerjaan (Sinha,
National Council of Teachers of Mathematics 2008). Siswa Indonesia masih rendah dalam
(NCTM, 2000). HOTS related to mathematical beberapa aspek soft skills seperti keteram-
thinking could be named as mathematical high pilan sosial (Minarni, 2014), sikap positif ter-
order thingking skills (Minarni & Napitupulu, hadap matematika (Napitupulu, 2011), dan
2019), intinya hampir sama dengan kemahi- dalam aspek soft skills lainnya (Minarni &
ran bermatematika (mathematical proficiency) Napitupulu, 2019). Dengan demikian, peran
yang tertuang dalam NCTM 2000 yang me- sekolah sebagai pendorong guru untuk mem-
liputi kemampuan pemahaman, penalaran bangun soft skills siswa semakin penting.
adaptif, dan pemecahan masalah, serta dis- Melalui penelitian ini, telah dikembang-
posisi matematis. Dalam MHOTS terlibat juga kan suatu perangkat pembelajaran yang da-
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. pat memfasilitasi tercapainya KPMM untuk
Suatu hasil penelitian menyimpulkan topik statistika, sehingga kemudian dapat
bahwa bahwa mathematical HOTS dapat di- disebut kemampuan pemecahan masalah
tingkatkan melalui pembelajaran berbasis statistika (KPMS). Perangkat pembelajaran
konstruktivisme (Saragih et al., 2017). Kom- ini juga dirancang untuk menumbuhkan soft
petensi lain yang termasuk MHOTS meliputi skills siswa SMP. Perangakat pembelajaran
kemampuan pemahaman dan kemampuan ini dikembangkan berbasis discovery learning
representasi matematis, dan kemampuan pe- berbantuan software Microsoft excel dimana
mecahan masalah (Minarni et al., 2016), ser- software ini sangat sesuai untuk topik sta-
ta kemampuan penalaran (Napitupulu, 2011) tistika sebab meliputi fitur data displays dan
yang juga dapat dikembangkan melalui pem- ukuran-ukuran yang diperlukan dalam statis-
belajaran berbasis konstruktivisme. Jadi, un- tika. Software ikut dilibatkan dalam pembe-
tuk menilai MHOTS dapat dilakukan melalui lajaran sebab siswa masa kini menyukai hal-
kinerja dalam menyelesaikan masalah (prob- hal terkait computer. Lagipula menurut Becta
lem solving skills/kemampuan pemecahan (2003), keterlibatan software sebagai bagian
masalah matematis, disingkat KPMM). dari ICT dapat meningkatkan kolaborasi an-
Selain menekankan tujuan pembelaja- tar siswa serta mendorong komunikasi serta
ran pada aspek kognitif, K-13 juga mendorong berbagi pengetahuan diantara mereka; mem-
pengembangan aspek afektif siswa, yang me- berikan umpan balik yang cepat dan akurat
liputi sikap menghargai kegunaan matemati- terhadap apa yang diperlukan siswa dan hal
ka dalam kehidupan, memiliki rasa ingin tahu, ini membangkitkan motivasi positif siswa;
perhatian (aware) terhadap ilmu matematika, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa
memiliki minat mempelajari matematika, (Kusumah, 2014). Diharapkan siswa menjadi
ulet dan percaya diri (self-confidence) dalam tertarik mempelajari statistika dengan lebih
memecahkan masalah yang dihadapi, jujur, serius, mengetahui kehebatan dan kegunaan
dapat dipercaya, toleran, tidak arogan, meng- statistika, setidaknya memahami bahwa
hargai perbedaan, dapat berelasi dan berko- statistika merupakan ilmu yang diperlukan
munikasi dengan baik. Semua komponen ter- untuk menganalisis data dengan tingkat key-
sebut merupakan pembangun soft skills (John akinan yang diinginkan (confidence interval
Sr., 2009). tertentu).
Sebagai implikasi, guru tidak boleh me- Yang menjadi subjek dalam penelitian
lupakan perannya sebagai pembangun karak- ini adalah siswa SMP dengan pertimbangan
ter generasi muda. Sebab, tidak ada gunanya mereka relatif lebih mudah mengalihkan ke-
manusia yang memiliki HOTS tinggi tetapi biasaan belajar yang semula pasif menjadi
UNNES JOURNALS
4 Ani Minarni dkk, Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery Learning berbantuan Microsoft Excel...
 
aktif (Napitupulu et al, 2016) dan dari sisi usia puan pemecahan masalah merupakan high
telah cukup untuk diajak berpikir kritis walau- order thinking skills, bukan tingkatan berpi-
pun belum setinggi kemampuan berpikir kritis kir biasa (Resnick, 1987). Lagipula, selama
siswa SMA. ini siswa selalu belajar dalam kondisi tidak
Dalam penelitian ini dipilih pendekatan terbiasa untuk memecahkan masalah non-
pembelajaran Discovery learning yang meru- rutin sebab pembelajaran konvensional ti-
pakan pembelajaran berbasis konstruktivis- dak memberi peluang untuk hal tersebut
me dengan tujuan siswa menemukan sendiri (Napitupulu, 2011).
pengetahuannya dengan bimbingan guru Produk penelitian ini berupa perangkat
(Bruner, 1961). Dengan cara menemukan sen- pembelajaran matematika untuk topik statis-
diri, maka pengetahuan akan bertahan lama tika yang telah diujicobakan pada siswa SMP,
dalam struktur kognitif siswa (Hiebert & Car- meliputi: RPP, Buku Siswa, LKS, tes KPMS,
penter, 1992). Pengetahuan seperti ini me- angket soft skills, pedoman wawancara, dan
rupakan pondasi ketika siswa terlibat dalam lembar pengamatan. Data KPMS dijaring me-
problem solving (Minarni & Napitupulu, 2019). lalui Tes I dan II, data mengenai soft skills dija-
Yang menjadi pertanyaan penelitian ini ring melalui angket dimana setiap pernyataan
adalah apakah perangkat pembelajaran ber- dalam angket ini memiliki 4 pilihan pada ska-
basis discovery learning berbantuan Microsoft la Likert. Untuk menjaring respon siswa dan
Excel efektif untuk meningkatkan kemampu- guru terhadap perangkat pembelajaran yang
an pemecahan masalah statistika dan soft dikembangkan digunakan angket respon.
skills siswa SMP? Data validitas perangkat pembelajaran dija-
ring melalui pendapat para ahli pendidikan.
METODE PENELITIAN Untuk menganalisis data hasil peneliti-
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Ne- an digunakan beberapa alat statistic sebagai
geri 17 Kota Medan. Penelitian dilaksanakan berikut: (1) Uji t dua arah, untuk menganalisis
mulai bulan Maret hingga Juni 2019. Peneliti- peningkatan KPMS dan soft skills siswa (Sudja-
an ini menggunakan metode penelitian pen- na, 2002); (2) Descriptive statistic, untuk men-
gembangan yang berorientasi pada pengem- deskripsikan data angket, hasil pengamatan
bangan produk yang harus dirancang dengan dan hasil wawancara; (3) Indeks gain ternor-
teliti dan dievaluasi (Gall et al, 2003). Tujuan malisasi untuk menilai peningkatan KPMS
penelitian adalah menghasilkan perangkat siswa. Perhitungan teknis pengujian hipo-
pembelajaran yang memenuhi kriteria efek- tesis dilakukan dengan bantuan software
tif dalam mencapai tujuan pembelajaran SPSS versi 22.0 pada taraf signifikan 0,05.
(Nieveen, 1999). Tujuan pembelajaran dalam Alur penelitian ini terdiri dari tiga tahap,
penelitian ini meliputi: (1) Peningkatan ke- yaitu tahap pendefinisian, tahap perancan-
mampuan pemecahan masalah statistika sis- gan, dan tahap pengembangan. Tulisan ini
wa; (2) Memperoleh respon positif siswa dan melaporkan hasil penelitian tahap pengem-
guru terhadap perangkat pembelajaran yang bangan yang meliputi kegiatan uji coba pe-
dikembangkan; (3) Lebih dari 75% siswa men- rangkat pembelajaran pada subjek penelitian
dapat skor MPSA lebih dari 65 dari skor mak- yang telah dipilih. Perangkat pembelajaran
simum 100, dan rata-rata skor soft kills lebih telah divalidasi oleh empat orang ahli pendidi-
dari 100 dari skor maksimum 160. kan matematika. Dengan demikian, alur pen-
Peneliti lain mungkin menetapkan hal elitian meliputi: (1) Menyelenggarakan test I
berbeda untuk tujuan pembelajaran poin ke KPMS; (2) Mengimplementasikan perangkat
3. Pertimbangan peneliti menetapkan tu- pembelajaran; (3) Menyelenggarakan test II
juan nomor 3 di sini didasarkan pada hasil- KPMS; (4) Menyebar angket untuk menjaring
hasil penelitian terdahulu yang sering sam- respon siswa dan guru terhadap perangkat
pai pada kesimpulan bahwa kemampuan pembelajaran; (5) Menjaring data soft skills
pemecahan masalah matematis siswa sulit siswa.
beranjak dari skor 60 (Napitupulu, 2011). Subjek penelitian ini adalah 30 siswa
Hal tersebut wajar saja mengingat kemam- kelas VIII di SMP Negeri 17 Kota Medan, In-
UNNES JOURNALS
Kreano 11(1) (2020): 1-15 | 5

donesia. Objek penelitian adalah perangkat HASIL PENELITIAN


pembelajaran berbasis discovery learning ber- Penelitian ini bertujuan memperoleh
bantuan Microsoft Excel. Produk penelitian perangkat pembelajaran yang memiliki ka-
adalah Perangkat Pembelajaran Berbasis Dis- rakteristik yang valid dan efektif dalam me-
covery Learning berbantuan Microsoft Excel ningkatkan kemampuan pemecahan masalah
yang valid dan efektif dalam meningkatkan statistika (KPMS) dan soft skills siswa sesuai
KPMS dan soft skills siswa SMP sehingga siap dengan yang disyaratkan (Nieveen, 1999).
untuk disebarluaskan penggunaannya. Kriteria valid telah dipenuhi berdasarkan hasil
Instrumen yang dirancang ada- review yang dilakukan oleh empat ahli pendi-
lah dua set soal KPMS, masing-masing dikan matematika seperti yang disajikan pada
terdiri dari 5 soal essays dengan alokasi Tabel 1.
waktu test 75 menit. Soal ini dirancang
berdasarkan kriteria HOTS dari (Resni- Tabel 1. Validasi Perangkat Pembelajaran
ck, 1987). Sistem penilaian berpedoman Validator Rata-
Aspek Kategori
pada langkah-langkah pemecahan masa- 1 2 3 4 rata
lah matematis dengan sedikit modifikasi Format 3,5 4 4 4 3,875 Valid
dari Polya (1987) sebagai berikut: (1) Me- Isi 4,0 4 4 4 4 Valid
mahami masalah, diukur melalui repre- Bahasa 4,0 4 4 4,5 4,125 Valid
sentasi eksternal; (2) Mengajukan strategi Rata-rata 3,833 4 4 4,166 4, Valid
pemecahan masalah, diukur melalui tek-
nik yang digunakan siswa dalam menye-
lesaikan soal; (3) Mengeksekusi strategi Perangkat pembelajaran yang dikem-
yang diajukan, diukur melalui akurasi bangkan dikatakan valid jika rata-rata skor va-
perhitungan aritmetik maupun manipu- lidasi berada pada interval 0 < X < 4,0. Untuk
lasi aljabar; (4) Merefleksi (looking back) perangkat pembelajaran yang dikembangkan
diukur melalui kesimpulan yang diberikan dalam penelitian ini diperoleh rata-rata skor
siswa atas solusi yang diperoleh sesuai validasi 4,000 seperti terlihat pada Tabel 1.
dengan masalah awal. Dapat disimpulkan bahwa perangkat pembe-
Angket yang dirancang di sini terdi- lajaran ini bersifat valid.
ri dari: Angket validasi, Angket soft skills, Secara keseluruhan, kegiatan yang
dan Angket respon siswa dan guru. An- dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1)
gket validasi terdiri dari aspek format, isi, Mendeskripsikan KPMS yang diperoleh siswa,
dan bahasa yang digunakan dalam pe- menyelidiki keterlibatan siswa dalam pem-
rangkat pembelajaran; angket soft skills belajaran, serta soft skills siswa; (2) Menyeli-
dirancang terdiri dari 40 item pernyataan. diki peningkatan KPMS siswa setelah ujicoba
Aspek-aspek soft skills yang diteliti meli- perangkat pembelajaran berbasis discovery
puti kecerdasan emosional (emotional in- terintegrasi Microsoft Excel; (3) Menyelidiki
telligence) dan kecerdasan sosial dengan peningkatan soft skills siswa; (4) Mengamati
aspek-aspek sebagai berikut: (1) Men- proses pembelajaran di kelas dan mencatat
genali emosi diri; (2) Mengelola emosi; hal-hal penting yang terjadi selama proses
(3) Memotivasi diri sendiri; (4) Membina pembelajaran berlangsung.
hubungan (relationship); (5) Menunjukkan Berdasarkan keempat kegiatan ter-
keterampilan mengajukan pendapat. sebut dapat disimpulkan apakah perangkat
Pedoman wawancara dirancang un- pembelajaran berbasis discovery terintegrasi
tuk mengungkap ketidakmampuan siswa Microsoft Excel efektif meningkatkan KPMS
dalam menyelesaikan soal KPMS; lembar dan soft skills siswa. Berikut ini deskripsi hasil
pengamatan digunakan untuk memantau penelitian secara terurut sesuai dengan yang
pelaksanaan pembelajaran dan keaktifan telah dilakukan:
siswa di kelas.

UNNES JOURNALS
6 Ani Minarni dkk, Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery Learning berbantuan Microsoft Excel...
 
Deskripsi Kemampuan Pemecahan Berikut ini beberapa contoh kertas ker-
Masalah Statistika (KPMS) Siswa ja beberapa siswa dalam menyelesaikan ma-
Kemampuan pemecahan masalah sta- salah KPMS setelah mereka belajar melalui
tistik (KPMS) siswa dapat dilihat dari hasil pembelajaran berbasis discovery terintegrasi
kerja mereka dalam menyelesaikan soal-soal Micrososft Excel. Penilaian terhadap solusi
KPMS. Soal-soal KPMS dirancang berdasar- masalah KPMS yang diperoleh siswa didasar-
kan indikator-indikator kemampuan peme- kan pada pedoman penskoran dalam Tabel 2.
cahan masalah yang memenuhi karakteristik Contoh solusi masalah yang diberikan siswa
HOTS (Resnick, 1987). Indikator-indikator disajikan pada Gambar 1 hingga Gambar 3.
kemampuan pemecahan masalah diadaptasi Soal nomor 2 ini telah memenuhi ciri
dari Polya (1987) dan digunakan sebagai das- HOTS, yaitu soal tidak dapat diselesaikan
ar pedoman penskoran kinerja siswa dalam hanya dengan satu langkah, siswa perlu men-
menyelesaikan soal-soal KPMS. Pedoman ini cari terlebih dahulu data yang merupakan
disajikan pada Tabel 2. bilangan yang disyaratkan sebelum menen-
tukan rata-rata data tersebut. Soal ini juga
Tabel 2. Pedoman Penskoran Tes KPMS menuntut pemahaman siswa atas konsep bi-
Indikator Skor langan prima. Jadi, cukup menantang untuk
Dapat menyajikan masalah dalam bentuk diselesaikan. Jawaban siswa A untuk soal ini
grafik/tabel/diagram/persamaan matema- 15 tersaji pada Gambar 1.a; Siswa A menunjuk-
tis kan bahwa ia telah mampu memahami ma-
Dapat menjelaskan arti data yang tertera salah soal nomor 2 karena telah dapat menu-
dalam grafik/tabel/diagram/persamaan 15 liskan bilangan prima antara 0 dan 30 dengan
matematis yang diajukannya benar sesuai yang diminta soal. Ia juga dapat
Dapat menuliskan teknik/metode peny- menuliskan konsep untuk menentukan rata-
elesaian masalah sebelum melakukan per- 15 rata dari suatu data, dan ini dapat dipandang
hitungan ataupun manipulasi aljabar.
sebagai strategi untuk menyelesaikan masa-
Dapat melakukan operasi (perhitungan)
lah. Eksekusi terhadap strategi yang diajukan
aritmetik dan operasi aljabar (menambah,
juga benar, yaitu menunjukkan pemahaman
mengurang, mengalikan, membagi) ben- 25
tuk-bentuk aljabar maupun bilangan untuk atas notasi sigma; hasil akhir yang diperoleh-
menyelesaikan masalah. nya benar. Dapat dilihat bahwa ketika pema-
Dapat menetapkan solusi yang diperoleh haman siswa atas masalah telah benar maka
atau dapat menyimpulkan solusi secara ra- 30 hal tersebut menjadi modal awal bagi langkah
sional sesuai dengan masalah awal penyelesaian masalah selanjutnya. Hal ini se-
Total skor 100 suai dengan hasil penelitian yang dilakukan

Soal 2: Tentukanlah rata-rata bilangan prima antara 0 dan 30.

Gambar 1.a. Contoh Penyelesaian Soal Nomor 2 dari Siswa A

Gambar 1.b. Contoh Penyelesaian Soal Nomor 2 dari Siswa B

UNNES JOURNALS
Kreano 11(1) (2020): 1-15 | 7

peneliti yang menyatakan bahwa kemam- konsep bilangan prima adalah bilangan le-
puan pemahaman merupakan pondasi bagi bih dari 1 dan hanya dapat dibagi oleh 1 dan
penyelesaian masalah (Minarni et al., 2016). dirinya sendiri. Jadi seharusnya dimulai dari
Meskipun dia tidak sampai kepada penulisan bilangan 2. Hasil penelitian menunjukkan me-
kesimpulan, namun secara keseluruhan lang- mang masih ada siswa yang mengalami kesu-
kah-langkah pemecahan masalah hingga so- litan pada bagian pemahaman konsep. Hal ini
lusi yang diperolehnya adalah benar. mungkin dikarenakan terbatasnya waktu pen-
Siswa B pada Gambar 1 mengalami elitian sehingga konsep yang dipelajari masih
masalah pemahaman konsep, ia salah dalam sulit bagi sebagian siswa karena mereka me-
mengajukan bilangan prima, seharusnya 1 miliki kecepatan belajar berbeda. Gambar 2
tidak termasuk bilangan prima sebab secara berikut ini menyajikan solusi soal nomor 4.

Soal 4: Tentukanlah varians dari data berikut, lalu simpulkan hasilnya.


4 5 4 3 2
2 3 2 5 1
Solusi:

Gambar 2. Contoh Penyelesaian Soal Nomor 4 Dari Siswa C

Solusi masalah nomor 4 yang diajukan yang benar untuk soal nomor 5. Ini yang dise-
siswa C pada Gambar 2 belum sampai pada but strategi heuristic dalam pemecahan masa-
jawaban akhir, baru sampai pada menjalan- lah (Polya, 1987).
kan teknik pemecahan masalah. Kemudian, Solusi soal nomor 4 yang diberikan siswa
dia sudah beralih ke soal nomor lainnya, yaitu C telah memenuhi empat indikator kemam-
soal menentukan rata-rata baru ketika data puan pemecahan masalah matematis terkait
bertambah dimana rata-rata data lama dike- topik statistika, yaitu kemampuan memaha-
tahui. Sayangnya dia tidak memberi nomor mi, kemampuan mencari informasi yang tidak
pada pekerjaannya tersebut sehingga guru diketahui untuk menyelesaikan soal melalui
hanya menebak bahwa itu adalah solusi un- rumus rata-rata sebagai alat untuk menca-
tuk soal nomor 5. Dan walaupun teknik peny- rinya, mengajukan rumus varians sampel den-
elesaian masalah yang diajukan berbeda dari gan benar, melakukan perhitungan, hingga
yang telah disepakati tetapi teknik tersebut diperoleh solusi akhir. Indikator yang tidak di-
secara konsep benar dan menghasilkan solusi penuhinya adalah menyimpulkan solusi yang

UNNES JOURNALS
8 Ani Minarni dkk, Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery Learning berbantuan Microsoft Excel...
 

Gambar 3. Contoh Penyelesaian Soal Nomor 4 dari Siswa D

diperoleh sesuai dengan tuntutan soal, tetapi masalah. Siswa yang mengalami kesulitan da-
indicator ini adalah pilihan lain untuk indicator lam menetapkan strategi pemecahan masa-
menetapkan solusi. Jadi, secara keseluruhan lah terlihat dari penulisan teknik/strategi yang
kinerja siswa ini dalam menyelesaikan masa- salah. Misalnya, ketika akan membuat tabel
lah statistika telah benar. Observer menyata- distribusi frekuensi, siswa tidak menuliskan
kan bahwa siswa ini telah benar-benar belajar aturan untuk menetapkan banyaknya interval
dan mendapat manfaat dari scaffolding yang kelas ataupun panjang kelas untuk membuat
diberikan guru. Dengan demikian wajar jika tabel tersebut, tetapi asal saja dalam mene-
dia mampu menerapkan pengetahuan yang tapkannya padahal telah didiskusikan dalam
diperolehnya ke dalam masalah yang baru di- proses pemebelajaran; Aspek menjalankan
hadapinya. Menurut Anderson, kemampuan strategi pemecahan masalah. Menjalankan
ini merupakan kemampuan problem solving, strategi dapat dilihat melalui proses perhitun-
yaitu the ability to apply knowledge into unfa- gan maupun manipulasi aljabar. Contoh solusi
miliar/new problem (Depdikbud, 2013). masalah dengan kesalahan seperti ini dapat
Berdasarkan hasil penilaian terhadap dilihat pada Gambar 2, siswa B; Aspek meref-
kertas kerja seluruh siswa yang terlibat dalam leksi. Siswa yang mengalami kesulitan dalam
penelitian ini, secara keseluruhan sudah me- melakukan refleksi dapat dilihat pada Gambar
nunjukkan kemampuan pemecahan masalah 2 dan Gambar 3, yang menyajikan solusi ma-
statistik yang tertuang dalam solusi masalah salah tes I nomor 4.
KPMS yang diberikan siswa. Hanya ada seba-
gian kecil siswa yang masih mengalami kesu- Deskripsi Keterlibatan (engagement)
litan dalam menyelesaikan soal KPMS mes- Siswa dalam Pembelajaran
kipun mereka telah mendapat pembelajaran Data keterlibatan siswa dalam pem-
berbasis discovery terintegrasi ICT. belajaran diperoleh dari hasil observasi yang
Kesulitan-kesulitan tersebut terletak dilakukan observer. Hasilnya disajikan pada
pada aspek-aspek sebagai berikut: Aspek pe- Tabel 3.
mahaman. Masih terdapat siswa yang belum Pada Tabel 3 terlihat bahwa setiap kom-
mampu menyatakan masalah ke dalam ben- ponen keterlibatan siswa dalam pembelajaran
tuk persamaan matematis, gambar ataupun di atas 85% dengan rata-rata 90,275 sehingga
grafik. Ada juga siswa yang masih belum pa- dapat disimpulkan bahwa keterlibatan (enga-
ham konsep bilangan prima, seperti terlihat gement) siswa di kelas cukup tinggi. Rasional
dalam penyelesaian soal tes I nomor 2 (Gam- untuk temuan ini adalah karena sintaks pem-
bar 1); Aspek memilih strategi pemecahan belajaran discovery memungkinkan siswa

UNNES JOURNALS
Kreano 11(1) (2020): 1-15 | 9

Tabel 3. Data Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa di Kelas


% Hasil Pengamatan
Keaktifan siswa dalam diskusi kelas dan diskusi kelompok Kurang Tidak
Aktif
Aktif aktif
Berbagi ide dengan teman sekelompok saat diskusi kelompok 96,6 0 3,4
Berbagi ide dengan teman saat diskusi kelas 93,3 6,7 0
Bertanya pada guru/kelompok lain ketika kelompoknya tidak dapat
90 10 0
menyelesaikan masalah
Bertanya pada guru saat diskusi kelas 86,7 13,3 0
Mengemukakan pendapat berbeda saat diskusi kelompok 86,7 0 13,3
Mengemukakan pendapat berbeda saat diskusi kelas 90 10 0
Menjawab pertanyaan guru atau teman saat diskusi kelas 93,3 6,7 0
Mengemukakan saran pada saat diskusi kelas 86,7 0 13,3
Mencermati pekerjaan kelompok lain saat disajikan 93,3 6,7 0
Mencoba memecahkan masalah dengan cara lain 86,7 13,3 0
Mengajukan pertanyaan yang bersifat memelukan penjelasan 90 10 0
Mengajukan pertanyaan yang bersifat konfirmasi 90 10 0
Rata-rata 90,275 7,225 2,5
Standar deviasi 3,1475 4,6729 4,9188
Keterangan: Banyak siswa = 30. Kriteria Aktif: jika sebagian besar siswa (> 75%) aktif dalam diskusi ke-
lompok atau diskusi kelas; Kurang aktif: jika sekitar 25% - 75% siswa aktif dalam diskusi kelompok atau
diskusi kelas, selain itu Tidak aktif: jika kurang dari 25% siswa yang aktif dalam diskusi kelompok atau
diskusi kelas
membentuk karakter berani untuk bersuara Dari Tabel 4 dapat diperoleh selisih rata-
mengemukan masalah yang dihadapi dan rata skor KPMS I dan II adalah 4,70 dari skor
mengajukan pendapatnya sendiri untuk me- total maksimum 20. Ini berarti terjadi pening-
nyelesaikannya (Depdikbud, 2013). Dan yang katan sebesar 23,5%. Uji signifikansi peberbe-
paling utama adalah soal-soal KPMS yang daan rata-rata tersebut dilakukan melalui uji t.
telah dirancang dan disajikan dalam LKS da- Hasilnya disajikan pada Tabel 5.
pat mendorong siswa bekerja kooperatif dan
kolaboratif dalam menyelesaikan masalah Table 5. Independent samples t-test for KPMS
matematis terkait topik statistika yang diha- T Df Sig. Mean diff. Std. error diff.
dapinya. Dengan demikian, sebaiknya guru 9,441 58 .000 4,70 0.498
menjaga agar keterlibatan siswa dalam pem-
belajaran, khususnya dalam memecahkan Berdasarkan Tabel 5, diperoleh selisih
masalah statistik maupun masalah matematis skor antara tes KPMS I dan II adalah 4,70,
lainnya tetap tinggi. maka dapat disimpulkan bahwa implementasi
pembelajaran berbasis discovery terintegrasi
Peningkatan Kemampuan Pemeca- Microsoft Excel dapat meningkatkan kemam-
han Masalah Statistik (KPMS) puan pemecahan masalah statistik siswa.
Peningkatan KPMS dianalisis melalui Ini dapat dipahami, mengingat pendekatan
uji signifikansi perbedaan skor tes KPMS I discovery merupakan salah satu pendekatan
dan II. Pengujian dilakukan menggunakan uji pembelajaran berbasis konstruktivisme yang
t (Sudjana, 2002). Deskripsi data skor tes I dan memungkinkan siswa membangun penge-
tes II KPMS siswa disajikan pada Tabel 4. tahuan bagi dirinya (Glassergeld, 1998) dan
pengetahuan tersebut menjadi mudah untuk
Tabel 4. Deskripsi Tes I dan Tes II KPMS dipanggil dari struktur kognitif siswa ketika
Standar memecahkan masalah. Rata-rata gain ter-
Tipe N Mean
deviasi normalisasi untuk skor KPMS disajikan pada
Tes I 30 10,33 1,493 Tabel 6.
Tes II 30 15,03 2,282

UNNES JOURNALS
10 Ani Minarni dkk, Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery Learning berbantuan Microsoft Excel...
 
Tabel 6. Deskripsi skor Tes I, Tes II, dan Indeks pemecahan masalah merupakan salah satu
Gain Ternormalisasi KPMS kemampuan berpikir tingkat tinggi, menurut
Tipe Tes I Tes II Gain Saragih dkk., kemampuan berpikir tingkat
Rata-rata 10,33333 15,03333 0,486 tinggi dapat ditingkatkan melalui pembelaja-
Simp. Baku 1,468181 2,243262 0,0418 ran yang berpusat pada siswa (Saragih, dkk.,
2017).
Nampak pada Tabel 6 bahwa rata-rata Hasil wawancaran dan angket juga me-
indeks gain ternormalisasi untuk data KPMS nunjukkan bahwa implementasi perangkat
adalah 0,486 dengan simpangan baku 0,0418. pembelajaran berbasis discovery terintegrasi
Indeks ini tergolong dalam kategori sedang Microsoft Excel membuat siswa tertarik dan
(Arikunto, 2013). Peningkatan KPMS dimung- termotivasi untuk menyelesaikan masalah-
kinkan terjadi sebab selama program pembe- masalah statistik yang diberikan dalam LKS.
lajaran materi statistika, siswa terus menerus Penelitian lain juga menunjukkan bahwa ke-
didorong untuk menyelesaikan masalah sta- terlibatan ICT, dimana Microsoft Excel meru-
tistika non-rutin yang menuntut mereka un- pakan salah satu unsur ICT, membuat siswa
tuk mengeluarkan kemampuan pemahaman, tertarik untuk belajar dan banyak memberi
penalaran, dan kemampuan representasi se- manfaat yang antara lain membuat siswa ak-
hingga ketiga kemampuan tersebut menjadi tif, energik, kreatif, teliti, dan konsentrasi da-
terasah. Dengan memiliki ketiga kemampuan lam belajar (Becta, 2003).
tersebut akan memudahkan siswa untuk me-
nyelesaikan masalah (Minarni et al., 2016; Na- Peningkatan Soft skills Siswa
pitupulu, 2011). Selama proses pembelajaran, Peningkatan soft skills siswa dianalisis
penyelesaian masalah yang dilakukan siswa melalui uji beda dua rata-rata menggunakan
secara manual langsung dibandingkan den- statistik uji t pada taraf signifikansi 0,05 den-
gan hasil yang diperoleh melalui penggunaan gan tipe uji dua arah (Sudjana, 2002). Deskrip-
Microsoft Excel. Menurut guru observer, siswa si soft skills siswa disajikan pada Table 7.
nampak gembira ketika hasil yang mereka pe-
roleh secara manual sama dengan hasil yang Tabel 7. Deskripsi Soft skills Siswa
diperoleh melalui penggunaan software. Hal Tahap N Rata-rata Standar Deviasi
ini menambah semangat mereka untuk men- 1 30 91,43 8,406
gerjakan soa-soal lainnya dalam LKS. 2 30 117,43 6,841
Selain itu, sintaks discovery learning
yang mengharuskan siswa untuk melakukan Dapat dilihat pada Tabel 7 bahwa skor
investigasi, dapat memperkaya pengeta- soft skills siswa pada pengisian angket yang
huan siswa dan pengetahuan tersebut dapat ke-2 yaitu setelah selesai pelaksanaan pem-
tersimpan dalam jangka waktu lama dalam belajaran menggunakan pendekatan discove-
memori siswa karena pengetahuan tersebut ry terintegrasi Microsoft Excel, telah mening-
merupakan hasil investigasi sendiri. Ketika kat dibanding skor angket tahap 1. Hasil uji
pengetahuan tersimpan dalam jangka waktu signifikansi perbedaan rata-ratanya disajikan
lama maka dapat memudahkan untuk digu- pada Tabel 8.
nakan pada saat memecahkan masalah lain-
nya. Sintaks discovery learning lainnya adalah Table 8. Independent samples t-test for Soft skills
kegiatan pengajuan hipotesis (dugaan semen- Sig.two Mean Std. error
T Df
tara) atas jawaban terhadap masalah, kemu- tailed diff. diff.
dian diikuti oleh kegiatan membuktikan du- 13.139 58 .000 26.000 1.979
gaan melalui pemecahan masalah.
Tahapan-tahapan tersebut disertai Berdasarkan Tabel 8 dapat disimpulkan
berlangsung dengan scaffolding yang benar bahwa perbedaan rata-rata skor soft skills
dan terarah dari guru sehingga dapat me- siswa ternyata signifikan (nilai sig. two tailed
ningkatkan kemampuan pemecahan masa- 0,000). Dengan demikian, dapat dinyatakan
lah matematis/statistik siswa. Kemampuan bahwa perangkat pembelajaran berbasis dis-

UNNES JOURNALS
Kreano 11(1) (2020): 1-15 | 11

covery terintegrasi Microsoft Excel berpenga- hami siswa. Dengan arahan dari guru, konsep
ruh signifikan terhadap soft skills siswa. Tahap yang terbentuk diarahkan ke bentuk konsep
melaksanakan investigasi pada pembelajaran yang benar; (5) Verifikasi. Pada tahap ini siswa
discovery membuat siswa sabar dan ulet di- diberi kesempatan untuk membuktikan hasil
mana kedua karakter ini merupakan kompo- yang diperoleh dari data processing. Dengan
nen-komponen soft skills (John, Sr., 2009). In- adanya proses ini, konsep yang diperoleh sis-
deks gain ternormalisasi untuk data soft skills wa dapat diingat siswa dalam jangka waktu
disajikan pada Tabel 9. panjang dalam long-term memory mereka; (6)
Generalisasi, berdasarkan solusi yang dihasil-
Tabel 9. Deskripsi skor Tes I, Tes II, dan Indeks kan beberapa soal terkait konsep yang sama,
Gain Ternormalisasi Soft skills siswa dipandu guru untuk menetapkan aturan
Tipe Tes I Tes II Gain umum (prinsip).
Rata-rata 91,433 117,433 0,372 Keenam tahapan tersebut sebagian be-
Simp. Baku 8,2651 6,7265 0,1171 sar dijalankan siswa pada setiap kali menye-
lesaikan masalah statistik. Data pendukung
Nampak pada Tabel 9 perolehan rata- tentang hal ini dapat dilihat pada hasil ob-
rata indeks gain ternormalisasi adalah 0,371. servasi keterlaksanaan pembelajaran di kelas
Indeks tersebut masih berada pada kategori (Tabel 10). Siswa juga semakin tertarik dan
sedang. Dapat dimengerti mengapa imple- tertantang menyelesaikan masalah-masalah
mentasi perangkat pembelajaran berbasis statistik karena adanya bantuan Microsoft
discovery terintegrasi ICT dapat meningkat- Excel. Sebab dengan bantuan software ter-
kan KPMS maupun soft skills siswa, hal ter- sebut, sajian data menjadi beragam sehingga
sebut dikarenakan discovery learning sendiri semakin akurat dan menarik. Dengan demi-
memiliki fitur yang memungkinkan siswa kian dapat dipahami jika terjadi peningkatan
menyerap dan memahami pengetahuan yang kemampuan pemecahan masalah matematis
dipelajarinya secara mendalam. Gain tersebut setelah implementasi perangkat pembelaja-
kemungkinan besar masih dapat ditingkatkan ran discovery terintegrasi Microsoft Excel.
dengan melibatkan subjek penelitian dalam
jumlah yang lebih besar. Fitur discovery lear-
Proses Pembelajaran di Kelas
ning yang dijalankan di kelas penelitian ini
Keterlaksanaan proses pembelajaran
telah sesuai dengan yang ditetapkan sintaks
di kelas merupakan salah satu syarat agar pe-
discovery learning (Depdikbud, 2013), meli-
rangkat pembelajaran yang dikembangkan
puti: (1) Guru memberikan stimulus yang me-
memiliki kategori praktis, kategori lainnya
nimbulkan konflik kognitif pada siswa. Konflik
adalah valid dan efektif (Nieveen, 1999). Data
kognitif dapat terjadi ketika hasil kerja siswa
keterlaksanaan pembelajaran yang dijalankan
secara manual berbeda dengan hasil yang di-
oleh guru diperoleh melalui observasi, hasil-
peroleh Microsoft Excel. Adanya konflik kog-
nya disajikan pada Tabel 10.a. s.d. 10.f.
nitif menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk
Berdasarkan data pada Tabel 10, dipe-
mengetahui kebenaran; (2) Guru mendorong
roleh rata-rata jawaban “ya” adalah 87,495
siswa untuk membuat problem statement,
dengan simpangan baku 8,6177. Ini berarti
yaitu menuliskan pertanyaan yang diajukan
guru telah melaksanakan lebih dari 87% sin-
dalam soal. Fase ini mendorong siswa untuk
taks pembelajaran berbasis discovery terin-
bernalar memahami masalah rumit yang dia-
tegrasi Microsoft Excel. Persentase tersebut
jukan kepadanya; (3) Guru memotivasi siswa
telah memenuhi salah satu syarat efektivitas
untuk melaksanakan pengumpulan data yang
perangkat pembelajaran (Nieveen, 1999).
diperlukan untuk memecahkan masalah (data
Memang, tidak setiap selesai mengerjakan
collecting), sebagai contoh mencari data hi-
soal guru mengajak siswa melakukan refleksi
lang dalam tabel distribusi frekuensi ketika
(melihat apakah ada cara lain untuk menye-
rata-rata data diketahui; (4) Memandu siswa
lesaikan masalah) dikarenakan keterbatasan
untuk melakukan data processing. Pada fase
waktu. Demikian juga, tidak setiap selesai
ini, terjadi pembentukan konsep yang dipa-
mengerjakan soal guru mengajak siswa mem-
UNNES JOURNALS
12 Ani Minarni dkk, Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery Learning berbantuan Microsoft Excel...
 
Tabel 10.a. Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas
% Jawaban
Komponen yang Diobservasi (Stimulasi)
Ya TJ Tidak
Guru membuka pelajaran dengan memberikan masalah aktual terkait kehidupan siswa. 100 0 0
Guru mengajak siswa menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada LKS 91,67 0 8,33
Guru mampu menunjukkan masalah yang ada dalam LKS menimbulkan konflik
75 0 25
kognitif pada siswa
Keterangan: TJ=Tidak Jelas

Tabel 10.b. Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas


% Jawaban
Komponen yang Diobservasi (Problem Statement)
Ya TJ Tidak
Guru mendorong siswa untuk menyelidiki masalah yang ada dalam soal. 91,67 0 8,33
Guru mendorong siswa untuk menuliskan informasi yang ada dalam soal 100 0 0
Guru mendorong siswa untuk mencatat informasi yang perlu dicari untuk me-
91,7 0 8,3
nyelesaikan soal
Keterangan: TJ=Tidak Jelas

Tabel 10.c. Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas


% Jawaban
Komponen yang Diobservasi (Data Collecting)
Ya TJ Tidak
Guru memotivasi siswa untuk mencari data/informasi yang diperlukan untuk
83,3 0 16,7
menyelesaikan soal
Guru memberikan informasi tentang sumber pengetahuan yang dapat digunakan 83,3 0 16,7
Guru memandu siswa untuk memilih informasi yang diperlukan 91,67 0 8,33
Keterangan: TJ=Tidak Jelas

Tabel 10.d. Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas


% Jawaban
Komponen yang Diobservasi (Data Processing)
Ya TJ Tidak
Guru mengkondisikan siswa untuk siap melakukan pengolahan data 100 0 0
Guru meminta siswa menyajikan data dalam bentuk yang tabel, diagram, grafik 91,67 0 8,33
Guru mendorong siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menentukan rata-
83,3 0 16,7
rata, median, modus dari data yang diperoleh
Guru meminta siswa menentukan varians dan standar deviasi bagi data yang di-
100 0 0
peroleh siswa
Guru memperkenalkan Microsoft Excel pada siswa 91,67 0 8,33
Guru mengajak siswa menentukan ukuran pemusatan data maupun ukuran se-
91,76 0 8,33
baran data menggunakan Microsoft Excel
Guru meminta siswa membandingkan solusi yang diperoleh secara manual den-
83,3 0 16,7
gan yang menggunakan Microsoft Excel.
Keterangan: TJ=Tidak Jelas

Tabel 10.e. Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas


% Jawaban
Komponen yang Diobservasi (Verifikasi)
Ya TJ Tidak
Guru mengajak siswa untuk melakukan pembuktian atas rata-rata, median, mo-
75 0 25
dus yang diperoleh siswa
Guru mengajak siswa untuk menggunakan rumus varians dan standar deviasi
83,3 0 16,7
pada masalah lainnya.
Guru menilai proses dan hasil akhir 91,7 0 8,3
Keterangan: TJ=Tidak Jelas

UNNES JOURNALS
Kreano 11(1) (2020): 1-15 | 13

Tabel 10.f. Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas


% Jawaban
Komponen yang Diobservasi (Generalisasi)
Ya TJ Tidak
Guru mengajak siswa meninjau kembali apa yang telah dikerjakan 75 0 25
Guru mengajak siswa melihat apakah ada cara lain penyelesaian masalah 75 0 25
Guru mengajak siswa untuk menentukan rumus umum rata-rata-rata, median,
75 0 25
modus, varians, dan standar deviasi

Tabel 10.g. Rangkuman


% Jawaban
Statistik Total
Ya TJ Tidak
Rata-rata 87,495 0 13,340
Simpangan baku 8,6177 0 8,5023
Catatan: 100% = seluruh item dipenuhi sepanjang program pembelajaran (12 item soal dalam LKS)

buat generalisasi atas solusi yang diperoleh, rata respon positif siswa dan guru di atas 85%.
sebab generalisasi dapat dilakukan setelah Dengan demikian, perangkat pembelajaran
ada lebih dari dua kasus penyelesaian soal. yang dikembangkan ini menurut hasil angket
Tetapi jika sebaiknya tetap menyempatkan respon telah memenuhi kriteria respon posi-
diri memandu siswa merangkum bahan/ma- tif (Minarni & Napitupulu, 2017). Lebih lanjut,
teri setelah selesai pembelajaran agar yang observasi terhadap keterlaksanaan pembela-
tertanam dalam struktur kognitif siswa ada- jaran di kelas telah memenuhi kriteria prak-
lah pengetahuan yang benar (tepat). Berdas- tis, artinya pembelajaran dapat dilaksanakan
arkan hasil pengamatan, secara keseluruhan dengan tidak terlalu terkendala oleh waktu
guru telah melaksanakan pembelajaran den- yang tersedia. Kemudian, hasil analisis juga
gan baik. Data hasil angket mengenai respon menunjukkan bahwa: (1) implementasi pe-
siswa dan guru terhadap perangkat pembela- rangkat pembelajaran ini dapat meningkat-
jaran disajikan pada Tabel 11. kan kemampuan pemecahan masalah mate-
Dapat dilihat pada Tabel 11 bahwa rata- matis dan soft skills siswa; (2) Respon siswa

Tabel 11. Respon Siswa dan Guru Terhadap Komponen-komponen Perangkat Pembelajaran
% Respon Positif
Pernyataan
Guru Siswa
Saya menyukai tampilan materi pelajaran statistika ini 87,5 96,7
Saya menyukai isi dan sistematika KLS 87,5 93,3
Saya menyukai suasana belajar secara berkelompok 100 86,7
Saya menyukai soal-soal dalam LKS 87,5 86,7
Saya menyukai buku siswa topik statistika 87,5 90
Saya menyukai petunjuk penggunaan software Excel 87,5 100
Soal-soal dalam LKS menarik dan menantang untuk dikerjakan 100 90
Soal-soal dalam buku siswa menuntut saya untuk berpikir keras 87,5 100
Soal-soal dalam LKS menuntut untuk membuat tabel, diagram, grafik 75 90
Saya menyukai pernyataan-pernyataan dalam angket soft skills 75 86,7
Kegiatan pembelajaran membuat siswa terbiasa membuat kesimpulan 87,5 93,3
Tahapan belajar membuat siswa terbiasa membuat problem statement 75 90
Soal-soal dalam LKS menuntun siswa untuk membuat penjelasan terhadap solusi 87,5 96,7
Soal-soal dalam LKS menuntun siswa untuk membuat generalisasi 87,5 93,3
Bantuan Microsoft Excel membantu meningkatkan kejelasan diagram, grafik, ta-
100 100
bel untuk data dari soal.
N 8 30
Rata-rata 87,5 92,893
Simpangan baku 7,9 4,687

UNNES JOURNALS
14 Ani Minarni dkk, Perangkat Pembelajaran berbasis Discovery Learning berbantuan Microsoft Excel...
 
dan guru terhadap perangkat pembelajaran Saran
bersifat positif; (3) Skor KPMS individu mau- Berdasarkan hasil penelitian ini, disa-
pun kelompok telah mencapai skor minimum rankan agar: (1) Guru lebih diberi kesempatan
yang telah ditetapkan, yaitu 65, (4) Keterliba- untuk mengimplementasikan perangkat pem-
tan (engagement) siswa dalam pembelajaran belajaran yang dikembangkan sesuai dengan
cukup tinggi. Hasil tersebut merupakan ka- tujuan pembelajaran matematika sehingga
rakteristik efektivitas perangkat pembelaja- dapat diharapkan siswa memperoleh kemam-
ran yang dikembangkan. Dengan demikian, puan pemecahan masalah dan soft skills yang
perangkat pembelajaran berbasis discovery lebih tinggi lagi; (2) Guru tetap menjalankan
terintegrasi Microsoft Excel telah memiliki perannya sebagai pemberi scaffolding, tidak
karakteristik valid, praktis, dan efektif dalam hanya memberikan pengetahuan statistika
meningkatkan kemampuan pemecahan ma- dalam bentuk yang sudah jadi; (3) Guru me-
salah statistic siswa SMP. nyempatkan diri untuk memandu siswa me-
nyimpulkan bahan yang dipelajari setelah
PENUTUP selesai pembelajaran sehingga yang tertanam
Simpulan dalam kognitif siswa adalah pengetahuan
Berdasarkan penjelasan di atas, simpu- yang tepat. Melalui kegiatan ini diharapkan
lannya adalah sebagai berikut: (1) Berdasar- siswa yang lambat belajar dapat memahami
kan hasil analisis data maka dapat disimpul- materi yang belum dipahami sepenuhnya se-
kan bahwa perangkat pembelajaran berbasis hingga dapat meningkatkan kapabilitas me-
discovery learning terintegrasi Microsoft Excel reka dalam penguasaan komponen-kompo-
bersifat valid, praktis, dan efektif untuk me- nen pemecahan masalah yang masih lemah.
ningkatkan kemampuan pemecahan masalah
statistik dan soft skills siswa SMP. Hal tersebut UCAPAN TERIMAKASIH
disimpulkan berdasarkan adanya peningka- Ucapan terimakasih yang sebesar-
tan hasil belajar (kemampuan pemecahan besarnya disampaikan kepada Kemenristek
masalah statistik dan soft skills), respon positif Dikti yang telah memberi dana untuk pelaksa-
guru dan siswa terhadap perangkat pembela- naan penelitian ini.
jaran, keterlaksanaan pembelajaran di kelas,
dan aktivitas aktif (engagement) siswa dalam DAFTAR PUSTAKA
proses pembelajaran; (2) Kemampuan peme- Anderson, L.W. & Krathwohl, D.,R. (2001). A Taxonomy
for Learning, Teaching, and Assessing. New York:
cahan masalah matematis meningkat dengan
Addison Wesley Longman, Inc.
kategori rata-rata indeks gain sedang, demi- Anisah & Lastuti, S. (2018). Pengembangan Bahan Ajar
kian juga soft skills; (3) Perangkat pembela- berbasis HOTS untuk Meningkatkan Kemam-
jaran berbasis discovery learning terintegrasi puan Pemecahan Masalah Matematis Maha-
Microsoft Excel siap untuk diserbarluaskan siswa. Kreano-Jurnal Matematika Kreatif Inovatif,
9(2), 191-197.
(disseminate) untuk meningkatkan kemampu- Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendeka-
an pemecahan masalah statistik dan soft skills tan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
siswa SMP; (4) Masih terdapat sebagian kecil Becta (2003). What the Research Says about ICT and Mo-
siswa yang mengalami kesulitan dalam setiap tivation. Available online at www. Becta.org.uk/
research.
komponen kemampuan pemecahan masalah
Bruner, J. S. (1961). The Act of Discovery. Harvard Educa-
statistik, tetapi secara keseluruhan mereka tional Review, 31, 21-32.
telah meraih kemampuan pemecahan masa- Depdikbud (2013). Kurikulum 2013. Jakarta: Depdikbud.
lah secara signifikan; dan (5) Komponen soft Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational Re-
skills yang masih perlu mendapat perhatian search. Boston: Pearson Education, Inc.
Glasersfeld, E. von (1998). Why constructivism must be
lebih adalah komponen membina relationship radical. In: Larochelle M., Bednarz N. & Garrison
dan keterampilan menyatakan pendapat. J. (eds.) Constructivism in Education. Cambridge
University Press, New York NY: 23–28.
Hiebert, J. & Carpenter, T.P., (1992). Learning and Teach-
ing with Understanding. Dalam D.A. Grouws

UNNES JOURNALS
Kreano 11(1) (2020): 1-15 | 15

(Ed). Handbook of research on mathematics ity of Public Junior High School in North Suma-
teaching and learning: A project of the National tera. IndoMS Journal on Mathematics Education,
Council of Teachers of Mathematics. (pp. 65-97). 7(1), 45-56.
New York, NY, England: Macmillan Publishing Napitupulu, E., E. (2011). Pengaruh Pembelajaran Ber-
Co, Inc. basis Masalah terhadap Kemampuan Penalaran,
John Sr, J. (2009). Study on the Nature of Impact of Soft Pemecahan Masalah Matematis, dan Sikap Siswa
skills Training Programme on the Soft skills De- terhadap Matematika. (Doctoral Dissertation).
velopment of Management Students. Pacific Bandung: PPs UPI. (Tidak Diterbitkan).
Business Review, pp. 19-27. Napitupulu, E. E. (2016). Cultivating Upper Secondary
Kulm, G. (1993). Assessing high order thinking in mathe- Students’ Mathematical Reasoning Ability and
matics. Washington, D.C.: American Association Attitude towards Mathematics through Prob-
for the Advancement of Science. lem-Based Learning. IndoMS Journal of Math-
Kusumah, Y. (2014). Model pembelajaran matematika ematics Education (JME IndoMS), 7(2), 117-128.
berbasis ICT untuk meningkatkan kemampuan NCTM, (2000). Principle and Standards for School Math-
matematis siswa. Seminar nasional pendidikan ematics. Reston: VA.
matematika, P4TK Yogyakarta pada Tanggal 28
Nieveen, N. (1999). Prototype to reach product qual-
November 2014.
ity. Dalam Van den Akker, J., Branch, R.M.,
Marr, B. (2018). Why Everyone Must Get Ready For The
Gustafson, K., Nieveen, N., & Plomp, T. (Eds.).
fourth Industrial Revolution. Forbes. Retrieved 14
Design Approaches and Tools in Educational and
February 2018.
Training. Dordrecht: Kluwer Academic Publisher.
Minarni, A. (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Polya, G. (1987). Mathematical Discovery: Combined Edi-
Masalah terhadap Kemampuan Pemahaman
Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa SMP tion. New York: John Wiley Interscience.
Negeri di Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Resnick, L. B. (1987). Education and Learning to Think.
Matematika PARADIKMA, 6(2), 162-174. Washington, DC: National Academy Press. p. 8.
Minarni, A. & Napitupulu, E. E. (2017). Developing In- ISBN 0309037859.
struction Materials Based on Joyful PBL to Im- Saragih, S., Napitupulu, E. E., & Fauzi, A. (2017). Devel-
prove Students Mathematical Representation oping Learning Model Based on Local Culture
Ability. International Education Studies, 10(9), and Instrument for Mathematical Higher Order
23-38. Thinking Ability. International Education Studies,
Minarni, A. & Napitupulu, E. E. (2019). Learning Ap- 10(06), 114-122.
proach and Soft skills Contribution toward Math- Sinha, M. P. (2008). Minding Our MBA Manners. Compe-
ematical Higher Order Thinking Skills of Junior tition Success Review: ghrdc.org/ articles/ Mind-
High School Students. American Journal of Edu- ing Our MBA Manners & MBA Education.
cational Research, 7(12), 925-929. Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Minarni, A., Napitupulu, E.E., Husein, R. (2016). Mathe- Widjanarko, B. (2019). Menanti “Kuda Troya” Nadiem.
matical Understanding and Representation Abil- Harian Kompas, 16 Desember 2019.

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai