Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

CARA PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENYIAPKAN


PESERTA DIDIK MENUJU ERA SOCIETY 5.0

Hardhani Mardiana Zainal (19050040)

Universitas GRI Sumatera Barat, Padang, Indonesia, Hardhani


Kampung Olo,Jalan Gajah Mada Dalam,Nanggalo. 25137, Padang, Indonesia.
E-mail: hardhani.diana04@gmail.com

Abstrak
Era Society 5.0 merupakan kelanjutan dari era Revolusi Industri 4.0 yang lebih menekankan sisi
kemanusiaan dalam memecahkan masalah sosial, termasuk pendidikan, melalui integrasi virtualitas dan
realitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pemerintah dalam pengembangan guru
untuk Masyarakat Usia 5.0 dengan menggunakan buku, jurnal, risalah, dan bentuk lain dari sumber data
atau referensi yang biasa disebut studi kepustakaan. Kualitas pengajaran yang buruk memiliki beberapa
kondisi dan penyebab, antara lain : 1) Standardisasi pendidikan guru minimal D4/S1 sebagaimana
tertuang dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, 2) Sering terkendala oleh faktor internal dan
eksternal dalam pengembangan kemampuan guru, 3) Rekrutmen guru yang tidak efektif, 4) Kesejahteraan
guru dalam dari segi pendapatan yang masih sangat kecil dan tidak sebanding dengan pembentukan
karakter manusia dan jerih payah guru di era peradaban sosial 5.0. Jadikan profesionalisme yang Anda
butuhkan untuk mempersiapkan generasi terbaik sekarang dan di masa depan untuk menjadi guru yang
lebih andal.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Era Society 5.0, Penguatan Pendidikan.

Abstract
The Society 5.0 era is a continuation of the Industrial Revolution 4.0 era which emphasizes the human
side in solving social problems, including education, through the integration of virtuality and
reality. This study aims to analyze government policies in teacher development for the Age 5.0 Society by
using books, journals, treatises, and other forms of data sources or references which are commonly
called library studies. Poor teaching quality has several conditions and causes, including:1)
Standardization of teacher education at least D4/S1 as stated in Permendiknas Number 16 of 2007, 2)
Often constrained by internal and external factors in teacher capacity development, 3) Ineffective teacher
recruitment, 4) Teacher welfare in terms of income that is still very small and not comparable to the
formation of human character and the efforts of teachers in the era of social civilization 5.0. Make the
professionalism you need to prepare the best present and future generations to become more capable
teachers.

Keywords: Character Education, Era Society 5.0, Strengthening Education.


Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

PENDAHULUAN Oleh karena itu, seharusnya guru


mempunyai potensi sosial yang adaptif
Negara Jepang pada tahun 2019 dan transformatif dalam mengelola
meluncurkan suatu tatanan masyarakat dirinya sendiri serta seluruh potensi
yang berpusat pada manusia (human- yang terkandung di dalam menuju
centered) yang berbasis dengan tercapainya kesejahteraan kehidupan
teknologi (technology based). Tatanan dalam tatanan yang seimbang dan
masyarakat tersebut dikenal dengan berkelanjutan.. Pengembangan diri yang
society 5.0 atau bisa diartikan harus dilakukan oleh guru dapat melalui
masyarakat era 5.0 yang juga berimbas Pengembangan Keprofesian
pada negara kita Indonesia untuk Berkelanjutan (PKB), yaitu:
mengikuti perkembangan era. Era ini pengembangan diri, publikasi ilmiah,
merupakan suatu era kecerdasan buatan dan karya inovatif. Aktualisasi guru
yang memperhatikan sisi dari adalah mengintegrasikan pikiran dan
kemanusiaan yang terintegrasi dalam fisik yang diimbangi dengan kecerdasan
segala bidang kehidupan. Hadirnya era emosional (emotional intellegence),
ini diharapkan menjadi suatu kearifan karena menurut Goleman (1996) yang
baru dalam tatanan bermasyarakat. Hal dikutip oleh Ningrum bahwa emotional
tersebut dikarenakan konsep dari society intellegence memiliki keunggulan
5.0 tidak hanya terbatas untuk faktor dibandingkan intelectual intellegence,
manufaktur tetapi juga memecahkan jika yang menjadi penentunya adalah
masalah sosial dengan bantuan integrasi keberhasilan hidup di tengah
antara ruang fisik dan virtual masyarakat. Guru yang diharapkan
(Skobelev&Borovik, 2017). Era society adalah yang mempunyai karakter
5.0 akan memberikan dampak pada amanah dalam menjalankan tugas dan
segala aspek kehidupan, mulai dari fungsinya sebagai manusia yang
kesehatan, tata kota, transportasi, ditunjuk sebagai khalifah Allah di muka
pertanian, industri dan pendidikan bumi ini. Karena amanah merupakan
(Undang-Undang Republik Indonesia hal paling asasi manusia sebagai
Tentang Sistem Pendidikan Nasional). khalifah untuk melakukan hubungan
Melihat kondisi yang saat ini kemajuan sosial dengan lingkungan hidupnya.
teknologi sangat berkembang pesat. Tugas guru bukan hanya
Kemajuan dalam bidang teknologi tidak mentransfer ilmu, namun lebih
hanya dinikmati oleh orang dewasa saja, menekankan pendidikan karakter yang
anak-anak usia sekolah dasar juga sudah berupa akhlak, moral, etika dan
bisa menikmati dari hasil perkembangan keteladanan, sebab jika hanya berkaitan
teknologi saat ini. Teknologi banyak dengan transfer ilmu maka hal tersebut
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, dapat digantikan oleh teknologi. Guru
sebagai sarana dan prasarana interaksi harus mengajarkan bagaimana peserta
antara pendidik dan peserta didik. didik mempunyai kemampuan dalam
Berbagai macam pembelajaran dikemas memecahkan masalah yang kompleks,
secara menarik dalam dunia digital atau kemampuan untuk bisa berpikir secara
dikenal dengan onlinelearning (Ahmad, kritis, dan kemampuan untuk
2018) di mana pembelajaran dapat berkreativitas. Sebagaimana tiga
dilakukan dengan menggunakan semboyan yang disampaikan oleh Ki
internet sebagai penghubung antara Hajar Dewantoro (Bapak Pendidikan
pengajar dan murid. Indonesia), yaitu Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso,
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

Tut Wuri Handayani yang mempunyai Indonesia pada tahun 2017,


arti di depan memberi teladan, di tengah mengidentifkasi lima nilai utama
membangun kemauan, di belakang karakter yang saling berkaitan dalam
memberi dorongan dan pengaruh yang membentuk jejaring nilai yang perlu
baik ke arah kemandirian. dikembangkan sebagai prioritas, yaitu:
nilai religius, nasionalis, mandiri,
HASIL DAN PEMBAHASAN gotong-royong, dan integritas
1. Pengertian Pendidikan Karakter (Saripudin, 2017).
Pendidikan karakter ini muncul 2. Pendidikan Karakter
bersamaan dengan hadirnya era Society 5.0 atau bisa diartikan
Revolusi 4.0 di mana era tersebut masyarakat 5.0 pertama kali
teknologi informasi berkembang pesat diluncurkan di Jepang pada tanggal 21
dan mewarnai setiap kehidupan manusia. Januari 2019 dengan tujuan
Era revolusi industri 4.0 ditandai menciptakan tatanan masyarakat yang
dengan berkembangnya internet berpusat pada manusia (human–
ofthings yang merambah di berbagai centered) dan berbasis teknologi
bidang kehidupan masyarakat saat ini, (technology based). Society 5.0
hal itu juga berimbas pada dunia merupakan kecerdasan buatan yang
pendidikan. Pendidikan karakter memperhatikan sisi kemanusiaan yang
merupakan suatu keniscayaan dalam berhubungan dengan semua bidang
upaya menghadapi berbagai tantangan kehidupan diharapkan menjadi suatu
pergeseran karakter yang dihadapi saat kearifan baru dalam tatanan
ini. Pendidikan karakter bertujuan bermasyarakat. Konsep society 5.0 tidak
mengembangkan kemampuan seseorang hanya terbatas untuk faktor manufaktur
untuk memberikan keputusan baik- tetapi juga memecahkan masalah sosial
buruk, memelihara apa yang baik, dan dengan bantuan integrasi ruang fisik
mewujudkan kebaikan itu dalam dan virtual (Skobelev & Borovik, 2017).
kehidupan sehar-hari dengan sepenuh Society 5.0 akan berdampak pada
hati ( Muslich, 2011; dan Zainal, 2011). semua aspek kehidupan mulai dari
Karena pendidikan karakter merupakan kesehatan, tata kota, transportasi,
suatu habit, maka pembentukan karakter pertanian, industri dan pendidikan
seseorang itu memerlukan communities (UndangUndang Republik Indonesia
of character atau “komunitas Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
masyarakat yang bisa membentuk Perkembangan pendidikan dan
karakter” (Priyambodo, 2017). Dalam teknologi semakin pesat dari waktu ke
konteks ini, peran sekolah sebagai waktu. Hal ini ditandai dengan
communities of character dalam munculnya berbagai transaksi dan
pendidikan karakter sangat penting. pembelajaran yang dikemas dan dibalut
Sekolah mengembangkan proses dalam dunia digital. Peningkatan
pendidikan karakter melalui proses informasi berhubungan dengan
pembelajaran, habituasi, kegiatan pengaruh globalisasi. Pengaruh
ekstra-kurikuler, dan bekerja sama globalisasi ini dinamakan dengan
dengan keluarga dan masyarakat dalam revolusi industri 4.0. Konsep awal
pengembangannya (Ningsih, 2015). revolusi industri 4.0 pertama kali
Gerakan PPK (Penguatan dikenalkan oleh Profesor Klaus Schwab
Pendidikan Karakter), yang yang merupakan seorang ahli ekonomi
dicanangkan oleh Kementerian melalui bukunya yang berjudul “The
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

Fourth Industrial Revolution”. Dalam dibidang pendidikan yang tidak


bukunya Profesor Klaus menjelaskan, merubah peran guru ataupun pengajar
bahwa revolusi industri 4.0 telah dalam mengajarkan pendidikan moral
mengubah hidup, pola pikir dan cara dan keteladanan bagi para peserta didik.
kerja manusia. Dalam Tujuan penulisan ini yaitu untuk
perkembangannya, revolusi industri 4.0 mengetahui kesiapan Indonesia dalam
ini memberikan tantangan sekaligus menghadapi society 5.0 dibidang
dampak bagi generasi muda bangsa pendidikan.
Indonesia. 3. Cara Penguatan Pendidikan
Guna menjawab tantangan Karakter
revolusi industri 4.0 dan society 5.0 Banyak tantangan dan
dalam dunia pendidikan diperlukan perubahan yang harus dilakukan di era
kecakapan hidup abad 21 atau lebih society 5.0 ini. Termasuk yang harus
dikenal dengan istilah 4C (Creativity, dilakukan oleh satuan pendidikan
CriticalThinking, Communication, sebagai gerbang utama dalam
Collaboration). Diharapkan guru mempersiapkan sumber daya manusia
menjadi pribadi yang kreatif, mampu unggul. Memasuki abad ke-21
mengajar, mendidik, menginspirasi Indonesia semakin intensif dan masif
serta menjadi suri teladan (Dwi Nurani, terhadap keterbukaan dan interaksi
2021). Menurut Zulkifar Alimuddin, global. Menurut Rosenberg (2001),
DirectorofHafecs (Highly Functioning dengan berkembangnya penggunaan
Education Consulting Services) Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagaimana dikutip oleh (Alimuddin, terdapat lima pergeseran di dalam
2019) menilai di era masyarakat 5.0, proses pembelajaran yaitu (a)
guru dituntut untuk lebih inovatif dan pergeseran dari pelatihan ke penampilan,
dinamis dalam mengajar di kelas. (b) pergeseran dari ruang kelas ke di
Saat ini pendidikan di Indonesia mana dan kapan saja, (c) pergeseran
memasuki era 4.0. Trend pendidikan dari kertas ke online atau saluran, (d)
Indonesia saat ini yaitu online learning pergeseran fasilitas fisik ke fasilitas
(Ahmad, 2018) yang menggunakan jaringan kerja, (e) pergeseran dari waktu
internet sebagai penghubung antara siklus ke waktu nyata. Era
pengajar dan murid. Pendidikan adalah supersmartsociety (society 5.0) sendiri
proses perubahan tingkah laku, diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang
penambahan ilmu pengetahuan dan pada tahun 2019, yang dibuat sebagai
pengalaman hidup agar peserta didik antisipasi dari gejolak disrupsi akibat
menjadi lebih dewasa dalam pemikiran revolusi industri 4.0. Dikhawatirkan
dan sikap. Pendidikan di era digital saat invasi tersebut dapat menggerus nilai-
ini sangatlah pesat, kemajuan dalam nilai karakter kemanusiaan yang
bidang teknologi tidak hanya dinikmati dipertahankan selama ini. Dalam
oleh orang dewasa saja, anak-anak usia menghadapi era society 5.0, dunia
sekolah dasar juga sudah bisa pendidikan berperan penting dalam
menikmati dari hasil perkembangan meningkatkan kualitas sumber daya
teknologi saat ini. Teknologi banyak manusia.
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, Penataan kembali atau transformasi
sebagai sarana dan prasarana interaksi pendidikan nasional Indonesia tersebut
antara pendidik dan peserta didik. dapat dimulai dengan menempatkan
Dengan lahirnya society 5.0 kembali karakter sebagai ruh atau
diharapkan dapat membuat teknologi dimensi terdalam pendidikan nasional
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

berdampingan dengan intelektualitas lingkungan, taat hukum, disiplin,


yang tercermin dalam kompetensi. Ada menghormati keragaman budaya, suku,
lima nilai utama karakter yang saling dan agama.
berkaitan membentuk jejaring nilai yang c. Mandiri
perlu dikembangkan sebagai prioritas Mandiri artinya tidak
Gerakan Penguatan Pendidikan bergantung pada orang lain dan
Karakter. Kelima nilai utama karakter menggunakan tenaga, pikiran, dan
bangsa yang dimaksud adalah sebagai waktu untuk merealisasikan harapan,
berikut: mimpi, dan cita-cita. Mandiri erat
a. Religius hubungannya dengan kesuksesan
Nilai karakter religius seseorang. Orang yang hidup mandiri
mencerminkan keimanan terhadap sejak kecil umumnya meraih sukses saat
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan menginjak usia dewasa. Itulah alasan
dalam perilaku melaksanakan ajaran mandiri menjadi karakter terdepan yang
agama dan kepercayaan yang dianut, harus dimiliki anak sekolah. Nilai
menghargai perbedaan agama, karakter mandiri yaitu mempergunakan
menjunjung tinggi sikap toleran segala tenaga, pikiran, waktu untuk
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan merealisasikan harapan, mimpi dan cita-
kepercayaan lain, hidup rukun dan cita. Sub nilai mandiri antara lain etos
damai dengan pemeluk agama lain. kerja (kerja keras), tangguh tahan
Sikap religius juga mencerminkan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberimanan dan ketakwaan kepada keberanian, dan menjadi pembelajar
Tuhan yang Maha Esa. Disini siswa sepanjang hayat.
ditekankan agar menjadi pemeluk d. Gotong Royong
agama yang taat tanpa harus Nilai karakter gotong royong
merendahkan pemeluk agama lain. mencerminkan tindakan menghargai
Apalagi saat ini sedang diwacanakan semangat kerja sama dan bahu
kurikulum anti terorisme, seyogyanya membahu menyelesaikan persoalan
kita sambut dengan melatih siswa untuk bersama, menjalin komunikasi dan
selalu mengedepankan toleransi antar persahabatan, memberi bantuan atau
umat beragama. pertolongan pada orang-orang yang
b. Nasionalis membutuhkan. Sub nilai gotong royong
Nasionalis berarti menempatkan antara lain menghargai, kerja sama,
kepentingan bangsa dan negara di atas inklusif, komitmen atas keputusan
kepentingan pribadi dan kelompok.. bersama, musyawarah mufakat, tolong
Nilai karakter nasionalis merupakan menolong, solidaritas, empati, anti
cara berpikir, bersikap, dan berbuat diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
yang menunjukkan kesetiaan, kerelawanan.
kepedulian, dan penghargaan yang e. Integritas
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, Nilai karakter integritas
sosial, budaya, ekonomi, dan politik merupakan nilai yang mendasari
bangsa, menempatkan kepentingan perilaku yang didasarkan pada upaya
bangsa dan negara di atas kepentingan menjadikan dirinya sebagai orang yang
diri dan kelompoknya. Sub nilai selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
nasionalis antara lain apresiasi budaya tindakan, dan pekerjaan, memiliki
bangsa sendiri, menjaga kekayaan komitmen dan kesetiaan pada
budaya bangsa, rela berkorban, unggul, nilainilaikemanusiaan dan moral
dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga (integritas moral). Integritas juga
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

merupakan skap selalu berupaya dilakukan oleh dunia pendidikan di


menjadikan dirinya sebagai orang yang Indonesia untuk menghadapi society 5.0
bisa dipercaya dalam perkataan, yaitu pertama, dilihat dari infrastruktur,
tindakan, dan pekerjaan. Siswa yang pemerintah harus berusaha untuk
berintegritas akan berhati-hati dalam meningkatkan pemerataan
menjalin pergaulan, sebab kepercayaan pembangunan dan perluasan koneksi
yang diberikan teman-temannya itu internet ke semua wilayah Indonesia,
mahal harganya. Karakter integritas karena seperti yang kita ketahui bahwa
meliputi sikap tanggung jawab sebagai saat ini belum semua wilayah Indonesia
warga negara, aktif terlibat dalam dapat terhubung dengan koneksi
kehidupan sosial, melalui konsistensi internet. Kedua, dari segi sumber daya
tindakan dan perkataan yang manusia yang bertindak sebagai
berdasarkan kebenaran. pengajar harus memiliki keterampilan di
Dengan maraknya praktik bidang digital dan berpikir kreatif.
bullying dan perundungan, sekolah Menurut Zulkifar Alimuddin,
perlu membuat kebijakan tegas bahwa DirectorofHafecs (Highly Functioning
siswa di sekolah harus berkata dan Education Consulting Services) menilai
bertindak positif antar teman sebagai di era masyarakat 5.0 (society 5.0) guru
bagian dari pembiasaan melatih karakter dituntut untuk lebih inovatif dan
integritas.Perihal memberikan dinamis dalam mengajar di kelas
penguatan karakter pada peserta didik (Alimuddin, 2019). Ketiga, pemerintah
peran guru tidak bisa digantikan oleh harus bisa menyinkronkan antara
teknologi apa pun. Guru memiliki tugas pendidikan dan industri agar nantinya
dan fungsi untuk membangun siswa lulusan dari perguruan tinggi maupun
menjadi manusia pembangunan, sekolah dapat bekerja sesuai dengan
manusia yang mampu membuat bidangnya dan sesuai dengan kriteria
perbaikan dan perdamaian, tidak yang dibutuhkan oleh industri sehingga
sebaliknya justru membuat kerusakan nantinya dapat menekan angka
pada peserta didiknya. Guru harus pengangguran di Indonesia. Keempat,
mampu menebarkan jiwa-jiwa sosial menerapkan teknologi sebagai alat
yang terwujud dalam dunia sosial yang kegiatan belajar mengajar.
lebih luas. Selain itu dalam menjalankan
tugasnya guru harus mampu KESIMPULAN
memberikan sesuatu yang dapat Sejauh ini pendidikan di
membangkitkan semangat siswa dalam Indonesia khususnya di daerah-daerah
mengembangkan diri melalui belajar masih banyak yang hanya
yang giat. Guru yang mampu menitikberatkan pada kemampuan
memberikan gairah siswa untuk belajar kognitif dan keterampilan peserta didik
dan meniti kehidupan yang lebih baik saja. Padahal di abad 21 ini yang juga
sesungguhnya guru tersebut sudah akan memasuki era society 5.0 peserta
menjadi inspiratif bagi siswanya. didik juga dituntut untuk mempunyai
Sedangkan beberapa lifeskills untuk menunjang kecakapan
kemampuan yang harus dimiliki di abad baik dalam kehidupan maupun dalam
21 ini meliputi leadership, digital penguasaan teknologi. Pendidikan di
literacy, communication, emotional Indonesia sudah seharusnya
intelligence, enterpreneur ship, global menguatkan keseimbangan antara
citizenship, problem solving, team kemampuan kognitif yang tentunya
working. Beberapa cara yang bisa didukung oleh lifeskills yang mumpuni
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika

dari peserta didik dan salah satunya Organisasi Pendidikan,”


dengan cara memberikan penguatan QUALITY, vol. 2.
pendidikan karakter yang seyogianya
harus dimulai sejak sekolah dasar. Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan
Untuk dapat memberikan penguatan Karakter: Menjawab Tantangan
pendidikan karakter pada peserta didik, Krisis Multidimensional. Jakarta:
pendidik juga harus memberikan Bumi Aksara. Nasution, S.
semangat pada siswa untuk belajar dan (1988).
meniti kehidupan yang lebih baik yang
Priyambodo, Aji Bagus. (2017).
diimbangi dengan kecakapan hidup atau
“Implementasi Pendidikan
lifeskills.
Karakter: Semangat
DAFTAR PUSTAKA Kebangsaan dan Cinta Tanah
Abdullah Munir. 2010. Pendidikan Air pada Sekolah Berlatar
Karakter Membangun Karakter Belakang Islam di Kota
Anak Sejak dari Rumah. Pasuruan” dalam Jurnal Sains
Yogyakarta: Pedagogia. Psikologi, Jilid 6, Nomor 1
[Maret], hlm.9-15.
Ahmad, I. (2018). Proses
Pembelajaran Digital Dalam Saripudin. (2017). Pendidikan
Era Revolusi Industri 4.0. Karakter: Konsep dan Aplikasi
Direktur Jenderal Pembelajaran Living Values Education.
dan Kemahasiswaan. Bandung: Refika Aditama.
Kemenristek Dikti.
Skobelev, P., &Borovik, Y. S. (2017).
Epon Ningrum, “Pengembangan On the Way from Industry 4.0 to
Sumber Daya Manusia Bidang Industry 5.0: From Digital
Pendidikan,” Jurnal Geografi Manufactureingto Digital
Gea 9, no. 1 (2009). Society.International Scientific
ResearchJournal. Industri 4.0.
Ida Kintamani Dewi Hermawan,
“Analisis Sumber Daya Manusia Zainal, Aqib. (2011). Pendidikan
Pendidikan Tinggi,” Jurnal Karakter: Membangun Perilaku
Pendidikan dan Kebudayaan 17, Positif Anak Bangsa. Bandung:
no. 4 (2011): 406, Yrama Widya.
https://doi.org/10.24832/jpnk.v1
Zulkifli, Zulkifli. "Analisis
7i4.37.
Kompetensi Guru Menghadapi
Iwan Hermawan, Nurwadjah Ahmad, Era Revolusi Industri 4.0." JISIP
dan Andewi Suhartini, “Konsep (Jurnal Ilmu Sosial Dan
Amanah dalam Perspektif Pendidikan) 4.3 (2020).
Pendidikan Islam,”
QALAMUNA: Jurnal
Pendidikan, Sosial, dan Agama
12, no. 2
Muhammad Minan Zuhri et al.,
“Pengembangan Sumber Daya
Guru Dan Karyawan Dalam

Anda mungkin juga menyukai