Anda di halaman 1dari 11

PERAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI PENDIDIKAN

Novia Damayanti1, Risnawati2

1
Jurusan, Universitas, Kota [Arial, 12]

2
Jurusan, Universitas, Kota

e-mail: penulis1@undiksha.ac.id, penulis2@undiksha.ac.id[Arial, 11]

Abstrak

Di era globalisasi menuntut berbagai keterampilan yang harus dikuasai seseorang, sehingga diharapkan
pendidikan dapat mempersiapkan siswa dan guru untuk menguasai kompetensi- kompetensi yang
berhubungan dengan globalisasi terutama teknologi. Oleh karena itu penulisan ini bertujuan untuk
memahami peran dari kurikulum berbasis keterampilan dapat menciptakan pendidikan yang dapat
menghasilakan sumberdaya pemikir yang mampu ikut membangun tatanan sosial dan ekonomi melalui
pengembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan kompetensi globalisasi. Metode penulisan artikel ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan pengolaan data berdasarkan library research. Hasil
dari penulisan ini yaitu kurikulum berbasis kompetensi memiliki peran sebagai Communication skill,
Collaboration skill, Critical thingking and problem solving skill, Creativity and innovation skill.

Kata kunci: Kurikulum, Kompetensi, Globalisasi

Abstract

In the era of globalization, a person must master various skills, so it is hoped that education can prepare
students and teachers to master competencies related to globalization, especially technology. Therefore,
this paper aims to understand the role of a skills-based curriculum in creating education that can
produce thinking resources that are able to participate in building social and economic order through
curriculum development in accordance with the demands of globalization competencies. The method for
writing this article uses a qualitative descriptive approach with data processing based on library
research. The result of this writing is that a competency-based curriculum has the role of Communication
skills, Collaboration skills, Critical thinking and problem solving skills, Creativity and innovation skills.

Keywords :Curriculum, Competency, Globalization

1
1. Pendahuluan lebih besar. Perubahan ini secara mendasar
Pendidikan merupakan suatu sarana tidak saja menuntut angkatan kerja yang
yang sangat penting bagi kelangsungan mempunyai kemampuan bekerja dalam
hidup manusia, hal ini disebabkan karena bidangnya (hard competencies) namun juga
pendidikan adalah sektor yang dapat sangat penting untuk menguasai
menciptakan kecerdasan manusia dalam kemampuan menghadapi perubahan serta
melangsungkan kehidupannya, pentingnya memanfaatkan perubahan itu sendiri (soft
pendidikan agar dengan mudah segala competence)2. Oleh karena itu menjadi
kebutuhan hidup dapat diperoleh. Pada tantangan pendidikan kejuruan untuk
prinsipnya pendidikan merupakan agenda mampu mengintegrasikan kedua macam
yang sangat penting dalam pelaksanaan komponen kompetensi tersebut secara
program kerja pada setiap negara, di setiap terpadu dalam menyiapkan peserta didik
keberlangsungan hidup bermasyarakat, untuk memiliki kemampuan bekerja dan
pendidikan adalah modal yang sangat berkembang di masa depan.
urgensif. Pada dasarnya pendidikan merupakan
Dalam tuntutan Undang-Undang suatu penanggulangan dalam menciptakan
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia sumber daya manusia yang maksimal. Hal
telah di isyaratkan bahwa pendidikan ini dikarenakan pindidikan adalah aspek
adalah dasar awal dalam dasar dalam pencapaian sektor
mengaktualisasikan makna Pancasila dan pembangunan baik pada sektor ekonomi,
kandungan Undang-Undang Dasar 1945 sektor politik, sektor hukum, sektor sosial
yang merupakan ideoligi dan landasan budaya, dan perangkat sektor lainnya yang
hukum Negara Kesatuan Republik berkaitan dengan pembangunan
Indonesia (NKRI), sehingga yang amat kerakyataan dalam pelaksanaan
terpenting dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan kenegaraan. Berdasarkan
dan tanggung jawab negara terhadap Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Bab II
rakyat Indonesia yang sangat dioptimalkan Pasal 4 menyatakan bahwa pendidikan
adalah bagaimana memperioritaskan sektor nasional bertujuan mencerdaskan
pendidikan sebagai metode dalam1. kehidupan bangsa dan mengembangkan
Akibat adanya perkembangan dan manusia Indonesia seutuhnya yaitu
perubahan global dalam berbagai aspek manusia yang beriman dan bertakwa
kehidupan yang datang begitu cepat, telah terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
menjadi tantangan nasional dan menuntut berbudi pekerti luhur, memeliki
perhatian segera dan serius. Hal ini sangat pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
beralasan karena fenomena dalam era jasmani dan rohani, kepribadian yang
global khususnya yang berkaitan dengan mantap dan mandiri serta tanggung jawab
dunia kerja selalu ditandai oleh kemasyarakatan dan kebangsaan3.
ketidakpastian, semakin cepat dan sering Desentralisasi pendidikan diperlukan
berubah, dan menuntut fleksibilitas yang untuk mewujudkan masyarakat baru yang
1
E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T.
Remaja Rosdakarya
2
Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum (Konsep Implementasi Evaluasi Dan Inovasi). Yogyakarta:
Teras.
3
Dirjen Dikti. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta, Dikti.
2
demokratis. Kehidupan demokratis tidak kehidupan bangsa di dunia harus
akan terwujud apabila segala sesuatu senantiasa berupaya mengimbangi
ditentukan oleh pusat. Ciri-ciri kehidupan kemajuan tersebut. Bila tidak demikian
demokratis adalah diakuinya kebebasan bangsa Indonesia akan tertinggal dan
berbicara dan berpikir kritis. Hak-hak asasi bahkan terkucil dalam pergaulan bangsa-
manusia diakui dan dikembangkan dalam bangsa di dunia. Salah satu contoh adalah
batas-batas kemerdekaan. Demokrasi akan hasil penelitian di Asia tentang
mati apabila kebebasan berpendapat, penyelenggaraan pendidikan di setiap
berpikir, dan bertindak dibatasi. Akibatnya, negara. Ternyata hasil cukup mengharukan
lahirlah manusia-manusia yang tidak kreatif. bahwa Indonesia berada pada peringkat ke
Perkembangan masyarakat menjadi lamban tigabelas setelah Vietnam.. Bangsa
dan tidak produktif4 Indonesia harus membangun diri untuk bisa
Salah satu upaya untuk bersaing dalam banyak hal, karena itu
mengantisipasi perubahan dan peningkatan mutu sumber daya manusia
perkembangan global tersebut adalah harus menjadi perioritas pertama6.
dengan mengembangkan kurikulum Atas dasar pemikiran itu, diperlukan
pendidikan khususnya pada pendidikan berbagai upaya peningkatan kualitas
kejuruan yang mampu memberikan pendidikan. Salah satunya adalah dengan
keterampilan dan keahlian untuk dapat perubahan-perubahan dalam sistem
bertahan hidup dan berkompetisi dalam pendidikan di Indonesia, sehingga dalam
perubahan, pertentangan, hal ini sebagai pembaharu peran
ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan mengenmabngkan kurikulum berbasis
kesulitan dalam kehidupan. Salah satu komuter dalam meghadapi tatangan
langkah strategis untuk mengantisipasi globalisasi pendidikan
permasalahan tersebut adalah dengan 2. Metode
diterapkannya Kurikulum Berbasis Penelitian ini merupakan penelitian
5
Kompetensi (KBK) . deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
Kurikulum berbasis kompetensi digunakan untuk memahami interaksi sosial
merupakan salah satu bentuk inovasi yang kompleks dengan cara ikut berperan
kurikulum, kemunculannya seiring dengan serta, dan wawancara mendalam terhadap
munculnya semangat revormasi pendidikan, interaksi sosial tersebut. Pada Metode
tuntutan kebutuhan masyarakat dalam deskriptif, metode yang memaparkan
dimensi globalisasi, dan kemajuan teknologi situasi, peristiwa, atas suatu kejadian7.
yang pesat. Dalam percaturan global, Penelitian kualitatif merupakan metode
terutama perkembangan ilmu pengetahuan yang menggambarkan dan menjabarkan
dan teknologi, Indonesia sebagai bagian suatu temuan di lapangan. Tujuan dari

4
Darmawati, D., & Parno, P. (2013). Analisis pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (studi
kurikulum program studi muamalah jurusan syariah dan ekonomi islam STAIN
Samarinda). FENOMENA, 5(2).
5
Fitriani, D., Rindiani, A., Zaqiah, Q. Y., & Erihadiana, M. (2022). Inovasi Kurikulum: Konsep, Karakteristik
dan Implementasi Kurikulum Berbasis Komppetensi (KBK). Jurnal Dirosah Islamiyah, 4(2), 268-282.
6
Purwadhi, P. (2019). Pengembangan kurikulum dalam pembelajaran abad XXI. Mimbar
Pendidikan, 4(2), 103-112.
7
Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi.
3
penelitian deskriptif kualitatif adalah Materi pokok atau materi
mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan
variable dan keadaan yang terjadi saat kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi,
penelitian berjalan dan menyuguhkan apa proses, keterampilam, serta konteks
adanya. Oleh karena itu, Penelitian kualitatif keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan
menghasilkan prosedur analisis secara indikator pencapaian dimaksudkan adalah
deskriptif (dideskripsikan) dan tidak kemampuan-kemampuan yang lebih
menggunakan prosedur analisis stastistik spesifik yang dapat dijadikan sebagai
(Moleong, 2006). Pengolahan data yang ukuran untuk menilai ketuntasan belajar10.
didapatkan berdasarkan metodelibrary Kurikulum berbasis kompetensi
research yaitu sumber data berupa jurnal, menekankan pada mengeksplorasi
buku, dan sebagainya karena lebih efektif kemampuan/ potensi peserta didik secara
dan mudah pengaplikasiannya. Metode optimal, mengkonstruk apa yang dipelajari
penelitian kualitatif digunakan memperkaya dan mengupayakan penerapan dalam
data informasi secara mendalam tentang kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum
masalah atau isu yang akan dipecahkan8 berbasis kompetensi berupaya
mengkondisikan setiap peserta didik agar
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap
3. Hasil dan Pembahasan dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sehingga
Karakteristik Kurikulum Berbasis proses penyampaiannya harus bersifat
Kompetensi kontekstual dengan mempertimbangkan
Kurikulum berbasis kompetensi faktor kemampuan, lingkungan, sumber
memuat standar kompetensi dan daya, norma, integrasi dan aplikasi berbagai
kompetensi dasar pada setiap mata kecakapan kinerja, dengan kata lain KBK
pelajaran. Standar kompetensi diartikan berorientasi pada pendekatan
sebagai kebulatan pengetahuan, konstruktivisme
keterampilari, sikap, dan tingkat Ciri-ciri KBK, yaitu11.:
penguasaan yang diharapkan dicapai a) Menekankan pada ketercapaian
dalam mempelajari suatu matapelajaran. kompetensi siswa, baik secara
Cakupan standar kompetensi standar isi individual maupun klasikal.
(content standard) dan standar penampilan b) Berorientasi pada hasil belajar dan
(performance standard). Kompetensi dasar, keberagaman.
merupakan jabaran dari standar c) Penyampaian dalam pembelajaran
kompetensi, adalah pengetahuan, menggunakan pendekatan dan
keterampilan dan sikap minimal yang harus metode yang bervariasi.
dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa
pada masing-masing standar kompetensi9.
8
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
9
Firdaus, T. (2017). Mengapa Ada Kurikulum Berbasis Kompetensi?.
10
Asy’ari, A., & Hamami, T. (2020). Strategi Pengembangan Kurikulum Menghadapi Tuntutan
Kompetensi Abad 21. IQ (Ilmu Al-qur'an): Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 19-34.
11
Hafid, S. A. (2020). Peran Guru Terhadap Pendidikan Berbasis Kompetensi. el-Idarah: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 146-158.
4
d) Sumber belajar bukan hanya guru, telah dicapai serta peta kemajuan
tetapi juga sumber belajar yang lain belajar siswa dan pelaporan.
yang memenuhi unsur edukasi. c) Kegiatan Belajar Mengajar
e) Penilaian menekankan pada proses Memuat gagasan-gagasan pokok
dan hasil dalam upaya penguasaan tentang pembelajaran dan pengajaran
atau pencapaian suatu kompetensi. untuk mencapai kompetensi yang
Kurikulum berbasis kompetensi ditetapkan serta gagasan-gagasan
merupakan kerangka inti yang memiliki pedagogis dan andragogis yang
empat komponen dasar yaitu12: 1) mengelola pembelajaran agar tidak
Kurikulum dan Hasil Belajar, 2) Penilaian mekanistik.
Berbasis Kelas, 3) Kegiatan Belajar d) Pengelolaan Kurikulum Berbasis
Mengajar, dan 4) Pengelolaan Kurikulum sekolah.
Berbasis Sekolah. Memuat berbagai pola pemberdayaan
a) Kurikulum Hasil Belajar (KHB). tenaga kependidikan dan sumber daya
Memuat perencanaan pengembangan lain untuk meningkatkan mutu hasil
peserta didik yang perlu dicapai secara belajar. Pola ini dilengkapi dengan
keseluruhan. Kurikulum dan hasil gagasan pembentukan jaringan
belajar ini memuat kompetensi, hasil kurikulum, pengembangan perangkat
belajar, dan indikator keberhasilan. KHB kurikulum (antara lain silabus),
memberikan suatu rentang kompetensi pembinaan profesional tenaga
dan hasil belajar siswa yang bermanfaat kependidikan, dan pengembangan
bagi guru untuk menentukan apa yang sistem informasi kurikulum.
harus dipelajari oleh siswa, bagaimana KBK beroreantasi bahwa siswa bukan
seharusnya mereka dievaluasi, dan hanya memahami materi pelajaran untuk
bagaimana pembelajaran disusun. mengembangkan kemampuan intelektual
b) Penilaian Berbasis Kelas (PBK). saja, melainkan bagaimana pengetahuan
Memuat prinsip, sasaran, dan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku
pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang ditampilkan dalam kehidupan nyata.
yang lebih akurat dan konsisten sebagai Gordon (l988) menyarankan beberapa
akuntabilitas publik melalui penilaian aspek yang harus terkandung dalam
terpadu dengan kegiatan belajar kompetensi sebagai berikut13:
mengajar di kelas (berbasis kelas) 1) Pengetahuan, yaitu pengetahuan untuk
dengan mengumpulkan kerja siswa melakukan proses berfikir
(fortofolio), hasil karya (produk), 2) Pemahaman, yaitu kedalaman kognitif
penugasan (proyek), kinerja dan afektif yang dimiliki individu (peserta
(performance), dan tes tertulis. didik
Penilaian ini mengidentifikasi 3) Keterampilan, yaitu sesuatu yang
kompetensi/hasil belajar yang telah dimiliki individu untuk melakukan tugas
dicapai, dan memuat pernyataan yang yang dibebeankan
jelas tentang standar yang harus dan
12
Rahdiyanta, D. (2015). Revitalisasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi sebagai Upaya Peningkatan
Mutu Pendidikan Kejuruan.
13
Sumantri, B. A. (2019). Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menghadapi Tuntutan Kompetensi
Abad 21. EL-HIKMAH: Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 13(2), 146-167.
5
4) Nilai, adalah suatu standar perilaku oleh pusat, akibatnya, kebebasan berfikir
yang telah diyakini sehingga akan terpasung. Uniformitas berpikir dan
mewarnai dalam segala tindakanya bertindak melahirkan manusia-manusia
5) Sikap, yaitu perasaan atau reaksi robot yang tidak memiliki daya kreasi dan
terhadap suatu rangsang yang datang daya cipta. Maka, demokrasi menjadi
dari luar, perasaan senang atau tidak terkubur dalam kemauan dan sikap otoriter
senang terhadap suatu masalah penguasa.Kehidupan demokrasi
6) Minat, yaitu kecerendungan seseorang menjunjung tinggi penghargaan kepada
untuk melakukan suatu tindakan atau potensi individu dan masyarakat.
perbuatan untuk mempelajari materi penghargaan terhadap potensi individu dan
pelajaran. masyarakat akan menumbuhkan sikap dan
Wina Sanjaya (2005) memberikan kepribadian yang mandiri. Kehidupan
apresiasi terdapat 4 kompetensi dasar yang demokrasi menentang penyalahgunaan
harus dimiliki siswa sesuai dengan tuntutan kekuasaan. Dalampendidikan,
KBK, yaitu: demokratisasi berarti tidak mentolerir
1) Kompetesi akademik, yaitu peserta didik pendidikan untuk tujuan dan kepentingan
harus memiliki pengetahuan dan politik. Demikian pula, sikap indoktrinasi
keterampilan dalam mengatasi harus ditolak dalam pendidikan. Demokrasi
tantangan dan persoalan hidup dalam pendidikan berarti semua warga
2) Kompetensi okupasional, artinya negara mempunyai hak yang sama untuk
peserta didik harus memiliki kesiapan memperoleh pendidikan yang baik, juga
dan mampu beradaptasi terhadap mempunyai hak yang sama untuk
duania kerja membangun pendidikan nasional yang
3) Kompetansi kultural, artinya peserta berkualitas15.
didik harus mampu menempatkan diri Persaingan ketat di era globalisasi
sebaik baiknya dalam sistim budaya dan mendorong para ahli menemukan desain
tata nilai masyarakat kurikulum yang dapat mengantarkan
4) Kompetensi temporal, yaitu peserta masyarakat Indonesia mencapai
didik tetap eksis dalam menjalani keunggulan dalam penguasaan ilmu
kehidupanya sesuai dengan tuntutan pengetahuan dan teknologi. Pendidikan
perkembangan zaman. harus memiliki relevansi dengan kondisi dan
tuntutan zaman. Kehidupan manusia dalam
Desentralisasi dan Kurikulum Berbasis millennium ketiga, mempunyai dimensi
Kompetensi bukan hanya dimensi domestik, tetapi
Desentralisasi sebagai konsekuensi global, kita hidup dalam dunia terbuka dan
reformasi total di Indonesia, tidak terlepas dunia tanpa batas borderless, yang di
dari gerakan global, yaitu demokratisasi. samping menjadi tantangan, juga membuka
Kehidupan demokrasi tidak akan peluang baru dalam meningkatkan taraf
berkembang dalam sistem sentralistik14. Di hidup masyarakat. oleh karena itu, sistem
mana segala sesuatu diatur dan ditentukan pendidikan nasional memiliki tugas dan

14
Ibid, Sumantri
15
Dewi, D. R. (2019). Pengembangan kurikulum di Indonesia dalam menghadapi tuntutan abad ke-
21. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 1-22.
6
tanggung jawab untuk memberikan jawaban Berkaitan dengan perubahan
yang tepat terhadap tantangan dan peluang kurikulum, berbagai pihak menganalisa
kehidupan global. perlunya diterapkan Kurikulum Berbasis
Dengan model kurikulum baru tidak Kompetensi yang dapat membekali peserta
serta merta seluruh permasalahan didik dengan berbagai kemampuan yang
pendidikan dapat dipecahkan. Namun sesuai dengan tuntutan demokratisasi,
demikian, model kurikulum yang bagus tantangan global, dan dapat meningkatkan
akan dapat memberi makna yang signifikan kualitas pendidikan. Kurikulum Berbasis
bagi perbaikan mutu pendidikan. Sesuai Kompetensi akan mampu melahirkan
dengan semangat desentralisasi, generasi yang dapat memberikan
dibutuhkan kurikulum yang memberikan konstribusi bagi pembangunan masyarakat
peluang dan kebebasan kepada sekolah dan kesejahteraan sosial. Kurikulum
untuk melakukan inovasi dan improvisasi Berbasis Kompetensi diharapkan mampu
yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan memecahkan berbagai persoalan bangsa,
profesionalisme yang dimiliki. Sekolah khususnya dalam bidang pendidikan17
dapatmengajukan materi dan proses
pembelajaran yang relevan dengan Pengembangan kurikulum berbasis
kebutuhan masyarakat, dan melakukan kompetensi dalam menghadapi tuntutan
perbaikan yang berkesinambungan16. globalisasi
Seiring dengan sistem desentralisasi Dalam era globalisasi ditandai dengan
pendidikan, perlu diterapkan kurikulum yang fenomena terjadinya proses perubahan
tidak tunggal yang dapat diberlakukan untuk hubungan antar bangsa dan antar negara
semua sekolah. Dibutuhkan kurikulum yang tanpa terkait oleh batas geo-sosial politik
dapat diterapkan untuk sekolah-sekolah atau geo nasional ideologis. Seluruh dunia
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan cenderung menjadi satu dan membentuk
sekolah. Kurikulum yang tidak tunggal akan saling tergantungan tanpa mengenal
dapat mendorong sekolah meningkatkan batasan-batasan yang jelas, apa pun sifat
kreatifitas dan daya saing tinggi sehingga batas-batas tersebut. Globalisasi tidak
lahirlah sekolah-sekolah yang unggul dan hanya terjadi dalambidang ilmu
berkualitas. Oleh karena itu, pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks),
pengembangan kurikulum tidak lagi menjadi tetapi juga dalam bidang politi ekonomi,
otoritas pemerintah pusat, tetapi merupakan sosial, dan budaya, termasuk bidang
sharet activity dengan pemerintah daerah, pendidikan. Hal ini memiliki implikasi
bahkan masyarakat. pemerintah cukup terhadap peranan guru sebagai wahana
menangani kurikulum pendidikan yang untuk melahirkan lulusan yang produktif18,
sifatnya inti. Sedangkan kurikulum yang kreatif, inovatif, dan afektif dengan memiliki
sifatnya extended disusun dan kemampuan serta daya saing tinggi .
dikembangkan oleh daerah sesuai dengan Di era globalisasi , para siswa
kebutuhan (Mulyasaa, 2002). mengahadapi berbagai resiko dan ketidak
16
Nurjanah, S. A. (2019). Analisis kompetensi abad-21 dalam bidang komunikasi
pendidikan. Gunahumas, 2(2), 387-402.
17
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016, September). Transformasi pendidikan abad 21
sebagai tuntutan pengembangan sumber daya manusia di era global. In Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Matematika (Vol. 1, No. 26, pp. 263-278).
7
pastian sejalan dengan perkembangan bekerja sama, saling ketergantungan
lingkungan yang begitu pesat, seperti secara harmonis .
teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi dan Keberhasilan kurikulum sangat
sosial budaya sehingga siswa dituntut untuk dipengaruhi oleh kemempuan guru yang
belajar lebih banyak dan proaktif agar akan menerapkan dan
mereka memiliki pengetahuan dan mengaktualisasikannya dalam
keterampilan/ keahlian yang memeadai. pembelajaran. Kemampuan, serta tugas
Para siswa saat ini hidup dalam dunia yang yang dibebankan kepadanya. Tidak jarang
berbedah dan jauh lebih kompek dibanding kegagalan penerapan kurikulum
zaman sebelumnya. Guru sebagai ujung disebabkan oleh kurangnya pengetahuan,
tombak atau sebagai sosok terdepan keterampilan guru dalam memahami tugas-
(frontliner) didalam proses pendidikan, tugas yang harus dilaksanakannyaDalam
dituntut mampu memberikan pengetahuan, menghadapi tantangan kemajuan ilmu
sikap, prilaku, dan keterampilan, melalui pengetahuan dan teknologi, guru
strategi dan pola pembelajaran yang sesuai profesional sudah selayaknya harus dapat
dengan tuntutan dan perkembangan menyesuaikan diri dengan tuntutan
zaman. tersebut.
Oleh karena itu, sudah menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi di Era
kewajiban bagi para guru untk memberikan globalisasi didominasi oleh pendidikan yang
bekal kepada peserta didik agar bisa hidup berbasis ICT, kompetensi inti seperti
dimasa depan. Salah satu upaya untuk membaca, menulis dan berhitung yang
mempersiapkan siswa menghadapi zaman diperoleh selama mengikuti pendidikan
global ini yaitu dengan mengembangkan akan menjadi dasar kompetensi lainya,
kurikulum sekolah yang memuat perspektif keterampilam yang dibutuhkan pada abad
global. Kurikulum yang bercorak perspekti 21meliputi: 1) learning innovation skill, 2)
global adalah kurikulum information, median and technology skill, 3)
berbasiskompetensi yang yang juga life and carrer skill. tiga keterampilan
memuat wawasan global, bukan hanya tersebut dapat berkembang, jika sekolah
nasional ataupun lokal. Kurikulum tersebut memiliki lingkungan kerja yang memadai
harus mampu membawa siswa untuk untuk belajar dan berinovasi, menyediakan
berpikir global dalam arti siswa mampu program (kurikulum) peningkatan guru serta
mengungkapkan informasi sebanyak memberi penilaian yang memacu guru
mungkin dan informasi tersebut dapat untuk berprestasi
digunakan sebagai pajangan yang Dengan demikian peran kurikulum
mengarahkan mereka menjadi warga kompetensi di era globalisasi yaitu
negara yang produktif dan menjadi insan diantaranya adalah19 :
yang mempunyai kepedulian sosial a. Learning and inovation adalah orang
terhadap orang lain di sekitarnya, mampu mau belajar dan berinovasi secara
terus menerus. Ciri-ciri orang mau
18
Rini, A. P., Firmansyah, N. F., Widiastuti, N., Christyowati, Y. I., & Fatirul, A. N. (2023). Pendekatan
Terintegrasi dalam Pengembangan Kurikulum Abad 21. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH), 2(2),
171-182.
19
Hidayanti, N. (2023). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dalam Pemenuhan Tuntutan
Kompetensi Critical Thinking Di Era 21. Risalah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 9(3), 1229-1238.
8
belajar dan berinovasi adalah dapat karena itu guru diharapkan mengikuti
berpikir kritis dalam memecahkan perkembangan tejnologi digital supaya
masalah, kreatif dan inovatif dalam dapat mengajarkan keterampilan yang
bekerja, dapat berkomunikasi secara sama dengan keterampilan yang
efektif dan mampu bekerja sama atau dibutuhkan dunia.
berkolaborasi dengan teman sejawat, f. Effective communication, Di masa
kolega maupun atasan. depan, dunia kerja menuntut semua
b. Digitsl literacy adalah orang yang kegiatan berjalan efektif, termasuk
mampu menguasai teknologi digital, efektif dalam berkomunikasi. Untuk
seperti mengetahui banyak informasi, mencapai komunikasi efektif, guru
menguasai berbagai macam media diharapkan belajar bekerja sama dalam
digital dan menguasai ICT. hal Teaning,Collaboration and
c. Career and life adalah orang yang interpersonal skill, Personal and social
beroreantasi pada karier dan kehidupan responsibility dan Interactive
bermasyarakat. Orang yang communication. Dalam kehidupan
beroreantasi kehidupan akan memiliki sosial, guru yang dapat berkembang
ciri-ciri fleksibel/luwes dalam bergaul adalah guru yang mau berinteraksi
dan mudah menyesuaikan diri terhadap dengan lingkungan sosialnya.
perubahan, memiliki inisiatif dan dapat 4. Penutup
mengarahkan pada diri sendiri (self- Kurikulum yang bercorak perspekti
direction), dapat berinteraksi lintas global adalah kurikulum yang yang juga
sosial dan budaya. Orang yang memuat wawasan global, bukan hanya
beroreantasi pada karir akan memiliki nasional ataupun lokal. Kurikulum tersebut
produktivitas dan akuntabilitas kerja harus mampu membawa siswa untuk
yang tinggi serta memiliki jiwa berpikir global dalam arti siswa mampu
kepemimpinan dan tanggung jawab. mengungkapkan informasi sebanyak
d. Invenity Thinking, Kesuksesan mungkin dan informasi tersebut dapat
berkarier dapat dicapai dengan cara digunakan sebagai pajangan yang
kerja keras, pada umumnya, orang mengarahkan mereka menjadi warga
yang sukses adalah orang yang negara yang produktif dan menjadi insan
be.kerja melebihi apa yang ditugaskan yang mempunyai kepedulian sosial
kepada dirinya. Selain bekerja keras, terhadap orang lain di sekitarnya, mampu
sukses juga dicapai dengan bekerja sama, saling ketergantungan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif secara harmonis. keterampilam yang
dalam pekerjaan yang ditekuninya. dibutuhkan pada abad 21meliputi: 1)
e. Digital Age Literacy, Teknologi learning innovation skill, 2) information,
informasi dan komunikasi membawah median and technology skill, 3) life and
dampak besar dalam kehidupan carrer skill. tiga keterampilan tersebut dapat
manusia khususnya di dunia berkembang, jika sekolah memiliki
pendidikan.melek ICT (information and lingkungan kerja yang memadai untuk
communication technology literacy). belajar dan berinovasi, menyediakan
Lebih baik dari pada memiliki program (kurikulum) peningkatan guru serta
keterampilan tejnologi saja. Oleh memberi penilaian yang memacu guru

9
untuk berprestasi. Keberhasilan sebuah bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
kurikulum itu tergantung kepada guru, cakap menggunakan teknologi dan
bagaimana guru mengelola dan informasi, terampil dalam berkomunikasi,
mengembangkan kurikulum melalui proses memiliki etos kerja yang tinggi, produktif,
pembelajaran yang afektif dan efisien, inovatif dan kreatif.
sehingga dapat menghasikan lulusan yang

Daftar Pustaka

Asy’ari, A., & Hamami, T. (2020). Strategi Pengembangan Kurikulum Menghadapi Tuntutan
Kompetensi Abad 21. IQ (Ilmu Al-qur'an): Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 19-34.
Darmawati, D., & Parno, P. (2013). Analisispengembangankurikulumberbasiskompetensi
(studikurikulum program studimuamalahjurusan syariah dan ekonomiislam STAIN
Samarinda). FENOMENA, 5(2).
Dewi, D. R. (2019). Pengembangan kurikulum di Indonesia dalam menghadapi tuntutan abad
ke-21. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 1-22.
Dirjen Dikti. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta, Dikti.
E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi.
Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya
Fitriani, D., Rindiani, A., Zaqiah, Q. Y., & Erihadiana, M. (2022). Inovasi Kurikulum: Konsep,
Karakteristik dan Implementasi Kurikulum Berbasis Komppetensi (KBK). Jurnal Dirosah
Islamiyah, 4(2), 268-282.
Firdaus, T. (2017). Mengapa Ada Kurikulum Berbasis Kompetensi?.
Hafid, S. A. (2020). Peran Guru Terhadap Pendidikan BerbasisKompetensi. el-Idarah:
JurnalManajemen Pendidikan Islam, 5(1), 146-158.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi
Nurjanah, S. A. (2019). Analisis kompetensi abad-21 dalam bidang komunikasi
pendidikan. Gunahumas, 2(2), 387-402.
Rahdiyanta, D. (2015). Revitalisasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi sebagai Upaya
Peningkatan Mutu Pendidikan Kejuruan.
Rini, A. P., Firmansyah, N. F., Widiastuti, N., Christyowati, Y. I., & Fatirul, A. N. (2023).
Pendekatan Terintegrasi dalam Pengembangan Kurikulum Abad 21. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Holistik (JIPH), 2(2), 171-182
Sumantri, B. A. (2019). Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menghadapi Tuntutan
Kompetensi Abad 21. EL-HIKMAH: Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 13(2),
146-167.
Supriadi, H. (2016). Peranan pendidikan dalam pengembangan diri terhadap tantangan era
globalisasi. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, 3(2), 92-119.
OTONOMI PENDIDIKAN DAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEBAGAI
JAWABAN ATAS REALITAS KEKINIAN
Saaduddin, S. (2022). Pendidikan Berbasis Kompetensi: Implikasinya pada Kurikulum dan
Pembelajaran. Journal on Education, 4(4), 2070-2079.

10
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016, September). Transformasi pendidikan abad
21 sebagai tuntutan pengembangan sumber daya manusia di era global. In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Matematika (Vol. 1, No. 26, pp. 263-278).
Yuliani, N. (2020). Otonomi Pendidikan Dan Kurikulum Berbasis Kompetensi Sebagai Jawaban
Atas Realitas Kekinian. ZAHRA: Research and Tought Elementary School of Islam
Journal, 1(1), 8-18.
Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum (Konsep Implementasi Evaluasi Dan
Inovasi). Yogyakarta: Teras.

11

Anda mungkin juga menyukai