Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan
pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian
tujuan pembangunan nasional Indonesia.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat
dan kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah
terdiri atas pendidikan umum, pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta
upaya pembaharuannya meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat
penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan.
Pendidikan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu sudut pandang masyarakat dan
sudut pandang individu. Pendidikan dilihat dari sudut pandang masyarakat merupakan
pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda agar nilai-nilai yang
ada tetap terjaga kelestariannya , sehingga identitas suatu masyarakat tetap lestari.
Sedangkn dilihat dari sudut pandang individu , pendidikan merupakan proses
pengembangan potensi-potensi yang terpendam dalam setiap individu, sehingga
individu tersebut mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi dalam interaksi
kehidupan sosial masyarakat. Merujuk dua sisi pandangan pendidikan tersebut
seyogianya pendidikan di jadikan pijakan konkrit dalam upaya membangun karakter
bangsa (nation character building). Sudah saatnya konsep pendidikan modern dan
terarah yang sesuai dangan situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat di terapkan
oleh pemerintah.
Pada intinya, prinsip pendidikan dari zaman dahulu hingga saat ini tidak ada
perbedaan yang signifikan. Prinsip pertama pendidikan adalah pewarisan nilai-nilai
kabudayaan dalam masyarakat dari generasi ke generasi. Kedua, pemindahan
(transfer) ilmu dan keterampilan dari ganerasi ke generasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya-upaya dalam membangun pendidikan nasional?
2. Apa saja dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pengantar Pendidikan juga untuk mengetahui sejauh mana pembangunan
pendidikan nasional di Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi kepada pembaca tentang keadaan pendidikan nasional
di Indonesia.
2. menambah wawasan pembaca tentang hal-hal yang bekaitan dengan
pembangunan pendidikan nasional di Indonesia.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan
signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam
dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan
pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi
dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai
tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan
berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu
cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam
berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih
baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan
oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam
kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada
pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah
mengganggu pendidikan saya.”
Baiklah langsung saja kita paparkan beberapa pengertian pendidikan menurut
beberapa sumber.

Pada dasarnya pengertian pendidikan (Wikipedia) adalah usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’
dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses
atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus
menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari
manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya
dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.

B. Pengertian Pembangunan
Terkait dengan pengertian pembangunan, mungkin saja tidak ada satu disiplin
ilmu yang paling tepat mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian
pemikiran tentang pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi
klasik (Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow,
strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan
sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-tema pokok yang
menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai
`suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah
kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling
manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Tema pertama adalah koordinasi,
yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti yang telah
dibahas sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak
secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi
kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Adapun mekanismenya
menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang terpercaya yang mampu
berperan secara efisien, transparan, dan adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang
paling manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan
masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang
bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja
diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah
lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan
bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan
Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasas-
mita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya
pemikiran yang mengidentikan pembangunan dengan perkembangan, pembangunan
dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi.
Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan, di mana pembangunan,
perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara keseluruhan mengandung
unsur perubahan. Namun begitu, keempat hal tersebut mempunyai perbedaan yang
cukup prinsipil, karena masing-masing mempunyai latar belakang, azas dan hakikat
yang berbeda serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun semuanya
merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005).
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh
system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan
teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976)
mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya.
Atau dengan kata lain, pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan
untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

C. Pengertian Pembangunan Pendidikan


Sesuai dengan penjelasan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli diatas,
dapat ditarik pengertian secara umum bahwa pembangunan adalah suatu proses untuk
berubah menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya melalui upaya yang
direncanakan. Sedangkan pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar tercipta peserta didik yang
secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa pembangunan pendidikan adalah suatu proses usaha yang terencana
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang baik sehingga mampu merubah
dan mengembangkan kemampuan peserta didik kearah yang lebih baik.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional


Ada beberapa upaya yang biasa penulis berikan dalam rangka membangun
dunia pendidikan di Negara Indonesia ini.

1. Ketersediaan Aksesibilitas dan Daya Tampung


Gerakan wajib belajar 9 tahun merupakan gerakan pendidikan nasional
yang baru dicanangkan oleh pemerintahan Suharto pada tanggal 2 Mei
1994 dengan target tuntas pada tahun 2005, namun kemudian karena
terjadi krisis pada tahun 1997-1999 maka program ini diperpanjang hingga
2008/2009. Sasaran program ini berdasarkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) dalam PP No.7/2005 adalah dengan target
Angka Partisipasi Kasar (APK) 94% (APK= perbandingan antara jumlah
siswa pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk
kelompok usia tertentu) yaitu meningkatnya siswa SLTP dari 3,67 juta
orang pada tahun 2004/2005 menjadi 4,04 juta orang pada tahun 2009.
Sedangkan target Direktorat SMP, Dirjen Mandikdasmen Depdiknas
adalah APK 95% pada tahun 2008 yang artinya 1,9 juta anak harus
terlayani ke SMP. Tahun 2005, APK SMP baru mencapai 85,22% yang
menunjukan adanya selisih 9,78% dari target 95% sehingga perlu adanya
pencapaian kenaikan rerata APK sebesar 3,26% pada setiap tahunnya.
Tahun 2006 ditargetkan adanya kenaikan 4,64% atau 526.000 anak usia
13-15 tahun harus tertampung di jenjang SLTP/ Sederajat.
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa untuk memajukan atau
membangun pendidikan nasional, maka daya tamping (dalam hal ini
pembangunan gedung-gedung sekolah) dalam jumlah besar mutlak
diperlukan mengingat kuntitas penduduk Indonesia yang tinggi menuntut
keseimbangan pendidikan yang tinggi juga.

2. Kinerja dan Kesejahteraan Guru harus dioptimalkan


Berdasarkan UU No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 14 sampai
dengan 16 menyebutkan tentang Hak dan Kewajiban diantaranya, bahwa
hak guru dalam memperoleh penghasilan adalah di atas kebutuhan hidup
minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan
penghargaan, berbagai fasilitas untuk meningkatkan kompetensi, berbagai
tunjangan seperti tunjangan profesi, fungsional, tunjangan khusus bagi
guru di daerah khusus, serta berbagai maslahat tambahan kesejahteraan.
Undang-undang tersebut memang sedikit membawa angin segar bagi
kesejahteraan masyarakat pendidik, namun dalam realisasinya ternyata
tidak semanis redaksinya. Jangan sampai pendidik yang merupakan tulang
punggung pendidikan nasional menjadi enggan melaksanakan tugasnya
lantaran hak yang diterima tidak sesuai dengan kewajiban yang dijalankan.
3. Proses Pembelajaran Yang menyenangkan Yang Mendidik
Dalam PP. No 19/2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan
dalam pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan,
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adanya
keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan
pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.

4. Jumlah dan Kualitas Buku harus Memadai


Ketersediaan buku yang berkualitas merupakan salah satu prasarana
pendidikan yang sangat penting dibutuhkan dalam menunjang
keberhasilan proses pendidikan, dimana berimplikasi terhadap kemajuan
dunia pendidikan nasional. Sebagaimana yang telah diatur dalam PP No
19/2005 tentang SNP dalam pasal 42 tentang Standar Sarana dan Prasarana
disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan (ayat 1).
Pemerintah telah menetapkan kebijakan otonomi pendidikan,
sebagaimana mengacu pada UU No.20/2003 tentang Sisdiknas dalam
pasal 53 tentang Badan Hukum Pendidikan yang menyebutkan:
(1) Penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang
didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan
hukum pendidikan.
(2) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) berfungsi memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta
didik.
(3) Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri
untuk memajukan satuan pendidikan.
(4) Ketentuan tentang badan hukum pendidikan diatur dengan
Undang-undang tersendiri.

5. Ketersediaan Anggaran
Ketersediaan anggaran yang memadai dalam penyelenggaran
pendidikan sangat mempengaruhi keberlangsungan penyelenggaraan
tersebut. Ketentuan anggaran pendidikan tertuang dalam UU No.20/2003
tentang Sisdiknas dalam pasal 49 tentang Pengalokasian Dana Pendidikan
yang menyatakan bahwa Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggara Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) (ayat 1).

B. Dasar dan Aspek legal pembangunan pendidikan Nasional


Amanat UUD 1945, UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 31 UUD 1945
menyatakan bahwa (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; (2)
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; (4) Negara memprioritaskan anggaran
pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; serta (5) Pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Sementara itu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan
prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yaitu:
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa;
2. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna,
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat;
3. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran;
4. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat; dan
5. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka ditetapkanlah tujuan pembangunan pendidikan
sebagai berikut:

1. Meningkatkan iman, takwa, akhlak mulia;


2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Meningkatkan sensitifitas dan kemampuan ekspresi estetis;
4. Meningkatkan kualitas jasmani;
5. Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar pada semua jalur, jenis, dan
jenjang pendidikan bagi semua warga negara secara adil, tidak
diskriminatif, dan demokratis tanpa membedakan tempat tinggal, status
sosial-ekonomi, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, dan kelainan fisik,
emosi, mental serta intelektual;
6. Menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun secara
efisien, bermutu, dan relevan sebagai landasan yang kokoh bagi
pengembangan kualitas manusia Indonesia;
7. Menurunkan secara signifikan jumlah penduduk buta aksara;
8. Memperluas akses pendidikan nonformal bagi penduduk laki-laki maupun
perempuan yang belum sekolah, tidak pernah sekolah, buta aksara, putus
sekolah dalam dan antar jenjang serta penduduk lainnya yang ingin
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan;
9. Meningkatkan daya saing bangsa dengan menghasilkan lulusan yang
mandiri, bermutu, terampil, ahli dan profesional, mampu belajar sepanjang
hayat, serta memiliki kecakapan hidup yang dapat membantu dirinya
dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan;
10. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan tersedianya standar pendidikan
nasional dan standar pelayanan minimal (SPM), serta meningkatkan
kualifikasi minimun dan sertifikasi bagi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya;
11. Meningkatkan relevansi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan melalui peningkatan hasil penelitian, pengembangan dan
penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh perguruan tinggi serta
penyebarluasan dan penerapannya pada masyarakat;
12. Menata sistem pengaturan dan pengelolaan pendidikan yang semakin
efisien, produktif, dan demokratis dalam suatu tata kelola yang baik dan
akuntabel;
13. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas manajemen pelayanan pendidikan
melalui peningkatan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, peran serta
masyarakat dalam pembangunan pendidikan, serta efektivitas pelaksanaan
otonomi dan desentralisasi pendidikan termasuk otonomi keilmuan; dan
14. Mempercepat pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme untuk
mewujudkan Depdiknas yang bersih dan berwibawa.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa Pendidikan adalah suatu usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya
sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang
berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Sedangkan pembangunan
adalah suatu proses untuk berubah menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya melalui
upaya yang direncanakan.

Jadi pembangunan pendidikan nasional adalah suatu proses usaha yang terencana
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang baik sehingga mampu merubah dan
mengembangkan kemampuan peserta didik kearah yang lebih baik yang sesuai dengan tujuan
nasional bangsa Indonesia.
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Upaya Pembangunan Pendidikan Nasionla” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas . Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang upaya pembangunan
pendidikan nasionla bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. A. Sahalessy. M. Pd yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan
bidang studi yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman
serta semua pihak yang telah memberikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Ambon, 27 September
2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN.......................................................................................................................

1.1 Latar Belakang Permasalahan............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................
1.4 Manfaat Penilitian................................................................................................................

BAB II

KAJIAN TEORI.........................................................................................................................

2.1 Pengertian Pendidkan..............................................................................................


2.2 Pengertian Pembangunan........................................................................................
2.3 Pengertian Pembangunan Pendidikan...................................................................

BAB III........................................................................................................................................

PEMBAHASAN.........................................................................................................................

3.1 Upaya Pembangunan Pendidikan Nasional.........................................................

3.2 Dasar dan Aspek legal pembangunan pendidikan Nasional................................

BAB IV........................................................................................................................................

PENUTUP...................................................................................................................................
TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN

“UPAYA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

NAMA :

1. Urbanus A. Silaya 2023-38-

2. Zisran Nazua Fua 2023-38-030

3. Tita R. Rumkel 2023-38-132

UNIVERSITAS PATTIMURA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

2023

Anda mungkin juga menyukai