A. Pengertian Pendidikan
Sebagai usaha sadar, proses pendidikan dilakukan secara terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat serta tuntutan perkembangan zaman.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar "didik"
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan oendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
Menurut para ahli, pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Jhon Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan esensial baik secara
intelektual maupun emosional.
2. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan di dalam tumbuh kembangnya anak-anak, yakni
menuntun segala kekuatan yang ada pada anak-anak berupa potensi agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.
3. Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinyauntuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
B. Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran
(ta'lim dan tadris), pembersihan dan pembiasaan (tahdzib dan ta'dib), dan latihan (tadrib)
dengan memperhatikan kompetensi pedagogi berupa profesi, kepribadian, dan sosial.
Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat diolongkan atas dua kelompok
besar yaitu pendekatan redaksional dan pendekatan holistik integratif.
1. Pendekatan Redaksional
Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Pedagogisme
b. Pendekatan Filosofis
c. Pendekatan Religius
d. Pendekatan Psikologis
e. Pendekatan Negativis
f. Pendekatan Sosiologis
2. Pendekatan Holistik Integratif
Pendekatan holistik integratif merumuskan mengenai hakikat pendidikan sebagai
berikut:
a. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan
b. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia
c. Eksistensi manusia yang memasyarakat
d. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya
e. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-dimensi waktu dan ruang
C. Aliran dalam Pendidikan
Sangat banyak jenis dan ragam aliran pendidikan seiring dengan aliran-aliran dalam
filsafata sebagai ibunya ilmu pengetahuan, di antara aliran yang sangat terkenal adalah:
1. Aliran empirisme (aliran optimisme)
Aliran ini dimotori oleh John Locke. Aliran empirisme mengutamakan perkembangan
manusia dari segi empiris yang secara eksternal dapat diamati dan mengabaikan pembawaan
sebagai sisi internal manusia.
2. Aliran nativisme (aliran pesimistis)
Tokoh aliran ini adalah Arthur Schoupenhauer. Aliran nativisme menyatakan bahwa
perkembangan sesorang merupakan produk dari pembawaan yang berupa bakat. Orang yang
"berbakat tidak baik" akan tetap tidak baik dan orang yang "berbakat baik" akan tetap baik
dan tidak perlu dididik.
3. Aliran naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rousseau. Aliran naturalisme menyatakan bahwa semua
anak yang dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. Pendidikan hanya memberikan
kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya.
4. Aliran konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stern. Aliran ini menyatakan bahwa bakat,
pembawaan dan lingkungan atau pengalamanlah yang menentukan pembentukan pribadi
seseorang.