Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penyiapan anak-anak
untuk menghadapi kehidupannya di masa mendatang. Bahkan gajala proses
pendidikan ini sudah ada sejak manusia ada, meskipun proses pelaksanaanya
masih sangat sederhana. Namun hal ini merupakan fenomena bahwa proses
pendidikan sejak dahulu kala sudah ada. Karena begitu sederhananya proses
pendidikan pada jaman dahulu kala itu maka dirasa orang tidak menyadari
bahwa apa yang dilakukan itu adalah proses pendidikan.
Proses pendidikan memang masalah universal, dialami oleh setiap bangsa atau
suku bangsa. Oleh karena itu akan terpengaruh oleh berbagai fasilitas, budaya,
situasi serta kondisi bangsa atau suku bangsa tersebut. Dengan demikian akan
terlihat adanya perbedaan-perbedaan yang dapat dilihat dalam pelaksanaan
pendidikan tersebut. Namun yang jelas akan kita lihat adanya kesamaan tujuan
yakni untuk mendewasakan anak dalam arti anak akan dapat berdiri sendiri di
tengah masyarakat luas. Lebih-lebih bila di lihat di Negara-negara yang sudah
maju akan jauh berbeda pelaksanaanya disbandingkan dengan di Negara-negara
atau daerah-daerah yang belum maju
B. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi HAKIKAT PENDIDIKAN ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menurut Bahasa
1. Bahasa indonesia, pendidikan merupakan perbuatan ( hal, cara ) mendidik.
2. Bahasa jawa, berasal dari kata panggulawentah yang berarti mengolah,
membina kejiwaan dengan mematangkan perasaan, kemauan dan watak sang
anak.
3. Bahasa belanda, berasal dari istilah opvoeding yang dalam arti luas
diartikan tindakan untuk membesarkan anak dalam arti geestelyk ( kebatinan,
jawa ).
4. Bahasa romawi, berasal dari istilah educare yang bermakna
membangunkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan potensial
yang dimiliki anak.
B. Menurut Para Ahli / Tokoh Pendidikan
1. Langeveld
Mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja pada
seorang anak ( yang belum dewasa ) dalam pertumbuhannya menuju kearah
kedewasaan dalam arti berdiri sendiri dan bertanggung jawab sesuai atas segala
tindakan tindakanya menurut pilihannya sendiri. Langeveld juga
mengemukakan tiga hakikat manusia :
a. Manusia hakekatnya sebagai makhluk sosial.
b. Manusia hakekatnya sebagai makhluk individual.
c. Manusia hakekatnya sebagai makhluk susila.
2. John Dewey
Pendidikan merupakan tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses
sosialisasi dari anak.
3. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah

mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya.


Dilihat dari aspek aspek dari pengertian tersebut maka pendidikan dapat
diartikan sebagai daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti
( kekuatan batin ), pikiran ( intelek ) dan jasmani anak anak.
C. Menurut Pandangan Mono Disipliner
Dalam rangka menjawab pertanyaan apa hakekat pendidikan itu, sementara ahli
hanya berorientasi kepada salah satu (mono) disiplin ilmu tertentu saja.
Mereka itu antara lain adalah:
1. Pandangan Sosiologi
Menurut pandangan ini pendidikan hendaknya dilihat sebagai aspek sosial. Oleh
karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha (proses) pewarisan sosial dari
generasi ke generasi (Redja Mudyahardjo, 1985:3)
2. Menurut Pandangan Antropologi (budaya)
Pandangan ini melihat pendidikan dari segi budaya. Oleh karena itu pendidikan
dirumuskan sebagai: usaha pemindahan nilai-nilai budaya ke generasi
berikutnya. Inti kebudayaan disimpulkan adalah bermacam-macam
pengetahuan. Hal ini sering dikenal sebagai proses cultur overdrach. Pandangan
ini sejalan dengan pandangan aliran Essensialisme
3. Menurut Pandangan Psikologi
Berbeda dengan kedua pandangan terdahulu, pandangan ini banyak cabangcabangnya, sebanyak aliran jiwa yang ada, misalnya behaviorisme,
individualisme (ilmu jiwa, individual), psiko analitik dan lain-lainnya. Jika
orientasinya kepada behaviorisme, maka aspek tingkah laku (behavior) yang di
pentingkan. Jika orientasinya ilmu jiwa individual, maka aspek pribadi utuh yang
diutamakan.
4. Pandangan dari Sudut Ekonomi
Pandangan ini melihat pendidikan sebagai usaha penanaman modal insane
(human ivensment)
5. Menurut Pandangan Politik
Pandangan dari sudut politik, pendidikan diartikan sebagai usaha pembinaan
kader bangsa, cinta bangsa
6. Menurut Pandangan Filosofis tentang Hakikat Manusia (Antropologi Filsafat)
Terhadap hakikat manusia terdapat banyak sekali pandangan-pandangan yang
satu dengan yang lain saling berbeda:
a) Manusia sebagai homo religious (makhluk beragama), maka hakekat
pendidikan berarti: mengembangkan kesadaran beragam melalui pendidikan
agama
b) Manusia sebagai Homo sapiens (makhluk rasional/berpikir), maka hakekat
pendidikan ialah mengembangkan kemampuan berpikir anak/subjek didik,
melalui pendidikan intelektual (kognitif)
c) Manusia sebagai homo economicus makhluk ekonomis/kesadaran ekonomi,
maka hakikat pendidikan adalah: membimbing anak hingga dpat bertindak
sesuai prinsip-prinsip ekonomi.
d) Manusia sebagai homo fiber (makhluk berpiranti), maka hakikat pendidikan
adalah: mengembangkan dan melatih berbagai macam keterampilan
e) Manusia sebagai homo etis (makhluk susila), hakikat pendidikan
ialah:menanamkan norma-norma kesusilaan dan mampu berbuat susila.
f) Manusia sebagai homo socius (makhluk sosial), hakikat pendidikan adalah
proses sosialisasi atau mempersiapkan hidup di masyarakat.
g) Manusia sebagai homo mono dualis (makhluk dwi tunggal), yaitu jasmani dan
rohani hakikat pendidikan berarti: mengembangkan kedua aspek tersebut
sebagai kesatuan.
h) Manusia sebagai makhluk homo mono pluralis (makhluk seutuhnya dari

macam-macam segi), maka hakikat pendidikan berarti: mengmbangkan semua


sisi kepribadiannya (individu, sosial, agama, kecerdasan, ketrampilan, dan
seterusnya)
D. Menurut Pandangan Multi Disipliner
a) Cara membahas pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu
atau dari aspek kehidupan secara keseluruhan disebut tinjauan secara multi
disipliner. Dalam tinjauan pendidikan di lihat sebagai suatu system.
b) Berdasarkan tinjauan multi disipliner, Redja Mudyahardjo (1986:3)
mengembangkan bahwa pendidikan adalah keseluruhan kerja insansi yang
terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam
membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku
seseorang sehingga mencapai kualitas hidup yang di harapkan.
E. Konsep Pendidikan Ditinjau Dari Perundang-Undangan Indonesia
Bila dilihat dari perkembangan pendidikan di Indonesia sudah sejak lama tokohtokoh pendidikan di Negara kita menentang system pendidikan penjajahan
(Belanda, Inggris, Jepang). Dengan konsepsi masing-masing sekaligus para tokoh
pendidikan ini mulai memikirkan (merenungkan) dan merintis bagaimana konsep
pendidikan (Nasional) yang sebenarnya.
Ketetapan MPR No.IV/MPR/197
Setelah melalui kurun waktu yang panjang dari sejak terbentuknya Undangundang No.4/1950 dan dipertegas serta diluruskan arah tujuan pendidikan
nasional, maka melalui sidang umum MPR/1973, rumusan definisi pendidikan
mengalami penyempurnaan yang lebih mendasar.
Adapun rumusan tersebut berbunyi sebagai berikut:Pendidikan pada hakikatnya
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di
dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Jika dibandingkan rumusan sebelumnya, istilah membentuk telah diganti
dengan usaha sadar, selanjutnya di ikuti dengan mengembangkan
kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pada rumusan ini terasa bahwa pengaruh para
ilmuwan pendidikan lebih besar, karena istilah-istilah yang di pilih mengandung
yang Nampak proporsinya lebih tepat dari rumusan sebelumnya.
Istilah membentuk misalnya dapat di tafsirkan merupakan penekanan yang
berlebih-lebihan. Padahal manusia tidak mungkin dapat di bentuk sesuka
hatinya. Ia mempunyai kepribadian sendiri dan kemampuan sendiri yang tidak
dapat di paksa dan hanya mungkin di kembangkan.(Wawasan Kependidikan
Guru,1982:43). Selain itu pengertian kegiatan kompleks juga menjadi wadah
bagi segala elemen atau unsur yang semula nampaknya saling bertentangan,
misalnya apakah hakekat mendidik itu member bantuan, menuntun,
mempengaruhi, membentuk atau membimbing mempersiapkan atau melatih
seterusnya.
Semua istilah tersebut dapat tercakup dalam istilah usaha sadar. Sedangkan
dari segi elemen kelembagaan, pendidikan tidak cukup di sekolah saja tetapi
harus juga dilaksanakan di luar sekolah. Penegasan tentang lembaga pendidikan
di dalam dan di luar sekolah menunjukan peranan bahwa peran pendidikan Luar
Sekolah (PLS) yang mempunyai jangkauan makro, semakin besar. Lebih-lebih
dengan batas pendidikan seumur hidup. Selain berwawasan modern juga
memicu seluruh lapisan masyarakat, sejak lapisan paling bawah sampai teratas,
pria maupun wanita berlomba-lomba mengejar ketinggalan melalui media
pendidikan yang tersedia. Meskipun demikian sifat keilmuwan justru selalu
berkembang, tidak pernah puas diri, tidak pernah berhenti. Banyak segi yang
telah di perbaiki, tetapi tetap masih ada kekurangan

a) Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional


Dalam UUSP No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 di kemukakan bahwa: pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dari ayat ini dapat di fahami bahwa kegiatan pendidikan itu mendorong peserta
didik secara aktif berbuat untuk membentuk dirinya sehingga diharapkan akan
terbentuk manusia-manusia Indonesia yang agamis, mandiri berakhlak mulia
terampil berguna bagi bangsa dan Negara.
Dari uraian tersebut baik atas tinjauan asal kata, pendapat para ahli serta
perundang-undangan yang ada maka pengertian pendidikan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dari pendidik yang mempunyai
tanggung jawab mengenai masa depan anak atau peserta didik
2. Tujuan yang ingin dicapai, yaitu pengembangan diri individu untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sehingga bermanfaat
bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang pribadi dan sebagai anggota
masyarakat serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu
berubah
3. Dalam setiap usaha pencapaian tujuan peserta didik dilibatkan dan
diikutsertakan secara aktif
4. Proses dan waktu pendidikan berlangsung sepanjang hayat mulai dari lahir
hingga manusia meninggal
5. Pencapaian tujuan pendidikan terlaksanakan dalam suatu proses yang
memerlukan bimbingan, pengajaran dan latihan yang terencana, teratur dan
sistematis
6. Kegiatan pendidikan terselenggara dalam jalur pendidikan di sekolah dan
pendidikan di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
I. Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi
peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang
berdimensi lokal, nasional dan global.
DAFTAR PUSTAKA
Fernandez perez, Miguel .1982 . Krisis Dalam Pendidikan. Jakarta : PNBalai
Pustaka.
Prof . Dr.Tilaar , H.A.R.M.Sc.Ed. 2002 . Pendidikan dan Masyarakat madani
Indonesia .Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Terkait
MAKALAH HASIL IPTEK DAN SAINS BESERTA DAMPAK POSITIF NEGATIF
MAKALAH KESUKARAN BELAJAR

MAKALAH PSIKOMATIK
Tandai permalink.
Navigasi pos
MAKALAH HASIL IPTEK DAN SAINS BESERTA DAMPAK POSITIF NEGATIF
Berikan Balasan

Cari

waktu
Calender
Artikel yang anda cari

MAKALAH HAKEKAT PENDIDIKAN

MAKALAH HASIL IPTEK DAN SAINS BESERTA DAMPAK POSITIF NEGATIF

KISAH NABI SULAIMAN AS

Perawatan Windows XP lebih mahal 5x lipat dibandingkan Windows 7

10 Virus Komputer yang Paling Merusak

10 Cuaca Paling Ekstrim di Tata Surya

Misteri Kraken, Legenda Raksasa Sang Penguasa Laut

8 Hewan Tertua di Dunia

Foto Kuman yang Sering Kita Makan

MANA MASA TERBAIKMU,, BERIKAN KE ISLAM..!!

Gramedia Minta Maaf, Bukunya Sudah Ditarik, Cukupkah?

MAKALAH PSIKOMATIK

MAKALAHBIMBINGANKONSELING

MAKALAH KESUKARAN BELAJAR

Mengapa Kita Bisa Merinding? Berikut Alasannya

10 Lelucon April Mop Paling Terkenal di Dunia

Benda-benda langit paling Menakjubkan di luar angkasa

6 Kesalahan Fatal Dalam Dunia IT

Arkeolog Temukan Jaringan Otak Tertua di Dunia

Silsilah lengkap osama bin laden

Rencana Microsoft Akan Rilis Windows 8 di Tahun 2012 Mendatang

LIHATLAH, SIAPA TEMANMU!

JIHAD ISLAM dilakukan bukan Untuk Menyebarkan Agama

2050 Rusia menjadi negara Islam

ISLAM AGAMA FITRAH

Komentar yang ada di Blogku

halaman terkait

BUKU TAMU

DOWNLOAD

DOWNLOAD FILM

DOWNLOAD MUSIC

GALLERY

MAKALAH

PROFIL

Animasi
Top rated
Posts | Pages | Comments
All | Today | This Week | This Month

Perawatan Windows XP lebih mahal 5x lipat dibandingkan Windows 7


5/5 (1 vote)

MAKALAH HASIL IPTEK DAN SAINS BESERTA DAMPAK POSITIF NEGATIF


5/5 (1 vote)

10 Virus Komputer yang Paling Merusak


3/5 (1 vote)

MAKALAH HAKEKAT PENDIDIKAN


2/5 (2 votes)

pilih kategori
pilih kategori
pilih tanggal yang anda suka
pilih tanggal yang anda suka
gambar

Langganan Surel
Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima
pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.
Bergabunglah dengan 1 pengikut lainnya.

DidinAga

AbidinAjitama

Klik tertinggi

www39.indowebster.com/ed9

My Twitter

Dijual joger Pants murah hanya 80 rb :D http://t.co/5WJl25Q0zOa


5 days ago

http://t.co/aNisR6op6ia 1 week ago

Ppl kemaren itu kerjanya biasa2 masih bisa buka FB, ini hari buka FB bentr
aja gk bisa, #Sibuka 1 month ago

Sumpeek -_- http://t.co/eZFAP84oCKa 1 month ago

RT @UmarUsmanID: Jika yang kau bicarakan adalah impian besarmu dan


melibatkan nama Tuhan, jangan pernah katakan 'Tidak Mungkin.':)a
1 month ago

Flickr Photos

Lebih Banyak Foto


Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Ascetica Theme.

Log In

Sign Up

Makalah hakikat - hakikat pendidikan

Uploaded by
Vebri Deny

Views
7,586

Download
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahim. Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya dan kesempatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Dasar-Dasar Pendidikan dalam
waktu yang telah disediakan. Dan tak lupa pula rasa penghormatan penulis
kepada bapak

Drs. Bachtiar Natura,


MM
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah yang akan datang. Akhirnya penulis
mengharapkan agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca umumnya. Darussalam, September 2013 Penulis i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..
.i
DAFTAR ISI
.
.ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..
.1 1.2
Perumusan Masalah
1 1.3
Ruang Lingkup..
.2 1.4
Tujuan .,.
2
BAB II PEMBAHASAN

2.1
Pengerian dan Hakikat Pendidikan..
3 2.2
Manfaat Pendidikan..
...4 2.3
Jenis Pendidikan
...5 2.4 U
nsur Pendidikan...
..........5 2.5 BatasBatas Pendidikan
..

7 2.6
Perbedaan antara Mendidik dan Mengajar
..
.
7
BAN III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
...9 3.2 S
aran..
...............9
Daftar Pustaka
..
10 ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kita semua telah menyepakati bahwa Pendidikan merupakan bagian yang sangat
penting bagi kehidupan dan diperlukan oleh semua orang . Dengan adanya
pendidikan derajat manusia lebih tinggi dibandingkan makhluk lainnya. Pada
dasarnya hewan juga belajar, tetapi menggunakan instingnya. Sedangkan
manusia menggunakan akal pikiran yang telah diberikan oleh Allah SWT untuk
digunakan dalam setiap tindakan yang akan lakukan. Pada hakikatnya
pendidikan itu sebuah usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan baik itu
dilingkungan formal maupun informal. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang
sangat universal dalam kehidupan manusia, karena dimanap pun dan kapan pun
kita berada terdapat pendidikan. Selain bersifat universal pendidikan juga
bersifat nasional karena dalam setiap kehidupan kita memilika pandangan hidup
atau filsafat yang berbeda-beda dari satu bangsa dengan bangsa lain atau
masyarakat dan bahkan individu sehingga timbulah perbedaan dalam
menyelenggarakan pendidikan. Dari sifat nasional itu akan mewarnai
penyelenggaraan pendidikan dari setiap bangsa.
1.2
Perumusan Masalah
1.
Apa pengertian pendidikan?

2.
Apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan? 3.
Apa saja manfaat dari pendidikan? 4.
Sebutkan jenis-jenis pendidikan! 5.
Apa saja 4nsure-unsur dalam pendidikan? 6.
Jelaskan batasan- batasan pendidikan ! 7.
Apa perbedaan antara mendidik dan mengajar? 1
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembahasan makalah ialah adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan hakikat- hakikat pendidikan. Berbicara tentang
pendidikan, sebetulnya menyangkut usaha sadar membantu anak menuju
kedewasaan baik dari segi fisik maupun psikis, yang dilaksanakan oleh orang
dewasa secara sadar dan penuh tanggung jawab. Jadi pada dasarnya hakikat
pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukan hanya sekedar
mengetahui pengertian dan definisi, akan tetapi dalam hakikat pendidikan ini
terdapat banyak hal yang menarik yang dapat dipelajari seperti unsur- unsur
pendidikan, serta konsep-konsep mendidik, mengajar dan belajar, hubungan
sekolah dan pendidikan, serta kompenen dalam pendidikan. .
1.4
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui dan menjelaskan arti pendidikan dan hakikat pendidikan. 2.
Menjelaskan manfaat dari pendidikan. 3.
Mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis pendidikan. 4.
Mengetahui dan menjelaskan kompenen

kompenen pendidikan. 5.
Mengetahui dan menjelaskan batasan-batasan pendidikan. 6.
Mengetahui apa saja perbedaan konsep antara mendidik dan mengajar. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Hakikat pendidikan Arti pendidikan dapat dikelompokkan
menjadi dua. Arti pendidikan secara etimologi dan secara definitif pendidikan
(padagogie) yang diartikan oleh para tokoh pendidikan. Adapun arti pendidikan
secara etimologi adalah paedagogie berasal dari bahasa yunani, terdiri dari kata

Pais
artinya anak, dan
again
diterjemahkan membimbing. Jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan
kepada anak. Sedangkan secara definitive pendidikan(Padagogie)diartikan oleh
para tokoh pendidikan sebagai berikut:

SA.Bratanata dkk. Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik


langsung maupun cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam
perkembangannya.

Ki Hajar Dewantara(Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,1889-1959)


merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : pendidikan yaitu tuntutan
di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya adalah pendidikan itu
menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan
dan kebahagian yang setinggi-tingginya.

Rousseau(filosof Swiss 1712-1778) Pendidikan adalah memberi kita perbekalan


yang tidak ada pada masa anak-anak, tetapi kita membutuhkannya di waktu
dewasa.

John Dewey Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental


secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. 3

Job Board

About

Press

Blog

People

Terms

Privacy

Copyright

We're Hiring!

Help Center

Find new research papers in:

Physics

Chemistry

Biology

Health Sciences

Ecology

Earth Sciences

Cognitive Science

Mathematics

Computer Science

Engineering

Academia 2015

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEPSI PENDIDIKAN


Konsep Dasar Pendidikan
Beberapa aspek yang berhubungan dengan usaha pendidikan, yaitu
bimbingan sebagai suatu proses, orang dewasa sebagai pendidik, anak sebagai
manusia yang belum dewasa, dan yang terakhir adalah tujuan pendidikan. Ada
beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan, yaitu :
1)

Bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (lon life education). Dalam hal ini
berarti bahwa usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu lahir sampai ia
tutup usia, ssepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat
mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi konsep pendidikan sepanjang hayat
ialah bahwa pendidikan tidak identik dengan sekolah. Pendidikan berlangsung
dalm lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

2)

Bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,


masyarakat dan pemerintah. Pemerintah tidak boleh memonopoli segalanya
melainkan bersama keluarga dan masyarakat berusaha agar pendidikan
mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3)

Bagi manusia, pendidikan merupakan suatu keharusan karena dengan


pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang
berkembang. Handerson mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu
haal yang tak dapat dielakkan oleh manusia, suatu perbuatan yang tak boelh

tidak terjadi, karena pendidikan membimbing generasi muda untuk mencapai


suatu generasi yang lebih baik.
Pendidikan Hanya Berlaku Bagi Manusia
Dalam arti luas, pendidikan berisi tiga pengertian, yaitu pendidikan,
pengajaran dan pelatihan. Istilah mendidik menurut Darji Darmodiharjo,
menunjukkan usaha pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan rasa
kesusilaan, ketakwaan, dll. Istilah mengajar menurut Sikun Pribadi berarti
mmebri pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan
kemampuan intelektualnya. Sedangkan Istilah melatih, merupakan suatu usaha
memberi sejumlah keterampialn tertentu, yang dilakukan secara berulang-ulang,
sehingga akan terjadi suatu pembiasaan bertindak. Dalam penjelasan tersebut,
pendidikan menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia.
Hewan tidak dapat dididik dan tidak memungkinkan untuk dididik,
sehingga tidak mungkin dilibatkan dalam proses pendidikan. Hanya manusia
yang dapat dididik dan mungkin menerima pendidikan karena manusia memang
dilengkapi akal budi. Pendidikan pada hakikatnya akan berusaha mengubah
perilaku, tetapi perilaku man yang dapat dijangkau pendidikan, karena hewan
pun adalah makhluk berperilaku.

Konsep Mendidik, Mengajar dan Belajar


Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa
orang mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal,
terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan
kegiatan teknis keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar
bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku
yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran,
sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara
mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan
mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat
menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Mendidik lebih bersifat kegiatan
berkerangka jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak
dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan
kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan
perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar yang diikuti oleh
kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan
dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan
menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai
absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa
bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah
pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar

bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu


yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru
matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut
tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru
tersebut baru sebatas mengajar belum mendidik. Istilah mengajar, mendidik
dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan. Mengajar lebih ditekankan pada
penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan mendidik lebih ditekankan pada
pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai). Belajar adalah
usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Manusia Perlu Dididik (Memperoleh Pendidikan)


Pada hakekatnya manusia itu adalah animal educable (binatang yang
dapat dididik), animal educandum (binatang yang harus dididik) dan homo
educandus( makhluk yang dapat mendidik) . Dari hakekat ini jelas bahwa
pendidikan itu merupakan keharusan mutlak bagi manusia. Oleh karena itu
mengapa manusia perlu dididik maka dapat ditinjau dari berbagai aspek. Pada
waktu kehidupan permulaan(bayi/anak-anak), mula-mula yang paling berperan
adalah dari segi fisik, kemudian secara berangsur-angsur segi rohani berganti
memegang peranan penting. Perkembang fisik indifidu ditentukan oleh dua
faktor yaitu maturation (kematangan) dan learning (belajar). Seorang anak akan
dapat berjalan jika memiliki tulang-tulang kaki dan otot yang cukup kuat disertai
dorongan untuk berjalan adalah faktor kematangan. Tetapi kematangan itu
sendiri belum cukup untuk memiliki kemampuan untuk berjalan, ia harus belajar
terus dan dibantu oleh orang lain. Ditinjau dari sisi lain hakekat manusia adalah
sebagai makhluk indifidu dan sosial makhluk dunia dan akhirat, terdiri dari unsur
jiwa dan raga yang diciptakan oleh tuhan lewat hubungan orang tua untuk hiduh
bersama secara sah lewat pernikahan, karena itu secara kodrat orang tua harus
mendidik anak-anaknya secara bertanggung jawab.Orang tua tidak cukup hanya
memberikan makan minum pakaian kepada anaknya,tetapi harus berusaha
bagaimana agar anaknya menjadi pandai,bahagia berguna bagi masyarakat
bangsa dan negara. Pada hakekatnya usaha-usaha yang dilakukan dalam
pendidikan memang tertuju pada masalah keseimbangan keselarasan dan
keserasian perkembangan kepribadian dan kemampuan manusia.Emmanuel
Kant mengatakan bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia karena
pendidikan. Prof. Dr.N. Driyarkoro memberi istilah hominisasi ke humanisasi
(memanusiakan manusia). Jadi jika manusia itu tidak dididik maka tidak akan
menjadi
manusia
yang
sebenarnya.
Ada beberapa asumsi yang memungkinkan manusia perlu mendapat
pendidikan :
1.

Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya. Begitu lahir ke dunia,


manusia perlu mendapat bantuan orang lain agar dapat melangsungkan
kehidupannya.

2.

Manusia lahir tidak langsung dewasa. Untuk sampai ke tingkat dewasa yang
menjadi tujuan pendidikan dalam arti khusus memerlukan waktu relatif lama.

3.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial. Ia tidak akan menjadi manusia
seandainya tidak hidup bersama manusia lain.

4.

Manusia pada hakikatnya dapat dididik dan dapat mendidik dirinya sendiri secar
terus menerus sepanjang hayat.
Pendidikan sebagai Suatu Proses Transformasi Nilai
Nilai-nilai yang akan ditransformasikan mencakup nilai-nilai religi, nilai
kebudayaan, nilai pengetahuan dan teknologi serta nilai keterampilan. Nilai-nilai
yang akan ditransformasikan tersebut dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang kurang baik
di masyarakat.
Tujuan Pendidikan
Kegiatan pendidikan ditujukan untuk membentuk manusia Indonesia
yang memiliki kepribadian yang lebih baik yaitu manusia Indonesia yang sikap
dan perilakunya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dijiwai
oleh nilai-nilai pancasila.
Pendidikan Sepanjang Hayat
Life long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan
kehidupan dalam masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara
penuh yang berjalan terus-menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai
meninggal. Ini berarti bahwa pendidikan itu tidak hanya penting bagi anak-anak
(yang biasa dianggap belum siap kehidupan sosialnya dan melakukan peranan
masyarakat dewasa), tetapi juga penting untuk orang dewasa maupun orangtua
dalam rangka pencapaian perkemmbangan manusia yang penuh. Bahwa
manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai
suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan,
kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka
selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu
sejak buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama
daripada belajar.

2.2

PENGERTIAN PENDIDIKAN

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha


manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses
pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang
peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha
manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutipbeberapa definisi :
1. Menurut Carter Education berarti :

Proses perkembangan pribadi

Proses sosial

Profesional cources

Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun


yang diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

2. Menurut buku HigherEducation for American Democracy


Education is an institution of civilized society, but thepurposes of
education are not the same in all societies. An educational system finds its the
guiding principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social
order in wich it functions (11 : 5). Pendidikan ialah satu lembaga dalam tiap-tiap
masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap
masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan
pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat
yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).
Dari uraian di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan


kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu
rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindra
serta ketrampilan-ketrampilan).

Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan


cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.
Lembaga-lembaga ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat
(negara).

Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh


perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam

mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat


kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.

2.3 Sifat Pendidikan Sebagai Suatu Ilmu


Pendidikan merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan
merealisasi bakat-bakat yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori
konvergensi), sehinga manusia mempunyai keterampilan yang dapat digunakan
untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila semua masyarakat mempunyai
ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan muncul masyarakat yang
dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari masyarakat yang seperti itu
adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alinea 4 ayat 1 yaitu ...memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kesejahteraan individu-individu melalui
penghasilan yang diperolehnya, sedang penghasilan dapat dicapai bila manusia
memiliki ketrampilan dari hasil pendidikannya.
Ilmu ialah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya dan membahas
tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel). Pada dasarnya, semua ilmu
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam
pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori teori
pendidikan secara dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses
kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses
pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi
masalah masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu
murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi
dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.
Sifat-Sifat Pendidikan sebagai Suatu Ilmu

a)

Normatif, memiliki ciri ciri dasar/aturan yang mendukung aturan aturan


dasar yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui
pembinaan budaya budaya daerah yang bersifat positif.
Deskriptif : menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak
dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang
diberikan harus betul betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
Teoritis, mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal hal
yang sekecil kecilnya (atomistik).
Praktis/terapan, teori teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses
pendidikan.

Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Deskriptif-Normatif


Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam pandangan manusia itulah yang
dijadiakn norma atau kriteria untuk mendidik. Norma ini biasanya tergambar
dalam rumusan tujuan pendidikannya. Ilmu pendidiakn diarahkan pada

perbuatan mendidik yang bertujuan, sedangkan nilai merupakan ukuran bersifat


normatis, sehingga ditegaskan bahwa ilmu pendidikan bersifat deskriptifnormatif.
b)

Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu yang Bersifat Teoretis dan Praktis-Pragmatis

2.4 Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur
input, unsur proses usaha itu sendiri, dan output.Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem
yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik,
pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap
sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
Definisi sistem yang terkait dengan pendidikan nasional tercantum dalam
UU No.20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa Sistem pendidikan nasional
adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam suatu system terdapat :
1.
2.
3.
4.

Komponen yang dapat dikenali


Komponen saling terkait secara teratur
Komponen saling ketergantungan satu sama lain
Mekanisme antar saling komponen terkait dan merupakan satu kesatuan
organisasi
5. Kesatuan organisasi berfungsi dalam mencapai tujuan.
Pada umumnya, system dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem terbuka
( system berhubungan dengan lingkunganya, komponen dibiarkan berhubunagn
dengan komponen luar) dan sistem tertutup (semua komponen terisolasi dai
pengaruh luar).
Proses pendidikan berlangsung jika komponen dalam system bergerak dan
saling terkait. Selain itu, hubungannya harus bersifat fungsional dan merupakan
satu kesatuan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap komponen yang
terdapat di daam sistem pendidikan seluruhnya harus dapat berfungsi sesuai
porsinya.

2.5 Unsur-Unsur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pendidikan
1.

Peserta Didik
Pandangan terhadap peserta didik kini telah mengalami banyak
perubahan. Artinya peserta didik tidak lagi dianggap sebagai sosok yang pasif
menerima informasi yang datang dari pendidik belaka. Era global secara sadar

atau tidak telah mempengaruhi peserta didik yang senantiasa mendapat


masukan dari berbagai pihak. Persamaan usia dan tingkat kelas peserta didik
belum tentu menyamakan pengetahuan mereka. Perbedaan ini terjadi karena
adanya konteks lingkungan yang berbeda. Perbedaan konteks belajar
mempengaruhi perkembangan individual peserta didik.
2.

Pendidik
Pendidik pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendidik
menurut kodrat (pendidik kodrati) yang dalam hal ini adalah orang tua dan
pendidik menurut jabatan (pendidik profesi) yaitu guru.
Hubungan edukatif antara orang tua dengan anaknya mengandung dua
unsure, yaitu unsure kasih sayang pendidik terhadap anaknya dan unsure
jesadaran tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun perkembangan anak.
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab mendidik
dari tiga pihak, yaitu oranng tua, masyarakat, dan Negara. Seorang pendidik
harus mengenal alat pendidikan yang normatif yang dibedakan menjadi dua,
yaitu alat pendidikan preventif ( bersifat mencegah ) dan alat pendidikan
represif/kuratif/korektif/(perbaikan).

3.

Tujuan
Setiap kegiatan pendidikan baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat tentu memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Misal pada
peserta didik mengalami perkembangan. Pendidik memiliki tujuan agar peserta
didik pandai berbicara, membaca dan menulis, berhitung dan sebagainya,
bertambah cerdas, rajin, teliti, berani dan sebagainya, berbudi pekerti luhur,
cinta bangsa dan tanah air dan sebagainya.
Menurut Langeveld dalam bukunya Beknopte Theoretische Paedagogik
dibedakan adanya berbagai macam tujuan pendidikan, sebagai berikut :

a)

b)
c)
d)
e)

f)

4.

Tujuan Umum / universal / tujuan lengkap / tujuan akhir / sempurna


Menjadi tujuan orang tua / pendidik, berakar dari tujuan hidup, berhubungan
dengan pandangan tentang hakikat manusia.
Tujuan tidak sempurna, menyangkut segi-segi tertentu
Tujuan sementara
Tujauan Perantara/intermediair
Tujuan ini ditentukan dalam rangka mencapai tujuan sementara/
Tujuan Insidental
Merupakan peristiwa-peristiwa yang terlepas saat demi saat dalam proses
menuju tujuan umum.
Tujuan Khusus

Isi Pendidikan
Yaitu segala sesuatu yang oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik
dan diharapkan dapat dikuasai dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maka
ada syarat pemilihan materi pelajaran, diantaranya:

a)
b)
5.

6.

Materi harus sesusai tujuan pendidikan


Materi sesuai dengan peserta didik.
Metode
Peristiwa pendidikan ditandai adanya interaksi edukatif. Agar interaksi yang
terjadi dapat berlangsng secara edukatif, efisien, dan efektif dalam mencapai
tujuan, maka diperlukan metode tepat. Metode pada dasarnya berfungsi sebagai
alat mencapai tujuan. Sebagai tolak ukur baik tidaknya metode diperlukan
kriterium.
Lingkungan
Seperti yang sudah dijelaskan dalam unsur peserta didik di atas, bahwa
peserta didik yang relatif memiliki usia dan tingkat kelas sama bisa memiliki
tingkat pengetahuan berbeda. Perbedaan ini terjadi karena adanya konteks
lingkungan yang berbeda, yaitu :

Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik bersifat aksidental


(kebetulan) dan insidental (kadang-kadang), sehingga menyebabkan peserta
didik tidak terprogram dalam belajarnya
Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram secara
intensional, sengaja atau dikehendaki, sehingga peserta didik lebih siap dalam
belajar
Lingkungan pendidikan tempat belajar peserta didik terprogram sesuai dengan
yang telah ditetapkan
Lingkungan pendidikan tempat pelajar peserta didik sangat optimal dan ideal,
sehingga peserta didik dapat melakukan cara-cara belajar sebagaimana yang
diharapkan. Konteks belajar seperti ini menyebabkan peserta didik mampu
berkembang secara kreatif dan optimal.
Sebagai salah satu usur pendidikan, situasi lingkungan secara potensial dapat
menunjang dan menghambat usaha pendidikan, dapat juga sebagai sumber
belajar yang direncanakan ataupun yang dimanfaatkan pendidik.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Antara
praktik dan teori pendidikan dalam pelaksanaannya perlu kesinambungan, teori
pendidikan dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan praktik pendidikan
itu. Dalam konsep pendidikan terdiri dari orang dewasa sebagai pendidik, orang
yang belum dewasa sebagai objek yang dididik, bimbingan sebagai proses, serta
kedewasaan sebagai tujuan pendidikan. Pendidikan hanya dikenakan kepada
manusia dan akan teris berlangsung sepanjang hayat. Dalam mencapai tujaun
pendidikan itu sendiri, pendidikan berkedudukan sebagai proses pengembangan
kepribadian sebagai transformasi niali-nilai. Pendidikan bersifat dinamis menuju
arah yang positif bersama unsure-unsurnya dan dipengaruhi factor-faktor
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Munib dkk. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes


Press.

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. Pengantar Dasar Dasar Pendidikan.


Surabaya: Usana Offset.

Meila, Sri Martini. 2011. Penagntar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Universitas


Negeri Jakarta.

http://zainudinrifai.blogspot.com/2008/11/mengapa-manusia-harus-dididik1.html
http://informasilive.blogspot.com/2013/04/pendidikan-suatu-sistem.html

untuk mendownload ppt HAKIKAT PENDIDIKAN KLIK DISINI


Written by : AULIYA UMRI - Berbagi Ilmu Tentang PLS
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH-UNNES

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger templates
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Mengenai Saya

auliya umri

Lihat profil lengkapku

Popular Posts

HAKIKAT PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingg...

BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN


BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN 1.
PENDAHULUAN
Perkembangan kemajuan Tekonologi Informasi dan komunikasi dewasa
ini ...

Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah


1. Pendidikan informal adalah lingkungan pendidikan keluarga yang
pertama dan utama karena didalam keluargalah setiap orang sejak per...

Eksploitasi Tubuh Perempuan dalam Tayangan Televisi


Sudah menjadi rahasia umum bahwa tubuh perempuan selalu menjadi
bahan pembicaraan di berbagai aktivitas dan tempat yang berbeda.
Karena la...

Etnografi Kebudayaan Semarang


MAKALAH ANTROPOLOGI Etnografi Kebudayaan Semarang Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Disusu...

Pendidikan Luar Sekolah


SEJARAH SINGKAT Sejarah perkembangan Jurusan IPPS dimulai sejak
berdirinya jurusan ilmu Pendidikan Masyarakat(IPENMAS) 1956. Sei...

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN ILMU JIWA


MAKALAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN ILMU JIWA KELOMPOK 4 ADI
PRAYITNO (1201413049) RESTU HANDAYANI (1201413059) AULIY...

Kesehatan mental siswa dan implikasinya terhadap penyelenggaraan


pendidikan
Kesehatan mental telah lama menjadi perhatian umat manusia jauh
sebelum kaum akademisi berusaha meneliti dan menangani problem
kesehatan m...

SWOT Analysis Pembelajaran Kejar Paket C berbasis ICT pada (Pokja)


Kesetaraan BP-PLSP Regional I
TEKNOLOGI INFORMASI dan KOMUNIKASI SWOT Analysis Pembelajaran
Kejar Paket C berbasis ICT pada (Pokja) Kesetaraan BP-PLSP Reg...

SEJARAH KOMPUTER
Sejarah Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan
berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dar...

Your Comments
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PENDIKAN
Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual
terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun
tidak disadari manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari
keberadaan manusia pada zaman primitif sampai zaman modern (masa
kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia di dunia, pendidikan
akan tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas
menunjukkan bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya
sebagai pertanda bahwa manusia sebagai makluk budaya yang salah
satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan
(Syaifullah,1981).
Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan
yang menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakkan

B.

C.

a.

b.

konsep-konsep pendidikan. Karena itu pembahasan hakikat pendidikan


meliputi pengertian-pengertian: pendidikan dan ilmu pendidikan;
pendidikan dan sekolah; dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang
hayat. Komponen-komponen pendidikan yang meliputi: tujuan pendidikan,
pendidik, peserta didik, kurikulum dan metode pembelajaran.
TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada periode
2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan visi
terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk
insan indonesia cerdas komprehensif. Insan Indonesia cerdas
komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional,
cerdas sosial, cerdas intelektual dan cerdas kinestetis.Untuk mewujudkan
visi tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menetapkan lima misi
yang biasa disebut lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan pendidikan;
keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan
pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan pendidikan;
kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan.
PENDIDIK
Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di
gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh
semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya
senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran oleh semua
muridnya dan sekaligus untuk diteladani. Adapun definisi guru menurut :
Zakiyah Daradjat
Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena secara inplisit
ia telah menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua
murid ketika menyekolahkan anaknya ke sekolah atau madrasah, berarti
telah melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada
guru.
Poerwadarminta
Mengartikan guru adalah orang yang kerjanya mengajar.
Guru dalam islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya,
baik potensi afektif, kognitif maupun potensi psikomotorik dan mampu
mandiri secara makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial dalam
memenuhi tugasnya sebagai makhluk Allah.
Firman Allah dalam Al-Quran :
Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan
mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan
al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka
dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran : 3).

Petikan ayat tersebut mengandung makna yang utama bahwa


Rasulullah SAW selain sebagai Nabi ia juga sebagai pendidik (Guru).
Makna lain yang terkandung dalam ayat tersebut adalah :
a. Penyucian, yakni pembersihan, pengembangan dan pengangkatan jiwa
kepada pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri
agar tetap berada pada fitrah.
b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan aqidah kepada
akal dan nurani kaum muslimin agar mereka merealisasikannya dalam
tingkah laku kehidupannya.
Pekerjaan Guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha
yang amat kompleks, mengingatkan banyaknya kegiatan yang harus
diantisipasi untuk membantu anak didik menjadi orang yang dewasa.
Kecakapan mendidik mutlak diperlukan, agar tujuan pendidikan itu dapat
tercapai, untuk itu seorang guru benar-benar dituntut untuk bekerja
secara profesional. Dengan kata lain guru adalah pekerjaan profesional.
D. PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental. Setiap
individu memerlukan bantuan dan perkembangan pada tingkat yang
sesuai dengan tugas perkembangan setiap anak didik. Peserta didik
berbeda menurut kodratnya di mana ia sedang mendapatkan pendidikan.
Dalam keluarga yang berfungsi sebagai peserta didik adalah anak, di
sekolah-sekolah adalah murid, di masyarakat yaitu anak-anak yang
mebutuhkan bimbingan dan pertolongan menurut lembaga yang
mengasuh pendidikan tersebut. Dengan demikian pendidikan harus
memahami irama perkembangan setiap peserta didik pada tiap-tiap
tingkat perkembangan sehingga memungkinkan memberikan bantuan
yang tepat dan berdaya guna. Adapun hubungan antara pendidik dan
peserta didik itu dalam proses belajar mengajar itulah yang merupakan
faktor yang sangat menentukan.
Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik
sebagai sasaran dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan
anak didik di sini adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan
bimbingan dan pertolongan dari orang lain yang sudah dewasa, guna
dapat melaksankan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga
negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau
individu yang mandiri.
Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal
berupa perbuatan sikap yang di sebut insting. Insting tidak banyak
berperan dalam kehidupan manusia. Selain itu, juga mendapatkan bekal
berupa benih dan potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang
pada waktunya dan apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui
kegiatan pendidikan yang diberikan padanya. Benih atau potensi tersebut
dinamakan pembawaan.
Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan
masing-masing anak didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan itu
sesuai dengan keadaan pembawaan masing-masing.
E. Kurikulum

a.
b.

c.

d.

e.

f.

Banyak para ahli yang mendifinisikan kurikulum, yaitu antara lain:


Lewis dan Meil
Kurikulum adalah seperangkat bahan pelajaran, merumuskan hasil
belajar, penyediaan kesempatan belajar, kewajiban peserta didik.
Taba
Kurikulum adalah tak peduli bagaimana rancangan detailnya. Suatu
kurikum biasanya mengandung suatu kenyataan mengenai maksud dan
tujuan tertentu. Ia memberi petunjuk tentang beberapa pilihan dan
susunan isinya. Ia menyuratkan pola-pola belajar dan mengajar tertentu,
baik karena dikehendaki oleh tujuannya maupun oleh susunan isinya.
Akibatnya ia memerluakn suatu program pengevakuasian hasil-hasilnya.
Stratemayer Sc
Dewasa ini kurikulum dianggap sebagai hal yang meliputi bahan
pelajaran dan kegiatan kelas yang dilakukan anak dan pemuda;
keseluruhan pengalaman di dalam dan diluar sekolah atau kelas yang di
sponsori oleh sekolah: dan seluruh pengalaman hidup murid. Adapun
batasan yang di terima pedidikan harus menetapkan ke arah ilmu
pengetahuan, pengertian-pengertian, kecakapan-kecakapan yang
manakah pengalaman-pengalaman yang baru akan dibimbing.
Kebijaksanaan ini menentukan kurikulum berhasil diterapkan di sekolah
apa tidak.
Webster
Dalam kamusnya, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu yang
pertama, sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari
murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperolah ijazah tertentu.
Yang kedua, sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu
lembaga pendidikan atau suatu departeman.
Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, definisi kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum secara sederhana kita sebut program pendidikan adalah jalan
terdekat untuk sampai kepada tujuan pendidikan.
Menurut Brubecher, dengan tujuan atau arah proses pendidikan yang
ditetapkan, langkah selanjutnya sesudah jelas yaitu cara-cara dan alatalat untuk mencapai tujuan tersebut. Diantara semua itu maka kurikulum
meminta perhatian pertama. Sesuai dengan asal pengertiannya, menurut
bahasa latin, kurikulum ialah suatu landasan terbang, suatu arah yang
dilalui orang untuk mencapai tujuan, seperti dalam suatu perlombaan,
kurikulum atau kadang-kadang di sebut bahan pelajaran. Apapun
namanya, namun kurikulum itu menggambarkan landasan di atas, maka
murid dan guru berjalan bersama mencapai tujuan dari pendidikan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat di simbulkan sebagai
berikut: kurikulum merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis
besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya. Sedangkan pokok
pikiran penting yang biasa dalam kurikulum adalah tujuan pendidikan,
bahan pelajaran, pengalaman dan aspek perencanaan.

a.

b.

a)

b)

c)

F.
a.

Isi dari program pendidikan adalah segala sesuatu yang di berikan


kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang
diajarkan dan isi program masing-masing bidang tersebut, jenis-jenis
bidang studi yang di tentukan atas dasar tujuan instruksional lembaga
pendidikan yang bersangkutan. Isi program suatu bidang studi yang
diajarkan sebenarnya adalah isi kurikulum itu sendiri, atau ada juga yang
menyebut dengan nama silabus bagi pendidikan di perguruan tinggi.
Silabus biasanya dijabarkan kedalam bentuk pokok-pokok bahasan dan
sub-sub pokok bahasan, serta uraian bahan pelajaran. Uraian bahan
pelajaran inilah yang di jadikan dasar pangambilan bahan dalam setiap
kegiatan belajar mengajar di kelas oleh pihak pendidik. Penentuan pokokpokok dan sub-sub pokok bahsan didasarkan pada tujuan intruksional.
Ada dua tujuan yang terdapat dalam kurikulum dalam suatu pendidikan
yaitu :
Tujuan yang ingin di capai secara keseluruhan
Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek ilmu pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang di harapkan dimiliki oleh para
lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Itulah sebabnya tujuan
ini disebut tujuan intruksional atau kelembagaan.
Tujuan yang ingin di capai oleh setiap bidang studi/mata kuliah.
Tujuan ini adalah penjabaran tujuan intuksional diatas yang meliputi
tujuan kurikulum dan intruksional yang terdapat dalam GPP (Garis- garis
Besar Pengajaran) tiap bidang studi/mata kuliah. Baik kuirkulum maupun
intruksinal juga mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki oleh setiap peserta didik
setelah mempelajari tiap bidang studi dan pokok bahasan dalam proses
pengajaran.
Suatu tujuan tidak akan tercapai dengan mudah tanpa melalui
hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan dalam pengembangan
kurikulum dikelas antara lain yaitu:
Guru
Guru dalam berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal ini di
sebabkan beberapa hal, pertama: kurang waktu, kedua: perbedaan
pendapat antara guru dan kepala sekolah dalam kurikum yang akan
diterapkan dan administatornya, ketiga: kemampuan guru yang terbatas.
Masyarakat
Untuk mengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari
masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan
balik terhadap sistem pendidik atau kurikulum yang sedang berjalan.
Biaya
Untuk mengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk eksepimen
baik metode, ini atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya
yang sering tidak sedikit.
METODE-METODE PEMBELAJARAN.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui
penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar
metode ini terdapat di dalam Al Quran Surat Yunus ayat 23 yang artinya:

b.

c.

d.

e.

f.
g.

h.

Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat


kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,
Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri
(hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian
kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan. (Q.S. Yunus : 23)
Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran
yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca.
Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan
pelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta
didik/ membicarakan dan menganalisis secara ilmiyah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi
menyebut metode ini dengan sebutan hiwar (dialog).
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang
guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan
hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid harus mempertanggung
jawabkannya.
Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru
mempertunjukan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu
sedangkan murid memperhatikannya.
Metode Amsal/perumpamaan
Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran
melalui contoh atau perumpamaan.
Metode Targhib dan Tarhib
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran
dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman
terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi
keburukan.
Metode pengulangan (tikror)
Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara
mengulang-ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa
mengingat lebih lama materi yang disampaikan.
Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah
pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental
dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu
maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata
merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental,
mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian
yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini
membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh
taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan
kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual

mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah


saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman
primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada
kehidupan manusia didunia pendidikan akan tetap berlangsung karena itu
adalah hakikat manusia dalam kehidupannya.
Dalam pendidikan ada 1). Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. 2). Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada
yang mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di
gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala sesuatu yang
disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai
kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani.3).
Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik
ditinjau dari segi fisik maupun dari segi perkembangan mental.4).
kurikulum adalah rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok
bahasan penilaian dan perangkat lainnya.5). metode pembelajaran.
B. Saran
Makalah ini dibuat dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan judul makalah
ini. Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Banyak kekurangankekurangan yang ada dalam makalah ini karena berbagai keterbatasan-keterbatasan, baik
keterbatasan sumber referensi maupun keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik
lagi.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Daftar Pustaka
Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Saifullah, Ali. 2004. Antra Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset
Printing.
Jalaluddin. 2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka
setia.
Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang.
www.filsafatpendidikanblogs.com

Anda mungkin juga menyukai