PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh:
Alwiyah
Lutvianti
Sudharma Halim
I. Pendahuluan
Pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan
oleh setiap insan sebagai salah satu modal agar dapat
berhasil dan meraih kesuksesan dalam kehidupannya.
Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam
menciptakan diri dan masyarakat agar mempertahankan
hidup dalam arus perkembangan zaman. Pola dan gaya
hidup manusia selalu berubah-ubah menuju terpenuhinya
kebutuhan insanibaik yang bersifat jasmani maupun
rohani.
Sebagai usaha sadar, proses pendidikan dilakukan
secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
kekuatan
kecerdasan,
potensi
spiritual
akhlak
dirinya
keagamaan,
mulia,
serta
untuk
memiliki
pengendalian
diri,
keterampilanyang
Hakikat Pendidikan
Dalam bahasa Yunani,
pendidikan
adalah
bahasa
Inggris
istilah
pendidikan
peserta
didik
agar
meraih
tidak
hidup
yang
berlangsung
pendidikan
keselamatan
dan
kebahagiaan
yang
setinggi-tingginya.
5. UU Nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional menegaskan pendidikan adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi
perannya di masa yang akan datang.
6. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem
usaha
mewujudkan
sadar
suasana
dan
terencana
belajar
untuk
dan
proses
kecerdasan,
yang
akhlak
diperlukan
mulia,
oleh
serta
dirinya,
bangunan-bangunan
sistematis
yang
dalam
mengajukan
hipotesis-hipotesis
tentang
pendidikan.
Kritis
artinya
berarti
dalam
proses
berpikir
dan
pendapat
bahwa
teori
pendidikan,
perenungan
tentang
secara
penyusunanteori,
ilmiah,
bergerak
dari
dan
penyusunan
praktik
sistem
pengaruhnyaterhadap
konsep
serta
praktik
pengetahuan
tidak
hanya
mencari
teori
nativisme,
teori
naturalisme,
teori
sadar
untuk
Muhajir
(dalam
Kadir
dkk,2012:
65),
pendidikan berfungsi:
yang
diidealkan
kondisi
dan
oleh
pendidikan
metode
untuk
kekuatan
yang
memengaruhi
dan
mengklarifikasi
untuk
peradaban
bangsa,
bertujuan
untukberkembangnya
pendidikan
adalah
mengembangkan
mengaplikasikannya
demi
kesejahteraan
Pendidikan
umat.
kepentingan
juga
dan
berfungsi
Sungguh
pendidikan
anak
bangsa
amat
aktual
lebih
relavan
dengan
kehidupan,
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul dkk. 2012. Dasar-dasar Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nuraeni, M. Nurjaman. 2011. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Unindra Press.
Rasyidin, Waini. 2009. Filsafat Pendidikan dalam Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial
Bhakti Utama.
Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik).
Bandung: Alfabeta.
Oleh :
Abdul Rahman
Nurul Fitri Aprilya
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UHAMKA
2016
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan bagian penting dalam
kehidupan manusia, sekaligus membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Pendidikan tidak hanya
terkait dilingkungan sekolah, namun juga dilakukan
dalam setiap kehidupan. Di dalam sebuah pendidikan
ada istilah mengajar dan mendidik. Memacu pendidikan
yang baik dengan mengajar dan mendidik memerlukan
sebuah acuan. Acuan tersebut dikenal dengan landasan
pendidikan.
Landasan pendidikan sangat diperlukan dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam sebuah negara.
Pendidikan yang sedang berlangsung di dalam sebuah
negara memiliki pondasi atau pijakan yang berbeda.
Dalam negara Indonesia, diperlukan landasan pendidikan
berupa landasan agama, landasan filosofi, landasan
hukum, landasan psikologis, dan landasan sejarah.
Dewey
mengemukakan
bahwa
(dalam
hasbullah,
pendidikan
adalah
2013:2)
proses
bisa
memakai
pendekatan
Aristoteles
yang
pendidikan
dalam
substansinya
peran
dalam
predikat
tertentu.
jenis
landasan
pendidikan
dapat
2. Landasan Filosofi
Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat sudah memiliki gambaran dan cita-cita
yang mereka kejar dalam hidupnya, baik secara individu
maupun secara kelompok. Gambaran dan cita-cita itu
makin
lama
makin
berkembang
sesuai
dengan
perundangan
itu,
dikatakan
tindakan
itu
melanggar
hukum.
Negara
Republik
Indonesia
sekali.
Makin
besar
anak
itu
makin
psikologis
pendidikan
harus
akan
berkembang
sesuai
dengan
timgkat
contoh)
Ing madya mangun karsa (jika di tengah,
membangkitkan motivasi)
Tut wuri handayani (jika
di
belakang,
fungsi
bagi
para
pendidik,
tenaga
pendidik,
landasan
pendidikan
berfungsi
tugas
profesionalnya,
kurikulum,
seperti
melaksanakan
kependidikan
pengembangan
juga
wawasan
bertuju
kependidikan,
kepada
yaitu
pandang
dan
bersikap
dalam
rangka
guru
bukan
hanya
mengajar
untuk
F. Saran
Dalam hidup, kita dianjurkan untuk menggapai ilmu
sampai akhir hayat karena ilmu merupakan sesuatu hal
yang dapat dikembangkan dan diterapkan ke dalam
kehidupan
sehari-hari.
Oleh
karena
itu,
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014.
Driyarkara.1950. Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan
Kanisius.
Hasbullah. 2013. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kadir, Abdul. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta:
Kharisma Putra Utama.
Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
UNESCO. 2002. Pendidikan untuk Abad XXI. Penerj.
W.P. Napitupulu. Jakarta: Komnas Indonesia
untuk Unesco, Departemen Pendidikan Nasional.
KELOMPOK 3 :
NANANG SETIABUDI
RINI SETYOWATI
SITTA NURINDAH
merupakan
aspek
membangun
karakter
manusia.
terpenting
dalam
Namun,
dalam
pendidikan
adalah
pemikiran-
diskusi
tersebut
berkepanjangan,
berlangsung
yakni
seperti
pemikiran-
nativisme
berasal
dari
Aliran
nativisme
ini,
bertolak
dari leibnitzian
karena
itu,
hasil
akhir
pendidikan
dapat
memengaruhi
pembentukan
dan
Aliran
ini
dinamakan
juga
aliran
Ngalim
Purwanto
(2000:
59)
Empirisme
(empiri =
pengalaman),
tidak
yang
diperoleh
dari
lingkungan
akan
Dengan
demikian,
dipahami
bahwa
aliran
ini,
adalah
lingkungan
sekitarnya.
dengan
cirinya
ekstrim
berat
sebelah.
aliran-aliran
dalam
pendidikan,
diketahui
D. Pengertian Naturalisme
Menurut Zahara Idris (1992: 6) naturalisme
berasal dari bahasa Latin dari kata nature artinya alam,
tabiat, dan pembawaan. Aliran ini dinamakan juga
negativisme. Negativisme ialah aliran yang meragukan
pendidikan untuk perkembangan seseorang karena ia
dilahirkan dengan pembawaan yang baik. Ciri utama
aliran naturalisme dalam medidik seseorang kembalilah
kepada alam agar pembawaan seseorang yang baik tidak
dirusak oleh pendidik.
Sedangkan Ngalim Purwanto (2000: 59) bahwa
nature artinya alam atau apa yang dibawa sejak lahir.
Hampir senada dengan aliran nativisme, maka aliran ini
berpendapat bahwa pada hakikatnya semua anak
(manusia) sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimana hasil
yang
diterimanya
atau
yang
adanya
pembawaan
dan
juga
milieu
Aliran
naturalisme
senada
dengan
aliran
Ngalim
Purwanto
(2000:60),
yakni
nativisme
dan
empirisme.
Ia
berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan keduaduanya menentukan perkembangan manusia. Hal ini
dapat ditilik dalam teori konvergensi yang menyatakan
bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia itu
bergantung pada faktor bakat/pembawaan dan faktor
lingkungan, pengalaman/pendidikan. Jika diidentifikasi
teori tersebut, maka jelas bahwa unsur nativisme dan
empirisme membangun kedua teori itu. Hal itu tercermin
pada, faktor bakat merupakan gagasan teori nativisme
sedangkan
faktor
lingkungan
merupakan
gagasan
empirisme.
Sedangkan Zahara Idris (1992: 8) konvergensi
berasal dari bahasa Inggris. Asal katanya convergency
yang berarti pertemuan pada satu titik. Aliran ini
mempertemukan atau mengawinkan dua aliran yang
berlawanan antara nativisme dan empirisme.
Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam
proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peran
yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu
anak tersebut dilahirkan tidak akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang baik
sesuai dengan perkembangan bakat anak itu. Sebaliknya,
lingkungan
yang
baik
tidak
akan
menghasilkan
F. Kesimpulan
Aliran-aliran pendidikan klasik yaitu nativisme,
empirisme,
naturalisme,
konvergensi
merupakan
naturalisme
berpendapat
bahwa
pada
baik.
Bagaimana
hasil
perkembangannya
atau
yang
mempengaruhinya.Aliran
dan
pengalaman/pendidikan.
faktor
lingkungan,
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Idris, Zahara.1987. Dasar-Dasar
Padang: Angkasa Raya.
Kependidikan 1.
TEORI KOGNITIVISME
Oleh :
Anggi Anggraeni
Endah Widyawati
Nur Ummiati
Yulinar Kadri
TEORI KOGNITIVISME
A. Pendahuluan
Untuk membahas teori kognitivisme di dalam
pendidikan, kita bahas dahulu mengenai pengertian
pendidikan.
Ada
beberapa
pendapat
mengenai
diperoleh
dari
partisipasi
sederhana
dalam
masyarakat,
terutama
membawa
warga
bahwa
pendidikan
terkait
dengan
adaptasi
yang
disebut
belajar.
Untuk
kognitivisme,
humanistik
dan
adalah
psikologi
belajar
yang
khusus
yang
memungkinkan
manusia
Teori
(Gagne,
1976:
91).
Maksudnya,
teori
pemrosesan,
penyimpanan,
dan
masuk
melalui
indra,
pemecahan
masalah,
yang
berkaitan
dengan
lingkungan
di
sekitarnya.
Dengan
demikian,
(Stephan
&
Stephan,
1990).
Menurut
kognisi
menunjukkan
bahwa
ada
menggambarkan
kecenderungan
yang
penting
dalam
belajar, akan
tetapi
dalam
sebagai
faktor
kognitivisme
menggunakan
penguat,
sedangkan
reinforcement
sebagai
yang
menjadi
fokus
pembicaraan
pada
pendekatan behaviorisme.
Teori kognitivisme banyak digunakan dalam
dunia pendidikan. Teori kognitif memberikan penekanan
pada cara menstruktur pengetahuan yang ada di dalam
memori yang merupakan dasar operasi mental pada
waktu kegiatan berpikir berlangsung (Jamaris, 2013:
126). Oleh karena itu, banyak para pendidik yang
menerapkan pendekatan dan pembelajaran berbasis
kognitivisme yang melibatkan kemampuan kognitif dari
kemampuan yang awal hingga kemampuan yang tinggi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai
teori kognitivisme di atas dapat disimpulkan bahwa teori
kognitivisme adalah suatu teori yang menekankan pada
pemahaman terhadap pengalaman dan pengetahuan yang
Sastra
Abad
Menengah
yang
sangat
ilmu
pertanmanya
alam.
ketika
Dia
berusia
menerbitkan
10
tahun.
makalah
Dia
pun
yang
penelitian-penelitian
berhasil
awalnya,
dikumpulkan
akhirnya
dalam
dia
akan
mengeksplorasi
lingkungannya
dan
dan
adaptasi
lebih
luas
dibandingkan
bolak-balik
pendulum
dalam
memperluas
periode
di
mana
keduanya
mengalami
memeroleh
ide
tentang
tahap-tahap
melalui
interaksi
dengan
lingkungannya,
pikirannya
dan
proses
ini
akan
penelitiannya
manusia,
Bruner
tentang
evolusi
membagi
derajat
nama
benda
tersebut,
anak
pasti
dengan
Bruner
free
dunia
pendidikan
mengusulkan
discovery
learning.
teori
Teori
dan
yang
ini
Contohnya,
anak
diajarkan
untuk
jawaban
jawaban
2) Menimbulkan
keterampilan
memecahkan
memberikan
tiga
macam
manfaat:
(1)
diterima
atau
dipelajari
siswa
tanpa
Klasifikasi
Belajar
Ausubel
dan
Cara
Pembelajaran
Berdasarkan pandangan Ausubel ini, makna
belajar dapat diklasifikasikan ke dalam 2 dimensi.
Dimensi pertama, berhubungan dengan cara informasi
konsep
yang
telah
ada
dalam
struktur
unsur-unsur
pengetahuan
yang
yang
diberikan
kepada
pembelajar
yang
Pengaturan
awal
memberikan
kerangka
b) Progressive Differensial
Menurut
Ausubel,
pengembangan
konsep
hal
ini
guru
menjelaskan
dan
pelajaran
yang
telah
diberikan
untuk
berbeda
(Jamaris, 2013:
masalah
penelitian
sebatas
bagaimana
berbagai
individu
pengalaman
dengan
aktual
lingkungan
hasil
sekitarnya
permasalahan
yang
bertitik
berkaitan
tolak
dengan
dari
proses
manusia
dilakukannya
terlihat
dalam
dari
cara
memodifikasi
cara
yang
stimulus
atau
dengan
Kohler,
Vygotsky
menggunakan
menumbuhkembangkan
kemampuan
kognitif
seseorang.
Berkaitan dengan perkembangan sosio kultural,
Vygotsky juga mengemukakan bahwa interaksi sosial
berfungsi sebagai perantara budaya yang berlangsung
dalam komunikasi interpersonal antara anak dengan
orang dewasa atau teman sebayanya (Jamaris, 2013:
142).
Artinya,
proses
interaksi
sosial
akan
kebiasaan
dan
cara
berpikir
yang
mengalami
kesulitan
dalam
kemampuan
yang
sedang
e. Benyamin S. Bloom
Benyamin S. Bloom telah mengembangkan
taksonomi untuk domain kognitif. Taksonomi adalah
metode untuk membuat urutan pemikiran dari tahap
dasar ke arah yang lebih tinggi dari kegiatan mental
dengan enam tahap, yaitu pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Syah, 2008: 77).
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pemikiran
seorang manusia diawali dari suatu konsep sederhana
hingga menjadi konsep yang lebih kompleks.
f. Kurt Lewin
Teori belajar cognitive field menitikberatkan
perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial, karena
pada hakikatnya masing-masing individu berada di
dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis,
yang
disebut
life
space.
Life
space
mencakup
maka
dengan
bebas
pula
ia
dapat
Daftar Pustaka
Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Amsel, Abram. 1989. Behaviorism,
Neobehaviorism, and Cognitivism in
Learning Theory: Historical and
Contemporary Perspectives. Lawrence
Erlbaum Associates. Hillsdale, NJ:
Djaali. 2013.
Aksara.
Teori Konstruktivisme
Dosen Pengampu : Prof. Dr.Yoce Aliah Darma, M.Pd
Disusun :
Anissa Riadiyanti
Dessy Octaviani
Kokoh Taufan Setiawan
A. Pendahuluan
Belajar adalah sebuah proses yang
terjadi
pada
manusia
dengan
berpikir,
kecakapan
pengetahuan,
sebuah
atau
perilaku,
karya
dan karsa
manusia
bisa
lebih
Belajar
pula
baik
bisa
dari
berarti
manusia
tersebut.
Berpijak
Konstruktivisme
pengetahuan
dengan
dari
pandangan
berkembang.
dan
lingkungan
itu
Dasarnya
keterampilan
siswa
demi
sedikit.
Konstruktivisime
merupakan
proses
menerangkan
pembelajaran
bagaimana
yang
pengetahuan
telah
lama
dipraktikkan
Menurut
paham
dari
aliran
dalam
konteks
ialah
satu
skema
yaitu
suatu
sebagai
bahan
mentah
bagi
proses
yang
dia
bina
sendiri.
Murid
terhadap
kelanjutan
pola
Apabila
istilah
baru
telah
dari
pegangan
kerangka
baru
kuat
tentang
mereka,
sesuatu
yang
biasa
konstruktivisme.
dinamakan
dengan
kognitif
siswa
berdasarkan
pengalaman.
didefinisikan
sebagai
sesuai
Konstruktivisme
dengan
pengalamannya.
sebenarnya
bukan
lebih
dinamis.
Model
pembelajaran ini
Konstruktivisme
dianggap
sebagai
2008:11).
Namun,
perkembangannya
kontruktivisme
menjadi
dalam
penafsiran
semakin
meluas
3) Belajar
pada
dasarnya
adalah
dapat
memecahkan
dimanfaatkan
persoalan
yang
untuk
lain.
menemukan
jawaban
yang
baru,
bagaimana
karena
tidak
menemukan
paham
cara
pengetahuan
melalui
mampu
peresepsi, konsep,
proses kognitif
menginstegrasikan
pengalaman baru ke
ada
sehingga
cocok
dengan
baru
berdasarkan
akan
dikonstruk
pengetahuan
yang
kembali
sudah
baru.
C. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme
Dalam
kaitannya
dengan
prinsip
1)
Selama
belajar,
membangun
sendiri
pembelajaran
pemahaman-
kepada
sangat
pemahaman
nya
yang
bermakna
cara
belajar
yang
berbeda
guru
mengkonstruk
untuk
pengetahuan
membantu
dengan
masalah
dengan
konstruktivisme
berpandangan
bahwa
dengan
keterampilan
dan
latar
bantuan
guru
menemukan
keterampilan-
ketiga
tahap
dalam
pembelajaran
spesifikasinya.
Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka
merencanakan penyelidikan.
Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan
3. Fase Aplikasi
Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya,
dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil kelompok
siswa
merumuskan
rekomendasi
pemula
yang
untuk
para
ingin
F. Kesimpulan
Pada dasarnya Teori konstruktivisme diartikan
sebagai suatu pendekatan disaat siswa harus secara
individual menemukan dan menstransformasikan
informasi yang kompleks, memeriksa informasi
dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu.
Konsep dasar konstruktivisme merupakan suatu
unsur ketika seseorang dapat membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan
informasi baru dengan pemahamannya yang sudah
ada. Peranan (Implementasi) Teori Konstruktivisme
bila diterapkan di kelas akan terbentuk: a)
Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam
belajar. b) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan
memberikan kesempatan beberapa waktu kepada
siswa untuk merespon. c) Mendorong siswa berpikir
tingkat tinggi. d) Siswa terlibat secara aktif dalam
dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya.
mendorong
terjadinya
diskusi.
f)
Guru
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Dalyono, Psokologi pendidikan, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2009.
Pranowo,
Teori
Belajar
Bahasa,
Yogyakarta:
Model-Model
Mengembangkan
Pada
Pembelajaran
Profesionalisme
Guru
berbasis
Kencana, 2005.
kompetensi
Jakarta: