Sebelum masuk ke konsep alangkah baiknya kita tau pengertian dari pendidikan agar kita
nanti bisa mengetahui gambaran konsep pendidikan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia pendidikan berasal dari kata didik yang berarti proses atau
cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam UU Ssisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasam, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
M.J. Langeveld, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
diberikan kepada anak, tertuju pada pendewasaan anak atau lebih tepat membantu anak agar
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
AD. Marimba adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
pekembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Emile Durkheim, Pendidikan adalah tindakan yang dilaksanakan generasi tua terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Pendidikan diartikan sebagai sebuah proses manusia untuk menjadi seorang manusia
seutuhnya dengan berbagai tempaan yang ada di lingkungannya. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Ki Hajar Dewantara mengenai tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga,
sekolah serta masyarakat.
Menurut Peters, 1980, Konsep pokok pendidikan adalah mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman. Dengan demikian manusia dapat melaksanakan hidup dan kehidupan dengan
baik.
Secara filosofis, pendidikan dapat dipandang sebagai proses memanusiakan manusia lewat
pembudayaan atau proses hominisasi2 dan humanisasi3. Pendidikan harus ditelaah secara
ilmiah, bersifat kritis, metodis dan sistematis.
Secara psikologis, pendidikan adalah proses pendewasaan anak muda oleh orang dewasa
yang susila.
Secara teologis, pendidikan dapat dipandang sebagai proses pembentukan warga surgawi.
Secara sederhana dapat dikatakan pendidikan lebih terkait dengan transfer nilai-nilai
kemanusiaan sedangkan pengajaran lebih terkait dengan transfer ilmu pengetahuan atau
informasi.
Pendidikan
1
Pembelajaran
Internalisasi nilai-nilai terjadi melalui proses transfer dan transformasi, pewarisan dan pengembangan, kepada
generasi penerus dan pengembang.
2
Homonisasi adalah proses pemanusiaan yang pada umumnya.
3
Humanisasi adalah proses pemanusiawian manusia.
Perlu ditegaskan kembali bahwa proses pembentukan diri dalam konsep pendidikan terjadi
secara aktif, oleh si terdidik sendiri. Ia ( si terdidik) bukan dibentuk melainkan membentuk
dirinya sendiri dengan bantuan orang yang telah dewasa dan susila
(sikap/tindakan/kebiasaan yang baik yang berlaku di masyarakat)
“Memanusiakan manusia”. Yang dimanusiakan adalah manusia, yaitu manusia muda, yang
belum dewasa dan susila. Manusia muda itu adalah manusia yang masih harus dimanusikan
atau manusia yang masih belum utuh (on going formation).
Bagaimanapun, manusia muda itu sudah memiliki potensi yang dibawa sejak lahir
(alamiah), tidak diberikan dari luar dirinya oleh siapa pun. Dalam hal ini pendidikan dapat
dikatakan sebagai “pemberdayan” melalui “pembudayaan” yang bersifat pribadi, otentik dan
individual. Dengan ini ditegaskan bahwa pendidik hanyalah membantu memberikan
stimulus (pembimbing).
Pendidikan bersifat membantu dalama tiga aspek, yaitu individual, sosial, dan kepribadian.
Secara individual, pendidikan memberikan bantuan untuk mengembangkan daya piker
(intelektual), menguasai IPTEK, mengambil keputusan, memecahkan masalah kehidupan,
dan mengembangkan berbagai keterampilan. Secara sosial, pendidikan memberikan
bantuan mengembangkan kebersamaan, solidaritas, kekitaan, membangun komunitas dan
memperkuat hubungan antara manusia. Secara kepribadian, pendidikan membantu
membentuk kekuatan batin, seperti harga diri, percaya diri, dan harapan masa depan.
Tujuan Pendidikan
Tujuan dalam kehidupan sangat penting. Tujuan akan menjadi petunjuk bagi manusia untuk
menentukan langkah-langkahnya. Tanpa tujuan, kehidupan manusia tidak akan lengkap dan
terarah. Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang mampu berpikir.
Setiap manusia memiliki tujuan hidup yang akan mereka capai berbeda-beda. Demikian pula
dengan tujuan pendidikan, ia banyak memiliki berbagai macam tujuan.
Menurut Aman Sharma, ada enam tujuan pendidikan
Pertama, Knowledge Aim yaitu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Kedua, Vocational Aim yaitu untuk membangun individu-individu yang memiliki
kecakapan sosial. Implementasinya adanya kurikulum yang berisikan praktek pengalaman
lapangan.
Ketiga, Characater-Building Aim yaitu untuk menghasilkan individu dengan self-realization
atau realisasi diri. Realisasi diri hanya bisa melalui pendidikan moral yang menanamkan
kebijakan-kebijakan mora dan nilai-nilai yang akan membentuk karakter.
Keempat,Complete-Living Aim yaitu untuk membantu individu memenuhi berbagai macam
kebutuhan dan keperluan hidup seperti pemeliharaan diri, pemenuhan kebutuhan hidup,
melahirkan dan merawat anak, menyelenggarakan tanggung jawab sebagai warga Negara,
dan memanfaatkan waktu senggang sebaik-baiknya.
Kelima, Harmonious yaitu untuk membangun semua aspek individu baik fisik, intelektual,
sosial dan spiritual. Sejatinya pendidikan mampu membangun hubungan 3H (Head, Heart
and Hand).
Keenam, Democratis Aim Of Education yaitu untuk menghasilkan warga Negara yang
demokratis
Tujuan pendidikan setiap orang pun berbeda-beda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu pengalaman, kepribadian, lingkungan. Sehingga para pakar pendidikan berpendapat
tujuan pendidikan adalah pemberdayaan anak/peserta didik.
B. Kebudayaan
Menurut KBBI, kebudayaan adalah sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata
bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari akta budaya yang cenderung merujuk pada
arti pola pikir manusia.
Kebudayaan adalah hasil usaha manusia untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah suatu cara hidup untuk berkmabang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Menurut Koentjaraningrat, ada 7 unsur kebudayaan yaitu : sistem religi, sistem oranisasi
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian, sistem teknologi, bahsa dan
kesenian.
Menciptakan kehidupan yang damai dan penuh toleransi merupakan tugas kebudayaan.
Kearifan lokal seperti yang tersebar pada masyarakat Indonesia, dari Aceh sampai Papua.
Kenyataan tersebut mengharuskan untuk memperhatikan pendekatan budaya sebagai sebuah
konsep rekayasa sosial perlu diinterpretasikan. Termasuk upaya mewujudkan masyarakat
multicultural melalui pendidikan berbasis pendekatan sosial dan budaya. Modal sosial dan
modal budaya menjadi unsur penting sejauh mana suatu masyarakat menerima pendidikan
multicultural.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia yang memiliki masyarakat
multicultural, karena pendidik aslinya merupakan minoritas sementara mayoritas penduduk
lainnya merupakan pendatang dari negara-negara lain, maka mereka cepat menerima konsep
pendidikan multicultural. Di pihak lain, negara-negara Inggris, Jerman, Perancis dan
Belanda yang merupakan negara-negara colonial tidak secepat negara Amerika, Kanada, dan
Australia dalam menerima konsep pendidikan multicultural. Hal ini karena negara colonial
memiliki kebiasaan diskriminatif terhadap negara-negara jajahannya.
Sementara itu, negara-negara yang mayoritas penduduknya merupakan penduduk asli seperti
India, China dan Indonesia, meskipun penduduk aslinya memiliki keragaman latar belakang
bahasa, ras, suku dan agama relatif lama menerima konsep pendidikan multicultural. Hal
tersebut dikarenakan, ketiga negara itu, khususnya Indonesia telah menerapkan politik
monokulturalisme dalam rangka mengindari konf;il antar penduduk yang berbeda. Oleh
karena itu, pendidikan multicultural pending diupayakan melalui pendidikan multicultural.
Masyarakat, kebudayaan dan pendidikan adalah tiga hal yang saling berkaitan satu dengan
yang lain dapat digambarkan sebagai berikut:
Masyarakat Kebudayaan
Pendidikan