Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan

FILSAFAT sebagai
pematangan,pe
PENDIDIKAN manusiaan,dan
orientasi
pedagogik
KELOMPOK 6
Kelompok 6

1.Silviani Br Sembiring
2.Rio Ferdinand Sianturi
3.Desglory Natalia Sihombing
4.Riska Greselia Manullang
Hakikat Pendidikan

Penguraian makna dari Hakikat Pendidikan


Pendidikan adalah proses seumur hidup–
Pendidikan adalah proses seumur hidup karena
setiap tahap kehidupan seseorang akan
memperoleh pengalaman, yang berarti bisa
menjadi pelajaran penting untuk pendidikan
dirinya.

Pendidikan adalah proses yang sistematis–


Berdasar pada aktivitas yang ada di lembaga
maka pendidikan akan teregulasi dan
sistematis.
Pendidikan adalah perkembangan individu dan masyarakat–
Maksudnya adalah kekuatan untuk perkembangan sosial,
yang membawa perbaikan dalam setiap aspek masyarakat.

Pendidikan adalah transformasi perilaku– Perilaku manusia


akan bisa diubah dan ditingkatkan melalui proses pendidikan.

Pendidikan adalah pelatihan dan pembelajaran– Indra,


pikiran, perilaku, aktivitas manusia dan keterampilan akan
diasah dengan cara yang yang baik dan benar sehingga bisa
bermanfaat dan menjawab segala masalah yang ada di
sosial/masyarakat.

Berdasarkan definisi John Dewey, pendidikan adalah


rekonstruksi secara berkesinambungan untuk mengubah
pengalaman menuju cara yang diinginkan secara sosial.
Pendidikan adalah kekuatan dan nila dalam diri manusia,
dengan begitu manusia berhak menjadi guru tertinggi di
bumi. Dengan later belakang tersebut, peran pendidikan
sangat berarti dan tidak terhitung bagi masyarakat
(manusia). Setiap masyarakat dan bangsa perlu membawa
kebahagiaan dan kemakmuran secara menyeluruh (holistik)
untuk masing-masing individu.
Pengertian dan Hakikat Pendidikan Indonesia

Berlandaskan UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 BAB 1, menyatakan bahwa pendidikan merupakan
upaya sistematis untuk melahirkan situasi belajar dan aktivitas pembelajaran yang kondusif sehingga
siswa bisa dengan leluasa memaksimalkan potensinya di bidang apapun mulai dari kecerdasan, akhlak,
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya dan masyarakat.

Berdasarkan pernyataan guru bangsa Ki Hadjar Dewantara ada lima dasar pada pendidikan, yakni:

Asas kemerdekaan; Memfasilitasi kebebasan kepada peserta didik. Maksud dari kebebasan disini tentu
sesuai dengan apa yang telah dicanangkan dimana peserta didik tetap patuh dengan norma moral
sebagai individu dan masyarakat yang bersinergi dengan alam.
Asas kodrat Alam; Manusia sebagai bagian dari alam tentu bisa mempelajari apa yang ada di alam. Bisa
membacanya dan menerima sebagaimana mestinya sebagai manusia yang wajar dan seimbang.
Asas kebudayaan; Berdasar pada kebudayaan bangsa, tetapi tetap melihat dan mempelajari
kebudayaan yang lebih maju. Kemajuan bukanlah sesuatu yang buruk akan tetapi bisa digunakan untuk
landasan memacu diri.
Asas kebangsaan; Membentuk perpaduan satu bangsa, perasaan gotong royong dalam senang dan
sedih, dan berjuang untuk bangsa dan tetap menghargai orang lain.
Asas kemanusiaan; Membimbing peserta didik menjadi manusia seutuhnya dan sewajarnya sebagai
manusia yang merupakan ciptaan Tuhan.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu
kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk

Pendidikan
melakukan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat

Karakter
hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya
adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu
secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah
hidup yang lebih baik.
Fungsi Pendidikan Karakter

Secara umum fungsi pendidikan ini adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik
sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku
baik.

Adapun beberapa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut;

•Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang
berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.

•Untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.

•Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan
internasional.

Character education seharusnya dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak.
Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta
memanfaatkan berbagai media belajar
Tujuan Pendidikan Karakter

Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun


bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral,
bertoleransi, dan bergotong-royong.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus
ditanamkan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama,
Pancasila, dan Budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter tersebut:

•Kejujuran •Rasa ingin tahu


•Sikap toleransi •Cinta tanah air
•Disiplin •Menghargai prestasi
•Kerja keras •Sikap bersahabat
•Kreatif •Perduli sosial
•Kemandirian •Rasa tanggungjawab
•Sikap demokratis •Religius
Pentingnya Pendidikan Karakter

Seperti kita ketahui bahwa proses globalisasi secara


terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter
masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter
akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada
perilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas,
penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian,
kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.
Hakikat Manusia
Menurut bahasa atau etimologi manusia merupakan suatu insan yang berakal budi (sanggup menguasai
makhluk lain); insan; maupun orang. Makhluk berarti; substansi yang dijadikan atau diciptakan oleh Tuhan
(seperti; manusia, binatang dan tumbuhan). Makna pengertian manusia secara bahasa ini memberikan
penjelasan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan diberikannya suatu kelebihan yaitu akal sehingga
dengan kelebihan itu lah dapat memungkinkan manusia untuk mengendalikan makhluk yang lain baik itu
binatang maupun tumbuhan. Secara terminologi atau yang biasa di sebut istilah pengertian manusia
dapat dilihat dari beberapa pendapat para ahli. Salah satu pendapat tersebut menurut Sastraprateja
adalah:

Manusia merupakan makhluk yang bersejarah. Hakikat manusia itu sendiri merupakan suatu historis, suatu
peristiwa atau kejadian yang bukan hanya semata-mata bentuk tunggal dari data (datum). Hakikat manusia
itu hanya dapat dilihat dari dalam perjalanan sejarah yakni perjalanan manusia.

Sastraprateja menyampaikan kelanjutan bahwasannya apa yang diperoleh dari pengamatan atau observasi
kita terhadap suatu pengalaman manusia adalah merupakan bentuk suatu rangkaian dorongan dan
orientasi yang dapat diambil melalui sejarah perjalanan umat manusia, yaitu; hubungan manusia terhadap
kejasmanian, alam di sekitarnya maupun terhadap lingkungan ekologis; lembaga-lembaga; keterikatan
masyarakat dan kebudayaan terhadap waktu dan tempat; hubungan timbal balik antara teori dan praktis;
kesastraan keyakinan dan para keyakinan. Semuanya adalah salah satu sintesis dan masing-masing saling
berpengaruh antara pengaruh yang satu dan pengaruh yang lainnya.
Hakikat Masyarakat
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut dengan istilah society, dari bahasa latin
societas dari socio yang berarti mengambil bagian, berbagi, menyatukan.
Masyarakat adalah suatu kumpulan orang-orang, atau suatu asosiasi sukarela
individu-individu yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.

Hakikat masyarakat dalam pandangan filosuf barat dengan pandangan Islam.


Masyarakat Islam sangat seimbang dalam memperhatikan hak individu dari
anggota masyarakatnya dan tetap harus taat atau tunduk pada aturan yang
sudah ditetapkan dalam kitab suci sebagai petunjuk yang sudah ditetapkan oleh
Allah ataupun aturan dan hukum yang dibuat oleh manusia untuk pengendalikan
dan mengontrol kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Hal tersebut dilakukan
untuk mencapai tujuan bersama yaitu dalam rangka menjaga harkat dan
martabat manusia serta menuju masyarakat yang makmur, adil dan beradab.
Kesimpulan

Jadi, Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.


Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami arti dan hakikat
hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan
secara benar. Fokus pendidikan diarahkan pada pembentukan kepribadian
unggul dengan menitik beratkan pada proses pematangan kualitas logika, hati,
ketrampilan, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik
kesempurnaan kualitas hidup. Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah
proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang
tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nurani secara utuh.
Pendidikan tidak dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan
peserta didik sama seperti gurunya. Proses pendidikan diarahkan pada proses
berfungsinya semua potensi peserta didik secara manusiawi agar mereka
menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian unggul
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai